Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut pasal 1618 KUH, perdata persekutuan perdata didirikan atas dasar

perjanjian namun pasal ini tidak mengharuskan adanya syarat tertulis, maka perjanjian

dimaksud bersifat consensus, yaitu dianggap cukup dengan adanya persetujuan

kehendak atau kesepakatan. Perjanjian itu dimulai berlaku sejak saat ditentukan dalam

perjanjian (pasal 1624 KUH,perdata).

Dalam mendirikan persekutuan perdata yang harus dipenuhi oleh pihak adalah:

Memenuhi pasal 1320 KUH, perdata, bahwa suatu perjanjian sah apabila memenuhi

empat syarat, yaitu adanya kata sepakat, para pihak cakap atau dewasa, objek tertentu,

dan causanya halal, Tidak dilarang oleh hukum, Tidak bertentangan oleh hukum.,

Tidak bertentangan dengan tata susila dan ketertiban umum, Harus merupakan

kepentingan bersama yang dikejar, yaitu keuntungan, Adanya pemasukan (inbreg).

Menurut pasal 1619 KUH,perdata bahwa Tiap-tiap sekutu dari Persekutuan

Perdata diwajibkan memasukkan dalam kas persekutuan perdata yang terdiri dari

:Uang, Benda-benda, Tenaga kerja

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Persekutuan Perdata?
2. Apa saja Jenis-Jenis dan Bentuk-Bentuk Persekutuan Perdata?
3.Apa Ciri-Ciri dan Sifat Persekutuan Perdata?
4. Bagaimana Syarat dan Pendirian Persekutuan Perdata?
5. Bagaimana Keanggotaan Maatschap?
6. Apa Saja Asas Kepentingan Bersama dalam Maatschap?
7. Bagaimana Tanggungjawab Sekutu Maatschap?

1
8. Bagaimana Pembagian Keuntungan dalam Persekutuan Perdata?
9. Bagaimana Berakhirnya atau Bubarnya Maatschap?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Pengertian dari Persekutuan Perdata atau Maatschap
2. Mengetahui Apasaja Jenis-Jenis dan Bentuk-Bentuk Persekutuan Perdata
3. Mengetahui Ciri-Ciri dan Sifat Persekutuan Perdata
4. Mengetahui Syarat dan Pendirian Persekutuan Perdata
5. Mengetahui Bagaimana Keanggotaan Maatschap
6. Mengetahui Apa Saja Asas Kepentingan Bersama dalam Maatschap
7. Mengetahui Bagaimana Tanggungjawab Sekutu Maatschap
8. Mengetahui Bagaimana Pembagian Keuntungan dalam Persekutuan Perdata
9. Mengetahui Bagaimana Berakhirnya atau Bubarnya Suatu Maatschap

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persekutuan Perdata

Persekutuan Perdata ini diatur di dalam ketentuan-ketentuan pasal 1618


sampai dengan pasal 1652 KUHPer, Buku Ketiga, Bab Kedelapan, tentang
Perserikatan Perdata (Burgerlijk Maatschap). Persekutuan perdata atau lebih popular
disebut Maatschap merupakan bentuk umum dari Persekutuan Firma,Persekutuan
Komanditer (CV) dan Perseroan Terbatas (PT). Jelasnya, apa yang diatur dalam BW
mengenai Maatschap berlaku pula terhadap Firma dan CV. Keadaan ini terbaca dalam
Pasal 15 KUHD, yang menyatakan bahwa persekutuan-persekutuan yang disebut
dalam Buku I, Bab III, Bagian I KUHD, diatur oleh perjanjian-perjanjian antara para
pihak dan oleh BW.

Dalam kepustakaan dan ilmu hukum, istilah persekutuan bukanlah istilah


tunggal, karena ada istilah pendampingnya yaitu perseroan dan perserikatan. Ketiga
istilah ini sering digunakan untuk menerjemahkan istilah bahasa Belanda
maatschap; vennootschap. Maat maupun vennoot dalam bahasa aslinya
(Belanda) berarti kawan atau sekutu. Persekutuan artinya persatuan orang-orang
yang sama kepentingannya terhadap suatu perusahaan tertentu. Sedangkan sekutu
artinya peserta dalam persekutuan.Jadi, persekutuan berarti perkumpulan orang-orang
yang menjadi peserta pada perusahaan tertentu. Persekutuan perdata adalah suatu
badan usaha yang termasuk dalam hukum perdata khusus (hukum dagang), sebab
menjalankan perusahaan.

