Perjanjian Mudharabah
Agustianto Mingka ,
Ketua 1 DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam
1 Awal Akta
Kepala Akta / Judul Akta Perjanjian Pembiayaan Mudharabah
Nomor 01
Jam, hari, tanggal, bulan,thn
Nama lengkap dan tempat X SH., M.Mkn
kedudukan Notaris
3 Akhir Akta
No. Pasal Isi
1 Pasal 1 Definisi
2 Pasal 2 Pembiayaan dan Jangka Waktu
3 Pasal 3 Syarat Realisasi Pembiayaan
4 Pasal 4 Pembagian Hasil Usaha
5 Pasal 5 Pembayaran Kembali
6 Pasal 6 Biaya, Potongan dan Pajak
7 Pasal 7 Larangan bagi Nasabah
8 Pasal 8 Peristiwa Cedera Janji
9 Pasal 9 Akibat Cendera Janii
10 Pasal 10 Pernyataan dan Jaminan
11 Pasal 11 Biaya Administrasi dan Denda
12 Pasal 12 Pajak-pajak
13 Pasal 13 Ijarah
14 Pasal 14 Agunan
15 Pasal 15 Asuransi
16 Pasal 16 Pembatalan Tindakan Nasabah
17 Pasal Peristiwa Cidera Janji
No. Isi Pasal yang harus ada pada mudharabah/musyarakah
Pasal Bentuk / Pola Bagi Hasil
Pasal Pelunasan Dipercepat
Pasal Adentum
Pasal Force Maijure
Pasal Ta’widh
218
karenanya sah bertindak untuk dan atas nama PT
BANK...., yang selanjutnya disebut "BANK – PIHAK
PERTAMA" dan
atau
II............lahir di.......pada
tanggal............pekerjaan............bertempat tinggal............
pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia
Nomor........(untuk melakukan tindakan hukum dibawah ini
telah mendapat persetujuan dari Suami/istri*)..........yang
turut hadir dan menandatangani Akad ini) selanjutnya
disebut (“NASABAH”).
219
BANK dan NASABAH secara bersama-sama disebut “PARA
PIHAK” dan masing-masing disebut “PIHAK”. PARA PIHAK
terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
220
Pasal 1
DEFINISI
221
masa pencairan (Availability Period) sepanjang jumlah
kelonggaran tarik masih mencukupi.
6. Cidera Janji adalah peristiwa atau peristiwa-peristiwa
sebagaimana dimaksud Pasal 8 Akad ini, yang
menyebabkan BANK dapat menghentikan seluruh atau
sebagian dari isi Akad ini, menagih seketika dan
sekaligus jumlah kewajiban NASABAH kepada BANK
sebelum jangka waktu Akad ini berakhir.
7. Hari Kerja BANK adalah hari kerja BANK Indonesia
menyelenggarakan kliring..
8. Jaminan adalah barang yang diserahkan NASABAH
kepada BANK sebagai jaminan pelaksanaan kewajiban-
kewajiban NASABAH berdasarkan Perjanjian
Pembiayaan.
222
waktu yang disepakati.
11. Kerugian Usaha adalah berkurangnya Modal dalam
menjalankan usaha yang dihitung pada periode tertentu,
yaitu dengan mengurangkan jumlah Modal pada akhir
periode dengan jumlah Modal pada awal periode.
12. Keuntungan adalah pertambahan Modal dalam
menjalankan usaha yang dihitung berdasarkan periode
tertentu, yaitu dengan mengurangkan jumlah Modal
pada akhir periode dengan Modal pada awal periode.
223
16. Ta’addi adalah melakukan sesuatu yang tidak
boleh/tidak semestinya dilakukan.
17. Taqshir adalah tidak melakukan sesuatu yang
semestinya dilakukan.
Pasal 2
PEMBIAYAAN DAN JANGKA WAKTU FASILITAS
224
dipergunakan untuk tujuan usaha sesuai dengan
rencana kerja yang disiapkan oleh NASABAH yang
disetujui BANK, yang dilampirkan pada dan karenanya
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari
Akad ini.
2. Jangka waktu (masa) fasilitas Pembiayaan Mudharabah
berlangsung selama ……. (………………….) bulan, terhitung
mulai tanggal penandatanganan Akad ini.
225
Pasal 3
SYARAT REALISASI PEMBIAYAAN
226
d. Menyerahkan kepada BANK Surat Kesanggupan
Membayar.
227
setiap periode dan setiap tanggal yang disepakati para
pihak.
3. BANK berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
menanggung kerugian yang timbul dalam pelaksanaan
Akad ini, kecuali apabila kerugian tersebut terjadi karena
ketidakjujuran dan/atau kelalaian NASABAH dan/atau
pelanggaran yang dilakukan NASABAH atas syarat-
syarat sebagaimana dimaksud dalam Akad ini.
4. BANK baru akan menerima dan mengakui terjadinya
kerugian sebagaimana dimaksud ayat 3 Pasal ini, apabila
BANK telah menerima dan menilai kembali segala
perhitungan yang dibuat dan disampaikan oleh
NASABAH kepada BANK, dan BANK telah menyerahkan
hasil penilaiannya tersebut secara tertulis kepada
NASABAH.
5. NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri,
untuk menyerahkan perhitungan usaha yang dibiayai
dengan fasilitas Pembiayaan Mudharabah berdasarkan
Akad ini, secara periodik pada tiap-tiap tanggal yang
disepakati Para Pihak .
228
6. BANK berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan penilaian kembali atas perhitungan usaha
yang diajukan oleh NASABAH yang disertai data dan
bukti-bukti lengkap dari NASABAH.
