Anda di halaman 1dari 81

Anatomi Akta

Perjanjian Mudharabah

Agustianto Mingka ,
Ketua 1 DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam
1 Awal Akta
Kepala Akta / Judul Akta Perjanjian Pembiayaan Mudharabah
Nomor 01
Jam, hari, tanggal, bulan,thn
Nama lengkap dan tempat X SH., M.Mkn
kedudukan Notaris

2 Badan Akta Komparisi


Premis
Pasal 1 Defdinisi
Pasal 2

3 Akhir Akta
No. Pasal Isi
1 Pasal 1 Definisi
2 Pasal 2 Pembiayaan dan Jangka Waktu
3 Pasal 3 Syarat Realisasi Pembiayaan
4 Pasal 4 Pembagian Hasil Usaha
5 Pasal 5 Pembayaran Kembali
6 Pasal 6 Biaya, Potongan dan Pajak
7 Pasal 7 Larangan bagi Nasabah
8 Pasal 8 Peristiwa Cedera Janji
9 Pasal 9 Akibat Cendera Janii
10 Pasal 10 Pernyataan dan Jaminan
11 Pasal 11 Biaya Administrasi dan Denda
12 Pasal 12 Pajak-pajak
13 Pasal 13 Ijarah
14 Pasal 14 Agunan
15 Pasal 15 Asuransi
16 Pasal 16 Pembatalan Tindakan Nasabah
17 Pasal Peristiwa Cidera Janji
No. Isi Pasal yang harus ada pada mudharabah/musyarakah
Pasal Bentuk / Pola Bagi Hasil
Pasal Pelunasan Dipercepat
Pasal Adentum
Pasal Force Maijure
Pasal Ta’widh

Catatan Dalam perjanjian mudharabah dan Musyarakah tidak boleh


ada klsusul pengakuan hutang
No. Pasal Isi Akta Perjanjian Musyarakah
1 Pasal 1 Definisi
2 Pasal 2 Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pengelolaan Kegiatan Usaha
3 Pasal 3 Modal dan Penggunaan
4 Pasal 4 Jangka Waktu Pembiayaan
5 Pasal 5 Syarat-syarat Pencairan
6 Pasal 6 Kesepakatan Nisbah Bagi Hasil
7 Pasal 7 Penunjukan dan Kewajiban Nasabah sebagai Pengelola
8 Pasal 8 Pembayaran Kembali
9 Pasal 9 Biaya Administrasi dan Denda
10 Pasal 10 Pajak-pajak
11 Pasal 11 Agunan
12 Pasal 12 Asuransi
13 Pasal 13 Pernyataan dan Jaminan Nasabah
14 Pasal 14 Pembatasan Tindakan Nasabah
15 Pasal 15 Kuasa Nasabah
16 Pasal 16 Peristiwa Cidera Janji
17 Pasal 17 Akibat Cidera Janji
No. Pasal Isi
18 Pasal 18 Force Major
19 Pasal 19 Pengawasan
20 Pasal 20 Penyelesaian Perselisihan
21 Pasal 21 Surat Menyurat
22 Pasal 22 Addendum
23 Pasal 23 Lain-lain
24 Pasal 24 Penutup
Lampiran 1 . Contoh Standar Akad Pembiayaan
Mudharabah

Pedoman Akad Ini Hanya Sebagai Referensi Dan


Tidak Mengikat Untuk Digunakan Oleh Industri

AKAD PEMBIAYAAN Mudharabah


No ........................................

ATAS NAMA : ………………………………......

Akad Pembiayaan Mudharabah ini dibuat dan


ditandatangani di ............... pada Hari ............. Tanggal

......M/........H oleh dan antara:

I. PT BANK............, suatu perusahaan perbankan yang


telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan,
berkedudukan dan berkantor pusat di..........didirikan
berdasarkan Akta Nomor......yang telah dibuat di
hadapan Notaris..........., dalam hal ini bertindak (melalui
Unit Usaha Syariah) diwakili oleh......selaku........., oleh

218
karenanya sah bertindak untuk dan atas nama PT
BANK...., yang selanjutnya disebut "BANK – PIHAK
PERTAMA" dan

II. PT............, ............, sebuah badan hukum yang


didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia
berkedudukan di........... dalam hal ini diwakili oleh pihak-
pihak yang nama dan jabatannya terdapat pada bagian
akhir Perjanjian Pembiayaan ("NASABAH – PIHAK
KEDUA")

atau

II............lahir di.......pada

tanggal............pekerjaan............bertempat tinggal............
pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia
Nomor........(untuk melakukan tindakan hukum dibawah ini
telah mendapat persetujuan dari Suami/istri*)..........yang
turut hadir dan menandatangani Akad ini) selanjutnya
disebut (“NASABAH”).

219
BANK dan NASABAH secara bersama-sama disebut “PARA
PIHAK” dan masing-masing disebut “PIHAK”. PARA PIHAK
terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa berdasarkan surat permohonan NASABAH


tanggal.........., NASABAH telah mengajukan
permohonan fasilitas pembiayaan produktif/modal
kerja/investasi kepada BANK dengan menggunakan
prinsip Mudharabah.

2. Bahwa BANK sebagai Pemilik Dana bersedia


memberikan pembiayaan Mudharabah kepada
NASABAH selaku Pengelola Usaha sesuai syariah dan
peraturan yang berlaku untuk membiayai usaha tertentu
NASABAH yang halal dan produktif;
3. Bahwa keuntungan dari usaha yang dibiayai tersebut
akan dibagi sesuai dengan Nisbah bagi hasil yang

disepakati Para Pihak.


4. Selanjutnya kedua belah pihak sepakat menuangkan
Akad ini dalam Akad Pembiayaan Mudharabah
(selanjutnya disebut “Akad”) dengan syarat-syarat serta
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

220
Pasal 1
DEFINISI

Dalam Akad ini, yang dimaksud dengan:


1. Akad adalah kesepakatan tertulis antara BANK
Syariah/Unit Usaha Syariah/BANK Pembiayaan Rakyat
Syariah, dan pihak lain yang memuat adanya hak dan
kewajiban bagi masing-masing pihak.
2. Dokumen Agunan adalah segala macam dan bentuk
surat bukti tentang kepemilikan atau hak-hak lainnya
atas barang yang dijadikan agunan bagi terlaksananya
kewajiban NASABAH terhadap BANK berdasarkan Akad
ini.
3. Bagi Hasil (net revenue sharing) adalah bagi hasil yang
dihitung dari pendapatan setelah dikurangi Modal.

4. Bagi Untung (profit sharing) adalah bagi hasil yang


dihitung dari pendapatan setelah dikurangi Modal dan
biaya – biaya.
5. Fasilitas adalah fasilitas Pembiayaan Mudharabah
dengan plafon tertentu yang penarikannya dapat
dilakukan secara non-revolving atau revolving selama

221
masa pencairan (Availability Period) sepanjang jumlah
kelonggaran tarik masih mencukupi.
6. Cidera Janji adalah peristiwa atau peristiwa-peristiwa
sebagaimana dimaksud Pasal 8 Akad ini, yang
menyebabkan BANK dapat menghentikan seluruh atau
sebagian dari isi Akad ini, menagih seketika dan
sekaligus jumlah kewajiban NASABAH kepada BANK
sebelum jangka waktu Akad ini berakhir.
7. Hari Kerja BANK adalah hari kerja BANK Indonesia
menyelenggarakan kliring..
8. Jaminan adalah barang yang diserahkan NASABAH
kepada BANK sebagai jaminan pelaksanaan kewajiban-
kewajiban NASABAH berdasarkan Perjanjian
Pembiayaan.

9. Masa Pencairan (Availability Period) adalah maksimal


periode pencairan Pembiayaan Mudharabah yang
diperbolehkan.
10. Grace Period adalah periode waktu yang diberikan oleh
pihak BANK kepada NASABAH untuk menunda
pembayaran pengembalian modal pokok dengan jangka

222
waktu yang disepakati.
11. Kerugian Usaha adalah berkurangnya Modal dalam
menjalankan usaha yang dihitung pada periode tertentu,
yaitu dengan mengurangkan jumlah Modal pada akhir
periode dengan jumlah Modal pada awal periode.
12. Keuntungan adalah pertambahan Modal dalam
menjalankan usaha yang dihitung berdasarkan periode
tertentu, yaitu dengan mengurangkan jumlah Modal
pada akhir periode dengan Modal pada awal periode.

13. Modal adalah sejumlah dana yang disediakan oleh BANK


untuk NASABAH sesuai dengan permohonan yang
diajukan NASABAH kepada BANK untuk tujuan usaha.
14. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara BANK
selaku pemilik dana (Shahibul maal) dan NASABAH
selaku pengelola usaha (Mudharib) dengan Nisbah bagi
hasil yang disepakati di muka.
15. Nisbah adalah perbandingan pembagian hasil usaha dari
usaha kerjasama antara NASABAH dan BANK yang
ditetapkan berdasarkan Akad ini.

223
16. Ta’addi adalah melakukan sesuatu yang tidak
boleh/tidak semestinya dilakukan.
17. Taqshir adalah tidak melakukan sesuatu yang
semestinya dilakukan.

