Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANALISIS BADAN USAHA

Dosen Pengampu : Sulistio Adiwinarto, S.H., M.H.

DISUSUN OLEH :
Lailatuz Zahra
(2210111081)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat-nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Badan Usaha”
ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Penyusun
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sulistio Adiwinarto, S.H., M.H. selaku dosen
pengampu mata kuliah Hukum Dagang yang telah memberikan tugas makalah ini. Maksud
dan tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memenuhi kewajiban mata kuliah
Hukum Dagang yang merupakan bentuk langsung tanggung jawab kami pada tugas yang
diberikan. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan wawasan. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jember, 26 Desember 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................................1
1.3. Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
2.1. Syarat Pendirian.......................................................................................................................3
2.2. Pertanggung Jawaban Diantara Para Sekutu...........................................................................6
2.3. Keterkaitan Diantara Badan Usaha........................................................................................10
2.4. Ketentuan Badan Usaha Menurut Uu Cipta Kerja.................................................................11
BAB III KESIMPULAN.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut kamus besar bahasa indonesia badan usaha adalah sekumpulan


orang dan modal uang yang mempunyai aktifitas di bidang usaha atau
perdagangan. Definisi lain menyebutkan badan usaha adalah kesatuan yuridis
(hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba/keuntungan. Badan
usaha seringkali disamakan dengan perusahaan padahal pada kenyataannya
berbeda. Badan usaha adalah lembaga, sementara perusahaan adalah tempat
dimana badan usaha mengolah faktor – faktor produksi (Andewi, 2019). Secara
teknis terdapat dua jenis badan usaha, yaitu badan usaha yang berbadan hukum
dan non berbadan hukum. Badan usaha berbadan hukum adalah badan usaha yang
menjadi subjek hukum seperti orang. Oleh karenanya badan usaha berbadan
hukum memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan perbuatannya sendiri.
Sementara itu, badan usaha tidak berbadan hukum bukan merupakan subjek
hukum sehingga subjek hukum dipegang oleh orang-orang yang menjadi pendiri
dan sekutunya (Astuti, 2023). Berikut dalam makalah ini akan menjelaskan
mengenai beberapa badan usaha yaitu Maatschaap, Firma, CV, dan PT.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka rumusan


masalah dari makalah ini diantaranya, yaitu :
1. Apa saja syarat pendirian Maatschaap, Firma, CV, dan PT?
2. Bagaimana pertanggung jawaban diantara para sekutu Maatschaap,
Firma, CV, dan PT?
3. Bagaimana keterkaitan diantara Maatschaap, Firma, CV, dan PT?
4. Bagaimana ketentuan Maatschaap, Firma, CV, dan PT terkait UU
Cipta Kerja?

1
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan dari
makalah ini diantaranya, yaitu :
1. Mengetahui syarat pendirian Maatschaap, Firma, CV, dan PT.
2. Menjelaskan pertanggung jawaban diantara para sekutu Maatschaap,
Firma, CV, dan PT.
3. Menjelaskan keterkaitan diantara Maatschaap, Firma, CV, dan PT.
4. Menjelaskan ketentuan Maatschaap, Firma, CV, dan PT terkait UU
Cipta Kerja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Syarat Pendirian