7. Apabila BANK tidak menyerahkan kembali hasil
penilaian tersebut kepada NASABAH, maka BANK
dianggap secara sah telah menerima dan mengakui
perhitungan yang dibuat oleh NASABAH.
Pasal 5
PEMBAYARAN KEMBALI
229
waktu yang diperjanjikan, maka tidak berarti
pembayaran tersebut akan menghapuskan atau
mengurangi bagian dari keuntungan yang menjadi hak
BANK sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Akad
ini.
3. Setiap pembayaran atas kewajiban NASABAH, wajib
dilakukan NASABAH pada hari dan jam kas di kantor
BANK atau tempat lain yang ditunjuk oleh BANK dan
dibayarkan melalui rekening yang dibuka oleh dan atas
nama NASABAH pada BANK, sehingga dalam hal
pembayaran diterima oleh BANK setelah jam kerja
BANK, maka pembayaran tersebut akan dibukukan pada
keesokan harinya dan apabila hari tersebut bukan Hari
Kerja BANK, pembukuan akan dilakukan pada Hari Kerja
BANK yang pertama setelah pembayaran diterima.
4. Bila tanggal jatuh tempo atau saat pembayaran
angsuran jatuh tidak pada Hari Kerja BANK, maka
NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri
untuk menyediakan dana atau melakukan pembayaran
kepada BANK pada 1 (satu) hari kerja sebelumnya.
230
5. Dalam hal pembayaran dilakukan melalui rekening
NASABAH di BANK, maka dengan ini NASABAH
memberi kuasa yang tidak dapat berakhir karena sebab-
sebab apapun termasuk tetapi tidak terbatas pada
sebab-sebab yang ditentukan dalam pasal 1813 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata untuk mendebet
rekening NASABAH dari waktu ke waktu guna
pembayaran seluruh kewajiban yang timbul sehubungan
dengan kewajiban Mudharabah.
6. Catatan/administrasi BANK merupakan bukti sah dan
mengikat terhadap NASABAH mengenai transaksi
NASABAH dengan BANK, termasuk tetapi tidak terbatas
pada jumlah kewajiban pokok, denda dan biaya-biaya
lain-lain yang mungkin timbul karena fasilitas yang
diberikan oleh BANK kepada NASABAH dan wajib
dibayar oleh NASABAH kepada BANK, demikian tanpa
mengurangi hak NASABAH untuk setelah membayar
seluruh kewajiban meminta pembayaran kembali dari
BANK atas jumlah yang ternyata kelebihan dibayar (jika
ada) oleh NASABAH kepada BANK. Untuk kelebihan
231
pembayaran tersebut NASABAH tidak berhak meminta
ganti rugi apapun dari BANK.
Pasal 6
BIAYA, POTONGAN DAN PAJAK-PAJAK
232
2. Dalam hal NASABAH cidera janji sehingga BANK perlu
menggunakan jasa Penasihat Hukum untuk menagihnya,
maka NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan
diri untuk membayar seluruh biaya jasa Penasihat
Hukum, jasa penagihan dan jasa-jasa lainnya sepanjang
hal itu dapat dibuktikan secara sah menurut hukum.
3. Setiap pembayaran/pelunasan kewajiban sehubungan
dengan Akad ini dan/atau akad lain yang terkait dengan
Akad ini, dilakukan oleh NASABAH kepada BANK tanpa
potongan, pungutan, bea, pajak dan/atau biaya-biaya
lainnya, kecuali jika potongan tersebut diharuskan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri
untuk membayar melalui BANK, setiap potongan yang
diharuskan oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Segala pajak yang timbul sehubungan dengan Akad ini
merupakan tanggungan dan wajib dibayar oleh
NASABAH, kecuali Pajak Penghasilan BANK.
233
6. Dalam hal NASABAH terlambat membayar kewajiban
dari jadwal yang telah ditetapkan sebagaimana
dimaksud dalam Akad ini, maka BANK membebankan
dan NASABAH setuju membayar denda (ta’zir) atas
keterlambatan tersebut sebesar Rp. ................
NASABAH.
7. Dana dari denda atas keterlambatan yang diterima oleh
BANK akan diperuntukkan sebagai dana sosial.
Pasal 7
LARANGAN BAGI NASABAH
NASABAH tidak boleh melakukan satu atau lebih hal-hal
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal ini terkait
objek yang dibiayai oleh BANK dalam akad ini kecuali telah
234
2. Menjaminkan/menjual/memindahtangankan/menyewa
kan seluruh atau sebagian harta kekayaan NASABAH
kepada pihak lain;
235
Peristiwa Cidera janji apabila timbul atau terjadi salah satu
atau peristiwa yang tersebut dibawah ini :
1. Apabila keadaan keuangan NASABAH/PENJAMIN tidak
cukup untuk melunasi kewajibannya kepada BANK
karena kesengajaan atau kelalaiannya.
2. Atas harta benda NASABAH /PENJAMIN baik sebagian
atau seluruhnya yang diagunkan atau tidak diagunkan
kepada BANK diletakkan sita jaminan (conservatoir
beslag) atau sita eksekusi (executorial beslag) oleh pihak
ketiga.
236
surat pemindahbukuan yang ditandatangani olehpihak-
pihak yang tidak berwenang untuk menandatanganinya
sehingga tanda bukti penerimaan atau surat
pemindahbukuan tersebut tidak sah.
237
fasilitas pembiayaan, ditangkap pihak yang berwajib,
atau dijatuhi hukuman penjara.