18. Mukhalafat al-Syuruth adalah melanggar ketentuan-


ketentuan (yang tidak bertentangan dengan syariah)
yang disepakati pihak-pihak yang berakad.
19. Surat Persetujuan Prinsip (Offering Letter) adalah
penawaran Pembiayaan Mudharabah dari BANK yang
memuat ketentuan dan syarat-syarat pembiayaan
Mudharabah yang diberikan oleh BANK yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari Akad ini.

Pasal 2
PEMBIAYAAN DAN JANGKA WAKTU FASILITAS

BANK berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk


menyediakan fasilitas

1. Pembiayaan Mudharabah kepada NASABAH sampai


sejumlah Rp ……………………… (……………………… Rupiah)
secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan
permintaan NASABAH yang semata-mata akan

224
dipergunakan untuk tujuan usaha sesuai dengan
rencana kerja yang disiapkan oleh NASABAH yang
disetujui BANK, yang dilampirkan pada dan karenanya
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari
Akad ini.
2. Jangka waktu (masa) fasilitas Pembiayaan Mudharabah
berlangsung selama ……. (………………….) bulan, terhitung
mulai tanggal penandatanganan Akad ini.

225
Pasal 3
SYARAT REALISASI PEMBIAYAAN

1. Dengan tetap memperhatikan batasan-batasan dan


ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan oleh pihak
yang berwenang, BANK berjanji dan mengikat diri untuk
melaksanakan realisasi, setelah NASABAH memenuhi
seluruh persyaratan sebagai berikut:
a. Menyerahkan kepada BANK seluruh dokumen yang
disyaratkan oleh BANK termasuk tetapi tidak
terbatas pada dokumen bukti diri NASABAH,
dokumen kepemilikan agunan, dokumen pengikatan
agunan dan atau surat lainnya yang berkaitan
dengan Akad ini, yang ditentukan dalam Surat
Persetujuan Prinsip dari BANK;
b. Menandatangani Akad ini dan perjanjian pengikatan
agunan yang disyaratkan oleh BANK;

c. Melunasi biaya-biaya yang disyaratkan oleh BANK


sebagaimana tercantum dalam Surat Persetujuan
Prinsip dan yang terkait dengan pembuatan Akad ini;

226
d. Menyerahkan kepada BANK Surat Kesanggupan
Membayar.

2. BANK memberikan tanda terima kepada NASABAH atas


penyerahan dokumen oleh NASABAH.
3. NASABAH membuka dan/atau memelihara rekening giro
atau tabungan pada BANK atas petunjuk BANK selama
NASABAH mendapat fasilitas dari BANK.
4. NASABAH dan atau Penjamin tidak termasuk dalam
Daftar Hitam (Black List) Nasional yang diterbitkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
Pasal 4
PEMBAGIAN HASIL USAHA
1. NASABAH dan BANK sepakat, dan dengan ini
mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa Nisbah
Bagi Hasil untuk masing-masing pihak adalah ………%
(………. persen) untuk NASABAH dan …..% (……… persen)
untuk BANK didasarkan pada prinsip net revenue
sharing/profit sharing *)
2. NASABAH dan BANK juga sepakat, dan dengan ini saling
mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa

pelaksanaan Nisbah Bagi Hasil akan dilakukan pada

227
setiap periode dan setiap tanggal yang disepakati para
pihak.
3. BANK berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
menanggung kerugian yang timbul dalam pelaksanaan
Akad ini, kecuali apabila kerugian tersebut terjadi karena
ketidakjujuran dan/atau kelalaian NASABAH dan/atau
pelanggaran yang dilakukan NASABAH atas syarat-
syarat sebagaimana dimaksud dalam Akad ini.
4. BANK baru akan menerima dan mengakui terjadinya
kerugian sebagaimana dimaksud ayat 3 Pasal ini, apabila
BANK telah menerima dan menilai kembali segala
perhitungan yang dibuat dan disampaikan oleh
NASABAH kepada BANK, dan BANK telah menyerahkan
hasil penilaiannya tersebut secara tertulis kepada
NASABAH.
5. NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri,
untuk menyerahkan perhitungan usaha yang dibiayai
dengan fasilitas Pembiayaan Mudharabah berdasarkan
Akad ini, secara periodik pada tiap-tiap tanggal yang
disepakati Para Pihak .

228
6. BANK berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan penilaian kembali atas perhitungan usaha
yang diajukan oleh NASABAH yang disertai data dan
bukti-bukti lengkap dari NASABAH.
7. Apabila BANK tidak menyerahkan kembali hasil
penilaian tersebut kepada NASABAH, maka BANK
dianggap secara sah telah menerima dan mengakui
perhitungan yang dibuat oleh NASABAH.

Pasal 5
PEMBAYARAN KEMBALI

1. NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri


untuk mengembalikan kepada BANK, seluruh jumlah
pembiayaan pokok dan membayar bagian keuntungan
yang menjadi hak BANK sesuai dengan Nisbah
sebagaimana dimaksud Pasal 4 Akad ini atau menurut
jadwal pembayaran sebagaimana ditetapkan pada
lampiran yang dilekatkan pada dan karenanya menjadi
satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Akad ini.*)
2. Apabila NASABAH membayar kembali atau melunasi
pembiayaan yang diberikan oleh BANK lebih awal dari

229
waktu yang diperjanjikan, maka tidak berarti
pembayaran tersebut akan menghapuskan atau
mengurangi bagian dari keuntungan yang menjadi hak
BANK sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Akad
ini.
3. Setiap pembayaran atas kewajiban NASABAH, wajib
dilakukan NASABAH pada hari dan jam kas di kantor
BANK atau tempat lain yang ditunjuk oleh BANK dan
dibayarkan melalui rekening yang dibuka oleh dan atas
nama NASABAH pada BANK, sehingga dalam hal
pembayaran diterima oleh BANK setelah jam kerja
BANK, maka pembayaran tersebut akan dibukukan pada
keesokan harinya dan apabila hari tersebut bukan Hari
Kerja BANK, pembukuan akan dilakukan pada Hari Kerja
BANK yang pertama setelah pembayaran diterima.
4. Bila tanggal jatuh tempo atau saat pembayaran
angsuran jatuh tidak pada Hari Kerja BANK, maka
NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri
untuk menyediakan dana atau melakukan pembayaran
kepada BANK pada 1 (satu) hari kerja sebelumnya.

230
5. Dalam hal pembayaran dilakukan melalui rekening
NASABAH di BANK, maka dengan ini NASABAH
memberi kuasa yang tidak dapat berakhir karena sebab-
sebab apapun termasuk tetapi tidak terbatas pada
sebab-sebab yang ditentukan dalam pasal 1813 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata untuk mendebet
rekening NASABAH dari waktu ke waktu guna
pembayaran seluruh kewajiban yang timbul sehubungan
dengan kewajiban Mudharabah.
6. Catatan/administrasi BANK merupakan bukti sah dan
mengikat terhadap NASABAH mengenai transaksi
NASABAH dengan BANK, termasuk tetapi tidak terbatas
pada jumlah kewajiban pokok, denda dan biaya-biaya
lain-lain yang mungkin timbul karena fasilitas yang
diberikan oleh BANK kepada NASABAH dan wajib
dibayar oleh NASABAH kepada BANK, demikian tanpa
mengurangi hak NASABAH untuk setelah membayar
seluruh kewajiban meminta pembayaran kembali dari
BANK atas jumlah yang ternyata kelebihan dibayar (jika
ada) oleh NASABAH kepada BANK. Untuk kelebihan

231
pembayaran tersebut NASABAH tidak berhak meminta
ganti rugi apapun dari BANK.

Pasal 6
BIAYA, POTONGAN DAN PAJAK-PAJAK

1. NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri


untuk menanggung dan membayar biaya-biaya berupa
antara lain:
a. Biaya Administrasi yang telah ditetapkan
berdasarkan standar acuan BANK yang terlepas dari
besarnya jumlah pembiayaan dan harus dibayarkan
pada saat akad ditandatangani; dan
b. Biaya-biaya lain yang timbul berkenaan dengan
pelaksanaan Akad termasuk tetapi tidak terbatas
pada biaya Notaris/PPAT, premi asuransi, dan biaya
pengikatan jaminan sepanjang hal itu diberitahukan
BANK kepada NASABAH sebelum ditandatanganinya
Akad ini, dan NASABAH menyatakan
persetujuannya.;

232
2. Dalam hal NASABAH cidera janji sehingga BANK perlu
menggunakan jasa Penasihat Hukum untuk menagihnya,
maka NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan
diri untuk membayar seluruh biaya jasa Penasihat
Hukum, jasa penagihan dan jasa-jasa lainnya sepanjang
hal itu dapat dibuktikan secara sah menurut hukum.
3. Setiap pembayaran/pelunasan kewajiban sehubungan
dengan Akad ini dan/atau akad lain yang terkait dengan
Akad ini, dilakukan oleh NASABAH kepada BANK tanpa
potongan, pungutan, bea, pajak dan/atau biaya-biaya
lainnya, kecuali jika potongan tersebut diharuskan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri
untuk membayar melalui BANK, setiap potongan yang
diharuskan oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Segala pajak yang timbul sehubungan dengan Akad ini
merupakan tanggungan dan wajib dibayar oleh
NASABAH, kecuali Pajak Penghasilan BANK.

