Anda di halaman 1dari 40

PROSEDUR PENDIRIAN DAN PERIZINAN KOPERASI

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KOPERASI No.17 tahun 2012 DITINJAU DARI


SUDUT HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
(Studi kasus Koperasi Simpan Pinjam Cinta kasih Krakatau Bilal Medan)

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Hukum

Oleh:

Viktor Luga Hamonangan Harianja


NIM:120 200 408

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

1
PROSEDUR PENDIRIAN DAN PERIZINAN KOPERASI
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KOPERASI No.17 tahun 2012 DITINJAU DARI
SUDUT HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
(Studi kasus Koperasi Simpan Pinjam Cinta kasih Krakatau Bilal Medan)

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Hukum

Oleh:

Viktor Luga Hamonangan Hariandja


NIM: 120 200 408

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Disetujui Oleh:
Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

SURIA NINGSIH, SH., M.Hum


NIP. 196002141987032002

Editor,

SURIA NINGSIH, SH., M.Hum


NIP. 196002141987032002

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

2
ABSTRAK
PROSEDUR PENDIRIAN DAN PERIZINAN KOPERASI BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG KOPERASI NO.17 TAHUN 2012 DITINJAU DARI
SUDUT HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (STUDI KASUS
KOPERASI SIMPAN PINJAM CINTA KASIH KRAKATAU BILAL MEDAN)
*Viktor Luga Hamonangan Hariandja
**Suria Ningsih
***Boy Laksamana
Proses pendirian dan perizinan Koperasi merupakan hal yang utama yang
harus dilakukan oleh pendiri Koperasi sebelum melakukan aktivitasnya di
masyarakat. Hal ini di atur dalam Undang-undang Koperasi nomor 17 tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis proses
pendirian dan perizinan Koperasi studi kasus Koperasi Simpan Pinjam Cinta
Kasih Krakatau Bilal Medan serta kendala-kendala yang dihadapi dalam proses
penerbitan akta pendirian dan perizinan di Kota Medan. Jenis penelitian adalah
penelitian hukum yuridis normatif yaitu tipe penelitian yang difokuskan untuk
mengkaji penerapan kaedah-kaedah atau norma-norma dalam hukum positif.
Akta pendirian dan perizinan Koperasi berdasarkan Undang-undang
nomor 17 tahun 2012 yang diperjelas pada Peraturan Menteri Negara Koperasi
dan UKM nomor 1 tahun 2006 yaitu pasal 4 dan pasal 5 ayat (1) Para pendiri
wajib mengadakan rapat persiapan tangga untuk keperluan pendirian koperasi
yang dihadiri sekurang-kurangnya 20 (Dua Puluh) orang pendiri serta notaris dan
pejabat yang berwenang. Kendala dalam penerbitan akta pendirian dan perizinan
koperasi di Kota Medan antara lain pelayanan publik oleh instansi terkait dan
lambannya proses penerbitan akta, serta mahalnya biaya notaris sebagai bagian
dari proses administrasi Negara.
Kata kunci : Prosedur pendirian dan perizinan koperasi
*Mahasiswa Fakultas Hukum USU
**Dosen Pembimbing I / Sekaligus Ketua Departemen Hukum Administrasi
Negara Fakultas Hukum USU
***Dosen Pembimbing II / Dosen Fakultas Hukum USU

3
A. PENDAHULUAN
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti bahwa
dalam kegiatannya Koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan
ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi anggota
perkumpulan itu sendiri maupun untuk masyarakat di sekitarnya. Koperasi
sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan
di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotannya.Koperasi
mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari
orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam rangka usaha
untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas
tersebut, maka Pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan perkumpulan-perkumpulan Koperasi1.

Sebagai badan usaha berbadan hukum dan melakukan kegiatan berdasarkan


prinsip ekonomi, sesungguhnya koperasi adalah suatu kegiatan usaha karena
prinsip ekonomi itu sendiri merupakan filosofi yang tidak dapat dilepaskan dari
tujuan mencari keuntungan. Hal lainnya yang menunjukkan ciri koperasi sebagai
perkumpulan adalah status keanggotaan dan hak suara tentang keanggotaan
koperasi,pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Perkoperasian Nomor 17 Tahun 2012
menyatakan bahwa keanggotaan koperasi tidak dapat dipindah tangankan. Hal ini
berbeda dengan Perseroan Terbatas khususnya Perseroan Terbatas yang telah go
public dimana para pemegang saham dapat memper-jual belikan sahamnya
sewaktu-waktu.2

Seseorang dikatakan sejahtera apabila merasa bebas untuk mewujudkan


kehidupan individual dan sosialnya sesuai dengan aspirasi serta dengan
kemungkinan-kemungkinan yang tersedia bagi dirinya, tidak berarti bahwa yang
dikejar dalam menciptakan kesejahteraan hanya kebebasan. Kebebasan dari satu

1
I.G.Gde. Raka, Pengantar Pengetahuan Koperasi. (Jakarta: Departemen Koperasi,
1983), hlm. 15.
2
Sutantya Rahardja Hadikusuma,Hukum Koperasi Indonesia,Cet.II.(Jakarta:Raja
Grafindo Persada,2001),hlm. 1-2

4
orang akan berhadapan dengan kebebasan orang lain, demikian pula kepentingan
sekelompok orang akan berhadapan dengan kepentingan pihak lain, untuk itu
perlu ada keselarasan. Peran pemerintah dalam hal ini sangat diharapkan untuk
mewujudkan kondisi itu, baik melalui pengaturan, kebijakan tetentu, maupun
stelsel Perizinan.Perizinan itu sendiri dipandang sebagai salah satu instrumen
pengaturan yang paling banyak digunakan oleh pemerintahan dalam
mengendalikan masyarakat agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Melalui pemerintahan yang desentralistik, akan terbuka wadah demokrasi


bagi masyarakat lokal untuk berperan dalam menentukan nasibnya, serta
berorientasi kepada kepentingan rakyat melalui pemerintahan daerah yang
terpercaya, terbuka dan jujur serta bersikap tidak mengelak terhadap tanggung
jawab sebagai prasyarat terwujudnya pemerintahan yang akuntabel dan mampu
memenuhi asas-asas kepatuhan dalam pemerintahan.3

Dibentuknya daerah-daerah otonom diseluruh wilayah Indonesia, memiliki


keterkaitan erat dengan ketentuan pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang menyatakan
“Kedaulatan rakyat ditangan rakyat”. Pencerminan demokrasi dalam
pemerintahan daerah adalah merealisasikan politik desentralisasi untuk satuan-
satuan wilayah di Negara Indonesia. Sehingga dasar dan otonomi daerah
didasarkan pada keadaan dan factor-faktor rill dalam masyarakat serta untuk
mewujudkan keinginan masyarakat. Pemerintah daerah diberikan kekuasaan
untuk mengatur rumah tangganya sendiri. 4

Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dalam kerangka


hukum Tata Negara, pelimpahan wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah dalam negara Indonesia adalah dalam rangka melaksanakan asas
desentralisasi dan dekonsentrasi dalam kerangka negara kesatuan. Akibat mutlak
dari negara kesatuan adalah adanya stelsel pengawasan atas segala keputusan
pemerintah daerah dalam menyelenggarkan pemerintah daerah, sehingga selalu

3
Ridwan Juniarso,Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara dan Pelayanan
publik.Bandung:Nuansa.2009,hlm.229
4
Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945

5
diusahakan terpelihara kesatuan, harmoniasasi hubungan pusat dan daerah. Dalam
arti bahwa kemerdekaan daerah dalam mengurus rumah tangganya tidak merusak
hubungan negara dan daerahnya. Hubungan antara pusat dan daerah dalam negara
dan pemerintahan yang didesentralisir harus tetap ada dan terpelihara. 5

Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal salah satu koperasi
yang berdiri dikota Medan merupakan suatu bentuk usaha kecil menengah yg
menunjang ekonomi kerakyatan yang berusaha berperan nyata mengembangkan
dan memberdayakan tata ekonomi nasional yang berdasar atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi dalam rangka mewujudkan masyarakat maju, adil, dan
makmur.Untuk mencapai hal tersebut, keseluruhan kegiatan Koperasi harus
diselenggarakan berdasarkan nilai yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta nilai dan prinsip Koperasi.