8. Terjadi peristiwa apapun yang menurut pendapat BANK
akan dapat mengakibatkan NASABAH atau PENJAMIN
tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada BANK
kecuali terhadap peristiwa force majeure yang dapat
dibuktikan oleh pihak NASABAH dan atau PENJAMIN
sebagaimana diatur dalam Pasal 10.
Pasal 9
AKIBAT CIDERA JANJI
Apabila terjadi satu atau lebih peristiwa sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8, maka dengan mengesampingkan
ketentuan dalam Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, BANK berhak untuk :
238
dianjurkan untuk memberikan perpanjangan atau
kelonggaran waktu sesuai dengan kesepakatan.
2. Menghentikan jangka waktu pemenuhan kewajiban
BANK yang ditentukan dalam akad ini dan selanjutnya
meminta NASABAH untuk membayar seluruh kewajiban
239
lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak
tanggal Force Majeure ditetapkan.
3. Keterlambatan atau kelalaian Para Pihak untuk
memberitahukan adanya Force Majeure tersebut
mengakibatkan tidak diakuinya peristiwa tersebut
Pasal 11
PERNYATAAN DAN JAMINAN NASABAH
NASABAH dengan ini menyatakan mengakui dan menjamin
dengan sebenarnya, dan tidak lain dari yang sebenarnya,
bahwa:
1. NASABAH berhak dan berwenang sepenuhnya untuk
menandatangani Akad ini dan semua surat dokumen
yang menjadi kelengkapannya serta berhak pula untuk
menjalankan usaha tersebut dalam Akad ini.
240
2. Dalam hal NASABAH berbentuk Badan Hukum,
NASABAH menjamin, bahwa segala surat dan dokumen
serta akta yang NASABAH tanda-tangani dan/atau
gunakan berkaitan dengan Akad ini adalah benar,
keberadaannya sah, tindakan NASABAH tidak melanggar
atau bertentangan dengan Anggaran Dasar perusahaan
NASABAH.
3. Dalam hal NASABAH berbentuk Badan Hukum,
NASABAH menyatakan, bahwa pada saat
penandatanganan Akad ini para anggota Direksi dan
anggota Komisaris perusahaan NASABAH telah
mengetahui dan menyetujui hal-hal yang dilakukan
NASABAH berkaitan dengan Akad ini.
4. Selama berlangsungnya masa Akad ini, NASABAH akan
menjaga semua perizinan, lisensi, persetujuan dan
sertifikat yang wajib dimiliki untuk melaksanakan
usahanya.
5. Diadakannya Akad ini dan/atau Akad tambahan
(Addendum) Akad ini tidak akan bertentangan dengan
241
suatu Akad yang telah ada atau yang akan
diadakan oleh NASABAH dengan pihak ketiga lainnya.
6. Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, NASABAH berjanji
dan dengan ini mengikatkan diri mendahulukan untuk
Pasal 12
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
1. Menyimpang dari apa yang telah ditetapkan dalam
perjanjian ini, maka BANK berhak sewaktu sewaktu
untuk mengakhiri/menghentikan Perjanjian ini terkait
pemasokan Fasilitas Pembiayaan Mudharabah sebelum
242
berakhirnya jangka waktu, yakni dengan terlebih dahulu
mengirimkan surat pemberitahuan mengenai hal
tersebut kepada NASABAH 7 (tujuh) Hari Kerja sebelum
tanggal dihentikannya/diakhirinya fasilitas Pembiayaan
Mudharabah apabila dikemudian hari terdapat
peraturan/kebijakan Otoritas Jasa Keuangan, perubahan
gejolak moneter baik di dalam maupun di luar negeri
atau sebab lain yang mengakibatkan terganggunya
kondisi keuangan /kemampuan BANK.
2. Apabila setelah pengakhiran penghentian perjanjian ini
sesuai pasal 20 ayat 1 terdapat kewajiban NASABAH
yang belum dibayar kepada BANK maka NASABAH wajib
melunasi kewajiban tersebut.
Pasal 13
PILIHAN HUKUM DAN PENYELESAIAN SENGKETA
1. Para phak sepakat menundukkan diri terhadap
ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia
2. Apabila kemudian hari terjadi perselisihan dalam
penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari
243
akad ini, maka para pihak sepakat untuk terlebih dahulu
menyelesaikan secara musyawarah.
3. Bilamana musyawarah sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 pasal ini tidak menghasilkan kata sepakat
mengenai penyelesaian perselisihan, maka semua
sengketa yang timbul dari akad ini akan diselesaikan
melalui Pengadilan Agama.
Pasal 14
PENGAWASAN & PEMERIKSAAN
Pasal 15
KORESPONDENSI
1. Semua surat menyurat atau pemberitahuan-
pemberitahuan yang harus dikirim oleh masing-masing
244
pihak kepada pihak lain dalam akad ini mengenai atau
sehubungan dengan akad ini, dilakukan dengan pos
“tercatat” atau melalui perusahaaan ekspedisi (kurir) ke
alamat- alamat yang tersebut dibawah ini :
a. BANK
1) Nama :
PT...........................................................................
...................
2) Alamat:
...............................................................................
...................
3) Telp/Fax:................................................................
................................
b. NASABAH
1) Nama :
PT...........................................................................
...................
2) Alamat:
...............................................................................
...................
245
Pasal 16
PENUTUP
Uraian pasal demi pasal Akad ini , telah dibaca, dimengerti
dan dipahami serta disetujui oelh NASABAH dan Bank.
Segala sesuatu yang belum diatur atau perubahan dalam
Akad ini akan diatur dalam surat-menyurat berdasarkan
kesepakatan bersama antara Bank dan NASABAH yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Akad ini.
