Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KELOMPOK

“BENTUK-BENTUK BADAN USAHA DI INDONESIA”

Disusun Oleh :

1. Amelia Nur Fadhila (K3322010)


2. Renita Amriyani (K3322086)
3. Yulia Setia Kusuma (K3322107)

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Wajib Kewirausahaan

Jurusan Pendidikan Kimia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Agustus 20
Kata Pengantar

Puji syukur kita selalu panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
keberkahannya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kepada Nabi
junjungannya, Nabi Muhammad SAW. Dalam tugas kali ini kami berkesempatan untuk
mengulik bagian dari badan usaha di Indonesia. Seperti yang kita tau bahwa Indonesia
memiliki berbagai macam badan usaha salah satu yang terkenal yaitu BUMN. Apakah badan
usaha di Indonesia hanya BUMN saja? Pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan
lewat makalah ini. Berbagai sumber buku referensi, media, dan internet yang akurat akan
menjadi membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Terimakasih kami ucapkan
kepada Ibu Dr. Nanik Dwi Nurhayati S.Si., M.Si. selaku dosen kewirausahaan yang telah
memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini yang tidak hanya sebagai
formalitas tugas yang wajib di kerjakan tetapi membuat kami mencari dan membaca hingga
terbuatlah makalah dengan judul Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia.

Terima kasih.

Surakarta, 27 Agustus 2022

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................................................... ii

Daftar Isi.................................................................................................................................................... iii

BAB I.......................................................................................................................................................... iv

PENDAHULUAN....................................................................................................................................... iv

I.1. Latar Belakang.............................................................................................................................................iv

I.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................................v

I.2 Tujuan Masalah..............................................................................................................................................v

BAB II......................................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN.......................................................................................................................................... 6

A. Koperasi..........................................................................................................................................................8

B. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)............................................................................................................10

C. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).............................................................................................................12

D. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)...........................................................................................................15

BAB III...................................................................................................................................................... 17

PENUTUP................................................................................................................................................. 17

KESIMPULAN...................................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................. 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang masih terus berusaha meningkatkan perekonomian,


sudah pasti memiliki pelaku ekonomi untuk menjalankannya. Pelaku-pelaku ekonomi
tersebut juga mempunyai pelaku usaha untuk menunjang perekonomian. Apa sih pelaku
usaha itu?

Dikutip dari Pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2001,
Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen, “Pelaku
usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum
maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan
dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama
melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.”

Nah disini kita akan bahas lebih lanjut mengenai bentuk badan-badan usaha yang ada
di Indonesia.

Badan usaha sendiri memiliki pengertian suatu kesatuan organisasi dan ekonomis
yang mempunyai tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan dan memberikan layanan
pada masyarakat. Bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia juga bermacam-macam. Baik
secara teoritis maupun ditinjau dari status hukumnya, bentuk badan usaha/perusahaan
memiliki dua bentuk, yaitu bentuk badan nonhukum dan bentuk badan hukum. Ada beberapa
bentuk badan usaha yang sudah familiar kita dengar, diantaranya Koperasi, BUMN, BUMS,
dan juga BUMD.

iv
I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka dikemukakan perumusan masalah
sebagai berikut :

1. Apa pengertian badan usaha dan bagaimana asal usul/sejarah pendiriannya?


2. Apa saja bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia?
I.2 Tujuan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai adalah


sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan lebih lanjut tentang badan-badan usaha yang ada di Indonesia.
2. Menyebutkan dan menjelaskan bentuk-bentuk badan usaha yang ada di Indonesia,
khususnya Koperasi, BUMN, BUMS, dan BUMD.

v
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Badan Usaha

Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari
laba/keuntungan. Badan usaha seringkali disamakan dengan perusahaan padahal pada
kenyataannya berbeda. Badan usaha adalah lembaga, sementara perusahaan adalah tempat
dimana badan usaha mengolah faktor-faktor produksi.