H.Van der Tas, dalam Kamus Hukum menerjemahkan Maatschap sebagai


perseroan, perserikatan, persekutuan. Fockema Andreae, menerjemahkannya sebagai
perseroan, perseroan perdata. R. Subekti dalam terjemahan BW menyebut istilah
Maatschap sebagai persekutuan.

3
Menurut Purwosutjipto, persekutuan perdata (maatschap) sebagaimana diatur
dalam Buku III, Bab VIII BW adalah persekutuan yang termasuk dalam bidang
hukum perdata umum, sebab apa yang disebut maatschap itu pada umumnya tidak
menjalankan perusahaan. Tetapi dalam praktek, persekutuan perdata juga sering
menjalankan perusahaan. Namun persekutuan yang dimaksud adalah persekutuan
perdata khusus. Hal ini dapat diketahui dari Pasal 1623 BW jo Pasal 16 KUHD. Pasal
1623 BW berbunyi:Persekutuan perdata khusus ialah persekutuan perdata yang
hanya mengenai barang-barang tertentu saja, pemakaian atau hasil yang didapat dari
barang-barang itu atau mengenai suatu usaha tertentu, melakukan perusahaan ataupun
melakukan pekerjaan. Sedangkan Pasal 16 KUHD berbunyi: Yang dinamakan
persekutuan firma ialah persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan
perusahaan dengan nama bersama (firma). Sedangkan Menurut Soenawar
Soekowati, Maatschap adalah suatu organisasi kerjasama dalam bentuk taraf
permulaan dalam suatu usaha. Yang dimaksudkan dalam taraf permulaan disini
adalah bahwa Maatschap merupakan suatu badan yang pra atau sebelum menjadi
perkumpulan berbadan hukum. Ia merupakan bentuk badan yang paling sederhana,
sebagai dasar dari bentuk-bentuk badan usaha yang telah mencapai taraf yang
sempurna (berbelit-belit) pengaturannya. Jadi, maatschap bentuknya belum
sempurna, artinya belum memiliki pengaturan yang rumit atau belum memenuhi
unsur-unsur sebagai badan hukum.

Maatschap (Persekutuan Perdata), sebagai badan usaha diatur dalam pasal


1618-1652 KUH Perdata. Dalam pasal 1618 KUH Perdata dijelaskan bahwa
Persekutuan Perdata adalah suatu perjanjian dengan nama dua orang atau lebih
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu (inbrengen) kedalam persekutuan
dengan maksud untuk membagi keuntungan atau kemanfaatan yang diperoleh
karenanya. Dari ketentuan pasal 1618 KUH Perdata tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa Persekutuan Perdata itu merupakan persetujuan, sedangkan persetujuan
dimaksud adalah mengenai hal tertentu yaitu dalam hal menjalakan perusahaan. Oleh
sebab itu mengenai persetujuan yang terdapat dalam persekutuan perdata itu termasuk
dalam persetujuan yang bersifat khusus.

4
Selain itu, berdasarkan ketentuan pasal 1618 KUH Perdata bahwa dalam
Persekutuan Perdata itu semua anggotanya mempunyai kewajiban memasukkan
sesuatu ke dalam persekutuan. Sesuatu yang dimaksudkan disini dapat berupa uang,
barang, goodwilling, konsesi, cara kerja, tenaga biasa dll. Dalam hal cara membagi
keuntungan harus seimbang dengan besarnya modal yang dimasukan kedalam
persekutuan. Suatu hal yang dilarang adalah jika adanya keuntungan hanya
diperuntukkan bagi seorang anggota persekutuan saja.

