Anda di halaman 1dari 11

Bismillahirrahmaanirrahiim

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH


Nomor :12

Pada hari ini Senin Tanggal empat Bulan Mei tahun Dua ribu dua dua Bertempat di Surabaya yang bertanda
tangan di bawah ini :

1. Tuan Mirza Azwar dalam kapasitasnya selaku Direktur Utama/ Direktur PT. Bank MUAMALAT INDONESIA,
Tbk., berdasarkan Akta Notaris No 1 Tanggal 01 (Satu) September 1991 Yang dibuat dihadapan Notaris
FAUZI HASHAMI Di Jakarta dari dan oleh karenanya berhak mewakili secara sah untuk dan atas nama PT.
Bank MUAMALAT dan berkedudukan dan berkantor pusat di Jl. Diponegoro No. 123 Surabaya, selanjutnya
disebut BANK.

2. Tuan Larby Azumi, lahir di Tanjung Agung, pada tanggal 01 (Satu) Januari 1956 (seribu sembilan ratus lima
puluh enam) , pekerjaan karyawan swasta, bertempat tinggal di jalan Klampis Sacharosa no. 45, Kelurahan
Klampis Ngasem, Rukun Tetangga/ Rukun Warga 002/003, Kecamatan Sukolilo, Kotamadya Surabaya,
Provinsi Jawa Timur, pemegang Kartu Tanda penduduk Nomor : 1508080101560001;-----------------------------
- Menurut keteranganya untuk melakukan tindakan hukum dalam akta ini telah mendapatkan
persetujuan dari istrinya yaitu : ---------------------------------------------------------------------------------------------
- Nyonya Intan Permata, lahir di Tanjung Agung, pada tanggal 02 (Dua) Januari 1987 ( seribu sembilan
belas delapan puluh tujuh), Pekerjaaan Karyawan swasta, bertempat tinggal bersama suaminya
tersebut, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 150866547876546; ---------------------------------------
- Yang turut hadir dihadapan saya, Notaris, dengan membubuhkan tanda tangan sebagai tanda
persetujuan akad ini, selanjutnya disebut NASABAH. ------------------------------------------------------------------

3. Tuan Rusman Hambali berdasarkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) nomor 157276797652786 yang berlaku
sampai tanggal 18-11-2025 dalam hal ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri selaku penanggung
jawab, selanjutnya disebut PENANGGUNG (KAFIL).

Para Pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :

Bahwa Nasabah telah mengajukan Pembiayaan untuk modal usaha Modal Kerja yang dijalankan NASABAH
sebagaimana tertuang dalam surat permohonan pembiayaan Mudharabah tanggal 12-01-2022

Bahwa BANK telah menyatakan persetujuannya untuk memberikan Pembiayaan Mudharabah kepada NASABAH
sebagaimana tertuang dalam Surat Persetujuan Pembiayaan (Offering Letter) Nomor 12 tanggal 12-01-2022

Bahwa selanjutnya BANK dan NASABAH dengan ini telah setuju dan sepakat untuk mengadakan Akad
Pembiayaan Mudharabah (selanjutnya disebut AKAD) berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1
DEFINISI
Dalam Akad ini yang dimaksud dengan :

