Anda di halaman 1dari 9

Persekutuan Perdata/ Maatschap

A. Definisi Maatschap
Menurut pandangan klasik, Burgelijke Maatschap atau lebih populer disebut
maatschap merupakan bentuk genus (umum) dari persekutuan Firma (VoF) dan Persekutuan
komanditer (CV). Bahkan menurut pandangan klasik, Maatschap tersebut mulanya merupakan
bentuk genus pula dari Perseroan Terbatas (PT). Hanya saja, karena saat ini tentang PT sudah
jauh berkembang, maka ada pendapat yang mengatakan PT bukan lagi termasuk bentuk spesies
(khusus) dari Maatschap.

Dalam kepustakaan dan ilmu hukum, istilah persekutuan bukanlah istilah tunggal,
karena ada istilah pendampingnya yaitu perseroan dan perserikatan. Ketiga istilah ini sering
digunakan untuk menerjemahkan istilah bahasa belanda “Maatschap” dan “Vennotschap”.
Maat maupun vennot dalam bahasa aslinya (Belanda) berarti kawan atau sekutu.

Van der Tas, dalam kamus hukum menerjemahkan Maatschap sebagai perseroan,
perserikatan, persekutuan. Sedangkan R.Subekti dalam terjemahan BW menyebutkan istilah
Maatschap sebagai persekutuan.

“Persekutuan“ artinya persatuan orang-orang yang sama kepentingannya terhadap


suatu perusahaan tertentu. Sedangkan “sekutu” artinya peserta dalam persekutuan. Jadi,
persekutuan berarti perkumpulan orang-orang yang menjadi peserta pada perusahaan tertentu.
Jika badan usaha tersebut tidak menjalankan perusahaan, maka badan itu bukanlah persekutuan
perdata, tetapi disebut “perserikatan perdata”. Sedangkan orang-orang yang mengurus badan
itu disebut sebagai “anggota”, bukan sekutu. Dengan demikian, terhadap dua istilah yang
pengertiannya hampir sama, yaitu “perserikatan perdata” dan “persekutuan
perdata”. Perbedaanya, perserikatan perdata tidak menjalankan perusahaan, sedangkan
persekutuan perdata menjalankan perusahaan. Dengan begitu, maka perserikatan perdata
adalah suatu badan usaha yang termasuk hukum perdata umum, sebab tidak menjalankan
perusahaan. Sedangkan persekutuan perdata adalah suatu badan usaha yang termasuk dalam
hukum perdata khusus (hukum dagang), sebab menjalankan perusahaan.

Persekutuan perdata adalah padanan dan terjemahan dari burgerlijk maatschap. Di


dalam common law system dikenal dengan istilah partnership. Kemudian di dalam hukum
Islam dikenal dengan istilah sharikah atau shirkah. Persekutuan adalah suatu bentuk dasar
bisnis atau organisasi bisnis.
Angela Schneeman mendefinisikan partnership sebagai suatu asosiasi yang terdiri dari
dua orang atau lebih melakukan kepemilikan bersama suatu bisnis untuk mendapatkan
keuntungan. Partnership dapat juga diartikan sebagai suatu perjanjian (agreement) diantara dua
orang atau lebih untuk memasukkan uang, tenaga kerja, dan keahlian ke dalam suatu
perusahaan, untuk mendapatkan keuntungan yang dibagi bersama sesuai dengan bagian atau
proporsi yang telah disepakati bersama.
Batasan yuridis maatschap dimuat didalam Pasal 1618 KUHPerdata, yang dirumuskan
sebagai berikut :

“ persekutuan perdata (Maatschap) adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu (inbreng) dalam persekutuan dengan maksud
untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya”.

Dalam pasal 1618 dikatakan bahwa tiap peserta harus memasukan sesuatu kedalam
persekutuan. Hal yang dimaksudkan disini adalah pemasukan (inbreng). Pemasukan (inbreng)
dapat berwujud barang, uang atau tenaga, baik tenaga badaniah maupun tenaga kejiwaan
(pikiran). Adapun hasil adanya pemasukan itu tidak hanya keuntungan saja, tetapi mungkin
pula “kemanfaatan”.

