Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR HUKUM BISNIS

“Maatschap (Persekutuan Perdata)”

Dosen Pembimbing :
Ni Nyoman Ari Novarini, SE, MM

Oleh
KELOMPOK 4 :

I Wayan Eka Yudistira/ 1902612010059/ 24


Ni Luh Sinta Krisna Dewi/ 1902612010067/ 32
Ni Made Serlia Gustavina/ 1902612010068/ 33

PRODI MANAJEMEN REGULER PAGI-B


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Maatschap (Persekutuan Perdata)” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Ni
Nyoman Ari Novarini, SE, MM pada mata kuliah pengantar hukum bisnis. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bentuk-bentuk badan usaha bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis berharap makalah sederhana ini bisa dengan mudah dipahami oleh para
pembacanya sehingga dapat berguna dan dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu.
Akhir kata penulis memohon maaf jika terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang
berkenan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua pihak
demi kesempurnaan makalah ini.

Badung, 6 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................2
BAB 2 KAJIAN TEORI......................................................................................................3
1. Pengertian Maatschap (Persekutuan Perdata)...............................................3
2. Unsur-unsur Maatschap (Persekutuan Perdata)............................................3
3. Macam-macam Maatschap (Persekutuan Perdata).......................................3
4. Syarat Pendirian Maatschap (Persekutuan Perdata).....................................4
5. Ciri-ciri Maatschap (Persekutuan Perdata)....................................................4
6. Tanggung Jawab Sekutu Maatschap (Persekutuan Perdata).......................4
7. Berakhirnya Maatschap (Persekutuan Perdata)............................................5
BAB 3 STUDI KASUS.........................................................................................................6
PERTANYAAN....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Maatschap atau Partnership yang diartikan juga sebagai Persekutuan Perdata diatur dalam
Bab VIII Bagian Satu, Buku III pasal 1618-1652 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(selanjutnya disebut KUHPerdata). 1 Dalam pasal 1618 KUHPerdata dijelaskan:
“Persekutuan perdata adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan
diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi
keuntungan yang terjadi karenanya”. Dalam buku terjemahan Subekti atas Wet Boek van
Burgerlijk, Maatschap atau Persekutuan adalah suatu perjanjian antara dua orang atau lebih
untuk berusaha bersama-sama mencari keuntungan yang akan dicapai dengan jalan masing-
masing memasukkan sesuatu dalam suatu kekayaan bersama. Persekutuan artinya persatuan
orang-orang yang sama kepentingannya terhadap suatu perusahaan tertentu, sedangkan
“sekutu” disini artinya peserta pada suatu perusahaan. Jadi, persekutuan berarti perkumpulan
orang-orang yang menjadi peserta pada suatu perusahaan tertentu. Adapun persekutuan
perdata adalah suatu badan usaha yang termasuk dalam hukum dagang, sebab menjalankan
perusahaan. Dalam kepustakaan Hukum, padanan kata Maatschap ada yang menggunakan
istilah Persekutuan Perdata, Perserikatan Perdata, atau Perseroan Perdata.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Maatschap (Persekutuan Perdata)?
2. Apa saja unsur-unsur Maatschap (Persekutuan Perdata) ?
3. Apa saja macam-macam Maatschap (Persekutuan Perdata)?
4. Apa syarat pendirian Maatschap (Persekutuan Perdata)?
5. Bagaimana ciri-ciri Maatschap (Persekutuan Perdata)?
6. Bagaimana tanggung jawab sekutu Maatschap (Persekutuan Perdata)?
7. Bagaimana berakhirnya Maatschap (Persekutuan Perdata)?

1
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Maatschap (Persekutuan Perdata)
2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur Maatschap (Persekutuan Perdata)
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam Maatschap (Persekutuan Perdata)
4. Untuk mengetahui apa syarat pendirian Maatschap (Persekutuan Perdata)
5. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri Maatschap (Persekutuan Perdata)
6. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab sekutu Maatschap (Persekutuan Perdata)
7. Untuk mengetahui bagaimana berakhirnya Maatschap (Persekutuan Perdata)

2
BAB 2
KAJIAN TEORI

1. Pengertian Maatschap (Persekutuan Perdata)


Menurut Pasal 1618 KUHPerdata, Maatschap (Persekutuan Perdata) adalah sebagai suatu
persekutuan yang dibentuk atas suatu perjanjian, dimana dua orang atau lebih mengikatkan
diri untuk memasukkan sesuatu (inbreng) kedalam persekutuan dengan maksud untuk
membagi keuntungan yang terjadi karenanya.

