Anda di halaman 1dari 8

Pengertian, Unsur, Ciri Dan Sifat Persekutuan Firma

(Fa) - Firma (bahasa Belanda:venootschap onder firma;


perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga
disebut Fa, adalah sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan
usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai nama
bersama.Pemilik firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu
dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan
pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.

A. Pengertian Firma (Fa)

Pengertian Firma (Fa)

Secara harfiah Firma adalah Perserikatan dagang antara beberapa


perusahaan dalam bentuk sebuah persekutuan bisnis untuk
menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai
nama bersama untuk mendapat profit.
Persekutuan Firma adalah kaitan atau hubungan yuridis yang
timbul dari perjanjian sukarela antara beberapa pihak yang
bersangkutan, baik secara lisan, maupun tertulis atau tersirat dari
tindakan pribadi sekutu bersangkutan.
Pengertian Firma menurut Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang bahwa Perseroan Firma adalah tiap-tiap perserikatan
yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah satu
nama bersama.

Firma (Fa) adalah suatu persekutuan antara dua aorang atau lebih
yang menjalankan badan usaha dengan nama bersama dengan
tujuan untuk membagi hasil yang diperoleh dari persekutuan
tersebut. Dalam mendirikan firma memiliki anggota paling sedikit
dua orang. Semua anggota memiliki tanggung jawab terhadap
perusahaan dan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang
tercantum dalam akta pendirian Firma. Apabila bangkrut semua
anggota harus bertanggung jawab sampai harta milik pribadi ikut
dipertanggungkan.
Modal firma berasal dari kekayaan pribadi anggota pendiri, serta
laba/ keuntungan dibagikan kepada anggota dengan perbandingan
sesuai akta pendirian.

B. Unsur-Unsur Firma (Fa)


Adapun persekutuan perdata adalah perjanjian dengan mana dua
orang atau lebih mengikatkan diri untuk menyetorkan sesuatu
kepada persekutuan dengan tujuan untuk memperoleh manfaat
atau keuntungan (Pasal 1618 KUHPer). Berdasarkan definisi
tersebut, dapat dinyatakan bahwa persekutuan itu disebut Firma
apabila mengandung unsur-unsur pokok berikut ini :
1. Persekutuan perdata (Pasal 1618 KUHPer);
2. Menjalankan perusahaan (Pasal 16 KUHD);
3. Dengan nama bersama atau firma (Pasal 16 KUHD); dan
4. Tanggung jawab sekutu bersifat pribadi untuk keseluruhan
(Pasal 18 KUHD)

Dari pengertian Firma menurut Pasal 16 UU Hukum Dagang, dapat


di simpulakan bahwa, Firma merupakan persekutuan perdata dan
termasuk bagian dalam perusahaan serta dijalankan atas satu
nama bersama. Hal ini didukung dengan isi Pasal 16181652 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, yang menjelaskan Persekutuan
perdata diberlakukan terhadap perseroan Firma sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan Pasal dalam Kitab UndangUndang Hukum Dagang.
Adapun pengertian Persekutuan Perdata menurut Kamus hukum
ialah Persetujuan kerjasama antara beberapa orang untuk mencari
keuntungan tanpa bentuk badan hukum terhadap pihak ketiga
masing-masing menanggung sendiri-sendiri perbuatannya kedalam
mereka memperhitungkan laba rugi yang dibaginya menurut
perjanjian persekutuan. (Pasal 1618 KUHPdt)
Menurut Johanes Ibrahim, suatu Maatschap (persekutuan
perdata) khusus seperti yang ditetapkan oleh Pasal 1623 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata dapat melakukan perbuatan
perusahaan.Oleh karena itu, Firma tidak dapat dikatakan sebagai
badan usaha yang memiliki ciri-ciri sebagai badan hukum. Karena
apabila meninjau pandangan Subekti yang menjelaskan bahwa,
Badan Hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau
perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan
perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan
sendiri, dan dapat digugat atau mengguggat di depan hakim.
Menurut Mollengraff Firma adalah suatu perkumpulan yang
didirikan untuk menjalankan perusahaan dibawah nama bersama