Jadi, Maatschap atau Persekutuan Perdata, adalah kumpulan dari orang-orang yang
biasanya memiliki profesi yang sama dan berkeinginan untuk berhimpun dengan menggunakan
nama bersama

B. UU yang Mengatur Maatschap


Persekutuan Perdata diatur dalam Pasal 1618 s.d. 1652 KUHPerdata, Buku III, Bab
VIII tentangPerserikatan Perdata (Burgerlijk Maatschap). Pengertian Persekutuan
PerdataPersekutuan sebagai suatu perjanjian dimana dua orang atau lebih mengikatkandiri
untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untukmembagi keuntungan
(Pasal 1618 KUHPerdata).Unsur-unsur dalam Persekutuan Perdata meliputi :

1. Adanya pemasukan sesuatu ke dalam perserikatan (inbreng).


2. Inbreng dapat berupa uang, barang (materiil/immaterial), atau tenaga (Pasal1619
KUHPerdata).
3. Adanya pembagian keuntungan atau kemanfaatan diperoleh dari
pemasukantersebut.Persekutuan Perdata yang bertindak keluar terhadap pihak ketiga
denganterang-terangan dan terus menerus untuk mendapatkan laba berubah
menjadiPersekutuan Perdata atau Perserikatan Perdata Jenis Khusus (Pasal
1623KUHPerdata).
Diatur dalam perjanjian pendirian Persekutuan Perdata, dengan ketentuan tidakboleh
memberikan keuntungan hanya pada satu orang, tapi bolehmembebankan kerugian pada satu
sekutu (Pasal 1635 KUHPerdata). Apabiladalam perjanjian tidak diatur mengenai pembagian
keuntungan, makaberpedoman pada Pasal 1633 KUHPerdata.Pembagian keuntungan
berdasarkan pada asas keseimbangan pemasukan,artinya :

1. Pembagian dilakukan menurut harga nilai dari pemasukan masing-masingsekutu


kepada persekutuan.
2. Sekutu yang hanya memasukkan kerajinan saja pembagiannya sama dengansekutu
yang nilai barang pemasukkannya terendah, kecuali ditentukan lain.
3. Sekutu yang hanya memasukkan tenaga kerja mendapat bagian keuntungansama rata,
atau disamakan dengan sekutu yang memasukkan uang atau bendaterkecil, kecuali
ditentukan lain (Pasal 1633 ayat (2) KUHPerdata Pendirian Persekutuan Perdata
didirikan berdasarkan perjanjian diantara para pihak (asaskonsensualisme) dan tidak
memerlukan pengesahan Pemerintah.

Pertanggung Jawaban SekutuPerbuatan hukum seorang sekutu yang dilakukan dengan


pihak ketiga hanyamengikat sekutu yang bersangkutan dan tidak mengikat sekutu-sekutu yang
lain(Pasal 1644 KUHPerdata), kecuali bila :

1. Sekutu-sekutu yang lain telah memberikan kuasa untuk itu.


2. Perbuatan sekutu tersebut secara nyata memberikan manfaat bagipersekutuan.

Status Hukum Persekutuan Perdata Berdasarkan Pasal 1644 KUHPerdata maka


Persekutuan Perdata bukantermasuk badan hukum, karena pada suatu badan hukum, perbuatan
seorangsekutu atas nama persekutuan akan mengikat persekutuan tersebut terhadappihak
ketiga. Terbentuknya Persekutuan Perdata tidak memerlukan pengesahanPemerintah sebagai
syarat formil suatu badan hukum.
Berakhirnya Persekutuan PerdataBerdasarkan Pasal 1646 KUHPerdata, Persekutuan
Perdata dapat berakhir akibat :
1. Lewatnya waktu dimana persekutuan diadakan.
2. Musnahnya barang atau selesainya perbuatan yang menjadi pokokpersekutuan.
3. Atas kehendak semata-mata dari beberapa sekutu.

