Anda di halaman 1dari 3

Penegasan dan Perubahan Tanggung Jawab Penjual dalam Melakukan Lelang

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 27/PMK.06/2016 Tahun 2016 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang (“PMK 27/2016”) dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
90/PMK.06/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Lelang dengan Penawaran Secara Tertulis Tanpa
Kehadiran Peserta Lelang melalui Internet (“PMK 90/2016”) (PMK27/2016 dan PMK 90/2016 secara
bersama-sama disebut “Peraturan Lama”) telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 213/PMK.06/2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang (“PMK 213/2020”).

Tidak seperti Peraturan Lama yang membedakan pengaturan pelaksanaan lelang yang dihadiri secara
fisik dan melalui Internet, PMK 213/2020 menggabungkan kedua mekanisme tersebut menjadi satu
peraturan. Sehingga, PMK 213/2020 lebih mudah dipahami dan efektif untuk dipahami oleh para
pemangku kepentingan.

Pada praktik perbankan, apabila debitor cidera janji maka bank selaku pemegan hak jaminan kebendaan
dapat melakukan penjualan (“Penjual”). Oleh karena itu, memahami perubahan pengaturan mengenai
tanggung jawab Penjual selama proses lelang pada PMK 213/2020 menjadi sangat penting untuk
menghindari sengketa.

Tanggung jawab Penjual pada PMK 213/2020 berubah menjadi lebih detail dan terstruktur apabila
dibandingkan dengan PMK 27/2020. Adapun perbandingan tanggung jawab Penjual antara PMK
213/2020 dan PMK 27/2020 adalah sebagai berikut:

Tabel Perbandingan Tanggung Jawab Penjual


dalam Penjualan Melalui Lelang

PMK 213/2020 PMK 27/2016


(Peraturan Baru) (Peraturan Lama)

Pasal 13 ayat (1) huruf (a) Keabsahan kepemilikan dan/atau Sebelumnya diatur pada Pasal 17
PMK 213/2020 kewenangan menjual barang ayat (1) huruf (a) PMK 27/2016 yang
menyatakan Penjual bertanggung
jawab terhadap “Keabsahan
pemilikan barang”

Pasal 13 ayat (1) huruf (b) Keabsahan dokumen persyaratan Sebelumnya diatur pada Pasal 17
PMK 213/2020 lelang ayat (1) huruf (a) PMK 27/2016
dengan pengaturan yang sama.

Pasal 13 ayat (1) huruf (c) Keabsahan syarat lelang N/A


PMK 213/2020 tambahan
Pasal 13 ayat (1) huruf (d) Keabsahan pengumuman lelang N/A
PMK 213/2020
Pasal 13 ayat (1) huruf (e) Kebenaran formil dan materiil Sebelumnya diatur pada Pasal 17
PMK 213/2020 Nilai Limit ayat (1) huruf (e) PMK 27/2016 yang
menyatakan bahwa “Penjual
bertanggung jawab terhadap
Penetapan Nilai Limit”
Pasal 13 ayat (1) huruf (f) Kebenaran formil dan materiil N/A
PMK 213/2020 atas pernyataan tentang tidak
adanya perubahan data fisik dan
data yuridis bidang tanah atau
satuan rumah susun atau objek
yang akan di lelang

Pasal 13 ayt (1) huruf (g) Kebenaran Materi surat dan N/A
PMK 213/2020 pengiriman surat yang dilakukan
oleh Penjual kepada pihak terkait

Pasal 13 ayt (1) huruf (h) Kesesuaian barang dengan N/A


PMK 213/2020 dokumen objek lelang

Pasal 13 ayt (1) huruf (i) Penyerahan barang bergerak Sebelumnya diatur pada Pasal 17
PMK 213/2020 dan/atau barang tidak bergerak. ayat (1) huruf (c) PMK 27/2016
dengan pengaturan yang sama.

Pasal 13 ayt (1) huruf (j) Penyerahan asli dokumen Sebelumnya diatur pada Pasal 17
PMK 213/2020 kepemilikan kepada pembeli, ayat (1) huruf (d) PMK 27/2016 yang
kecuali objek lelang berupa hak menyatakan Penjual bertanggung
menikmati barang atau dalam jawab terhadap “Penyerahan
lelang yang tidak disertai dokumen kepemilikan kepada
dokumen pemilikan. pembeli”

Pasal 13 ayt (1) huruf (k) Gugatan Perdata dan/atau Sebelumnya diatur pada Pasal 17
PMK 213/2020 tuntutan Pidana serta ayat (2) PMK 27/2016 yang
pelaksanaan putusannya akibat menyatakan Penjual bertanggung
tidak dipenuhinya ketentuan jawab terhadap “Gugatan Perdata
perundang-undangan di bidang dan/atau tuntutan Pidana akibat
lelang tidak dipenuhinya ketentuan
perundang-undangan di bidang
lelang”

Pasal 13 ayt (1) huruf (l) Tuntutan ganti rugi terhadap Sebelumnya diatur pada Pasal 17
PMK 213/2020 kerugian yang timbul termasuk ayat (3) PMK 27/2016 yang
uang paksa/dwangsom dalam hal menyatakan Penjual bertanggung
Penjual mengabaikan tanggung jawab terhadap “Tuntutan ganti rugi
jawab dari huruf (a) sampai terhadap kerugian yang timbul
dengan (h) Pasal 13 PMK dalam hal tidak memenuhi tanggung
213/2020 jawab sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)”

Pasal 32 ayat (1) PMK Proses pelaksanaaan pengurusan Sebelumnya diatur pada Pasal 25
213/2020 dan biaya Surat Keterangan ayat (5) PMK 27/2016 bawha “Biaya
Tanah (SKT)/Surat Keterangan pengurusan SKT/SKPT atau Surat
Pendaftaran Tanah (SKPT) / surat Keterangan Lurah/Kepala Desa
keterangan pendaftaran rumah menjadi tanggung jawab Penjual.”
susun/surat keterangan atas
objek yang akan dilelang atau
Surat Keterangan Lurah/Kepala
Desa/pengelola rumah
susun/perhimpunan pemilik
rumah susun menjadi tanggung
jawab Penjual.

Pada umumnya, setelah Menteri Keuangan mengeluarkan peraturan terkait lelang, direktorat jenderal
kekayaan negara (“DJKN”) juga mengeluarkan peraturan DJKN tentang petunjuk teknis pelaksanaan
lelang. Namun, pada saat dikeluarkannya artikel ini DJKN belum mengeluarkan peraturan baru dan
Peraturan No.6/KN/2013 TAHUN 2013 jo. Peraturan DJKN No.2/KN/2017 Tahun 2017 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Lelang tetap berlaku.

Kesimpulan dari informasi di atas adalah, Penjual wajib secara detail memahami dan mengetahui objek
yang dijadikan jaminan utang. Sehingga, dapat memperkecil kemungkinan adanya gugatan pada proses
lelang yang dapat menghambat proses eksekusi jaminan.

PMK 213/2020 mulai berlaku setelah 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal 23 Desember 2020.

Dianyndra K Hardy and Cendya Lim

Anda mungkin juga menyukai