2. Unsur-unsur Maatschap (Persekutuan Perdata)


Menurut R.T Sutantya Hadikusuma Sumantoro, Maatschap (Persekutuan Perdata) terdiri dari
dua unsur, yakni :
1) Adanya pemasukan sesuatu (inbreng) kedalam persekutuan
Pemasukan (inbreng) ini dapat berupa : uang, barang atau benda-benda lain apa saja yang
layak bagi pemasukan kantor, kredit, manfaat atau kegunaan atas sesuatu benda, good
will, dan sebagainya serta tenaga kerja, baik fisik maupun tenaga pikiran.
2) Adanya pembagian keuntungan atau kemanfaatan yang didapat dengan adanya
persekutuan tersebut.

3. Macam-macam Maatschap (Persekutuan Perdata)


Didalam bukunya R.T Sutantya Hadikusuma Sumantoro, Maatschap (Persekutuan Perdata)
dapat dibagi menjadi dua macam, yakni :
1) Maatschap Umum (Pasal 1622 KUHPerdata)
Dalam Maatschap (Persekutuan Perdata) jenis umum ini diperjanjikan suatu pemasukan
(inbreng) yang terdiri dari seluruh harta kekayaan masing-masing sekutu atau sebagian
tertentu dari seluruh harta kekayaan secara umum tanpa adanya perincian. Maatschap
(Persekutuan Perdata) semacam ini dilarang oleh ketentuan Pasal 1621 KUHPerdata,
dengan rasio bahwa pemasukan seluruh atau sebagian harta kekayaan tanpa adanya
perincian, mengakibatkan tidak akan dibaginya keuntungan secara adil seperti yang
ditetapkan didalam ketentuan Pasal 1633 KUHPerdata.

3
2) Maatschap Khusus (Pasal 1623 KUHPerdata)
Maatschap khusus adalah Maatschap (Persekutuan Perdata) dimana para anggota (sekutu)
masing-masing menjanjikan pemasukan benda-benda tertentu atau sebagian dari tenaga
kerja (Pasal 1623 KUHPerdata).

4. Syarat Pendirian Maatschap (Persekutuan Perdata)


Maatschap (Persekutuan Perdata) dapat didirikan secara lisan maupun tertulis (1618
KUHPerdata). Berdasararkan Pasal 1624 KUHPerdata didirikan berdasarkan kesepakatan
diantara para pendiri atau saat yang telah ditentukan berdasarkan anggaran dasarnya, dengan
syarat :
1) Tidak dilarang undang-undang
2) Tidak bertentangan dengan tata Susila atau ketertiban umum
3) Tujuannya adalah kepentingan bersama untuk mencari keuntungan.

5. Ciri-ciri Maatschap (Persekutuan Perdata)


1) Perjanjian antara dua orang atau lebih
2) Memasukkan sesuatu (inbreng)
3) Tujuannya membagikan keuntungan atau kemanfaatan
4) Masing-masing sekutu diwajibkan untuk memasukkan uang, barang, dan keahliannya
(tenaga) ke dalam persekutuan (Pasal 1619 Ayat 2 KUHPerdata)
5) Tentu saja sesuai hal yang disanggupi oleh sekutu (Pasal 1625 KUHPerdata), termasuk
keahlian (tenaga) dimasukkan ke dalam persekutuan wajib ditaati (Pasal 1627
KUHPerdata).

6. Tanggung Jawab Sekutu Maatschap (Persekutuan Perdata)


Merupakan kewajiban untuk mengganti kerugian apabila perikatan yang sudah dijanjikan
tidak dilaksanakan, sehingga jika perikatan itu benar-benar tidak dilaksanakan maka sekutu
yang bertanggung jawab dapat digugat untuk memenuhi prestasinya. Pasal 1642
KUHPerdata :

4
1) Sekutu melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga, maka sekutu tersebut harus
bertanggung jawab penuh walaupun dengan las an hubungan hukum tersebut dilakukan
untuk kepentingan persekutuan.
2) Perbuatan hukum menjadi mengikat sekutu lain, jika :
- Ada surat kuasa dari sekutu lain
- Keuntungan yang didapat nyata-nyata dinikmati oleh persekutuan.
3) Beberapa sekutu mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, maka para sekutu
bertanggung jawab secara tanggung renteng meskipun inbreng tidak sama, kecuali telah
diperjanjikan sebelumnya bahwa ada perimbangan inbreng dengan pertanggung jawaban.
4) Apabila seorang sekutu melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga atas nama
persekutuan, maka persekutuan dapat langsung menggugat pihak ketiga itu.