1. Akad adalah perjanjian tertulis tentang Pembiayaan Mudharabah yang dibuat oleh BANK dan NASABAH
memuat ijab (penawaran) dan qabul (penerimaan) antara BANK dan NASABAH yang berisi ketentuan-
ketentuan dan syarat-syarat yang disepakati, berikut perubahan-perubahan dan tambahan-tambahannya
(addendum) sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Syariah adalah hukum Islam yang bersumber dari Al Qur’an. Al Sunnah, dan/ atau Fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN).
3. Mudharabah adalah penanaman dana dari BANK sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan Nasabah sebagai
pengelola dana (Mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian berdasarkan
Nisbah Bagi Hasil sesuai dengan kesepakatan dalam Akad ini.
4. Penanggung atau Kafil adalah pihak yang dengan harta dan kekayaan yang dimilikinya bersedia dengan
penuh tanggung jawab, menjamin dan menanggung seseorang dalam memenuhi segala sesuatu yang
menjadi kewajibannya terhadap pihak lain, serta bersedia menyerahkan harta dan kekayaan yang
dimilikinya kepada pihak lain yang melakukan perjanjian dan mengikatkan diri dengannya bila diperlukan.
5. Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu kepada NASABAH
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara BANK dengan NASABAH yang mewajibkan NASABAH
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu berikut bagi hasilnya.
6. Pembiayaan Mudharabah adalah seluruh dana pembiayaan yang disediakan oleh BANK (Shahibul Maal)
untuk membiayaai kegiatan usaha tertentu yang dilakukan oleh NASABAH sebagai pengelola dana/ usaha
(Mudharib), dengan pembagian hasil antara kedua belah pihak sesuai porsi (Nisbah) yang disepakati.
7. Pendapatan, adalah seluruh penerimaan yang diperoleh dari hasil usaha kerjasama yang dikelola oleh
NASABAH dengan menggunakan pembiayaan Mudharabah yang disediakan oleh BANK dikurangi harga
produksi (gross profit).
8. Nisbah Bagi Hasil adalah perbandingan (rasio) pembagian atas pendapatan dari usaha kerjasama antara
NASABAH dan BANK yang ditetapkan berdasarkan akad ini.
9. Utang Mudharabah adalah sejumlah kewajiban keuangan NASABAH kepada BANK yang timbul dari realisasi
Pembiayaan Mudharabah berdasarkan akad ini.
10. Piutang Mudharabah adalah hak tagih BANK kepada NASABAH yang timbul karena realisasi pembiayaan
Mudharabah berdasarkan akad ini.
11. Agunan adalah suatu barang yang diberikan NASABAH kepada BANK sebagai jaminan untuk mendukung
keyakinan BANK atas kemampuan dan kesanggupan NASABAH untuk melunasi utangnya sesuai akad ini.
12. Bukti Kepemilikan Agunan adalah akta-akta, surat-surat bukti kepemilikan dan surat lainnya yang
merupakan bukti hak atas barang agunan berikut surat-surat lain yang merupakan satu kesatuan dan bagian
tidak terpisah dari barang agunan menjamin pemenuhan kewajiban NASABAH terhadap BANK berdasarkan
akad ini.
13. Pembukuan Bank adalah catatan / administrasi BANK yang merupakan bukti sah dan mengikat terhadap
NASABAH mengenai transaksi NASABAH dengan BANK berdasarkan akad ini termasuk tetapi tidak terbatas
pada jumlah uang yang terutang, ganti rugi (ta’widh) dan biaya-biaya lain-lain yang mungkin timbul karena
pembiayaan yang diberikan oleh BANK kepada NAsABAH dan wajib di bayar oleh NASABAH kepada BANK.
14. Ganti Rugi (Ta’widh) adalah sejumlah dana yang harus dibayarkan oleh NASABAH kepada BANK sebagai
akibat adanya tunggakan pembayaran kewajiban NASABAH dan/ atau kerugian yang dialami oleh BANK
karena kelalaian dan/ atau penyimpangan dari ketentuan akad ini yang dilakukan oleh NASABAH.
15. Force Majeure adalah peristiwa/ kejadian yang disebabkan oleh bencana alam, kerusuhan, huru hara,
pemberontakan, epidemic, sabotase, peperangan, pemogokkan, kebijakan pemerintah, atau sebab-sebab
lain di luar kekuasaan BANK dan NASABAH.

PASAL 2
KETENTUAN POKOK AKAD

Ketentuan-ketentuan pokok akad ini meliputi sebagai berikut :

a. Jumlah pembiayaan Mudharabah Rp 500,000,000( Lima Ratus Juta Rupiah )


b. Nisbah Bagi Hasil untuk masing-masing pihak adalah :
1. 5 % (Lima persen) dari pendapatan untuk BANK,
2. 1 % (Satu persen) dari pendapatan untuk NASABAH
c. Ekspektasi Bagi Hasil : 200.000.000 ( Dua Ratus Juta Rupiah )
d. Metode Pembagian Hasil : gross profit sharing/ net profit sharing*)
e. Pelakasanaan Bagi Hasil : pada tiap-tiap bulan
f. Tujuan Pembiayaan : Akad Mudharabah
g. Jangka waktu pembiayaan : 120 bulan( Seratus Dua Puluh ) bulan
h. Jatuh tempo pembiayaan : 12-02-2022
i. Biaya administrasi : 500.000 ( Lima Ratus Ribu Rupiah
j. Agunan & bukti kepemilikan agunan : Rumah tinggal alamat di tambak oso nomor 14

PASAL 3
PELAKSANAAN PRINSIP MUDHARABAH

Pelaksanaan prinsip Mudharabah yang berlangsung antara BANK sebagai pemilik dana (Shahibul Maal) dengan
NASABAH sebagai pengelola dana/ usaha (mudharib) dilaksanakan berdasarkan ketentuan Syariah dan diatur
menurut ketentuan-ketentuan dan persyaratan sebagai berikut :

1. BANK menyediakan seluruh dana sebagai pembiayaan Mudharabah yang disalurkan kepada NASABAH
untuk usaha yang produktif.
2. NASABAH bertindak sebagai pengelola dana/ usaha (Mudharib).
3. NASABAH boleh melakukan berbagai usaha yang telah disepakati bersama dalam akad dan sesuai dengan
syariah.
4. BANK tidak ikut dalam manajemen perusahaan atau proyek yang dibiayai tetapi mempunyai hak untuk
melakukan pembinaan dan pengawasan.
5. Pendapatan dari usaha dibagi sesuai dengan Nisbah Bagi Hasil yang disepakati.