Pembangunan Koperasi seharusnya diarahkan pada penguatan kelembagaan


dan usaha agar Koperasi menjadi sehat, kuat, mandiri, tangguh, dan berkembang
melalui peningkatan kerjasama, potensi, dan kemampuan ekonomi Anggota, serta
peran dalam perekonomian nasional dan global.

Banyak faktor yang menghambat kemajuan Koperasi. Hal tersebut berakibat


pada pengembangan dan pemberdayaan Koperasi sulit untuk mewujudkan
Koperasi yang kuat dan mandiri yang mampu mengembangkan dan meningkatkan
kerja sama, potensi, dan kemampuan ekonomi Anggota dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya hal inilah yang membuat
penulis berkeinginan untuk mengkaji permasalahan tersebut dalam skripsi
berjudul “Prosedur Pendirian dan Perizinan Koperasi Berdassarkan Undang-
Undang Koperasi No.17 Tahun 2012 Ditinjau dari Sudut Hukum Administrasi
Negara(Studi Kasus Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal Medan.

B. Perumusan Masalah
Dalam setiap penulisan skripsi tentulah ditemukan yang menjadi
permasalahan yang merupakan titik tolak bagi pembahasan nantinya. Adapun

5
Ridwan, Juniarso.Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik.
Bandung :Nuansa,.2009, hlm 165.

6
yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Gambaran umum Perkooperasian di Indonesia?


2. Bagaimanakah Prosedur Pendirian Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih
Krakatau Bilal Medan Berdasarkan Undang-Undang No.17 Tahun 2012?
3. Bagaimanakah Kendala-Kendala dalam Pendirian Koperasi Simpan
Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal Medan?

C. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian guna menemukan dan mengembangkan kejelasan
dari sebuah pengetahuan maka diperlukan metode penelitian. Karena dengan
menggunakan metode penelitian akan memberikan kemudahan dalam mencapai
tujuan dari penelitian,kemudian dalam mencapai tujuan dari peneliti, kemudian
penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan melalui penyelidikan
yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh
pemmecahan yang tepat terhadap masalah-masalah.

Maka dengan metode penelitian yang digunakan untuk menganalisa


permasalahan seperti diuraikan sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
normatif. Penelitian yuridis normatif adalah metode penelitian yang mengacu
pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-
undangan.Penelitian ini juga menggunakan pendekatan yuridis empiris, yaitu
penelitian yang menitikberatkan perilaku individu atau masyarakat dalam
kaitannya dengan hukum. 6

Penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis. Penelitian yang


bersifat deskriptif analitis merupakan suatu penelitian yang menggambarkan,
menelaah, menjelaskan, dan menganalisis peraturan hukum.Dengan menggunakan

6
Soerjono Soekanto dan Sri Mamadji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan
Singkat, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009, hlm 1.

7
sifat deskriptif ini, maka peraturan hukum dalam penelitian ini dapat dengan tepat
digambarkan dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian ini. Pendekatan
masalah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku (StatuteApproach)7

2. Sumber Data

Data yang kemudian diharapkan dapat diperoleh di tempat penelitian


maupun di luar penelitian adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Sumber data yang berupa keterangan-keterangan yang berasal dari pihak-


pihak atau instansi-instansi yang terkait dengan objek yang diteliti secara
langsung, yang dimaksudkan untuk lebih memahami maksud, tujuan dan
arti dari data sekunder yang ada.

b. Data Sekunder
Sumber data sekunder sebagai pendukung data primer yang di dapat
melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan membaca dan mempelajari
literatur-literatur, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

c. Data Tersier
Bahan hukum tersier yaitu kamus, ensiklopedia, dan bahan-bahan lain
yang dapat memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan-bahan
hukum primer dan sekunder yang berkaitan dengan permasalahan yang

dikaji.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpul data yang digunakan penulis untuk data primer adalah
wawancara. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelusuran data
sekuender adalah studi dokumentasi atau melalui penelusuran literatur. Kegiatan
yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu Studi
7
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana Prenada Media, 2010, hlm
87

8
Pustaka dengan cara identifikasi isi. Alat pengumpulan data dengan
mengidentifikasi isi dari data sekunder diperoleh dengan cara membaca,
mengkaji, dan mempelajari bahan pustaka baik berupa peraturan perundang-
undangan, artikel ,dari internet, makalah seminar nasional, jurnal, dokumen, dan
data- data lain yang mempunyai kaitan dengan data penelitian ini. 8

4. Analisis Data

Data yang di peroleh dari hasil penelitian kemudian di analisa dengan


menggunakan metode deskriptif kualitatif, berdasarkan disiplin ilmu hukum
dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada di lapangan. Kemudian di
kelompokkan, di hubungkan dan dibandingkan dengan ketentuan hukum yang

Berkaitan dengan koperasi.Dengan demikian,kegiatan analisis ini akan


memberikan solusi atas permasalahan dalam penelitian ini baik secara normatif
maupun secara faktual di lapangan

D.HASIL PENELITIAN

1. Perkembangan Koperasi di Indonesia


Sejarah perkembangan hukum koperasi di Indonesia sekurang-kurangnya
dapat dibagi menjadi 3 (tiga) periode, yaitu periode penjajahan Belanda, periode
pendudukan Jepang, dan periode Kemerdekaan, sebagaimana dijelaskan oleh
Sutantya Rahardja Hadhikusuma 9

A. Jenis koperasi
Dalam ketentuan Pasal 82 Undang-Undang nomor 17 tahun 2012
dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan
kepentingan ekonomi anggotanya.Sedangkan dalam Penjelasan pasal tersebut,
mengenai jenis koperasi ini diuraikan seperti antara lain,koperasi Simpan
Pinjam,Koperasi Konsumen,Koperasi Produsen,Koperasi Pemasaran,dan
Koperasi Jasa. Untuk koperasi-koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional

8
Soerjono Soekanto.Op.Cit.,hal 22
9
Sutantya Rahardja Hadikusuma. Op.Cit, hal.14 s.d. 30.

9
seperti pegawai negeri, anggota TNI, karyawan dan sebagainya, bukanlah
merupakan suatu jenis koperasi dalam arti sebenarnya.
Jenis koperasi ini, jika ditinjau dari berbagai sudut pendekatan maka
dapatlah diuraikan seperti berikut :10

1. Berdasar pendekatan sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka dikenal


jenis-jenis koperasi seperti berikut:
a. Koperasi Konsumsi
b. Koperasi Kredit
c. Koperasi Produksi
2. Berdasar pendekatan menurut lapangan usaha dan/atau tempat tinggal
para anggotanya, maka dikenal beberapa jenis koperasi antara lain:

a. Koperasi Desa
Koperasi desa adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
penduduk desa yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang
sama dalam koperasi dan menjalankan aneka usaha dalam suatu
lingkungan tertentu. Untuk satu daerah kerja tingkat desa, sebaiknya
hanya ada satu Koperasi Desa yang tidak hanya menjalankan
kegiatan usaha bersifat single purpose, tetapi juga kegiatan usaha
yang bersifat multi purpose (serba usaha) untuk mencukupi segala
kebutuhan para anggotanya dalam satu lingkungan tertentu, misalnya
usaha pembelian alat-alat pertanian, usaha pembelian dan penyaluran
pupuk, usaha pembelian dan penjualan kebbutuhan hidup sehari-hari
dan sebagainya.

b. Koperasi Unit Desa (KUD)