Bentuk Yuridis Perusahaan

Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 33 menyebutkan akan pembagian bentuk badan
usaha. Badan usaha yang dikenal di Indonesia ada tiga, yaitu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Koperasi dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Dalam pasal tersebut tertuang
adanya konsep Demokerasi Ekonomi yaitu adanya kebebasan berusaha bagi seluruh warga
negaranya dengan batas – batas tertentu. Batas – batas dalam menjalankan bisnis meliputi dua
macam jenis usaha, di mana terhadap kedua jenis usaha ini pihak swasta dibatasi gerak
usahanya. Kedua jenis usaha itu adalah :
1. Jenis – jenis usaha yang vital, yaitu usaha – usaha yang memiliki peranan yang sangat
penting bagi perekonomian Negara, misalnya minyak dan gas bumi, baja, hasil tambang, dan
lain – lain.
2. Jenis – jenis usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak. Misalnya air minum,
perlistrikan, kereta api, telekomunikasi dan lain – lain.

Tujuan Badan Usaha

1. Fungsi Komersial 
Di antara tujuan badan usaha adalah untuk memperoleh keuntungan. Untuk memperoleh
keuntungan, badan usaha harus mampu mengelola sumber daya produksi yang tersedia secara
efisien dan efektif sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen. 
Fungsi komersial badan usaha meliputi dua hal, yaitu fungsi manajemen dan fungsi
operasional. Fungsi manajemen dalam badan usaha adalah meliputi tugas-tugas yang harus

6
dimiliki oleh seorang pimpinan untuk menjalankan semua kegiatan dalam badan usaha.
Sedangkan fungsi operasional dalam badan usaha adalah mengelola sumber daya manusia,
produksi, pemasaran, dan pembelanjaan dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. 

2. Fungsi Sosial 
Fungsi sosial badan usaha lebih bersifat eksternal. Fungsi sosial kerap berhubungan dengan
manfaat badan usaha secara langsung atau tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat.
Sampai sejauh mana suatu badan usaha mampu memberikan peran secara nyata bagi
lingkungan sekitar. 

3. Fungsi dalam Perekonomian 


Semakin maju badan usaha maka kesempatan kerja akan semakin terbuka. Dengan begitu,
skala usaha juga akan semakin besar karena produk yang dihasilkan akan semakin banyak
dan pangsa pasar menjadi lebih luas. 
Secara jangka panjang, badan usaha akan memengaruhi tingkat Produk Domestik Bruto
(PDB) suatu negara. Badan usaha merupakan mitra pemerintah dalam meningkatkan
perekonomian nasional. Misalnya dalam peningkatan ekspor.

7
A. Koperasi

Munker dari university of Marburg, Jerman Barat membedakan konsep koperasi menjadi dua,
yaitu konsep koperasi barat dan konsep koperasi sosialis. Hal ini di latar belakangi oleh
pemikiran bahwa pada dasarnya, perkembangan konsep konsep yang berasal dari Negara
Negara berpaham sosialis, sedangkan konsep yang berkembang di Negara dunia ketiga
merupakan gabungan dari paham tersebut.

 Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia

Menurut Sukuco dalam bukunya “Seratus Tahun Koperasi di Indonesia”, badan hukum
koperasi pertama di Indonesia adalah koperasi di Leuwiliang yang di dirikan pada tanggal 16
desember 1895

Padasaat itu raden ngabei ariawiriaatmadja, patih purwokerto dan kawan kawan, telah
mendirikan bank simpan-pinjam untuk menolong sejawatnya para pegawai negeri pribumi
melepaskan diri dari cengkraman pelepas uang, yang dikala itu meraja lela. Bank simpan
pinjam tersebut, semacam bank tabungan jika dipakai istilah UU No. 14 Tahun 1967 tentang
pokok pokok perbankan yang diberi nama “De Poewokertosche Hupl-en Spaarbank der
Inlandsche Hoofden”. Dalambahasa Indonesia artinya kurang lebih sama dengan bank
simpanpinjam para “priyayi” purwokerto.

 Pengertian

Menurut UU No 25 tahun 1992, koperasi dapat diartikan sebagai sebuah badan usaha yang
beranggotakan sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas kekeluargaan. Sementara itu, menurut
bapak proklamator kita, Mohammad Hatta, yang sekaligus menjadi bapak Koperasi, koperasi
adalah suatu jenis badan usaha bersama yang menggunakan asas kekeluargaan dan gotong
royong.

Dengan demikian, tidak heran jika pengelolaan koperasi mengarah pada kegiatan tolong-
menolong untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Itulah
salah satu sebab mengapa koperasi sangat bermanfaat untuk banyak orang.