Bentuk kerjasama mencari untung yang paling sederhana adalah persekutuan


perdata dimana letak kesederhanaannya ialah cara-cara pendiriannya maupun cara-
cara pembubarannya tidak memerlukan persyaratan formal tetapi cukup dengan lisan.
Lazimnya pendirian suatu persekutuan perdata dilakukan dengan suatu akte (notaris)
hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam hal pembuktian jika terjadi perselisihan
pendapat diantara para anggota dikemudian hari.

Dalam suatu persekutuan perdata para anggotanya dalam hal membuat suatu
persetujuan untuk menentukan sesuatu untuk kepentingan perusahaannya pemerintah
atau undang-undang tidak akan mencampuri tentang apapun yang dikehendaki oleh
para anggotanya. Pemerintah atau undang-undang dalam hal tersebut memberi
keleluasaan kepada para anggota persekutuan untuk berbuat apapun yang
dikehendakinya. Sepanjang isi perbuatannya itu tidak bertentangan dengan undang-
undang, kepentingan umum dan kesusilaan dalam masyarakat.

Seandainya pemerintah sampai turut campur dalam suatu persekutuan perdata


tersebut hanya terbatas hal-hal yang berkaitan dengan penyempurnaan dari pada
persekutuan tersebut. Misalnyadalam hal cara membagi keuntungan dan kerugian
yang harus seimbang dengan besarnya modal yang dimasukan dalam persekutuan,
ketentuan siapa yang menjadi pengurus persekutuan mengingat dalam persekutuan
perdata itu, semua anggota mempunyai hak yang sama.

5
Berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam pasal 1619 dan 1624 KUH
Perdata, dapat disimpulkan bahwa Maatschap setidaknya mengandung unsur-unsur
dibawah ini:
a. Bertindak secara terang-terangan
b. Harus bersifat kebendaan
c. Untuk memperoleh keuntungan
d. Keuntungan dibagi-bagikan antara para anggotanya
e. Kerjasama ini tidak nyata tampak keluar atau tidak diberitahukan
kepada umum
f. Harus ditujukan pada sesuatu yang mempunyai sifat yang dibenarkan
dan diizinkan
g. Diadakan untuk kepentingan bersama anggotanya

Sebelum mendirikan persekutuan perdata, ada hal-hal atau persyaratan yang yang
harus dipenuhi seperti:
Memenuhi pasal 1320 KUH Perdata, bahwa suatu perjanjian sah
apabila memenuhi empat syarat, yaitu adanya kata sepakat, para pihak
cakap atau dewasa, objek tertentu, dan causanya halal.
Tidak dilarang oleh hukum.
Tidak bertentangan oleh hukum.
Tidak bertentangan dengan tata susila dan ketertiban umum.
Harus merupakan kepentingan bersama yang dikejar, yaitu
keuntungan.
Adanya pemasukan (inbreg)

Menurut pasal 1619 KUH Perdata bahwa Tiap-tiap sekutu dari Persekutuan
Perdata diwajibkan memasukkan dalam kas persekutuan perdata yang terdiri dari:
uang, benda benda, dan tenaga kerja. Selain itu yang termasuk harta kekayaan
persekutuan perdata adalah:
a. Penagihan penagihan dalam kepada sekutu-sekutunya, yaitu bunga-
bunga dari pemasukan yang sanggup.

6
b. Penagihan-penagihan keluar kepada pihak ketiga.
c. Penggantian kerugian kepada persekutuan dari sekutu-sekutu yang
karena kesalahannya mengakibatkan kerugian bagi sekutu.

Maatschap termasuk salah satu jenis permitraan (partnership) yang dikenal


dalam hukum Perusahaan di Indonesia disamping bentuk lainnya seperti
Vennootschap Onder Firma (Fa) dan Commanditaire Vennooschap (CV). Maatschap
merupakan bentuk usaha yang biasa dipergunakan oleh para Konsultan, Ahli Hukum,
Notaris, Dokter, Arsitek dan profesi-profesi sejenis lainnya.
Maatschap merupakan bentuk permitraan yang paling sederhana karena :
a. Dalam hal modal, tidak ada ketentuan tentang besarnya modal, seperti
yang berlaku dalam Perseroan Terbatas (PT) yang menetapkan besar
modal minimal.
b. Dalam rangka memasukkan sesuatu dalam persekutuan atau
maatschap, selain berbentuk uang atau barang, boleh menyumbangkan
tenaga saja.
c. Lapangan kerjanya tidak dibatasi, juga bisa dalam bidang
perdagangan.
d. Tidak ada pengumuman kepada pihak ketiga seperti yang dilakukan
dalam Firma.

