PROPOSAL
Disusun Oleh:
Nama : Steven G Situmorang
NPM : 1610631010238
Program Studi : Ilmu Hukum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
1
Daftar Isi
Daftar Isi............................................................................................................................2
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI.........................................................................3
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................9
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................9
Berdasarkan Rumusan Masalah, diatas maka Tujuan Penelitian adalah..............................9
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:................................................9
D. Manfaat Penelitian................................................................................................10
1. Manfaat Teoritis................................................................................................10
Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dalam perkembangan
hukum yang berkaitan dengan wanprestasi dalam perjanjian perjanjian pinjam
meminjam dalam koperasi........................................................................................10
2. Manfaat Praktis.................................................................................................10
Hasil penulisan ini diharapkan menjadi masukkan kepada perkoperasian tentang
faktor faktor dan akibat hukum wanprestasi serta penyelesaian wanprestasi pada
koperasi dan sebagai bahan refrensi untuk masyarat yang memiliki koperasi..........10
E. Kerangka Pemikiran............................................................................................10
F. Metode Penelitian.................................................................................................18
1. Jenis dan Metode Penelitian..............................................................................19
2. Sumber Data.....................................................................................................19
3. Teknik Pengumpulan Data................................................................................20
4. Metode Analisis Data........................................................................................20
5. Lokasi Penelitian...............................................................................................21
G. Sistematika Penulisan...........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22
2
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Telah memenuhi syarat untuk mengikuti ujian Proposal Skripsi guna melanjutkan
penelitian dalam penulisan skripsi pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Singaperbangsa Karawang
Menyetujui:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui:
Koord. Prodi S1 Ilmu Hukum
NIDN. 0401116001
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presiden Republik Indonesia pada pertengahan tahun 1998 telah
mengeluarkan instruksi Presiden Nomor 18 Tahun 1998 tentang
peningkatan Pembinaan dan pengembangan Perkoperasian (selanjutnya
disebut Inpres No 18 Tahun 1998, Presiden Republik Indonesia
memerintahkan kepada Menteri koperasi, pengusaha kecil dan menengah
untuk mempermudah perijinan pendirian koperasi. Dikeluarkanya Inpres
18 Tahun 1998 memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk membentuk dan mengelola koperasi tanpa batas wilayah
kerja, koperasi menjadi lebih mandiri dan bebas melakukan aktifitas
usahanya tanpa ada campur tangan pemerintah.
Kebijakan tersebut tidak terlepas dari keinginan pemerintah dalam
rangka mendorong pertumbuhan perekonomian rakyat melalui koperasi.
Didalam Undang undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
perkoperasian(selanjutnya disebut undang undang nomor 25 Thun 1992)
dinyatakan bahwa koperasi diselenggarakan berdasarkan atas asas
kekeluargaan. Koperasi sebagai badan perusahaan yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
Koperasi sebagai badan perusahaan yang berdasar atas asas
kekeluargaan dianggap sebagai soko guru perekonomian nasional yang
sesuai dengan sendi sendi perekonomian Indonesia yang tertuang dalam
pasal 33 undang undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang tertuang dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun `1945 (Selanjutnya disebut UUD 1945)1
Pasal 44 Undang Undang No 25 Tahun 1992 Menyatakan Bahwa
“Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkan melalui kegiatan
usaha simpan pinjam dari dan anak anggota dan calon anggota koperasi
yang bersangkutan, koperasi lainya dan atau anggotanya”. Berdasarkan
1
Sunaryo, Hukum lembaga pembiayaan, Jakarta, Sinar Grafika, 2008, hal. 3
4
ketentuan pasal 441 jati diri sebuah koperasi adalah “ dari anggota, oleh
anggota untuk ang1gota”.
