Anda di halaman 1dari 9

17

Perkembangan Politik Hukum dalam Tata Kebijakan Usaha Mikro Pemerintah


Kabupaten Jombang
(Analisis Pembentukan Perda Kabupaten Jombang Tentang Tata Usaha Mikro Nomor 9
Tahun 2017)

Mata Kuliah : Politik Hukum


Dosen Pengampu : Dr. Surya Anoraga, SH., M.Hum

Disusun Oleh : Arifah Uswatun Kossah


NIM :202110380211017
Kelompok 2

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
T.A. 2021-2022
Perkembangan Politik Hukum dalam Tata Kebijakan Responsif Usaha Mikro
Pemerintah Kabupaten Jombang
(Studi Pembentukan Perda Kabupaten Jombang Tentang Tata Usaha Mikro Nomor 9
Tahun 2017)
Oleh :Moh. Faizin, NIM : 202110380211017

I. Latar belakang
Indonesia adalah negara Hukum. hal tersebut tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 butir
3 yang berbunyi negara Indonesia adalah negara hukum. Sebagai negara yang mendaulatkan
diri sebagai negara hukum, maka ada konsekwensi logis yang harus di tanggung negara
Indonesia yaitu Penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, kedaulatan rakyat,
Menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sebagai negara hukum maka segala kewenagan dan
tindak alat perlengkapan negara harus berdasar pada hukum. Penjelasan tersebut sengaja
penulis taruh diawal sebagai penegasan bawasanya setiap pemaparan yang penulis tuliskan
dalam penulisan ini berdasar dari konsep tersebut diatas.
Dalam UUD 1945 menjelaskan bahwa Kekuasaan pemerintahan tertinggi ada
ditangan Presiden, presiden sebagai pemegang tertinggi kekuasaan pemerintahan.1 Dengan
sistem pemerintahan terpusat di pemerintahan pusat (sentralistik), dengan kondisi geografis
Indonesia yang terdiri dari 34 Provinsi dan beribu-ribu pulau,2 sangat sulit jika menerapkan
sistem pemerintahan yang terpusat seluruhnya. Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah
pusat memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah (terkait urusan Pemerintah
Konkuren) untuk mengurus urusan pemerintahan daerahnya sendiri atau yang biasa kita
kenal dengan istilah otonomi daerah. Pemerintah daerah dapat menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat, sehingga dalam hal ini menimbulkan suatu hubungan wewenang antara
pemerintah pusat dan pemerintah di daerah. Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat
dapat dilakukan dengan cara desentralisasi, dekonsentrasi ataupun tugas pembantuan.
Terkait Otonomi daerah sendiri sudah diatur dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2014