- Penghadap telah dikenal oleh saya, notaris
- Para pihak menyatakan dengan ini menjamin akan
kebenaran identitas mereka sesuai dengan tanda pengenal
yang disampaikan kepada saya, notaries dan bertanggung
jawab sepenuhnya atas hal tersebut.
- Selanjutnya mereka juga mengatakan telah mengerti dan
memahami isi akta ini.
DEMIKIAN AKTA INI
- Dibuat dan diresmikan di Jakarta pada hari dan tanggal seperti disebutkan
pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh :
Tuan Azizah, Sarjana Hukum, lahir di Sei Apung , pd tanggal 20-03-1975 (dua
puluh maret seribu sembilan ratus tujuh puluh lima), Warga Negara
Indonesia, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Arif Rahman Hakim No 11,
Rukun Tetangga 003, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Ciputat
Timur, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia Nomor :
17.5001.600375.0008 dan tuan Nuruddin, Sarjana Hukum, lahir di Ciputat ,
pada tanggal 18-05-1976 (Delapan belas mei seribu sembilan ratus tujuh
puluh enam), Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Ciputat , Jalan
Cipto Mangunkusumo Gang Etam Nomor 50 Rukun Tetangga 003, Rukun
Warga 001, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Tangsel, Pemegang Kartu
Tanda Penduduk Republik Indonesia Nomor : 17.5003.580576.0001, kedua-
duanya pegawai kantor Notaris, yang saya, notaries kenal sebagai saksi-saksi.
- Setelah saya, notaris, membacakan akta ini kepada para penghadap dan
para saksi maka segera para penghadap, para saksi dan saya, notaries,
menandatangani akta ini.
PASAL
DENDA
(Ta’widh dan Ta’zir)
1. Dalam hal anggota terlambat membayar kewajiban dari jadwal yang telah
ditetapkan sehingga koperasi harus mengeluarkan biaya-biaya untuk
penagihan keterlambatan itu, maka koperasi membebankan ta’widh dan
anggota setuju untuk mengganti biaya riel yang telah dikeluarkan
koperasi tersebut. Biaya yang diperoleh dari ganti rugi menjadi
pendapatan koperasi.
2. Selain ganti rugi koperasi juga membebankan kepada anggota berupa
denda ta’zir yang bertujuan agar anggota disiplin dalam membayar cicilan
dan anggota setuju membayar denda (ta’zir) atas keterlambatan
tersebut. sebesar Rp 15.000,00 (Lima belas ribu rupiah) untuk setiap
hari keterlambatan atas pembayaran kewajiban bagi anggota.
3. Dana dari denda atas keterlambatan yang diterima oleh koperasi akan
diperuntukkan sebagai dana sosial.
Sistimatika Akad Murabahah Versi 1 Sistimatika Akad Murabahah Versi Hasanudin DN
Pasal 1 Definisi Pasal 1 Ketentuan Pokok Akad
Pasal 2 Pembiayaan dan Penggunaannya Pasal 2 Definisi
Pasal 3 Penarikan Pembiayaan Pasal 3 Pelaksanaan Prinisp Murabahah
Pasal 4 Jangka Waktu dan Cara Pembayaran Pasal 4 Syarat Realisasi Pembiayaan
Pasal 5 Tempat Pembayaran Pasal 5 Jatuh Tempo Pembiayaan
Pasal 6 Biaya , Potongan dan Pajak Pasal 6 Potongan Harga dan Diskon
Pasal 7 Jaminan Pasal 7 Persyaratan Kembali Pembiayaan
Pasal 8 Cedera Janji Pasal 8 Denda Tunggakan
Pasal 9 Akibat Cedera Janji Pasal 9 Pelunasan Dipercepat
Pasal10 Pengakuan dan Jaminan Pasal10 Jaminan dan Pengikatannya
Pasal 11 Pembatasan th tindakan nasabah Pasal 11 Asuransi
Pasal 12 Risiko Pasal 12 Pemeliharaan Barang
Pasal 13 Asuransi Pasal 13 Nasabah Wanprestasi
Pasal 14 Pengawasan Pasal 14 Pengawasan dan Pemeriksaan
Pasal 15 Penyelesaian Perselisihan Pasal 15 Tangggung Jawab para Pihak
Pasal 16 lain-lain Pasal 16 Penagihan Seketika dan Penyerahan barang
Pasal 17 Pemberitahuan Pasal 17 Penguasaan dan Penjualan (Eksekusi)
Pasal 18 Penutup Pasal 18 Pengalihan Piutang Murabahah kpd Pihak lain
Pasal 19 Timbul dan Berakhirnya Hak dan Kewajiban
Pasal 22 Lain-lain
Pasal 23 Penutup
No. Pasal Isi
1 Pasal 1 Definisi
2 Pasal 2 Ketentuan Pembiayaan MMq
3 Pasal 3 Penerapan Prinsip MMq
4 Pasal 4 Pencatatan Kepemilikan Objek MMq
5 Pasal 5 Hak-hak pada Objek MMq
6 Pasal 6 Tata Cara Realisasi Pembiayaan
7 Pasal 7 Jangka Waktu dan Tanggal Jatuh Tempo
Pembiayaan
8 Pasal 8 Pembayaran Angsuran Bulanan
9 Pasal 9 Pembayaran dimuka dan Pelunasan Dipercepat
10 Pasal 10 Pe nguasaan dan Penjualan Objek MMq
11 Pasal 11 Biaya Administrasi dan Denda
12 Pasal 12 Pajak-pajak
13 Pasal 13 Ijarah
14 Pasal 14 Agunan
15 Pasal 15 Asuransi
16 Pasal 16 Pembatalan Tindakan Nasabah
17 Pasal 17 Peristiwa Cidera Janji
No. Pasal Isi
