Anda di halaman 1dari 13

LECTURE NOTES

Legal Aspect in Economic

Week 4

Legal Aspects of Companies

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


LEARNING OUTCOMES

LO1 : Identify the theory and key concepts of law in economic.

LO2 : Explain the basic principles of legal aspects in economic.

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Definition of Company

2. Various Types of Business Entities according to Indonesia Law

3. Limited Company

4. Corporate Social Responsibility

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


Aspek-Aspek Hukum
dalam Perusahaan
I. DEFINISI PERUSAHAAN

Purwosutjipto (1983) menyebutkan bahwa perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang


dilakukan secara tidak terputus-putus dengan terang-terangan, dalam kedudukan tertentu dan
untuk mencari laba (bagi diri sendiri)(Saliman, 2005: 82). Menurut Molengraaf perusahaan
adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk
mendapatkan penghasilan, dengan cara memperniagakan barang-barang, menyerahkan
barang-barang, atau mengadakan perjanjia-perjanjian perdagangan (Saliman, 2005: 82).

Pengertian perusahaan menurut Pasal 1 huruf b Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 : Wajib
Daftar Perusahaan yaitu : “Setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, berkerja serta berkedudukan dalam
wilayah Negara Republik Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba”.
Dengan demikian dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur
perusahaan terdiri atas :
• Terus-menerus
• Terang-terangan
• Dalam bisang usaha tertentu
• Mengadakan perjanjian perdagangan
• Bermaksud memperoleh laba atau keuntungan

II. JENIS PERUSAHAAN

Jenis perusahan yang diatur menurut hukum Indonesia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
perusahaan yang bukan badan hukum dan perusahaan yang merupakan badan hukum.
Perusahaan atau yang dalam istilah KUH Perdata sering disebut sebagai persekutuan pada
dasarnya didirikan dengan perjanjian, artinya melibatkan sedikitnya dua orang atau lebih.
Oleh karenanya perusahaan yang dimaksud dalam hukum di Indonesia tidak termasuk dalam
usaha-usaha yang didirikan secara perorangan.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


2.1 Perusahan bukan Badan Hukum
(1) Persekutuan Perdata (Maatschap)
Perusahan yang merupakan persekutuan perdata diatur dalam pasal 1618 BW yaitu
“Perjanjian antara dua orang atau lebih mengikat diri untuk memasukkan sesuatu ke
dalam persekutuan dengan maksud membagi keuntungan”. Dari definisi tersebut
dapat diuraikan ciri-ciri tentang persekutuan perdata yaitu (Silondae, 2011: 34) :
a. Adanya perjanjian kerjasama
Kesepakatan diantara orang-orang yang mempunyai kesamaan kepentingan
untuk menjalankan perusahaan.
b. Adanya pemasukan sesuatu (inbreng)
Masing-masing sekutu (pihak yang berjanji) wajib memasukkan sesuatu ke
dalam perusahaan yang dapat berupa uang ataupun barang.
c. Bertujuan untuk memperoleh laba
Tujuandibentuknya perusahaan pada dasarnya memang untuk mencari
keuntungan atau laba.
d. Adanya pembagian keuntungan
Dari keuntungan yang diperoleh tersebut, akan dibagi berdasarkan kesepakatan
yang telah dibuat sebelumnya.
Dalam prakteknya, bentuk persekutuan atau perusahaan seperti ini banyak dilakukan
oleh mereka yang memiliki profesi serupa. Misalnya praktek dokter bersama..

(2) Firma
Mengenai persekutuan firma tidak diatur dalam KUHPerdata tetapi diatur dalam
KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) yaitu pasal 16 KUHD yaitu :
“persekutuan firma adalah persekutuan yang diadakan untuk menjalankan
perusahaan dengan memakai nama bersama. Persekutuan firma merupakan
persekutuan antara dua orang atau lebih dengan nama bersama untuk melakukan
usaha. Seperti juga persekutuan perdata, bentuk persekutuan firma juga seringkali
dibentuk oleh orang-orang dengan profesi yang sama untuk melakukan usaha
bersama.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