1
DPR RI, “Undang Undang Dasar 1945,” Website Resmi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
accessed November 5, 2021, https://www.dpr.go.id/jdih/uu1945.
2
“Indonesia,” in Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, November 5, 2021,
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indonesia&oldid=19364016.
tentang Pemerintah daerah3 yang sebelumnya diatur dalam undang-undang No.32 tahun
2004 tentang pemerintahan daerah4. Berdasarkan UU No. 23 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, pemerintah daerah dalam artian disini adalah pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/Kota berhak menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah mereka sesuai
dengan kearifan lokal dari masing-masing daerah.5
Berdasarkan uraian yang djelakskan dalam paragraf sebelumnya, pemerintah daerah
memiliki otonomi daerah guna mengurusi urusan pemerintahnnya, dalam artian disini,
pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk membuat kebijakan tentang
pemerintahan daerahnya atau yang lebih kita kenal dengan istilah peraturan daerah. Dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan baik itu pembentukan peraturan di oleh
pemerintahan pusat maupun oleh pemerintahan daerah yang sejatinya tidak akan lepas dari
tujuan negara yaitu yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Disini hukum diartikan
sebagai alat guna mencapai tujuan negara. Merujuk pendapat Padmo Wahyono
mendefinisikn bahwa kebijakan dasar yang menetukan arah, dasar, maupun isi hukum yang
akan dibentuk merupakan definisi dari politik hukum,6 secara substantif dapat diartikan
bahwa segala kebijakan ataupun legal policy tentang proses/ langkah dalam pemberlakuan
hukum dalam rangka mencapai cita-cita bangsa dan tujuan negara.
Setiap proses pemberlakuan hukum akan menghasilkan suatu produk hukum yang
mana proses dalam pemberlakuan hukum sehingga menjadi suatu produk hukum/ kebijakan
yang dihasilkan oleh pemerintah akan sangat mempengaruhi karakteristik dari produk
hukum tersebut. Apakah hukum yang dihasilkan memberikan keadilan bagi rakyat kecil
(bersifat responsif), ataukah malah sebaliknya,syarat akan kepentingan politik penguasa,
tidak mengindahkan kebutuhan dan kepentingan rakyat (bersifat represif).
Seperti yang dijelaskan sebelumnya diatas bahwa pemerintah daerah mempunyai
kewenangan untuk mengurus urusan pemerintahan daerahnya sesuai dengan kearifan
budaya lokal, begitupun dengan kabupaten jombang dapat membuat kebijakan sesuai
dengan kearifan budaya lokalnya yang mana terkait dengan usaha mikro pemerintah
kabupaten jombang telah membuat Perda Kabupaten Jombang Tentang Tata Usaha Mikro

3
“UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah [JDIH BPK RI],” accessed November 5, 2021,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38685/uu-no-23-tahun-2014.
4
“UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah [JDIH BPK RI],” accessed November 5, 2021,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/40768/uu-no-32-tahun-2004.
5
“UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah [JDIH BPK RI].”
6
Mahfud MD, Politik Hukum Di Indonesia, 7th ed. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2017).
Nomor 9 Tahun 2017 tentang Usaha Mikro.7 Dalam pembentukan Perda Kabupaten
Jombang Tentang Tata Usaha Mikro Nomor 9 Tahun 2017 tentang Usaha Mikro penulis
akan mencoba menganasisa terkait perda tersebut bersifat responsif ataukah represif.
a. Rumusan Masalah
Apakah Pembentukan Perda Kabupaten Jombang Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Tata Usaha
Mikro bersifat Responsif ataukah Represif ?
b. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui Pembentukan Perda Kabupaten Jombang Nomor 9 Tahun 2017 Tentang
Tata Usaha Mikro bersifat Responsif ataukah Represif
II. Pembahasan
1. Perda Kabupaten Jombang Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Tata Usaha Mikro
Kabupaten Jombang adalah salah satu kabupaten yang berada di wilayah provinsi
Jawa Timur, dikenal dengan kota santri menjadikan jombang sebagai salah satu destinasi
wisata religi, kuliner, edukasi yang ada di jawa timur.8 Dengan karakteristik tersebut
menjadi salah satu sumber pendapatan bagi pemerintah daerah maupun masyarakat
Jombang. Guna mendukung iklim perdagangan yang kondusif, pemerintah kabupaten
jombang mengeluarkan Perda Kabupaten Jombang Nomor 9 Tahun 2017 tentang Tata
Usaha Mikro. Sebelum kita membahas terkait Perda Kabupaten Jombang Nomor 9 Tahun
2017 Tentang Tata Usaha Mikro bersifat responsif ataukah represif, terlebih dahulu perlu
kita ketahui bersama terkait muatan yang di bahas dalam Perda Kabupaten Jombang Nomor
9 Tahun 2017 Tentang Tata Usaha Mikro. Dalam Perda Kabupaten Jombang Nomor 9
Tahun 2017 Tentang Tata Usaha Mikro, memuat terkait upaya pemerintah daerah kabupaten
jombang dalam bersinergi dengan pelaku usaha mikro sehingga usaha mikro dapat tumbuh
dan bersaing, dengan cara9 :
1. Pembinaan Usaha Mikro
a. Pengkoordinasian Pengembangan Lembaga
b. Peningkatan SDM
2. Pemfasilitasan Pengembangan Usaha Mikro
a. Pemberian pinjaman modal