Koperasi Unit Desa ini lahir berdasar Instruksi Presiden Republik
Indonesia No.4 Thun 1973, adalah merupakan bentuk antara dari
Badan Usaha Unit Desa (BUUD) sebagai suatu lembaga ekonomi
berbentuk koperasi, yang pada tahap awalnya merupakan gabungan
dari koperasi-koperasi pertanian atau koperasi desa dalam wilayah
10
Nindyo Pramono,Op.Cit,hal.118

10
Unit Desa, yang dalam perkembangannya kemudian dilebur atau
disatukan menjadi satu KUD.

Dengan keluarnya Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 2


Tahun 1978, KUD bukan lagi merupakan bentuk antara dari BUUD
tetapi telah menjadi organisasi ekonomi yang merupakan wadah bagi
pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan
yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat pedesaan itu
sendiri serta memberikan pelayanan kepada anggotanya dan
masyarakat pedesaan.

c. Koperasi Konsumsi
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri
dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam
lapangan konsumsi. Koperasi jenis ini biasanya menjalankan usaha
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari para anggotanya dan
masyarakat sekitarnya
d. Koperasi Pertanian (Koperta).
Koperta adalah Koperasi yang angota-anggotanya terdiri dari para
petani pemilik tanah, penggadoh atau buruh tani, dan orang-orang
yang berkepentingan serta bermata pencaharian yang berhubungan
dengan usaha-usha pertanian

e. Koperasi Peternakan.
Koperasi Peternakan adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari
peternak, pengusaha peternakan dan buruh peternakan yang
berkepentingan dan mata pencahariannya langsung berhubungan
dengan soal-soal peternakan.

f. Koperasi Perikanan.
Koperasi Perikanan adalah Koperasi yang anggotanya terdiri dari
para peternak ikan, pengusaha perikanan, pemilik kolam ikan,
pemilik alat perikanan, nelayan, dan sebagainya yang kepentingan

11
serta mata pencahariannya langsung berhubungan dengan soal-soal
perikanan.

g. Koperasi Kerajinan atau Koperasi Industri.


Koperasi Kerajinan atau Koperasi Industri adalah Koperasi yang
anggota-anggotanya terdiri dari para pengusaha kerajinan/industri
dan buruh yang kepentingan serta mata pencahariannya langsung
berhubungan dengan kerajinan atau industri

h. Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit


Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit adalah Koperasi yang
angota-anggotanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai
kepentingan langsung dalam soal-soal perkreditan atau simpan
pinjam

1. Berdasarkan pendekatan menurut golongan fungsional atau dikenal jenis-


jenis koperasi misalnya koperasi Angkatan laut (KOPAL),koperasi
pegawai negeri (KPN), Koperasi Angkatan Darat (KOPAD),koperasi
angkatan udara (KOPAU), Koperasi Angkatan Kepolisian, Koperasi
Pensiunan Angkatan Darat, Koperasi Pensiunan Pegawai negeri, Koperasi
Karyawan dan lainnya.
2. Berdasarkan pendekatan sifat khusus dari aktifitas dan kepentingan
ekonominya maka dikenal jenis-jenis koperasi,misalnya koperasi
batik,koperasi asuransi dan sebagainya.

B. Anggaran dasar koperasi


Anggaran dasar koperasi merupakan aturan dasar yang mengatur secara
langsung kehidupan koperasi serta hubungan antara koperasi dengan para
anggotanya untuk terselenggaranya tertib organisasi Koperaasi.Dalam batas-batas
tertentu,anggaran dasar koperasi dianggap sebagai peraturan interen koperasi yang
harus ditaati oleh seluruh perangkat organisasi koperasi termasuk seluruh
perangkat yang terdapat padakoperasi

12
Anggaran dasar koperasi pada hakekatnya dibuat dan disahkan oleh rapat
anggota, meskipun dalam praktek biasanya telah disiapkan konsep anggaran dasar
sebelumnya dengan tujuan agar rapat anggota berjalan lancar dan terarah.Pada
umumnya, anggaran dasar koperasi memuat ketentuan-ketentuan pokok sebagai
berikut:11

a. Nama koperasi
Nama koperasi ini penting, baik nama lengkap koperasi maupun nama
singkatannya. Nama koperasi harus mencerminkan dengan jelas usaha
yang dilaksanakan koperasi yang bersangkutan dan harus dapat
membedakan dengan nama koperasi lainnya, untuk menghindarkan
kerancuan dalam masyarakat.
b. Tempat atau daerah kerja
Tempat kerja adalah lokasi di mana kantor utama koperasi melakukan
kegiatan usahanya dan atau manajemennya. Tempat kerja harus
dicantumkan dalam angggaran dasar koperasi untuk menunjukkan alamat
koperasi yang bersangkutan terutama dalam kaitannya jika melakukan
hubungan-hubungan hukum dengan pihak ketiga.Sedangkan daerah kerja
adalah wilayah kegiatan koperasi tersebut yang diantaranya terkait dengan
wilayah pemerintahan.
Maksud dan tujuan koperasi yang merupakan kesepakatan para anggota
harus dirumuskan dengan jelas dalam anggaran dasar koperasi disamping
tujuan pokok yang sudah jelas tertuang dalam Undang-Undang Koperasi.
Hal ini akan memberikan arah bagi para pengelola koperasi demi
kepentingan para anggotanya.
c. Syarat-syarat keanggotaan
Dalam anggaran dasar koperasi perlu dimuat ketentuan-ketentuan obyektif
berkenaan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon anggota
koperasi untuk dapat diterima menjadi anggota.Selain itu perlu diatur

11
Sutantya Rahardja Hadikusuma. Op.Cit. hal. 69.

13
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan objektif berkenaan dengan hal
keluar atau berhentinya keanggotaan koperasi serta alasan-alasannya.Hal
ini untuk menghindari munculnya pertimbangan-pertimbangan subyektif
dalam hal pemberhentian anggota.
d. Tentang permodalan
Faktor modal sebagai salah satu unsur penting dalam usaha koperasi
mutlak diperlukan meskipun koperasi bukan merupakan suatu badan usaha
yang bersifat akumulasi modal. Oleh karena itu, faktor modal ini perlu
diatur secara jelas, tegas dan konkrit didalam anggaran dasar
koperasi,yaitu bagaimana mendapatkan modal dan bagaimana
memanfaatkannya, harus diatur secara mendasar didalam anggaran dasar
koperasi.
e. Hak dan kewajiban serta tanggung jawab anggota
Hak dan kewajiban anggota diluar yang sudah diatur secara jelas dalam
Undang-Undang Koperasi, khususnya yang menyangkut hak dan
kewajiban intern/kedalam koperasi, perlu dirumuskan dalam anggaran
dasar koperasi.Misalnya berhubungan dengan kewajiban membayar
simpanan-simpanan dan sebagainya, dan hak untuk ikut rapat didalam
Rapat Anggota serta mengeluarkan pendapat/suara didalam rapat
tersebut.Tanggung jawab para anggota koperasi sehubungan dengan
hutang-hutang koperasi, baik dalam hal kepailitan maupun diluar
kepailitan, perlu diatur dalam anggaran koperasi.
f. Pengurus dan pengawas koperasi
Pengurus koperasi merupakan unsur penting dalam koperasi, sebab
perkembangan dan keberhasilan usaha koperasi sangat tergantung dari
bagaimana cara mengelola dan kejujuran dari pengurus. Oleh karena itu,
menyangkut status,masa jabatan, tugas dan kewenangan, hak dan
kewajiban, serta tanggung jawab dari pengurus, perlu diatur dalam
anggaran dasar koperasi. Demikian juga bagi Pengawas Koperasi, masalah
kewenangan yang ada didalam menjalankan kepengawasan pada jalannya