2.2 Jenis Jenis dan Bentuk Bentuk Persekutuan Perdata


a. Jenis persekutuan perdata menurut pasal 1622 BW dan 1623 BW ada 2 yaitu
:
Maatschap Umum (Pasal 1622 BW)
Dalam Persekutuan Perdata jenis umum diperjanjikan suatu
pemasukan (in-breng) yang terdiri dari seluruh harta kekayaan masing-
masing sekutu atau sebagian tertentu dari harta kekayaannya secara
umum, tanpa adanya suatu perincian pun.Namun di dalam pasal 1621
KUHPer dilarang adanya Persekutuan Perdata macam ini: dengan
rasio bahwa pemasukan seluruh atau sebagian harta kekayaan tanpa

7
adanya perincian, mengakibatkan tidak akan dapat dibaginya
keuntungan secara adil seperti yang ditetapkan di dalam ketentuan
pasal 1633 KUHPer.Persekutuan Perdata jenis umum ini ada juga yang
diperbolehkan, asalkan diperjanjikan terlebih dahulu bahwa masing-
masing sekutu akan mencurahkan segala potensi kerjanya, agar
mendapatkan keuntungan (laba) yang dapat dibagi-bagi di antara para
sekutu. Dalam pasal 1622 KUHPer, Persekutuan Perdata jenis ini
menurut H.M.N. Purwosutjipto, S.H. dinamakan "Persekutuan Perdata
Keuntungan" (algehele maatschap van winst).

Maatschap Khusus (Pasal 1623 BW)


Maatschap khusus (bijzondere maatschap) adalah maatschap
yang gerak usahanya ditentukan secara khusus, bisa hanya mengenai
barang-barang tertentu saja, atau pemakaiannya, hasil yang akan
didapat dari barang-barang itu, atau mengenai suatu usaha tertentu atau
penyelenggaraan suatu perusahaan atau pekerjaan tetap. Jadi,
penentuannya ditekankan pada jenis usaha yang dikelola oleh
maatshap (umum atau khusus), bukan pada inbrengnya. Mengenai
inbreng, baik pada maatschap umum maupun maatschap khusus harus
ditentukan secara jelas/terperinci. Kedua maatschap ini dibolehkan.
Yang tidak dibolehkan adalah maatschap yang sangat umum yang
inbrengnya tidak diatur secara terperinci seperti yang disinggung oleh
Pasal 1621 BW.

b. Bentuk Bentuk Persekutuan Perdata


Persekutuan perdata dapat terjadi antara pribadi-pribadi yang
melakukan suatu pekerjaan bebas (profesi). Dalam bentuk ini,
asosiasinya tidak menjalankan perusahaan tetapi mengutamakan
anggotanya dan tidak menjadikan elemen modal organisatorisnya
sebagai unsur utama. Misalnya asosiasi akuntan, dokter, pengacara
dan lain-lain.

8
Persekutuan bertindak keluar kepada pihak ketiga secara terang-
terangan dan terus menerus untuk mencari laba maka persekutuan
perdata tersebut dikatakan menjalankan perusahaan. Misalnya
pengusaha A dan B membentuk persekutuan untuk melakukan usaha
di bidang lain.
Perjanjian kerja sama dari suatu transaksi sekali segera setempat.
Contoh: kerja sama membeli barang bersama-sama kemudian dijual
dengan mendapatkan laba.

2.3 Ciri - Ciri dan Sifat Persekutuan Perdata


a. Ciri ciri Persekutuan Perdata antara lain :
Adanya perjanjian antara dua orang atau lebih.
Para pihak memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan (inbreng).
Tujuan memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan untuk membagi
keuntungan atau kemanfaatan dari hasil usaha yang dilakukan secara
bersama sama.

