Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KOPERASI MENURUT UU

MATA KULIAH : EKONOMI KOPERASI DAN UKM

DI SUSUN OLEH :

NAMA : YESI WULAM SARI

NIM : 201810008

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBAGUNAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO


LATAR BELAKANG

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan berkah, Rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah saya dapat
menyalesaikan Makalah Tentang Koperasi. Makalah ini disusun agar pembaca
dapat memperluas ilmu tentang ‘Koperasi’ yang kami sajikan berdasarkan dari
berbagai sumber. Dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan yang pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.  Penyusun
menyadari makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya
mohon kritik dan saran yang membangun agar saya dapat menyusunnya
kembali lebih baik dari sebelumnya.

Palopo, 10 November 2020

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1

1.1 Latar Belakang.............................................................. 1

1.2 Rumusan masalah ........................................................ 2

1.3 Tujuan........................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 4

2.1 Bentuk koperasi dalam uu koperasi.............................. 4

2.2 Jenis-jenis koperasi........................................................ 5

2.3 tata cara koperasi berdasarkan uu koperasi................. 6

2.4 Syarat pendirian koperasi berdasarkan uu koperasi..... 7

BAB III PENUTUP... ...................................................................... 8

3.1 Kesimpulan ................................................................... 8

3.2 Saran.............................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dan
menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong dan meningkatkan pembangunan serta
perokonomian Nasional. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai reaksi terhadap
sistem liberalisme ekonomi, yang pada waktu itu sekelompok kecil pemilik-pemilik modal
menguasai kehidupan masyarakat. Susunan masyarakat kapitalis sebagai kelanjutan dari
liberalisme ekonomi, membiarkan setiap individu bebas bersaing untuk mengejar keuntungan
sebesar-besarnya, dan bebas pula mengadakan segala macam kontrak tanpa campur tangan
pemerintah. Akibatnya, sekelompok kecil pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat.
Mereka hidup berlebih, sedangkan sekelompok besar dari masyarakat yang lemah kedudukan
sosial ekonominya makin terdesak. Pada saat itulah tumbuh gerakan koperasi yang
menentang aliran individualisme dengan asas kerja sama dan bertujuan untuk kesejahteraan
masyarakat. Bentuk kerja sama ini melahirkan perkumpulan koperasi. Secara umum yang
dimaksud dengan koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang
perekonomian lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak,
kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan–kebutuhan
anggotanya. Koperasi Indonesia memberikan pengertian bahwa tidak boleh mengimpor
begitu saja pengertian-pengertian koperasi tersebut di atas, karena cara-cara berkoperasi yang
dianggap baik dijalankan di luar negeri, kemungkinan ada yang kurang cocok untuk
dijalankan di negara Indonesia. Dalam hal mengimpor pengertian koperasi itu harus
mengadakan penyesuaian-penyesuaian dengan ;

1. cita-cita segenap bangsa Indonesia, yaitu terbentuknya negara adil dan makmur yang
menyeluruh;

2. kondisi-kondisi yang berlaku serta kebutuhan-kebutuhan yang nyata dari masyarakat


umumnya di tanah air kita;

3. Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.3 Koperasi
sebagai usaha bersama, harus mencerminkan ketentuan- ketentuan sebagaimana lazimnya
didalam kehidupan suatu keluarga. Dimana segala sesuatunya dikerjakan secara bersama-
sama dan ditujukan untuk kepentingan bersama seluruh anggota keluarga.

4. Koperasi diatur oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian pada
awal kemerdekaan Indonesia. Setelah itu terjadi beberapa peraturan mengenai koperasi
tersebut dan diganti oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok
Perkoperasian, kemudian setelah itu diganti oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian (Selajutnya disebut dengan Undang-Undang Perkoperasian) dan yang
terbaru adalah Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian (Selajutnya
disebut dengan UU 17/2012 tentang Perkoperasia

1.2 RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada latar belakang diatas, maka permasalahan-
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. bentuk koperasi dalam UU koperasi ?


2. Bagaimana Bagaimana jenis koperasi berdasarkan koperasi ?
3. Bagaimana tata cara koperasi berdasarkan UU koperasi ?
4. Syarat pendirian koperasi berdasrkan UU koperasi ?