14
pengelolaan/kepengurusan koperasi yang dilakukan oleh pengurus harus
pula diatur secara jelas dan tegas dalam anggaran dasar koperasi.
g. Rapat anggota dan keputusan rapat anggota
Rapat Anggota Koperasi merupakan kekuasaan dan kekuatan tertinggi
dalam badan usaha koperasi.Sebab dalam rapat anggota inilah hak-hak
dari para anggota koperasi dapat dilaksanakan, dan dalam rapat anggota ini
juga dihasilkan keputusan-keputusan yang mengikat dan harus
dilaksanakan oleh pengurus maupun anggota koperasi. Oleh sebab itu,
harus diatur secara tegas dalam anggaran dasar koperasi mengenai tata
cara dan prosedur rapat anggota, forum rapat, dengan segala ketentuan
yang menyangkut tata tertib rapat, keputusan-keputusan yang akan
dihasilkan, dan semuanya tersebut harus dapat menjamin bahwa semua
anggota diberi kesempatan hadir dalam rapat dan berbicara untuk
mengeluarkan pendapatnya dalam forum rapat anggota tersebut.
h. Penetapan tahun buku
Tahun buku koperasi biasanya berjalan dari tanggal awal berdirinya
koperasi dan berakhir pada tanggal akhir dari bulan kedua belas, dihitung
dari tanggal awal bulan dimana tahun buku dimulai. Pada akhir tahun buku
inilah akan diketahui hasil usaha koperasi yang bersangkutan, apakah
menunjukkan saldo lebih(laba) ataukah rugi. Oleh karena itu di dalam
anggaran dasar koperasi perlu diatur ketentuan-ketentuan mengenai tahun
buku ini, bagaimana cara menyelenggarakannya, bagaimana cara membagi
hasil usaha, berapa banyak disisihkan untuk dana cadangan, dan lain
sebagainya.

C. Perangkat organisasi koperasi.


Salah satu badan usaha yang berstatus badan hukum (rechts persoon),
maka keberadaan koperasi diakui seperti manusia/orang (person) atau subyek
hukum yang memiliki kecakapan bertindak, memiliki wewenang untuk
mempunyai dan mencari harta kekayaan, serta dapat melakukan perbuatan-

15
perbuatan hukum seperti membuat perjanjian-perjanjian, menggugat dan digugat
di muka pengadilan, dan sebagainya.
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012, ketentuan mengenai
perangkat organisasi koperasi diatur dalam Pasal 21 beserta Penjelasannya, terdiri
dari12:
a. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di dalam
struktur kehidupan koperasi, dan merupakan perwujudan kehendak dari para
anggota koperasi untuk membicarakan segala sesuatu menyangkut kehidupan
serta pelaksanaan koperasi.Dalam rapat anggota koperasi ini, para anggota
koperasi bebas untuk berbicara, memberikan usul, pandangan dan tanggapan atau
saran untuk kebaikan jalannya kehidupan koperasi.Keputusan-keputusan yang
diambil dalam rapat anggota, harus diambil berdasarkan musyawarah untuk
mencapai mufakat.Apabila keadaan memaksa karena tidak tercapainya mufakat,
maka pengambilan keputusan berdasar atas suara terbanyak.Bagi Koperasi
Sekunder, ketentuan mengenai hak suara dalam pemungutan suara, ditentukan
atau dilakukan secara berimbang. Perimbangan suara tersebut ditentukan menurut
pertimbangan jumlah anggota yang terhimpun oleh masing-masing koperasi dan
jasa usaha koperasi-koperasi bersangkutan. Perimbangan suara ini, pengaturannya
harus terlebih dahulu ditetapkan didalam anggaran dasar koperasi bersangkutan.
Menurut ketentuan Pasal 33 Undang-Undang No.17 Tahun 2012, rapat
anggota keperasi menetapkan13:
a. Menetapkan kebijakan umum koperasi
b. Mengubah anggaran dasar
c. Memilih,mangangkat,dan memberhentikan pengawas dan pengurus
d. Menetapkan rencana kerja,rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi
e. Menetapkan batas maksimum pinjaman yang dapat dilakukan oleh
pengurus untuk dan atas nama koperasi

12
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 21
13
Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tentang Perkoopersaian Pasal 33

16
f. Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban pengawas dan
pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing.
g. Menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha
h. Memutuskan penggabungan,peleburan, kepailitan, dan pembubaran
Koperasi
Kaitannya secara langsung dengan pembinaan koperasi, biasanya turut
diundang dalam rapat anggota dan diberi kesempatan berbicara untuk memberikan
bimbingan dan pembinaan dalam rapat anggota tersebut bagi kepentingan
perkembangan koperasi.
Biasanya didalam anggaran dasar pada setiap koperasi Indonesia, telah
diatur dan ditentukan mengenai syarat sahnya rapat anggota, berapa jumlah
anggota harus hadir untuk menentukan sahnya rapat anggota, dan
sebagainya.Ketentuan untuk mencapai forum agar rapat anggota tersebut sah,
biasanya adalah separuh dari jumlah anggota harus hadir ditambah satu.
Keputusan yang diambil/dihasilkan dalam rapat anggota koperasi ini
bersifat mengikat seluruh anggota koperasi, baik yang hadir dalam rapat maupun
yang tidak hadir.Oleh karena itu, kegiatan di dalam rapat anggota ini harus dicatat
dan dibuat suatu notulen rapat oleh Sekretaris.Notulen rapat ini umumnya memuat
tentang :
1. Daftar hadir
2. Tanggal dan tempat rapat diadakan
3. Acara rapat
4. .Inti pembicaraan rapat
5. Kesimpulan dan/atau keputusan yang diambil oleh rapat anggota
Notulen rapat tersebut ditandatangani oleh Ketua Pengurus atau Pimpinan
sidang dan Sekretaris (Notulis).

b. Pengurus Koperasi.
Pengurus adalah perangkat organisasi koperasi yang setingkat dibawah
kekuasaan Rapat Anggota.Dialah yang mempunyai kewenangan untuk mewakili

17
koperasi sebagai Badan Hukum, baik dimuka Pengadilan maupun di luar
Pengadilan.
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012, tentan Pengurus Koperasi
Indonesia ini, diatur didalam Pasal 50 sampai dengan Pasal 65. Dari ketentuan
dalam pasal-pasal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengurus Koperasi
dipilih dari dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota, untuk masa jabatan
selama 5 (lima) tahun, dengan kemungkinan dapat dipilih kembali. Sedangkan
koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi, pengurusnya dipilih
dari anggota-anggota koperasi.
Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi Pengurus Koperasi
Indonesia ditetapkan dalam anggaran koperasi. Kualifikasi pengurus yang
sekurang-kurangnya seperti berikut:
1. Terdaftar sebagai anggota yang sah dan mempunyai pengalaman dalam
usaha koperasi.
2. Dapat menyediakan waktu untuk menghadiri rapat pengurus, serta turut
mengeluarkan pendapat dan buah pikiran yang berguna demi kemajuan para
anggota.
3. Mengerti dan mempunyai pengalaman tentang organisasi koperasi, serta
aktif memperhatikan kemajuan organisasi koperasi.
4. Mampu menyerap usul-usul keberatan dari pihak anggota guna kebaikan
bersama, serta membicarakannya dalam rapat pengurus serta menghargai
pendapat sesama anggota walaupun tidak selalu sama,sebelum mengambil
keputusan.
5. Sanggup mematuhi dan menjalankan setiap keputusan rapat pengurus.
6. Memiliki sikap terbuka dan mau menerima kemajuan teknologi baru dan
penemuan-penemuan kearah pembaharuan.
Pengurus adalah pemegang kepercayaan dan pemegang jabatan
kehormatan, karenanya ia harus mampu mengemban amanat para anggota yang
telah memberikan kepercayaan padanya.Mengenai tugas dan kewenangan