Dalam Pasal 1619 ayat (1) KUH Perdata yang berisikan usaha persekutuan
usaha yang halal dan dibuat untuk manfaat bersama para pihak, pasal yang
menjelaskan bahwa bidang usaha yang dapat dilakukan oleh persekutuan sesuatu
yang bermanfaat bagi para sekutu.
Dalam mencapai tujuan tersebut dibutuhkan sarana seperti yang dijelaskan
dalam Pasal 1619 ayat (2) KUH Perdata, yaitu masing-masing sekutu diwajibkan
memasukkan uang, barang, dan keahliannya ke dalam persekutuan.

b. Sifat Persekutuan Perdata


Bertujuan mencari keuntungan secara material untuk dibagikan
kepada anggota.
Tidak komersial yaitu bertujuan untuk membantu kelancaran
kepentingan anggota.
Cara pendirian sederhana.

9
Cara pembubarannya tidak memerlukan persyaratan formal.
Cara pendirian persekutuan perdata dimulai saat ditandatanganinya
akta pendirian di notaris dan selanjutnya didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan negeri.

2.4 Syarat dan Pendirian Persekutuan Perdata

Menurut Pasal 1618 BW, maatschap adalah persekutuan yang didirikan atas
dasar perjanjian. Menurut sifatnya, perjanjian itu ada dua macam golongan, yaitu
perjanjian konsensual (concensuelle overeenkomst) dan perjanjian riil (reele
overeenkomst). Perjanjian mendirikan maatschap adalah perjanjian konsensual, yaitu
perjanjian yang terjadi karena ada persetujuan kehendak dari para pihak atau ada
kesepakatan sebelum ada tindakan-tindakan (penyerahan barang). Pada maatschap,
jika sudah ada kata sepakat dari para sekutu untuk mendirikannya, meskipun belum
ada inbreng, maka maatschap sudah dianggap ada.

Undang-undang tidak menentukan mengenai cara pendirian maatschap,


sehingga perjanjian maatschap bentuknya bebas. Tetapi dalam praktek, hal ini
dilakukan dengan akta otentik ataupun akta dibawah tangan. Juga tidak ada ketentuan
yang mengharuskan pendaftaran dan pengumuman bagi maatschap, hal ini sesuai
dengan sifat maatschap yang tidak menghendaki adanya publikasi (terang-
terangkan).Menurut pasal 1618 BW, Maatschap adalah persekutuan yang didirikan
atas dasar perjanjian. Perjanjian untuk mendirikan Maatschap harus memenuhi syarat
syarat sebagai berikut:

a. Harus memenuhi ketentuan dalam pasal 1320 KUH Perdata.


b. Tidak dilarang oleh hukum.
c. Tidak bertentangan dengan tata susila dan ketertiban umum.
d. Harus merupakan kepentingan bersama yang dikejar, yaitu keuntungan.
e. Keuntungan itu harus dibagi bagikan antara para anggota-anggotanya
.

10
2.5 Keanggotaan Maatschap

Keanggotaan suatu maatschap penekanannya diletakkan pada sifat kapasitas


kepribadian (persoonlijke capaciteit) dari orang (sekutu) yang bersangkutan. Pada
asasnya maatschap terikat pada kapasitas kepribadian dari masing-masing anggota,
dan cara masuk-keluarnya ke dalam maatschap ditentukan secara statutair (tidak
bebas). Adapun sifat kapasitas kepribadian dimaksud diutamakan, seperti: sama-sama
seprofesi, ada hubungan keluarga, atau teman karib.

BW (Bab VIII) sendiri juga tidak melarang adanya maatschap antara suami-
istri. Meskipun tidak dilarang, maatschap yang didirikan antara suami-istri, dimana
ada kebersamaan harta kekayaan (huwelijk gemeenschap van goederen), maka
maatschap demikian tidak berarti apa-apa, sebab kalau ada kebersamaan harta
kekayaan (harta perkawinan), maka pada saat ada keuntungan untuk suami-istri itu
tidak ada bedanya, kecuali pada saat perkawinan diadakan perjanjian pemisahan
kekayaan.