Firma sendiri dapat diartikan sebagai nama yang dipakai untuk berdagang bersama-
sama, adakalanya nama firma diambil dari nama seseorang yang turut menjadi
pesero tapi juga dapat diambil dari nama orang yang bukan pesero (Kansil& Kansil,
2013: 66). Yang jelas adalah ciri utama dari firma adalah adanya nama bersama.
Ciri-ciri Persekutuan Firma

a) Menjalankan perusahaan yang merupakan syarat formal


b) Menggunakan nama bersama
c) Tanggung jawab sekutu (firmant) bersifat pribadi secara keseluruhan, artinya
pertanggungjawaban sekutu firma tidak terbatas pada pemasukan yang
dimasukkan, tetapi juga bertanggung jawab secara pribadi atas harta kekayaan
firma

(3) Perseroan Komanditer (Commanditaire Vennootschap/CV)


Definisi tentang CV tercantum dalam pasal 19 KUHD yang menyebutkan
“persekutuan komanditer adalah suatu perseroan untuk menjalankan suatu
perusahaan yang dibentuk antara satu atau beberapa orang pesero yang secara
tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak dan
satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain”.

Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat disipulkan bahwa terdapat dua jenis
sekutu dalam CV, yaitu :
a. Sekutu Komplementer
Disebut sekutu kerja atau sekutu aktif (active partner), dengan hak dan
kewajiban sebagai berikut (Silondae, 2011: 39) :
1. wajib mengurus CV
2. berhak memasukkan uang atau kekayaan yang lain
3. bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kewajiban CV terhadap
pihak ketiga
4. berhak menerima pembagian keuntungan

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


b. Sekutu Komanditer
Merupakan sekutu diam-diam (silent partner) atau sekutu pelepas uang, dengan
hak dan kewajiban sebagai berikut (Silondae, 2011: 39) :
1. Wajib menyerahkan uang atau kekayaan lainnya kepada CV
2. Wajib bertanggung jawab atas kewajiban persekutuan terhadap pihak ketiga
3. Berhak memperoleh pembagian keuntungan
4. Dilarang melakukan pengurusan meskipun dengan surat kuasa

2.2 Perusahaan berbadan hukum : Perseroan Terbatas (PT)


A. Definisi Perseroan Terbatas

Seperti yang dijelaskan pada bagian tentang subyek hukum pada pertemuan minggu pertama,
disebutkan bahwa dalam lingkup hukumperdata dan dagang, badan hukum yang termasuk
dalam kategori perusahaan menurut hukum Indonesia adalah Perseroan Terbatas (PT).
Undang-undang yang mengatur khusus tentang perseoran terbatas adalah Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007, selanjutnya dalam lecturer note ini disebut dengan UUPT.
Berdasarkan definisi yang diberikan oleh UUPT, maka yang dimaksud dengan perseroan
adalah :
“Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang
serta peraturan pelaksanaannya”. Pasal 1 angka 1 UUPT

Pasal 3 ayat (1) UUPT menyebutkan bahwa pemegang saham perseroan tidak bertanggung
jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan terbatas dan tidak
bertanggung jawab atas kerugian perseroan melebihi saham yang dimiliki. Artinya pemegang
saham hanya bertanggung jawab sebatas pada saham yang disetor ke dalam perseroan.

Dengan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perseroan terbatas merupakan
persekutuan modal, berbeda dengan jenis perusahaan yang bukan badan hukum yang
merupakan persekutuan orang. PT merupakan persekutuan modal yang harta kekayaannya
berasal dari harta kekayaan pemegang saham yang dipisahkan dari kekayaan pribadinya.
Berdasarkan pengertian UUPT maka PT harus memenuhi unsur-unsur:

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


1) Berbentuk badan hukum, yang merupakan persekutuan modal;
2) Didirikan atas dasar perjanjian;
3) Melakukan kegiatan usaha;
4) Modalnya terbagi saham-saham;
5) Memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UUPT serta peraturan yang berlaku.

Secara umum ciri-ciri perseroan terbatas antara lain yaitu :


a) Berbentuk Badan Hukum yaitu dengan adanya pengesahan oleh menteri, sehingga dapat
melakukan tindakan dan hubungan hukum sendiri.
b) Memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari harta pribadi.
c) Modal terbagi atas saham-saham
d) Tanggung jawab pemegang saham terbatas pada nilai saham yang diambilnya.
e) Didirikan berdasarkan perjanjian karena disebutkan adanya kesepakatan para pendiri
(minimal 2 pihak)
f) Melakukan kegiatan usaha dan bertujuan untuk mencari keuntungan

