BADAN USAHA
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Nur Alam 1951030126
Ridho Dermawan 1951030340
Putri Nurpasya 1951030326
Luthfi Chintia Dewi 1951030103
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah ﷻyang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “BADAN USAHA”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “HUKUM BISNIS” di Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.
Penulis manyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca, untuk membuat Makalah ini menjadi lebih baik. Harapan penyusun
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi orang lain dalam
dunia perusahaan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................1
D. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)...............9
1). Bentuk-Bentuk BUMN.................................................................................................9
a) Perusahaan Perseroan (Persero)...............................................................................9
b) Perusahaan Jawatan (Perjan)..................................................................................10
c) Perusahaan Umum (Perum)....................................................................................10
2). Maksud dan Tujuan pendirian BUMN dan BUMD.....................................................11
3). Peran BUMN/BUMD dalam perekonomian Indonesia...............................................11
4). Kelebihan dan Kekurangan BUMN dan BUMD.........................................................12
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Badan usaha yang melakukan kegiatan usaha bertujuan untuk memperoleh keuntungan dengan fungsi-
fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Operasional
Fungsi operasional adalah fungsi yang memungkinkan suatu badan usaha dapat melaksanakan
kegiatannya dengan baik. Fungsi operasional terdiri dari fungsi pembelian dan produksi, fungsi
pemasaran, fungsi keuangan, fungsi personalia, fungsi akuntansi, fungsi administrasi, fungsi
tekhnologi informasi, dan fungsi transformasi dan komunikasi.
2. Fungsi Manajerial
Fungsi Manajerial adalah fungsi yang menyatakan bagaimana suatu badan usaha dikelola.
Fungsi manajerial terdiri dari fungsi fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi
penggerakan, dan fungsi pengendalian
3. Fungsi sosial
Fungsi sosial badan usaha berhubungan dengan lingkungan di luar badan usaha (eksternal).
Fungsi sosial ini menyatakan sejuh mana suatu badan usaha mampu memberikan manfaat nyata
bagi lingkungan di luar badan usaha tersebut. Fungsi sosial terdiri dari penyediaan lapangan kerja
dan peingkatan kualitas hidup.
4. Fungsi Pertumbuhan Ekonomi Sosial
Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh kemajuan dunia usaha. Kemajuan dunia usaha
menyangkut kemajuan badan usaha.
2
Badan Usaha menurut pemilikan modalnya dapat digolongkan menjadi empat, yaitu sebagai
berikut:
1) Badan Usaha Milik Swata (BUMS) adalah badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki
oleh swasta.
2) Badan Usaha Milki Negara (BUMN) adalah badan usaha yang modalnya dimilki oleh
negara baik seluruhnya maupun sebagian.
3) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah badan usaha yang modalnya berasal dari
kekayaan daerah.
4) Badan Usaha Campuran adalah badan usaha yang modalnya berasal dari pihak swasta dan
sebagian lagi berasal dari pemerintah.
Badan usaha menurut badan hukumnya dapat digolongkan menjadi enam, yaitu sebagai berikut:
1) Perusahaan perseorangan
2) Persekutuan firma
3) Persekutuan komanditer
4) Perseroan terbatas
5) Koperasi
6) Yayasan
3
Badan Usaha swasta berperan cukup vital dalam perekonomian Indonesia. Sumbangan terhadap
pendapatan negara pun cukup besar diberikan oleh sektor swasta ini.
Bentuk-bentuk BUMS
Badan usaha milik swasta dapat berbentuk sebagai berikut:
1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang dikelola oleh perseorangan (pengusaha
perseorangan). Pengusaha perseorangan dapat memperoleh pinjaman dari kreditur untuk
membantu kegiatan operasional perusahaan. Tetapi, pinjaman itu tidak menggambarkan
kepemilikan karena wajib membayar sendiri semua utang akibat akibat pinjaman, namun tidak
perlu membagi laba kepada kreditur yang memberi pinjaman. Toko/warung, rumah makan,
penginapan berskala kecil, usaha foto copy adalah beberapa contoh usaha perseorangan.
Pengelolaan perusahaan perseorangan langsung ditangani sendiri oleh pemiliknya. Ada beberapa
perusahaan perseorangan yang akhirnya dapat berkembang menjadi perusahaan besar dan berubah
bentuk menjadi Fa, CV, dan PT. Perusahaan perseorangan memilki kebaikan dan kelemahan.