2.6 Asas Kepentingan Bersama dalam Maatschap


Asas kepentingan bersama dalam maatschap, tercantum dalam pasal 1628-
1631 BW:
a. Kewajiban untuk mengganti rugi untuk kesalahan yang dilakukan sekutu
diatur dalam Pasal 1630.
b. Perihal aturan untuk sekutu yang memasukan inbreng dalam bentuk barang
diatur dalam Pasal 1631

2.7 Tanggungjawab Sekutu Maatschap


Para sekutu Maatschap bisa membuat perjanjian khusus dalam rangka
menunjuk salah seorang diantara mereka atau orang ketiga sebagai pengurus
Maatschap (gerant mandataire). Menurut Pasal 1637 BW, pengurus yang ditunjuk itu
berhak melakukan semua tindakan kepengurusan yang ia anggap perlu, walaupun
tidak disetujui oleh beberapa sekutu, asalkan dilakukan dengan itikad baik. Jadi
pengurus dapat bertindak atas nama persekutuan dan mengikat para sekutu terhadap

11
pihak ketiga dan sebaliknya pihak ketiga terhadap para mitra selama masa
penunjukkan (kuasa) itu berlaku. Para sekutu tentu saja masih bebas untuk menggeser
atau mengganti pengurus dengan mandat tersebut. Selama pengurus yang ditunjuk itu
ada, maka maka sekutu yang bukan pengurus tidak mempunyai kewenangan untuk
bertindak atas nama Maaschap dan tidak bisa mengikat para sekutu lainnya dengan
pihak ketiga.
Bila tidak ada penunjukan secara khusus mengenai pengurus, Pasal 1639
BWmenetapkan bahwa setiap sekutu dianggap secara timbal balik telah memberi
kuasa, supaya yang satu melakukan pengurusan terhadap yang lain, bertindak atas
nama Maatschap dan atas nama mereka. Jadi, berkenaan dengan tanggungjawab
intern antara sekutu, kecuali dibatasi secara tegas dalam perjanjian pendirian
Maatschap, setiap sekutu berhak bertindak atas nama Maatschap dan mengikat para
sekutu terhadap pihak ketiga dan pihak ketiga terhadap sekutu.
a. Hubungan Intern Sekutu Maatschap
Perjanjian maatschap tidak mempunyai pengaruh ke luar (terhadap pihak
ketiga), dan pesertalah yang semata-mata mengatur bagaimana caranya kerjasama itu
berlangsung, demikian juga pembagian keuntungan yang diperoleh bersama
diserahkan sepenuhnya kepada mereka sendiri untuk mengaturnya dalam perjanjian
maatschapnya.
Hanya undang-undang mengadakan pembatasan terhadap kebebasan mengatur
pembagian keuntungan itu, berupa dua ketentuan:
Para sekutu tidak boleh memperjanjikan bahwa mereka akan menyerahkan
pengaturan tentang besarnya bagian masing-masing kepada salah seorang dari
mereka atau kepada seorang pihak ketiga (Pasal 1634 BW).
Para sekutu tidak boleh memperjanjikan bahwa kepada salah seorang akan
diberikan semua keuntungan (Pasal 1635 BW)
Pengangkatan pengurus Maatschap dapat dilakukan dengan dua cara (Pasal 1636),
yaitu:
Diatur sekaligus bersama-sama dalam akta pendirian maatschap. Sekutu
maatschap ini disebut sekutu statuter (gerant statutaire);