dan yang mana anggota-anggotanya tidak terbatas tanggung


jawabnya terhadap perikatan perseroan dengan pihak ketiga
Firma adalah perseroan yang menjalankan suatu perusahaan di
bawah nama bersama, yang tidak sebagai perseroan komanditer
- Wery.
Slagter memberikan defenisi bahwa Firma adalah suatu
perjanjiann yang ditujukan kearah kerjasama di antara dua orang
atau lebih secara terus menerus untuk menjalankan suatu
perusahaan di bawah nama bersama, agar memperoleh
keuntungan atas hak kebendaan bersama guna mencapai tujuan
pihak-pihak di antara mereka mengikatkan diri untuk memasukkan
uang, barang, nama baik, hak-hak atau kombinasi daripadanya
kedalam persekutuan.
Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan, firma adalah
persekutuan antara dua orang atau lebih untuk menjalan
perusahaan yang di buat dengan nama bersama.
Firma juga dapat dikatakan sebagai persekutuan perdata.
Persekutuan perdata adalah perjanjian antara dua orang atau lebih
yang mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke perusahhan
dengan maksud untuk membagi keuntungan atau kemanfatan yang
di peroleh karenanya (Pasal 1618 KUHPerdata). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa firma adalah sebuah ketentuan husus dari
ketentuan yang umum yang mengatur mengenai persekutuan
perdata.

Persekutuan firma bukan merupakan badan hukum karena


persekutuan firma tidak memenuhi syarat untuk menjadi badan
hukum. Adapun syarat sebuah persekutuan disebut badan hukum
apabila kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi dan
mendapatkan mempunyai peraturan resmi atau husus oleh
pemerintah. Sedangkan persekutuan firma, kekayaan persekutuan
dengan kekayaan pribadi tidak terpisah dan tidak ada undangundang husus yang mengatur mengenai firma. Oleh karena itu
dalam mendirikan persekutuan firma tidak ada keharusan untuk
mengesahkan akta pendirian oleh menteri kehakiman.

C. Ciri-Ciri Firma (Fa)


Seperti halnya persekutuan yang lain, firma juga memiliki sifat atau
ciri-ciri. Adapun ciri-ciri firma antara lain :
1.

Para sekutu aktif di dalam mengelola perusahaan;

2.

Tanggung jawab yang tidak terbatas atas segala resiko yang terjadi;

3.

Akan berakhir jika salah satu anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia;

4.

Anggota firma biasanya sudah saling mengenal sebelumnya dan sudah saling
mempercayai;

5.

Perjanjian suatu firma dapat dilakukan dihadapan notaris;

6.

Dalam kegiatan usaha selalu memakai nama bersama;

7.

Setiap anggota dapat melakukan perjanjian dengan pihak lain;

8.

Adanya tanggungjawab atas resiko kerugian yang tidak terbatas;

9.

Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan
harta pribadi;

10.

Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin;

11.

Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota

yang lainnya;

12.

Keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup;

13.

Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma; dan

14.

Mudah memperoleh kredit usaha

D. Sifat Firma (Fa)


Sifat dari Persekutuan Firma adalah:
1. Keagenan atau perwakilan bersama;
2. Umur terbatas;
3. Tanggung jawab tak terbatas;
4. Pemilikan kepentingan;
5. Partisipasi (Keikutsertaan) dalam Persekutuan Firma;
6. Bentuk firma ini telah digunakan baik untuk kegiatan usaha
berskala besar maupun kecil;
7. Dapat berupa perusahaan kecil yang menjual barang pada
satu lokasi, atau perusahaan besar yang mempunyai cabang
atau kantor di banyak lokasi;

8. Masing-masing sekutu menjadi agen atau wakil dari


persekutuan firma untuk tujuan usahanya
9. Pembubaran persekutuan firma akan tercipta jika terdapat
salah satu sekutu mengundurkan diri atau meninggal;
10.

Tanggung Jawab seorang sekutu tidak terbatas pada

jumlah investasinya;
11.

Harta benda yang diinvestasikan dalam persekutuan

firma tidak lagi dimiliki secara terpisah oleh masing-masing


sekutu; dan
12.
Masing-masing sekutu berhak memperolah pembagian
laba persekutuan firma.
Sumber Hukum :
1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) atau Wetboek
van Koophandel Indonesia (WvK),
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata),
3. Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil Dan Menengah
Referensi :

1. Ibrahim, Johannes. Hukum Organisasi Perusahaan: Pola


Kemitraan Dan Badan Hukum. Bandung: Refika Aditama,
2006
2. Sopandi, Eddi. Bebrapa Hal Dan Catatan Berupa Tanyajawab
Hukum Bisnis. Bandung: Refika Aditama, 2003
3. http://artonang.blogspot.co.id/2015/12/badan-hukum.html

4.

http://artonang.blogspot.co.id/2014/12/hukumperdata.html

5. Widjaja, Gunawan. Seri Aspek Hukum Dalam Bisnis:


Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma, Persekutuan
Komanditer. Jakarta: Kencana, 2006
6. Neni Sri Imaniyati. Hukum Bisnis: Telaah tentang Pelaku dan
Kegiatan Ekonomi. Graha ILmu. Yogyakarta: 2009

Anda mungkin juga menyukai