7
“PERDA-9-THN-2017.Pdf,” accessed November 17, 2021,
https://jdih.jombangkab.go.id/download/2017_perda/PERDA-9-THN-2017.pdf.
8
“Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Jombang,” Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Jombang, accessed
November 17, 2021, https://www.jombangkab.go.id/pages.
9
“PERDA-9-THN-2017.Pdf.”
b. Pengembangan Produksi
c. Peningkatan Produktifitas
3. Pendataan guna perlindungan hukum
4. Sanksi
Dalam risalah perda dijelaskan bahwa pembentukan perda jumbang Perda Kabupaten
Jombang Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Tata Usaha Mikro tentang tata usaha mikro
bertujuan untuk membangun ekonomi masyarakat dan lapangan kerja guna penanggulangan
kemiskinan, serta pemberdayaan pelaku usaha mikro untuk memberikan iklim usaha yang
sehat guna kesejahteraan masyarakat, dan berdasarkan penjelasan dari muatan isi dari perda
tersebut diatas,dapat dikatakan bahwa Perda Kabupaten Jombang Nomor 9 Tahun 2017
Tentang Tata Usaha Mikro merupakan produk hukum Responsif dan untuk analisis terkait
hal tersebut akan d bahas dalam pembahasan dibawah ini.
Jika kita melihat terkait muatan-muatan dalam perda tersebut diatas apakah masuk
dalam perda yang responsif ataukah represif, maka kita perlu mengetahui terkait macam
macam tipe hukum, karakteristik dari tipe hukum tersebut, baru setelah itu kita bisa
mengetahui karakteristik dari perda dapat dikatakan bersifat responsif ataupun represif.
Dalam kaitannya dengan tipe produk hukum, sejatinya tipe produk hukum dibagi
mejadi 3 yaitu, 1) hukum yang bersifat represif, 2) hukum yang bersifat otonom, 3) hukum
yang bersifat responsif.10 Jika kita simpulkan terkait perbedaan mendasar dari ketiga tipe
hukum tersebut adalah terkait sifat paksaan dari ketiga tipe hukum tersebut dimana paksaan
domonan dalam hukum represif, paksaan sedang dalam hukum otonom, dan paksaan rendah
dalam hukum responsif. Dalam pembahasan kita kali ini, penulis hanya akan mencoba
membahas terkait Hukum Represif dan hukum responsif.
a. Hukum Represif
Produk hukum dapat dikatakan responsif aabila yang mencerminkan
pemenuhan atas aspirasi/ kebutuhan masyarakat, sehingga secara relatif lebih
mampu mencerminkan rasa keadilan di dalam masyarakat. Berikut adalah karakter
dari hukum represif :
1. Insttusi Hukum secara langsung dapat diakses oleh politik, hukum sama
artikan dengan negara
2. Langengnya otoritas dalam administrasi hukum