1. Maatschap
Maatschap atau Persekutuan Perdata, adalah kumpulan dari orang-
orang yang biasanya memiliki profesi yang sama dan berkeinginan
untuk berhimpun dengan menggunakan nama bersama. Maatschap
sebenarnya adalah bentuk umum dari Firma dan Perseroan Komanditer
(Comanditaire Venotschap). Dimana sebenarnya aturan dari Maatschap,
Firma dan CV pada dasarnya sama, namun ada hal-hal yang
membedakan di antara ketiganya. Mengenai Maatschap ini diatur dalam
bab ke VIII bagian pertama dari buku III Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata Indonesia (Burgerlijk Wetboek). Persekutuan Perdata
(maatschap) menurut pasal 1618 KUHPerdata adalah perjanjian antara
dua orang atau lebih mengikatnya diri untuk meamsukkan sesuatu
(inbreng) ke dalam persekutuan dengan maksud membagi keuntungan
yang diperoleh karenanya (Herman, 2019).
Syarat pendirian suatu Maatschap (Persekutuan Perdata), sama
dengan Firma (Fa) atau pun Persekutuan Komanditer (CV), yaitu harus
didirikan oleh paling sedikit oleh 2 orang berdasarkan pejanjian dengan
akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Cara mendirikan
Maatschap (Persekutuan Perdata) :
- Persekutuan Perdata didirikan atas dasar perjanjian dan tidak
diharuskan secara tertulis, sehingga perjanjiannya bersifat
konsensual. (Pasal 1618 KUHPerdata)
- Perjanjian mulai berlaku sejak saat perjanjian itu menjadi
sempurna atau sejak saat yang ditentukan dalam perjanjian
(Pasal 1624 KUHPerdata)
Adapun syarat-syarat pendirian dari Maatschap atas adanya

3
Perjanjian harus memenuhi Pasal 1320 KUHPerdata :
- Tidak dilarang oleh hukum
- Tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum
- Harus merupakan keuntungan kepentingan bersama yang
dikejar
2. Firma
Perseroan Firma merupakan suatu perseroan yang didirikan untuk
melakukan suatu usaha di bawah satu nama Bersama (Pasal 16 KUHD).
Adapun maksud dari nama bersama adalah nama nama dari para
sekutu/mitranya. Misalnya, Boy, Disna, dan Febri secara Bersama
mendirikan firma hukum, maka firma hukum yang mereka dirikan
bernama Boy, Disna dan Febri atau Boy dan Rekan. Firma adalah
bagian dari asosiasi orang yang mana dalam asosiasi itu yang
dipentingkan adalah orang, bukanlah modal. Sebagai badan usaha,
firma tidak tergolong ke dalam badan hukum. Hal ikhwal tentang firma
termasuk pendirian, pengurusan, dan pertanggungjawabannya diatur
dalam pasal 16 sampai dengan pasal 35 KUHD (Herman, 2019).
Pendirian firma harus melalui tahapan tertentu. Menurut pasal 22
dan pasal 23 KUHD pendirian firma harus melalui tahap :
- Harus dengan akta autentik (akta pendirian yang bersifat
autentik melalui perantara pejabat berwenang, misalnya
notaris)
- Petikan dari akta autentik didaftarkan kepada pengadilan negeri
yang wilayah hukumnya meliputi tempat kedudukan dari firma
yang bersangkutan
- Petikan akta tersebut diumumkan dalam surat kabar resmi
(Tambahan Berita Negara (TBN) menurut pasal 28 KUHD)
Selain tahapan pendirian firma, para mitra firma juga harus
melengkapi usahanya dengan ketentuan perijinan. Ketentuan perijinan
mensyaratkan bahwa untuk suatu perusahaan wajib memiliki ijin-ijin
pokok seperti: NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), TDP (Tanda Daftar

4
Perusahaan), SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan), Ijin Gangguan, dan
Tanda Daftar Industri (untuk industri skala modal tertentu)
3. CV
Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap) atau
Limited Partnership) CV merupakan salah satu bentuk perusahaan yang
bukan badan hukum yang diatur dalam buku pertama, titel ketiga,
bagian kedua Pasal 16-35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Pasal
19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang menegaskan: "Persekutuan
dengan jalan meminjam uang atau disebut juga persekutuan
komanditer, diadakan antara seorang sekutu atau lebih yang
bertanggung jawab secara pribadi dan untuk seluruhnya dengan seorang
atau lebih sebagai peminjam uang". CV (Commanditaire
Vennontschap) yang biasa disebut Persekutuan Komanditer adalah
suatu Perusahaan yang didirikan oleh satu atau beberapa orang secara
tanggung menanggung, bertanggung jawab secara seluruhnya atau
secara solider, dengan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang
(Geldschieter), dan diatur dalam KUHD.
Berikut adalah persyaratan-persyaratan untuk mendirikan CV
(Permit, 2023):
- Minimal didirikan oleh 2 orang, yang selanjutnya disebut
Sekutu Aktif dan Pasif.
- Akta notaris dalam bahasa Indonesia.
- Pendiri CV harus warga negara Indonesia.
- Kepemilikan 100% oleh Warga Negara Indonesia. Tidak
diperkenankan partisipasi modal asing.
4. PT
Perseroan Terbatas ( PT ) adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan perjanjian untuk menjalankan usaha yang modalnya terdiri
dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham
yang dimilikinya. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi
pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Pemilik