7. Berakhirnya Maatschap (Persekutuan Perdata)


Menurut Pasal 1646-1651 KUHPerdata, Persekutuan Perdata dapat berakhir karena :
1) karena waktu yang ditetapkan dalam perjanjian telah habis
2) karena musnahnya barang yang dipergunakan untuk tujuan perseroan atau karena
tercapainya tujuan itu
3) karena kehendak beberapa peserta atau salah seorang peserta
4) karena salah seorang dari peserta meninggal dunia, di tempat di bawah pengampuan atau
bangkrut atau dinyatakan sebagai orang yang tidak mampu.
Untuk maatschap yang didirikan untuk waktu tidak tertentu, maka pembubarannya
berlaku pasal 1649 KUHPerdata, yaitu dengan kehendak beberapa atau seorang sekutu.
Pembubaran dilakukan dengan suatu pemberitahuan penghentian pada seluruh sekutu
lainnya. Pemberitahuan penghentian ini harus dilakukan dengan itikad baik, dan tidak
dilakukan dengan secara tidak memberikan waktu.
Apa yang dimaksud dengan itikad baik? Dalam pasal 1950 KUHPerdata disebutkan
bahwa pemberitahuan penghentian dianggap tidak dengan itikad baik, jika seorang sekutu
menghentikan persekutuannya dengan maksud mengambil keuntungan bagi diri sendiri,
sedangkan keuntungan tersebut sebelumnya telah direncanakan untuk dinikmati secara
bersama-sama oleh para sekutu. Jadi, ada niat untuk menguntungkan diri sendiri, mengambil
keuntungan yang seharusnya dinikmati secara bersama-sama oleh para sekutu. Sedangkan

5
yang dimaksud dengan tidak dilakukan dengan secara tidak memberikan waktu. Artinya
apabila barang-barang persekutuan tidak lagi terdapat dalam keseluruhannya, sedangkan
kepentingan persekutuan menuntut supaya pembubarannya diundurkan.
BAB 3
STUDI KASUS
Contoh Kasus :
Pak Rahmat sedang dalam posisi menggugat orang dalam kasus perdata tentang kerja
sama, dan modal dipegang semua oleh tergugat. Untuk sekarang, gugatan Pak Rahmat di
pengadilan negeri dikabulkan sebagian. Tergugat diharuskan mengembalikan modal Pak
Rahmat. Akan tetapi tampaknya modal itu sudah tidak ada, sehingga tergugat selalu mengulur-
ulur dalam proses persidangan dan saat ini tergugat sedang mengajukan banding. Dalam
perjalanan sidang di pengadilan negeri, tergugat masih menjalankan usaha itu dan selalu
berupaya agar uang hasil kerja sama diterima oleh Pak Rahmat dengan cara dikirimkan ke
rekening-rekening atas nama pak Rahmat, tanpa memberitahunya. Kemudian Pak Rahmat kirim
kembali dan itu berhenti setelah hasil sidang keluar. Usaha tersebut atas nama Pak Rahmat dan
Pak Rahmat mempunyai Nomor Induk Berusaha atas usaha tersebut.
Pertanyaan : 1. Apakah jika suatu usaha kerja sama terjadi masalah/sampai ke pengadilan, maka
usaha tersebut harus vakum/berhenti sampai kasus ini selesai, apakah itu benar?
2. Jika iya, kalau usaha tersebut masih dijalankan oleh pihak tergugat tanpa ada pemberitahuan
atau persetujuan ke pihak satunya, apakah tergugat dapat dikenakan upaya hukum lain?
3. Jika nanti naik lagi ke kasasi, upaya hukum apalagi yang dapat dilakukan untuk mengganti
kerugian Pak Rahmat? Karena dalam putusan sidang pengadilan negeri, kerugian imateriel Pak
Rahmat tidak dikabulkan dan dalam hal ini tergugat berusaha mengulur waktu selama mungkin.
Penyelesaian :
Tidak ada ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang menyatakan suatu usaha
kerja sama (persekutuan perdata) harus vakum/berhenti saat terjadi permasalahan di pengadilan.
Namun, pihak yang hendak mengakhiri kerja sama dapat meminta pengadilan untuk
memerintahkan penghentian sementara usaha tersebut, hingga proses persidangan selesai.
Terkait kerugian imateriel, pada praktiknya, pemenuhan tuntutannya diserahkan kepada
hakim dengan prinsip ex aquo et bono. Tolok ukurnya diserahkan kepada subjektifitas hakim
yang memutus. Dalam kasus tersebut, banding ke pengadilan tinggi justru merupakan upaya

6
hukum yang disediakan hukum acara perdata apabila Anda tidak puas dengan putusan hakim
pada pengadilan negeri sebelum adanya upaya hukum kasasi, termasuk terkait kabul tidaknya
tuntutan kerugian imateriel
PERTANYAAN

7
DAFTAR PUSTAKA

RT. Sutantya R. Hadi Kusuma dan Dr. Sumantoro, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan, Pen. Ui Press
https://pasalkuhp.blogspot.com/2016/12/kuh-perdata-pasal-1646-pasal-1647-pasal.html
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/20663/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=16&isAllowed=y
file:///C:/Users/my%20Computer/Downloads/599-Article%20Text-1903-2-10-20160526.pdf
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5ebc25bcb4607/haruskah-kegiatan-persekutuan-perdata-
vakum-saat-ada-sengketa/

Anda mungkin juga menyukai