C. Jenis-jenis Maatschap
Sesuai dengan kitab undang-undang hukum perdata sebagai sumber hukumnya,
maatschap ini terbagi dua, yaitu sebagai berikut :

1. Maatschap umum pasal 1622 KUHPerdata, maatschap umum meliputi apa saja yang
akan diperoleh para sekutu sebagai hasil usaha mereka selama maatschap Maatschap
jenis ini usahanya bisa bermacam-macam (tidak terbatas), yang penting inbrengnya
ditentukan secara jelas/terperinci
2. Maatschap khusus pasal 1623 KUHperdata, maatcshap khusus (bijzonder maatschap)
adalah maatschap yang gerak usahanya ditentukan secara khusus, bisa hanya mengenai
barang-barang terentu saja, atau pemakaiannya, atau hasil yang akan didapat dari
barang-barang itu, atau menenai suatu usaha tertentu atau penyelenggaraan suatu
perusahaan atau pekerjaan tetap.

Jadi, penentuannya ditekankan pada jenis usaha yang dikelola oleh maatcshap (umum
atau khusus) bukan pada ibrengnya.
D. Pemodalan Maatschap
Modal dalam Persekutuan Perdata terdapat pengaturannya di dalam Pasal 1619 BW,
yaitu:
- Uang
- Barang
- Tenaga/Kerajinan

E. Pendirian Maatschap
Syarat pendirian suatu Maatschap (Persekutuan Perdata), sama dengan Firma (Fa) atau
pun Persekutuan Komanditer (CV), yaitu harus didirikan oleh paling sedikit oleh 2 orang
berdasarkan pejanjian dengan akta notaries yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Karena, pada
dasarnya akta pendirian Maatschap sebenarnya adalah bentuk kesepakatan antara para sekutu
untuk berserikat dan bersama-sama dan mengatur hubungan hukum diantara para sekutu
tersebut.

Maatschap atau yang lebih dikenal sebagai persekutuan perdata


/perkongsian/kompanyon diatur dalam Pasal 1618 hingga Pasal 1652 KUHPer dan diartikan
sebagai:
“suatu persetujuan dimana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu
kedalam persekutuan, dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya
(Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)”.

"Sesuatu" disini dapat diartikan dalam arti luas, yaitu bisa berupa uang atau juga bisa
berupa barang-barang lain, ataupun kerajinan yang dimasukkan kedalam persekutuan sebagai
kontribusi dari anggota atau mitra yang bersangkutan. ‘kerajinan’ yang dimaksud juga bisa
berupa tenaga atau ketrampilan yang dimasukkan kedalam persekutuan karena hal ini
merupakan syarat mutlak bagi terbentuknya maatschap.

Pendirian Maatschap dapat didirikan melalui perjanjian yang sederhana, dan tidak ada
pengajuan formal atau tidak diperlukan adanya persetujuan Pemerintah. Demikian pula
pendiriannya cukup secara lisan, tetapi bisa juga. berdasarkan akta pendirian. Perjanjian bisa
secara lisan , tetapi bisa juga berdasarkan akta pendirian. Perjanjian bisa tertulis maupun lisan,
atau bahkan bisa dinyatakan melalui tindakan-tindakan atau perbuatan para pihak.

Maatschap biasanya bertindak di bawah nama-nama para anggota atau mitranya,


meskipun ini bukan merupakan persyaratan hukum. Penggantian Persero Pada dasarnya
penggantian keanggotaan dalam suatu persekutuan perdata adalah dilarang, kecuali ialah
diperjanjikan demikian. Jadi dengan kematian, penempatan di bawah pengampuan, kepailitan,
dari maatschap, akan menyebabkan maayschap bubar.
Cara mendirikan Persekutuan Perdata (Maatschap) :

1. Persekutuan Perdata didirikan atas dasar perjanjian dan tidak diharuskan secara tertulis,
sehingga perjanjiannya bersifat konsensual. (Pasal 1618 KUHPerdata);
2. Perjanjian mulai berlaku sejak saat perjanjian itu menjadi sempurna atau sejak saat yang
ditentukan dalam perjanjian (Pasal 1624 KUHPerdata).

