Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH DOSEN PEMBIMBING

Pengantar Bisnis Lisda Aisyah, S.E., M.E.

MAKALAH
BADAN USAHA

Disusun Oleh: Kelompok 2


Lisna Mustika Zaenuari (230105010249)
Rada (230105010012)
Zafira Naila Fitri (230105010194)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR

‫الر ِح ِيم‬ َّ ‫ِب ْس ِم اللَّ ِه‬


َّ ‫الر ْح َم ِن‬
Segala puji bagi Allah Swt. atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya berupa
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya serta kesehatan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi
Muhammad Rasulullah Saw.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Lisda
Aisyah, S.E., M.E. pada mata kuliah Pengantar Bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Badan Usaha bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri.
Penulis menyadari sepenuhnya, makalah ini masih banyak kekurangan dan bahkan
menimbulkan banyak pertanyaan yang belum sempat terjawab. Oleh karena itu, kritik, saran
dan masukan yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini ke
depannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Bagi penulis, semoga
mendapat ridho Allah Swt., sebagai amal sholeh, dan menjadi ilmu yang bermanfaat. Aamiin.

Banjarmasin, 24 September 2023

Penulis
i
DAFTAR ISI

COVER ..............................................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Badan Usaha .................................................................. 2
2.2. Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia...................................... 3
2.2.1. Badan Usaha Non-Badan Hukum ....................................... 3
2.2.2. Badan Usaha Berbadan Hukum (Reachtspersoon) ............. 5
2.2.3. Badan Usaha Milik Negara dan Daerah .............................. 8
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 10
3.2. Saran................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Badan usaha di definisikan sebagai organisasi yang terstruktur dalam mengelola
faktor-faktor produksi untuk mendapatkan keuntungan. Menurut buku Kompeten
Ekonomi, badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomi yang menggunakan faktor
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan mencari keuntungan.
Sedangkan perusahaan adalah suatu unit kegiatan yang melakukan aktivitas pengelolaan
faktor produksi untuk menyedikan barang dan jasa bagi masyarakat,
mendistribusikannya, serta melakukan upaya-upaya lain untuk memperoleh keuntungan
dan memuaskan kebutuhan masyarakat. Ada beberapa bentuk badan usaha antara lain
Badan Usaha Non-Badan Hukum, Badan Usaha Berbadan Hukum, Milik Negara dan
Daerah, dan Badan Usaha Bermodal Asing.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian badan usaha?
2. Bagaimana bentuk-bentuk badan usaha yang ada di Indonesia?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari badan usaha.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk badan usaha yang ada di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Badan Usaha


Badan usaha merupakan kesatuan yuridis dan ekonomis atau kesatuan organisasi
yang terdiri dari faktor-faktor produksi yang bertujuan mencari keuntungan atau laba
dengan faktor-faktor produksi.1
Secara garis besar, kegiatan usaha dapat dikelompokkan atas lima bidang yaitu
sebagai berikut.
1. Bidang industri, misalnya pabrik radio, tv, motor, mobil, tekstil, dan lain lain.
2. Bidang perdagangan, misalnya agen, makelar, toko besar, toko kecil, dan lain lain.
3. Bidang jasa, misalnya konsultan, penilai, akuntan, biro perjalanan, perhotelan, dan
lain lain.
4. Bidang agraris, misalnya pertanian, peternakan, perkebunan, dan lain lain.
5. Bidang ekstraktif, misalnya pertambangan, penggalian, dan lain lain.
Dalam kegiatan usaha, ada pula yang membedakannya dalam tiga bidang usaha
yaitu sebagai berikut.
1. Bisnis dalam arti kegiatan perdagangan (Commerce) yaitu keseluruhan kegiatan jual
beli yang dilakukan oleh orang-orang dan badan-badan untuk tujuan memperoleh
keuntungan. Contohnya produsen (pabrik), dealer, agen, grosir, toko, dan sebagainya.
2. Bisnis dalam arti kegiatan industri (industri) yaitu kegiatan memproduksi atau
menghasilkan barang-barang yang nilainya lebih berguna dari asalnya. Contohnya
industri perhutanan, perkebunan, pertambangan, dan lain lain.
3. Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa (service) yaitu kegiatan yang menyediakan jasa-
jasa yang dilakukan baik oleh orang maupun badan. Contohnya jasa asuransi,
konsultan, akuntan, dan lain lain.2

1
Dini N. Rizeki, Memahami Pengertian Badan Usaha, Ciri-Ciri, sampai Tujuannya, Agustus
19, 2022, https://majoo.id/solusi/detail/badan-usaha.
2
Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007),
hlm. 2