Koperasi merupakan salah satu penunjang kesejahteraan masyarakat Indonesia, pengertian


koperasi pada UU no. 12 th 1967 adalah organisasi ekonomi rakyat padadasarnya juga dapat

8
di artikan sebagai kegiatan usaha rakyat. Dengan melihat unsur-unsur definisi selanjutnya
serba bernuansa rakyat dalamkebersamaan dan kekeluargaan .

Perlu di ingat bahwa koperasi setidak tidaknya mempunyai 2 aspek yaitu ekonomi dan social.
Sebagai organisasi ekonomi maka koperasi tunduk pada hukum

 Fungsi koperasi
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggotanya secara
khususnya dan masyarakat secara umum.
b. Meningkatkan sumber daya manusia, hal tersebut sangat bermanfaat bagi
perekonomian
c. Memperkuat ketahanan ekonomi kerakyatan

 Tujuan koperasi
a. Meningkatkan kehidupan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat di
sekitarnya.
b. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat di
sekitarnya.
c. Membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat yang
adil dan makmur
d. Menjadi sokoguru dalam perekonomian nasional.
e. Membantu produsen dengan memberikan penawaran harga yang relatif lebih
tinggi.
f. Membantu konsumen dengan memberikan penawaran harga yang relatif lebih
terjangkau.
g. Memberikan bantuan peminjaman modal kepada unit-unit usaha skala mikro dan
kecil.

 Dasar hukum

1. UU Nomor 25 Tahun 1992: Perkoperasian.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994: Pembubaran koperasi oleh


pemerintah.

9
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994: Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995: Pelaksanaan kegiatan usaha simpan


pinjam oleh koperasi.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998: Modal penyertaan pada  koperasi.

6. Kepmen Koperasi dan UKM Nomor 98 Tahun 2004: Notaris pembuat akta
koperasi.

7. Permen Koperasi dan UKM Nomor 10 Tahun 2015: Kelembagaan koperasi.

8. Permen Koperasi dan UKM Nomor 15 Tahun 2015: Usaha simpan pinjam oleh
koperasi.

9. Permen Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018: Penyelenggaraan dan


pembinaan perkoperasian.

10. Kepmen Nomor 22 Tahun 2020: Tata cara penyampaian data debitur koperasi
dalam rangka pemberian subsidi bunga/subsidi margin untuk kredit/pembiayaan
usaha mikro, kecil, dan menengah dalam rangka mendukung program pemulihan
ekonomi nasional.

B. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BUMN adalah salah satu dari tiga pelaku utama ekonomi negara selain koperasi dan
usaha swasta. Dulunya BUMN bernama Perusahaan Negara (PN). Sementara itu, BUMN
adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Negara.

Sesuai namanya, BUMN dapat diartikan sebagai perusahaan yang dimiliki oleh negara dan
usahanya dijalankan oleh negara. Baik perusahaan tersebut dimiliki sepenuhnya, sebagian
besar, maupun sebagian kecil. Yang dimaksud dengan negara sebagai pengelola adalah
pemerintah.

BUMN yang berbentuk PT dan memiliki saham paling sedikit 51% disebut Persero atau
Perusahaan Perseroan serta lembaga ini ditujukan untuk mengejar keuntungan.

10
Sementara itu, jika seluruh modalnya dimiliki oleh BUMN, maka disebut Perum atau
perusahaan umum. Berdasarkan tujuannya, BUMN ada yang bertujuan untuk mencari
keuntungan dan ada juga yang nirlaba.

Ciri-ciri BUMN :

1. Kekuasaan Dipegang oleh Pemerintah


2. Melayani Kepentingan Umum dan Pelayanan Publik
3. Sebagai Sumber Pendapatan Negara
4. Semua Resiko Ditanggung oleh Pemerintah
5. Menyediakan Produk yang Dibutuhkan oleh Masyarakat
6. Saham Bisa Dimiliki oleh Masyarakat Luas

Jenis-Jenis BUMN
1. Perusahaan Perseroan (Persero)

