Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH EKONOMI

MENGENAL LEMBAGA PEMBIAYAAN

Guru Pembimbing:
Hj. Nani Ruchaeni, S.Pd

Disusun Oleh:
1. Fabia Salsabiel (16)
2. Keizha Ayudya (33)
3. Humairoh Habibah (27)
4. Fardhan Rasaki (19)
5. Benjamin D.N.B (8)
6. Dita Agustin (14)

SMA NEGERI 2 DEPOK


Jl. Gede No. 177 Kota Depok, Jawa Bara
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
karunianya, sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan lancar dan
baik.

Kami semua berterimakasih kepada setiap pihak yang terlibat dan membantu
kami dalam penyusunan makalah ini. Makalah Ekonomi kali ini mengangkat topik
mengenai Lembaga Pembiayaan. Makalah ini disusun sedemikian rupa dangan
mencari dan mengembangkan sejumlah informasi yang kami dapatkan baik
melalui buku, media cetak, elektronik maupun media lainnya.

Kami berharap dengan informasi yang saya dapat, kemudian saya sajikan ini
dapat memberikan penjelasan yang cukup tentang Lembaga Pembiayaan.

Demikian satu dua kata yang bisa kami sampaikan kepada pembaca makalah
ini. Jika ada kesalahan baik dalam penulisan maupun kutipan, kami terlebih dahulu
memohon maaf dan kami juga berharap semua pihak dapat memakluminya.

Semoga semua pihak dapat menikmati dan mengambil esensi dari makalah
ini. Terima kasih.

i
DAFTAR ISI

MAKALAH EKONOMI..........................................................................................i
MENGENAL LEMBAGA PEMBIAYAAN..........................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................3
1. LEMBAGA PEMBIAYAAN............................................................................3
BAB III...................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyaknya Lembaga Jasa Keuangan yang ada dalam Perkekonomian
Indonesia tentunya ‘memaksa’ masyarakat agar dapat memilah dan memahami
lebih lanjut tentang jenis-jenis Lembaga Jasa Keuangan yang ada di Indonesia.
Tentunya sesuai kebutuhan masyarakat itu sendiri. Di Indonesia, badan usaha di
luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk
melakukan kegiatan yang termasuk dalam atau seluruh bidang usaha lembaga
pembiayaan disebut Perusahaan Pembiayaan atau Perusahaan Multi-Finance. Yang
termasuk bidang usaha dari lembaga pembiayaan adalah sewa guna usaha
(leasing), anjak piutang, pembiayaan konsumen, usaha kartu kredit, modal ventura
dan pembiayaan infrastruktur.

Dalam kumpulan masyarakat kecil, tentunya tidak mudah untuk meminjam


dana kepada Lembaga Keuangan, dengan bunga yang besar dan ketentuan yang
rumit. Keberadaan lembaga pembiayaan tidak kalah penting dengan lembaga
keuangan karena dapat menjadi pilihan alternatif untuk mendapatkan suntikan dana
yang juga potensial dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Tidak
hanya itu, mereka memegang peranan penting dalam bidang pembangunan juga,
seperti menampung aspirasi dan minat masyarakat. Lembaga ini juga ikut serta
dalam pembangunan yang mana para pelaku usaha dan masyarakat umum
mengharapkan lembaga ini menyalurkan dana sebagai modal menjalankan
kegiatan usaha.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa pokok permasalahan yang akan
kami bahas, antara lain sebagai berikut:
a. Apa itu Lembaga Pembiayaan?
b. Apa saja fungsi Lembaga Pembiayaan?
c. Apa peran Lembaga Pembiayaan bagi masyarakat ataupun
perekonomian Indonesia?
d. Jenis-jenis dari Lembaga Pembiayaan
e. Bagaimana prinsip kegiatan usaha Lembaga Pembiayaan?
f. Contoh produk Lembaga Pembiayaan