233
6. Dalam hal NASABAH terlambat membayar kewajiban
dari jadwal yang telah ditetapkan sebagaimana
dimaksud dalam Akad ini, maka BANK membebankan
dan NASABAH setuju membayar denda (ta’zir) atas
keterlambatan tersebut sebesar Rp. ................

(............................ Rupiah) untuk setiap hari

keterlambatan atas pembayaran kewajiban bagi

NASABAH.
7. Dana dari denda atas keterlambatan yang diterima oleh
BANK akan diperuntukkan sebagai dana sosial.
Pasal 7
LARANGAN BAGI NASABAH
NASABAH tidak boleh melakukan satu atau lebih hal-hal
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal ini terkait
objek yang dibiayai oleh BANK dalam akad ini kecuali telah

mendapatkan persetujuan tertulis lebih dahulu dari BANK :


1. Memperoleh pinjaman/pembiayaan lain dari pihak
ketiga yang dapat mengurangi kemampuan NASABAH
untuk membayar kewajiban kepada pihak BANK;

234
2. Menjaminkan/menjual/memindahtangankan/menyewa
kan seluruh atau sebagian harta kekayaan NASABAH
kepada pihak lain;

3. Menjual saham-sahamnya kepada pihak ketiga (apabila


NASABAH berbentuk Badan Usaha) atau membeli
saham-saham perusahaan lain;
4. Melakukan diversifikasi usaha atau mengubah maksud
dan tujuan usaha
5. Melakukan merger, konsolidasi, akuisisi, atau
restrukturisasi perusahaan (apabila NASABAH
berbentuk badan usaha).
6. Mengubah Anggaran Dasar perusahaan atau mengubah
susunan pengurus (termasuk komisaris) atau perubahan
pendiri perseroan/perusahaan NASABAH (apabila
NASABAH berbentuk badan usaha).

7. Membayarkan dividen atau kewajiban lain kepada para


pendiri /persero perusahaan NASABAH (apabila
NASABAH berbentuk badan usaha).
Pasal 8
PERISTIWA CIDERA JANJI

235
Peristiwa Cidera janji apabila timbul atau terjadi salah satu
atau peristiwa yang tersebut dibawah ini :
1. Apabila keadaan keuangan NASABAH/PENJAMIN tidak
cukup untuk melunasi kewajibannya kepada BANK
karena kesengajaan atau kelalaiannya.
2. Atas harta benda NASABAH /PENJAMIN baik sebagian
atau seluruhnya yang diagunkan atau tidak diagunkan
kepada BANK diletakkan sita jaminan (conservatoir
beslag) atau sita eksekusi (executorial beslag) oleh pihak
ketiga.

3. Jika NASABAH/PENJAMIN masuk dalam daftar kredit


macet dan/atau daftar hitam (blacklist) yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
4. NASABAH/PENJAMIN memberi keterangan, baik lisan
atau tertulis, yang tidak benar dalam arti materiil
tentang keadaan atau kekayaannya, penghasilan,
barang jaminan, dan segala keterangan atau dokumen
yang diberikan kepada BANK sehubungan kewajiban
NASABAH kepada BANK atau jika NASABAH
menyerahkan tanda bukti penerimaan uang dan atau

236
surat pemindahbukuan yang ditandatangani olehpihak-
pihak yang tidak berwenang untuk menandatanganinya
sehingga tanda bukti penerimaan atau surat
pemindahbukuan tersebut tidak sah.

5. NASABAH lalai memenuhi kewajibannya kepada BANK


berdasarkan akad ini setelah diberikan surat peringatan
oleh pihak BANK.
6. NASABAH sebelum atau sesudah fasilitas pembiayaan
yang diberikan oleh pihak BANK, juga mempunyai
kewajiban kepada pihak ketiga dan hal yang demikian
tidak diberitahukan kepada BANK baik sebelum fasilitas
diberikan atau sebelum pembiayaan lain diperoleh.
7. NASABAH/PENJAMIN meninggal dunia dan atau
dibubarkan/bubar (apabila NASABAH adalah suatu
badan usaha berbadan hukum atau bukan badan
hukum), meninggalkan tempat tinggalnya atau pergi ke
tempat yang tidak diketahui untuk waktu lebih dari 2
(dua) bulan dan tidak menentu, melakukan atau terlibat
dalam suatu perbuatan atau peristiwa yang menurut
pertimbangan BANK dapat membahayakan pemberi

237
fasilitas pembiayaan, ditangkap pihak yang berwajib,
atau dijatuhi hukuman penjara.
8. Terjadi peristiwa apapun yang menurut pendapat BANK
akan dapat mengakibatkan NASABAH atau PENJAMIN
tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada BANK
kecuali terhadap peristiwa force majeure yang dapat
dibuktikan oleh pihak NASABAH dan atau PENJAMIN
sebagaimana diatur dalam Pasal 10.
Pasal 9
AKIBAT CIDERA JANJI
Apabila terjadi satu atau lebih peristiwa sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8, maka dengan mengesampingkan
ketentuan dalam Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, BANK berhak untuk :

1. Penanganan Cidera janji yang dilakukan oleh NASABAH


wajib dilakukan terlebih dahulu melalui surat
peringatan atau somasi sebagaimana diatur dalam
pasal 1238 KUHPerdata. Jika Cidera janji terjadi terjadi
karena kondisi keuangan NASABAH, maka BANK

238
dianjurkan untuk memberikan perpanjangan atau
kelonggaran waktu sesuai dengan kesepakatan.
2. Menghentikan jangka waktu pemenuhan kewajiban
BANK yang ditentukan dalam akad ini dan selanjutnya
meminta NASABAH untuk membayar seluruh kewajiban

kepada BANK berdasarkan akad ini, atau


Pasal 10
FORCE MAJEURE

1. Force Majeure yaitu peristiwa-peristiwa yang disebabkan


oleh bencana alam, kerusuhan, huru-hara,
pemberontakan, epidemi, sabotase, peperangan,
pemogokan, kebijakan pemerintah atau sebab lain diluar
kekuasaan NASABAH dan BANK.
2. Dalam hal terjadi Force Majeure, maka Pihak yang
terkena akibat langsung dari Force Majeure tersebut
wajib memberitahukan secara tertulis dengan
melampirkan bukti-bukti dari Kepolisian/Instansi yang
berwenang kepada Pihak lainnya mengenai peristiwa
Force Majeure tersebut dalam waktu selambat-

239
lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak
tanggal Force Majeure ditetapkan.
3. Keterlambatan atau kelalaian Para Pihak untuk
memberitahukan adanya Force Majeure tersebut
mengakibatkan tidak diakuinya peristiwa tersebut

sebagai Force Majeure oleh Pihak lain


4. Segala dan tiap-tiap permasalahan yang timbul akibat
terjadinya Force Majeure akan diselesaikan oleh
NASABAH dan BANK secara musyawarah untuk mufakat.
Hal tersebut tanpa mengurangi hak-hak BANK
sebagaimana diatur dalam Akad ini.

Pasal 11
PERNYATAAN DAN JAMINAN NASABAH
NASABAH dengan ini menyatakan mengakui dan menjamin
dengan sebenarnya, dan tidak lain dari yang sebenarnya,
bahwa:
1. NASABAH berhak dan berwenang sepenuhnya untuk
menandatangani Akad ini dan semua surat dokumen
yang menjadi kelengkapannya serta berhak pula untuk
menjalankan usaha tersebut dalam Akad ini.

240
2. Dalam hal NASABAH berbentuk Badan Hukum,
NASABAH menjamin, bahwa segala surat dan dokumen
serta akta yang NASABAH tanda-tangani dan/atau
gunakan berkaitan dengan Akad ini adalah benar,
keberadaannya sah, tindakan NASABAH tidak melanggar
atau bertentangan dengan Anggaran Dasar perusahaan
NASABAH.
3. Dalam hal NASABAH berbentuk Badan Hukum,
NASABAH menyatakan, bahwa pada saat
penandatanganan Akad ini para anggota Direksi dan
anggota Komisaris perusahaan NASABAH telah
mengetahui dan menyetujui hal-hal yang dilakukan
NASABAH berkaitan dengan Akad ini.
4. Selama berlangsungnya masa Akad ini, NASABAH akan
menjaga semua perizinan, lisensi, persetujuan dan
sertifikat yang wajib dimiliki untuk melaksanakan
usahanya.
5. Diadakannya Akad ini dan/atau Akad tambahan
(Addendum) Akad ini tidak akan bertentangan dengan

241
suatu Akad yang telah ada atau yang akan
diadakan oleh NASABAH dengan pihak ketiga lainnya.
6. Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, NASABAH berjanji
dan dengan ini mengikatkan diri mendahulukan untuk

membayar dan melunasi kewajiban NASABAH kepada


BANK dari kewajiban lainnya.
7. NASABAH dengan kesadarannya sendiri bersedia
mengembalikan seluruh Modal kepada BANK.