PASAL 4
SYARAT REALISASI PEMBIAYAAN MUDHARABAH

BANK akan merealisasikan pembiayaan berdasarkan prinsip Mudharabah sesuai dengan akad ini, setelah
NASABAH terlebih dahulu memenuhi seluruh persyaratan sebagai berikut :

1. Menyerahkan kepada BANK seluruh dokumen yang disyaratkan oleh bank termasuk tetapi tidak terbatas
pada dokumen bukti diri NASABAH, bukti kepemilikan agunan dan/ atau surat lainnya yang berkaitan
dengan akad ini dan pengikatan agunan, yang ditentukan dalam surat persetujuan pembiayaan (offering
letter) dari BANK.
2. NASABAH wajib membuka dan memelihara rekening tabungan pada BANK selama nasabah mendapatkan
pembiayaan Mudharabah dari BANK.
3. Menanda tangani akad ini dan perjanjian pengikatan agunan yang disyaratkan oleh BANK.

PASAL 5
PENARIKAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

1. Penarikan dana pembiayaan Mudharabah yang disediakan oleh BANK dilakukan sesudah syarat-syarat
realisasi telah dipenuhi oleh NASABAH.
2. Dalam hal BANK telah memberikan sebagian atau seluruh dana pembiayaan Mudharabah kepada NASABAH,
maka NASABAH dengan ini menyatakan dan mengakui mempunyai kewajiban atau utang Mudhrabah
berdasarkan akad ini.
PASAL 6
JANGKA WAKTU PEMBIAYAAN MUDHARABAH

1. Jangka waktu dan jatuh tempo pembiayaan ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 huruf g dan h.
2. Berakhirnya jangka waktu pembiayaan tidak dengan sendirinya menyebabkan utang Mudharabah lunas
sepanjang masih terdapat sisa utang Mudharabah NASABAH.

PASAL 7
PEMBAYARAN PEMBIAYAAN

1. NASABAH wajib mengembalikan kepada BANK seluruh jumlah pembiayaan Mudharabah, dan menyerahkan
pendapatan yang menjadi hak BANK sampai lunas sesuai dengan Nisbah Bagi Hasil menurut jadwal
pembayaran.
2. Setiap pembayaran oleh NASABAH kepada BANK atas pembiayaan Mudharabah dilakukan pada hari kerja
di Kantor BANK atau di tempat lain yang ditunjuk BANK, atau dilakukan melalui rekening tabungan yang
dibuka oleh dan atas nama NASABAH di BANK. Apabila tanggal jatuh tempo pembiayaan jatuh pada hari
libur, maka pembayaran oleh NASABAH harus dilakukan pada hari kerja sebelum hari libur dimaksud.
3. Apabila NASABAH membayar atau melunasi pembiayaan Mudharabah lebih awal dari jangka waktu yang
diperjanjikan, maka tidak berarti pembayaran tersebut akan menghapus atau mengurangi bagian dari
pendapatan yang menjadi hak BANK sebagaimana telah ditetapkan dalam akad ini, kecuali disepakati lain
oleh BANK dan NASABAH.
4. NASABAH berhak untuk mengajukan keberatan/ klaim kepada BANK dengan disertai bukti-bukti
pembayaran yang sah dalam hal NASABAH berpendapat bahwa pembukuan BANK atas kewajiban dan
pembayaran yang telah dilakukannya adalah tidak benar. Apabila NASABAH tidak dapat menunjukan bukti-
bukti pembayaran yang sah, maka yang dianggap benar adalah catatan pembukuan BANK.

PASAL 8
KUASA YANG DIBERIKAN

1. Dalam hal pembayaran dilakukan melalui rekening NASABAH di BANK, maka dengan ini BANK diberi kuasa
oleh NASABAH untuk mendebet rekening NASABAH pada BANK dari waktu ke waktu guna pembayaran
seluruh kewajiban NASABAH kepada BANK dan kepada pihak lain sehubungan dengan pembiayaan
Mudharabah ini, termasuk ganti rugi (ta’widh) dan biaya-biaya lainnya.
2. Sepanjang mengenai kewajiban-kewajiban pembayaran NASABAH kepada BANK yang timbul dari akad ini,
maka NASABAH dengan ini member kuasa kepada BANK untuk meminta dan menerima bagian dari gaji dan/
atau penerimaan/ penghasilan lainnya yang menjadi hak NASABAH dari pejabat/ pihak yang berwenang
membayarkan gaji dan/ atau penerimaan lainnya dari Instansi/Kantor/Pihak dimana NASABAH bekerja dan/
atau berhak menerima penghasilan untuk pembayaran kewajiban NASABAH.
3. Semua kuasa yang dibuat dan diberikan oleh NASABAH dalam rangka akad ini merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari akad ini dan tidak dapat ditarik kembali karena sebab-sebab apapun juga yang
dapat mengakhiri kuasa terutama yang dimaksud dalam Pasal 1813 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
sampai dengan pembiayaan ini lunas, dan NASABAH mengikatkan diri untuk tidak membuat kuasa dan/ atau
janji-janji yang sifat dan/ atau isinya serupa kepada pihak lain, selain kepada BANK.