18 Pasal 18 Akibat Cidera Janji
19 Pasal 19 Force Major
20 Pasal 20 Pengawasan
21 Pasal 21 Berakhirnya Kewajiban Nasabah
22 Pasal 22 Penyelesaian Perselisihan
23 Pasal 23 Surat Menyurat
24 Pasal 24 Addendum
25 Pasal 24 Lain-lain
26 Pasal 24 Penutup
Sistimatika Akad Murabahah Versi 1 Sistimatika Akad Murabahah Versi Hasanudin DN
Pasal 1 Definisi Pasal 1 Ketentuan Pokok Akad
Pasal 2 Pembiayaan dan Penggunaannya Pasal 2 Definisi
Pasal 3 Penarikan Pembiayaan Pasal 3 Pelaksanaan Prinisp Murabahah
Pasal 4 Jangka Waktu dan Cara Pembayaran Pasal 4 Syarat Realisasi Pembiayaan
Pasal 5 Tempat Pembayaran Pasal 5 Jatuh Tempo Pembiayaan
Pasal 6 Biaya , Potongan dan Pajak Pasal 6 Potongan Harga dan Diskon
Pasal 7 Jaminan Pasal 7 Persyaratan Kembali Pembiayaan
Pasal 8 Cedera Janji Pasal 8 Denda Tunggakan
Pasal 9 Akibat Cedera Janji Pasal 9 Pelunasan Dipercepat
Pasal10 Pengakuan dan Jaminan Pasal10 Jaminan dan Pengikatannya
Pasal 11 Pembatasan th tindakan nasabah Pasal 11 Asuransi
Pasal 12 Risiko Pasal 12 Pemeliharaan Barang
Pasal 13 Asuransi Pasal 13 Nasabah Wanprestasi
Pasal 14 Pengawasan Pasal 14 Pengawasan dan Pemeriksaan
Pasal 15 Penyelesaian Perselisihan Pasal 15 Tangggung Jawab para Pihak
Pasal 16 lain-lain Pasal 16 Penagihan Seketika dan Penyerahan barang
Pasal 17 Pemberitahuan Pasal 17 Penguasaan dan Penjualan (Eksekusi)
Pasal 18 Penutup Pasal 18 Pengalihan Piutang Murabahah kpd Pihak lain
Pasal 19 Timbul dan Berakhirnya Hak dan Kewajiban
Pasal 22 Lain-lain
Pasal 23 Penutup
Tabel 1. Proyeksi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 1
255
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Bank Syariah PRS telah
melakukan stress test, dimana di dapatkan bahwa
pendapatan Nasabah yang ideal sebesar Rp.3,6 milliar per
tahun. Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, Bank
Syariah memberikan grace period kepada Nasabah untuk
angsuran pokok pembiayaan dan angsuran bagi hasil yang
dibayarkan pada akhir periode kontrak, yaitu pada bulan ke-
12. Nisbah yang disepakati untuk Bank dan Nasabah adalah
sebesar 1,89% dan 98,11%.
256
Tabel 2. Realisasi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 1.
257
Pada Tabel 2, terlihat bahwa pendapatan Nasabah lebih
tinggi dari Tabel Proyeksi pendapatan, dimana Nasabah
membukukan pendapatan sebesar Rp.4 Milliar. Nisbah bagi
hasil yang disepakati untuk Bank Syariah PRS adalah sebesar
1,89% , dikarenakan pendapatan Nasabah yang lebih besar
dari proyeksi mengakibatkan angsuran bagi hasil yang
diterima oleh Bank Syariah PRS juga lebih tinggi dibanding
proyeksi angsuran bagi hasil yaitu sebesar Rp.75 Juta dari
proyeksi sebelumnya Rp.68 Juta.
a. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih besar dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
nilai RBH atau PBH.
258
b. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih kecil dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka hanya dapat diambil
sebesar nilai RBH.
c. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) sama dengan nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
259
Angsuran
Total
Angsuran Bagi
a. Case Financing
PT. Barokah Seqris adalah sebuah perusahaan swasta
nasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan,
perusahaan ini memenangkan sebuah tender pembangunan
gedung perkantoran di daerah Bandung. Dalam rangka
menambah modal kerja dalam pengerjaan gedung
perkantoran tersebut, maka PT. Barokah Seqris melalui
Direktur Bisnisnya mengajukan proposal pembiayaan modal
kerja kepada Bank Syariah MNO. Pada pertemuan yang
dihadiri kedua belah pihak, Officer Bank Syariah MNO
menjelaskan mengenai produk-produk pembiayaan modal
kerja yang dimiliki Bank Syariah MNO. Ia kemudian
menyarankan produk pembiayaan yang tepat kepada
260
Direktur Bisnis PT. Barokah Seqris sesuai dengan profil
usaha dan pembiayaan yang diajukan.
261
Bank Syariah MNO kemudian membuat ilustrasi pengajuan
pembiayaan yang diajukan oleh PT. Barokah Seqris dengan
rincian sebagai berikut:
262
Tabel 5. Proyeksi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 2
263
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat, pada proses angsuran
menggunakan metode ini, dari bulan ke 1 hingga bulan ke-5
Nasabah akan membayar angsuran sebesar Rp 5,666,667.