5
saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen.
Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi.
Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka
mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya
perseroan terbatas tersebut (Andewi, 2019).
Pembagian Wewenang Dalam PT Pengelolaan perusahaan dapat
diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya (profesional). Struktur
organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan
komisaris. Syarat untuk mendirikan PT diantaranya adalah Pengajuan
nama PT, pembuatan akta penditian PT, pembuatan SKDP, pembuatan
NPWP, pembuatan anggaran dasar perseroan, mengajukan tanda daftar
perusahaan dan berita acara negara republik indonesia (BNRI)
(Andriyanto, 2022).
2.2. Pertanggung Jawaban Diantara Para Sekutu

1. Maatschap
Keanggotaan suatu maatschap penekanannya diletakkan pada sifat
kapasitas kepribadian (persoonlijke capaciteit) dari orang (sekutu)
yang bersangkutan. Pada asasnya maatschap terikat pada kapasitas
kepribadian dari masing-masing anggota, dan cara masuk-keluarnya
ke dalam maatschap ditentukan secara statutair (tidak bebas). Adapun
sifat kapasitas kepribadian dimaksud diutamakan, seperti: sama-sama
seprofesi, ada hubungan keluarga, atau teman karib.
Para sekutu Maatschap bisa membuat perjanjian khusus dalam
rangka menunjuk salah seorang diantara mereka atau orang ketiga
sebagai pengurus Maatschap (gerant mandataire). Menurut Pasal 1637
BW, pengurus yang ditunjuk itu berhak melakukan semua tindakan
kepengurusan yang ia anggap perlu, walaupun tidak disetujui oleh
beberapa sekutu, asalkan dilakukan dengan itikad baik. Bentuk
pertanggungjawabannya pribadi untuk keseluruhan adalah :
- Pasal 1131 KUHPerdata : segala bentuk kekayaan debitur, baik
yang bergerak maupun yang tetap baik yang sudah ada maupun

6
yang akan ada merupakan jaminan bagi seluruh perikatan.
- Pasal 1132 KUHPerdata : harta benda tersebut merupakan
jaminan bagi semua kreditornya, hasil penjualan harta benda
itu dibagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu menurut besar
kecilnya piutang masing-masing kreditor kecuali bila diantara
para kreditor ada alasanalasan yang sah untuk didahulukan.
2. Firma
Dalam menjalankan firma, para mitra firma berwenang melakukan
aktivitas bisnis dengan mengatasnamakan firma termasuk untuk
mengeluarkan dan menerima uang pun dapat mengatasnamakan firma.
Selain itu mitra firma juga dapat mengikat (melalui kontrak) pihak
ketiga terhadap firma dan dapat mengikat firma terhadap pihak ketiga
(pasal 17 KUHD). Setiap aktivitas bisnis yang diusahakan para mitra
firma, dari sudut pandang hukum, senantiasa disertai dengan tanggungjawab
dalam hubungannya dengan perikatan dengan pihak ketiga. Bentuk
pertanggungjawabannya adalah secara tanggung renteng (solider) untuk
seluruhnya terhadap perikatan-perikatan firma, artinya setiap mitra secara
bersama-sama bertanggung jawab hingga harta kekayaan pribadinya atas
seluruh perikatan yang terjadi antara mitra firma dengan pihak ketiga (pasal
18 KUHD).
Dalam hubungannya dengan pihak ketiga, apabila firma tidak memenuhi
tahapan pendaftaran dan pengumuman maka terdapat 3 (tiga) akibat hukum
yang terjadi terhadap firma, akibat-akibat hukum tersebut yaitu :
- Firma menurut hukum melakukan usaha secara umum (untuk semua
jenis usaha)
- Firma dianggap didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan
- Dianggap tidak ada seorang pun mitra yang dilarang melakukan
suatu tindakan untuk mengatasnamakan firma (pasal 29 KUHD)
3. CV
Pada konsepnya, CV merupakan permitraan yang terdiri dari satu
atau lebih mitra biasa dan satu atau lebih mitra diam (Komanditer),
yang secara pribadi bertanggung jawab untuk semua utang permitraan,