PASAL 9
GANTI RUGI (TA’WIDH)

Utang Mudharabah NASABAH yang tidak dilunasi selambat-lambatnya pada saat jatuh tempo dapat dikenakan
ganti rugi (ta’widh) yang besarnya sesuai ketentuan yang berlaku pada BANK.
PASAL 10
PENUNJUKAN DAN KEWAJIBAN NASABAH SEBAGAI PENGELOLA

1. BANK sepakat menunjuk NASABAH sebagai pengelola dana/ usaha, dan NASABAH menyatakan menerima
penunjukan tersebut.
2. Kewajiban NASABAH sebagai pengelola dana/ usaha adalah sebagai berikut :
a. Menjalankan usaha yang telah disepakati bersama sesuai dengan tujuan pembiayaan dan sesuai
dengan prinsip Syariah.
b. Bertindak sebagai pengelola (Mudharib) pada saat berhadapan dengan pihak ketiga untuk
kepentingan usaha, kecuali untuk hal tersebut tindakan-tindakan sebagaimana di atur pada Pasal
12 akad ini terlebih dahulu harus meminta persetujuan tertulis dari BANK.
c. Memelihara, menjaga dan menyelamatkan dana Mudharabah.
d. Melakukan pembayaran atas semua tagihan dari pihak ketiga melalui rekening NASABAH dan/ atau
rekening perusahaan di BANK.
e. Mengelola dan menyelenggarakan pembukuan secara jujur dan benar dengan itikad baik dalam
pembukuan tersendiri.
f. Menyerahkan perhitungan hasil usahanya kepada BANK atas pembiayaan Mudharabah yang
diberikan oleh BANK berdasarkan ketetapan dalam Pasal 2 huruf b akad ini, dan melaporkannya
pada tiap-tiap periode sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh BANK.
g. Apabila NASABAH telah menyerahkan perhitungan hasil usahanya kepada BANK, maka NASABAH
berkewajiban untuk membayarkan bagi hasil yang menjadi hak BANK kepada BANK, dan NASABAH
dengan ini menyatakan dan mengakui mempunyai kewajiban atas bagi hasil yang menjadi hak
BANK tersebut.
h. Menyerahkan kepada BANK setiap dokumen, bahan-bahan dan/ atau keterangan-keterangan yang
diminta BANK.
i. Menjalankan usahanya menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku dan/ atau prinsip-prinsip
Syariah.

PASAL 11
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN NASABAH

Selama jangka waktu pembiayaan Mudharabah berjalan dan/ atau utang Mudharabah belum lunas, NASABAH
wajib untuk melakukan hal-hal dan/ atau menjamin hal-hal sebagai berikut :

1. Menjalankan usaha sebaik-baiknya secara layak, amanah dan efisien berdasarkan Syariah.
2. Melakukan pembukuan dan membuat catatan lainnya untuk menggambarkan dengan tepat keuangan
NASABAH sesuai prinsip-prinsip pembukuan yang diterima secara umum.
3. Menyampaikan laporan kepada BANK baik secara berkala maupun sewaktu-waktu mengenai kegiatan usaha
yang berkaitan dengan pembiayaan Mudharabah yang diterima dari BANK.
4. Mengizinkan kepada BANK (petugas-petugasnya) untuk setiap saat memasuki tempat penyimpanan serta
melakukan pemeriksaan baik terhadap fisik maupun keabsahan seluruh dokumen/ surat bukti kepemilikan
barang yang dibeli NASABAH dari pembiayaan Mudharabah dan/ atau barang yang digunakan NASABAH
kepada BANK sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Menjamin bahwa keberadaan segala dokumen dan akta yang ditandatangani oleh NASABAH berkaitan
dengan akad ini tidak melanggar/ bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau
Anggaran Dasar NASABAH yang berlaku sehingga oleh karenanya sah, berkekuatan hukum dan mengikat
NASABAH dalam pelaksanaan akad ini.
6. Menjamin bahwa NASABAH telah memperoleh seluruh persetujuan yang diharuskan oleh suatu ketentuan
yang berlaku untuk melaksanakan tindakan hukum dalam akad ini, sehingga NASABAH membebaskan BANK
dari risiko tuntutan dari masalah tersebut.
7. Menyimpan seluruh dokumen/ surat-surat persetujuan dari instansi yang berwenang dan wajib
mengurusnya bila telah berakhir masa berlakunya.
8. Memberitahukan kepada BANK dengan segera apabila terjadi peristiwa yang mungkin mengganggu
jalannya usaha atau yang akan merugikan keadaan keuangan NASABAH dan/ atau usahanya.
9. Menjamin bahwa segala keterangan dan data mengenai akta pendirian, Anggaran Dasar dan susunan
anggota Direksi dan Komisaris serta susunan para pemegang saham NASABAH (apabila NASABAH berbentuk
badan usaha) adalah benar dan sesuai dengan keadaan sebenarnya pada tanggal akad ini.
10. Menjamin bahwa pada saat akad ini ditandatangani, NASABAH dan/ atau Penanggung/KAFIL tidak
tersangkut atau terlibat dalam suatu perkara perdata, perkara pidana, perkara kepailitan, perkara arbitrase
atau perkara Tata Usaha Negara dimana keputusan dalam perkara tersebut jika dilaksanakan/ dieksekusi
akan besar pengaruhnya/ mengancam kekayaan atau keadaan keuangan NASABAH dan/ atau Penanggung/
KAFIL.