8. Dalam hal-hal yang berkaitan dengan ayat 1, 2 dan atau


3 Pasal ini, NASABAH berjanji dan dengan ini
mengikatkan diri untuk membebaskan BANK dari segala
tuntutan atau gugatan yang datang dari pihak mana pun
dan/atau atas alasan apa pun.

Pasal 12
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
1. Menyimpang dari apa yang telah ditetapkan dalam
perjanjian ini, maka BANK berhak sewaktu sewaktu
untuk mengakhiri/menghentikan Perjanjian ini terkait
pemasokan Fasilitas Pembiayaan Mudharabah sebelum

242
berakhirnya jangka waktu, yakni dengan terlebih dahulu
mengirimkan surat pemberitahuan mengenai hal
tersebut kepada NASABAH 7 (tujuh) Hari Kerja sebelum
tanggal dihentikannya/diakhirinya fasilitas Pembiayaan
Mudharabah apabila dikemudian hari terdapat
peraturan/kebijakan Otoritas Jasa Keuangan, perubahan
gejolak moneter baik di dalam maupun di luar negeri
atau sebab lain yang mengakibatkan terganggunya
kondisi keuangan /kemampuan BANK.
2. Apabila setelah pengakhiran penghentian perjanjian ini
sesuai pasal 20 ayat 1 terdapat kewajiban NASABAH
yang belum dibayar kepada BANK maka NASABAH wajib
melunasi kewajiban tersebut.

Pasal 13
PILIHAN HUKUM DAN PENYELESAIAN SENGKETA
1. Para phak sepakat menundukkan diri terhadap
ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia
2. Apabila kemudian hari terjadi perselisihan dalam
penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari

243
akad ini, maka para pihak sepakat untuk terlebih dahulu
menyelesaikan secara musyawarah.
3. Bilamana musyawarah sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 pasal ini tidak menghasilkan kata sepakat
mengenai penyelesaian perselisihan, maka semua
sengketa yang timbul dari akad ini akan diselesaikan
melalui Pengadilan Agama.

Pasal 14
PENGAWASAN & PEMERIKSAAN

BANK dan atau Kuasa yang ditunjuk oleh BANK berhak


untuk memeriksa pembukuan NASABAH dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan fasilitas yang diterima oleh
NASABAH dari BANK secara langsung atau tidak langsung
dan atau melakukan tindakan-tindakan lain untuk
mengamankan kepentingan BANK.

Pasal 15
KORESPONDENSI
1. Semua surat menyurat atau pemberitahuan-
pemberitahuan yang harus dikirim oleh masing-masing

244
pihak kepada pihak lain dalam akad ini mengenai atau
sehubungan dengan akad ini, dilakukan dengan pos
“tercatat” atau melalui perusahaaan ekspedisi (kurir) ke
alamat- alamat yang tersebut dibawah ini :

a. BANK
1) Nama :
PT...........................................................................
...................
2) Alamat:
...............................................................................
...................
3) Telp/Fax:................................................................
................................
b. NASABAH
1) Nama :
PT...........................................................................
...................
2) Alamat:
...............................................................................
...................

245
Pasal 16
PENUTUP
Uraian pasal demi pasal Akad ini , telah dibaca, dimengerti
dan dipahami serta disetujui oelh NASABAH dan Bank.
Segala sesuatu yang belum diatur atau perubahan dalam
Akad ini akan diatur dalam surat-menyurat berdasarkan
kesepakatan bersama antara Bank dan NASABAH yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Akad ini.
- Penghadap telah dikenal oleh saya, notaris
- Para pihak menyatakan dengan ini menjamin akan
kebenaran identitas mereka sesuai dengan tanda pengenal
yang disampaikan kepada saya, notaries dan bertanggung
jawab sepenuhnya atas hal tersebut.
- Selanjutnya mereka juga mengatakan telah mengerti dan
memahami isi akta ini.
DEMIKIAN AKTA INI
- Dibuat dan diresmikan di Jakarta pada hari dan tanggal seperti disebutkan
pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh :
Tuan Azizah, Sarjana Hukum, lahir di Sei Apung , pd tanggal 20-03-1975 (dua
puluh maret seribu sembilan ratus tujuh puluh lima), Warga Negara
Indonesia, bertempat tinggal di Jakarta , Jalan Arif Rahman Hakim No 11,
Rukun Tetangga 003, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Ciputat
Timur, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia Nomor :
17.5001.600375.0008 dan tuan Nuruddin, Sarjana Hukum, lahir di Ciputat ,
pada tanggal 18-05-1976 (Delapan belas mei seribu sembilan ratus tujuh
puluh enam), Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Ciputat , Jalan
Cipto Mangunkusumo Gang Etam Nomor 50 Rukun Tetangga 003, Rukun
Warga 001, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Tangsel, Pemegang Kartu
Tanda Penduduk Republik Indonesia Nomor : 17.5003.580576.0001, kedua-
duanya pegawai kantor Notaris, yang saya, notaries kenal sebagai saksi-saksi.
- Setelah saya, notaris, membacakan akta ini kepada para penghadap dan
para saksi maka segera para penghadap, para saksi dan saya, notaries,
menandatangani akta ini.
PASAL
DENDA
(Ta’widh dan Ta’zir)
1. Dalam hal anggota terlambat membayar kewajiban dari jadwal yang telah
ditetapkan sehingga koperasi harus mengeluarkan biaya-biaya untuk
penagihan keterlambatan itu, maka koperasi membebankan ta’widh dan
anggota setuju untuk mengganti biaya riel yang telah dikeluarkan
koperasi tersebut. Biaya yang diperoleh dari ganti rugi menjadi
pendapatan koperasi.
2. Selain ganti rugi koperasi juga membebankan kepada anggota berupa
denda ta’zir yang bertujuan agar anggota disiplin dalam membayar cicilan
dan anggota setuju membayar denda (ta’zir) atas keterlambatan
tersebut. sebesar Rp 15.000,00 (Lima belas ribu rupiah) untuk setiap
hari keterlambatan atas pembayaran kewajiban bagi anggota.
3. Dana dari denda atas keterlambatan yang diterima oleh koperasi akan
diperuntukkan sebagai dana sosial.
Sistimatika Akad Murabahah Versi 1 Sistimatika Akad Murabahah Versi Hasanudin DN
Pasal 1 Definisi Pasal 1 Ketentuan Pokok Akad
Pasal 2 Pembiayaan dan Penggunaannya Pasal 2 Definisi
Pasal 3 Penarikan Pembiayaan Pasal 3 Pelaksanaan Prinisp Murabahah
Pasal 4 Jangka Waktu dan Cara Pembayaran Pasal 4 Syarat Realisasi Pembiayaan
Pasal 5 Tempat Pembayaran Pasal 5 Jatuh Tempo Pembiayaan
Pasal 6 Biaya , Potongan dan Pajak Pasal 6 Potongan Harga dan Diskon
Pasal 7 Jaminan Pasal 7 Persyaratan Kembali Pembiayaan
Pasal 8 Cedera Janji Pasal 8 Denda Tunggakan
Pasal 9 Akibat Cedera Janji Pasal 9 Pelunasan Dipercepat
Pasal10 Pengakuan dan Jaminan Pasal10 Jaminan dan Pengikatannya
Pasal 11 Pembatasan th tindakan nasabah Pasal 11 Asuransi
Pasal 12 Risiko Pasal 12 Pemeliharaan Barang
Pasal 13 Asuransi Pasal 13 Nasabah Wanprestasi
Pasal 14 Pengawasan Pasal 14 Pengawasan dan Pemeriksaan
Pasal 15 Penyelesaian Perselisihan Pasal 15 Tangggung Jawab para Pihak
Pasal 16 lain-lain Pasal 16 Penagihan Seketika dan Penyerahan barang
Pasal 17 Pemberitahuan Pasal 17 Penguasaan dan Penjualan (Eksekusi)
Pasal 18 Penutup Pasal 18 Pengalihan Piutang Murabahah kpd Pihak lain
Pasal 19 Timbul dan Berakhirnya Hak dan Kewajiban