Persero adalah BUMN yang sebagian besar sahamnya (minimal 51%) dimiliki oleh
negara. Perusahaan memiliki status badan hukum dan memiliki fleksibilitas untuk
bekerja sama dengan pihak swasta. Contoh BUMN yang masuk ke dalam jenis
persero adalah PT Kimia Farma Tbk., PT Pertamina, PT Kereta Api Indonesia, PT
Garuda Indonesia, Jamsostek, PT Telekomunikasi Indonesia, PT Tambang Timah, PT
Aneka Tambang, PT PLN, PT. PDAM, dan lain-lain.
2. Perusahaan Umum (Perum)
Perum adalah BUMN yang keseluruhan modalnya milik negara dan tidak terbagi atas saham.
Dibentuknya Perum untuk menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat untuk umum
dengan prinsip pengelolaan perusahaan yang tepat dan harga yang mudah dijangkau. Contoh
BUMN yang termasuk ke dalam Perum yaitu Perum Bulog, Perum Damri, Perum Percetakan
Uang Republik Indonesia (Peruri), Perum Pegadaian, Perum Balai Pustaka, Perum Perumahan
Nasional (Perumnas), Perum Jasa Tirta, dan lain-lain.

Fungsi dan Peran BUMN


1. Sebagai salah satu media bagi pemerintah
2. Sebagai lahan untuk menciptakan lapangan kerja baru
3. Sebagai salah satu sumber pemasukan negara
4. Penyedia barang dan jasa

11
5. Pencegah adanya monopoli usaha oleh kapitalis.
6. Mengelola Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia dengan bijak dan benar
7. Pembina untuk pengembangan UMKM, koperasi, dan masyarakat.
8. Stimulator atau pioneer
9. Katalisator

C. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

Seperti namanya BUMS adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak
swasta. BUMS didirikan dengan tujuan mencari keuntungan dalam mengembangkan usaha.
BUMS memiliki dua jenis antara lain, badan usaha swasta dalam negeri dan badan usaha
swasta asing.
Badan usaha swasta dalam negeri adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh
masyarakat dalam negeri. Sedangkan badan usaha swasta asing adalah badan usaha swasta
yang modalnya dimiliki oleh masyarakat yang bukan warga negara Indonesia.

Pasal 33 UUD 1945 mengatur tentang bidang-bidang yang bisa dikelola oleh swasta seperti
mengelola sumber daya ekonomi yang memiliki sifat tidak vital dan strategis, atau yang tidak
menguasai hajat hidup orang banyak. Berikut adalah jenis-jenis BUMS yang dapat dibedakan
atas beberapa bentuk badan usahanya:

1. Commanditaire Vennootschap (CV)

CV merupakan bentuk kemitraan yang dibentuk oleh dua orang atau lebih dengan beberapa
anggota memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas dan beberapa lainnya yang memiliki
tanggung jawab terbatas. CV memiliki dibagi menjadi dua jenis yakni sekutu aktif
(komplementer) dan sekutu pasif (komanditer).
Sekutu aktif adalah sekutu yang mengelola suatu perusahaan sekaligus memiliki hak untuk
membuat perjanjian dengan pihak ketiga. Sedangkan sekutu pasif adalah sekutu yang hanya
menyerahkan modal tetapi tidak ikut campur dalam hal pengelolaan perusahaan. Bisa
dikatakan bahwa sekutu pasif hanya berperan dalam memberikan modal.
Kelebihan Modal CV lebih besar dibanding firma, Kebutuhan modal mudah terpenuhi,
Pengelolaan perusahaan dapat dibagi, Resiko ditanggung bersama, Keputusan diambil
bersama, Mampu mencari kredit dari bank Kekurangan Terjadinya perselisihan, Keputusan

12
tidak bisa diambil dengan cepat, Jika salah satu anggota mundur atau meninggal, perusahaan
bubar, Anggota lain akan terseret ketika ada anggota yang bertindak di luar ketentuan.