Adapun syarat-syarat pendirian dari Maatschap atas adanya Perjanjian harus memenuhi
Pasal 1320 KUHPerdata ;

1. Tidak dilarang oleh hukum;


2. Tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum; dan
3. Harus merupakan keuntungan kepentingan bersama yang dikejar.

Dalam pendirian suatu Maatschap, para sekutu diwajibkan untuk berkontribusi bagi
kepentingan Maatschap tersebut. “Kontribusi” ini dalam istilah hukumnya disebut
“inbreng”(pemasukan ke dalam Perseroan). Para sekutu dapat berkontribusi dalam berbagai
bentuk, yaitu uang, barang, good will, dan know how. Good Will itu sendiri bisa berupa apa
saja, seperti: pangsa pasar yang luas, jaringan, relasi, ataupun Merek (brand image). Sedangkan
Know how bisa berupa keahlian di bidang tertentu, seperti: dalam Maatschap Kantor Hukum,
bisa berupa keahlian di bidang penanganan kasus kejahatan di dunia maya misalnya. Jadi bisa
apa saja, yang penting oleh para persero (sekutu) tersebut dianggap memiliki manfaat dan nilai
ekonomis.

Maatschap merupakan bentuk permitraan yang paling sederhana karena :

1. Dalam hal modal, tidak ada ketentuan tentang besarnya modal, seperti yang berlaku
dalam Perseroan Terbatas (PT) yang menetapkan besar modal minimal, saat ini adalah
minimal Rp. 50.000.000,00- (lima puluh juta rupiah).
2. Dalam rangka memasukkan sesuatu dalam persekutuan atau maatschap, selain
berbentuk uang atau barang, boleh menyumbangkan tenaga saja.
3. Lapangan kerjanya tidak dibatasi, juga bisa dalam bidang perdagangan.
4. Tidak ada pengumuman kepada pihak ketiga seperti yang dilakukan dalam Firma.

F. Keanggotaan Maatschap

Keanggotaan suatu maatschap penekanannya diletakkan pad sifat kapasitas kepribadian


(persoonlijke capaciteit) dari orang (sekutu) yang bersangkutan. Pada asasnya, maatschap
terikat pada kapasitas kepribadian dari masing-masing anggota, dan cara masuk-keluarnya ke
dalam maatschap ditentukan secara statutair (tidak bebas). Adapun sifat kapasitas kepribaian
dimaksud diutamakan, seperti : sama-sama seprofesi, ada hubungan keluarga, atau teman
akrab.
G. Pengurusan maatschap

Penggangkatan pengurus maatschap dapat dilakukan dengan dua cara (Pasal 1638), yaitu :

1. Diatur sekaligus bersama-sama dalam akta pendirian maatschap. Sekutu maatschap ini
disebut “sekutu statuter” (gerant statutaire). Menurut pasal 1638 ayat 2 KUHPerdata,
selama berjalannya maatschap, sekutu statuter tidak boleh diberhentikan, kecuali atas
dasar alasan-alasan menurut hukum, misalnya tidak cakap, kurang seksama (ceroboh),
menderita sakit dalam waktu lama, atau memungkinkan seorang atau perstiwa-
peristiwa yang tidak memungkinkan seorang sekutu pengurus itu melaksanakan
tugasnya secara baik. Dan yang memberhentikan sekutu statuer ialah maatschap itu
sendiri atas pemberhentian itu sekutu satuter dapat minta putusan hakim tentang soal
apakah pemberhentian itu benar-benar sesuai dengan kaidah hukum. Sekutu satuter bisa
minta ganti kerugian bila pemberhentian itu dipandang tidak beralasan.
2. Diatur sesudah persekutuan perdata berdiri dengan akta khusus. Sekutu pengurus ini
dinamakan “sekutu mandater” (gerant mandataire). Sekutu mandater kedudukannya
sama dengan pemegang kuasa, jadi kekuasaannya dapat dicabut sewaktu-waktu atau
atas permintaan sendiri.