2
2.2. Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia
Ada beberapa bentuk badan usaha di Indonesia, diantaranya sebagai berikut.
2.2.1. Badan Usaha Non-Badan Hukum
1. Paersekutuan Perdata (Burgerlijke Maatschap)
Salah satu badan usaha yang diatur secara hukum ialah Persekutuan
Perdata, menurut Pasal 1618 KUH Perdata Persekutuan Perdata merupakan
suatu persetujuan dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan
sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan
yang terjadi karenanya. Istilah lain dari maatschap ialah partnership atau
kemitraan. Biasanya persekutuan perdata dibentuk untuk menjalankan profesi
tertentu seperti akuntan konsultan dan pengacara. Persekutuan perdata bubar
jika waktu yang diperjanjikan telah berakhir atau tugas pokok persekutuan
telah selesai atau ada anggota yang mengundurkan diri atau meninggal dunia.
Adapun tanggung jawab para pihak berupa sebagai berikut.
a. Intern antar mitra, di sini para mitra menunjuk salah seorang mitra lain
dengan perjanjian khusus sebagai pengurus yang berhak dan bertanggung
jawab dalam hal kepengurusan yang dianggap perlu.
b. Kepada pihak ketiga para pihak bertanggung jawab hanya sebatas bagian
kepentingannya dan harus ada persetujuan dari mitra lainnya.
2. Firma (Fa)
Istilah firma merupakan terjemahan dari yang secara harfiah berarti
persekutuan di bawah nama bersama. Kata “firma” berarti nama bersama
yaitu nama orang biasanya nama pendiri yang dipergunakan menjadi nama
perseroan. Firma adalah tiap-tiap perseroan yang didirikan untuk menjalankan
sesuatu perusahaan di bawah satu nama bersama, di mana anggota-
anggotanya langsung dan sendiri-sendiri bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap pihak ketiga (Pasal 16 KUHD). Badan usaha ini dibentuk dengan
akta notaris dan dicatatkan kepaniteraan pengadilan negeri (PN) setempat.
Terdapat tiga kekhususan firma yakni sebagai berikut.
a. Menjalankan perusahaan.
b. Dengan nama bersama.
c. Pertanggungan jawab sekutu yang bersifat pribadi untuk keseluruhan.
Hak dan tanggung jawab semua sekutu atau anggota dalam firma
diantaranya sebagai berikut.
3
a. Berhak untuk mengumumkan dan bertindak keluar bertransaksi atas nama
perusahaan firma.
b. Setiap perjanjian dibuat oleh seorang anggota mengikat anggota lainnya.
c. Segala sesuatu yang diperoleh anggota menjadi harta firma.
Apabila perusahaan (misalnya) mempunyai utang yang banyak hingga
perusahaan tidak sanggup membayarnya maka tiap anggota secara tanggung
renteng bertanggung jawab atas seluruh perikatan firma sampai harta
kekayaan pribadi.
Keuntungan yang diperoleh suatu firma maka pembagiannya
dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Diatur sendiri oleh Persero dalam suatu perjanjian, atau
b. Apabila tidak diatur tersendiri maka berlaku ketentuan Pasal 1633 KUH
Perdata yakni berdasarkan perbandingan besar kecilnya modal.
Suatu firma berakhir karena jangka waktunya telah berakhir atau
seorang anggota mengundurkan diri karena meninggal atau lain-lain.
3. Perseroan Komanditer/Commanditaire Vennootschap (CV)
Perseroan komanditer adalah suatu perseroan untuk menjalankan
suatu perusahaan yang dibentuk antara satu atau beberapa orang persero yang
secara tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu
pihak dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain (Pasal
19 KUHD).
CV mempunyai dua macam sekutu yakni sekutu kerja atau pengurus
sekutu aktif dan sekutu komanditer sekutu pasif.
a. Persero pasif atau komanditaris atau sleeping partners
1) Pemasok modal tidak berhak mengurus.
2) Berhak atas keuntungan tanggung jawab sebatas modal.
b. Persero aktif atau komplementaris atau pengurus
1) Pengurus perusahaan berhak atas keuntungan.
2) Tanggung jawab tidak terbatas.
Perseroan komanditer ada tiga jenis yaitu sebagai berikut.
a. Perseroan komanditer murni, hanya terdapat satu Persero aktif dan
beberapa perseroan pasif.