1.3 Tujuan
Mengenai materi makalah ini yaitu lembaga pembiayaan, maka tujuan pembuatan
makalah ini adalah:
a. Memahami pengertian lembaga pembiayaan
b. Mengetahui fungsi lembaga pembiayaan bagi semua pihak
(masyarakat dan pemerintah).
c. Mengetahui peran lembaga pembiayaan bagi masyarakat maupun
perekonomian Indonesia.
d. Mengetahui jenis-jenis dari lembaga pembiayaan.
e. Memahami prinsip kegiatan usaha lembaga pembiayaan.
f. Mengetahui contoh produk lembaga pembiayaan di setiap jenis-
jenisnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. LEMBAGA PEMBIAYAAN

A. Pengertian Lembaga Pembiayaan


Lembaga pembiayaan menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun
2009 tentang lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal.
Adapun lembaga pembiayaan menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2011 tentang OJK Pasal 1 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan mengenai
lembaga pembiayaan.

Berbeda dengan bank atau lembaga keuangan bukan bank, lembaga


pembiayaan tidak diperbolehkan untuk menghimpun dana secara
langsung dari masyarakat. Ketentuan tentang lembaga ini telah diatur
dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988
Pasal 1 ayat 2. Keputusan Presiden tersebut menjelaskan pengertian
mengenai lembaga pembiayaan yaitu “Lembaga Pembiayaan adalah
badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk

3
penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik secara
langsung dari masyarakat.”

B. Fungsi Lembaga Pembiayaan


Lembaga pembiayaan memiliki peranan yang penting, yakni banyak
masyarakat-masyarakat kecil yang menjadikan lembaga pembiayaan
sebagai solusi alternatif untuk perekonomian. Dikarenakan lebih mudah
syarat dan ketentuannya dibandingkan dengan Lembaga Keuangan.
Fungsi utama dari lembaga pembiayaan ini adalah menjadi pondasi
perekonomian nasional yang mana lembaga ini dimaksudkan menjadi
solusi untuk pelaku usaha dalam hal permodalan.

C. Peran Lembaga Pembiayaan


1. Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat
Dengan adanya pembiayaan, maka dapat membantu masyarakat yang
tidak mendapat akses ekonomi.
2. Untuk menyediakan dana bagi peningkatan usaha
Untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana
tambahan ini dapat diperoleh dari pembiayaan. Pihak yang memiliki
surplus dana dapat menyalurkan kepada pihak yang minus dana.
3. Untuk meningkatkan produktivitas
Pembiayaan akan memberikan peluang bagi masyarakat untuk
meningkatkan daya produksinya.
4. Untuk membuka lapangan kerja baru

4
Dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan dana
pembiayaan, maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja.
5. Untuk mendistribusikan pendapatan
Jika penerima pembiayaan membangun usaha dan mempekerjakan
masyarakat, artinya mereka akan memperoleh pendapatan berupa gaji
dari hasil usahanya.
6. Untuk memaksimalkan laba
Para pelaku usaha membangun bisnis pasti bertujuan untuk
menghasilkan laba usaha. Karena itu, untuk memperoleh laba
maksimal, harus didukung dengan modal yang maksimal pula.
7. Untuk meminimalkan risiko
Usaha atau bisnis yang dijalankan perlu mendapat perlindungan dari
risiko yang akan terjadi agar bisa menghasilkan laba maksimal.

8. Untuk mendayagunakan sumber daya ekonomi


Sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Pembiayaan
akan memastikan tersedianya sumber daya manusia sebagai pekerja
dan sumber daya alam sebagai bahan produksi.

9. Untuk menyalurkan kelebihan dana


Mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam
penyeimbangan dan penyaluran kelebihan dana dari pihak yang
kelebihan (surplus) kepada pihak yang kekurangan (minus) dana.

D. Jenis Lembaga Pembiayaan

5
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988
menetapkan bidang usaha lembaga pembiayaan antara lain:

1.      Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company)


Leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan kepada perusahaan (badan
hukum) atau perorangan dalam bentuk pembiayaan barang modal.
Pembayaran kembali oleh peminjam dilakukan secara berkala dan dalam
jangka waktu menengah atau panjang. Perusahaan yang
menyelenggarakan leasing disebut lessor, sedangkan perusahaan yang
mengajukan leasing disebut Lessee.