1.3 TUJUAN

Maksud dan tujuan pembuatan tugas ini adalah sebagai berikut :


1.Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ekonomi KoperasidanUKM
2.Menjelaskan bentuk-bentul koperasi menurut uu koperasi
3.Menjelaskan jenis-jenis koperasi menurut uu koperasi
4.Menjelaskan tata cara koperasi berdasarkan uu koperasi
5.Menjelaskan syarat pendirian koperasi menurut uu koperas
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BENTUK-BENTUK KOPERASI MENURUT UU KOPERASI

Bentuk - Bentuk Koperasi.

     Sebagaimana dalam pasal 15 UU No. 12 Tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan
bahwa “koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau koperasi sekunder.” Dalam penjelasan
pasal 15 UU No. 12 Tahun 1992 disebutkan bahwa “pengertian koperasi sekunder meliputi
semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan atau koperasi
sekunder, berdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi, baik koperasi sejenis
maupun berbeda jenis atau tingkatan. Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya
tiga koperasi yang berbadan hukum baik primer maupun sekunder.Koperasi sekunder
didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan mengembangkan
kemampuan koperasi primer dalam menjalankan peran dan fungsinya.”
Dalam pasal 24 ayat 4 UU No. 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa “hak suara dalam koperasi
sekunder dapat diatur dalam anggaran dasar dengan mempertimbangkan jumlah anggota dan
jasa usaha koperasi anggota secara seimbang.”

Bentuk Koperasi menurut PP No.60 tahun 1959.

Dalam PP No.60 tahun 1959 (pasal 13 bab IV) dikatakan bahwa “bentuk kopeasi ialah
tingkat-tingkat koperasi yang didasarkan pada cara-cara pemusatan, penggabungan dan
perindukannya.”
Dari ketentuan tersebut,maka didapat 4 bentuk koperasi,yaitu:

Primer.
Koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan.Biasanya terdapat
di tiap desa ditumbuhkan koperasi primer.

Pusat.
Koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer di tiap daerah Tingkat II
(Kabupaten) ditumbuhkan pusat koperasi.

Gabungan
Koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat di tiap daerah Tingkat I (Propinsi)
ditumbuhkan Gabungan Koperasi.

Induk
koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi, di Ibu Kota
ditumbuhkan Induk Koperasi.
Keberadaan dari koperasi-koperasi tersebut dijelaskan dalam pasal 18 dari PP 60/59, yang
mengatakan bahwa:
·         Di tiap-tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa
·         Di tiap-tiap daerah Tingkat II ditumbuhkan Pusat Koperasi
·         Di tiap-tiap daerah Tingkat I ditumbuhkan Gabungan Koperasi
·         Di IbuKota ditumbuhkan Induk koperasi

Bentuk koperasi menurut UU :


Undang-undang No.12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok perkoperasian masih
mengaitkan bentuk-bentuk koperasi itu dengan wilayah administrasi pemerintahan (pasal 16)
tetapi tidak secara ekspresif mengatakan bahwa koperasi pusat harus berada di IbuKota
Kabupaten dan Koperasi Gabungan harus berada ditingkat Propinsi.

Pasal 16 butir (1) Undang undang No.12/1967 hanya mengatakan : “daerah kerja
koperasi Indonesia pada dasarnya, didasarkan pada kesatuan wilayah administrasi
Pemerintahan dengan memperhatikan kepentingan ekonomi.

2.2 JENIS-JENIS KOPERASI MUNURUT UU KOPERASI

JENIS-JENIS KOPERASI  

Ø  Jenis koperasi berdasarkan fungsinya :

1.      Koperasi Konsumsi

Didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para anggotanya. Di sini anggota
berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya. Yang pasti barang
kebutuhan yang dijual di koperasi harus lebih murah dibandingkan di tempat lain, karena
koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Contoh-contoh koperasi konsumen
adalah kopkar/kopeg, Koperasi Pegawai Indosat (Kopindosat), KPRI adalah Koperasi
Keluarga Guru Jakarta (KKGJ).