Dikarenakan profil usaha Nasabah adalah kontraktor, maka
Nasabah mendapatkan income dari usaha yang dijalankan
sesuai dengan termin yang ada di Surat Perjanjian Kerja
(SPK), yaitu pada bulan ke-6, 11 dan bulan 12. Sehingga
sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat antara Bank
dengan Nasabah, di bulan ke-6 Nasabah diproyeksikan akan
membayar angsuran pokok sejumlah Rp.200 Juta beserta
angsuran bagi hasil sejumlah Rp.5,666,667. Karena Nasabah
diproyeksikan akan melakukan pembayaran angsuran pokok
tahap pertama pada bulan ke-6, maka di bulan berikutnya
nisbah bagi hasil untuk Bank semakin kecil dikarenakan
jumlah angsuran pokok pembiayaan telah sebagian
dibayarkan, dan mengakibatkan nisbah bagi hasil untuk
Bank yang semula sebesar 18,89% menjadi 1,77%, dan
jumlah angsuran pokok yang diterima oleh Bank juga
semakin kecil dari sebelumnya Rp.5,666,667 menjadi
Rp.2,833,333.
264
Hal ini juga berlaku untuk proyeksi pembayaran angsuran
pokok pembiayaan di bulan ke-11, dimana Nasabah
diproyeksi akan melunasi angsuran pokok tersebut sebesar
Rp.150 Juta dan angsuran bagi hasil sebesar Rp.2,833,333.
Pelunasan pada tahap kedua ini juga akan mempengaruhi
angsuran bagi hasil yang terima oleh Bank selanjutnya,
dimana jumlahnya lebih kecil dibanding periode
sebelumnya, sehingga pada bulan ke-12 angsuran pokok
Nasabah tersisa sebesar Rp.50 Juta ditambah angsuran bagi
hasil sebesar Rp.708,333.
265
dibanding dengan proyeksi pendapatan. Hal tersebut
mempengaruhi pada angsuran imbal bagi hasil bulan ke-6,
11 dan bulan ke-12 yang didapatkan oleh Bank menjadi
lebih besar mengikuti realisasi pendapatan usaha Nasabah
yang lebih besar.
266
Tabel 6. Realisasi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 2
267
Dalam metode perhitungan ini, prosentase nisbah bagi hasil
untuk Bank tidak boleh berubah antara yang terdapat di
dalam tabel proyeksi dengan yang terdapat di dalam tabel
realisasi. Dalam mengakui bagi hasil yang didapatkan, maka
Bank Syariah mengacu pada Peraturan OJK Nomor 16 Tahun
2014 yang mengatur mengenai Penilaian Kualitas Aktiva
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, yaitu:
a. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih besar dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
nilai RBH atau PBH.
b. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih kecil dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka hanya dapat diambil
sebesar nilai RBH.
c. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) sama dengan nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
nilai RBH atau PBH.
d.
3. Metode Perhitungan Alternatif 3
268
pengembalian modal pokok pembiayaan dilakukan secara
proporsional atas jumlah pembiayaan yang diberikan.
Prinsip dari metode ini adalah, angsuran pokok dan
angsuran bagi hasil yang diterima oleh Bank setiap bulannya
tetap sesuai nisbah bagi hasil mengikuti performa usaha
yang dijalankan oleh Nasabah. Sebagaimana digambarkan
melalui kurva berikut:
Total Angsuran
Angsuran Bagi Hasl
Angsuran Pokok
269
a. Case Financing
Bapak Ahmar mempunyai sebuah usaha restoran Middle
East yang sedang berkembang pesat, saat ini Pak Ahmar
sedang membutuhkan modal kerja untuk mengembangkan
usaha restoran tersebut. Pak Ahmar kemudian mendatangi
Bank Syariah XYZ untuk mengajukan proposal pembiayaan
modal kerja. Setelah bertemu dengan officer terkait di Bank
Syariah XYZ tersebut, officer Bank Syariah XYZ kemudian
menjelaskan mengenai produk-produk pembiayaan modal
kerja yang dimiliki Bank dan memberikan saran produk
pembiayaan yang tepat untuk profil usaha Pak Ahmar.
270
a. Jangka Waktu Kerjasama 12 Bulan
b. Kebutuhan Modal : Rp.400 Juta
c. Modal Nasabah :0
d. Pembiayaan Bank 100% : Rp.400 Juta
e. Proyeksi Pendapatan :Rp.375 Juta/bulan
f. Proyeksi Pendapatan Setelah Stress Test : Rp.300 Juta
/bulan :
g. Expecation Bank Rate (EBR) 17% per tahun
h. Nisbah Bank : 1,89%
i. Nisbah Nasabah : 100% - 1,89% =
98,11% :
j. Nisbah Bagi Hasil Bank : Nasabah 1,89% : 98,11%
b. Rumus Penghitungan
271
pembiayaan. Setelah dilakukan stress test dengan beberapa
faktor yang telah ditentukan oleh Bank, maka Bank
memperkirakan proyeksi pendapatan moderat atas usaha
Nasabah adalah sebanyak 80 persen dari proyeksi
pendapatan sebelum stress test yang semula berjumlah
Rp.375 Juta/bulan menjadi Rp.300 Juta/bulan. Dengan
asumsi jumlah pendapatan usaha Nasabah di tiap bulannya
tetap, maka proyeksi jumlah angsuran pokok dan angsuran
bagi hasil yang diterima oleh Bank Syariah XYZ sama di tiap
bulannya sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah
disepakati oleh pihak Bank dengan Nasabah.
272
Tabel 7. Proyeksi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 3.