2. Perusahaan Perseorangan (PO)


PO merupakan salah satu bentuk bisnis yang dimiliki oleh satu orang. Umumnya PO
memiliki modal kecil, jenis produk dan jumlah produksinya terbatas, tenaga kerja sedikit, alat
produksi dan teknologinya cukup sederhana. Perusahaan perseorangan adalah badan usaha
atau perusahaan yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh individu. Sehingga tanggung
jawab atas aktivitas dan risiko perusahaan ditanggung oleh individu tersebut.
Kelebihannya :
 Mudah dikelola
 Bebas bergerak
 Hanya pemilik yang berhak memperoleh keuntungan usah
 Rendah pajak
 Rahasia perusahaan hanya diketahui pemilik
 Biaya organisasi rendah
 Keputusan diambil dengan cepat dan Pimpinan lebih termotivasi jika keuntungan
yang diperoleh besar.
Sementara Kekurangannya adalah :
 Tanggung jawab pimpinan tidak terbatas
 Modal terbatas
 Tidak terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan
 Terbatasnya kecakapan pimpinan
 Kerugian ditanggung sendiri.

3. Firma (Fa)
Firma merupakan persekutuan antara seseorang dengan orang lainya (atau lebih) untuk
menjalankan usaha bersama dengan tujuan berbagi keuntungan yang didapatkan dari
persekutuan tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa Firma memiliki minimal anggota dua orang. Anggota tersebut
yang akan bertanggung jawab terhadap perusahaan dan menyerahkan modal sesuai yang
tertera pada akta pendirian firma.
Apabila bangkrut, semua anggota bertanggung jawab hingga modal pun ikut
dipertanggungkan.

13
Kelebihan :
 Kebutuhan modal mudah terpenuhi
 Pengelolaan perusahaan dapat dibagi, Resiko ditanggung bersama
 Keputusan diambil bersama
 Mampu mencari kredit dari bank
Kekurangan :
 Terjadinya perselisihan, Pembagian laba dan rugi diatur dalam perjanjian, Keputusan
tidak bisa diambil dengan cepat, Jika salah satu anggota mundur atau meninggal,
perusahaan bubar, Anggota lain akan terseret ketika ada anggota yang bertindak di
luar ketentuan

4. Perseroan Terbatas (PT)


PT merupakan salah satu jenis usaha yang dilindungi oleh hukum dengan modal yang terdiri
dari saham. Seseorang dapat dikatakan sebagai pemilik PT apabila memiliki sebagian saham
sebesar yang ditanamkannya.
Menurut Undang-Undang NOmor 40 Tahun 2007 yang mengatur perihal PT, disebutkan
bahwa perusahaan berjenis Perseroan Terbatas adalah badan usaha yang berbentuk badan
hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian dan melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya telah dibagi dalam saham, atau bisa disebut juga sebagai persekutuan
modal.
Dalam menjalankan PT, pemilik modal saham bisa menjual kepada pihak lain. Hal tersebut
menjelaskan bahwa akan sangat mungkin terjadi kepemilikan perusahaan tanpa harus
membubarkan atau mendirikan kembali. Karena pendirian PT dibentuk berdasarkan
kesepakatan, maka membutuhkan minimal 2 orang untuk membuat PT. Notaris harus
mengetahui perjanjian dalam pembuatan PT dan membuatkan akta untuk mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM. Ciri-ciri Perseroan Terbatas antara lain sebagai
berikut:
 Berbadan hukum karena didirikan dengan akta notaris, izin dari menteri hukum dan
HAM, diumumkan dalam berita negara
 Terdiri dari tiga macam modal yaitu modal statute, modal yang ditempatkan, dan
modal yang disetor
 Terdiri tiga macam badan yang menentukan kelangsungan hidup perusahaan yaitu
RUPS, dewan komisaris, dan direksi.

14
Kelebihannya Tanggung jawab terbatas, Kebutuhan modal mudah dipenuhi, Terjaminnya
kelangsungan hidup usaha, Dipercaya pihak ketiga dalam hal kredit, Kepemimpinan efisien,
Nasib buruh dan karyawan diperhatikan. Kekurangan Kurangnya perhatian persero terhadap
PT, Besarnya biaya dalam PT dan Terdapat kesulitan memimpin PT.

5. Joint Venture
Joint ventureadalah kerjasama dari beberapa perusahaan yang berasal dari berbagai negara
kemudian menjadi satu perusahaan untuk mencapai konsentrasi kekuatan ekonomi. Joint
venture harus memiliki badan hukum PT atau Perseroan Terbatas dalam bidang Industri.
Joint venture dipimpin oleh Dewan Direktur yang dipilih oleh para pemegang saham.

D. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Badan Usaha daerah adalah badan usaha yang modalnya berasal dari kekayaan daerah
yang dipisahkan, baik yang didirikan oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah
kabupaten/kota. Badan usaha daerah bergerak di bidang usaha umum yang menguasai hajat
hidup orang banyak.  Badan Usaha Milik Daerah atau Perusahaan Daerah memilik fungsi dan
peran yang besar dalam pembangunan dan perekonomian daerah.

Fungsi BUMD
1. Pelaksana kebijakan pemerintah daerah dalam bidang ekonomi dan pembangunan.
2. Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan
3. Penyusun kebijakan teknis administratif di bidang ; investasi, promosi, kerjasama
investasi, pemberdayaan BUMD serta pelayanan perijinan terpadu.

Peranan BUMD
1. Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha
2. Memenuhi barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat
3. Menjadi perintis kegiatan yang kurang diminati masyarakat

Ditingkat Desa sendiri juga memiliki badan usaha, yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Pengertian BUMDes menurut UU

15
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) diharapkan dapat meningkatkan perekonomian
dan pelayanan umum kepada masyarakat di desa. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (UU Desa) menyebutkan BUMDes sebagai badan usaha. Badan usaha yang
dimaksud tidak ditentukan secara khusus dalam UU Desa. Hal ini menimbulkan berbagai
masalah dalam pendirian maupun usaha BUMDes di masyakarat desa. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa status BUMDes sebelum dan sesudah diundangkannya Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) serta implikasinya
karena dalam Pasal 117 UU Cipta Kerja mengubah Pasal 1 angka 6 UU Desa yang
sebelumnya menyebut BUMDes sebagai badan usaha diubah menjadi badan hukum.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian doctrinal research. Sumber bahan hukum yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan-bahan hukum primer, bahan-bahan hukum
sekunder serta bahan-bahan hukum tersier dan metode analisis yang digunakan metode
analisis dedukatif. Dapat disimpulkan bahwa status BUMDes sebelum diundangkannya UU
Cipta Kerja adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum karena BUMDes telah
memenuhi karakteristik dari badan hukum. Kemudian status badan hukum BUMDes
dipertegas dalam UU Cipta Kerja yang membuat BUMDes dapat memiliki sifat seperti badan
hukum yang lain pada umumnya dan BUMDes dapat disahkan sebagai badan hukum.

Landasan hukum

erdirinya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dilandasi oleh UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah Pasal 213 ayat (1) disebutkan bahwa “Desa dapat mendirikan
badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa” dan tercantum pula dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2005 tentang Desa.

Selain berfungsi sebagai lembaga yang mampu mendayagunakan segala potensi


ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia sebagaimana yang termuat dalam penjelasan Undang-Undang Desa Pasal 87
ayat (1)

16
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Badan usaha adalah suatu kesatuan organisasi dan ekonomis yang mempunyai tujuan
untuk memperoleh laba atau keuntungan dan memberikan layanan pada masyarakat. Baik
secara teoritis maupun ditinjau dari status hukumnya, bentuk badan usaha/perusahaan
memiliki dua bentuk, yaitu bentuk badan nonhukum dan bentuk badan hukum.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Suleman, Erika Revida, Irwan Kurniawan Soetijono, Robert Tua


Siregar, Syofyan Syofyan, Ahmad Fauzul Hakim Hasibuan, Hery Pandapotan
Silitonga, Muhammad Fitri Rahmadana, Marto Silalahi, Ahmad Syafii. (2020). BUMDes
Menuju Optimalisasi Ekonomi Desa. Penerbit : Yayasan Kita Menulis, 15 Juni 2020.

Eddhie Praptono & Soesi Idayanti. (2020). Hukum Perusahaan. Yogyakarta : Penerbit Tanah
Air Beta.

Gramedia.com. “Badan Usaha: Pengertian, Macam dan Bentuk Badan Usaha di Indonesia”
diakses pada 28 Agustus 2022, dari https://www.gramedia.com/literasi/macam-badan-usaha/

Gramedia.com. “Pengertian BUMN: Ciri, Jenis, Tujuan, Fungsi, dan Peran” diakses pada 28
Agustus 2022, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-bumn/

PP Republik Indonesia No. 58 Tahun 2001 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan


Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen.

18

Anda mungkin juga menyukai