Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“BENTUK BADAN USAHA”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Ekonomi Koperasi
Dosen Pengampu : Agus Achmad Faruk, S.Sos., M.M

Disusun Oleh :
Muhammad Lutfi Ibadillah

Kelas : Ekonomi Syariah 3A

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM KH RUHIAT CIPASUNG
SINGAPARNA-TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa sholawat
beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena
beliaulah suri dan tauladan dalam setiap langkah kita.
Makalah yang telah disusun ini berisi tentang Perbedaan Koperasi dengan Bentuk Badan
Usaha Lain. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Ekonomi Koperasi yang diampu oleh Bapak Agus Achmad Faruk, S.Sos., M.M. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga kami
selaku penyusun.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, 28 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................i


Daftar Isi ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Bentuk Badan Usaha .....................................................................................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi merupakan alternatif dari bentuk badan usaha, dan ada pula yang
mengatakan bahwa koperasi sebagai pengganti bentuk usaha yang bersifat kapitalis
Dengan adanya perkembangan zaman dan makin majunya dunia usaha, maka
koperasi mengalami evolusi sesuai dengan zamannya sehingga bentuk usaha koperasi
menjadi seperti sekarang ini. Sebagai contoh di Indonesia pada zaman kebangkitan
nasional koperasi digunakan sebagai alat perjuangan. Kemudian pada awal kemerdekaan
sampai tahun 1965-an koperasi digunakan sebagai alat/kendaraan politik, kegiatan
koperasi mengalami stagnan. Dengan demikian koperasi beserta para anggotanya sangat
dirugikan.
Pada awal orde baru sampai tahun 1990-an koperasi dijadikan kegiatan usaha
yang bersifat sosial untuk menyejahterakan masyarakat. Namun dalam perjalanannya
koperasi juga dijadikan kendaraan politik oleh penguasa pada waktu itu untuk
melanggengkan kekuasaannya. Dan bahkan dapat diistilahkan bahwa koperasi seperti
burung dalam sangkar emas, artinya koperasi disayang dan dibina tetapi koperasi tidak
dapat mengembangkan usahanya, karena semua serba disediakan oleh pemerintah.
Setelah tahun 1990-an dan diterbitkannya UU nomor 25/1992 maka koperasi dijadikan
kegiatan usaha yang bersifat sosial saja tetapi juga mencari keuntungan sehingga
kedudukan koperasi sejajar dengan bentuk badan usaha lainnya. Bahkan koperasi
menjadi lebih bebas untuk berkembang setelah dikeluarkannya Inpres Nomor 18 tahun
1998 tentang Pengembangan Koperasi. Untuk itu pada bab ini akan dibahas berbagai
bentuk badan usaha yang ada di Indonesia, perbedaan koperasi dengan bentuk badan
usaha lainnya, dan perbedaan koperasi dengan gotong royong.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk badan usaha yang ada di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk badan usaha yang ada di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk Badan Usaha

Bentuk-bentuk kegiatan usaha dapat dikelompokkan ke dalam 2 (dua) atau 3


(tiga) sektor. Di banyak negara umunya hanya terdapat 2 sektor usaha yaitu usah yang
diselenggarakan oleh swasta dan yang diusahakan oleh pemerintah. Koperasi pada
umumnya dikelompokan dalam usaha swasta. Sedangkan negara yang
mengelompokan kegiatan usaha dalam 3 sektor, seperti yang dilakukan di Indonesia
terdiri atas usaha swasta, usaha pemerintah, dan koperasi.1

Secara terperinci, kegiatan usaha di Indonesia terdiri atas:

1. Perusahaan perorangan
2. Persekutuan, yamg terdiri atas persekutuan firma dan persekutuan
komanditer
3. Perseroan terbatas
4. Perusahaan Negara dan perusahaan daerah
5. Koperasi.
1. Perusahaan Perorangan

Perusahaan perorangan adalah suat bentuk badan saha yang dimiliki,


dikelola, dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab resiko dan
kegiatan perusahaan. Perusahaan ini tidak memerlukan anggaran dasar. Untuk
membiayai dan mengembangkan usaha, yang bersangkutan dapat menggunakan
modal pinjaman.