18
pengurus, sesuai dengan ketentuan Pasal 58 undang-Undang Nomor 17 Tahun
2012, adalah seperti berikut 14:
1. Mengelola koperasi berdasarkan anggaran dasar
2. Mendorong dan memajukan usaha anggota
3. Menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan
belanja koperasi untuk diajukan kepada rapat anggota
4. Menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
untuk diajukan kepada rapat anggota
5. Menyusun rencana pendidikan,pelatihan,dan komunikasi koperasi untuk
diajukan kepada rapat anggota
6. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib
7. Menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien
8. Memelihara buku daftar anggota,buku daftar pengawas,buku daftar
pengurus, buku daftar Pemegang Sertifikan Modal Koperasi, risalah rapat
anggota
9. Melakukan upaya lain bagi kepentingan,kemanfaatan,dan kemajuan
Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat anggota
Sebagai perangkat organisasi dari suatu badan hukum koperasi, yang
diberi kewenangan untuk melakukan tindakan-tindakan hukum dan upaya-upaya
hukum untuk dan atas nama badan hukum koperasi yang bersangkutan, pengurus
bertanggung jawab atas perbuatannya jika terjadi risiko kerugian pada koperasi
tersebut. Menurut ketentuan Pasal 60 ayat 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2012, terhadap kerugian yang diderita oleh koperasi, Pengurus secara bersama-
sama (renteng) maupun sendiri-sendiri (pribadi) menanggung kerugian tersebut,
jika kerugian itu terjadi yang disebabkan oleh tindakannya yang disengaja atau
akibat kelalaiannya. Namun, jika kerugian tersebut bukan akibat dari tindakan
sengaja ataupun bukan akibat kelalaian pengurus, dan pengurus bersangkutan
dapat membuktikannya, maka tanggungjawab beralih kepada koperasi sebagai
suatu badan hukum.

14
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian,pasal 58

19
c. Direksi atau Manajer sebagai pengelola koperasi.
Untuk mewujudkan profesionalisme dalam pengelolaan usaha koperasi,
pengurus diberi kuasa untuk menangkat tenaga Pengelola, yang mempunyai
keahlian dalam mengelola usaha koperasi tersebut.Pengangkatan pengelola oleh
pengurus ini harus mendapat persetujuan dari Rapat Anggota.
Pengelola sebagai manajer atau direksi ini, diberi wewenang dan kuasa
yang dimiliki oleh pengurus, yang besarnya ditentukan sesuai dengan kepentingan
koperasi.Dengan demikian pengurus tidak lagi melaksanakan sendiri wewenang
dan kuasa yang dimilikinya, karena sudah dilimpahkan kepada pengelola.
Sehingga tugas pengurus beralih menjadi mengawasi pelaksanaan wewenang dan
kuasa yang dilakukan oleh pengelola.
Pengelola ini bertanggungjawab sepenuhnya kepada pengurus, karena
hubungan antara pengelola dengan pengurus berdasar atas hubungan kerja, yang
tunduk pada hukum perikatan pada umumnya. Hubungan kerja antara pengelola
dengan pengurus tersebut dilakukan secara kontraktual, sesuai dengan apa yang
telah mereka perjanjikan sebelumnya.
Koperasi pada dasarnya memerlukan tenaga manajer untuk menjalankan
kegiatan usahanya.Peranan manajer dikaitkan dengan volume usaha, modal kerja
dan fasilitas yang diatur oleh pengurus.Manajer adalah karyawan yang diangkat
dan diberhentikan oleh pengurus, Manajer adalah pelaksana tugas sehari-hari di
bidang usaha koperasi dan bertanggung jawab kepada pengurus.
Fungsi Manajer dalam koperasi adalah :15
1. Perencanaan (Planning)
2. Penyelelarasan (coordinating)
3. Pengorganisasian (organizing)
4. Penuntun/pengarahan (directing)
5. Pengamatan (controlling)

15
Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
cetakan kedua, 1997 ) , hal. 119-120

20
Adapun syarat untuk dapat diangkat sebagai seorang Manajer pengelola
koperasi dapat dikemukakan disini antara lain adalah 16:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mempunyai jiwa dan sifat yang jujur.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Mempunyai keterampilan kerja dan berpengalaman dalam bidang usaha
koperasi.
5. Mengetahui seluk beluk pembukuan.
6. Mampu dan mau bekerja sama dengan orang lain.
Tugas dan kewajiban direksi atau manajer pengelola koperasi,antara
lain adalah :
a. Memimpin pelaksanaan kegiatan usaha yang telah digariskan oleh
Pengurus.
b. Mengangkat dan/atau memberhentikan karyawan koperasi atau kuasa
dan/atau persetujuan pengurus.
c. Membantu pengurus dalam menyusun anggaran belanja dan pendapatan
koperasi.
d. Melaporkan secara teratur kepada pengurus tentang pelaksnaan tugas yang
diberikan kepadanya, dan jika perlu dapat memberikan saran perbaikan
dan saran peningkatan usaha koperasi yang dilakukannya.
e. Memberikan pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan tugas kepada
pengurus koperasi.

d. Pengawas Koperasi.
Pengawas Koperasi merupakan perangkat organisasi koperasi yang dipilih
dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, serta bertanggungjawab
kepada rapat anggota.Dengan demikian, pengawas ini tidak dibenarkan diangkat
dari orang diluar koperasi.Tugas pengawas ini secara umum adalah mengawasi
jalannya kegiatan koperasi yang dilaksanakan oleh pengurus, dan hasil

16
Nindyo Pramono, loc.cit., hlm.130.

21
pengawasannya tersebut kemudian dilaporkan kepada rapat anggota secara
tertulis17.
Dalam anggaran dasar setiap koperasi Indonesia, biasanya memuat tentang
jumlah anggota pengawas, masa jabatannya, dan persyaratan untuk dipilih dan
diangkat sebagai anggota pengawas.Sebagai anggota pengawas, tidak dapat
merangkap jabatan sebagai pengurus, sebab kedudukan dan tugas pengawas ini
adalah mengawasi pelaksanaan tugas kepengurusan yang dilakukan oleh
pengurus.Sehingga jika terjadi perangkapan jabatan, sebagai anggota pengawas
sekaligus juga sebagai pengurus, maka laporan hasil pengawasan yang telah
dilakukan diragukan keobjektifannya.
Mengenai tugas dan wewenang pengawas didalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2012 diatur dalam Pasal 50 ayat 2, antara lain seperti berikut18 :
a. Menetapkan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar
b. Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus
dan pihak lain yang terkait
c. Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja
Koperasi dari pengurus
d. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada pengurus dalam melakukan
perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam anggaran dasar
e. Dapat memberhentikan Pengurus untuk sementara waktu dengan
menyebutkan alasannya.
Apabila dalam meneliti segala catatan tentang seluruh harta kekayaan
koperasi dan kebenaran dari pembukuannya yang tercermin dalam neraca dan
perhitungan laba-rugi menemui kesulitan, maka pengawas koperasi dapat
meminta jasa bantuan audit kepada Akuntan Publik. Yang dimaksud dengan jasa
bantuan audit adalah audit terhadap laporan keuangan maupun audit lainnya,
sesuai dengan keperluan koperasi tersebut. Disamping itu, koperasi dapat pula

17
G. Kartasapoetra, A. G. Kartasapoetra, Bambang S., dan A. Setiady, KoperasiIndonesia,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal. 18.
18
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkooperasian,pasal 50 ayat 2