Proyeksi
Pendapat
an Proyeksi Proyeksi Proyeksi Nisbah
Bulan sebelum Pendapat Sisa Pokok Angs. Angs. Bagi Bagi Total
Stress Test an Pokok Hasil Hasil Angsuran
1 375.000.000 300.000.000 400.000.000 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
2 375.000.000 300.000.000 366.666.667 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
3 375.000.000 300.000.000 333.333.333 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
4 375.000.000 300.000.000 300.000.000 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
5 375.000.000 300.000.000 266.666.667 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
6 375.000.000 300.000.000 233.333.333 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
7 375.000.000 300.000.000 200.000.000 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
8 375.000.000 300.000.000 166.666.667 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
9 375.000.000 300.000.000 133.333.333 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
10 375.000.000 300.000.000 100.000.000 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
11 375.000.000 300.000.000 66.666.667 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
12 375.000.000 300.000.000 33.333.333 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
TOTAL 3.600.000.000 400.000.000 68.000.000 1,89% 468.000.000
273
d. Tabel Realisasi angsuran pembiayaan mudharabah yang
disusun oleh Bank Syariah XYZ menggunakan Metode
Perhitungan Alternatif Ketiga (3).
274
Tabel 8. Realisasi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 3.
Realisasi
Angs. Bagi Realisasi
Hasil yang Angs. Bagi
seharusnya Hasil yang
Realisasi Realisasi dibayar oleh dibayar oleh Nisbah
Bulan Pendapat Sisa Pokok Angs. Nasabah Nasabah Bagi Total Angsuran
an Pokok Hasil
1 375.000.000 400.000.000 33.333.333 7.083.333,33 5.666.666,67 1,89% 40.416.667
2 250.000.000 366.666.667 33.333.333 4.722.222,22 4.722.222,22 1,89% 38.055.556
3 300.000.000 333.333.333 33.333.333 5.666.666,67 5.666.666,67 1,89% 39.000.000
4 325.000.000 300.000.000 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
5 325.000.000 266.666.667 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
6 325.000.000 233.333.333 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
7 325.000.000 200.000.000 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
8 325.000.000 166.666.667 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
9 325.000.000 133.333.333 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
10 325.000.000 100.000.000 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
11 325.000.000 66.666.667 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
12 325.000.000 33.333.333 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
TOTAL 3.850.000.000 400.000.000 72.722.222 67.055.556 1,89% 472.722.222
275
Pada bulan kedua restoran Pak Ahmar mengalami
penurunan pendapatan dikarenakan jumlah konsumen yang
menurun, sehingga hanya mampu membukukan
pendapatan sebesar Rp.250 Juta, karena hal tersebut
angsuran bagi hasil yang dibayarkan kepada Bank Syariah
XYZ juga ikut menurun yakni sebesar Rp.4.722.222 sesuai
nisbah sedangkan angsuran pokok tetap sama jumlahnya.
Memasuki bulan ketiga, restoran Pak Ahmar mengalami
peningkatan jumlah konsumen, sehingga pada bulan ketiga
ini restoran Pak Ahmar mampu membukukan pendapatan
sebesar Rp.300 Juta, kenaikan pendapatan restoran Pak
Ahmar ini mengakibatkan jumlah angsuran bagi hasil
pembiayaan kepada Bank Syariah XYZ meningkat dan sesuai
dengan proyeksi bagi hasil yakni sebesar Rp.5.666.666 serta
angsuran pokok dengan jumlah yang sama seperti jumlah
sebelumnya.
276
sebelumnya, Bank Syariah hanya mengambil pendapatan
bagi hasil sejumlah Rp 5.666.666,67 sesuai dengan proyeksi
angsuran bagi hasil. Bank Syariah tidak mengambil
kelebihan pendapatan bagi hasil yang didapat oleh Pak
Ahmar. Sehingga angsuran bagi hasil yang dibayarkan kepada
Bank Syariah XYZ yakni sebesar Rp 5.666.666,67 sesuai
nisbah beserta angsuran pokok.
a. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih besar dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
nilai RBH atau PBH.
b. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih kecil dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka hanya dapat diambil
sebesar nilai RBH.
277
c. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) sama dengan nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
nilai RBH atau PBH
278
hasil/bulan akan menurun. Sebagaimana digambarkan
melalui kurva berikut:
Total angsuran
angsuran pokok
angsuran
bagi hasil
a. Case Financing
279
akan membayar angsuran pokok pembiayaan mudharabah
setiap bulan hingga akhir jangka waktu pembiyaan.
Bank Syariah ABC kemudian membuat ilustrasi pengajuan
pembiayaan yang diajukan oleh Pengusaha “Peternakan
Ayam Sukses” dengan rincian sebagai berikut:
b. Rumus Perhitungan
Rumus untuk menghitung proyeksi total angsuran setiap
bulan:
Keterangan: i : EBR/12
t: jangka waktu pembiayaan
280
Dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel, berikut
bentuk rumus yang digunakan untuk mendapatkan jumlah
angsuran setiap bulan:
281
pendapatan usaha Nasabah yang menjadi objek
pembiayaan. Setelah dilakukan stress test dengan beberapa
faktor yang telah ditentukan oleh Bank, maka Bank
memperkirakan proyeksi pendapatan moderat atas usaha
Nasabah adalah sebanyak 80 persen dari proyeksi
pendapatan sebelum stress test dari sebelumnya Rp.375
Juta/bulan menjadi Rp.300 Juta/bulan.
282
dijelaskan sebelumnya, dengan metode perhitungan ini,
porsi angsuran pokok/bulan akan meningkat, sedangkan
porsi bagi hasil/bulan akan menurun. Sisa pokok akan
berkurang setiap bulannya, seiring dengan telah
dibayarkannya angsuran pokok oleh Nasabah kepada Bank
Syariah.
