Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

PERUSAHAAN JAWATAN
(PERJAN)

Disusun Oleh:

Rezha Puji Anggrainy

NIM. 213030302257

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerahNya
yang telah dilimpahkan bagi kita, sehingga saya dapat merangkai kata dalam menyajikan
makalah PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) ini dan menyelesaikannya dengan baik.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini di latar belakangi oleh keinginan penulis untuk
memberikan informasi seputar PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) kepada para
pembaca.

Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya selaku penyusun makalah
PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) :

1. Bapak Ivans Januardy,SH,M.H. selaku dosen pengajar yang telah memberikan


tugas membuat makalah ini dan memberikan saran yang membantu sekali dalam
penyusunan makalah ini.
2. Teman-teman sekalian yang telah membantu dan memberikan banyak saran
dalam penyusunan makalah ini.

Penulisan karya ilmiah ini berdasarkan fakta yang ada di sekitar kita yang mungkin
tidak kita sadari. Saya berharap Karya tulis ilmiah ini dapat membimbing para pembaca agar
memahami dan mengerti tentang PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN).

Saya selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah yang disusun ini
masih belum atau jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat saya butuhkan untuk lanjutan penyempurnaan penyusunan karya ilmiah berikutnya.

Akhir kata, tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas segala bentuk dukungan data
dari berbagai pihak dan buku demi kelangsungan penyelesaian dalam penulisan Karya
Ilmiah yang saya buat ini.

Palangka Raya, 29 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1


1.1.1 Pengertian BUMN.................................................................................1
1.1.2 Maksud dan Tujuan BUMN..................................................................1
1.1.3 Ciri-ciri BUMN.....................................................................................1
1.1.4 Manfaat BUMN....................................................................................2
1.1.5 Bentuk BUMN......................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................5

2.1 Pengertian Perusahaan Jawatan........................................................................5


2.2 Ciri-Ciri Perusahaan Jawatan............................................................................5
2.3 Maksud dan Tujuan Perusahaan Jawatan.........................................................6
2.4 Organ Perusahaan Jawatan...............................................................................6
2.5 Status Hukum Perusahaan Jawatan...................................................................6
2.6 Kelebihan Dan Kekurangan Perusahaan Jawatan.............................................7
2.7 Contoh Perusahaan Jawatan..............................................................................7
2.8 Perubahan Bentuk Perusahaan Jawatan............................................................7
2.9 Proses Mendirikan Suatu Usaha.......................................................................8

BAB III PENUTUP........................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................12
3.2 Saran.................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUA

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Pengertian BUMN
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah perusahaan atau
organisasi milik pemerintah yang bertugas mengatur dan mengelola sumber-
sumber ekonomi negara. Badan Usaha Milik Negara didirikan untuk
mengelola sumber daya alam Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan
masyarakat Indonesia.
1.1.2 Maksud dan Tujuan BUMN
Pada Pasal 2 Undang-Undang BUMN ini disebutkan bahwa maksud dan
tujuan pendirian BUMN adalah :
1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional
pra pada umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya.
2. Mengejar keuntungan.
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan
jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak.
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat
dilaksanakan sestor swasta dan koperasi.
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada para pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.
1.1.3 Ciri-ciri BUMN
1. Pemerintah menjadi pemilik badan usaha.
2. Pengawasan kegiatan usaha dilakukan oleh pemerintah, baik langsung
maupun lewat institusi terkait.
3. Pemerintah memiliki kekuasaan yang absolut dalam menjalankan kegiatan
usaha.
4. Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan
kegiatan usaha.
1
5. Semua rsiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggungjawab
pemerintah.
6. Sebagai pengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber
penghasilan.
7. Bertindak sebagai pelaksana pemerintah dalam memenuhi
pertanggunjawaban hajat hidup masyarakat luas.
8. Tidak ditujukan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, tetapi
dibenarkan untuk memupuk keuntungan.
9. Berfungsi sebagai alat pemerintah untuk mengadakan dan
mengembangkan ekonomi negara.
10. Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efesiensi serta
terjaminnya prinsip-prinsip ekonomi.
11. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
12. Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila sahamnya dimiliki
oleh masyarakat, besarnya tidak lebih dari 49%, sedangkan minimal 51%
sahamnya milik negara.
13. Pinjaman pemerintah dalam bentuk obligasi.
14. Modal juga diperoleh dari bantuan luar negeri.
15. Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk kesejahteraan
rakyat.
16. Pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan bukan bank
1.1.4 Manfaat BUMN
1. Memberi kemudahan kepada masyarakat luas dalam memperoleh berbagai
alat pemenuhan kebutuhan hidup yang berupa barang atau jasa.
2. Membuka dan memperluas kesempatan kerja bagi penduduk angkatan
kerja.
3. Mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa yang merupakan
kebutuhan masyarakat banyak oleh sekelompok pengusaha swasta yang
bermodal kuat.
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi komoditi ekspor sebagai
sumber devisa,baik migas maupun non migas.