Pasal 20 Alamat Pihak-Pihak

Pasal 21 Hukum yang Berlalku

Pasal 22 Lain-lain

Pasal 23 Penutup
No. Pasal Isi
1 Pasal 1 Definisi
2 Pasal 2 Ketentuan Pembiayaan MMq
3 Pasal 3 Penerapan Prinsip MMq
4 Pasal 4 Pencatatan Kepemilikan Objek MMq
5 Pasal 5 Hak-hak pada Objek MMq
6 Pasal 6 Tata Cara Realisasi Pembiayaan
7 Pasal 7 Jangka Waktu dan Tanggal Jatuh Tempo
Pembiayaan
8 Pasal 8 Pembayaran Angsuran Bulanan
9 Pasal 9 Pembayaran dimuka dan Pelunasan Dipercepat
10 Pasal 10 Pe nguasaan dan Penjualan Objek MMq
11 Pasal 11 Biaya Administrasi dan Denda
12 Pasal 12 Pajak-pajak
13 Pasal 13 Ijarah
14 Pasal 14 Agunan
15 Pasal 15 Asuransi
16 Pasal 16 Pembatalan Tindakan Nasabah
17 Pasal 17 Peristiwa Cidera Janji
No. Pasal Isi
18 Pasal 18 Akibat Cidera Janji
19 Pasal 19 Force Major
20 Pasal 20 Pengawasan
21 Pasal 21 Berakhirnya Kewajiban Nasabah
22 Pasal 22 Penyelesaian Perselisihan
23 Pasal 23 Surat Menyurat
24 Pasal 24 Addendum
25 Pasal 24 Lain-lain
26 Pasal 24 Penutup
Sistimatika Akad Murabahah Versi 1 Sistimatika Akad Murabahah Versi Hasanudin DN
Pasal 1 Definisi Pasal 1 Ketentuan Pokok Akad
Pasal 2 Pembiayaan dan Penggunaannya Pasal 2 Definisi
Pasal 3 Penarikan Pembiayaan Pasal 3 Pelaksanaan Prinisp Murabahah
Pasal 4 Jangka Waktu dan Cara Pembayaran Pasal 4 Syarat Realisasi Pembiayaan
Pasal 5 Tempat Pembayaran Pasal 5 Jatuh Tempo Pembiayaan
Pasal 6 Biaya , Potongan dan Pajak Pasal 6 Potongan Harga dan Diskon
Pasal 7 Jaminan Pasal 7 Persyaratan Kembali Pembiayaan
Pasal 8 Cedera Janji Pasal 8 Denda Tunggakan
Pasal 9 Akibat Cedera Janji Pasal 9 Pelunasan Dipercepat
Pasal10 Pengakuan dan Jaminan Pasal10 Jaminan dan Pengikatannya
Pasal 11 Pembatasan th tindakan nasabah Pasal 11 Asuransi
Pasal 12 Risiko Pasal 12 Pemeliharaan Barang
Pasal 13 Asuransi Pasal 13 Nasabah Wanprestasi
Pasal 14 Pengawasan Pasal 14 Pengawasan dan Pemeriksaan
Pasal 15 Penyelesaian Perselisihan Pasal 15 Tangggung Jawab para Pihak
Pasal 16 lain-lain Pasal 16 Penagihan Seketika dan Penyerahan barang
Pasal 17 Pemberitahuan Pasal 17 Penguasaan dan Penjualan (Eksekusi)
Pasal 18 Penutup Pasal 18 Pengalihan Piutang Murabahah kpd Pihak lain
Pasal 19 Timbul dan Berakhirnya Hak dan Kewajiban

Pasal 20 Alamat Pihak-Pihak

Pasal 21 Hukum yang Berlalku

Pasal 22 Lain-lain

Pasal 23 Penutup
Tabel 1. Proyeksi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 1

255
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Bank Syariah PRS telah
melakukan stress test, dimana di dapatkan bahwa
pendapatan Nasabah yang ideal sebesar Rp.3,6 milliar per
tahun. Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, Bank
Syariah memberikan grace period kepada Nasabah untuk
angsuran pokok pembiayaan dan angsuran bagi hasil yang
dibayarkan pada akhir periode kontrak, yaitu pada bulan ke-
12. Nisbah yang disepakati untuk Bank dan Nasabah adalah
sebesar 1,89% dan 98,11%.

Ketika Nasabah membukukan pendapatan sebesar Rp.3,6


Milliar pada akhir periode kontrak, maka Nasabah
membayarkan angsuran pokok pembiayaan sebesar Rp.400
Juta disertai angsuran bagi hasil untuk Bank sebesar 1,89%
dari pendapatan Nasabah yaitu sejumlah Rp.68 Juta.

d. Tabel Realisasi angsuran pembiayaan mudharabah yang


disusun Bank Syariah menggunakan metode perhitungan
perhitungan alternatif 1.

256
Tabel 2. Realisasi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 1.

257
Pada Tabel 2, terlihat bahwa pendapatan Nasabah lebih
tinggi dari Tabel Proyeksi pendapatan, dimana Nasabah
membukukan pendapatan sebesar Rp.4 Milliar. Nisbah bagi
hasil yang disepakati untuk Bank Syariah PRS adalah sebesar
1,89% , dikarenakan pendapatan Nasabah yang lebih besar
dari proyeksi mengakibatkan angsuran bagi hasil yang
diterima oleh Bank Syariah PRS juga lebih tinggi dibanding
proyeksi angsuran bagi hasil yaitu sebesar Rp.75 Juta dari
proyeksi sebelumnya Rp.68 Juta.

Dalam metode perhitungan ini, prosentase nisbah bagi hasil


untuk Bank tidak boleh berubah antara yang terdapat di
dalam tabel proyeksi dengan yang terdapat di dalam tabel
realisasi. Dalam mengakui bagi hasil yang didapatkan, maka
Bank Syariah mengacu pada Peraturan OJK Nomor 16 Tahun
2014 yang mengatur mengenai Penilaian Kualitas Aktiva
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, yaitu:

a. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih besar dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
nilai RBH atau PBH.

258
b. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih kecil dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka hanya dapat diambil
sebesar nilai RBH.
c. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) sama dengan nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar

nilai RBH atau PBH.

2. Metode Perhitungan Alternatif 2

Metode Perhitungan Alternatif Kedua (2) adalah metode


angsuran pembiayaan dimana Nasabah membayarkan
angsuran pokok pada termin yang disepakati dengan pihak
Bank. Hal ini dikarenakan profil usaha Nasabah pembiayaan
tersebut pendapatannya tidak dalam siklus bulanan, akan
tetapi sesuai termin/progres hasil pekerjaan. Sebagaimana
digambarkan melalui kurva berikut:

259
Angsuran

Total

Angsuran Bagi

a. Case Financing
PT. Barokah Seqris adalah sebuah perusahaan swasta
nasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan,
perusahaan ini memenangkan sebuah tender pembangunan
gedung perkantoran di daerah Bandung. Dalam rangka
menambah modal kerja dalam pengerjaan gedung
perkantoran tersebut, maka PT. Barokah Seqris melalui
Direktur Bisnisnya mengajukan proposal pembiayaan modal
kerja kepada Bank Syariah MNO. Pada pertemuan yang
dihadiri kedua belah pihak, Officer Bank Syariah MNO
menjelaskan mengenai produk-produk pembiayaan modal
kerja yang dimiliki Bank Syariah MNO. Ia kemudian
menyarankan produk pembiayaan yang tepat kepada

260
Direktur Bisnis PT. Barokah Seqris sesuai dengan profil
usaha dan pembiayaan yang diajukan.

Setelah mendengarkan penjelasan dari Bank Syariah MNO


dengan seksama, Direktur Bisnis PT. Barokah Seqris
kemudian memilih produk pembiayaan modal kerja dengan
prinsip akad mudharabah untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan perusahaannya. Dikarenakan profil usaha PT.
Barokah Seqris bergerak di bidang konstruksi, maka
perusahaan tersebut baru dapat membukukan pendapatan
sesuai termin yang disepakati antara PT. Barokah Seqris dan
kliennya yang tertuang dalam SPK yakni pada bulan ke-6, 11
dan bulan ke-12. Berdasarkan hal tersebut, Direktur Bisnis
PT. Barokah Seqris dan Bank Syariah MNO melakukan
kesepakatan bahwa angsuran pokok pembiayaan
dibayarkan setiap bulan ke-6, 11 dan bulan ke-12,
sedangkan angsuran bagi hasil dibayarkan setiap bulan.

Nisbah bagi hasil yang disepakati antara Nasabah dengan


Bank Syariah MNO disusun sesuai dengan proyeksi
pendapatan Nasabah.

261
Bank Syariah MNO kemudian membuat ilustrasi pengajuan
pembiayaan yang diajukan oleh PT. Barokah Seqris dengan
rincian sebagai berikut:

a. Jangka Waktu Kerjasama : 12 Bulan


b. Kebutuhan Modal : Rp.400 Juta
c. Modal Nasabah : 0
d. Pembiayaan Bank 100% : Rp.400 Juta
e. Proyeksi Pendapatan : Rp.1,23
Milliar/tahun :
f. Expecation Bank Rate (EBR) 17% per tahun
g. Nisbah Bank : Sesuai dengan
jadwal proyeksi pendapatan :
h. Nisbah Nasabah : Sesuai dengan
jadwal proyeksi pendapatan :
i. Nisbah Bagi Hasil Sesuai dengan jadwal proyeksi pendapatan

b. Rumus penghitungan proyeksi Angsuran Bagi Hasil:

Realisasi Angsuran Bagi Hasil = Nisbah Bagi Hasil Bulan Ke-n/


Realisasi Pendapatan Nasabah Bulan Ke-n
c. Tabel proyeksi angsuran pembiayaan mudharabah yang
disusun oleh Bank Syariah menggunakan Metode
Perhitungan Alternatif Kedua (2).