283
Tabel 9. Proyeksi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Proyeksi
Pendapat Proyeksi Proyeksi Proyeksi Nisbah Proyeksi
Bulan Sisa Pokok
an Pendapat Angs. Angs. Bagi Bagi Total
sebelum an Pokok Hasil Hasil Angsuran
Stress
Test
1 375.000.000 300.000.000 400.000.000 30.815.234 5.666.666,7 1,89% 36.481.901
2 375.000.000 300.000.000 369.184.766 31.251.783 5.230.118 1,74% 36.481.901
3 375.000.000 300.000.000 337.932.983 31.694.517 4.787.384 1,60% 36.481.901
4 375.000.000 300.000.000 306.238.466 32.143.523 4.338.378 1,45% 36.481.901
5 375.000.000 300.000.000 274.094.943 32.598.889 3.883.012 1,29% 36.481.901
6 375.000.000 300.000.000 241.496.054 33.060.707 3.421.194 1,14% 36.481.901
7 375.000.000 300.000.000 208.435.347 33.529.067 2.952.834 0,98% 36.481.901
8 375.000.000 300.000.000 174.906.280 34.004.062 2.477.839 0,83% 36.481.901
9 375.000.000 300.000.000 140.902.219 34.485.786 1.996.115 0,67% 36.481.901
10 375.000.000 300.000.000 106.416.432 34.974.335 1.507.566 0,50% 36.481.901
11 375.000.000 300.000.000 71.442.098 35.469.804 1.012.096 0,34% 36.481.901
12 375.000.000 300.000.000 35.972.293 35.972.293 509.607 0,17% 36.481.901
TOTAL 3.600.000.000 284 400.000.000 37.782.810 1,05% 437.782.810
d. Tabel Realisasi angsuran pembiayaan mudharabah yang
disusun oleh Bank Syariah ABC menggunakan Metode
Perhitungan Alternatif Keempat (4).
Bagi Hasil yang diterima oleh Bank Syariah ABC ialah 1,89%
atau sebesar Rp 6.800.000,-. Namun, Bank Syariah ABC
hanya mengambil sebesar Rp 5.666.666,67 atau sebesar
Proyeksi Angsuran Bagi Hasil (lihat tabel 5) dan tidak
mengambil kelebihan pendapatan bagi hasil “Peternakan
Ayam Sukses”.
285
selama 10 bulan. Di bulan ke-11 dan ke-12, Restoran Fast
Food mengalami penurunan penjualan, sehingga
berdampak pada jumlah permintaan daging ayam potong
dan telur. Realisasi Pendapatan Nasabah menurun,
meskipun masih diatas Proyeksi Pendapatan yang
diproyeksikan oleh Bank Syariah ABC yaitu sebesar Rp
325.000.000,- di bulan ke-11 dan Rp 305.000.000,- di bulan
ke-12. Sebagaimana sebelumnya, Bank Syariah ABC hanya
mengambil pendapatan bagi hasil sesuai proyeksi Bank
Syariah ABC, yaitu sebesar Rp 1.012.096,39 di bulan ke-11
dan Rp 509.607,49 di bulan ke-12.
a. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih besar dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
nilai RBH atau PBH.
286
b. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih kecil dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka hanya dapat diambil
sebesar nilai RBH.
c. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) sama dengan nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
287
Tabel 10. Realisasi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 4.
Realisasi
Realisasi
Angs.Bagi
Realisasi Realisasi Angs.Bagi Nisbah Realisasi
Bulan SisaPokok Hasil yang
Pendapat Angs. Hasil yang Bagi Total
seharusnya
an Pokok dibayaroleh Hasil Angsuran
dibayaroleh
Nasabah
Nasabah
1 360.000.000 400.000.000 30.815.234 6.800.000,00 5.666.666,67 1,89% 36.481.901
2 360.000.000 369.184.766 31.251.783 6.276.141,02 5.230.117,52 1,74% 36.481.901
3 360.000.000 337.932.983 31.694.517 5.744.860,70 4.787.383,92 1,60% 36.481.901
4 360.000.000 306.238.466 32.143.523 5.206.053,92 4.338.378,26 1,45% 36.481.901
5 360.000.000 274.094.943 32.598.889 4.659.614,03 3.883.011,69 1,29% 36.481.901
6 360.000.000 241.496.054 33.060.707 4.105.432,92 3.421.194,10 1,14% 36.481.901
7 360.000.000 208.435.347 33.529.067 3.543.400,90 2.952.834,08 0,98% 36.481.901
8 360.000.000 174.906.280 34.004.062 2.973.406,77 2.477.838,97 0,83% 36.481.901
9 360.000.000 140.902.219 34.485.786 2.395.337,72 1.996.114,76 0,67% 36.481.901
10 360.000.000 106.416.432 34.974.335 1.809.079,35 1.507.566,13 0,50% 36.481.901
11 325.000.000 71.442.098 35.469.804 1.096.437,75 1.012.096,39 0,34% 36.481.901
12 305.000.000 35.972.293 35.972.293 518.100,95 509.607,49 0,17% 36.481.901
TOTAL 4.230.000.000 400.000.000 45.127.866 37.782.809,98 1,05% 437.782.810
288
Lampiran 4. Metode Perhitungan Kebutuhan dan
Kelayakan Usaha
289
COGS = Cost of Goods Sold (Harga Pokok Penjualan) untuk
satu bulan
290
Metode Net Present Value (NPV)
Keteranqan:
NPV = Net Present Value
i = tingkat margin/bagi hasil
t = tahun
n = jangka waktu proyek
NPV> 0 = Proyek bermanfaat
NPV < 0 = Proyek tidak bermanfaat
291
Jika NPV > 0, berarti pembiayaan atas nasabah tidak dapat
dilaksanakan dan sebaliknya jika NPV < 0, berarti
pembiayaan atas nasabah dapat dilaksanakan.
292