12
Diatur sesudah persekutuan perdata berdiri dengan akta khusus. Sekutu
pengurus ini dinamakan sekutu mandater (gerant mandataire).
Menurut Pasal 1636 (2) BW, selama berjalannya maatschap, sekutu statuter
tidak boleh diberhentikan, kecuali atas dasar alasan-alasan menurut hukum,
misalnya tidak cakap, kurang seksama (ceroboh), menderita sakit dalam waktu
lama, atau keadaan-keadaan/peristiwa-peristiwa yang tidak memungkinkan
seorang sekutu pengurus itu melaksanakan tugasnya secara baik.
Sekutu statuter diberhentikan oleh maatschap itu sendiri. Atas pemberhentian
itu sekutu statuter dapat minta putusan hakim tentang soal apakah
pemberhentian itu benar-benar sesuai dengan kaidah hukum. Sekutu statuter
bisa minta ganti kerugian bila pemberhentian itu dipandang tidak beralasan.
Sekutu mandater kedudukannya sama dengan pemegang kuasa, jadi
kekuasaannya dapat dicabut sewaktu-waktu atau atas permintaan sendiri.
Para sekutu dapat menetapkan orang luar yang cakap sebagai pengurus kalau
diantara para sekutu tidak ada yang dianggap cakap atau mereka tidak merasa
cakap untuk menjadi pengurus. Jadi, ada kemungkinan pengurus maatschap
adalah bukan sekutu. Hal ini dapat ditetapkan dalam akta pendirian maatschap
atau dalam perjanjian khusus.
b. Hubungan Ekstern Sekutu Maatschap
Menurut Pasal 1642 s/d 1645 BW, pertanggungjawaban sekutu maatschap
terhadap pihak ketiga adalah sebagai berikut:
Pada asasnya, bila seorang sekutu maatschap mengadakan hubungan hukum
dengan pihak ketiga, maka sekutu yang bersangkutan sajalah yang
bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan dengan
pihak ketiga itu, walaupun dia mengatakan bahwa dia berbuat untuk
kepentingan persekutuan.
Perbuatan sekutu baru mengikat sekutu-sekutu lainnya apabila :
a. Sekutu tersebut diangkat sebagai pengurus secara gerant statutaire
b. Nyata-nyata ada surat kuasa dari sekutu-sekutu lain;
Hasil perbuatannya atau keuntungannya telah nyata-nyata dinikmati oleh
persekutuan

13
Bila beberapa orang sekutu maatschap mengadakan hubungan hukum dengan
pihak ketiga, maka para sekutu itu dapat dipertanggungjawabkan sama rata,
meskipun inbreng mereka tidak sama, kecuali bila dalam perjanjian yang
dibuatnya dengan pihak ketiga itu dengan tegas ditetapkan imbangan
pertanggungjawaban masing-masing sekutu yang turut mengadakan
perjanjian itu.
Bila seorang sekutu mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga atas
nama persekutuan (Pasal 1645 BW), maka persekutuan dapat langsung
menggugat pihak ketiga itu. Disini tidak diperlukan adanya pemberian kuasa
dari sekutu-sekutu lain.

2.8 Pembagian Keuntungan dalam Persekutuan Perdata


Dalam pasal 1633 ayat 1 KUH Perdata menyebutkan bahwa sebaiknya
pembagian keuntungan dan kerugian oleh sekutu diatur dalam perjanjian pendirian
persekutuan, dengan ketentuan tidak boleh memberikan seluruh keuntungan hanya
kepada salah seorang sekutu saja, akan tetapi berdasarkan Pasal 1633 ayat 2 boleh
diperjanjikan jika seluruh kerugian hanya ditanggung oleh salah seorang sekutu saja.
Apabila tidak ada perjanjian yang mengatur cara pembagian keuntungan
tersebut, maka berlakulah ketentuan Pasal 1633 ayat 1 KUH Perdata yang
menentukan bahwa pembagian tersebut harus dilakukan berdasarkan asas
keseimbangan dengan ketentuan bahwa pemasukan uang / benda yang terkecil.
Selain itu, Pasal 1635 KUH Perdata menjelaskan bahwa janji untuk membagi
keuntungan hanya pada satu pihak maka perjanjian tersebut akan batal demi hukum,
sedangkan perjanjian untuk membagi kerugian hanya pada satu pihak diperbolehkan.