B. Syarat-syarat pendirian Perseroan Terbatas

Untuk dapat dikatakan sebagai badan hukum, maka terdapat persyaratan persyaratan tertentu
dalam pendirian PT, sehingga kemudian ia dianggap sebagai subyek hukum yang dapat
melakukan perbuatan-perbuatan hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan.
1. Persyaratan Material Pendirian Perseroan Terbatas
Untuk mendirikan suatu perseroan harus memenuhi persyaratan material antara lain:
1) perjanjian antara dua orang atau lebih;
2) dibuat dengan akta autentik
3) modal dasar perseroan
4) pengambilan saham saat perseroan didirikan
2. Prosedur Pendirian Perseroan Terbatas
a. Persiapan, antara lain: kesepakatan-kesepakatan/perjanjian antara para pendiri
(minimal 2 orang atau lebih) untuk dituangkan dalam akta notaris akta pendirian.
b. Pembuatan Akta Pendirian, yang memuat Anggaran Dasar dan Keterangan lain
berkaitan dengan pendirian Perseroan, dilakukan di muka Notaris.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


c. Pengajuan permohonan Pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM (jika
dikuasakan pengajuan hanya dapat dilakukan oleh Notaris) diajukan paling lambat
60 hari sejak tanggal akta pendirian ditanda-tangani, dilengkapi keterangan
dengan dokumen pendukung. Jika lengkap Menteri langsung menyatakan tidak
keberatan atas permohonan yang bersangkutan secara elektronik. Paling lambat 30
hari sejak pernyataan tidak keberatan, yang bersangkutan wajib menyampaikan
secara fisik surat permohonan yang dilampiri dokumen pendukung, 14 hari
kemudian Menteri menerbitkan keputusan pengesahan Badan Hukum Perseroan
yang ditanda-tangani secara elektronik.
d. Daftar Perseroan (diselenggarakan oleh Menteri, dilakukan bersamaan dengan
tinggal Keputusan mentri mengenahi Pengesahan BH Perseroan, persetujuan atas
perubahan AD (Anggaran Dasar) yang memerlukan Persetujuan; penerimaan
pemberitahuan perubahan AD (Anggaran Dasar) yang tidak memerlukan
persetujuan; atau penerimaan pemberitahuan perubahan data perseroan yang
bukan merupakan perubahan AD (Anggaran Dasar). Daftar perseroan terbuka
untuk umum.
e. Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara RI (pengumuman dalam TBNRI
diselenggarakan oleh Menteri, antara lain: akta pendirian perseroan beserta
Keputusan Mentri tentang Pengesahan BH Perseroan; akta perubahan AD beserta
Kepmen sbgmana dimaksud Psl 21 ayat (1); Akta perubahan AD yg telah diterima
pemberitahuanya oleh menteri.

C. Organ Perseroan Terbatas

Menurut Pasal 1 angka 2 UUPT disebutkan bahwa organ perseroan adalah Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Dewan Komisaris.

1. R U P S

Organ yang mempunyai wewenang yang berbeda dengan direksi dan komisaris yang telah
ditentukan oleh undang-undang atau anggaran dasar. Beberapa wewenang yang dimiliki
RUPS, yang tercantum dalam beberapa pasal dalam UUPT, al :

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


a. Mengangkat dan memberhentikan anggota direksi dan komisaris
b. Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan
c. Menyetujui pengajuan permohonan agar perseroan dinyatakan pailit
d. Menyetujui perpanjangan jangka waktu berdirinya perseroan
e. Mengubah anggaran dasar
f. Membubarkan perseroan
g. Mengumumkan pembagian laba atau deviden
Dalam RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan
Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata
acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan. RUPS dalam mata acara
lain-lain tidak berhak mengambil keputusan, kecuali semua pemegang saham hadir dan/atau
diwakili dalam RUPS dan menyetujui penambahan mata acara rapat. Keputusan atas mata
acara rapat yang ditambahkan harus disetujui dengan suara bulat.

2. DIREKSI

Organ PT yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, serta mewakili perseroan
baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Direksi
merupakan organ yang membela kepentingan perseroan (Prinsip Fiduciary Duties) Tugas
ganda Direksi; melaksanakan kepengurusan dan perwakilan Tugas kepengurusan secara
kolegial oleh masing-masing anggota direksi. Direksi perseroan yang mengerahkan dana
masyarakat, menerbitkan surat pengakuan hutang, PT terbuka: minimal 2 org anggota
Direksi.