262
Tabel 5. Proyeksi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 2

263
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat, pada proses angsuran
menggunakan metode ini, dari bulan ke 1 hingga bulan ke-5
Nasabah akan membayar angsuran sebesar Rp 5,666,667.
Dikarenakan profil usaha Nasabah adalah kontraktor, maka
Nasabah mendapatkan income dari usaha yang dijalankan
sesuai dengan termin yang ada di Surat Perjanjian Kerja
(SPK), yaitu pada bulan ke-6, 11 dan bulan 12. Sehingga
sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat antara Bank
dengan Nasabah, di bulan ke-6 Nasabah diproyeksikan akan
membayar angsuran pokok sejumlah Rp.200 Juta beserta
angsuran bagi hasil sejumlah Rp.5,666,667. Karena Nasabah
diproyeksikan akan melakukan pembayaran angsuran pokok
tahap pertama pada bulan ke-6, maka di bulan berikutnya
nisbah bagi hasil untuk Bank semakin kecil dikarenakan
jumlah angsuran pokok pembiayaan telah sebagian
dibayarkan, dan mengakibatkan nisbah bagi hasil untuk
Bank yang semula sebesar 18,89% menjadi 1,77%, dan
jumlah angsuran pokok yang diterima oleh Bank juga
semakin kecil dari sebelumnya Rp.5,666,667 menjadi
Rp.2,833,333.

264
Hal ini juga berlaku untuk proyeksi pembayaran angsuran
pokok pembiayaan di bulan ke-11, dimana Nasabah
diproyeksi akan melunasi angsuran pokok tersebut sebesar
Rp.150 Juta dan angsuran bagi hasil sebesar Rp.2,833,333.
Pelunasan pada tahap kedua ini juga akan mempengaruhi
angsuran bagi hasil yang terima oleh Bank selanjutnya,
dimana jumlahnya lebih kecil dibanding periode
sebelumnya, sehingga pada bulan ke-12 angsuran pokok
Nasabah tersisa sebesar Rp.50 Juta ditambah angsuran bagi
hasil sebesar Rp.708,333.

d. Tabel Realisasi angsuran pembiayaan mudharabah yang


disusun Bank Syariah menggunakan Metode Perhitungan
Alternatif Kedua (2).

Pada tabel realisasi yang tersaji di bawah, terlihat bahwa


realisasi pendapatan Nasabah pada bulan ke-1 s/d bulan ke-
5 dan bulan ke-7 s/d bulan ke-10 jumlahnya sesuai dengan
tabel proyeksi, tetapi pada bulan ke-6 dan 11 mengalami
perubahan, dimana realisasi pendapatan Nasabah lebih
tinggi dibanding proyeksi pendapatan, sedangkan pada
bulan ke-12 realisasi pendapatan Nasabah lebih kecil

265
dibanding dengan proyeksi pendapatan. Hal tersebut
mempengaruhi pada angsuran imbal bagi hasil bulan ke-6,
11 dan bulan ke-12 yang didapatkan oleh Bank menjadi
lebih besar mengikuti realisasi pendapatan usaha Nasabah
yang lebih besar.

266
Tabel 6. Realisasi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 2

267
Dalam metode perhitungan ini, prosentase nisbah bagi hasil
untuk Bank tidak boleh berubah antara yang terdapat di
dalam tabel proyeksi dengan yang terdapat di dalam tabel
realisasi. Dalam mengakui bagi hasil yang didapatkan, maka
Bank Syariah mengacu pada Peraturan OJK Nomor 16 Tahun
2014 yang mengatur mengenai Penilaian Kualitas Aktiva
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, yaitu:
a. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih besar dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
nilai RBH atau PBH.

b. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih kecil dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka hanya dapat diambil
sebesar nilai RBH.
c. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) sama dengan nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
nilai RBH atau PBH.
d.
3. Metode Perhitungan Alternatif 3

Metode perhitungan alternatif ketiga (3) ini adalah sebuah


metode dimana pengakuan pendapatan bagi hasil serta

268
pengembalian modal pokok pembiayaan dilakukan secara
proporsional atas jumlah pembiayaan yang diberikan.
Prinsip dari metode ini adalah, angsuran pokok dan
angsuran bagi hasil yang diterima oleh Bank setiap bulannya
tetap sesuai nisbah bagi hasil mengikuti performa usaha
yang dijalankan oleh Nasabah. Sebagaimana digambarkan
melalui kurva berikut:

Total Angsuran
Angsuran Bagi Hasl
Angsuran Pokok

269
a. Case Financing
Bapak Ahmar mempunyai sebuah usaha restoran Middle
East yang sedang berkembang pesat, saat ini Pak Ahmar
sedang membutuhkan modal kerja untuk mengembangkan
usaha restoran tersebut. Pak Ahmar kemudian mendatangi
Bank Syariah XYZ untuk mengajukan proposal pembiayaan
modal kerja. Setelah bertemu dengan officer terkait di Bank
Syariah XYZ tersebut, officer Bank Syariah XYZ kemudian
menjelaskan mengenai produk-produk pembiayaan modal
kerja yang dimiliki Bank dan memberikan saran produk
pembiayaan yang tepat untuk profil usaha Pak Ahmar.

Setelah mendengarkan penjelasan dari Bank Syariah XYZ


dengan seksama, Pak Ahmar kemudian memilih produk
pembiayaan modal kerja dengan prinsip akad mudharabah
untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usahanya.

Bank Syariah XYZ kemudian membuat ilustrasi pengajuan


pembiayaan yang diajukan oleh Pak Ahmar dengan rincian
sebagai berikut:
:

270
a. Jangka Waktu Kerjasama 12 Bulan
b. Kebutuhan Modal : Rp.400 Juta
c. Modal Nasabah :0
d. Pembiayaan Bank 100% : Rp.400 Juta
e. Proyeksi Pendapatan :Rp.375 Juta/bulan
f. Proyeksi Pendapatan Setelah Stress Test : Rp.300 Juta
/bulan :
g. Expecation Bank Rate (EBR) 17% per tahun
h. Nisbah Bank : 1,89%
i. Nisbah Nasabah : 100% - 1,89% =
98,11% :
j. Nisbah Bagi Hasil Bank : Nasabah 1,89% : 98,11%

b. Rumus Penghitungan

Rumus Angsuran Pokok/bulan :

Rumus Total Angsuran Bagi Hasil :

c. Tabel Proyeksi angsuran pembiayaan mudharabah yang


disusun oleh Bank Syariah XYZ menggunakan Metode
Perhitungan Alternatif Ketiga (3).

Dari tabel proyeksi diatas dapat dilihat bahwa Bank Syariah


XYZ melakukan mekanisme stress test pada proyeksi
pendapatan usaha Nasabah yang menjadi objek

271
pembiayaan. Setelah dilakukan stress test dengan beberapa
faktor yang telah ditentukan oleh Bank, maka Bank
memperkirakan proyeksi pendapatan moderat atas usaha
Nasabah adalah sebanyak 80 persen dari proyeksi
pendapatan sebelum stress test yang semula berjumlah
Rp.375 Juta/bulan menjadi Rp.300 Juta/bulan. Dengan
asumsi jumlah pendapatan usaha Nasabah di tiap bulannya
tetap, maka proyeksi jumlah angsuran pokok dan angsuran
bagi hasil yang diterima oleh Bank Syariah XYZ sama di tiap
bulannya sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah
disepakati oleh pihak Bank dengan Nasabah.

272
Tabel 7. Proyeksi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 3.

Proyeksi
Pendapat
an Proyeksi Proyeksi Proyeksi Nisbah
Bulan sebelum Pendapat Sisa Pokok Angs. Angs. Bagi Bagi Total
Stress Test an Pokok Hasil Hasil Angsuran
1 375.000.000 300.000.000 400.000.000 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
2 375.000.000 300.000.000 366.666.667 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
3 375.000.000 300.000.000 333.333.333 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
4 375.000.000 300.000.000 300.000.000 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
5 375.000.000 300.000.000 266.666.667 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
6 375.000.000 300.000.000 233.333.333 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
7 375.000.000 300.000.000 200.000.000 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
8 375.000.000 300.000.000 166.666.667 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
9 375.000.000 300.000.000 133.333.333 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
10 375.000.000 300.000.000 100.000.000 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
11 375.000.000 300.000.000 66.666.667 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
12 375.000.000 300.000.000 33.333.333 33.333.333 5.666.667 1,89% 39.000.000
TOTAL 3.600.000.000 400.000.000 68.000.000 1,89% 468.000.000
273
d. Tabel Realisasi angsuran pembiayaan mudharabah yang
disusun oleh Bank Syariah XYZ menggunakan Metode
Perhitungan Alternatif Ketiga (3).

dalam tabel realisasi angsuran pembiayaan di atas


menunjukkan bahwa realisasi jumlah pendapatan Nasabah
Bank Syariah XYZ tidak sama setiap bulannya. Saat proses
pembiayaan berlangsung, pendapatan usaha restoran yang
Pak Ahmar kelola mengalami peningkatan dan penurunan
dibanding proyeksi pendapatan yang disusun sebelumnya.
Pada bulan pertama restoran Pak Ahmar mampu
membukukan pendapatan sebesar Rp.375 Juta. Namun,
Bank Syariah hanya mengambil sebesar Rp 5.666.666,67
sesuai dengan proyeksi angsuran bagi hasil. Bank Syariah
tidak mengambil kelebihan pendapatan bagi hasil yang
didapat oleh Pak Ahmar. Sehingga Pak Ahmar memberikan
angsuran bagi hasil sebesar Rp 5.666.666,67 beserta
angsuran pokok sebesar Rp.33.333.333 kepada Bank Syariah
XYZ.