22
meminta jasa lainnya dari akuntan publik, seperti antara lain konsultasi dan
pelatihan.
Jika seorang akuntan publik diminta jasanya untuk mengaudit laporan
keuangan/pelaksanaan pembukuan, maka dalam laporan akhir pemeriksaannya,
akuntan publik tersebut akan memberikan pendapatnya atas pelaksanaan
pembukuan yang telah dikerjakan oleh pengurus koperasi tersebut. Pendapat yang
diberikan/dikeluarkan oleh akuntan publik ini bersifat wajar tanpa syarat atau
unqualified opinion, yang menunjukkan bahwa neraca pembukuan untuk periode
tahun buku tersebut adalah layak dan sesuai dengan prinsip Akuntansi Indonesia.
Namun jika laporan pemeriksaan akuntan publik tersebut tidak memuat
pernyataan pendapatnya, atau jika memuat pernyataan pendapatnya, atau jika
memuat pernyataan tetapi bersyarat, hal itu menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembukuan yang dikerjakan oleh pengurus,tidak dikerjakan dengan baik sesuai
dengan norma-norma pembukuan yang ada19.
Mengenai isi laporan dari pengawas koperasi ini, paling sedikit harus
menyangkut perihal seperti berikut 20:
a. Uraian perkembangan usaha selama satu tahun, dibandingkan dengan
kondisi tahun buku yang lalu, lengkap dengan penjelasan tentang sebab
kemajuan dan kemunduran koperasi tersebut.
b. Perkembangan keuangan, simpanan anggota dan lainnya, maupun
pinjaman-pinjaman dari luar termasuk dari Bank.
c. Perkembangan harta kekayaan baik bergerak maupun tetap, baik yang
bertubuh maupun yang tidak bertubuh, benda maupun yang bukan benda,
serta penelitian tentang pertambahan dan pengurangan atau penyusutan,
maupun pemeliharaan harta benda tersebut.
d. Uraian tentang pelaksanaan keputusan-keputusan rapat anggota oleh
pengurus, termasuk alasan-alasannya jika ternyata ada keputusan rapat
anggota yang belum dilaksanakan oleh pengurus.

19
http://www.academia.edu/9003506/Makalah_Koperasi_Simpan_Pinjam,diakses tanggal 6
maret 2016
20
ibid

23
e. Uraian perkembangan keadaan serta hubungan kerja antara pengurus,
karyawan termasuk manajer pengelola.
f. Kesimpulan pemeriksaan dan saran yang dirasakan perlu untuk
perkembangan dan saran yang dirasakan perlu untuk perkembangan dan
kemajuan koperasi.
Apabila laporan yang dipertanggungjawabkan oleh pengawas kepada rapat
anggota tidak diterima oleh pengurus koperasi, atau pengurus koperasi
mempunyai pendapat lain, maka untuk penyelesaiannya Pengurus tidak
diperkenankan mempengaruhi opini anggota pengawas.Dia boleh, berhak dan
wajib memberi keterangan tersendiri kepada rapat anggota dan tembusannya
diberikan kepada pengawas.Jika ternyata tidak ada titik temu antara pendapat
pengawas dengan pendapat pengurus tersebut, maka putusan akhir diserahkan
kepada rapat anggota untuk menilai dan memberi keputusan.
Sebetulnya keadaan demikian akan dapat diminimalkan diantara pengurus
dan pengawas dan sebaiknya seluruh anggota koperasi memiliki pemahaman yang
sama terhadap isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Dalam kondisi
yang demikian ini, sangat diperlukan saran, pandangan, dan pendapat dari pejabat
koperasi selaku pembina, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk
menyelesaikan perselisihan pendapat tersebut.

2. Proses pemberian izin mendirikan koperasi berdasarkan undang-undang


nomor 17 tahun 2012 tentang perkooperasian
Dalam penyusunan akta pendirian koperasi,para pendiri atau kuasanya dan
notaris pembuat akta koperasi dapat berkonsultasi dengan pejabat yang berwenang
mengesahkan akta pendirian koperasi,Permohonan untuk pendirian koperasi
diajukan sendiri oleh pendiri atau kuasanya melalui secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang yaitu kepala dinas Koperasi UMKM 21.

Syarat Administratif Untuk Pendirian Koperasi

21
Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Menegah Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Akta Pendirian Koperasi.

24
A. UMUM

1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK).

2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.

3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi

4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar
mempermudah pd saat verifikasi).

5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus pengesahan pembentukan


koperasi.

6. Surat Bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang;kurangnya sebesar


simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi para pendiri.

7. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan Rencana
Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.

8. Daftar susunan pengurus dan pengawas.

9. Daftar Sarana Kerja Koperasi

10. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.

11. Struktur Organisasi Koperasi.

12. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya

13. Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

B. Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit


Simpan Pinjam (USP)

1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, berupa Deposito
pada Bank Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM.

2. Rencana Kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun.

25
3. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan USP dikelola secara
khusus dan terpisah dari pembukuan koperasinya.

4. Nama dan Riwayat Hidup Pengurus dan Pengawas

5. Surat Perjanjian kerja antara Pengurus koperasi dengan pengelola USP


koperasi.

6. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan :

7. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.

8. Surat keterangan berkelakuan baik

9. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda


dengan pengurus dan pengawas

10. Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna
waktu.

11. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam

12. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan USP
koperasinya oleh pejabat yang berwenang

13. Struktur Organisasi Usaha Unit Simpan Pinjam (USP)

C. Syarat Untuk Pendirian KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP)

1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK)

2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi

3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi

1. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar
mempermudah pd saat verifikasi)
2. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan
pembentukan koperasi.

26
3. Surat Bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KSP berupa
Deposito pada Bank Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan
UKM, dilengkapi dgn bukti penyetoran dari anggota kepada koperasi;
7. Rencana kerja koperasi minimal 3 tiga tahun kedepan (rencana permodalan,
Neraca Awal, rencana kegiatan usaha business plan, rencana bidang
organisasi &SDM).

8. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan.

9. Daftar susunan pengurus dan pengawas.

10. Nama dan Riwayat Hidup calon Pengelola yang dilengkapi dengan:

a. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.

b. Surat keterangan berkelakuan baik

c. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan


semenda dengan pengurus dan pengawas
d. Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara
purna waktu.

11. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.

12. Daftar sarana kerja

13. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam

14. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya
oleh pejabat yang berwenang

15. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti

pendukungnya

16. Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam

27
D.Syarat Untuk Pendaftaran Retribusi izin Usaha
Industri,Perdagangan,Gudang/Ruangan dan tanda daftar Perusahaan
1. foto copy akte Pendirian Koperasi
2. Foto Copy KTP Kepengurusan BPK
3. foto copy pengesahan sebagai badan hukum dari pejabat berwenang
4. copy izin usaha atau keterangan atau surat keterangan yang dipersamakan
dengan itu yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang
5. copy Surat Izin gangguan HO
6. Copy NPWP
Khusus untuk koperasi untuk mendapatkan tanda daftar perusahaan dikenakan
biaya Rp.120.000.22

3. Hambatan dalam Pengembangan Koperasi di Kota Medan

Sangat penting bagi koperasi untuk mengetahui dan memperhatikan faktor-faktor


yang mempengaruhi kemajuan koperasi. Apabila koperasi dapat mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuannya maka koperasi dapat membenahi
diri untuk selalu meningkatkan kualitas dan kinerjanya dengan baik agar koperasi
dapat selalu berkembang24. Menurut narasumber menyebutkan permasalahan
yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha koperasi
yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal.