PASAL 12
PEMBATASAN TINDAKAN NASABAH

NASABAH tidak boleh melakukan satu atau lebih hal-hal sebagai dimaksud dalam ketentuan pasal ini kecuali
telah mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari BANK :

1. Memperoleh pinjaman/ pembiayaan lain dari bank lain atau lembaga keuangan lainnya,
2. Menggunakan/ menjual/ memindahtangankan/ menyewakan seluruh atau sebagian harta kekayaan
NASABAH kepada pihak lain,
3. Menjual saham-sahamnya kepada pihak ketiga (apabila NASABAH berbentuk badan usaha) atau membeli
saham-saham perusahaan lain,
4. Melakukan diversifikasi usaha atau mengubah maksud dan tujuan usaha,
5. Melakukan merger, konsolidasi, akuisisi, restrukturisasi atau pembubaran perusahaan (apabila NASABAH
berbentuk badan usaha),
6. Mengubah Anggaran Dasar perusahaan atau mengubah susunan pengurus (termasuk komisaris) atau
perubahan pendiri perseroan/ perusahaan NASABAH (apabila NASABAH berbentuk badan usaha),
7. Membayarkan deviden atau kewajiban lain kepada para pendiri/ persero perusahaan NASABAH (apabila
NASABAH berbentuk badan usaha).

PASAL 13
PENGAWASAN

BANK dan/ atau pihak lain yang ditunjuk oleh BANK berhak untuk memeriksa pembukuan NASABAH dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pembiayaan Mudharabah yang diterima oleh NASABAH dari BANK
berdasarkan akad ini, baik secara langsung atau tidak langsung dan/ atau melakukan tindakan-tindakan
pengawasan lainnya untuk mengamankan kepentingan BANK.

PASAL 14
AGUNAN DAN PENGIKATANNYA

1. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan, kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran yang
dilakukan NASABAH, dan untuk lebih menjamin pengembalian pembiayaan Mudharabah yang diberikan
oleh BANK dengan tertib sebagaimana mestinya berdasarkan akad ini, NASABAH memberikan agunan
kepada BANK yang dianggap cukup dan dapat diterima oleh BANK sebagaimana tercantum dalam Pasal 2
huruf j, dan pengikatannya sebagai agunan akan dibuat dalam suatu akta tersendiri sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Apabila menurut pendapat BANK nilai dari agunan tidak lagi cukup untuk menjamin pengembalian
pembiayaan Mudharabah, maka atas permintaan pertama dari BANK, NASABAH wajib menambah agunan
lainnya yang disetujui BANK.
3. NASABAH wajib memberikan bantuan sepenuhnya guna memungkinkan BANK melaksanakan pengikatan
agunan menurut cara dan pada saat yang dianggap baik oleh BANK.
4. Bukti kepemilikan agunan dan akta pengikatan agunan dikuasai oleh BANK sampai seluruh jumlah
pembiayaan dilunasi.
5. Seluruh biaya yang diperlukan dalam pengikatan agunan menjadi tanggungan NASABAH.

PASAL 15
ASURANSI

1. Selama jangka waktu pembiayaan Mudharabah atau seluruh jumlah pembiayaan Mudharabah dan
kewajiban lainnya belum dilunasi, NASABAH wajib menutup asuransi termasuk namun tidak terbatas pada
asuransi barang yang diagunkan dengan syarat Banker’s Clause pada perusahaan asuransi yang disetujui
oleh BANK dan premi asuransinya menjadi beban NASABAH.
2. Dalam hal hasil uang pertanggungan tidak cukup untuk melunasi kewajiban, sisa kewajiban tersebut tetap
menjadi kewajiban NASABAH kepada BANK dan harus dibayar dengan seketika dan sekaligus oleh NASABAH
pada saat ditagih oleh BANK.
3. Asli kwitansi atau bukti pembayaran resmi premi asuransi dan asli polis asuransi dengan syarat Banker’s
Clause harus diserahkan kepada BANK.