274
Tabel 8. Realisasi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 3.
Realisasi
Angs. Bagi Realisasi
Hasil yang Angs. Bagi
seharusnya Hasil yang
Realisasi Realisasi dibayar oleh dibayar oleh Nisbah
Bulan Pendapat Sisa Pokok Angs. Nasabah Nasabah Bagi Total Angsuran
an Pokok Hasil
1 375.000.000 400.000.000 33.333.333 7.083.333,33 5.666.666,67 1,89% 40.416.667
2 250.000.000 366.666.667 33.333.333 4.722.222,22 4.722.222,22 1,89% 38.055.556
3 300.000.000 333.333.333 33.333.333 5.666.666,67 5.666.666,67 1,89% 39.000.000
4 325.000.000 300.000.000 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
5 325.000.000 266.666.667 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
6 325.000.000 233.333.333 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
7 325.000.000 200.000.000 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
8 325.000.000 166.666.667 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
9 325.000.000 133.333.333 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
10 325.000.000 100.000.000 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
11 325.000.000 66.666.667 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
12 325.000.000 33.333.333 33.333.333 6.138.888,89 5.666.666,67 1,89% 39.472.222
TOTAL 3.850.000.000 400.000.000 72.722.222 67.055.556 1,89% 472.722.222

275
Pada bulan kedua restoran Pak Ahmar mengalami
penurunan pendapatan dikarenakan jumlah konsumen yang
menurun, sehingga hanya mampu membukukan
pendapatan sebesar Rp.250 Juta, karena hal tersebut
angsuran bagi hasil yang dibayarkan kepada Bank Syariah
XYZ juga ikut menurun yakni sebesar Rp.4.722.222 sesuai
nisbah sedangkan angsuran pokok tetap sama jumlahnya.
Memasuki bulan ketiga, restoran Pak Ahmar mengalami
peningkatan jumlah konsumen, sehingga pada bulan ketiga
ini restoran Pak Ahmar mampu membukukan pendapatan
sebesar Rp.300 Juta, kenaikan pendapatan restoran Pak
Ahmar ini mengakibatkan jumlah angsuran bagi hasil
pembiayaan kepada Bank Syariah XYZ meningkat dan sesuai
dengan proyeksi bagi hasil yakni sebesar Rp.5.666.666 serta
angsuran pokok dengan jumlah yang sama seperti jumlah
sebelumnya.

Pada bulan ke-4 hingga bulan ke-12 restoran Pak Ahmar


membukukan pendapatan yang sama pada tiap bulannya,
yaitu sebesar Rp.325 Juta seperti yang terdapat di dalam
tabel realisasi angsuran pembiayaan di atas. Sebagaimana

276
sebelumnya, Bank Syariah hanya mengambil pendapatan
bagi hasil sejumlah Rp 5.666.666,67 sesuai dengan proyeksi
angsuran bagi hasil. Bank Syariah tidak mengambil
kelebihan pendapatan bagi hasil yang didapat oleh Pak
Ahmar. Sehingga angsuran bagi hasil yang dibayarkan kepada
Bank Syariah XYZ yakni sebesar Rp 5.666.666,67 sesuai
nisbah beserta angsuran pokok.

Dalam mengakui bagi hasil yang didapatkan, maka Bank


Syariah mengacu pada Peraturan OJK Nomor 16 Tahun 2014
yang mengatur mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, yaitu:

a. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih besar dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
nilai RBH atau PBH.

b. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih kecil dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka hanya dapat diambil
sebesar nilai RBH.

277
c. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) sama dengan nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
nilai RBH atau PBH

Dari ilustrasi pembiayaan di atas dapat dilihat bahwa


melalui metode perhitungan ini Bank Syariah dapat
menetapkan jumlah angsuran pokok yang sama jumlahnya
di setiap bulan sepanjang jangka waktu pembiayaan,
kemudian setelah nisbah bagi hasil disepakati, jumlah
angsuran bagi hasil yang diterima oleh Bank Syariah dapat
bervariatif, dimana di satu periode dapat meningkat dan
dapat menurun di periode lainnya sesuai performa usaha
Nasabah.

4. Metode Perhitungan Alternatif 4

Pada perhitungan bagi hasil menggunakan metode


perhitungan alternatif keempat (4), total angsuran
berjumlah tetap setiap bulan hingga akhir jangka waktu
pembiayaan. Total angsuran ini terdiri dari porsi angsuran
pokok dan porsi angsuran bagi hasil. Porsi angsuran
pokok/bulan akan meningkat, sedangkan porsi bagi

278
hasil/bulan akan menurun. Sebagaimana digambarkan
melalui kurva berikut:

Total angsuran

angsuran pokok

angsuran
bagi hasil

a. Case Financing

“Peternakan Ayam Sukses” mengajukan fasilitas


pembiayaan modal kerja dengan akad mudharabah kepada
Bank Syariah ABC sejumlah Rp.400 Juta. “Peternakan Ayam
Sukses” ingin mengembangkan usahanya untuk
menyalurkan daging ayam potong dan telur kepada
Restoran Fast Food. Proyeksi pendapatan Nasabah Rp
375.000.000,-/bulan atau Rp 3,6 Miliar/tahun. Jangka waktu
pembiayaan selama 12 bulan. Sesuai kesepakatan, Nasabah

279
akan membayar angsuran pokok pembiayaan mudharabah
setiap bulan hingga akhir jangka waktu pembiyaan.
Bank Syariah ABC kemudian membuat ilustrasi pengajuan
pembiayaan yang diajukan oleh Pengusaha “Peternakan
Ayam Sukses” dengan rincian sebagai berikut:

a. Jangka Waktu Kerjasama : 12 Bulan


b. Kebutuhan Modal : Rp.400 Juta
c. Modal Nasabah :0
d. Pembiayaan Bank 100% : Rp.400 Juta
e. Proyeksi Pendapatan : Rp.3,6 Milliar/tahun
f. Expecation Bank Rate (EBR) : 17% per tahun
g. Nisbah Bank : Sesuai nisbah bagi hasil pada
jadwal angsuran tabel proyek si
h. Nisbah Nasabah : Sesuai nisbah bagi hasil pada
jadwal angsuran tabel proyeksi
i. Nisbah Bagi Hasil : Sesuai nisbah bagi hasil pada
jadwal angsuran tabel proyeksi

b. Rumus Perhitungan
Rumus untuk menghitung proyeksi total angsuran setiap
bulan:

Keterangan: i : EBR/12
t: jangka waktu pembiayaan

280
Dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel, berikut
bentuk rumus yang digunakan untuk mendapatkan jumlah
angsuran setiap bulan:

Dengan menggunakan rumus diatas, didapatkan proyeksi


jumlah angsuran Nasabah Pengusaha “Peternakan Ayam
Sukses” kepada Bank Syariah setiap bulan sebesar Rp
36.481.901,-.

Untuk mencari persentase Nisbah Bank, Bank Syariah ABC


terlebih dahulu mencari proyeksi angsuran bagi hasil,
menggunakan rumus dibawah ini

c. Tabel Proyeksi angsuran pembiayaan mudharabah yang


disusun oleh Bank Syariah ABC menggunakan Metode
Perhitungan Alternatif Keempat (4).

Dari tabel proyeksi diatas dapat dilihat bahwa Bank Syariah


ABC melakukan mekanisme stress test pada proyeksi

281
pendapatan usaha Nasabah yang menjadi objek
pembiayaan. Setelah dilakukan stress test dengan beberapa
faktor yang telah ditentukan oleh Bank, maka Bank
memperkirakan proyeksi pendapatan moderat atas usaha
Nasabah adalah sebanyak 80 persen dari proyeksi
pendapatan sebelum stress test dari sebelumnya Rp.375
Juta/bulan menjadi Rp.300 Juta/bulan.

Proyeksi Total Angsuran Setiap Bulan :


Rp 36.481.901,-

Proyeksi Angsuran Bagi Hasil di bulan ke-1 :


Rp 5.666.666,-
Nisbah Bagi Hasil Bulan ke-1 :
1,89%
Proyeksi Angsuran Pokok di bulan ke-1 :
Rp 30.815.234,-

Dengan asumsi jumlah pendapatan usaha Nasabah di tiap


bulannya tetap, maka proyeksi total angsuran pokok dan
angsuran bagi hasil yang dibayarkan Nasabah kepada Bank
Syariah ABC sama di tiap bulannya. Sebagaimana yang telah

282
dijelaskan sebelumnya, dengan metode perhitungan ini,
porsi angsuran pokok/bulan akan meningkat, sedangkan
porsi bagi hasil/bulan akan menurun. Sisa pokok akan
berkurang setiap bulannya, seiring dengan telah
dibayarkannya angsuran pokok oleh Nasabah kepada Bank
Syariah.