10
Philippe Nonet and Philip Selznick, Hukum Responsif, 6th ed. (Bandung: Nusa Media, 2011).
3. Lembaga kontrol yang terspesialisasi
4. Sebuah rezim dual law
5. Hukum pidana merefleksikan nilai yang dominan
b. Hukum Responsif
Produk Hukum dapat dikatakan represif apabila berpandangan bahwa tertib
hukum tertentu memberikan ketidak adilan bagi masyarakat. Keberadaan hukum
tidak akan menjamin tegaknya keadilan, akan tetapi memerikan otoritas kepada
penguasa.11 Berikut adalah karakter dari hukum represif :
1. Dinamika Perkembangan hukum meningkatkan otoritas tujuan dalam
pertimbangan hukum
2. Tujuan pembuatan kewajiban hukum semakin problematik
3. Hukum memliliki keterbukaan dan flesibilitas
4. Model Institusi hukum yang kompeten
Jika kita mengkaji terkait pembentukan perda kabupaten Jombang nomor 9 tahun 2017
tentang tata usaha mikro berdasarkan karakteristik dari hukum represif dan hukum responsif,
sekiranya dapat kita lihat dalam proses pembentukan dari Perda Kabupaten Jombang Nomor
9 Tahun 2017 Tentang Tata Usaha Mikro tentang Tata usaha mikro tersebut apakah
tergolong produk hukum represif ataukah responsif.
2. Analisis Rancangan Perda Kabupaten Jombang Nomor 9 tahun 2017
Analisa pertama yang dilakukan oleh penulis adalah berdasarkan urgensi/ kebutuhan
dari dikeluarkanya Perda Kabupaten Jombang Nomor 9 tahun 2017 tentang tata usaha
mikro. Berdasarkan analisis historis yang dilakukan oleh penulis atas peraturan daerah
jombang yang khusus membahas terkait usaha mikro atau sejenisnya, belum adanya perda
khusus yang mengatur tentang penataan usaha mikro di Jombang mengingat setiap daerah
mempunyai otonomi daerah, melihat fakta hukum yang terjadi di di Jombang bahwasanya
banyak pelaku usaha mikro di Jombang mengingan Jombang sebagai banyak salah satu kota
wisata religi. Sebelum adanya Perda Kabupaten Jombang Nomor 9 tahun 2017 tentang usaha
Mikro, pelaku usaha mikro hanya berpayung hukum Undang-undang Nomor 20 Tahun
2008 Tentang UMKM dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 yang mana
dalam praktiknya masih banyak beberapa kelemahan.12

11
Nonet and Selznick.
12
“NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.Pdf,” accessed November 18, 2021,
http://repo.apmd.ac.id/789/1/NA%20DAN%20RAPERDA%20UMKM%20DPRD%20JOMBANG.pdf.
Analisa penulis yang kedua adalah berdasarkan asas-asas pembentukan peraturan
perundang-undangan dimana diatur dalam Undang-undang nomor 12 tahun 2011 tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan (UU 12/11) dalam pasal 5 menjelaskan terkait
asas-asas umum pemerintahan yang baik yaitu berisikan tentang a.kejelasan tujuan; b.
kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat; c. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan
materi muatan; d. dapat dilaksanakan; e. kedayagunaan dan kehasilgunaan; f. kejelasan
rumusan; dan g. keterbukaan. Dalam salah satu point dijelaskan terkait asas keterbukaan
yang mana dalam penjelasan UU 12/11 disebutkan bahwa adanya keterlibatan dan peran
aktif masyarakat dalam penyusunan suatu peraturan perundang-undangan.13
Dalam Undang-undang nomor 12 tahun 2011 menyebutkan bahwa dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan, harus didasarkan pada naskah akademik yang
dibuat oleh pihak ketiga. Naskah akademik merupakan legal formal dalam acuan
pembentukan peraturan perundang undangan yang mana memuat aspek landaan filosofis,
yurudis dan sosiologis. Dalam pembentukan naskah akademik ini pula masyarakat dapat
menyampaikan aspirasinya sehinga peratiran yang dibuat bersifat responsif.14
Melihat uraian tersebut diatas, sebuah keniscayaan bagi penulis dalam menganalisa
perda Jombang No.9 tahun 2017 tentang Tata Usaha Mikro tanpa mengindahkan Naskah
Akademik Penyusunan Raperda tersebut. Dalam Naskah akademik Raperda Jombang
tentang Tata Usaha Mikro penulis hanya akan mengambil point-point dari naskah akademik
tersebut yang menurut hemat penulis sebagai point dari naskah akademik tersebut.
Dalam naskah akdemik menjelaskan bahwa belum adanya peraturan daerah
kabupaten/kota sebagai landasan hukum bagi kegiatan usaha mikro. Kemudian pentingnya
peran pemerintah dalam berbagai level dalam penanggulangan pengangguran. Point yang
terakhir adalah naskah akademik ini telah memuat kaidah-kaidah, nilai-niali yang hidup
dalam masyarakat.15
Berdasarkan karakteristik produk hukum menurut Mahfud MD yang mana hukum
responsif yaitu mencerminkan rasa keadilan dan memenuhi harapan masyarakat, serta dalam
pembuatannya menampung aspirasi masyarakat (partisipatif), yang mana penegasan terkait
peran masyarakat sangat penting guna menghasilkan produk hukum yang responsif. Dalam
hemat penulis terkait perda Jombang No.9 tahun 2017 tentang Tata Usaha Mikro dalam