H. Pembagian keuntungan dan kerugian

Menurut pasal 1633 KUHPerdata cara membagi keuntungan dan kerugian itu sebaiknya
diatur dalam perjanjian pendirian maatschap. Bila dalam perjanjian pendirian tidak diatur maka
bagian tiap sekutu dihitung menurut perbandingan besarnya sumbangan modal yang
dimasukkan oleh masing-masing sekutu.sekutu yang inbrengnya hanya berupa tenaga, maka
bagian keuntungan atau kerugian yang diperoleh sama dengan bagian sekutu yang memasukan
inbreng berupa uang atau barang yang paling sedikit.

I. Tanggung jawab internal antara sekutu

Pasal 1637 KUHPerdata, pengurus yang ditunjuk oleh para sekutu berhak melakukan
semua tindakan kepengurusan yang diangap perlu, bila tidak ada penunjukan secara khusus
mengenai pengurus, pasal 1639 KUHPerdata menetpkan bahwa setia sekutu diangap secara
timbal balik telah memberi kuasa, supaya yang satu melakukan pengurusan terhadap yang lain,
bertindk atas nama maatschap dan atas nama mereka. Jadi berkenaan dengan tanggung jawab
internal antara sekutu. Kecuali, dibatasi secara tegas dalam perjanjian pendirian maatschap
setiap sekutu berhak bertindak atas nama maatschap dan mengikat para sekutu terhadap pihak
ketiga dan pihak ketiga terhadap sekutu.
J. Tanggung jawab sekutu maatchap dengan pihak ketiga

Menurut pasal 1642 s/d 1645 KUHPerdata, pertanggungjawaban sekutu maatschap


adalah sebagai berikut :

1. Pada asasnya, bila seorang sekutu maatschap mengadakan hubungan hukum dengan
pihak ketiga , maka sekutu yang bersangkutan sajalah yang bertanggungjawb atas
perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan dengan pihak ketiga itu, walaupun dia
mengtakan bahwa dia berbuat utnuk kepntingan persekutuan.
2. Perbuatan sekutu baru mengikat sekutu-sekutu lainnya apabila :
 Sekutu tersebut diangkat sebagai pengurus secara grant statutaire
 Terdapat ada surat kuasa dari sekutu-sekutu lain
 Hasil perbuatannya atau kentungan telah dinikmati oleh persekutuan

3. Bila bebrapa orang sekutu maatschap megadakan hubungan hukum dengan pihak
ketiga, maka para sekutu itu dapat dipertanggungjawabkan sama rata, meskipun
inbreng mereka tidak sama, kecuali bila dalam perjanjian yang dibuatnya dengan pihak
ketiga itu dengan tegas ditetapkan keseimbangan pertangungjawaban masing-masing
sekutu yang turut mengadakan perjanjian itu.
4. Bila seorang sekutu mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga atas nama
persekutuan (pasal 1645) , maka persekutuan dapat langsung menggugat pihak ketiga
itu. Di sini tidak diperlukan adanya pemberian kuasa dari sekutu-sekutu lain.

K. Maatschap bukan badan hukum

Ajaran yang umum (de heersen de leer) yang dianut tidak mengakui bahwa maatschap
itu merupakan badan hukum, karena maatschap tidak mempunyai harta kekayaan yang terpisah
dengan harta kekayaan para sekutunya. Tapi karena hukum itu berkembang, muncul pendirian
baru yang mengatakan bahwa pada maatschap itu dalam praktik sudah ada kekayaannya yang
terpisah, akan tetapi belum dianggap sebagai badan hukum.