PASAL 16
NASABAH CIDERA JANJI

1. NASABAH dinyatakan cidera janji apabila tidak memenuhi dengan baik kewajiban-kewajibannya atau
melanggar ketentuan-ketentuan di dalam akad ini.
2. Dalam hal NASABAH cidera janji, BANK berhak untuk melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Memberikan peringatan baik secara lisan maupun tertulis dalam bentuk pernyataan lalai/ cidera
janji berupa surat atau akta lain yang sejenis yang dikirimkan ke alamat NASABAH.
b. Memberikan peringatan dalam bentuk pemasangan papan peringatan (plank), stiker atau dengan
cara apapun yang ditempelkan atau dituliskan pada barang agunan pembiayaan ini dan barang
yang dibeli dari modal Mudharabah ini.
3. Dalam hal NASABAH cidera janji, maka NASABAH bertanggung jawab atas biaya perkara dan biaya lainnya
yang timbul akibat proses penyelesaian sengketa.

PASAL 17
PENAGIHAN SEKETIKA SELURUH UTANG MUDHARABAH

1. Menyimpang dari jangka waktu pembiayaan, BANK berhak mengakhiri jangka waktu pembiayaan
Mudharabah dan menagih pelunasan sekaligus atas seluruh sisa utang Mudharabah dan NASABAH wajib
membayar dengan seketika dan melunasi sekaligus atas sisa utang Mudharabah atau BANK berhak
melakukan upaya-upaya hukum lain untuk menyelesaikan pembiayaan mudharabah sesuai akad ini, apabila
:
a. NASABAH cidera janji,
b. NASABAH tidak mungkin lagi atau diperkirakan tidak akan mampu lagi untuk memenuhi sesuatu
ketentuan atau kewajiban di dalam akad ini.
c. NASABAH membuat atau menyebabkan atau menyetujui dilakukan atau membiarkan dilakukan
suatu tindakan yang membahayakan atau dapat membahayakan, mengurangi nilai atau
meniadakan barang agunan atas pembiayaan Mudhrabah ini.
d. Barang yang diberikan oleh NASABAH sebagai agunan pembiayaan telah musnah.
e. NASABAH tidak atau lalai memperpanjang jangka waktu hak atas tanah/ barang yang diagunkan
kepada BANK, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
f. Keterangan yang diberikan atau hal-hal yang disampaikan atau bukti kepemilikan agunan yang
diserahkan kepada BANK terbukti palsu atau NASABAH lalai atau gagal untuk memberikan
keterangan yang sesungguhnya kepada BANK.
g. NASABAH gagal dalam memenuhi atau NASABAH bertindak bertentangan dengan suatu peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang mempunyai akibat penting terhadap atau mempengaruhi
usaha yang dikelolanya dari pembiayaan Mudharabah.
h. Setiap sebab atau kejadian apapun antara lain perubahan bidang moneter, keuangan atau politik
nasional yang mempengaruhi kegiatan bisnis pada umumnya dan menurut pertimbangan bisnis
BANK tidak mungkin lagi meneruskan pembiayaan Mudharabah ini baik untuk sementara maupun
seterusnya.
2. Apabila setelah mendapat peringatan dari BANK, NASABAH tidak dapat melunasi seluruh sisa utang
Mudharabah yang seketika ditagih oleh BANK, maka BANK berhak memerintahkan kepada NASABAH dan
NASABAH wajib untuk mengosongkan/ menyerahkan barang yang telah diagunkan oleh NASABAH kepada
BANK, selambat-lambatnya dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal
perintah BANK, tanpa syarat-syarat dan anti rugi apapun juga.
3. Apabila NASABAH ternyata tidak mengosongkan/ menyerahkan barangnya dalam jangka waktu yang
ditentukan dalam ayat 2 Pasal ini, maka BANK berhak untuk meminta bantuan pihak yang berwenang guna
mengosongkan/ mengambil barang tersebut, dan biaya-biaya yang timbul berkenaan dengan hal tersebut
menjadi beban dan tanggungjawab NASABAH.