Perusahaan perorangan tidak mengenal adanya pemisahaan anatra


kekayaan perusahaan dan kekayaan pribadi. Segala harta kekayaan pemilik
menjamin semua utang-utang perusahann atau dengan kata lain pengusaha
tersebut mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas. Sebaliknya kentungan
bersih yang diraih perussahaan seluruhnya menjadi hak pemilik.

1
Subandi.2015.Ekonomi Koerasi (Teori dan Praktik).Alfabeta.Bandung
Pendirian perusahaan perorangan (di Indonesia) tidak memiliki atran
khusus, tetapi untuk beberapa lapangan kegiatan usaha diperlukan izin dari
pemerintah daerah setempat.

Pada umumnya usaha ini bermodal sangat terbatas, sehigga umumnya


perusahaan perorangan ini tergolong dalam usia kecil. Contoh perusahan
perorangan adalah toko-toko kecil, warung-warung, bengkel sepeda/sepeda motor.

2. Persekutuan Firma

Firma aalah persekutuan dua orang atau lebih untuk menjalankan


perusahaan. Persekutuan ini didirikan tanpa mengeluarkan saham. Pada pendirian
firma, para sekutu seara bersama-sama membuat akta pendirian dari badan usha
tersebut di depan notaris, didaftarkan di pengadilan negeri dan di umumkan di
berita negara. Jika, firma menderita kerugian dn kekayaan perusahaan tidak
memenuhi pembayaran utang-utagnya, maka kekayan pribadi para sekutu ikut
bertanggung jawab atas pembayaran utng-utang tersebut. Sedangkan keuntungan
yang diperoleh firma dibagi antar sekutu secara proporsionl dengan banyaknya
modal yang dimasukkan oleh masing-masing sekutu.

3. Persekutuan Komanditer

Persekutuan Komanditer ( dalam bahasa Bealanda disebut comanditer


venootschap) adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha anatra
mereka yang bersedi menjalankan, memimpin dan bertanggung jawab penuh
dengan kekayaan pribadi dengan mereka yang memberikan pinjaman, tetapi tidak
bersedia memimpin perusahaan dn bertnggung jawab terbatas pada kekayaan
yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut.

2. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan terbaras adalah suatu kumpuln dari orang-orang yang diberi hak
dan diakui oleh hokum untuk berusaha dan atau untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Modal usaha dari PT terdiri dari saham-saham dari pemegang saham. jika
kekayaan PT terpisah dari kekayaan pemilik-pemiliknya. Dalam hal likuidasi dan
jika tenyata perusahaan tersebut masih mempunyai utang/kewajiban yang harus
dibayar, maka para pemegang saham hanya bertanggung jawab terhadap kerugan
sebatas jumlah saham yang dimilikinya.

Pendirian PT harus didukung oleh akta resmi dari notaris dan disahkan
oleh Menteri Kehakiman. Akta yang telah disahkan tersebut harus didaftarkan di
kepaniteraan pengadilan negeri dan selanjutnya dimumkan dalam berita negara
republik Indonesia.

Perangkat organisasi dari PT terdiri atas: rapat umum pemegang saham


(RUPS), dewan komisaris dan direksi. Jika perusahaan yang berbadan hukum
PT tersebut melakukan kegiatan perbankan, maka perangkat organisasi di atas di
tambah dengan Dewan audit sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia (BI).

Dalam PT dikenal beberapa jenis modal, yaitu modal dasar, modal yang
ditempatkan, dan modal yang disetor. Modal dasar adalah jumlah modal yang
disebut dalam akta pendirian dan merupakan jumlah maksimum di mana
perusahaan tersebut diperkenankan mengeluarkan surat-surat saham. Modal yang
ditempatkan adalah modal yang sanggup dimasukkan dan pada waktu
pendiriannya merupakan jumlah keikutsertaan para pendiri. Sedangkan modal
yang disetor adalah modal yang benar-benar telah diserahkan pada perusahaan
tersebut.

