K.4 Maatschap (Persekutuan Perdata)
K.4 Maatschap (Persekutuan Perdata)
Dosen Pembimbing :
Ni Nyoman Ari Novarini, SE, MM
Oleh
KELOMPOK 4 :
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Maatschap (Persekutuan Perdata)” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Ni
Nyoman Ari Novarini, SE, MM pada mata kuliah pengantar hukum bisnis. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bentuk-bentuk badan usaha bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis berharap makalah sederhana ini bisa dengan mudah dipahami oleh para
pembacanya sehingga dapat berguna dan dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu.
Akhir kata penulis memohon maaf jika terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang
berkenan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua pihak
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................2
BAB 2 KAJIAN TEORI......................................................................................................3
1. Pengertian Maatschap (Persekutuan Perdata)...............................................3
2. Unsur-unsur Maatschap (Persekutuan Perdata)............................................3
3. Macam-macam Maatschap (Persekutuan Perdata).......................................3
4. Syarat Pendirian Maatschap (Persekutuan Perdata).....................................4
5. Ciri-ciri Maatschap (Persekutuan Perdata)....................................................4
6. Tanggung Jawab Sekutu Maatschap (Persekutuan Perdata).......................4
7. Berakhirnya Maatschap (Persekutuan Perdata)............................................5
BAB 3 STUDI KASUS.........................................................................................................6
PERTANYAAN....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Maatschap (Persekutuan Perdata)?
2. Apa saja unsur-unsur Maatschap (Persekutuan Perdata) ?
3. Apa saja macam-macam Maatschap (Persekutuan Perdata)?
4. Apa syarat pendirian Maatschap (Persekutuan Perdata)?
5. Bagaimana ciri-ciri Maatschap (Persekutuan Perdata)?
6. Bagaimana tanggung jawab sekutu Maatschap (Persekutuan Perdata)?
7. Bagaimana berakhirnya Maatschap (Persekutuan Perdata)?
1
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Maatschap (Persekutuan Perdata)
2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur Maatschap (Persekutuan Perdata)
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam Maatschap (Persekutuan Perdata)
4. Untuk mengetahui apa syarat pendirian Maatschap (Persekutuan Perdata)
5. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri Maatschap (Persekutuan Perdata)
6. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab sekutu Maatschap (Persekutuan Perdata)
7. Untuk mengetahui bagaimana berakhirnya Maatschap (Persekutuan Perdata)
2
BAB 2
KAJIAN TEORI
3
2) Maatschap Khusus (Pasal 1623 KUHPerdata)
Maatschap khusus adalah Maatschap (Persekutuan Perdata) dimana para anggota (sekutu)
masing-masing menjanjikan pemasukan benda-benda tertentu atau sebagian dari tenaga
kerja (Pasal 1623 KUHPerdata).
4
1) Sekutu melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga, maka sekutu tersebut harus
bertanggung jawab penuh walaupun dengan las an hubungan hukum tersebut dilakukan
untuk kepentingan persekutuan.
2) Perbuatan hukum menjadi mengikat sekutu lain, jika :
- Ada surat kuasa dari sekutu lain
- Keuntungan yang didapat nyata-nyata dinikmati oleh persekutuan.
3) Beberapa sekutu mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, maka para sekutu
bertanggung jawab secara tanggung renteng meskipun inbreng tidak sama, kecuali telah
diperjanjikan sebelumnya bahwa ada perimbangan inbreng dengan pertanggung jawaban.
4) Apabila seorang sekutu melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga atas nama
persekutuan, maka persekutuan dapat langsung menggugat pihak ketiga itu.
5
yang dimaksud dengan tidak dilakukan dengan secara tidak memberikan waktu. Artinya
apabila barang-barang persekutuan tidak lagi terdapat dalam keseluruhannya, sedangkan
kepentingan persekutuan menuntut supaya pembubarannya diundurkan.
BAB 3
STUDI KASUS
Contoh Kasus :
Pak Rahmat sedang dalam posisi menggugat orang dalam kasus perdata tentang kerja
sama, dan modal dipegang semua oleh tergugat. Untuk sekarang, gugatan Pak Rahmat di
pengadilan negeri dikabulkan sebagian. Tergugat diharuskan mengembalikan modal Pak
Rahmat. Akan tetapi tampaknya modal itu sudah tidak ada, sehingga tergugat selalu mengulur-
ulur dalam proses persidangan dan saat ini tergugat sedang mengajukan banding. Dalam
perjalanan sidang di pengadilan negeri, tergugat masih menjalankan usaha itu dan selalu
berupaya agar uang hasil kerja sama diterima oleh Pak Rahmat dengan cara dikirimkan ke
rekening-rekening atas nama pak Rahmat, tanpa memberitahunya. Kemudian Pak Rahmat kirim
kembali dan itu berhenti setelah hasil sidang keluar. Usaha tersebut atas nama Pak Rahmat dan
Pak Rahmat mempunyai Nomor Induk Berusaha atas usaha tersebut.
Pertanyaan : 1. Apakah jika suatu usaha kerja sama terjadi masalah/sampai ke pengadilan, maka
usaha tersebut harus vakum/berhenti sampai kasus ini selesai, apakah itu benar?
2. Jika iya, kalau usaha tersebut masih dijalankan oleh pihak tergugat tanpa ada pemberitahuan
atau persetujuan ke pihak satunya, apakah tergugat dapat dikenakan upaya hukum lain?
3. Jika nanti naik lagi ke kasasi, upaya hukum apalagi yang dapat dilakukan untuk mengganti
kerugian Pak Rahmat? Karena dalam putusan sidang pengadilan negeri, kerugian imateriel Pak
Rahmat tidak dikabulkan dan dalam hal ini tergugat berusaha mengulur waktu selama mungkin.
Penyelesaian :
Tidak ada ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang menyatakan suatu usaha
kerja sama (persekutuan perdata) harus vakum/berhenti saat terjadi permasalahan di pengadilan.
Namun, pihak yang hendak mengakhiri kerja sama dapat meminta pengadilan untuk
memerintahkan penghentian sementara usaha tersebut, hingga proses persidangan selesai.
Terkait kerugian imateriel, pada praktiknya, pemenuhan tuntutannya diserahkan kepada
hakim dengan prinsip ex aquo et bono. Tolok ukurnya diserahkan kepada subjektifitas hakim
yang memutus. Dalam kasus tersebut, banding ke pengadilan tinggi justru merupakan upaya
6
hukum yang disediakan hukum acara perdata apabila Anda tidak puas dengan putusan hakim
pada pengadilan negeri sebelum adanya upaya hukum kasasi, termasuk terkait kabul tidaknya
tuntutan kerugian imateriel
PERTANYAAN
7
DAFTAR PUSTAKA
RT. Sutantya R. Hadi Kusuma dan Dr. Sumantoro, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan, Pen. Ui Press
https://pasalkuhp.blogspot.com/2016/12/kuh-perdata-pasal-1646-pasal-1647-pasal.html
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/20663/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=16&isAllowed=y
file:///C:/Users/my%20Computer/Downloads/599-Article%20Text-1903-2-10-20160526.pdf
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5ebc25bcb4607/haruskah-kegiatan-persekutuan-perdata-
vakum-saat-ada-sengketa/