Anda di halaman 1dari 15

BADAN USAHA MILIK NEGARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Hukum Perusahaan dan Kepailitan
Dosen Pengampu: Freddy Hidayat, S.H., M.H.

OLEH KELOMPOK 4 :

1. Dinda Astri Damayanti 211102020026


2. Indah Maulina Fitri 211102020012
3. Prasasti Istiqlaly 211102020019

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
KIAI ACHMAD SHIDDIQ JEMBER
September 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirrahmanirrahim, selalu kita


panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhannahu Wata’ala, yang telah memberikan
kemudahan serta karunia sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah "Hukum Perusahaan dan Kepailitan" pada kali ini, dan tanpa
pertolongan-Nya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada baginda Nabi Muhammad Shalallahu
Alaihi Wasallaam, yang kita nantikan syafa'atnya di akhirat kelak. Aamiin.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Hukum perusahaan dan
kepailitan, dan kami berterimakasih atas bimbingan bapak Freddy Hidayat, S.H., M.H.
selaku dosen pengampu dari mata kuliah ini. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai apa dan seperti apa badan usaha milik negara. Kami ucapkan
terima kasih bapak Freddy Hidayat, S.H., M.H. yang telah memberikan tugas ini sehingga
dengan hadirnya makalah ini kami dapat bertambah pengetahuan dan ide sesuai dengan
disiplin ilmu yang kami tekuni. Terakhir kami berharap apa yang telah kami tulis adanya
masukan agar makalah ini menjadi lebih baik kedepannya, dan menjadi pelajaran untuk
tugas-tugas berikutnya. Terimakasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jember, 18 September 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………...ii
IRI RATDAD.........................................................................................................................................iii
BAB I…………………………………………………………………………………………………...1
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang.....……...........……………………………………………………...………....1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 2
C. Tujuan/Manfaat Pembahasan ................................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
A. Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ................................................................... 3
B. Jenis-Jenis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ................................................................... 3
1. Peruasahaan Perseroan (Persero)……….…….…………………….……………………….3

2. Peruasahaan Umum (Perum)…...…………………………………...…..…………………..4

C. Organ dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN)……….......……....……………………5


1. Organ Perusahaan Perseroan (Persero)………………..…….….………..……..…………...5

2. Organ Perusahaan Umum (Perum)………...……………..……………………….…….…..6

D. Perbedaan BUMN dan BUMD ............................................................................... ………….7


BAB III................................................................................................................................................. 10
PENUTUP............................................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BUMN (Badan Usaha Milik Negara) merupakan perusahaan yang didirikan
dan dikelola oleh negara untuk menjalankan kegiatan operasional di sektor industri
dan bisnis strategis. Pemerintah Indonesia mendirikan BUMN dengan dua tujuan
utama, yaitu tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat sosial. Dalam
tujuan yang bersifat ekonomi, BUMN dimaksudkan untuk mengelola sektor-sektor
bisnis strategis agar tidak dikuasai pihak-pihak tertentu. Bidang-bidang usaha yang
menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti perusahaan listrik, minyak dan gas
bumi, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 UUD 1945, yang mana dikuasai oleh
BUMN. Tujuan BUMN yang bersifat sosial antara lain dapat dicapai melalui
penciptaan lapangan kerja yang dicapai dengan perekrutan tenaga kerja serta upaya
untuk membuktikan perekonomian lokal.