2.      Koperasi Produksi

Koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, di sini anggota berperan sebagai pemilik dan
pekerja koperasi. Bidang usahanya adalah membantu penyediaan bahan baku, penyediaan
peralatan produksi, membantu memproduksi jenis barang tertentu serta membantu menjual
dan memasarkannya hasil produksi tersebut. Misalnya Koperasi Produksi Kerja, misalnya
dapat berupa kajian rumah tangga, pertanian, dan sebagainya. Anggota sebagai pekerja dan
sekaligus pemilik. Koperasi Produksi Pengusaha (Produsen), Contohnya koperasi produsen
tahu dan tempe (kopti), koperasi produksi kerajinan (koprinka).

3.      Koperasi Jasa

            Koperasi Jasa memberikan jasa keuangan dalam bentuk pinjaman kepada para
anggotanya. Misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di sini anggota
berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi. Tentu bunga yang dipatok
harus lebih rendah dari tempat meminjam uang yang lain. Contoh koperasi jasa angkutan
yang anggotanya para pemilik angkutan, yaitu Koperasi Wahana Kalpika (KWK),
Kowanbisata, Kopaja (di Jakarta), Koperasi Angkutan Bekasi (Koasi); koperasi perumahan
yang memberi jasa sewa rumah; koperasi pelistrikan yang memberi jasa aliran listrik kepada
anggotanya; koperasi asuransi yang memberi jasa jaminan kepada anggotanya yaitu asuransi
jiwa, pinjaman dan kebakaran.

4.      Koperasi penjualan/pemasaran

            Koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan
oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini anggota berperan sebagai pemilik
dan pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.

Ø  Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja

Koperasi Primer adalah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang
perseorangan. Contoh Koperasi Pasar Agung dan Koperasi Pasar Kemiri

Koperasi Sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta
memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Contoh
gabungan dari koperasi Pasar Agung, Pasar Kemiri, dan koperasi pasar yang ada di kota
Depok.
Ø  Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu
menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung
(menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya
jasa bagi penabung dan peminjam ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan
usaha koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.” Contoh Kospin Jasa
Pekalongan, KSP Kodanua, KSP Kowika Jaya, Jakarta dan KSP Arta Prima di Ambarawa,
Magelang.

Koperasi Serba Usaha (KSU) adalah koperasi yang bidang usahanya bermacam-


macam. Anggota KSU adalah orang-orang yang bertempat tinggal diwilayah itu. Misalnya,
unit usaha simpan pinjam, unit pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota juga
masyarakat, unit produksi, unit wartel. Contohnya KUD.

Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan kebutuhan sehari-


hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud misalnya kebutuhan bahan makanan, pakaian, dan
perabot rumah tangga. Contoh kopkar dan koperasi pegawai (KPRI), serta KSU dan KUD.

Koperasi Produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat barang (memproduksi)


dan menjual secara bersama-sama. Anggota koperasi ini pada umumnya sudah memiliki
usaha dan melalui koperasi para anggota mendapatkan bantuan modal dan pemasaran.
Contoh Koperasi Pengrajin Susu Bandung Selatan (KPBS)

Ø  Koperasi berdasarkan keanggotaannya

Koperasi Unit Desa (KUD) adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan.


Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi pedesaan, terutama pertanian. Untuk itu,
kegiatan yang dilakukan KUD antara lain menyediakan pupuk, obat pemberantas hama
tanaman, benih, alat pertanian, dan memberi penyuluhan teknis pertanian. Contoh Puskud
Mina Lestari Jatim.

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), koperasi ini beranggotakan para pegawai


negeri. Sebelum KPRI, koperasi ini bernama Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPRI
bertujuan terutama meningkatkan kesejateraan para pegawai negeri (anggota). KPRI dapat
didirikan di lingkup departemen atau instansi.
Koperasi Pasar (Koppas), Koperasi ini beranggotakan para pedagang pasar. Pada umumnya
pedagang di setiap pasar mendirikan koperasi untuk melayani kebutuhan yang berkaitan
dengan kegiatan para pedagang. Misalnya modal dan penyediaan barang dagangan. Di
tingkat kabupaten atau provinsi terdapat Pusat Koperasi Pasar (Puskoppas) yang bertujuan
memberikan bimbingan kepada koperasi pasar yang ada di wilayah binaannya.    