Kelebihan Perusahaan Perseorangan
Tanggung jawab tidak terbatas, semua utang perusahaan ditanggung pemilik. Jika jumlah
utang melebihi kekayaan perusahaan maka kekayaan pribadi harus digunakan untuk
membayar utang tersebut
Pengembangan perusahaan terbatas karena disesuaikan kemampuan modal dan manajemen
pemilik (pengelolaannya)
Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin. Jika pemilik meninggal, anggota keluarga
yang lain belum tentu mampu menjalankan usaha tersebut
4
Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Persekutuan Firma adalah
persekutuan yang diadakan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan memakai nama
bersama.
Persekutuan Firma merupakan bagian dari persekutuan perdata, maka dasar hukum persekutuan
firma terdapat pada Pasal 16 sampai dengan Pasal 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) dan pasal-pasal lainnya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
yang terkait. Dalam Pasal 22 KUHD disebutkan bahwa persekutuan firma harus didirikan dengan
akta otentik tanpa adanya kemungkinan untuk disangkalkan kepada pihak ketiga bila akta itu
tidak ada. Pasal 23 KUHD dan Pasal 28 KUHD menyebutkan setelah akta pendirian dibuat,
maka harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dimana firma tersebut berkedudukan
dan kemudian akta pendirian tersebut harus diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
b). Proses Pembubaran
Pembubaran Persekutuan Firma diatur dalam ketentuan Pasal 1646 sampai dengan Pasal 1652
KUHPerdata dan Pasal 31 sampai dengan Pasal 35 KUHD. Pasal 1646 KUHPerdata
menyebutkan bahwa ada 5 hal yang menyebabkan Persekutuan Firma berakhir, yaitu :
Jangka waktu firma telah berakhir sesuai yang telah ditentukan dalam akta pendirian;
Adanya pengunduran diri dari sekutunya atau pemberhentian sekutunya;
Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang dijalankan persekutuan firma;
Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu;
Salah seorang sekutu meninggal dunia atau berada di bawah pengampuan atau dinyatakan
pailit.
Seperti badan usaha yang lain, Firma juga memilki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan Firma
1) Lebih mudah dalam memanajemen badan usaha karena adanya pembagian kerja di antara
para anggota.
2) Karena jumlah modalnya lenih besar dari pada usaha perseorangan, badan usaha firma
lebih mudah untuk memperluas usahanya.
Kelemahan Firma
1) Jika salah satu anggota membatalkan perjanjian untuk menjalankan usaha, maka secara
otomatis firma menjadi bubar.
2) Jika salah satu anggota membuat kerugian, maka anggota yang lain juga merasakan
kerugian itu.
5
Persekutuan komanditer biasanya didirikan dengan akta dan harus didaftarkan. Namun
persekutuan ini bukan merupakan badan hukum (sama dengan firma), sehingga tidak memiliki
kekayaan sendiri.
Keanggotaan dalam CV secara umum terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
1) Komplementer (Anggota aktif), yaitu anggota yang mengelola perusahaan aktif. Jika
perusahaan merugi, maka untuk melunasi digunakan seluruh kekayaan pribadinya.
2) Komanditer (Anggota pasif), yaitu anggota yang hanya mengikut sertakan modal. Anggota
ini hanya bertanggung jawab hanya sebatas modal yang disertakan.
A. Mekanisme Pendirian PT
6
Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat oleh notaris )
yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal, bidang usaha, alamat
perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman). Untuk mendapat izin dari menteri kehakiman,
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan
Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang
Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar. (sesuai
dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang perseroan
terbatas)
Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai Perseroan Terbatas (UU
No. 1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat, tetapi
setelah berlakunya UU NO. 1 tahun 1995 tersebut, maka akta pendirian tersebut harus
didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU Wajib Daftar Perusahaan tahun 1982)
(dengan kata lain tidak perlu lagi didaftarkan ke Pengadilan negeri, dan perkembangan tetapi
selanjutnya sesuai UU No. 40 tahun 2007, kewajiban pendaftaran di Kantor Pendaftaran
Perusahaan tersebut ditiadakan juga. Sedangkan tahapan pengumuman dalam Berita Negara
Republik Indonesia ( BNRI ) tetap berlaku, hanya yang pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku
pengumuman tersebut merupakan kewajiban Direksi PT yang bersangkutan tetapi sesuai dengan
UU NO. 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangan/kewajiban Menteri Hukum dan
HAM.
Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan perseroan
terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-perjanjian dan kekayaan
perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya.
Modal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai
jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam perseroan terbatas
juga terdapat modal yang ditempatkan, modal yang disetorkan dan modal bayar. Modal yang
ditempatkan merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu
pendiriannya merupakan jumlah yang disertakan oleh para persero pendiri. Modal yang disetor
merupakan modal yang dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang
diwujudkan dalam jumlah uang.