4
b. Perseroan komanditer campuran, pihak yang memberikan tambahan
modal bertindak sebagai Persero aktif sementara Persero yang
memberikan modal secara otomatis akan menjadi Persero pasif.
c. Perseroan komanditer bersama, dalam bentuk ini perusahaan atau
perseroan menerbitkan saham dengan tujuan untuk memudahkan
penarikan kembali modal yang telah disetor sistem saham juga dapat
memudahkan perhitungan modal dan pembagian laba perusahaan kepada
setiap anggota atau persero.
Berakhirnya perseroan komanditer diatur dalam Pasal 1646 sampai
dengan 1652 KUH Perdata yaitu jangka waktu yang ditetapkan dalam akta
pendirian telah berakhir serta pengunduran diri/pemberhentian/meninggalnya
sekutu.3
2.2.2. Badan Usaha Berbadan Hukum (Reachtspersoon)
1. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas atau limited company adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal yang didirikan berdasarkan perjanjian sebagai
berikut.
1) Melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham, dimana para pemegang saham (pesero) ikut serta dengan
mengambil satu saham atau lebih dan melakukan perbuatan-perbuatan
hukum.4
2) Di buat oleh nama bersama, dengan tidak bertanggung jawab sendiri untuk
persetujuan-persetujuan perseroan.
3) Memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta
peraturan pelaksanaannya (Pasal 1 butir 1 UU No. 40 Tahun 2007).
Dalam perkembangannya, dikenal beberapa macam saham yaitu
sebagai berikut.
a. Saham biasa, saham yang tidak mempunyai hak lebih daripada saham-
saham.

3
Simanjuntak, Augustinus, Hukum Bisnis Sebuah Pemahaman Integratif antara Hukum dan
Praktik Bisnis, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2018), hlm. 52
4
C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang
Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 91

5
b. Saham preferen, saham yang menurut kebiasaan diberikan kepada pendiri
perseroan dan memperoleh deviden yang lebih besar dari saham biasa.
c. Saham preferen kumulatif, saham yang pembagian dividennya ditunda
dan digabungkan pada saham berikutnya.
Jenis-jenis perseroan terbatas :
a. PT Tertutup artinya sahamnya belum dijual ke publik.
b. PT Terbuka artinya sebagian sahamnya telah dijual ke publik.
c. PT dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Perseroan
jenis ini umumnya bergerak di bidang pertanian, perikanan, kelautan,
pertambangan, pariwisata, transportasi, dan lain-lain yang bertujuan untuk
membantu program pembangunan yang dijalankan pemerintah.
d. PT dalam Rangka Penanaman Modal Asing (PMA) seperti PT Freeport,
PT Newman Nusa Tenggara, dan PT Otsuka Indonesia. Penanaman modal
asing di bidang pertambangan didasarkan pada suatu kerjasama dengan
pemerintah atas dasar kontrak karya atau bentuk lain sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku. Sistem kerjasama atas dasar kontrak
atau dalam bentuk lain dapat dilaksanakan dalam bidang-bidang usaha
lain yang akan ditentukan oleh pemerintah.5
e. PT Persero BUMN atau BUMD
Istilah "terbatas" dalam perseroan terbatas memiliki makna bahwa
pemilik atau pemegang saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas
yaitu sebanyak saham yang dimiliki di perusahaan itu.
2. Yayasan (Stichting)
Yayasan diatur dalam UU No. 16 Tahun 2001 yang telah diubah
dengan UU No. 28 Tahun 2004 UU Yayasan. Yayasan adalah badan hukum
yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang social, keagamaan, dan kemanusiaan yang
tidak mempunyai anggota (Pasal 1 Ayat (1) UU No. 16 Tahun 2001).
Menurut ketentuan Pasal 2 UU No. 16 Tahun 2001 bahwa yayasan
mempunyai organ yang terdiri dari pembina, pengurus, dan pengawas.
Jenis-jenis kekayaan yayasan sebagai berikut

5
C.S.T. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Bisnis), (Jakarta: Pradnya
Paramita), hlm. 264

6
a. Sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang atau barang.
b. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat.
c. Wakaf masa berlaku hukum wakaf.
d. Hibah dan hibah wasiat.
e. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan
atau perundang-undangan yang berlaku.
3. Koperasi
Koperasi berasal dari kata “Co-Operation” yang berarti bekerja sama.
Dalam UUD 1945 pada Pasal 33 Ayat (1) dinyatakan bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan
Pasal 1 Ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992. Menurut ketentuan Pasal 2 UU No.
25 Tahun 1992 bahwa koperasi berlandaskan Pancasila, UUD Tahun 1945,
serta kekeluargaan.
Prinsip-prinsip koperasi sebagaimana disebutkan pada pasal 5 UU
No. 25 Tahun 1992 adalah sebagai berikut.
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemanusiaan.
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992, suatu koperasi dibedakan atas
dua macam yaitu sebagai berikut.
1) Koperasi primer, koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang
seorang. Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang.
2) Koperasi sekunder, koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
koperasi. Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya tiga
koperasi.
Dalam Pasal 46 dan 47 UU No. 25 Tahun 1992 dinyatakan bahwa
pembubaran koperasi dapat dilakukan berdasarkan keputusan rapat anggota