Koperasi Sekolah, memiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru, karyawan, dan siswa.
Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha menyediakan kebutuhan warga sekolah, seperti
buku pelajaran, alat tulis, makanan, dan lain-lain. Keberadaan koperasi sekolah bukan
semata-mata sebagai kegiatan ekonomi, melainkan sebagai media pendidikan bagi siswa
antara lain berorganisasi, kepemimpinan, tanggung jawab, dan kejujuran.

2.3 TATA CARA KOPERASI BERDASARKAN UU KOPERASI

Tata Cara Pendirian Koperasi :

A. Tahap Persiapan Pendirian Koperasi


Sekelompok orang bertekad untuk mendirikan sebuah koperasi terlebih dahulu perlu
memahami maksud dan tujuan pendirian koperasi, untuk itu perwakilan dari pendiri dapat
meminta bantuan kepada Dinas Koperasi dan UKM ataupun lembaga pendidikan koperasi
lainnya untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan serta pelatihan mengenai pengertian,
maksud, tujuan, struktur organisasi, manajemen, prinsip-prinsip koperasi, dan prospek
pengembangan koperasi bagi pendiri. Setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan
perkoperasian, para pendiri sebaiknya membentuk panitia persiapan pembentukan koperasi,
yang bertugas :

a. Menyiapkan dan menyampaikan undangan kepada calon anggota, pejabat pemerintahan


dan pejabat koperasi.
b. Mempersiapakan acara rapat.
c.  Mempersiapkan tempat acara.
d.  Hal-hal lain yang berhubungan dengan pembentukan koperasi

B. Tahap rapat pembentukan koperasi


Setelah tahap persiapan selesai dan para pendiri pembentukan koperasi telah memiliki bekal
yang cukup dan telah siap melakukan rapat pembentukan koperasi. Rapat pembentukan
koperasi harus dihadiri oleh 20 orang calon anggota sebagai syarat sahnya pembentukan
koperasi primer. Selain itu, pejabat desa dan pejabat Dinas Koperasi dan UKM dapat diminta
hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan petunjuk-petunjuk
seperlunya.
Hal-hal yang dibahas pada saat rapat pembentukan koperasi , dapat dirinci sebagai berikut :
Pembuatan dan pengesahan akta pendirian koperasi , yaitu surat keterangan tentang pendirian
koperasi yang berisi pernyataan dari para kuasa pendiri yang ditunjuk dan diberi kuasa dalam
suatu rapat pembentukan koperasi untuk menandatangani Anggaran Dasar pada saat
pembentukan koperasi.
Pembuatan Anggaran Dasar koperasi, yaitu pembuatan aturan dasar tertulis yang memuat tata
kehidupan   koperasi yang disusun dan disepakati oleh para pendiri koperasi pada saat rapat
pembentukan. Konsep Anggaran Dasar koperasi sebelumnya disusun oleh panitia pendiri,
kemudian panitia pendiri itu mengajukan rancangan Anggaran Dasarnya pada saat rapat
pembentukan untuk disepakati dan disahkan. Anggaran Dasar biasanya mengemukakan :
Nama dan tempat kedudukan, maksudnya dalam Anggaran Dasar tersebut dicantumkan nama
koperasi yang akan dibentuk dan lokasi atau wilayah kerja koperasi tersebut berada.
Landasan, asas dan prinsip koperasi, di dalam Anggaran Dasar dikemukakan landasan, asas
dan prinsip koperasi yang akan dianut oleh koperasi.
Maksud dan tujuan, yaitu pernyataan misi, visi serta sasaran pembentukan koperasi.