Ada enam jenis saham dalam PT, yaitu sebagai berikut.

a. Saham biasa, yaitu saham dimana deviden hanya diberikan bila perusahaan
memperoleh laba.
b. Saham prioritas preferen, yaitu saham yang mempunyai hak utama dalam
pembagian keuntungan atau pada saat likuidasi.
c. Saham preferen komulatif, pada jenis saham ini, jika pada tahun tertentu
perusahaan tidak mendapat keuntungan, maka deviden dari saham ini akan
dibayar secara kumulatif pada saat perusahaan mendapat keuntungan.
d. Saham bonus, Saham yang diberikan secara cuma-cuma kepada para
pemegang saham biasa. Hal ini dimungkinkan bila, misalnya jumlah
cadangan yang dihimpun terlalu besar, sehingga perlu dikurangi dan
diwujudkan dalam Saham. Pada hakikatnya saham bonus merupakan
tambahan modal
e. Saham pendiri, Saham ini diberikan pada pendiri perusahaan sebagai imbalan
atas jasa-jasanya.
f. Saham kosong, adalah saham yang dibeli kembali oleh perusahaan dari
pemegang saham dan disimpan sehingga tidak diikutsertakan lagi dalam
peredaran.
3. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BUMN adalah badan usaha dan anak perusahaan BUMN Yang seluruh
modalnya dimiliki oleh Negara. Perusahaan negara berbentuk BUMN tersebut
bisa berbentuk perusahaan jawatan (perjan), perusahaan umum (perum) dan
Perseroan terbatas (Persero).

a. Perjan adalah perusahaan milik negara yang merupakan bagian dari sebuah
departemen. Contoh: TVRI.
b. Perum adalah perusahaan milik negara yang tujuan utamanya melayani
kepentingan umum. Contoh: Perum DAMRI.
c. Persero adalah perusahaan milik negara yang berbentuk PT dan bertujuan
untuk memperoleh laba seperti halnya pada PT lainnya. Contoh: PT.BNI,
PT.Garuda Indonesia.

Dalam rangka peningkatan efisiensi dan produktivitas perusahaan milik


negara, maka dikeluarkan SK Menteri Keuangan No 840/ KMK.OO/1994 dimana
dalam BAB 1 Pasal 1 dikatakan bahwa yang dimaksud dengan BUMN adalah
sebagai berikut.

1) Badan usaha yang seluruh Sahamnya dimiliki oleh Negara


2) Badan Usaha yang sahamnya dimiliki oleh Negara, tetapi statusnya dengan
BUMN, yaitu:
a) BUMN patungan antara pemerintah dan daerah
b) BUMN patungan antara pemerintah dengan BUMN lain.
c) Badan usaha patungan BUMN dengan swasta nasional/asing dimana
negara memiliki saham meyoritas (minimal 51%).
d) Kekayaan negara pada BUMN yang dipisahkan berdasarkan peraturan
pemerintah.
BUMN Memiliki ciri atau sifat sebagai berikut.
a. Didirikan berdasarkan Undang-undang yang berlaku dan dimiliki serta
dikelola oleh pemerintah.
b. Didirikan dengan tujuan untuk melindungi keselamatan dan kesejahteraan
masyarakat.
c. Dibentuk untuk melaksanakan kebijaksanaan pemerintah.
d. Usahanya pada umumnya bersifat memberikan pelayanan kepada masyarakat
(public untilities).
e. Disamping usaha bersifat komersial, BUMN menghasilkan produk berupa
barang atau jasa untuk pemerintah yang karena sifat
kerahasiaan/keamanannya tidak diserahkan kepada perusahaan swasta.
4. Perusahaan Daerah

Perusahaan Daerah didirikan dengan suatu peraturan daerah dan telah


mendapat pengesahan dari instansi atasanya, yaitu Menteri Dalam Negeri bagi
daerah tingkat I dan Gubernur bagi daerah tingkat II. Khusus DKI Jakarta
pengesahan oleh Presiden.

Anda mungkin juga menyukai