A. Landasan Filosofis
Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 alinea IV, Negara
Indonesia dibentuk salah satu tujuannya adalah memajukan
kerjahteraan umum. Setiap warga negara berhak mendapatkan
peradilan yang adil dan tidak memihak (fair anf impartial court). Hak
ini merupakan hak dasar yang dimiliki oleh manusia yang bersifat
universal dan berlaku dimanapun, kapan pun, dan pada siapapun
tanpa terkecuali. Oleh karena itu merupakan tugas dari pemerintah
untuk senantiasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Maka, kebijakan yang dilakukan pemerintah pun semestinya daam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan
pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana
kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari
Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 19451.
Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan termasuk
peraturan daerah harus mencerminkan nilai dan moral yang tumbuh
di ruang lingkup masyarakat. Semua nilai tersebut merupakan
cermin dari Pancasila, karena Pancasila merupakan cermin dan
pandangan hidup, cita-cita bangsa, dan jalan kehidupan bangsa.
Dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dalam masyarakat yang
aman dan tentram terutama dari aksi kejahatan premanisme yang
membuat masyarakat resah, Pemerintahan Daerah berkewajiban
untuk meningkatkan kesejahteraan dan rasa aman kepada
masyarakat, sesuai dengan kewenangannya.
B. Landasan Sosiologis
Dalam melakukan pencegahan terhadap aksi kejahatan
premanisme dapat dilakukan dengan menggunakan teori atau
perspektif sosiologi. Landasan sosiologis merupakan pertimbangan
atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
Landasan sosiologis sesungguhnya menyangkut fakta empiris
mengenai perkembangan masalah dan kebutuhan masyarakat dan
negara.
Dalam membentuk suatu peraturan perundang-undangan atau
peranturan daerah harus sesuai dengan kenyataan, fenomena, dan
perkembangan sosial, ekonomi, dan politik, serta kesadaran dan
kebutuhan hukum dalam masyarakat. Nilai-nilai yang ada akan ikut
berubah jika masyarakat berubah. suatu peraturan perundangan
juga harus mencerminkan kehidupan sosial masyarakat yang ada.
Hukum yang dibuat oleh pemerintah harus dapat dipahami dan
sesuai dengan kondisi yang terjadi dalam masyarakat. Apabila unsur-
unsur tersebut telah sesuai, maka peraturan perundangan yang telah
dibuat implementasinya tidak akan banyak mengalami kendala dan
hukum tersebut dapat ditegakkan.
Kota Malang sendiri merupakan kota terbesar kedua di Jawa
Timur yang memiliki penduduk yang lumayan padat, dimana sektor
perekonomian warganya terdiri dari banyak sektor yaitu sektor
pertanian, perdagangan, Industri, pariwisata, dan jasa. Tetapi dari
banyaknya sektor perekonomian yang ada di malang, tak memungkiri
jika tidak terjadi kesenjangan sosial dalam ruang lingkup
masayarakat. Kesenjangan tersebut baik dari faktor ekonomi,
pendidikan, dan keterampilan. Hal ini lah yang membuat timbul
tindakan-tindakan keahajatan melawan hukum, dan salah satunya
ialah aksi premanisme.
Tindakan premanisme sendiri disebabkan karena faktor
kesenjangan sosial tersebut, dimana premanisme ini membuat
masyarakat yang ada di Kota Malang merasa tidak aman karena
ketakutan akan premanisme. Masyarakat merasa bahwa tindakan
premanisme ini membuat mereka resah. Baik tindakan pungutan liar,
pemerasan, dan pengancaman.
Pemerintah Daerah Kota Malang saat ini akan melakukan
beberapa upaya dengan membuat peraturan untuk melakukan
pencegahan terhadap aksi kejahatan premanisme. Dengan upaya
tersbut, diharapkan terdapat banyak manfaat yang akan diperoleh
seperti: 1) tindakan premanisme di tengah masyarakat dapat ditekan
atau dicegah; 2) terciptanya kehidupan masyarakat yang aman dan
sejahtera; 3) dapat menanggulangi adanya kesenjangan sosial yang
ada dalam masyarakat yang dikarenakan karena keterampilan yang
dimiliki oleh setiap individu.
Maka dalam menjamin dan mewujudkan pencegahan aksi
premanisme di Kota Malang, pemerintah melakukan upaya atau
usaha dengan membentuk peraturan daerah dalam rangka menjaga
dan menjamin ketertiban dan keamanan masyarakat Kota maalang,
agar diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Maka dari itu dibutuhkan peraturan daerah yang mengatur secara
tegas.
C. Landasan Yuridis
Landasan hukum artinya setiap peraturan memiliki landasan
hukum formal dan substantif. Landasan legalitas bersifat formal dan
berkaitan dengan tata cara atau tata cara pembuatan peraturan
perundang-undangan tersebut, sedangkan landasan materiil
menyangkut isi (substansi) atau materi muatan dalam peraturan
perundang-undangan. Landasan legitimasi pembuatan undang-
undang menjadi penting sebagai landasan hukum, karena tidak
hanya menjadi landasan hukum pembuatan undang-undang, tetapi
juga pengaturan undang-undang dan isinya dalam rangka
mengantisipasi adanya gugatan atau perbedaan pendapat.