C. Pengesahan badan hukum


Setelah terbentuk pengurus dalam rapat pendirian koperasi, maka untuk mendapatkan badan
hukum koperasi, pengurus/pendiri/kuasa pendiri harus mengajukan permohonan badan
hukum kepada pejabat terkait, sebagai berikut :  
a. Para pendiri atau kuasa pendiri koperasi terlebih dulu mengajukan   permohonan
pengesahan akta pendirian secara tertulis kepada diajukan kepada Kepala Dinas Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah, dengan  melampirkan :

1.   Anggaran Dasar Koperasi yang sudah ditandatangani pengurus rangkap dua, aslinya
bermaterai)
2.   Berita acara rapat pendirian koperasi.
3.   Surat undangan rapat pembentukan koperasi
4.   Daftar hadir rapat.
5.   Daftar alamat lengkap pendiri koperasi.
b. Membayar tarif pendaftaran pengesahan akta pendirian koperasi sebesar Rp. 100.000
(seratus ribu rupiah).
c. Apabila permintaan pengesahaan akta pendirian koperasi telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan di atas kepada pendiri atau kuasa pendiri diberikan bukti penerimaan.
d. Pejabat koperasi, yaitu Kepala Dinas Koperasi dan UKM akan memberikan pengesahaan
terhadap akta koperasi apabila ternyata setelah diadakan penelitian Anggaran dasar koperasi.
–  tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian,
dan
–  tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.
e. Pejabat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung  sejak penerimaan permohonan
pengesahan badan hukum dari koperasi yang bersangkutan harus telah memberikan jawaban
pengesahannya. Tetapi biasanya proses pengesahan di dinas koperasi dapat selesai hanya
dalam waktu 3 (tiga) minggu.
2.4 SYARAT PENDIRIAN KOPERASI MENURUT UU KOPERASI

Sebuah koperasi dapat didirikan apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:


1. Koperasi harus memiliki sejumlah anggota
Anggota harus terdiri atas warga negara Indonesia yang:
 Mampu untuk melakukan tindakan hukum
 Menerima landasan idiil sebagai asas dan sendi dasar koperasi
 Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota sebagaimana
tercantum dalam Undang-undang No. 25 tahun 1992, Anggaran Dasar, dan Anggaran
Rumah Tangga serta peraturan koperasi lainnya.
Anggota yang sudah memenuhi syarat tersebut harus berjumlah sekurang-kurangnya 20
orang.
 2. Koperasi harus memiliki AD dan ART
Dalam melakukan kegiatan, tiap organisasi harus memiliki pedoman dan tata cara bagaimana
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Di mana tempat dan daerah kerja koperasi, apa asas,
tujuan, dan usahanya itu semua terdapat dalam AD dan ART.
Dalam Anggaran Dasar dalam akta pendirian koperasi memuat sekurang-kurangnya:
1. Daftar nama pendiri
2. Nama dan tempat kedudukan
3. Maksud dan tujuan serta bidang usaha
4. Ketentuan mengenai keanggotaan
5. Ketentuan mengenai Rapat Anggota
6. Ketentuan mengenai pengelolaan
7. Ketentuan mengenai permodalan
8. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya
9. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
10. Ketentuan mengenai sanksi.

3. Koperasi harus memiliki pengurus


Setiap organisasi, termasuk organisasi ekonomi, baik sektor negara, swasta maupun koperasi
harus mempunyai pengurus dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tugas/kewajiban pengurus koperasi adalah memimpin organisasi dan usaha koperasi serta
mewakilinya di muka dan di luar pengadilan sesuai dengan keputusan rapat anggota
b. Pengurus dapat memperkerjakan seorang atau beberapa orang melakukan pekerjaan sehari-
hari.
c. Pengurus bertanggung jawab melaporkan kepada rapat anggota tentang:
 Segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi dan
 Segala laporan pemeriksaan atas tata kehidupan koperasi. Khusus mengenai laporan
tertulis dari badan pemeriksa, pengurus menyampaikan pula salinannya kepada pejabat.
d. Tiap-tiap anggota pengurus harus memberi bantuan kepada pejabat yang sedang
melakukan tugasnya. Untuk keperluan itu, ia diwajibkan memberi keterangan yang diminta
oleh pejabat dan memperlihatkan segala pembukuan perbendaharaan,serta persediaan dan
alat-alat inventaris yang menjadi dan merupakan kekayaan koperasi.
e. Pengurus kewajiban menyelenggarakan rapat anggota tahunan menurut ketentuan yang
tercantum di dalam anggaran dasar.
f. Pengurus wajib mengadakan buku daftar anggota pengurus yang cara penyusunannya
dilakukan menurut ketentuan yang ditetapkan oleh pejabat.
g. Pengurus harus menjaga kerukunan anggota dan melayaninya.
4. Koperasi harus memperoleh pengesahan sebagai badan hukum koperasi