Hal tersebut sejalan dengan tujuan koperasi. Adapun tujuan koperasi yaitu
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan Perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan ,makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD Tahun 1945. Menurut Halmoan Tamba,
perspektif sejarah koperasi Indonesia, dapat ditarik suatu benang merah
bahwa koperasi Indonesia lahir dari tubuh dari ‘’proses simpan
pinjam’’.Artinya,koperasi yang ada saat ini diawali dari adanya kegiatan
simpan pinjam.koperasi simpan pinjam.koperasi Simpan Pinjam
merupakan embrio berkembang-mekarnya suatu koperasi.
Koperasi Simpan Pinjam merupakan salah satu jenis koperasi yang
peraturannya mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995
tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh koperasi
(selanjutnya disebut PP No 9 Tahun 1995) dan Keputusan Menteri
Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor :
351/Kep/M/XII/1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi (selanjutnya disebut Kepmen
No:351/Kep/M/XII/1998).
Kemudahan dalam perijinan pendirian koperasi telang mendorong
semakin banyaknya berdiri koperasi, salah satuanya adalah koperasi
simpan pinjam. Saat ini banyak kita jumpai koperasi simpan pinjam yang
bermunculan bak jamur di musim hujan.
Seiring berjalannya waktu, jati diri koperasi sebagai badan usaha “
dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota” dinilai semakin pudar.
Koperasi simpan pinjam yang ada lebih berorientasi pada keuntungan atau
laba yang tinggi, bukan pada kemakmura anggotanya. Semakin banyak
koperasi simpan pinjam yang berdiri, semakin ketat pula persaingan antar
sesama koperasi simpan pinjam. Mereka saling berinovasi dan belomba
5
lomba menawarkan berbagai bentuk investasi simpanan untuk mencari
calon calon anggota.
Ketentuan “calon anggota” dalam pasal 18 ayat (2) PP No.9 Tahun
1995 tenyata telah dimanfaatkan oleh koperasi simpan pinjam. Koperasi
simpan pinjam memanfaatkan ketentuan “calon anggota” untuk merekrut
masyarakat dengan harapan mereka mau berinvestasi di Koperasi SImpan
Pinjamnya sehingga semakin banyak masyarakat yang direkrut semakin
banyak pula keuntungan yang didapat. Meskipu ketentuan tentang calon
anggota telah diatur secara jelas, bahwa dalam waktu paling lama 3 (tiga)
bulan setelah melunasi simpanan pokok harus menjadi anggota. Namun
kenyataanya setelah waktu yang di tentukan berakhir calon calon anggota
tersebut statusnya tidak berubah menjadi anggota.
Kegiatan usaha Koperasi Simpan Pinjam telah diatur dalam pasal
19 ayat (1) PP No.9 tahun 995 yang menyebutkan bahwa : “ Kegiatan
Usaha Koperasi Simpan Pinjam dan Untin Simpan Pinjam adalah:
a. menghimpun simpanan koperasi berjangka dan tabungan
koperasi dari anggota dan calon anggotanya, koperasi lain dan atau
anggotanya;
b. memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggotanya,
koperasi lain dan atau anggotanya.”
Berdasarkan Kepmen No; 351/Kep/M/XII/1998, dalam
melaksanakan kegiatan usaha penghimpunan dana, ada 2 (dua) bentuk
sipanan yang diperbolehkan, yaitu tabungan koperasi dan simpanan
berjangka, Untuk melayani kebutuhan penyimpanan, koperasi dapat
menciptakan berbagai jenis tabungan koperasi dan simpanan berjangka.
Pemberian nama dan ketentuan mengenai jenis-jenis tabungan koperasi
dan simpanan berjangka merupakan wewenang pengurus koperasi. Namun
dalam prakteknya, seringkali Koperasi Simpan Pinjam melakukan
penghimpunan dana dari masyakarakat yang yang jelas jelas bukan
anggota koperasi dalam bentuk deposito berjangka dengan memberikan
bunga kepada nasabahnya diatas bunga bank.
6
Dengan menempatkan sejumlah uangnya pada koperasi, para calon
nasabah diberikan harapan nantinya akan mendapatkan pengembalian
yang tinggi, tanpa harus bekerja keras keuntungan pun bisa didapat.
Tawaran semacam ini sangat menggiurkan, karena orang akan lebih
cenderung bersikap pragmatis untuk mendapatkan sebuah keuntungan.
Dorongan kuat akan memperoleh keuntungan tinggi mampu membuat
orang tanpa perlu lagi mempertimbangkan secara masak terhadap
rasionalitas usaha maupun kemungkinan resikonya. Sehingga banyak
masyarakat yang kemudian tertarik dan menginvestasikan uangnya.
Menurut perhitungan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang
dikarawang ada 1.217 koperasi di berbagai kecamatan dan didaerah
karawang lainya. Sangat menjamur memang koperasi yang berada
dikarawang, karena memang sangat membantu sekali dikarenakan banyak
kelebihanya jika meminjam pinjaman dikoperasi Alfa Cemara, seperti
contoh
1) Mekanisme Pinjaman lebih mudah
2) Proses Pengajuan lebih cepat
3) Suku bunga rendah
7
beserta bunganya tetapi sejak ia menandatangai dan telah menerima yang
ia inginkan dia tidak melakukan sedikitpun apa yang ia prestasikan”.
Maka dari itu saya melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan
judul “Mekanisme Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Simpan
Pinjam Terhadap Anggota Koperasi Alfa Cemara Kabupaten Karawang
Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian"
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas Rumusan Masalahnya adalah
1. Bagaimana Ketentuan Perjanjian Pinjam Meminjam Menurut Ketentuan
Peraturan Peraturan Perundang Undangan di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah, diatas maka Tujuan Penelitian adalah
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui ketentuan perjanjian pinjam meminjam menurut
ketentuan berdasarkan UU Pasal 1754 KUH Perdata
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dalam
perkembangan hukum yang berkaitan dengan wanprestasi dalam
perjanjian perjanjian pinjam meminjam dalam koperasi
2. Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini diharapkan menjadi masukkan kepada perkoperasian
tentang faktor faktor dan akibat hukum wanprestasi serta penyelesaian
wanprestasi pada koperasi dan sebagai bahan refrensi untuk masyarat yang
memiliki koperasi
E. Kerangka Pemikiran
9
Pancasila dan undang-undang dasar 1945. Dari definisi tersebut, maka
dapatlah dilihat adanya unsur-unsur koperasi sebagai berikut :
2
Arifinal Caniago, Pendidikan Perkoperasian Indonesia, Bandung, Angkasa, 1973, hal. 4
10
4. Tujuan koperasi harus merupakan kepentingan Bersama para
anggotanya dan tujuan tersebut hanya dapat dicapai dengan karya dan jasa
yang disumbangkan para anggotanya,dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi harus dapat mencerminkan perimbangan secara adil dari besar
kecilnya karya jasa para anggotanya.
a) Pendidikan Perkoperasian
11
1.Kesengajaan
2.Kelalaian
12
b) Dengan adanya wanprestasi dapat diadakan tuntutan kerugian
a) Bagi debitur
1) Mengganti kerugian
4
Nindyo Pramono, Beberapa Aspek Koperasi Pada Umumnya Dan Koperasi Indonesia Di Dalam
Perkembangan, Yogyakarta TPK Gunung Mulia, 1986, hal. 9
13
5. Debitor wajib membayar biaya perkara jika diperkarakan dimuka
pengadilan negeri dan debitor dinyatakan bersalah
Karena debitor telah ditetapkan lalai dan/ atau wanprestasi maka tersebut
membawa akibat hukum yaitu :
2. Penggantian biaya kerugian dan bunga dan didasarkan pada surat yang
ditetapkan oleh pengadilan atau oleh pihak kreditor secara langsung.