Kegiatan leasing secara resmi diperbolehkan beroperasi di Indonesia


setelah keluar keputusan bersama antara menteri keuangan, menteri
perindustrian dan menteri perdagangan Nomor Kep 122/MK/IV/1974,
Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kpb/1/74 tanggal 7 Februari 1974
tentang Perizinan Usaha Leasing di Indonesia.
Obyek kegiatan leasing meliputi barang-barang modal pada sector
transportasi, industry, kontruksi, pertanian, pertambangan, perkantoran,
kesehatan.

a.      Jenis-jenis Leasing
Ada beberapa macam pembiayaan yang diberikan oleh
perusahaan leasing, yaitu:

1.      Operating lessee
Operating lessee adalah usaha leasing dimana pihak lessee hanya
membayar sewa pembiayaan (rental) sesuai perjanjian tanpa diikuti

6
dengan pemilihan (hak opsi) barang modal tersebut oleh lessee pada
masa akhir perjanjian.
Jenis barang modal yang sering disewakan dengan cara ini yaitu
barang yang memiliki nilai tinggi, misalnya: alat-alat berat, traktor,
mesin-mesin dan sebagainya.

2.      Financial lessee
Financial lessee adalah usaha leasing dimana selain membayar
sewa yang ditetapkan pada akhir masa kontrak,
pembiayaan lesse tersebut akan membeli barang-barang modal tersebut
berdasarkan sisa yang disepakati bersama.

3.      Leverage lease
Leverage lease adalah finance lease yang melibatkan
selain lessor dan lessee. Juga pihak ketiga yaitu Credit Provider, peran
pihak ketiga ini adalah membiayai sebagian barang modal yang akan
disewakan, pihak lessor hanya akan membiayai sebesar 20% sampai
dengan 40% harga barang modal, sedangkan sisanya dibiayai pihak
ketiga tersebut.

4.      Cross border lease


Cross border lease adalah usaha leasing yang melewati batas wilayah
suatu Negara. Dalam model ini diperlukan suatu penanganan khusus
meliputi aturan hukumnya, perpajakan, akuntansi dan sebagainya.
Contoh barang modal yang bisa disewa guna usahakan dengan cara ini
adalah pesawat terbang.

7
b.      Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Leasing
1.      Lessor
Perusahaan yang membiayai kegiatan leasing atau dikatakan pula sebagai
pemilik barang modal secara hokum

2.      Lessee
Pihak yang memperoleh manfaat ekonomi dari kegiatan leasing.
3.      Pemasok (supplier)
Penghasil, dealer atau distributor barang modal yang dibutuhkan
oleh lessee
4.      Bank

2.      Perusahaan Jasa Anjak Piutang (Factoring Company)


Anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor
125/KM.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.
Anjak piutang (factoring) bisa disebut juga sebagai suatu transaksi
keuangan sewaktu suatu perusahaan
menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan
suatu diskon. Kegiatan factoring hanya berupa suatu kegiatan jual beli
atau pengurusan piutang, piutang atau tagihan itu merupakan tagihan
jangka pendek dan berasal dari transaksi perdagangan, dan umumnya
mempunyai ciri-ciri di antaranya:

8
1. Piutang yang terdiri dari seluruh tagihan berdasarkan faktur-faktur
dari perusahaan yang belum jatuh tempo
2.   Piutang yang timbul dari surat-surat berharga yang belum jatuh
tempo.
3.   Piutang yang timbul dari suatu proses pengiriman barang.

Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank. Pertama,


penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan
kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu pinjaman,
melainkan pembelian suatu asset (piutang) dan yang terakhir, pinjaman
bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga
pihak.

a.      Pelaku Usaha Anjak Piutang


1. Kreditur : yaitu perusahaan penjual barang atau jasa yang
menerima pembayaran secara kredit jangka pendek
2. Debitur : yaitu pembeli barang atau pengguna jasa yang akan
membayar secara kredit jangka pendek
3. Factor : yaitu perusahaan anjak piutang yang akan membiayai
pembayaran secara tunai kreditur

b.      Biaya Anjak Piutang


Ada dua biaya yang harus dibayar oleh perusahaan pengguna jasa anjak
piutang :
1.      Factoring Charge
Yaitu biaya yang dikenakan oleh perusahaan anjak piutang kepada
perusahaan pengguna jasa atau nasabah sebagai biaya administrative.
9
Besarnya berkisar 0,5% sampai dengan 2% dari jumlah piutang yang
dijual kreditur kepada perusahaan anjak piutang.