Cara-cara mendapatkan badan hukum koperasi adalah sebagai berikut:


1. Untuk mendapatkan hak badan hukum, pendiri koperasi mengajukan akta pendirian
kepada pejabat. Akta pendirian yang dibuat dalam rangkap 2 (dua), satu diantaranya
bermaterai, bersama-sama petikan berita acara tentang rapat pembentukan yang memuat
catatan tentang jumlah anggota dan nama mereka yang diberi kuasa untuk
menandatangani akta pendirian, dikirim kepada pejabat.
2. Pada waktu menerima akta pendirian, pejabat mengirim/menyerahkan sehelai tanda
terima yang bertanggal kepada pendiri koperasi.
3. Jika pejabat berpendapat bahwa isi akta pendirian itu tidak bertentangan dengan
undang-undang, maka akta pendirian didaftar dengan memakai nomor urut dalam buku
daftar umum yang disediakan untuk keperluan itu pada kantor pejabat.
4. Tanggal pendaftaran akta pendirian berlaku sebagai tanggal resmi berdirinya koperasi.
5. Kedua buah akta pendirian tersebut dibubuhi tanggal, nomor pendaftaran, serta tanda
pengesahan oleh pejabat atas kuasa menteri. Sebuah akta pendirian yang tidak bermaterai
disimpan di kantor pejabat, sedangkan yang lainnya (yang bermaterai) dikirimkan kepada
pendiri koperasi.
6. Jika terdapat perbedaan antara kedua akta pendirian yang telah disahkan tersebut
maka akta pendirian yang disimpan di kantor pejabatlah yang dianggap benar.
7. Pejabat mengumumkan setiap pengesahan koperasi di dalam berita negara.
8. Buku daftar umum beserta akta yang disimpan pada kantor pejabat dapat dilihat
dengan cuma-cuma oleh umum; salinan ataupun petikan akta dapat diperoleh dengan
mengganti biaya.
9. Menteri dapat mengadakan pengecualian mengenai pembayaran bea materai atas akta
pendirian.
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan Koperasi adalah suatu perkumpulan orang-orang atau badan hukum yang
tujuannya untu kesejahteraan bersama dan didalam perkumpulan tersebut mengandung asas
kekeluargaan yang saling bergotong-royong dan tolong- menolong diantara anggota koperasi.
Koperasi dididirikan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia dengan berdasarkan
kepada asas kekeluargaan yang saling bekerja sama dan bahu-membahu untuk sama-sama
maju demi mencapai tujuan kesejahteraan.

3.2 SARAN

Saran Penulis hanyalah sebagai seorang manusia biasa yang tidak pernah luput dari
kesalahan. Dan dari pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan didalam makalah yang saya buat dan saya sangat mengharapkan maaf dari
pembaca. Dan diharapkan sebagai mahasiswa yang masih haus akan ilmu tentang hukum,
tidak ada salahnya kita terus menggali ilmu terutama yang sudah tersaji didalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Web / Blog :

1. http://andinisaurus.blogspot.com/2013/07/makalah-koperasi-sebagai- badan-hukum.html

2.http://dinkop-umkm.surabaya.go.id/index.php/page/detail/prosedur-pendirian
koperasi.html

3. http://dogimauw.blogspot.com/2013/04/tata-cara-pendirian-koperasi- dan_7972.html

4. http://miko01ug.blogspot.com/2009/11/makalah-koperasi.html

5. http://mengerjakantugas.blogspot.com/2012/01/macam-macam-koperasi.html

6. http://septian99.wordpress.com/2009/11/09/hak-dan-kewajiban-anggota- koperasi

7. http://trainnerone.blogspot.com/2009/12/babab-5-hak-dan-kewajiban- anggota.html

8. http://vahmy76.wordpress.com/2011/10/10/tujuan-koperasi

9. http://valkyriexenz.blogspot.com/2013/01/syarat-syarat-serta-proses- pembentukan.html

10. http://www.infosagala.com/tujuan-dan-manfaat-koperasi/

Anda mungkin juga menyukai