PASAL 18
PENGUASAAN DAN PENJUALAN (EKSEKUSI) BARANG AGUNAN

1. Apabila NASABAH cidera janji, maka setelah memperingatkan NASABAH, BANK berhak untuk melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Melaksanakan eksekusi terhadap barang agunan berdasarkan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Melaksanakan penjualan terhadap barang agunan.
c. Menetapkan harga penjualan dengan harga yang dianggap wajar oleh BANK.
2. Apabila NASABAH karena tidak mampu lagi memenuhi kewajibannya untuk membayar utang Mudharabah
dan atas dasar itu NASABAH menyerahkan barang agunan kepada BANK, BANK berhak melaksanakan
tindakan-tindakan tersebut pada ayat 1 Pasal ini.
3. Apabila BANK menggunakan haknya untuk menagih pelunasan sekaligus atas utang Mudharabah NASABAH
dan NASABAH tidak dapat memenuhi kewajibannya membayar pelunasan tersebut, BANK berhak untuk
setiap saat menggunakan haknya untuk mengeksekusi barang agunan yang dipegangnya menurut cara dan
harga yang dianggap patut oleh BANK termasuk dan tidak terkecuali BANK berhak sepenuhnya mencarikan
pihak lain yang bersedia untuk mengambil alih atau mengover utang Mudharabah NASABAH, dan dengan
akad ini NASABAH memberikan kuasa kepada BANK untuk melakukan segala tindakan guna melaksanakan
maksud tersebut di atas, tanpa ada tindakan yang dikecualikan.
4. Hasil eksekusi dan/ atau penjualan barang agunan tersebut diprioritaskan untuk pelunasan seluruh sisa
utang Mudharabah NASABAH kepada BANK, termasuk semua biaya yang telah dikeluarkan BANK guna
melaksanakan eksekusi barang agunan, dan apabila masih ada sisanya maka jumlah sisa tersebut akan
dibayarkan kepada NASABAH.
5. Apabila dari hasil penjualan atau eksekusi barang agunan pembiayaan jumlahnya belum mencukupi untuk
melunasi seluruh utang Mudharabah NASABAH kepada BANK, maka sesuai dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku, BANK berhak untuk mengambil pelunasan atas sisa utang Mudharabah tersebut
dari penjualan barang-barang lain milik NASABAH.
PASAL 19
PENGALIHAN PIUTANG MUDHARABAH KEPADA PIHAK LAIN

1. NASABAH menyetujui dan sepakat untuk memberikan hak sepenuhnya kepada BANK untuk mengalihkan
piutang Mudharabah (cessie) dan/ atau tagihan BANK terhadap NASABAH berikut semua perjanjian
tambahannya, termasuk hak-hak agunan atas pembiayaan ini kepada pihak lain yang ditetapkan oleh BANK
sendiri, setiap saat diperlukan oleh BANK, dan dengan akad ini NASABAH memberikan kuasa kepada BANK
dan BANK berhak untuk melakukan segala tindakan guna melaksanakan maksud tersebut di atas, tanpa ada
tindakan yang dikecualikan.
2. Apabila BANK melaksanakan penyerahan piutang Mudharabah (cessie) kepada pihak lain sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 Pasal ini dan pengelolaan pembiayaan tetap dilakukan oleh BANK, maka BANK tidak
wajib memberitahukan kepada NASABAH, sehingga apabila kemudian pihak yang menerima penyerahan
piutang Mudharabah (penerima cessie) menjalankan haknya sebagai penerima pengalihan piutang
Mudharabah, maka hal demikian sudah dapat dinyatakan sepenuhnya semata-mata berdasarkan akad yang
dibuat antara BANK dengan pihak yang menerima penyerahan piutang Mudharabah dan adanya pengalihan
piutang Mudharabah ini tidak mempengaruhi sama sekali pelaksanaan kewajiban NASABAH sesuai dengan
akad ini. Apabila pengelolaan pembiayaan tidak dilakukan oleh BANK setelah piutang Mudharabah
dialihkan, maka BANK wajib memberitahukan adanya pengalihan piutang Mudharabah tersebut kepada
NASABAH.

PASAL 20
TIMBUL DAN BERAKHIRNYA HAK-HAK DAN KEWAJIBAN

1. Dalam hal seluruh utang Mudharabah telah dilunasi, BANK wajib menyerahkan kembali semua surat-surat
dan/ atau dokumen-dokumen mengenai barang agunan, serta surat-surat bukti lainnya yang disimpan atau
dikuasai BANK kepada :
a. NASABAH atau kuasanya berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
b. Ahli waris NASABAH,
c. Pemenang lelang eksekusi agunan, atau
d. Pihak lain berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
2. Apabila NASABAH meninggal dunia, hak dan kewajibannya beralih kepada ahli waris dan BANK berhak untuk
meminta kepada ahli warisnya salinan akta kematian yang dilegalisir oleh pejabat atau instansi yang
berwenang, surat keterangan ahli waris, akta wasiat (jika ada) atau bukti-bukti lainnya, yang menurut
pertimbangan BANK diperlukan untuk mengetahui ahli waris yang sah.

PASAL 21
FORCE MAJEURE

1. Dalam hal terjadi force majeure, maka pihak yang terkena akibat langsung dari force majeure tersebut wajib
memberitahukan secara tertulis dengan melampirkan bukti-bukti dari instansi yang berwenang kepada
pihak lainnya mengenai peristiwa force majeure tersebut dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari kerja terhitung sejak tanggal force majeure terjadi.
2. Keterlambatan atau kelalaian pihak yang mengalami force majeure untuk memberitahukan adanya force
majeure tersebut kepada pihak lainnya mengakibatkan tidak diakuinya peristiwa tersebut sebagai force
majeure.
3. Seluruh permasalahan yang timbul akibat terjadinya force majeure akan diselesaikan oleh BANK dan
NASABAH secara musyawarah untuk mufakat. Hal tersebut tanpa mengurangi hak-hak BANK sebagaimana
di atur dalam akad ini.
PASAL 22
HUKUM YANG BERLAKU

1. Pelaksanaan akad ini tunduk kepada ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan
Ketentuan Syariah yang berlaku bagi BANK.
2. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari
akad ini, maka para pihak sepakat untuk terlebih dahulu menyelesaikan secara musyawarah.
3. Bilamana musyawarah tidak menghasilkan kata sepakat mengenai penyelesaian perselisihan, maka para
Pihak sepakat untuk memilih tempat kedudukan hukum (domisili) yang tetap di Kantor Panitera Pengadilan
Agama Bandung.