7
dan bertanggung jawab hanya sebesar kontribusinya. Kehadiran mitra
diam adalah ciri utama dari CV atau permitraan terbatas. Persekutuan
komanditer biasanya didirikan dengan akta dan harus didaftarkan.
Namun persekutuan ini bukan merupakan badan hukum (sama dengan
firma), sehingga tidak memiliki kekayaan sendiri. Dalam soal
pengurusan persekutuan, sekutu komanditer dilarang melakukan
pengurusan meskipun dengan surat kuasa. Ia hanya boleh mengawasi
pengurusan jika memang ditentukan demikian di dalam Anggaran
Dasar persekutuan. Bila ketentuan ini dilanggar, Pasal 21 KUHD
memberi sanksi dimana sekutu komplementer bertanggung jawab
secara pribadi untuk keseluruhan.
Dalam CV hanya sekutu komplementer yang boleh mengadakan
hubungan terhadap pihak ketiga. Jadi yang bertanggung jawab kepada
pihak ketiga hanya sekutu komplementer. Persekutuan Komanditer
(CV) adalah suatu bentuk badan usaha persekutuan yang didirikan
oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau
barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan
perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin untuk mencapai tujuan
bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara
anggotanya. Sehingga sederhananya persekutuan dalam CV dapat
dikategorikan :
- Sekutu aktif atau sekutu Komplementer (Pengurus)
Sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan
perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan
perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering
juga disebut sebagai persero kuasa atau persero pengurus atau
sekutu aktif adalah sekutu yang bertanggung jawab penuh
terhadap jalannya perusahaan termasuk bertanggungjawab atas
utang piutang (harta pribadinya) Pasal 18 Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang.
- Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer (Tidak Kerja)

8
Sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan.
Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung
jawab sebatas modal yang disertakan dan begitu juga apabila
untung, uang mereka memperoleh terbatas tergantung modal
yang mereka berikan. Status Sekutu Komanditer dapat
disamakan dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu
perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari
inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut campur dalam
kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha
perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero
diam (Pasal 21 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang).
4. PT
Pembagian Wewenang Dalam PT Pengelolaan perusahaan
dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya
(profesional). Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari
pemegang saham, direksi, dan komisaris. Pemegang saham
melimpahkan wewenangnya kepada direksi untuk menjalankan dan
mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha
perusahaan. Direksi berwenang untuk mewakili perusahaan,
mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Komisaris
memiliki fungsi sebagai pengawas kinerja jajaran direksi perusahaan.
Hasil RUPS biasanya dilimpahkan ke komisaris untuk diteruskan ke
direksi untuk dijalankan.
Bila pemegang saham berhalangan hadir dalam RUPS , dia
bisa melempar suara miliknya ke pemegang lain yang disebut proxy.
Isi RUPS adalah: Menentukan direksi dan pengangkatan komisaris,
Memberhentikan direksi atau komisaris,Menetapkan besar gaji direksi
dan komisaris,Mengevaluasi kinerja perusahaan,Memutuskan rencana
penambahan/pengurangan saham perusahaan, Menentukan kebijakan
perusahaan, dan Mengumumkan pembagian laba (dividen)