A. Pendahuluan
Naskah Akademik ini pada akhirnya berfungsi mengarahkan
ruang lingkup materi muatan Rancangan Peraturan Daerah Kota
Malang tentang Pencegahan Aksi Premanisme. Dalam Bab ini,
sebelum menguraikan ruang lingkup materi muatan, dirumuskan
sasaran yang akan diwujudkan, arah dan jangkauan pengaturan.
Materi didasarkan pada ulasan yang telah dikemukakan dalam bab
sebelumnya.
5.1.Sasaran
Penyusunan Naskah Akademik ini akan mewujudkan sebuah
Raperda tentang Pencegahan Aksi Premanisme di Kota Malang ,
sehingga kegiatan ini merupakan sebuah upaya bagi Pemerintah
Kota Malang untuk lebih meningkatkan fungsi penegakan hukum
dalam melayani masyarakat dalam bidang pencegahan aksi
premanisme. Dengan demikian, melalui naskah akademik
diharapkan dapat membentuk suatu Peraturan Daerah yang
merupakan jawaban atas pelimpahan kewenangan dari Pemerintah
yang sangat luas kepada Pemerintah Daerah dalam melakukan
Upaya penurunan dan pencegahan aksi premanisme di wilayah Kota
Malang didasarkan pada tata kelola pemerintahan yang baik, karena
dalam setiap proses perumusan, penerapan instrumen, pencegahan,
penanggulangan dan penegakan hukum mewajibkan
pengintegrasian aspek transparansi, partisipasi, akuntabilitas, dan
keadilan. Pembuatan Perda Pencegahan Aksi Premanisme di Kota
Malang ini diharapkan akan memberikan kepastian hukum serta
akuntabilitas kepada semua masyarakat di Kota Malang dalam
menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan sekitar. Selain itu
adanya kepastian hukum dalam upaya penurunan aksi premanisme
dengan dilakukannya penindakan pelaku aksi premanisme serta
pemberdayaan pelaku premanisme dalam peningkatan taraf
ekonomi.
5.2. Arah dan Jangkauan Pengaturan
Jangkauan pengaturan Raperda tentang Pencegahan Aksi
Premanisme adalah berupaya memberikan payung hukum yang
jelas terhadap masyarakat yang sangat resah dan terganggu
adanya aksi aksi premanisme yang sangat marak pada saat ini
khususnya di daerah Kota Malang yang sekaligus memberikan
kepastian hukum atas peran pemerintah daerah dalam upaya
penurunan tindak kejahatan premanisme. Maka sangatlah penting
untuk membentuk sebuah produk hukum yang berupa Peraturan
Daerah sebagai landasan hukum yang sekaligus memberikan suatu
aturan yang komprehensif terhadap upaya pemerintah dalam
Penurunan Aksi Premanisme . Dengan demikian Peraturan Daerah
lebih fokus pada pengaturan upaya Pencegahan kejahatan
premanisme dan memberikan sanksi hukum bagi pelaku
premanisme. Dengan harapan akan memberikan nilai tambah
dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat khususnya pelaku premanisme yang melakukan aksi
tersebut karena himpitan ekonomi dan meningkatkan ketentraman
dan keamanan pada masyarakat.
Arah yang akan diwujudkan dari Pencegahan Aksi Premanisme
Adalah adanya suatu sistem pengaturan yang terintegrasi antara
oleh DPRD Kota Malang dan Par instansi terkait. Pengaturan
Pencegahan Aksi Premanisme ditujukan untuk menjamin kepastian
hukum atas obyek yang dimiliki oleh pemerintah daerah Kota
Malang dengan memverifikasi, menggolongkan dan menyimpan
arsip-arsip legalitas atas obyek-obyek mutu pelayanan masyarakat
dalam hal kesejahteraan dan ketentraman masyarakat. Selain itu
tujuan pembentukan Raperda ini adalah upaya untuk
meningkatkan keamanan, ketentraman dan pendapatan asli
daerah yang berujung pada kesejahteraan masyarakat yg terlibat
dalam aksi premanisme di Kota Malang dengan jalan optimalisasi
pengelolaan potensi masyarakat yang ada. Dengan demikian,
pengaturan perlu dalam bentuk Peraturan Daerah yang tersendiri
dimaksudkan untuk memberikan dasar hukum atau payung
hukum yang kuat sehingga, keamanan dan kepatuhan terhadap
hukum dalam masyarakat dapat tersistem dengan baik.
5.3. Ruang Lingkup Materi Muatan
A. Ketentuan Umum
Dalam ketentuan umum, memuat tentang pengertian dan
istilah-istilah umum yang terkait dengan Pencegahan Aksi
Premanisme. Oleh karena itu dalam Peraturan Daerah Kota
Malang tentang Pencegahan Aksi Premanisme ini, yang
dimaksud dengan:
1. Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
Kota Malang.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan
rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.3
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut
DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai
4
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
E. Ketentuan Penutup
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini,
sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut
oleh Peraturan Walikota Malang. Peraturan Daerah ini berlaku
efektif terhitung sejak tanggal ________ Peraturan Daerah ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kota Malang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan