Anda di halaman 1dari 11

Pendirian Perseroan Terbatas

Tugas Terstruktur Mata Kuliah Hukum Perusahaan Semester IV, Tahun Ajaran 2016/2017

Febry Mardiana Nainggolan 312015157

Raden Roro Nymphyra Jasmine Sulistyo 312015172

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA FEBRUARI

2017
Daftar Isi

hal

Daftar isi.................................................................................. i

BAB I Pendahuluan............................................................... 3

a. Latar Belakang Papper.......................................... 3


b. Rumusan Masalah................................................. 4
c. Tujuan................................................................... 4

BAB II Pembahasan............................................................... 5

a. Pengertian Perseroan Terbatas............................. 5


b. Pendirian Perseroan Terbatas............................... 6

BAB III Penutup................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA........................................................... 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Papper

Memilih bidang usaha merupakan proses yang harus dilalui oleh orang yang akan
melakukan kegiatan usaha.1 Bidang usaha, apapun kegiatan usaha yang dilakukan, pada akhirnya
harus memilih salah satu bentuk usaha sebagai wadahnya.2 Karena pada hakekatnya setiap orang
mendirikan usaha tentunya untuk memperoleh keuntungan yang besar dengan pengorbanan yang
kecil. Dari keseluruhan badan usaha yang ada di Indonesia seperti Firma (FA), Persekutuan
Komanditer (CV), Koperasi, dan lain sebagainya, Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut
sebagai Perseroan, merupakan bentuk badan usaha kegiatan ekonomi yang mendapat porsi
perhatian yang paling tinggi. Kemudahan untuk menarik dana dari masyarakat dengan jalan
penjualan saham yang juga merupakan satu dorongan untuk mendirikan suatu badan usaha
berbentuk Perseroan Terbatas.3 Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagikan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksana.
Menurut Gunawan Widjaja, Modal dasar adalah modal maksimum suatu perseroan terbatas. 4
Perseroan terbatas merupakan wadah untuk melakukan kegiatan usaha, yang membatasi
tanggung jawab pemilik modal, yaitu sebesar jumlah saham yang dimiliki sehingga bentuk usaha

1 Tri Budiyono, Hukum Dagang, Griya Media, Cetakan Pertama, 2010, Salatiga. Hal.,
13.

2 Ibid, Hal., 15.

3 Badriyah Rifai Amirudin, Artikel Mendirikan Adhock ; Peran Komisaris Independen


Dalam Mewujudkan Good Corporate Governance di Tubuh Perusahaan Publik,
http://researchengines.com/badriyahamirudin, terakhir di akses pada tanggal 26
Februari 2017.

4 Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab tentang Perseroan Terbatas, (Jakarta: Forum
Sahabat, 2008), Hal., 25.
yang seperti ini banyak dinikmati, terutama bagi perusahaan dengan jumlah modal yang besar.
Aktivitas ekonomi dan perkembangan kelembagaan yang mewadahinya telah berjalan secara
asimetris, sehingga Perseroan terbatas (PT) merupakan bentuk usaha kegiatan ekonomi yang
disukai saat ini, disamping karena pertanggung jawabannya yang bersifat terbatas, Perseroan
Terbatas juga memberikan kemudahan bagi pemilik (pemegang saham) nya untuk mengalihkan
perusahaannya (kepada setiap orang) dengan menjual seluruh saham yang dimilikinya pada
perusahaan tersebut. Dengan dinamika yang tinggi dari aktivitas ekonomi ini didorong dan
dipengaruhi oleh persaingan yang merupakan cinditio sine qua non dari sistem ekonomi pasar.5
Oleh sebab itu maka pada kesempatan ini kami akan mencoba mengulas mengenai
bagaimana pendirian PT khususnya di bidang perusahaan.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Perseroan Terbatas


2. Pendirian Perseroan Terbatas

C. Tujuan

Tujuan dalam pembahasan papper ini, yang berjudul Pendirian Perseroan Terbatas secara
Teoritis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan akan memberikan
kontribusi pemikiran serta menimbulkan pemahaman. Dan Secara Praktis, penulisan papper ini
diharapkan dapat memberikan masukan dan pemahaman yang lebih mendalam sesuai dengan
Peraturan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

5 Tri Budiyono, Hukum Perusahaan, Griya Media, Cetakan Pertama, 2011, Salatiga.
Hal., 11.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perseroan Terbatas

Menurut Pasal 1 angka (1) UU No. 40 Tahun 2007, yang dimaksud dengan Perseroan
Terbatas : adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham
dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta pelaksanannya. 6 Dr. Tri
Budiyono dalam bukunya yang berjudul Hukum Perusahaan mengemukakan bahwa bertitik
tolak dari batasan pengertian tersebut, maka unsur penting dari suatu perseroan terbatas dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Badan Hukum yang merupakan persekutuan modal.
2. Didirikan berdasarkan perjanjian.
3. Melakukan kegiatan usaha.
4. Seluruh modalnya terbagi dalam bentuk saham.
5. Memenuhi persyaratan UU dan peraturan pelaksanaannya.7

Menurut beliau, Perseroan Terbatas memiliki status sebagai badan hukum (legal entity)
dengan penekanan sebagai persekutuan modal. Ini berarti, PT merupakan subjek hukum, namun
bersifat artificial.8 Sementara itu, perseroan sebagai badan hukum merupakan persekutuan
modal. Karakter persekutuan menunjukkan bahwa unsur modal memiliki kedudukan yang lebih
utama dibandingkan kepesertaan orang.9 Dengan demikian partisipasi pemilik modal dalam
perseroan yang mendaftarkan pada persatuan modal dan bukan pada persatuan orang. Perseroan
Terbatas didirikan berdasarkan perjanjian, ini berarti bahwa untuk mendirikan PT sekurang-
kurangnya harus mengikutkan 2 orang. Menurut Dr. Tri Budiyono 2 orang atau lebih tersebut
6 Tri Budiyono, Hukum Perusahaan, Griya Media, Cetakan Pertama, 2011, Salatiga.
Hal., 31.

7 Tri Budiyono, Hukum Perusahaan, Griya Media, Cetakan Pertama, 2011, Salatiga.
Hal., 32.

8 Ibid.

9 Ibid.
membuat perjanjian untuk bersama-sama mendirikan Perseroan Terbatas berdasarkan teori
perjanjian. Selain itu beliau berpendapat, bahwa bagi suatu Perseroan Terbatas modal dasar
adalah modal yang besarnya ditentukan dalam anggaran dasar atau dengan kata lain modal dasar
suatu Perseroan Terbatas habis terbagi dalam bentuk saham. 10 Perseroan Terbatas harus
memenuhi Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya. Beberapa pasal yang ada dalam UU
Perseroan Terbatas mengatur persyaratan yang harus diikuti untuk membentuk suatu perseroan
terbatas.11 Beliau ( Dr. Tri Budiyono) berpendapat, bahwa beberapa persyaratan tersebut
pengaturannya dilakukan dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang lebih rendah dari
UU.

B. Pendirian Perseroan Terbatas

Perseroan Terbatas bukan merupakan bentuk usaha yang secara spontan terbentuk dan ada,
melainkan merupakan hasil dari perencanaan, kreasi maupun tindakan pendiri (promoters) yang
sering kali dilanjutkan dengan tindakan untuk mengawasi dan/atau menjalankan perusahaan
setelah perseroan terbatas memperoleh status sebagai badan hukum.12
Syarat Sahnya pendirian perseroan, menurut UU No. 40 Tahun 2007 mengenai pendirian PT
diatur dalam Pasal 7-14, diantaranya :
1. Didirikan oleh 2 orang atau lebih (orang perorangan atau badan hukum).
2. Pendirian berbentuk Akta Notaris.
3. Akta pendirian dibuat dalam Bahasa Indonesia.
4. Setiap pendiri wajib mengambil saham.
5. Mendapatkan pengesahan dari MENHUK & HAM (Menteri)

Pendiri Perseroan Terbatas merupakan subjek hukum yang secara individual saling
mengikatkan diri untuk melakukan tindakan-tindakan hukum untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapai, yaitu berdirinya perseroan terbatas. 13 Pengertian Pendiri tersebut menurut
hukum adalah orang yang mengambil bagian dengan sengaja (intention) untuk mendirikan

10 Ibid, Hal., 34.

11 Ibid, Hal., 35.

12 Tri Budiyono, Hukum Perusahaan, Griya Media, Cetakan Pertama, 2011, Salatiga.
Hal., 35.
Perseroan. Selanjutnya orang-orang itu dalam rangka pendirian perseroan, mengambil langkah-
langkah yang penting untuk mewujudkan pendirian tersebut, sesuai dengan syarat yang
ditentukan peraturan Perundang-undangan.14 Sifat hubungan hukum diantara para pendiri
Perseroan Terbatas dapat dipahami dari tujuan para pendiri, yaitu untuk membentuk suatu
perusahaan sebagai badan hukum. Dengan demikian, maka apa yang dilakukan pendiri haruslah
dengan etikat baik untuk mendukung tindakan hukum pendiri yang lain guna merealisasikan
pendirian perseroan terbatas. Eksistensi perseroan terbatas yang akan datang merupakan pengikat
semua tindakan pendiri.15

Dalam keterhubungan yang seperti ini diperlukan syarat bahwa diantara masing-masing
pendiri (harus) memberikan kuasa (sekalipun dilakukan secara diam-diam pada pendiri yang
lain).16 Hal ini akan berakibat terciptanya hubungan yang didasarkan pada sifat saling percaya
antar pendiri dengan pengikat terwujudnya Persseroan Terbatas, atau yang selanjutnya disebut
dengan hubungan fiducia. Dr. Tri budiyono mengemukakan bahwa hubungan fiducia yang terjadi
diantara pendiri perseroan melahirkan kewajiban fiducia (fiduciary duties).17 Kewajiban fiducia
ini terjabar dalam kewajiban untuk bertindak dengan itikad baik ( duty of goodfaith), kewajiban
untuk melakukan negosiasi secara wajar (duty of fair dealing), kewajiban untuk memberikan
keterawangan secara penuh (duty of full disclousure). Apabila salah seorang pendiri tidak
memenuhi kewajiban fiducia tersebut atau dengan kata lain melanggar terhadap kewajiban
fiducia, maka kondisi ini akan melahirkan hak kepada pendiri lain yang (merasa) dirugikan untuk

13 Tri Budiyono, Hukum Perusahaan, Griya Media, Cetakan Pertama, 2011, Salatiga.
Hal., 37.

14 Charlesworth and Morse, Dalam Bukunya M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan


Terbatas, 2009, Hal., 162.

15 Tri Budiyono, Hukum Perusahaan, Griya Media, Cetakan Pertama, 2011, Salatiga.
Hal.,38.

16 Ibid.

17 Tri Budiyono, Hukum Perusahaan, Griya Media, Cetakan Pertama, 2011, Salatiga.
Hal. 39.
mengajukan tuntutan atas dasar breach of fiduciary duty.18 Terhadap hubungan hukum yang
dilakukan oleh para pendiri dengan pihak, menurut Dr Tri Budiyono haruslah dilihayt sebagai
perbuatan hukum yang mempunyai akibat dan oleh karenanya menjadi tanggung jawab pendiri
yang melakukan perbuatan hukum tersebut. Kecuali, perbuatan hukum tersebut secara terang-
terangan disetujui oleh pendiri yang lain. Kodisi tersebut diatas memiliki konsekuensi bahwa
tanggung gugat pendiri adalah bersifat pribadi untuk seluruhnya. 19 Ini berarti, yang menjadi
jaminan atas perbuatan hukum yang dibuatnya meliputi seluruh hartanya sebagaimana diatur
dalam Pasal 1301 KUHPerdata.20

Selanjutnya kami akan membahas mengenai kewajiban dan tanggung jawab pediri terhadap
PT. Menurut Henn and Alexander mengemukakan beberapa teori yaitu teori ratifikasi, teori
novasi, dan teori adopsi. Teori-teori ini pada dasarnya menjadi dasar peralihan tanggung gugat
dari pendiri kepada korporasi kepada korporasi.21 Hal ini juga berkaitan erat dengan berakhirnya
hubungan fiducia (fiduciary relationship) dan munculnya hubungan korporasi (corporate
relationship).

Teori Ratifikasi, adalah teori yang bertitik tolak dari suatu pemikiran bahwa korporasi yang
berhasil didirikan merupakan subyek hukumm yang terpisah dari para pendirinya. Sehingga
masing-masing dari subyek hukum memiliki hak dan kewajiban yang terpisah. Dalam kondisi
demikian, penganut teori ratifikasi berpendapat bahwa akibat hukum dari perjanjian yang dibuat
oleh para pendiri hanya akan beralih ke korporasi (baru) apabila korporasi tersebut meratifikasi
perjanjian-perjanjian tersebut.22

Teori Adopsi adalah teori yang berpandangan bahwa akibat hukum dari setiap perjanjian
yang dibuat oleh pendiri akan beralih pada korporasi baru apabila korporasi tersebut melakukan
18 Ibid, Hal.40.

19 Ibid, Hal., 41.

20 Ibid.

21 Ibid, Hal., 42.

22 Ibid.
adopsi kepada perjanjian tersebut. Akibat hukumnhya adalah hubungan hukum antara pendiri
dengan pihak ketiga tidak serta merta putus, sebab adopsi tidak memerlukan persetujua pihak
ketiga untuk mengalihkan akibat hukum perjanjian terhadap korporasi.23

Novasi adalah pembaharuan utang.24 Sehingga untuk dapat terjadinya novasi, maka semua pihak
yang terikat dengan perjanjian harus memberikan persetujuan. Akibat hukum dari terjadinya
inovasi ini adalah hubungan hukum antara pihak ketiga dan pendiri perseroan menjadi berakhir
dan yang ada adalah hubungan hukum antara pihak ketiga dengan perseroan.25

23 Ibid, Hal., 43.

24 Ibid, Hal., 44.

25 Ibid.
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan apa yang telah kami paparkan diatas, maka Perseoran Terbatas merupakan badan
hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang
pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimiliki. Hal ini dikarena modalnya terdiri
dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat
dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. Untuk mendirikan PT, maka harus
memperhatikan syarat-syarat yang telah kami paparkan sebelumnya serta harus disertakan
dengan menggunakan akta resmi (akta yang dibuat oleh notaris) yang didalamnya dicantumkan
nama lain dari Perseroan Terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, dll. Selain itu dalam
mendirikan PT, kita juga harus memperhatikan mengenai teori yang ada mengenai kewajiban dan
tanggung gugat dari pendiri.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

1. Tri Budiyono, Hukum Dagang, Griya Media, Cetakan Pertama, 2010, Salatiga.
2. Badriyah Rifai Amirudin, Artikel Mendirikan Adhock ; Peran Komisaris Independen
Dalam Mewujudkan Good Corporate Governance di Tubuh Perusahaan Publik,
http://researchengines.com/badriyahamirudin, terakhir di akses pada tanggal 26
Februari 2017.
3. Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab tentang Perseroan Terbatas, (Jakarta: Forum
Sahabat, 2008..
4. Tri Budiyono, Hukum Perusahaan, Griya Media, Cetakan Pertama, 2011, Salatiga.
Hal., 11.
5. Charlesworth and Morse, Dalam Bukunya M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan
Terbatas, 2009, Hal., 162.

B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentan Perseroan Terbatas.

Anda mungkin juga menyukai