PASAL 23
ALAMAT PARA PIHAK

1. Setiap pembayaran utang Mudharabah NASABAH dan surat menyurat harus dilakukan/ dialamatkan pada
Kantor BANK yang telah ditentukan pada jam kerja dari kantor yang bersangkutan.
2. Semua surat menyurat dan pernyataan tertulis yang timbul dari dan bersumber pada akad ini harus
dikirimkan oleh masing-masing pihak kepada pihak lain dalam akad ini dilakukan dengan pos tercatat atau
melalui jasa kurir atau sarana komunikasi lain ke alamat tersebut di bawah ini :
Alamat : Mirza Azwar, Bank Muamalat Jl Diponogoro No. 123, Surabaya
Telp./Fax : 031-1234567
Email : officialbank@muamalat.co.id

Alamat Nasabah : Larby Azumi, jalan Klampis Sacharosa no. 45, Kelurahan Klampis Ngasem, RT/RW
002/003, Kecamatan Sukolilo, Kotamadya Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Telp. /HP. : 0812345678900
Email : azumi@gmail.com
3. Semua surat menyurat atau pemberitahuan tertulis dianggap telah diterima berdasarkan bukti pengiriman,
pos tercatat atau bukti penerimaan yang ditandatangani oleh para pihak atau yang mewakilinya.
4. Dalam hal terjadi perubahan alamat dari alamat tersebut di atas atau alamat terakhir yang tercatat pada
masing-masing pihak maka perubahan tersebut harus diberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya
dalam waktu 5 (lima) hari kerja sebelum terjadinya perubahan alamat dimaksud. Jika perubahan alamat
tersebut tidak diberitahukan maka semua surat menyurat atau pemberitahuan berdasarkan akad ini
dianggap telah diberikan sebagaimana mestinya dengan dikirimnya surat atau pemberitahuan itu ke alamat
tersebut di atas atau alamat terakhir yang diketahui/ tercatat pada masing-masing pihak.

PASAL 24
LAIN-LAIN

1. Segala sesuatu yang belum di atur atau perubahan dalam akad ini akan di atur dalam surat menyurat dan/
atau addendum berdasarkan kesepakatan bersama antara BANK dan NASABAH yang merupakan dari akad
ini.
2. Semua pemberitahuan tertulis dari BANK dan semua surat menyurat antara BANK dan NASABAH dalam
pelaksanaan akad ini mengikat dan harus ditaati oleh NASABAH.
3. Selama pembiayaan Mudharabah ini belum dilunasi, NASABAH wajib memelihara rekening tabungan pada
BANK.
4. Apabila NASABAH mempunyai hubungan rekening atau simpanan dengan/ pada lembaga keuangan atau
lembaga lainnya, NASABAH wajib mengungkapkan secara penuh setiap rekening yang telah dibuka oleh
NASABAH pada lembaga keuangan atau lembaga lainnya, yang merupakan syarat mutlak yang harus
dipenuhi oleh NASABAH.
5. Atas permintaan BANK, NASABAH wajib menyampaikan salinan/ tembusan yang sah dari setiap rekening
baik rekening pembiayaan mudharabah ataupun rekening simpanan atas nama NASABAH pada lembaga
keuangan atau lembaga lain.
6. Atas dasar kewenangan penuh yang diberikan oleh NASABAH, BANK berhak meminta secara langsung
salinan/ tembusan ataupun keterangan mengenai rekening-rekening tersebut kepada lembaga yang
menyelenggarakan rekening-rekening atas nama NASABAH.
7. Lampiran-lampiran akad ini (jika ada) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akad ini serta wajib
dipatuhi oleh NASABAH sebagaimana mestinya.
8. Uraian pasal demi pasal akad ini, telah dibaca, dimengerti dan dipahami serta disetujui oleh NASABAH dan
BANK.
9. Akad ini mulai berlaku sejak tanggal ditandatangani.

Demikian akad ini dibuat dan ditandatangani oleh para pihak di atas materai cukup dalam rangkap 2 (dua) yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Para Pihak

NASABAH PT. Bank Muamalat

Larby Azumi Mirza Azwar

Mengetahui/ Menyetujui

ISTRI

Intan Permata

SAKSI SAKSI

Yuanita Kumala Dewi Waras Santoso

NOTARIS

Fauzi Hashami S.H., M.Kn

Anda mungkin juga menyukai