9
2.3. Keterkaitan Diantara Badan Usaha

Keterkaitan antara matschaap, CV, firma, dan PT dapat dilihat dari


beberapa aspek, antara lain:
 Jumlah pendiri: Matschaap, CV, dan firma memiliki jumlah pendiri
minimal dua orang, sedangkan PT memiliki jumlah pendiri
minimal satu orang.
 Modal dasar: CV dan PT memiliki modal dasar minimal Rp
50.000.000,00, sedangkan matschaap dan firma tidak memiliki
ketentuan mengenai modal dasar.
 Modal disetor: CV dan PT memiliki ketentuan mengenai modal
disetor yang harus disetor oleh para pendiri, sedangkan matschaap
dan firma tidak memiliki ketentuan mengenai modal disetor.
 Badan hukum: CV dan PT merupakan badan hukum, sedangkan
matschaap dan firma bukan badan hukum.
 Tanggung jawab: Matschaap dan firma memiliki tanggung jawab
secara pribadi, sedangkan CV dan PT memiliki tanggung jawab
secara terbatas.
 Kepemilikan nama: Matschaap, CV, dan firma memiliki
kepemilikan nama yang dimiliki bersama oleh para mitra,
sedangkan PT memiliki kepemilikan nama yang dimiliki oleh PT.
 Perizinan: Matschaap, CV, dan firma harus mendapatkan
pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM, sedangkan PT harus
mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM.
Dapat disimpulkan bahwa matschaap, CV, firma, dan PT memiliki
beberapa keterkaitan, antara lain:
 Semua bentuk badan usaha tersebut harus mendapatkan
pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM.
 Semua bentuk badan usaha tersebut dapat didirikan oleh orang
asing.

10
 Semua bentuk badan usaha tersebut dapat menjalankan usaha di
bidang apa pun.
Namun, ada juga beberapa perbedaan yang mendasar antara matschaap,
CV, firma, dan PT, antara lain:
 Jumlah pendiri: Matschaap, CV, dan firma memiliki jumlah pendiri
minimal dua orang, sedangkan PT memiliki jumlah pendiri
minimal satu orang.
 Modal dasar: CV dan PT memiliki modal dasar minimal Rp
50.000.000,00, sedangkan matschaap dan firma tidak memiliki
ketentuan mengenai modal dasar.
 Modal disetor: CV dan PT memiliki ketentuan mengenai modal
disetor yang harus disetor oleh para pendiri, sedangkan matschaap
dan firma tidak memiliki ketentuan mengenai modal disetor.
 Badan hukum: CV dan PT merupakan badan hukum, sedangkan
matschaap dan firma bukan badan hukum.
 Tanggung jawab: Matschaap dan firma memiliki tanggung jawab
secara pribadi, sedangkan CV dan PT memiliki tanggung jawab
secara terbatas.
 Kepemilikan nama: Matschaap, CV, dan firma memiliki
kepemilikan nama yang dimiliki bersama oleh para mitra,
sedangkan PT memiliki kepemilikan nama yang dimiliki oleh PT.

2.4. Ketentuan Badan Usaha Menurut Uu Cipta Kerja

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta


Kerja) telah mengubah ketentuan mengenai badan usaha yang ada di
Indonesia, termasuk ketentuan mengenai matschaap, CV, firma, dan PT.
1) Matschaap
Matschaap adalah suatu persekutuan perdata yang didirikan oleh
dua orang atau lebih untuk menjalankan perusahaan dengan nama
bersama. Matschaap tidak berbadan hukum, sehingga para