2.      Intial Payment Charge (Interest/Bunga)


Yaitu biaya yang dikenakan pada dana yang telah dibayarkan lebih
dulu pada kreditur. Bunga dihitung untuk masa “pembelian” piutang
sampai piutang tersebut jatuh tempo. Besarnya bunga biasanya mengikuti
suku bunga yang berlaku. Namun dapat pula bervariasi tergantung
volume transaksi, rata-rata transaksi, profit, sifat debitur dan sebagainya.

c.       Kegiatan Anjak Piutang


Perusahan anjak piutang merupakan jenis perusahaan yang relative
baru dikenal di Indonesia. Secara resmi adalah dengan dikeluarkan surat
keputusan menteri keuangan Nomor 1251/KMK.031/1998 tanggal 20
Desember 1998. Padahal di banyak Negara lain kegiatan perusahaan
anjak piutang sudah dimulai sejak puluhan tahun lalu.
Kegiatan utama perusahaan anjak piutang yaitu mengambil alih
perusahaan dengan tanggung jawab tertentu tergantung kesepakatan
dengan pihak kreditur (pihak yang punya utang). Usaha- usaha yang
dijalankan oleh perusahaan anjak piutang berkaitan dengan pengelolaan
piutang bagi perusahaan.
Bagi perusahaan kreditur dengan adanya perusahaan anjak piutang
sangat membantu mereka dalam hal mengurangi risiko yang dihadapkan
terhadap macetnya tagihan perusahaan. Disamping itu, mereka juga dapat
berkonsentrasi terhadap kegiatan lain yang lebih strategis di
perusahaannya.

10
3.      Modal Ventura
Perusahaan modal ventura adalah suatu badan usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal (investasi) ke
dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk
jangka waktu tertentu (Kepres N0.61 Tahun 1998).  Perusahaan yang
menerima bantuan pembiayaan disebut dengan perusahaan pasangan
usaha (PPU). Balas jasa yang di dapat oleh perusahaan modal ventura
adalah bagi hasil jika perusahaan yang dibiayai (perusahaan pasangan
usaha/ PPU) dan berbagi beban jika PPU rugi.

Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan


modal secara tunai yang ditentukan dengan sejumlah saham pada
perusahaan pasangan usaha. Investasi modal ventura ini biasanya
memiliki suatu resiko yang tinggi namun memberikan imbal hasil yang
tinggi pula. Seorang investor yang berinvestasi pada perusahaan modal
ventura disebut dengan Kapitalis ventura atau dalam bahasa asing disebut
venture capitalist (VC).  

Dana ventura ini mengelola dana investasi dari pihak ketiga (investor)
yang tujuan utamanya untuk melakukan investasi pada perusahaan yang
memiliki resiko tinggi sehingga tidak memenuhi persyaratan standar
sebagai perusahaan terbuka ataupun guna memperoleh modal pinjaman
dari perbankan. Investasi modal ventura ini dapat juga mencakup
pemberian bantuan manajerial dan teknikal. Kebanyakan dana ventura ini
adalah berasal dari sekelompok investor yang mapan keuangannya, bank
investasi, dan institusi keuangan lainnya yang melakukan pengumpulan
dana ataupun kemitraan untuk tujuan investasi tersebut.
11
Penyertaan modal yang dilakukan oleh modal ventura ini kebanyakan
dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan baru berdiri sehingga belum
memilkii suatu riwayat operasionil yang dapat menjadi catatan guna
memperoleh suatu pinjaman. Sebagai bentuk kewirausahaan, pemilik
modal ventura biasanya memiliki hak suara sebagai penentu arah
kebijakan perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.

a.      Jenis Pembiayaan Modal Ventura


1.      Equity Financing
Equity Financing merupakan jenis pembiayaan langsung. Dalam hal
ini perusahaan modal ventura melakukan penyertaan secara langsung
pada perusahaan pasangan usaha dengan cara mengambil bagian dari
jumlah saham milik perusahaan pasangan usaha.