2
5. Menghimpun dana untuk mengisi kas negara ,yang selanjutnya
dipergunakan untuk memajukan dan mengembangkan perekonomian
negara.
6. Memberikan pelayanan kepada masyarakat
1.1.5 Bentuk BUMN
Bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sendiri ada tiga
macam, yakni Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum),
dan Perusahaan Perseroan (Persero). Namun kali ini kami akan membahas
tentang Perusahaan Jawatan atau Perjan lebih mendalam. Perusahaan jawatan
(Perjan) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang seluruh
modalnya termasuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan
menjadi hak dari departemen bersangkutan. Perusahaan jawatan biasanya
merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi atau jasa untuk
kepentingan umum. Namun merujuk kepada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,
khususnya dalam Bab X tentang ketentuan peralihan pasal 93 dinyatakan
bahwa dalam kurun waktu dua tahun terhitung sejak undang-undang ini
mulai berlaku, semua BUMN yang berbentuk Perusahaan Jawatan harus
sudah dirubah bentuknya menjadi Perusahaan Umum (Perum) atau
Perusahaan Perseroan (Persero)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasar latar belakang tersebut, kami akan membahas tentang :
1. Pengertian Perusahaan Jawatan.
2. Ciri-ciri Perusahaan Jawatan.
3. Maksud dan Tujuan Perusahaan Jawatan.
4. Organ Perusahaan Jawatan.
5. Status Hukum Perusahaan Jawatan.
6. Kelebihan dan Kekurangan Perusahaan Jawatan.
7. Contoh Perusahaan Jawatan.
8. Perubahan Bentuk Perusahaan Jawatan.
9. Proses Pendirian Badan Usaha

3
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan Masalah Makalah yang kami tulis, maka tujuan penulisan
Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memberitahukan pengertian tentang Perusahaan Jawatan kepada pembaca.
2. Memberitahukan ciri-ciri Perusahaan Jawatan kepada pembaca.
3. Memberitahukan maksud dan tujuan Perusahaan Jawatan kepada pembaca.
4. Memberitahukan organ Perusahaan Jawatan kepada pembaca.
5. Memberitahukan status hukum Perusahaan Jawatan kepada pembaca.
6. Memberitahukan kelebihan dan kekurangan Perusahaan Jawatan
kepada pembaca.
7. Memberitahukan contoh Perusahaan Jawatan kepada pembaca.
8. Memberitahukan perubahan bentuk Perusahaan Jawatan kepada pembaca.
9. Memberitahukan proses pendirian suatu badan usaha.

1.4 Manfaat Penulisan


Dengan Makalah ini kami berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pembaca dalam memahami dan
mempela materi tentang Perusahaan Jawatan.
2. Sebagai bahan informasi dalam pembelajaran ekonomi mengenai
Perusahaan Jawatan.
3. Mempermudah dalam pembelajaran ekonomi mengenai Perusahaan Jawatan.

4
BAB II.

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perusahaan Jawatan


Seperti yang sudah tertulis pada latar belakang makalah ini, Perusahaan
jawatan (Perjan) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang seluruh
modalnya termasuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan
menjadi hak dari departemen bersangkutan.
Perusahaan Jawatan yang selanjutnya disebut PERJAN adalah Badan Usaha
Milik Negara sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969
dimana seluruh modalnya dimiliki oleh Pemerintah dan merupakan kekayaan
Negara yang tidak dipisahkan serta tidak terbagi atas saham-saham. Perusahaan
jawatan biasanya merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi atau jasa
untuk kepentingan umum.
Namun merujuk kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, khususnya dalam Bab X tentang
ketentuan peralihan pasal 93 dinyatakan bahwa dalam kurun waktu dua tahun
terhitung sejak undang-undang ini mulai berlaku, semua BUMN yang berbentuk
Perusahaan Jawatan harus sudah dirubah bentuknya menjadi Perusahaan Umum
(Perum) atau Perusahaan Perseroan (Persero).

2.2 Ciri-Ciri Perusahaan Jawatan


1. Permodalan dan pembiayaan perusahaan masuk dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara yang menjadi hak dari departemen yang bersangkutan.
2. Merupakan bagian dari departemen, dirjen, direktorat, atau pemerintah daerah.
3. Dipimpin oleh kepala yang merupakan bagian dari suatu departemen.
4. Memperoleh fasilitas negara seperti gedung, peralatan, dan sebagainya.
5. Pegawai Perusahaan Jawatan berstatus sebagai Pegawai Negeri.
6. Perusahaan Jawatan berlaku hukum publik yang berarti bila perusahaan dituntut,
kedudukannya adalah sebagai pemerintah.
7. Tujuan utama adalah untuk melayani kepentingan masyarakat tanpa melepaskan
syarat efisiensi, efektifitas dan ekonomis.
8. Keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab pemerintah.

5
2.3 Maksud dan Tujuan Perusahaan Jawatan
1. Menyelenggarakan kegiatan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan
masyarakat umum, berupa penyediaan jasa pelayanan yang bermutu tinggi dan
tidak semata-mata mencari keuntungan.
2. Untuk mendukung pembiayaan dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) PP No.12 Tahun 1998, PERJAN dapat
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang berkaitan dengan bidang pelayanan
yang bersangkutan.

2.4 Organ Perusahaan Jawatan


1. Direksi
Bertanggungjawab atas kepengurusan Perusahaan Jawatan untuk
kepentingan dan tujuan Perusahaan Jawatan.
Wajib menyiapkan rencana jangka panjang yang memuat sasaran dan
tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 tahun.
2. Dewan Pengawas
Melakukan pengawasan terhadap kepngurusan Perusahaan Jawatan yang
dilakukan Direksi mengenai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan,
Rencana Jangka Panjang, ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

2.5 Status Hukum Perusahaan Jawatan


Perusahaan Jawatan didirikan dengan Peraturan Pemerintah, karenanya
Perusahaan Jawatan memperoleh status badan hukum setelah peraturan
pemerintah pendirian Perusahaan Jawatan berlaku.
Peraturan Pemerintah tersebut memuat tentang :
a. Penetapan pendirian Perusahaan Jawatan.
b. Penetapan besarnya kekayaan negara yang ada di dalam Perusahaan Jawatan.
c. Anggaran Dasar Perusahaan Jawatan.
d. Menteri yang bertanggungjawab atas Perusahaan Jawatan.

6
2.6 Kelebihan Dan Kekurangan Perusahaan
Jawatan Kelebihan :
1. Semua modal atau pembayaran keperluan perjan berasal dari pemerintah
2. Semua tata tertib tentang perjan jelas adanya karena sudah dimuat
didalam undang-undang tentang perjan
3. Semua anggota perjan merupakan orang-orang yang profesional jadi
sedikit kemungkinan adanya kekacauan dalam perjan.
4. Perjan dapat menerima bantuan atau subsidi yang berasal dari APBN,
baik berwujid uang atau barang.

Kekurangan :

1. Terdapat kebatasan dalam hal anggaran pemerintah untuk mengisi formasi


yang ada diperjar
2. Pihak lain dilarang turut campur dalam urusan pengolahan perjan kecuali
direksi
3. Waktu kepengurusan dan pengelolahan perjar dibatasi dengan undang-undang
yang berlaku(terikat)atau tidak bebas dalam mengelolah perjan
4. Semua biyaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas Dewan
Pengawas dibebankan pada perjan.

2.7 Contoh Perusahaan Jawatan


Contoh BUMN yang dahulunya Perjan diantaranya adalah Perusahaan Jasa
Kerata Api (PJKA) yang berada di bawah Depertemen Perhubungan, Th 1991
berubah menjadi perusahaan umum kereta Api (Perumka) kemudian menjadi
perusahaan negara kereta Api (Penka), terakhir berubah menjadi PT Kereta Api
Indonesia (PT. KAI).
Perjan Pegadaian yang berada di bawah departemen keuangan berubah
menjadi Perum Pegadaian. Dengan demikian, sejak tahun 2003 tidak ada lagi
BUMN yang berbentuk Perjan.

2.8 Perubahan Bentuk Perusahaan Jawatan


Penyederhanaan bentuk BUMN menjadi dua macam dengan menghapuskan
bentuk Perusahaan Jawatan (Perjan) sudah tepat sebab bentuk Perusahaan
Jawatan (Perjan) sesungguhnya tidak dapat disebut perusahaan karena tidak ada

7
kemandirian secara organisatoris, Perusahaan Jawatan menyatu dengan departemen
induknya, lagipula bentuk Perusahaan Jawatan tidak memenuhi unsur-unsur dalam
pengertian perusahaan, terutama mencari keuntungan atau laba.
Berdasarkan pada Pasal 9 Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang
BUMN, bahwa BUMN terdiri dari Perusahaan Perseroan (Persero) dan Perusahaan
Umum (Perum) maka dengan demikianhal ini yang menjadi landasan dasar hukum
BUMN ini hanya terdiri dari dua perusahaan saja, dan menghilangkan
Perusahaan Jawatan, sehingga Perusahaan Jawatan ini dibubarkan dan dihilangkan
eksistensinya dalam perusahaan milik Negara ini.
Dorongan penyederhanaan bentuk BUMN sekaligus juga hendak
mengefesiensikan BUMN sehingga betul-betul bermanfaat bagi pembangunan
ekonomi nasional, menyumbang pendapatan nasional, sehingga tidak lagi menjadi
beban anggaran Negara.