A. Faktor Internal

Faktor Internal yang memperngaruhi pertumbuhan dan perkembangan koperasi


antara lain sebagai berikut :

a. Partisipasi Angggota

Partisipasi merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan atau


perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan
Menyatakan bahwa partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau

22
Peraturan Daerah Kota medan No. 10 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Usaha
Industri,Perdagangan,Gudang/Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan Pasal 22

28
menunjukkan peran serta (keikutsertaan) seseorang atau kelompok orang dalam
aktivitas tertentu, sedangkan partisipasi anggota dalam koperasi berarti
mengikutsertakan anggota koperasi itu dalam kegiatan operasional dan
pencapaian tujuan bersama. Banyaknya anggota koperasi yang belum
memanfaatkan jasa pelayanan yang tersedia di koperasi. Hal ini menunjukkan
kurang tumbuhnya rasa memiliki dari anggota sehingga mereka masih
memanfaatkan jalur lain dalam memenuhi kebutuhannya.

b. Solidaritas Antar Anggota Koperasi

Berkoperasi juga dimaknai sebagai upaya membangun ikatan solidaritas


antar anggota, karena dengan ikatan ekonomi, ikatan solidaritas bisa dibangun
secara lebih kongkrit. Ikatan solidaritas ini pada kenyataannya juga bisa
dikembangkan untuk meraih tujuan gerakan yang lebih besar.Dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya Solidaritas yang kuat antar anggota koperasi dapat menjadi
suatu kekuatan didalam mencapai tujuan koperasi.

c. Pengurus Koperasi Yang Juga Tokoh Masyarakat

Pengurus koperasi yang juga tokoh dalam masyarakat sehingga rangkap


jabatan ini menimbulkan fokus perhatian terhadap pengelolaan koperasi
berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan lingkungan. Dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya rangkap jabatan yang dimiliki oleh pengurus
koperasi menyebabkan kurang profesionalismenya pengurus dalam mengelola
koperasi.

d. Skala Usaha

Skala usaha yang belum layak, karena kemampuan pemasaran yang masih
terbatas pada beberapa jenis komoditi, dan belum terbinanya jaringan dan mata
rantai pemasaran prduk koperasi secara terpadu menyebabkan koperasi sulit untuk
berkembang. Dapat disimpulkan bahwa dengan skala usaha yang kecil yang
dilaksanakan oleh koperasi menyebabkan koperasi sulit untuk berkembang.

29
e. Perkembangan Modal

Perkembangan modal dalam koperasi sangat mempengaruhi


perkembangan usaha koperasi karena dengan modal yang cukup besar koperasi
dapat mengembangkan usahanya yang lebih banyak lagi. menyatakan bahwa
apabila koperasi ingin mengembangkan usahanya kepasar global maka koperasi
membutuhkan modal yang banyak, karena di pasar global terdapat resiko bisnis
yang cukup tinggi.

Bahwa kebanyakkan koperasi belum mampu menggalang pemupukan


modal dari anggota koperasi sendiri selain dari iuran pokok dan iuran wajib
anggota. Tidak jarang bahwa iuran wajib bulanan masih kurang lancar dilakukan.
Bawasannya koperasi adalah suatu badan usaha ekonomi yang berdiri karena
kesamaan kepentingan ekonomi anggotanya dan berdasarkan prinsip selp-
help.karena maju mundurnya koperasi sangat ditentukan oleh anggota.

f. Ketrampilan Manajerial

Hal ini sebenarnya saling berkaitan dengan kualitas sumber daya insani
dan masih kurangnya pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh koperasi
yang bersangkutan. Ketrampilan manajerial di koperasi sangat penting karena
organisasi yang baik adalah organisasi yang memiliki manajemen yang baik
koperasi tidak akan berkembang tanpa fungsi pengaturan yang terarah. Dan dalam
perencanaan program kerja koperasi harus mampu diterjemahkan oleh tim
manajemen berdasarkan kesepakatan di dalam rapat anggota tahunan (RAT).

g. Jaringan Pasar

Jaringan pasar merupakan suatu tempat untuk mencari pangsa pasar yang
lebih luas agar dapat memperoleh kentungan yang lebih besar. Bahwa Pelayanan
koperasi umumnya terfokus pada internal koperasi yang belum terbentuk jaringan
antar koperasi. Koperasi akan lebih berdaya saing jika koperasi mampu
membentuk jaringan usaha. Melalui jaringan yang kuat, koperasi akan mampu
berkiprah di pasar global dengan meningkatkan mutu pelayanan. Dapat dijelaskan

30
bahwa jaringan adalah suatu faktor pendukung yang mempunyai kekuatan yang
menentukan dalam melaksanakan usaha ekonomi dan program lainnya

h. Jumlah dan Kualitas Sumber Daya Manusia

Para Pengurus dan Manajer Jumlah dan kualitas sumber daya manusia
para pengurus dan manajer., koperasi umumnya dikelola oleh tim manajemen
dengan status pendidikan yang tidak begitu tinggi, sehingga kemampuan
manajerialnya juga kurang memadai.Apalagi pelatihan esbagai media penambah
wawasan dan kemampuan manajerialnya belum tersedia secara optimal. Kualitas
sumber daya koperasi merupakan suatu hal penting dalam perkembangan koperasi
secara keseluruhan.

i. Pemilikan dan Pemafaatan Perangkat Teknologi Produksi dan Informasi

Pemilikan dan pemafaatan perangkat teknologi produksi dan informasi


yang belum memadai. Pada umumnya koperasi masih belum memiliki akses
terhadap alat-alat komunikasi modern seperti jaringan internet. Banyak koperasi
yang masih menggunakan mesin ketik sebagai piranti manajemennya sehingga
cukup lamban dalam memberikan berbagai pelayanan kepada anggota.

j. Sistem manejemen

Sistem manejemen yang baik adalah faktor yang paling penting untuk
suksesnya koperasi. Dalam menerapkan manejemen, pengurus mempunyai
tanggung jawab untuk merumuskan kebijaksanaan, menyetujui tanggung jawab
untuk merumuskan kebijaksanaan, menyetujui rencana dan program,
melimpahkan wewenang kepada manajer.

k. Kinerja Pengurus

Pengurus dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan


bagi keberhasilan koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial.
Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.
Oleh karena itu kinerja pengurus mempunyai kedudukan yang menentukan

31
keberhasilan koperasi. Dengan pengurus yang memiliki kompetensi yang baik
akan dapat membuat koperasi berkembang menjadi lebih baik.

B. Faktor eksternal,

Faktor eksternal yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan


koperasi antara lain :

a. Komitmen pemerintah untuk menempatkan koperasi sebagai soko guru


perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dengan dikuasainya sebagian
besar asset usaha nasional oleh sebagian kecil kelompok usaha besar
b. Sistem prasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan.
Pengetahuan anggota koperasi terhadap makna dan hakekat koperasi, manfaat
koperasi, hak dan kewajiban anggota di dalam berkoperasi belum sepenuhnya
dapat dikatakan baik. Pelatihan dan penyuluhan anggota untuk meningkatkan
kualitas sumber daya insani anggota, meningkatkan kemampuan manajerial.
Kualitas dan ketrampilan yang dimiliki anggota koperasi itu sangat penting.
Karena dengan meningkatkan ketrampilan dapat menghasilkan produk yang
berdaya saing dan dapat memajukan koperasi
c. Iklim pendukung perkembangan koperasi
Suasana (iklim) untuk suburnya pertumbuhan koperasi tidak dapat datang
begitu saja. Untuk itu pemerintah berusaha menciptakan suasana yang dapat
mendorong pertumbuhan koperasi dengan cara mengadakan koordinasi-
koordinasi. Dengan koordinasi-koordinasi tersebut dimaksudkan agar
berbagai pihak yang ada sangkut pautnya dengan pertumbuhan koperasi dapat
dihasilkan pandangannya.
d. Dicabutnya Fasilitas Tertentu Oleh Pemerintah
Koperasi berkembang mengikuti perkembangan fasilitas yang diberikan oleh
pemerintah, sehingga seakan-akan koperasi adalah organisasi yang sekedar
menjalankan program-program pemerintah.
e. Tingkat Harga
Tingkat harga yang selalu berubah (naik) menyebabkan pendapatan penjualan
sekarang tidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru

32
menciutkan usaha. Permasalahan diatas adalah merupakan faktor ancaman
dan kelemahan koperasi baik internal dan eksternal. Berbagai kendala dan
tantangan tersebut menyebabkan koperasi belum mampu berfungsi dan
berperan sesuai harapan. Berbagai peraturan, kebijakan dan kesempatan atau
peluang yang tersedia bagi koperasi belum dimanfaatkan oleh koperasi bagi
kepentingan anggota dan masyarakat lingkungannya 23.