2.      Mendirikan perusahaan baru


 Dalam hal ini perusahaan modal ventura bersama-sama dengan
perusahaan pasangan usahamendirikan usaha yang baru sama sekali.

3.      Bagi Hasil
Bagi hasil merupakan jenis pembiayaan yang ditujukan kepada usaha
kecil yang belum memiliki bentuk badan hukum PT. Namun tidak
tertutup kemungkinan dengan yang berbadan hukum PT, apabila kedua
pihak saling menginginkannya.

b. Ciri-ciri Modal Ventura


Ada beberapa ciri khas dari modal ventura, yaitu sebagai berikut:
12
a. Pemberian bantuan tidak hanya berupa modal, tetapi juga perusahaan
modal ventura ikut terlibat dalam manajemen PPU
b. Pemberian bantuan yang dilakukan tidak permanen, tetapi bersifat
sementara paling tidak lima sampai sepuluh tahun
c. Motif pemberian bantuan bersifat bisnis
d. Pemberian bantuan tanpa jaminan

c.       Tujuan Pendirian Modal Ventura


a. Untuk pengembangan suatu proyek tertentu, misalnya proyek
penelitian, dimana proyek ini biasanya tanpa memikirkan keuntungan
semata, akan tetapi lebih bersifat pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Pengembangan suatu teknologi baru atau pengembangan produk baru.
Pembiayaan untuk usaha ini baru memperoleh keuntungan dalam
jangka panjang.
c. Pengambil-alihan kepemilikan suatu perusahaan. Tujuan pembiayaan
dengan mengambilalihkan kepemilikan usaha perusahaan lain lebih
banyak diarahkan untuk mencari keuntungan.
d. Kemitraan dalam rangka pengentasan kemiskinan dengan tujuan untuk
membantu para pengusaha lemah yang kekurangan modal , tetapi
tidak punya jaminan materil sehingga sulit memperoleh jaminan.
e. Ahli teknologi yang dilakukan ke perusahaan yang masih
menggunakan teknologi lama sehingga dapat meningkatkan kapasitas
produksi dan mutu produknya.
f. Membantu perusahaan yang sedang kekurangan likuiditas
g. Membantu perusahaan baru dimana tingkat risiko kerugiannya sangat
besar.

13
4.      Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance
Company)
Pembiayaan konsumen merupakan salah satu lembaga pembiayaan
yang dilakukan suatu perusahaan financial (consumer finance company)
[5]. Perusahaan pembiayaan konsumen adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan
kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala
oleh konsumen. Target pasar dari model pembiayaan ini sudah jelas yaitu
konsumen.

Barang yang menjadi obyek pembiayaan konsumen umumnya adalah


barang-barang seperti alat elektronik, computer dan alat-alat rumah
tangga yang menjadi kebutuhan konsumen. Besarnya pembiayaan yang
diberikan kepada konsumen umumnya relative kecil, sehingga risiko
yang dipikul oleh perusahaan pembiayaan konsumen juga relative kecil.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan


konsumen adalah kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga
keuangan bagi konsumen dan ditunjukkan untuk pembelian barang-
barang yang bersifat konsumtif bukan untuk keperluan produktif.
Aktivitas pembiayaan konsumen dilakukan karena tidak semua
konsumen mampu membeli barang konsumsi dengan cara pembayaran
tunai. Sebagian besar masyarakat saat ini terutama yang memiliki
pendapatan menengah ke bawah dapat membeli barang yang diinginkan
dengan cara mengangsur. Perusaaan pembiayaan konsumen akan
menangani atau melakukan pembayaran dengan cara tunai kepada pihak
penjual. Selanjutnya, konsumen membayar barang tersebut dengan cara

14
mengangsur selama jangka waktu tertentu kepada perusahaan
pembiayaan konsumen.