Ganti rugi dapat dituntut oleh kreditor dalam hal tidak memenuhi
perjanjian,ketentuan tersebut harus ditafsirkan secara luas sehingga
perkataan lalai tidak hanya mencakup tidak memenuhi prestasi sama
sekali,tetapi juga terlambat atau tidak memenuhi prestasi.Penggantian
kerugian dapat dituntut menurut undang-undang berupa:kosten,schaden en
interessen (Pasal 1243 KUHPerdata).Yang dimaksudkan kerugian yang
dapat dimintakan penggantian itu,tidak hanya berupa biaya-biaya yang
sungguh-sungguh telah dikeluarkan(kosten) atau kerugian yang sungguh-
sungguh menimpa harta benda si berpiutang(schaden),tetapi juga yang
berupa kehilangan keuntungan (interessen),yaitu keuntungan yang akan
didapat seandainya siberutang tidak lalai(winstderving).Dari penjelasan
tersebut dikatakan ganti kerugian itu terdiri dari tiga unsur yaitu:
14
2. Kerugian sesungguhnya karena kerusakan,kehilangan benda milik
kreditor akibat kelalaian debitor,misalnya,busuknya buah-buahan karena
terlambat melakukan penyerahan,ambruknya Gedung karena kesalahan
kontruksi sehingga merusakkan perabitan sehingga menyebabkan
gangguan.
5
Mohd Syaufii Syamsuddin, Perjanjian-Perjanjian Dalam Hubungan Industrial,Jakarta, Sarana
Bhakti Persada, 2005, hal. 31
15
Keadaan ini memberikan kemungkinan kepada kreditor untuk:
1. Ganti kerugian terdiri dari rugi yang diderita dan untung yang sidanya
akan diperoleh
3. Ganti kerugian terdiri dari kerugian nyata yang dapat diduga pada waktu
perjanjian dibuat
6. Ganti kerugian berupa bunga adalah bunga yang ditetapkan oleh undang
undang.
16
yang diperoleh kreditor dapat dimanfaatkan untuk mengembalikan kekedaan harta
kekayaan kreditor kepada keadaan semula sebelum terjadi wanprestasi.
17
F. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian agar terlaksana dengan maksimal maka
peneliti mempergunakan beberapa metode sebagai berikut :
18
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder, yaitu data
yang bersumber dari bahan pustaka yang mencakup berbagai
buku,dokumen resmi, peraturan perundang-undangan, hasil penelitian
tersebut berupa laporan serta bahan-bahan kepustakaan yang berkaitan
dengan permasalahan yang diteliti . Menurut Soejono Soekanto data
sekunder terdiri atas
1) Kitab undang-undang hukum perdata (Kuhperdata)
2) Undang-undang Nomor 25 Tentang perkoperasian
3) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4) Peraturan pemerintah republk indonesiaNo9 Tahun 1995 tentang
pelaksanaan K kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi
5) keputusan Presiden Republik Indonesia NO 61 Tahun 1988
Tentang pembiayaan presiden republik indonesia
Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang diperoleh dari buku-buku
yang ditulis oleh parah ahli, jurnal-jurnal hukum, pendapat sarjana, Kasus-
kasus hukum,yurispudensi dan hasil-hasil symposium Mutahir yang
berkaitan dengan topic penelitian.
19
melengkapi dan mengkonfirmasi data yang diperoleh dari Studi
Kepustakaan
Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah:
G. Sistematika Penulisan
20
Bab I, Pendahuluan terdiri dari, Latar Belakang,Permasalahan,Tujuan
Penelitian, Manfaat penelitian, keaslian Penulisan, Tinjauan Penulisan
Kepustakaan,Metode Peneltian dan Sistematika Penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
21
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer)
Nindyo Pramono, Beberapa Aspek Koperasi Pada Umumnya Dan Koperasi Indonesia Di
Dalam Perkembangan, Yogyakarta TPK Gunung Mulia, 1986, hal. 9
22