Kewajiban Direksi
1. Kewajiban yang berkaitan dengan perseroan
2. Kewajiban yang berkaitan dengan RUPS
3. Kewajiban yang berkaitan dengan kepentingan kreditur/masyarakat

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


Hak Direksi
1. Hak untuk mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan
2. Hak untuk memberikan kuasa tertulis kepada pihak lain.
3. Hak untuk mengajukan usul kepada Pengadilan Negeri agar perseroan dinyatakan pailit
setelah didahului dengan persetujuan RUPS.
4. Hak untuk membela diri dlm forum RUPS jika Direksi telah diberhentikan untuk
sementara waktu oleh RUPS/Komisaris
5. Hak untuk mendapatkan gaji dan tunjangan lainnya sesuai AD/Akta Pendirian

3. Dewan Komisaris

Organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai
dengan anggran dasar serta memberi nasihat kepada direksi.

Kewajiban Komisaris:
1. Mengawasi Direksi
2. Memberi nasehat kepada Direksi
3. Melapor pada perseroan tentang kepemilikan sahamnya beserta keluarganya

III. PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBIL ALIHAN dan


PEMISAHAN

Dalam perjalanannya PT banyak mengalami berbagai masalah, sehingga pada prakteknya PT


seringkali melakukan hal-hal sbb: 1) Penggabungan; 2) Peleburan; 3) Pengambilalihan; 4)
Pemisahan

1) Penggabungan
Menurut UUPT, Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada
yang menyebabkan aktiva dan pasiva dari perseroan yang menggabungkan diri beralih
karena hukum kepada perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status
badan hukum perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


2) Peleburan
Menurut UUPT, Perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau lebih untuk
meleburkan diri dengan cara mendirikan suatu perseroan baru yang karena hukum
memperoleh aktiva dan pasiva dari perseroan yang meleburkan diri dan status badan
hukum perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hokum.
3) Pengambilalihan
Menurut UUPT, Perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan
untuk mengambil alih saham perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian
atas perseroan tersebut.
4) Pemisahan
Menurut UUPT, Perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan untuk memisahkan
usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukum
kepada 2 (dua) perseroan atau lebih atau sebagian aktiva dan pasiva perseroan beralih
karena hukum kepada 1 (satu) perseroan atau lebih.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


SIMPULAN

Kegiatan dan aktivitas perekonomian sangat berhubungan erat dengan aktivitas-aktivitas


yang dilakukan dalam perusahaan. Oleh karena itu sangat perlu untuk diketahui bagaimana
kedudukan hukum setiap bentuk-bentuk perusahaan yang diatur dalam hukum di Indonesia.
apakah perusahaan tersebut merupakan perusahaan non badan hukum ataukah perusahaan
berbadan hukum. Perlakuan hukum terhadap setiap jenis perusahaan tersebut sangat berbeda
terutama jika berkaitan dengan pendirian, kemampuan melakukan perbuatan hukum,
tanggung jawab dari setiap perbuatan yang dilakukan terutama jika dikaitkan dengan
kekayaan perusahaan. Untuk perusahaan bukan badan hukum, tanggung jawab kerugian
sampai dengan harta pribadi pesero karena harta kekayaan perusahaan tidak dipisahkan
dengan harta kekayaan pribadi. Sedangkan untuk perusahaan badan hukum seperti perseroan
terbatas (PT) tanggung jawab pemegang saham hanya sampai pada sejumlah harta yang
diserahkan dalam perusahaan.

Materi ini juga sedikit membahas tentang definisi tentang terjadinya penggabungan,
peleburan, pengambilalihan, dan pemisahan yang seringkali terjadi dalam dunia usaha. Untuk
kepentingan tersebut, definisi tentang keempat peristiwa hukum tersebut menjelaskan secara
jelas kedudukan aktiva dan pasiva perusahaan yang membedakan setiap peristiwa tersebut.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


DAFTAR PUSTAKA

1. Kansil, CST. & Kansil Christine ST. (2013). Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum
Dagang Indonesia. Ed.2. Jakarta: Sinar Grafika.

2. Meliala, DS. (2014). Hukum Perdata dalam Perspektif BW. Bandung: Nuansa Aulia.

3. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar


Perusahaan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 7. Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3214.

4. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan


Terbatas. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756
5. Saliman, AR. (2005). Hukum Bisnis untuk Perusahaan, Teori dan Contoh Kasus. Cet
ke-7. Jakarta: Kencana.

6. Silondae, AA. & Ilyas, WB. (2011). Pokok-Pokok Hukum Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.

7. Subekti, R & Tjitrosudibio. (1992) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.Jakarta:


Pradnya Paramita.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic

Anda mungkin juga menyukai