5.      Perusahaan Kartu Kredit (Credit Card Company)


Perusahaan kartu kredit adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan untuk membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu
kredit.

Menurut Suryohadibroto dan Prakoso (1987. Hal. 335) kartu kredit


adalah alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai yang sewaktu-
waktu dapat digunakan konsumen untuk ditukarkan dengan produk
barang dan jasa yang diinginkannya pada tempat-tempat yang dapat
menerima kartu kredit (merchant) atau dapat digunakan konsumen untuk
menguangkan kepada bank penerbit atau jaringannya (cash
advance). Kartu kredit diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan atau
lembaga pengelola kartu kredit bagi para nasabahnya dan dapat
digunakan oleh pemegangnya sebagai alat yang sah secara kredit.
Pedagang (merchant) yang menerima pembayaran dengan kartu kredit
kemudian menagih pembayarannya kepada bank atau pengelola kartu
kredit tersebut. Pada akhirnya bank atau lembaga keuangan atau
pengelola kartu kredit akan menagih kembali kepada pemegang kartu
kredit atau mendebet secara langsung dari rekening nasabah yang
bersangkutan (pemegang kartu kredit). Dengan demikian bisnis kartu
kredit melibatkan tiga pihak yaitu:

1. Bank, lembaga keuangan atau lembaga pengelola yang menerbitkan


kartu kredit (issuer) bekerjasama dengan merchant.

15
2. Nasabah sebagai pemegang kartu kredit (cardholder).
3. Pedagang yang menerima pembayaran dengan kartu
kredit (merchant).

    Menurut Sukirman (1994, hal. 17-20) kartu kredit dapat digolongkan


dari berbagai sudut pandang.

Berdasarkan sudut pandang penerbitan kartu kredit dibedakan atas:


1. Kartu kredit yang diterbitkan oleh bank misalnya Visa Card, Master
Card, dan BCA Card.
2. Adapun yang diterbitkan oleh bukan bank misalnya Diners Club dan
AMEX.

Berdasrkan sudut pandang cara pembayaran kartu kredit dibedakan


atas:
1. Credit Card
Cara pembayarannya dapat dilakukan secara bertahap atau secara
angsuran yang oleh karenanya dikenakan bunga terhadap lama waktu
pembayaran. Misalnya Visa Card dan Master Card.
4. Charge Card
Cara pembayarannya dapat dilakukan secara keseluruhan pada waktu
tagihan jatuh tempo. Misalnya Dinners Club dan AMEX.
5. Debit Card
Cara pembayarannya dilakukan dengan mendebit langsung rekening
pemegang Debit Card di bank penerbit Debit Card. Misalnya BCA, Visa
Eectron ippo dan Visa Electron Niaga.

16
Berdasarkan sudut pandang tujuan dibedakan atas:
1. Kartu Kredit Umum
Dapat digunakan untuk semua pembayaran yang mempunyai logo Visa,
Master, Dinners, AMEX. Misalnya Master Card, Dinners Club
2. Kartu Kredit Khusus
Hanya dapat digunakan ditempat-tempat tertentu yang berada di jaringan
penerbit kartu kredit. Misalnya Golf Card (hanya untuk bermain golf),
Matahari Card (hanya bisa dipakai di matahari grup).

Berdasarkan sudut pandang fasilitas (jumlah limit kredit), kartu kredit


dibedakan atas kartu kredit Classic dan Gold. Kartu kredit Classic
mempunyai limit kredit antara 1-10 juta. Sedangkan kartu kredit Gold
mempunyai limit kredit antara 10-30 juta. Dasar penggolongan dari sudut
pandang ini adalah jumlah pendapatan calon pemegang kartu kredit.

6.      Pembiayaan Infrastruktur
Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur adalah badan usaha yang
didirikan khusus untuk melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
dana pada proyek infrastruktur. Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur meliputi pemberian pinjaman langsung (direct lending)
untuk pembiayaan infrastruktur, refinancing atas infrastruktur yang telah
dibiayai pihak lain; dan/ atau pemberian pinjaman subordinası
(subordinated loans) yang berkaitan dengan pembiayaan infrastruktur.

E. Prinsip Kegiatan Usaha Lembaga Pembiayaan


Prinsip kegiatan usaha lembaga pembiayaan sama dengan prinsip
kegiatan usaha perbankan dan pasar modal, yaitu prinsip syariah dan
17
prinsip konvensional. Seperti dalam praktik usaha sewa guna usaha atau
leasing, pengelola leasing dapat menggunakan prinsip konvensional
dengan memasukkan unsur bunga dalam kegiatan transaksinya, dapat
pula menggunakan prinsip syariah dengan akad Ijarah Muntahiya Bit
Tamlik (IMBT).

Contoh lainnya adalah dalam perusahaan modal ventura, ada modal


ventura yang beroperasi dengan prinsip konvensional, ada pula
perusahaan modal ventura yang beroperasi dengan prinsip syariah Modal
ventura syariah adalah bisnis pembiayaan dalam bentuk penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu dengan
berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Praktik modal ventura yang
dilakukan berdasarkan akad syariah dan bergerak di usaha yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah diakui.

F. Produk Lembaga Pembiayaan


Produk lembaga pembiayaan sangat beragam tergantung kepada jenis
lembaga pembiayaan itu sendiri. Namun demikian, lembaga pembiayaan
dilarang memiliki produk berupa giro, deposito, dan tabungan
sebagaimana menjadi produk dari perbankan.
A. Produk Perusahaan Pembiayaan
Seperti perusahaan anjak piutang, diantaranya:
1) Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.
2) Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi
perdagangan dengan harga sesuai kesepakatan

18
3) Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, dalam hal
ini perusahaan anjak piutang dapat mengelola kegiatan
administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan.

Produk perusahaan pembiayaan lainnya diantaranya berupa:


1) Pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan
konsumen dengan pembayaran secara angsuran seperti
pembiayaan kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga dan
sebagainya.
2) Pembiayaan untuk pembelian barangdan/ataujasadengan
menggunakan kartu kredit.

B. Produk Perusahaan Modal Ventura


Produk perusahaan modal ventura diantaranya penyertaan
saham (equity participation), penyertaan melalui pembelian
obligasi konversi (quasi equity partcipation), dan pembiayaan
berdasarkan pembagian atas hasil usaha (profit/revenue sharing).

C. Produk Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur


Produk perusahaan pembiayaan infrastruktur diantaranya
pemberian dukungan kredit (credit enhancement), penjaminan
pembiayaan infrastruktur, pemberian jasa konsultasi (advisory
invesment), dan penyertaan modal (equity investment).

19
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Berbeda dengan
bank atau lembaga keuangan bukan bank, lembaga pembiayaan tidak
diperbolehkan untuk menghimpun dana secara langsung dari masyarakat.
Ketentuan tentang lembaga ini telah diatur dalam Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 Pasal 1 ayat 2. Keputusan Presiden tersebut
menjelaskan pengertian mengenai lembaga pembiayaan yaitu “Lembaga
Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik secara langsung
dari masyarakat”
Keputusan Preseiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988
menetapkan bidang usaha lembaga pembiayaan antara lain:
1. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company)
2. Perusahaan Jasa Anjak Piutang (Factoring Company)
3. Modal Ventura
4. Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance Company)
5. Perusahaan Kartu Kredit (Credit Card Company)

20
6. Pembiayaan Infrastruktur

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Pembiayaan: Pengertian, Fungsi, dan Jenis-jenisnya - Ajaib


Pembiayaan adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Memperolehnya (majoo.id)
MAKALAH LEMBAGA-LEMBAGA PEMBIAYAAN (Aspek Hukum Dalam Ekonomi) (punokawan-
gareng.blogspot.com)
MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI | Aim Nuraiman - Academia.edu
Makalah Perekonomian Indonesia | Yimu Liar - Academia.edu

21

Anda mungkin juga menyukai