BUMN telah memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan nasinoal


terutama pada masa awal kemerdekaan. Pemerintah saat itu memperoleh beberapa
perusahaan melalui nasionalisme dan juga mendirikan banyak perseroan baru yang
berstatus BUMN. Diharapkan bahwa perseroan-perseroan tersebut akan menjadi inti
dari sebuah sektor korporas yang kuat, didukung oleh manajemen professional dan
lembaga-lembaga keuangan. Meskipun demikian, BUMN yang telah mencapai
sasaran awal yang ditetapkan dan mendapatkan laba, memperolehnya dengan biaya
besar dan sangat berlebihkan. Sebelum terjadinya krisis moneter pada tahun 1997,
lebih dari separuh BUMN jumlah kinerjanya kurang memuaskan.1 Sebagai akibatnya
banyak BUMN tidak dapat lagi membayar hutangnya atau menghasilkan laba yang
cukup untuk membiayai perluasan usahanya. Selain alasan resesi, penggunaan
sumber-sumber daya yang kurang efektif dan kurang efisien juga menjadi sumber
kurang maksimalnya kinerja BUMN. Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut,
maka dalam rangka lebih mengoptimalkan peran BUMN dan untuk mampu
mempertahankan keberadaannya dalam perkembangan ekonomi dunia yang semakin

1
Anggita, Cinditya Mutiara Kusuma “Pengaruh Privatisasi Terhadap Kinerje BUMN” (Skripsi,
Universitas Indonesia, 2009), 1.

1
terbuka dan kompetitif, pemerintah melalui Kementrian Negara BUMN memutuskan
bahwa BUMN perlu melakukan peningkatan efisiensi dan produktifitas melalui
langkah restrukturisasi dan privatisasi. Tata cara privatisasi ini kemudian
disempurnakan Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2005
tanggal 5 September.

Kami penulis ingin membahas makalah ini untuk mengetahui lebih dalam
mengenai lebih dalam seperti dalam BUMN. Dengan alasan diatas maka kami
memberi judul “Badan Usaha Milik Negara”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, perlu dijelaskan apa saja yang menjadi pokok
pembahasan yang akan dipaparkan mengenai Badan Usaha Milik Negara, yaitu:
1. Bagaimana Pengertian BUMN?
2. Apa Saja Jenis-Jenis BUMN?
3. Apa Saja Organ dalam BUMN?
4. Bagaimana Membedakan BUMN dan BUMD?

C. Tujuan/Manfaat Pembahasan
Setelah apa yang telah dijelaskan pemateri pada makalah ini, maka pembaca perlu
mengetahui:
1. Untuk Mengetahui Pengertian BUMN
2. Untuk Memahami Jenis-Jenis BUMN
3. Untuk Memahami Organ dalam BUMN
4. Untuk Mengetahui perbedaan BUMN dan BUMD

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Badan Usaha Milik Negara adalah suatu badan usaha yang kepemilikan
modalnya sebagian besar bersumber dari kas Negara atau Pemerintah dan di kelola
sedemikian rupa untuk kemakmuran rakyat. Di Indonesia, definisi Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN),2 yaitu: “Badan Usaha Milik Negara,
yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan”.3 Untuk kegiatan utamanya adalah
untuk mengelola cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan digunakan
sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1232/kmk.013/1989 pasal 2
yang dimaksud dengan badan usaha milik negara adalah badan usaha dan anak
perusahaan BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Karena seluruh
modalnya dimiliki oleh negara berarti manajemennya sangat dipengaruhi oleh
pemerintah. Jenis-Jenis Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

B. Jenis-Jenis Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Berdasarkan jenisnya badan usaha milik negara meliputi:
1. Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan perseroan merupakan badan usaha yang sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh negara sekitar 51% saham dimiliki negara yang tujuan utamanya
untuk mengejar keuntungan,4 (Pasal 1 butir 2 Undang-Undang No. 19 Tahun
2003). Bentuk hukum badan usaha persero adalah perseroan terbatas. Hal ini
berarti ketentuan tentang perseroan terbatas berlaku juga untuk persero.5

2
Muhammad Sadi Is, Hukum Perusahaan di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2016), 197.
3
Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara, pasal 1 angka 1.
4
Dwi, Hukum Perusahaan, 80-81.
5
Mustapa, Aida. Hukum Perusahaan (Medan: Perdana Publishing, 2020), 268.