7
atau keputusan pemerintah. Keputusan pembubaran koperasi oleh pemerintah
dilakukan apabila;
1) Terdapat bukti bahwa koperasi tidak memenuhi ketentuan UU No. 25
Tahun 1992.
2) Kegiatan yang bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan.
3) Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
Dengan terjadinya pembubaran koperasi maka pembubaran tersebut
diumumkan oleh pemerintah dalam berita negara RI (Pasal 56 Ayat (1) UU
No. 25 Tahun 1992).6
2.2.3. Badan Usaha Milik Negara dan Daerah
Menurut Pasal 1 Ayat (1) UU No. 19 Tahun 2003, BUMN merupakan
badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan. Sementara Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sahamnya dimiliki
oleh pemerintah daerah.
Menurut Pasal 2 Ayat (1) UU No. 19 Tahun 2003, maksud dan tujuan
pendirian BUMN ialah sebagai berikut.
1) Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
2) Mengejar keuntungan.
3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan atau
jasa yang bermutu tinggi dan memadai.
4) Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi.
5) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah koperasi dan masyarakat.
Berdasarkan ketentuan konstitusional dalam masyarakat dikenal beberapa
macam bentuk perusahaan yaitu sebagai berikut.

6
Simanjuntak, Augustinus, Hukum Bisnis Sebuah Pemahaman Integratif antara Hukum dan
Praktik Bisnis, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2018), hlm. 55
6
Wahyu Utami dan Yogabakti Adipradana, Pengantar Hukum Bisnis Dalam Perspektif Teori
Dan Praktiknya Di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Jala Permata Aksara, 2017), hlm. 33

8
a. Perusahaan swasta yaitu perusahaan yang modal seluruhnya dimiliki oleh
swasta dan tidak ada campur tangan pemerintah. Perusahaan swasta ini dibagi
atas tiga macam perusahaan yaitu sebagai berikut.
1) Swasta nasional yaitu perusahaan milik warga negara Indonesia
perusahaan.
2) Swasta asing yaitu perusahaan milik warga negara asing.
3) Swasta campuran yaitu perusahaan yang dimiliki oleh warga negara
Indonesia dan warga negara asing.
b. Perusahaan negara yaitu perusahaan yang modal seluruhnya atau sebagian
besar dimiliki oleh negara. Berdasarkan UU No. 9 Tahun 1969 bentuk
perusahaan negara sebagai berikut.
1) Perusahaan Jawatan (Perjan).
2) Perusahaan Umum Perum.
3) Perusahaan Perseroan. 7

7
Utami, Wahyu dan Yogabakti Adipradana, Pengantar Hukum Bisnis Dalam Perspektif Teori
Dan Praktiknya Di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Jala Permata Aksara, 2017), hlm. 49
7
Augustinus Simanjuntak, Hukum Bisnis Sebuah Pemahaman Integratif antara Hukum dan
Praktik Bisnis, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2018), hlm. 63

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Badan usaha dan perusahaan memiliki perbedaan, badan usaha adalah perusahaan
atau gabungan perusahaan yang berdiri sendiri, bertujuan untuk mencari untung atas
kegiatan dan resiko yang dilakukan perusahaan. Jadi, badan usaha merupakan suatu
kebulatan yang bersifat ekonomis. Sedangkan perusahaan adalah bagian teknik yang
berupa pelaksanaan kegiatan proses produksi dan merupakan alat bagi badan usaha untuk
menghasilkan keuntungan.
Badan usaha terbagi atas beberapa kelompok diantaranya badan usaha non-badan
hukum, badan usaha berbadan hukum (Reachtspersoon), badan usaha milik negara dan
daerah, serta badan usaha modal asing.
3.2. Saran
Dalam setiap pengambilan keputusan dan tindakan sebaiknya menggunakan
proses dasar manajemen berupa perencanaan guna mencapai hasil yang di inginkan.
Disamping itu, agar menjadi seorang wirausahawan yang baik dan dapat membangun
sebuah wirausaha yang besar diperlukan karakter/etika yang baik, bertanggung jawab,
berani mengambil resiko, percaya diri (optimis), prioritas ke masa depan, semangat kerja,
prestasi, dan keterampilan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Simatupang, Richard Burton, 2007, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Utami, Wahyu dan Yogabakti Adipradana, 2017, Pengantar Hukum Bisnis Dalam
Perspektif Teori Dan Praktiknya Di Indonesia, Jakarta: Penerbit Jala Permata Aksara.
Simanjuntak, Augustinus, 2018, Hukum Bisnis Sebuah Pemahaman Integratif antara
Hukum dan Praktik Bisnis, Depok: PT RajaGrafindo Persada.
Kansil, C.S.T, 1992, Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Bisnis),
Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Kansil, C.S.T dan Christine S.T. Kansil, 2008, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum
Dagang Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.
Rizeki, N. Dini, 2022, Memahami Pengertian Badan Usaha, Ciri-Ciri, sampai
Tujuannya, Diakses pada 27 September 2023 dari https://majoo.id/solusi/detail/badan-usaha.

11

Anda mungkin juga menyukai