2.9 Berakhir atau Bubarnya Maatschap


Dalam pasal 1646 KUHPer, suatu maatschap dengan sendirinya bubar bila
terjadi salah satu dari peristiwa dibawah ini:
a. lewatnya waktu yang ditentukan dalam perjanjian maatschap;
b. musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok
permitraan

14
c. atas kehendak beberapa atau seseorang sekutu;
d. jika seorang sekutu ditempatkan dibawah pengampuan atau dinyatakan pailit
Bila maatschap bubar, maka harta kekayaan maatschap akan dibagi kepada
anggota maatschap berdasarkan perjanjian terdahulu, setelah dikurangi utang-utang
terhadap pihak ketiga. Bila kekayaan maatschap justru tidak cukup untuk membayar
utang, maka utang tersebut akan ditanggung bersama (tanggung renteng) oleh para
sekutu berdasarkan perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Persekutuan Perdata ini diatur di dalam ketentuan-ketentuan pasal 1618 sampai
dengan pasal 1652 KUHPer, Buku Ketiga, Bab Kedelapan, tentang Perserikatan Perdata
(Burgerlijk Maatschap). Persekutuan perdata adalah kumpulan dari orang-orang yang
biasanya memiliki profesi yang sama dan berkeinginan untuk berhimpun dengan
menggunakan nama bersama. Jenis persekutuan perdata ada dua yaitumaatschap umum
dan maatschap khusus. Ciri - ciri persekutuan perdata salah satunya yaituadanya
perjanjian antara dua orang atau lebih. Apabila kita hendak mendirikan sebuah
persekutuan perdata, maka ada syarat yang harus dipenuhi misalnya tidak dilarang oleh
undang-undang. Keanggotaan suatu maatschap penekanannya diletakkan pada sifat
kapasitas kepribadian (persoonlijke capaciteit) dari orang (sekutu) yang bersangkutan.
Asas kepentingan bersama dalam maatschap, tercantum dalam pasal 1628-1631 BW.
Tanggungjawab sekutu Maatschap harus memperhatikan dua hal yaitu hubungan intern
sekutu dan hubungan ekstern sekutu. Persekutuan perdata bersifat mencari keuntungan
secara material untuk dibagikan kepada anggota. Apabila kita hendak mendirikan sebuah
persekutuan perdata maka harus memenuhi ketentuan dalam pasal 1320 KUH Perdata.
Pembagian keuntungan dan kerugian dalam persekutuan perdata diatur dalam perjanjian
pendirian persekutuan, dengan ketentuan tidak boleh memberikan seluruh keuntungan
hanya kepada salah seorang sekutu saja.

16
DAFTAR PUSTAKA

R.T. Sutantya R. Handhikusuma dan Sumantoro, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan


Bentuk-Bentuk Perusahaan yang Berlaku di Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 1991).

Ardani, Yogi. 2017. Persekutuan Perdata (Maatschap)


http://renvoikata.blogspot.co.id/2011/07/persekutuan-perdata-maatschap.html.
(Diakses 24 September 2017)
Artonang, Putra. 2016. Pengertian, Unsur, Jenis, Ciri Dan Sifat Persekutuan Perdata
(Partnership / Maatschap. http://artonang.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-
unsur-jenis-ciri-dan-sifat.html. (Diakses 24 September 2017)
Fitriadi, Budi. 2010. Persekutuan Perdata
http://kuliahonline.unikom.ac.id/?listmateri/&detail=2962&file=/Persekutuan-
Perdata.html (Diakses 24 September 2017)
Helmi. 2011. Persekutuan Perdata (Maatschap)
http://renvoikata.blogspot.co.id/2011/07/persekutuan-perdata-maatschap.html
(Diakses 24 September 2017)
Karina, Putri. 2012. Persekutuan
Perdata.https://flowerlotus303.wordpress.com/2012/10/17/persekutuan-perdata.
(Diakses 24 September 2017)
Putra, Yogatryarie. 2014. Persekutuan Perdata (Maatschap).
http://yogatryarieputra.blogspot.co.id/2014/05/persekutuan-perdata.html.
(Diakses 24 September 2017)
Putriana, Helmi. 2011. Persekutuan.
Perdata.http://renvoikata.blogspot.co.id/2011/07/persekutuan-perdata-
maatschap.html. (Diakses 24 September 2017)
Rochmah, Nur. 2014. Maatschap (Persekutuan Perdata).http://akuntansi-keuangan-
rochmahndo.blogspot.co.id/2014/11/maatschap-persekutuan-perdata.html.
(Diakses 24 September 2017)

17

Anda mungkin juga menyukai