3
Tujuan pendirian persero terdapat dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2003 tentang BUMN adalah menyediakan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan guna
meningkatkan nilai perusahaan. Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada
Presiden disertai dengan dasar pertimbangan setelah dikaji bersama dengan
Menteri Teknis dan Menteri Keuangan, mengingat menteri merupakan wakil
negara selaku pemegang saham pada persero dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan. Adapun contoh dari perusahaan perseroan yakni PT Kereta
Api Indonesia, PT Garuda Indonesia dan, dll.6
2. Perusahaan umum (Perum)
Berikutnya yakni perusahaan umum yang mana didalam perusahaan umum
seluruh kepemilikan modal dipegang atau dimiliki oleh negara sepenuhnya7,
seperti pada Pasal 1 angka 4 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang
Badan Usaha Milik Negara yang berbunyi, “Perusahaan umum yang selanjutnya
disebut perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak
terbagi atas saham yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.”8 Pendirian perum diusulkan oleh
Menteri kepada Presiden disertai dengan dasar pertimbangan setelah dikaji
bersama Menteri Teknis dan Menteri Keuangan. Perum yang didirikan tersebut
memperoleh status badan hukum sejak diundangkannya Peraturan Pemerintah
tentang pendiriannya.
Maksud dan tujuan perum adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan
Untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan badan dan/atau jasa yang
Berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip
Pengelolan perusahaan yang sehat. Perum dibedakan dengan Perusahaan
Perseroan karena sifat usahanya. Perum dalam usahanya lebih berat pada
Pelayanan demi kemanfaatan umum, baik pelayanan maupun penyediaan Barang
dan jasa.9 Adapun contoh dari perusahaan umum diantaranya Perum Damri.

6
Pengertian badan usaha ini bentuk dan jenisnya, diakses 20 september 2023,
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/07/31/badan-usaha-adalah.
7
Pengertian badan usaha ini bentuk dan jenisnya, diakses 20 september 2023,
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/07/31/badan-usaha-adalah.
8
Freddy Hidayat, diktat Hukum Perusahaan (Jember: IAIN Jember, 2020), 25.
9
Mustapa, Aida. Hukum Perusahaan, 278.

4
C. Organ dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Adapun Organ dari dari BUMN itu sendiri, yaitu:

1. Organ Perusahaan Perseroan (Persero)


a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Ketentuan Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
menyatakan bahwa “Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut
RUPS, adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam
perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada
Direksi dan Komisaris”.10 Dalam perusahaan persero, menteri bertindak
selaku pemegang saham pada persero. Jadi apabila persero dalam hal tidak
seluruh sahamnya dimiliki oleh negara, selain dari menteri maka masyarakat
pemegang saham berindak selaku RUPS, menteri disini berkedudukan selaku
pemegang saham dan keputusannya diambil bersama-sama dengan pemegang
saham lainnya dalam RUPS. Menteri juga dapat memberikan kuasa dengan
hak substitusi kepada perorangan atau badan hukum untuk mewakilinya dalam
RUPS.11 Perorangan yang dimaksud seseorang yang menduduki jabatan di
bawah menteri. Untuk penerima kuasa wajib terlebih dahulu memperoleh
persetujuan dari menteri sebelum diputuskan dalam RUPS.12
b. Direksi
Dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 menyatakan
bahwa “Direksi adalah organ BUMN yang bertanggung jawab atas
pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta mewakili
BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan”.13 Apabila menteri
bertindak selaku RUPS maka pengangkatan dan pemberhentian direksi
ditetapkan oleh menteri. Untuk pengangkatan dan pemberhentian tersebut
cukup dilakukan dengan keputusan menteri. Adapun pengangkatan anggota
mempertimbangkan keahlian, integritas, kepemimpinan, kejujuran, perilaku
yang baik, serta dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan pengembengan

10
Setneg RI, UU No. 19 tahun 2003, pasal 1 angka 13.
11
Tuti Rastuti, Seluk Beluk Perusahaan dan Hukum Perusahaan (Bandung: Refika Aditama, 2015),
65.
12
Mulhadi, Hukum Perusahaan Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia (Bogor: Ghalia Indonesia,
2010), 261.
13
Setneg RI, UU No. 19 tahun 2003, pasal 1 angka 9.