11
mitranya bertanggung jawab secara pribadi atas semua utang dan
kewajiban perusahaan.
Pasca diberlakukannya UU Cipta Kerja, ketentuan mengenai
matschaap tidak mengalami perubahan. Ketentuan mengenai
matschaap tetap diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPerdata).
2) CV (Commanditaire Vennootschap)
CV adalah suatu persekutuan perdata yang didirikan oleh dua orang
atau lebih untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama.
CV berbadan hukum, sehingga para mitranya bertanggung jawab
secara terbatas atas utang dan kewajiban perusahaan.
Pasca diberlakukannya UU Cipta Kerja, ketentuan mengenai CV
mengalami beberapa perubahan, antara lain:
 Jumlah pendiri CV minimal dua orang dan maksimal tidak
terbatas.
 Modal dasar CV minimal Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).
 Modal yang disetor oleh para pendiri CV harus paling sedikit
25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar.
 CV dapat didirikan oleh orang asing.
3) Firma
Firma adalah suatu persekutuan perdata yang didirikan oleh dua
orang atau lebih untuk menjalankan perusahaan dengan nama
bersama. Firma tidak berbadan hukum, sehingga para mitranya
bertanggung jawab secara pribadi atas semua utang dan kewajiban
perusahaan.
Pasca diberlakukannya UU Cipta Kerja, ketentuan mengenai firma
tidak mengalami perubahan. Ketentuan mengenai firma tetap diatur
dalam KUHPerdata.
4) PT (Perseroan Terbatas)
PT adalah suatu perseroan yang modalnya terdiri dari saham-saham

12
dan didirikan oleh satu orang atau lebih. PT berbadan hukum,
sehingga para pemegang sahamnya bertanggung jawab secara
terbatas atas utang dan kewajiban perusahaan.
Pasca diberlakukannya UU Cipta Kerja, ketentuan mengenai PT
mengalami beberapa perubahan, antara lain:
 Jumlah pendiri PT minimal satu orang.
 Modal dasar PT minimal Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).
 Modal yang disetor oleh para pendiri PT harus paling sedikit
25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar.
 PT dapat didirikan oleh orang asing.

13
BAB III
KESIMPULAN

Maatschap atau Persekutuan Perdata, adalah kumpulan dari orang-orang


yang biasanya memiliki profesi yang sama dan berkeinginan untuk berhimpun
dengan menggunakan nama bersama. Perseroan Firma merupakan suatu perseroan
yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di bawah satu nama Bersama.
Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap) atau Limited
Partnership) CV merupakan salah satu bentuk perusahaan yang bukan badan
hukum yang diatur dalam buku pertama, titel ketiga, bagian kedua Pasal 16-35
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Perseroan Terbatas ( PT ) adalah badan
hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian untuk menjalankan usaha yang
modalnya terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak
saham yang dimilikinya.
Matschaap, CV, firma, dan PT memiliki beberapa keterkaitan, antara lain
Semua bentuk badan usaha tersebut harus mendapatkan pengesahan dari Menteri
Hukum dan HAM, Semua bentuk badan usaha tersebut dapat didirikan oleh orang
asing., Semua bentuk badan usaha tersebut dapat menjalankan usaha di bidang
apa pun. Namun, ada juga beberapa perbedaan yang mendasar antara matschaap,
CV, firma, dan PT dalam aspek jumlah pendiri , modal dasar, modal yang disetor,
badan hukum, tanggung jawab dan kepemilikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Andewi, K. (2019). Pertumbuhan Badan Usaha di Indonesia. Alprin.

Andriyanto, S. D. (2022). 8 Syarat Mendirikan PT atau Perseroan Terbatas,


Penuhi Ketentuan ini. https://bisnis.tempo.co/read/1576365/8-syarat-
mendirikan-pt-atau-perseroan-terbatas-penuhi-ketentuan-ini

Astuti. (2023). Perbedaan Badan Usaha Berbadan Hukum dan Badan Usaha
Tidak Berbadan Hukum. Lex Mundus.
https://lexmundus.com/articles/perbedaan-badan-usaha-berbadan-hukum-
dan-badan-usaha-tidak-berbadan-hukum/

Herman, S. (2019). Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jurnal Alih Jenis Manajemen,
3(1), 18–23.

Permit, G. (2023). Syarat Pendirian CV dan Cara Mendirikan CV di Tahun 2023.


https://greenpermit.id/2021/01/15/prosedur-dan-syarat-pendirian-cv-di-
tahun-2021/

15

Anda mungkin juga menyukai