Pada bulan ke-2 total pokok Rp 400.000.000,- dikurangi


angsuran pokok bulan ke-1 Rp 30.815.234, sehingga sisa
pokok diproyeksikan menjadi Rp 369.184.766,-. Perubahan
sisa pokok tentunya akan mempengaruhi proyeksi Nisbah
Bagi Hasil yang didapatkan oleh Bank di bulan selanjutnya
(Lihat Rumus Proyeksi Angsuran Bagi Hasil).

283
Tabel 9. Proyeksi Angsuran Pembiayaan Mudharabah

Dengan Metode Perhitungan Alternatif 4

Proyeksi
Pendapat Proyeksi Proyeksi Proyeksi Nisbah Proyeksi
Bulan Sisa Pokok
an Pendapat Angs. Angs. Bagi Bagi Total
sebelum an Pokok Hasil Hasil Angsuran
Stress
Test
1 375.000.000 300.000.000 400.000.000 30.815.234 5.666.666,7 1,89% 36.481.901
2 375.000.000 300.000.000 369.184.766 31.251.783 5.230.118 1,74% 36.481.901
3 375.000.000 300.000.000 337.932.983 31.694.517 4.787.384 1,60% 36.481.901
4 375.000.000 300.000.000 306.238.466 32.143.523 4.338.378 1,45% 36.481.901
5 375.000.000 300.000.000 274.094.943 32.598.889 3.883.012 1,29% 36.481.901
6 375.000.000 300.000.000 241.496.054 33.060.707 3.421.194 1,14% 36.481.901
7 375.000.000 300.000.000 208.435.347 33.529.067 2.952.834 0,98% 36.481.901
8 375.000.000 300.000.000 174.906.280 34.004.062 2.477.839 0,83% 36.481.901
9 375.000.000 300.000.000 140.902.219 34.485.786 1.996.115 0,67% 36.481.901
10 375.000.000 300.000.000 106.416.432 34.974.335 1.507.566 0,50% 36.481.901
11 375.000.000 300.000.000 71.442.098 35.469.804 1.012.096 0,34% 36.481.901
12 375.000.000 300.000.000 35.972.293 35.972.293 509.607 0,17% 36.481.901
TOTAL 3.600.000.000 284 400.000.000 37.782.810 1,05% 437.782.810
d. Tabel Realisasi angsuran pembiayaan mudharabah yang
disusun oleh Bank Syariah ABC menggunakan Metode
Perhitungan Alternatif Keempat (4).

Setelah pembiayaan disalurkan dari Bank Syariah ABC


kepada pengusaha “Peternakan Ayam Sukses”, peternakan
tersebut dapat melakukan ekspansi serta menyalurkan
daging ayam potong serta telur ke Restoran Fast Food. Dari
bulan ke-1 s.d. bulan ke-10, “Peternakan Ayam Sukses”
mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 360.000.000,-
. Sesuai dengan margin bagi hasil pada tabel proyeksi yang
telah disusun oleh Bank Syariah ABC (lihat tabel 5), Nisbah

Bagi Hasil yang diterima oleh Bank Syariah ABC ialah 1,89%
atau sebesar Rp 6.800.000,-. Namun, Bank Syariah ABC
hanya mengambil sebesar Rp 5.666.666,67 atau sebesar
Proyeksi Angsuran Bagi Hasil (lihat tabel 5) dan tidak
mengambil kelebihan pendapatan bagi hasil “Peternakan
Ayam Sukses”.

Distribusi daging ayam potong dan telur dari “Peternakan


Ayam Sukses” ke Restoran Fast Food berjalan dengan baik

285
selama 10 bulan. Di bulan ke-11 dan ke-12, Restoran Fast
Food mengalami penurunan penjualan, sehingga
berdampak pada jumlah permintaan daging ayam potong
dan telur. Realisasi Pendapatan Nasabah menurun,
meskipun masih diatas Proyeksi Pendapatan yang
diproyeksikan oleh Bank Syariah ABC yaitu sebesar Rp
325.000.000,- di bulan ke-11 dan Rp 305.000.000,- di bulan
ke-12. Sebagaimana sebelumnya, Bank Syariah ABC hanya
mengambil pendapatan bagi hasil sesuai proyeksi Bank
Syariah ABC, yaitu sebesar Rp 1.012.096,39 di bulan ke-11
dan Rp 509.607,49 di bulan ke-12.

Dalam mengakui bagi hasil yang didapatkan, maka Bank


Syariah mengacu pada Peraturan OJK Nomor 16 Tahun 2014
yang mengatur mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, yaitu:

a. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih besar dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar
nilai RBH atau PBH.

286
b. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) lebih kecil dari nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka hanya dapat diambil
sebesar nilai RBH.
c. Jika nilai Realisasi Bagi Hasil (RBH) sama dengan nilai
Proyeksi Bagi Hasil (PBH), maka dapat diambil sebesar

nilai RBH atau PBH.

287
Tabel 10. Realisasi Angsuran Pembiayaan Mudharabah
Dengan Metode Perhitungan Alternatif 4.
Realisasi
Realisasi
Angs.Bagi
Realisasi Realisasi Angs.Bagi Nisbah Realisasi
Bulan SisaPokok Hasil yang
Pendapat Angs. Hasil yang Bagi Total
seharusnya
an Pokok dibayaroleh Hasil Angsuran
dibayaroleh
Nasabah
Nasabah
1 360.000.000 400.000.000 30.815.234 6.800.000,00 5.666.666,67 1,89% 36.481.901
2 360.000.000 369.184.766 31.251.783 6.276.141,02 5.230.117,52 1,74% 36.481.901
3 360.000.000 337.932.983 31.694.517 5.744.860,70 4.787.383,92 1,60% 36.481.901
4 360.000.000 306.238.466 32.143.523 5.206.053,92 4.338.378,26 1,45% 36.481.901
5 360.000.000 274.094.943 32.598.889 4.659.614,03 3.883.011,69 1,29% 36.481.901
6 360.000.000 241.496.054 33.060.707 4.105.432,92 3.421.194,10 1,14% 36.481.901
7 360.000.000 208.435.347 33.529.067 3.543.400,90 2.952.834,08 0,98% 36.481.901
8 360.000.000 174.906.280 34.004.062 2.973.406,77 2.477.838,97 0,83% 36.481.901
9 360.000.000 140.902.219 34.485.786 2.395.337,72 1.996.114,76 0,67% 36.481.901
10 360.000.000 106.416.432 34.974.335 1.809.079,35 1.507.566,13 0,50% 36.481.901
11 325.000.000 71.442.098 35.469.804 1.096.437,75 1.012.096,39 0,34% 36.481.901
12 305.000.000 35.972.293 35.972.293 518.100,95 509.607,49 0,17% 36.481.901
TOTAL 4.230.000.000 400.000.000 45.127.866 37.782.809,98 1,05% 437.782.810

288
Lampiran 4. Metode Perhitungan Kebutuhan dan
Kelayakan Usaha

a. Perhitungan Kebutuhan Dana


Ada tiga cara analisa yang digunakan untuk menghitung
kebutuhan dana dari suatu usaha, yaitu :

Metode Quick and Dirty


Metode ini dipergunakan untuk menghitung perkiraan kasar
kebutuhan dana suatu usaha, dengan rumus :

FN = (ART + IT – APT) x COGS

FN = Financial Needs (Kebutuhan Dana)


ART = Account Receivable Turnover (Perputaran Piutang
Dagang) dalam bulan

IT = Inventory Turnover (Perputaran Persediaan) dalam


bulan
APT = Account Payable Turnover (Perputaran Utang
Dagang) dalam bulan

289
COGS = Cost of Goods Sold (Harga Pokok Penjualan) untuk
satu bulan

Rumus diatas hanya melihat sisi aktiva lancar (Account


Receivable dan Inventory) dengan sisi kewajiban lancar
(Account Payable) dan tidak mempertimbangkan aktiva
lainnya. dengan demikian metode ini dipakai untuk
menghitung kebutuhan modal kerja perusahaan, khususnya
untuk jenis usaha perdagangan.

b. Metode Penilaian Kelayakan Usaha Yang Dibiayai

Metode Payback Period

Merupakan suatu metode perhitungan untuk menghitung


periode yang diperlukan untuk mengembalikan pengeluaran
investasi.Payback period (PBP) dihitung dengan
membandingkan antara periode PBP dengan periode
investasi yang diusulkan. Apabila waktu PBP lebih singkat
daripada umur proyek rencana dapat diterima dan jikaPBP
lebih panjang dari pada umur proyek maka proyek
seharusnya ditolak.

290
Metode Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah metode untuk mengukur


nilai bersih proyek. Net Present Value adalah perhitungan
antara selisih netcash flow yang didiskontokan atas dasar
biaya modal (cost of capital) atau rate of return yang
diharapkan:

n Net Cash flow t


NPV =  - Initial Investment
t=1 (1+i)t

Keteranqan:
NPV = Net Present Value
i = tingkat margin/bagi hasil
t = tahun
n = jangka waktu proyek
NPV> 0 = Proyek bermanfaat
NPV < 0 = Proyek tidak bermanfaat

291
Jika NPV > 0, berarti pembiayaan atas nasabah tidak dapat
dilaksanakan dan sebaliknya jika NPV < 0, berarti
pembiayaan atas nasabah dapat dilaksanakan.

292

Anda mungkin juga menyukai