5
persero. Untuk pengangkatan anggota melalui mekanisme uji kelayakan dan
kepatutuan, ini dilakukan oleh tim yang ditunjuk oleh menteri selaku RUPS.
Calon anggota dinyatakan lulus uji kelayakan dan kepatutuan wajib
menandatangani kontrak manajemen. Untuk masa jabatan anggota ditetapkan
5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan dan
pengangkatan tersebut mempertimbangkan penilaian kinerja periode
sebelumnya. Direksi terdiri lebih dari seorang anggota, dan salah seorang
dianggat menjadi direktur utama.
c. Komisaris
Selanjutnya Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
menyatakan bahwa “Komisaris adalah organ Persero yang bertugas
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam
menjalankan kegiatan pengurusan Persero”.14 Dalam melaksanakan tugasnya,
komisaris harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan ketentuan peraturan
perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalime,
efisiensi, transaparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta
kewajaran. Untuk pengangkatan anggota mempertimbangkan integritas,
dedikasi, memahami masalah-masalah menejemen perusahaan, memiliki
pengetahuan yang memadai dibidang usaha persero tersebut. Apabila
komisaris lebih dari seorang anggota, maka salah seorang diangkat sebagai
komisaris utama. Untuk masa jabatan anggota ditetapkan 5 tahun dan dapat
diangkat kembali 1 kali masa jabatan.
2. Organ Perusahaan Umum (Perum)
a. Menteri
Menteri yang dimaksud adalah menteri yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa
untuk mewakili pemerintah sebagai pihak yang memiliki modal dalam perum
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan. Kedudukan menteri
yakni sebagai organ yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perum, yang
mempunyai segala wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun
Dewan Pengawas. Menteri selaku wakil pemerintah sebagai pemilik modal
Perum, menetapkan kebijakan pengembangan Perum yang bertujuan
menetapkan arah dalam mencapai tujuan perusahaan baik menyangkut

14
Setneg RI, UU No. 19 tahun 2003, pasal 1 angka 7.

6
kebijakan investasi, pembiayaan usaha, sumber pembiayaan, penggunaan hasil
usaha perusahaan, dan kebijakan pengembangan lainnya.
b. Direksi
Dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 menyatakan
bahwa “Direksi adalah organ BUMN yang bertanggung jawab atas
pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta mewakili
BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan”.15 Pengangkatan dan
pemberhentian Direksi ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan mekanisme dan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Anggota Direksi yang diangkat
adalah orang perseorangan yang mampu melaksanakan perbuatan hukum dan
tidak pernah dinyatakan pailit atau orang yang pernah dihukum karena
melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara.
c. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas adalah organ Perum yang bertugas melakukan pengawasan
dan memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan kegiatan
pengurusan perum. Untuk pengankatan dan pemberhentian dewan pengawas
ditetapkan oleh menteri sesuai dengan mekanisme peraturan perundang-
undangan. Anggota Dewan Pengawas dapat terdiri dari unsur-unsur pejabat
Menteri Teknis, Menteri Keuangan, pejabat departemen/lembaga non
departemen yang kegiatannya berhubungan langsung dengna perum. Untuk
masa jabatan anggota ditetapkan 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk
satu kali masa jabatan. Apabila dewan pengawas terdiri lebih seorang anggota,
maka salah seorang diangkat menjadi Ketua Dewan Pengawas.

D. Perbedaan BUMN dan BUMD


Hal yang mendasari perbedaan dari badan usaha milik negara dengan badan
usaha milik daerah itu terletak pada kepemilikan dan penyertaan modal yang
diberikan lantaran kalau menilik dalam pengertian dari badan usaha milik negara yang
tertera dalam pasal 1 angka 1 Undang – Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan
usaha milik negara.16 disebutkan bahwa yang Dinyatakan sebagai BUMN ialah badan
usaha yang kepemilikan modalnya itu baik seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh
negara dengan modalnya dipisahkan dari kekayaan negara yakni APBN (Anggaran

15
Setneg RI, UU No. 19 tahun 2003, pasal 1 angka 9.
16
Setneg UU No. 19 tahun 2003 pasal 1 angka 1 .

7
Pendapatan Belanja Negara).17 Sedangkan BUMD atau badan usaha milik daerah
berdasarkan pasal 1 angka 40 Undang undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
pemerintah daerah yang terakhir kali diubah dengan Undang-undang nomor 9 tahun
2015 menyatakan bahwa yang disebut sebagai BUMD merupakan badan usaha yang
kepemilikan modalnya baik sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh daerah. 18 dan
penyertaan modalnya berasal dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah)
yang ditetapkan dengan perda.19
Sedangkan Kalau ditinjau dari tujuannya Berdasarkan pasal 2 Undang-undang
Nomor 19 tahun 2003,20 Pendirian BUMN sendiri bertujuan untuk memberikan
kontribusi perkembangan perekonomian nasioal dan membantu penerimaan keuangan
negara, mengejar keuntungan, menyelenggarakan kemanfaatan umum dengan
menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi serta memadai untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat, menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang
belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi, serta turut aktif
memberikan bantuan serta bimbingan bagi pelaku usaha yang tergolong lemah.21
Sedangkan pendirian BUMD sendiri pada umumnya bertujuan untuk memberikan
manfaat terhadap perkembangan ekonomi daerah, menyelenggarakan kemanfaatan
umum berupa penyediaan barang atau jasa yang bermutu tinggi bagi kebutuhan
masyarakat sesuai kondisi ,karakteristrik serta potensi daerah yang ada ,dan untuk
memperoleh keuntungan hal tersebut tertera dalam pasal 331 ayat 5 undang-undang
Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah yang terakhir kali diubah dengan
Undang-undang nomor 9 tahun 2015. 22 Perbedaan lainnya antara BUMN dan BUMD
dapat dilihat berdasarkan Bentuk dan organ kepengurusannya, karena pengelolaan
dari bentuk usaha BUMD yang cenderung operasionalnya dipegang oleh pemerintah
daerah selaku pemilik modal tersebut Jelas berbeda dengan BUMN yang dalam
operasional pengelolaannya dipegang oleh Negara (pemerintah pusat). Hal Tersebut
didasarkan Pada ketentuan pasal 334 ,335, 339 ,340 undang-undang Nomor 23 tahun
2014 tentang pemerintah daerah yang terakhir kali diubah dengan Undang-undang
nomor 9 tahun 2015 yang menyatakan bahwa BUMD terbentuk atas Perusahaan

17
Zeni Asyhadie dkk, Hukum perusahaan dan kepailitan (Jakarta: Erlangga,2012), 156-157.
18
Setneg UU No. 23 tahun 2014 pasal 1 angka 40.
19
Wahyu Maizal, Tinjauan Hukum Penyertaan Modal Daerah Pada BUMD Dalam Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Luwu Timur (Makassar: Universitas Hasanuddin, 2014), 4.
20
Setneg UU No. 19 tahun 2003 pasal 2.
21
Dhaniswara K.Harjono, dkk Hukum perusahaan dan kepailitan (Jakarta: UKI Press,2020), 143.
22
Setneg UU No. 23 tahun 2014 pasal 331 ayat 5.