2.9 Proses Mendirikan Suatu Usaha


Untuk membangun atau membentuk sebuah badan usaha, kita harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Modal yang di miliki.
2. Dokumen perizinan.
3. Para pemegang saham.
4. Tujuan usaha.
5. Jenis usaha.

Salah satu yang paling penting dalam pembentukan sebuah badan usaha adalah
perizinan usaha. Izin usaha merupakan bentuk persetujuan atau pemberian izin dari
pihak yang berwenang atas penyelenggaraan kegiatan usaha. Tujuannya untuk
memberikan pembinaan, arahan, serta pengawasan sehingga usaha bisa tertib dan
menciptakan pemerataan kesempatan berusaha/kerja dan demi terwujudnya
keindahan, pembayaran pajak, menciptakan keseimbangan perekonomian dan
perdagangan.

Surat izin usaha yang diperlukan dalam pendirian usaha di antaranya:

1. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)


2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

8
4. Nomor Register Perusahaan (NRP)
5. Nomor Rekening Bank (NRB)
6. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
7. Surat izin lainnya yang terkait dengan pendirian usaha, sepertii izin prinsip,
izin penggunaan tanah, izin mendirikan bangunan (IMB), dan izin gangguan.

Proses yang harus dilakukan untuk mendirikan sebuah badan usaha yaitu :

1. Mengadakan rapat umum pemegang saham.


2. Dibuatkan akte notaris (nama-nama pendiri, komisaris, direksi, bidang usaha,
tujuan perusahaan didirikan).
3. Didaftarkan di pengadilan negeri (dokumen : izin domisili, surat tanda daftar
perusahaan (TDP), NPWP, bukti diri masing-masing). Diberitahukan dalam
lembaran negara (legalitas dari dept. Kehakiman).

Adapun yang menjadi pokok yang harus diperhatikan dalam hubungannya dengan
pendirian badan usaha ialah :

1. Tahapan pengurusan izin pendirian


Bagi perusahaan skala besar hal ini menjadi prinsip yang tidak boleh
dihilangkan demi kemajuan dan pengakuan atas perusahaan yang
bersangkutan. Hasil akhir pada tahapan ini adalah sebuah izin prinsip yang
dikenal dengan Letter of Intent yang dapat berupa izin sementara, izin tetap
hingga izin perluasan. Untuk beberapa jenis perusahaan misalnya, sole
distributor dari sebuah merek dagang, Letter of Intent akan memberi turunan
berupa Letter of Appointment sebagai bentuk surat perjanjian keagenan yang
merupakan izin perluasan jika perusahaan ini memberi kesempatan pada
perusahaan lain untuk mendistribusikan barang yang diproduksi.
2. Tahapan pengesahan menjadi badan hukum
Tidak semua badan usaha mesti ber badan hukum. Akan tetapi setiap
usaha yang memang dimaksudkan untuk ekspansi atau berkembang menjadi
berskala besar maka hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan izin atas
kegiatan yang dilakukannya tidak boleh mengabaikan hukum yang berlaku.
Izin yang mengikat suatu bentuk usaha tertentu di Indonesia memang terdapat
lebih dari satu macam. Adapun pengakuan badan hukum bisa didasarkan pada

9
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), hingga Undang-Undang
Penanaman Modal Asing ( UU PMA ).
3. Tahapan penggolongan menurut bidang yang dijalani
Badan usaha dikelompokkan kedalam berbagai jenis berdasarkan jenis
bidang kegiatan yang dijalani. Berkaitan dengan bidang tersebut, maka setiap
pengurusan izin disesuaikan dengan departemen yang membawahinya seperti
kehutanan, pertambangan, perdagangan, pertanian dsb. Badan hukum
4. Tahapan mendapatkan pengakuan, pengesahan dan izin dari departemen lain
yang terkait
Departemen tertentu yang berhubungan langsung dengan jenis kegiatan
badan usaha akan mengeluarkan izin. Namun diluar itu, badan usaha juga
harus mendapatkan izin dari departemen lain yang pada nantinya akan
bersinggungan dengan operasional badan usaha misalnya Departemen
Perdagangan mengeluarkan izin pendirian industri pembuatan obat berupa
SIUP. Maka sebagai kelanjutannya, kegiatan ini harus mendapatkan sertifikasi
juga dari BP POM, Izin Gangguan atau HO dari Dinas Perizinan, Izin
Reklame, dll.
5. Syarat Sah Kontrak (Perjanjian)
Menurut Pasal 1338 ayat (1), perjanjian yang mengikat hanyalah
perjanjian yang sah.

Untuk itu, pembuatan perjanjian harus mempedomani Pasal 1320 KHU


Perdata yang menetapkan empat syarat sahnya perjanjian, yaitu:
1. Kesepakatan
Kesepakatan di sini adalah adanya rasa ikhlas atau saling memberi dan
menerima atau sukarela di antara pihak-pihak yang membuat perjanjian
tersebut. Kesepakatan tidak ada apabila kontrak dibuat atas dasar paksaan,
penipuan, atau kekhilafan.
2. Kecakapan
Kecakapan di sini berarti para pihak yang membuat kontrak haruslah
orang-orang yang oleh hukum dinyatakan sebagai subyek hukum. Pada
dasarnya semua orang menurut hukum cakap untuk membuat kontrak. Yang
tidak cakap adalah orang-orang yang ditentukan oleh hukum, yaitu anak-anak,
orang dewasa yang ditempatkan di bawah pengawasan (curatele), dan orang

10
sakit jiwa. Anak-anak adalah mereka yang belum dewasa yang menurut
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan belum berumur 18
(delapan belas) tahun. Meskipun belum berumur 18 (delapan belas) tahun,
apabila seseorang telah atau pernah kawin dianggap sudah dewasa, berarti
cakap untuk membuat perjanjian.
3. Hal tertentu
Maksudnya objek yang diatur kontrak harus jelas, setidak-tidaknya dapat
ditentukan. Jadi, tidak boleh samar-samar. Hal ini penting untuk memberikan
jaminan atau kepastian kepada pihak-pihak dan mencegah timbulnya kontrak
fiktif.
4. Sebab yang dibolehkan
Maksudnya isi kontrak tidak boleh bertentangan dengan perundang-
undangan yang bersifat memaksa, ketertiban umum, dan atau kesusilaan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
sesuai dengan makalah “ Perusahaan Jawatan (Perjan)” bahwa Perusahaan jawatan
(Perjan) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang seluruh modalnya
termasuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan menjadi hak dari
departemen bersangkutan. Dan kini sudah tidak beroperasi kembali karena adanya
pembubaran serentak Perusahaan Jawatan oleh Pemerintah pada Tahun 2003 yang
dikarenakan ketidak efisiensi dan ketidakefektifitasnya Perusahaan Jawatan selama
beroperasi. Namun sebagai gantinya pemerintah mengubah bentuk Perusahaan
Jawatan yang ada menjadi Perusahaan Umum dan/atau Perusahaan Perseroan yang
dipandang lebih efisien dan lebih efektif dari Perusahaan Jawatan.

3.2 Saran
Agar proses perekonomian negara menjadi efektif dan efisien memang sudah
seharusnya melakukan perubahan bentuk pada setiap Perusahaan Jawatan yang ada.
Seperti yang sudah di jelaskan pada pembahasan perubahan bentuk Perusahaan
Jawatan bahwa perubahan bentuk yang dilakukan terhadap pemerintah memang
sudah seharusnya dilakukan dikarenakan ketidakefektifan dan ketidakefesiennya
Perusahaan Jawatan selama berlaku.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/id

https://translate.google.co.id/?hl=id

https://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Jawatan

http://fauhijab.blogspot.com/2017/11/makalah-aspek-hukum-dalam-bisnis.html

http://emadwiw.blogspot.com/2017/11/makalah-perusahaan-jawatan.html

https://www.academia.edu/34827319/Perusahaan_Jawatan_Makalah_PPT

http://abdulmunir05.blogspot.co.id/2016/03/perubahan-bumn-dan-
landasanhukumnya.html?m=1

https://www.slideshare.net/mobile/MadiDarmaadiguna/perusahaan-jawatan

http://badanusaha.com/perusahaan-jawatan-perjan

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Badan_usaha_milik_negara

http://sukmalb.blogspot.com/2015/03/perusahaan-jawatan-perjan.html

https://www.bukupedia.net/2016/07/pengertian-ciri-ciri-dan-contoh-perusahaan-jawatan-
perjan.html

13

Anda mungkin juga menyukai