13
“UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan [JDIH BPK RI],” accessed
November 17, 2021, https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39188/uu-no-12-tahun-2011.
14
“UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan [JDIH BPK RI].”
15
“NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.Pdf.”
naskah akademiknya telah melibatkan peran masyarakat dalam penyusunannya sehingga
perda Jombang No.9 tahun 2017 tentang Tata Usaha Mikro dan juga melihat pasal 5 UU
12/11 dapat penulis katakan sebagai Produk hukum yang bersifat Responsif.
III. Penutup
Kesimpulan
Perda Kabupaten Jombang Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Tata Usaha Mikro bersifat
Responsif yang mana hal tersebut dapat dilihat dari karakteristik dari pembentukan dari
perda tersebut berdasarkan kepentingan masyarakat. Perda Kabupaten Jombang Nomor 9
Tahun 2017 Tentang Tata Usaha Mikro memuat ketentuan yang ada dalam Undang-undang
nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan, harus
didasarkan pada naskah akademik yang mana naskah akademik memuat kaidaf filosofis,
sosiologis dan yuridis, serta menampung aspirasi warga, sehingga bersifat responsif. Peran
serta masyarakat sangat menentukan perda tersebut bersifat represif atau responsif.
Saran
Dalam setiap pembentukan peraturan perundang-undangan baik undang-undang,
mapupun peraturan yang ada dibawahnya, sangat penting untuk tetap mengindahkan asas-
asas pembentukan peraturan perundang-undangan. Kemudian juga peraturan perundang-
undangan memperhatikan aspirasi dari warga/ kebutuhan dari masyarakat agar produk
hukum yang dihasilkan bersifat responsif.

Daftar Pustaka
“Indonesia.” In Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, November 5, 2021.
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indonesia&oldid=19364016.
MD, Mahfud. Politik Hukum Di Indonesia. 7th ed. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2017.
“NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.Pdf.” Accessed November 18, 2021.
http://repo.apmd.ac.id/789/1/NA%20DAN%20RAPERDA%20UMKM%20DPRD
%20JOMBANG.pdf.
Nonet, Philippe, and Philip Selznick. Hukum Responsif. 6th ed. Bandung: Nusa Media,
2011.
“PERDA-9-THN-2017.Pdf.” Accessed November 17, 2021.
https://jdih.jombangkab.go.id/download/2017_perda/PERDA-9-THN-2017.pdf.
Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Jombang. “Portal Resmi Pemerintah Kabupaten
Jombang.” Accessed November 17, 2021. https://www.jombangkab.go.id/pages.
RI, DPR. “Undang Undang Dasar 1945.” Website Resmi Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia. Accessed November 5, 2021.
https://www.dpr.go.id/jdih/uu1945.
“UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan [JDIH
BPK RI].” Accessed November 17, 2021.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39188/uu-no-12-tahun-2011.
“UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah [JDIH BPK RI].” Accessed
November 5, 2021. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38685/uu-no-23-
tahun-2014.
“UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah [JDIH BPK RI].” Accessed
November 5, 2021. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/40768/uu-no-32-
tahun-2004.

Anda mungkin juga menyukai