E.PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan hasil pembahasan yang telah penulis lakukan


dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang


sekarang menjadi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perkoperasian. Koperasi Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2012 dimana koperasi merupakan suatu badan usaha yang
dipandang oleh undang-undang sebagai suatu perusahaan.
2. Prosedur pemberian izin mendirikan Koperasi berdasarkan Undang-
Undang Nomor 17 tahun 2012 tentang pengkoperasian. Dalam proses
pemberian izin mendirikan koperasi, ada beberapa hal yang harus
diketahui yaitu persyaratan pendirian Koperasi dan prosedur pendirian
Koperasi.

a) Persyaratan Pendirian Koperasi


Persyaratan pendirian Koperasi dibagi atas beberapa jenis yang harus
diketahui dan dipenuhi oleh pihak yang terkait (pemohon) yaitu
persyaratan administrasi, persyaratan teknis dokumen, serta biaya
retribusi yang dikenakan.

23
Hasil wawancara dengan Jallepen Sipayung,S.H, Ketua (KSP) Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan

33
b) Prosedur Pendirian Koperasi
Dalam penyusunan akta pendirian koperasi, para pendiri atau
kuasanya dan notaris pembuat akta koperasi dapat berkonsultasi
dengan pejabat yang berwenang mengesahkan akta pendirian
koperasi,Permohonan untuk pendirian koperasi diajukan sendiri oleh
pendiri atau kuasanya melalui secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang yaitu kepala dinas Koperasi UMKM. Dengan memenuhi
syarat sebagai berikut:
1) Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris
(NPAK).
2) Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.
3) Daftar hadir rapat pendirian koperasi
4) Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar
hadir agar mempermudah pd saat verifikasi).
5) Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus pengesahan
pembentukan koperasi.
6) Surat Bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-
kurangnya sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib yang
wajib dilunasi para pendiri.
7) Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan
dan Rencana Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.
8) Daftar susunan pengurus dan pengawas.
9) Daftar Sarana Kerja Koperasi
10) Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara
pengurus.
11) Struktur Organisasi Koperasi.
12) Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti
pendukungnya
13) Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

34
3. Hambatan dalam perolehan perijinan pendirian koperasi yang di alami
oleh Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih yaitu hambatan dari pihak
Dinas Koperasi dan UKM dan pihak internal pemohon. Dari pihak Dinas
Koperasi dan UKM Kota Medan pelayanan proses pendirian terkesan
mempersulit pihak Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih, kalau ada
pejabat yang penting dalam proses pengurusan perizinan terutama
perizinan pendirian koperasi tidak berada di tempat atau sedang keluar
untuk kepentingan tertentu, maka waktu yang harus ditunggu oleh
pemohon terlalu lama. Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan belum
bekerja secara optimal contoh kecilnya dalam pengurusan Koperasi,
khusunya pendirian Koperasi Simpan Pinjam. Hambatan dari pihak
internal pemohon antara lain kuranagnya dokumen oleh pihak pemohon
untuk mendirikan Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih.

2. Saran

Dari kesimpulan tersebut, terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan


oleh penulis sanagai berikut:

1. Perlu adanya penyempurnaan terhadap Peraturan Menteri Negara Koperasi


dan UKM Nomor 01/Per/M.KUKM/I/2006 tentang petunjuk pelaksanaan
pembentukan, pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar
koperasi sehingga semua pihak diharuskan untuk mematuhinya.
2. Perlu adanya peningkatan kinerja pelayanan dari pihak Dinas Koperasi dan
UKM Kota Medan dalam melayani kepengurusan perijinan Koperasi
sehingga dapat memberikan hasil yang baik, tidak hanya untuk pemohon,
tetapi untuk perkembangan Koperasi di Kota Medan itu sendiri.
3. Perlu adanya penyuluhan secara formal mengenai Koperasi yang
diselenggarakan baik dari Pemerintah Kota Medan maupun Dinas yang
terkait dan peningkatan sarana dan prasarana guna mendukung aktivitas
pelayanan perijinan dan nonperijinan pada umumnya oleh Dinas terkait.

35
DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Ahmed, Riazuddin, Cooperative Movement in South East Asia Obstacles


to Development. Dalam Dr. Mauritz Bonow (Ed). The Role of Cooperatives in
Social and Economic Development. London: International Cooperative Alliance,
1964)

Andreae, S.J. Fockema, Rechtsgdeerd Handwoordenboek, Tweede Druk,


J.B. Wolter’ Uitgeversmaatshappij N.V., (Groningen, 1951)

Anoraga, Pandji dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi (Jakarta : PT.


Rineka Cipta cetakan kedua, 1997 )

Basah, Sjachran, Pencabutan Izin Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi,


Makalah pada Penataran Hukum Administrasi dan lingkungan di Fakultas Hukum
Unair, Surabaya, 1995

Benemay, Nadya Maulisa, Hukum Koperasi Indonesia, Kencana, Jakarta

Djambah,A.M, Pengantar Koperasi, jatinegara,1967

Djojohadikoesoemo, Margono R.M, Sepoeloeh Tahoen Koperasi. (Batavia


Centrum: Balai Poestaka, 1940)

Gunadi, Tom, sistem perekonomian menurut pancasila dan Undang-


Undang Dasar 1945(Bandung:Angkasa,1981)

36
Hadjon, Philipus M, Pengantar Hukum Perizinan, Jakarta: Yuridiks, 1993

Hadikusuma, Sutantya Rahardja, Hukum Koperasi


Indonesia,Cet.II.(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2001)

Indonesia, Republik, Departemen Perdagangan dan Koperasi, Direktorat


Jenderal Koperasi, Pengetahuan Perkoprasian.

Irawan, Rudi, Pengantar Koperasi Untuk Perguruan tinggi, Afran Jaya

Juniarso, Ridwan, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara dan


Pelayanan publik.Bandung:Nuansa.2009

Juniarso, Ridwan, Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan


Publik. Bandung :Nuansa,.2009

Kartasapoetra, G, A. G. Kartasapoetra, Bambang S., dan A. Setiady,


Koperasi Indonesia, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003)
Masngudi. Peranan Koperasi Sebagai Lembaga Pengantar Keuangan.
Tidak diterbitkan. Disertasi Doktor pada Universitas Gajah Mada Yogyakarta,
1989

Marzuki ,Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana Prenada


Media, 2010

Raka, I.G.Gde, Pengantar Pengetahuan Koperasi. (Jakarta: Departemen


Koperasi, 1983)

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamadji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu


Tinjauan Singkat, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009

37
Spelt, N.M dan J.B.M. ten Berge, Pengamar Hukum Perizinan, disunting
oleh Philipus M.Hadjon. Yundika . Surabaya, 1993

W, Andjar Pachta, Hukum Koperasi Indonesia,(Universitas


Indonesia:Kecana Media Group,2005)

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkooperasian
Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Menegah Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Akta Pendirian
Koperasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1994 Tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi
Peraturan Daerah Kota medan No. 10 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Usaha
Industri, Perdagangan, Gudang/Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan

C. INTERNET
http://www.academia.edu/9003506/Makalah_Koperasi_Simpan_Pinjam,di
akses tanggal 6 maret 2016
http://dianekaps.blogspot.co.id/2015/11/makalah-koperasi.html.diakses
tanggal 26 February 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Metodepenelitian diakses tanggal 14 Maret
2016

D. WAWANCARA
Hasil wawancara dengan Edisman Silalahi,S.E Manajer (KSP) Cinta Kasih
Krakatau Bilal Medan
Hasil wawancara dengan Jallepen Sipayung,S.H, Ketua (KSP) Cinta Kasih
Krakatau Bilal Medan.

38
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya


bahwa skripsi saya yang berjudul “PROSEDUR PENDIRIAN DAN
PERIZINAN KOPERASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KOPERASI
NO.17 TAHUN 2012 DITINJAU DARI SUDUT HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA (STUDI KASUS KOPERASI SIMPAN PINJAM CINTA KASIH
KRAKATAU BILAL MEDAN)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri dan
disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dari plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 10 Oktober 2016


Yang membuat Pernyataan

Viktor Luga Hamonangan Hariandja


120200408

39
40

Anda mungkin juga menyukai