8
umum daerah dengan organ perusahaan umum daerah terdiri atas kepala daerah
selaku wakil daerah sebagai pemilik modal, yang dibawahnya ada direksi serta
dewan pengawas. Dan juga bentuk lain berupa perusahaan perseroan daerah
dengan organ perusahaan perseoran daerah terdiri atas RUPS (kepala daerah selaku
wakil daerah sebagai pemilik modal) , direksi dan komisaris.23

23
Yudho Taruno Muryanto, Tata Kelola BUMD Konsep, kebijakan dan penerapan Good Corporate
Governance (Malang: Intrans Publishing,2017), 26.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dari penjelasan "Badan Usaha Milik Negara (BUMN)" diatas dapat
disimpulkan bahwa Badan Usaha Milik Negara adalah suatu badan usaha yang
kepemilikan modalnya sebagian besar bersumber dari kas Negara atau Pemerintah
dan di kelola sedemikian rupa untuk kemakmuran rakyat. Di Indonesia, definisi
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2003.
2. Berdasarkan jenisnya badan usaha milik negara meliputi: (1) Perusahaan
Perseroan (Persero) yang merupakan badan usaha yang sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh negara sekitar 51% saham dimiliki negara yang tujuan utamanya
untuk mengejar keuntungan. (2) Perusahaan Umum (Perum) yakni perusahaan
umum yang mana didalam perusahaan umum seluruh kepemilikan modal
dipegang atau dimiliki oleh negara sepenuhnya.
3. Adapun Organ dari dari BUMN itu sendiri, yaitu: (1) Organ Perusahaan Perseroan
(Persero) meliputi Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan
Komisaris. (2) Organ Perusahaan Umum (Perum) meliputi Menteri, Direksi, dan
Dewan Pengawas.
4. Dan untuk perbedaan BUMN dengan BUMD, BUMN ialah badan usaha yang
kepemilikan modalnya itu baik seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh negara
dengan modalnya dipisahkan dari kekayaan negara yakni APBN (Anggaran
Pendapatan Belanja Negara), sedangkan BUMD merupakan badan usaha yang
kepemilikan modalnya baik sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh daerah.

B. Saran
Makalah ini kami susun dengan harapan bahwa para pembaca mendapatkan
tambahan wawasan ilmu yang bermanfaat, dengan itu kami harap makalah ini
menjadi referensi bagi yang membutuhkan. Harapan kami bagi siapa saja yang
menemukan hal yang tidak sesuai dan bersedia untuk memberikan masukan, agar
dapat menyusun dengan lebih baik kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aida, Mustapa. Hukum Perusahaan. Medan: Perdana Publishing, 2020.

Asyhadie, Zeni dkk. Hukum Perusahaan dan Kepailitan. Jakarta: Erlangga, 2012.

Maizal, Wahyu. Tinjauan Hukum Penyertaan Modal Daerah Pada BUMD Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Luwu Timur. Makassar:
Universitas Hasanuddin, 2014.

Hidayat, Freddy. Diktata Hukum Perusahaan. Jember: IAIN Jember, 2020.

K, Harjono Dhaniswara, dkk. Hukum Perusahaan dan Kepailitan. Jakarta: UKI Press,
2020.

Mulhadi. Hukum Perusahaan Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia. Bogor:


Ghalia Indonesia, 2010.

Rastuti, Tuti. Seluk Beluk Perusahaan dan Hukum Perusahaan. Bandung: Refikan
Aditama, 2015.

Sadi, Is Muhammad. Hukum Perusahaan di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2016.

Taruno, Muryanto Yudho. Tata Kelola BUMD Konsep, Kebijakan dan Penerapan
Good Corporate Gorvernance. Malang: Intrans Publishing, 2017.

Tatak, Subagiyo Dwi, dkk. Hukum Perusahaan. Petra Media: Surabaya, 2017.

Anggita, Cinditya Mutiara Kusuma “Pengaruh Privatisasi Terhadap Kinerje BUMN.”


Skripsi, Universitas Indonesia, 2009.

Pengertian badan usaha ini bentuk dan jenisnya, diakses 20 september 2023,
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/07/31/badan-usaha-adalah.

Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945.

Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003


Tentang Badan Usaha Milik Negara.

11
Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintah Daerah.

Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015


Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah.

12

Anda mungkin juga menyukai