3) PT kosong
7
Perseroan terbatas kosong adalah perseroan yang sudah ada izin usaha dan izin lainnya
tapi tidak ada kegiatannya
C. Pembagian Wewenang Dalam PT
Dalam perseroan terbatas selain kekayaan perusahaan dan kekayaan pemilik modal terpisah
juga ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan. Pengelolaan
perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya ( profesional ). Struktur
organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan komisaris.
Dalam PT, para pemegang saham melimpahkan wewenangnya kepada direksi untuk
menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha
perusahaan. Dalam kaitan dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk mewakili perusahaan,
mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila terjadi kerugian yang amat besar
( diatas 50 % ) maka direksi harus melaporkannya ke para pemegang saham dan pihak ketiga,
untuk kemudian dirapatkan.
Komisaris memiliki fungsi sebagai pengawas kinerja jajaran direksi perusahaan. Komisaris bisa
memeriksa pembukuan, menegur direksi, memberi petunjuk, bahkan bila perlu memberhentikan
direksi dengan menyelenggarakan RUPS untuk mengambil keputusan apakah direksi akan
diberhentikan atau tidak.
Dalam RUPS/Rapat Umum Pemegang Saham, semua pemegang saham sebesar/sekecil apapun
sahamnya memiliki hak untuk mengeluarkan suaranya. Dalam RUPS sendiri dibahas masalah-
masalah yang berkaitan dengan evaluasi kinerja dan kebijakan perusahaan yang harus
dilaksanakan segera. Bila pemegang saham berhalangan, dia bisa melempar suara miliknya ke
pemegang lain yang disebut proxy. Hasil RUPS biasanya dilimpahkan ke komisaris untuk
diteruskan ke direksi untuk dijalankan.
Isi RUPS :
8
2) pembentukan nya jauh lebih sulit dan lebih rumit
3) biaya pembentukannya relatif lebih tinggi
4) ketentuan perundangan relatif lebih ketat
5. Yayasan
Yayasan adalah suatu badan usaha, tetapi tidak merupakan perusahaan karena tidak mencari
keuntungan. Badan usaha ini didirikan untuk sosial.
6. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan.
D. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Menurut UU No. 19 Tahun tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah Badan usaha yang diatur melalui peraturan daerah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Modal BUMD merupakan kekayaan negara yang dipisahkan.
Kegiatan usaha yang dilakukan BUMD antara daerah yang satu dengan daerah yang lain bisa saja
bebeda, semua sesuai kebutuhan setiap daerah.
Usaha-usaha BUMN dan BUMD adalah melayani kepentingan masyarakat. Keduanya mempunyai
peranan yang sangat penting dalam peningkatan dan kemajuan perekonomian Indonesia.
Fungsi RUPS dalam persero pemerintah ialah memegang segala wewenang yang ada dalam
perusahaan tersebut. RUPS juga berwenang untuk mengganti komisaris dan direksi. Direksi persero
adalah orang yang bertanggung jawab atas pengurusan persero baik didalam maupun diluar
pengadilan. Pengangkatan dan pemberhentian dilakukan okeh RUPS. Komisaris adalah organ persero
yang bertugas dalam pengawasan kinerja persero itu, dan melaporkannya pada RUPS.
Persero terbuka sesuai kebijakan pemerintah tentang privatisasi. Privatisasi adalah penjualan sebagian
atau seluruh saham persero kepada pihak lain untuk peningkatan kualitas.
b). Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan Jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal yang berasal dari
negara. Besarnya modal Perusahaan Jawatan ditetapkan melalui APBN. Ciri-ciri Perusahaan Jawatan
antara lain sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
12
A. Simpulan
Badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomi yang menggunakan faktor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk mencari laba. Sedangkan Perusahaan adalah suatu
unit kegiatan yang melakukan aktivitas pengelolaan faktor produksi untuk menyediakan barang dan
jasa bagi masyarakat, mendistribusikannya, serta melakukan usaha lain dengan tujuan memperoleh
keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.
Bentuk badan usaha ada beberapa jenis antara lain, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan
Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Tiap-tiap badan usaha
memiliki kekurangan dan kelebihan.
Peran Badan Usaha dalam perekonomian Indonesia sangat penting guna mengembangkan
perekonomian negara, meningkatkan kemakmuran rakyat Indonesia, memupuk keuntungan dan
pendapatan, dan melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program kebijakan pemerintah di bidang
ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
13
- Nurdin, Muh. 2007. Kompeten Ekonomi,. Makasar: Mitra Media.
- Sudarsono. 1988. Pengantar ekonomi Mikro. Jakarta: LP3S
14