Pada firma trlihat bahwa undang-undang mengakui adanya harta kekayaan yang
terpisah (Pasal 32 KUHP) . tetapi oleh undsng-undang firma juga belum diakui sebagai badan
hukum.

Disamping itu, Walaupun maatschap dapat menggugat langsung kepda pihak ketiga
berdasarkan pasal 1645 KUHPerdata, namun bukan berarti maatschap adalah badan hukum.
Perbuatan maatschap (persekutuan perdata) untuk mrnggugat langsung kepada pihak ketiga
adalah perbuatan bersama semua para sekutu, karena mereka masing-masing mempunyai
bagiannya sendiri dalam harta kekayaan persekutuan, sehingga tiap-tiap sekutu berhak
menagih sesuai dengan bagiannya itu.

Dari sudut pertanggungjawaban, dapat juga disimpulkan bahwa persekutuan perdata


bukan badan hukum, karena apabila ia disebut badan hukum maka seorang sekutu yang
melakukan perbuatan atas nama persekutuan, persekutuanlah yang terikat dengan pihak ke tiga
dan bukan sekutu yang berbuat sebagaimana ditentukan dalam pasal 1644 KUHPerdata. Bila
persekutuan perdata dipaksakan menjadi badan hukum, maka tentu ada keharuan bagi
maatschap untuk memenuhi syarat-syarat sebagaimana badan hukum, seperti :

1. Pengesahan dari menteri kehakiman/ Menkumham


2. Pendaftaran dalam daftar perusahaan
3. Pengumuman dalam tambahan berita negara RI

Sedangkan persekutuan perdata tidak memerlukan prosedur pendirian sebagaimana


disebut diatas, tetapi cukup dilakukan secara konsensuil atau dengan akta (otentik atau dibawah
tangan).

L. Bubarnya maatschap

Ketentuan hukum pembubaran persekutuan perdata diatur dalam buku III pasal 1646
s/d 1652 KUHPerdata. Adapun beberapa sebab sebuah persekutuan perdata bisa dinyatakan
bubar (Pasal 1646 KUHPerdata) adalah sebagai berikut :

1. Lampaunya waktu maatschap itu didirikan


2. Musnahnya barang atau telah diselesaikannya usaha yang menjadi tugas pokok
maatschap itu
3. Kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu
4. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau dibawah pengampuan atau dinyatakan pailit

M. Kelebihan dan Kekurangan Maatschap

Kelebihan bentuk usaha ini, mekanisme pembentukannya sederhana, hanya


berdasarkan perjanjian di antara para pendiri dan tidak terdapat batas minimal modal yang
disetor untuk modal dasar persekutuan. Begitu pula dengan tanggung jawab yang harus
ditanggung manakala ada kewajiban terkait dengan pelaksanaan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh persekutuan dengan pihak ke tiga, maka yang bertanggung jawab hanyalah
anggota perseuktuan yang telah menandatangani kuasa untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut.

Kelemahan dari bentuk usaha ini, sering kali dianggap hanya dapat diterapkan untuk
usaha yang membutuhkan keterampilan yang tinggi seperti usaha konsultan, akuntan, jasa,
penilai, dan jasa lainnya. Sehingga penerapannya cukup terbatas.
PERSEKUTUAN PERDATA (MAATSCHAP)

Mata Kuliah:
Hukum Bisnis

Dosen Pembimbing:
MRR Tiyas Maheni

Kelompok 1 DG 4C
Adinda Melati Putri (NIM: 5017020039)
Alwan Jihad (NIM: 5017020042)
Bela Karunia (NIM: 5017020047)
Faiq Raiz (NIM: 5017020007)
Zenitha Fillah M (NIM: 5017020072)

Tahun Ajaran 2018 / 2019


JURUSAN TEKNIK GRAFIKA DAN PENERBITAN
PROGRAM STUDI DESAIN GRAFIS
Jl. Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus Baru UI Depok 16424, Telp: +6221 7270036, ext 217,
Website: http://pnj.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai