Anda di halaman 1dari 27

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI

PANCASILA DI ERA DIGITAL PADA


GENERASI MILENIAL

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Yuyuk Tardimanto,S.Pd,M.Si

OLEH :
REZHA PUJI ANGGRAINY
NIM.213030302257

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Implementasi Nilai-Nilai
Pancasila di Era Digital pada Generasi Milenial” dengan tepat waktu. Makalah disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang nilai-nilai pancasila bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yuyuk Tardimanto,S.Pd,M.Si
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Penulis menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, 13 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penulisan 5
D. Manfaat penulisan 6

BAB II PEMBAHASAN
A. Eksistensi Pancasila di Zaman Sekarang 7
B. Karakteristik Generasi Milenial 13
C. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi Milenial 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 19
B. Saran 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan kehidupan manusia tidak lepas dari adanya teknologi,
termasuk dalam ranah social dan pendidikan. Teknologi adalah mencakup segala
perangkat yang dapat memudahkah kehidupan manusia. Sebagai bangsa yang merdeka
pada abad ke-20 ini, mengharuskan bangsa Indonesia ikut berlomba-lomba dalam
membangun dan melakukan proses peningkatan teknologi agar dapat menanggulangi
tantangan-tantangan pada masa ini. Selain itu, kehhadiran arus globalisasi dan upaya
modernisasi Negara-negara di dunia juga menyebabkan pekembangan teknologi
menjadi suatu tuntutan yang harus dipenuhi oleh badan-badan penyedia perangkat
teknologi. Salah satu teknologi yang paling berperan dalam kehidupan manusia adalah
internet.
Internet merupakan singkatan dari interconnection networking yaitu jaringan
yang menggabungkan beberapa computer dan terhubung dalam sebuah internet protocol
(IP), mencakup secara luas keseluruh dunia. Semenjak kemunculan internet pada tahun
1969 dan kemudian mengalami kemajuan yang sangat pesat pada kisaran tahun
1993/1994, kehadiran internet telah mampu membawa perubahan dalam berbagai aspek
kehidupan manusia. Terutama dalam hal kebebasan untuk berkomunikasi dan
menyebarkan berbagai informasi kepada seluruh penjuru dunia, tanpa mengenal batas-
batas wilayah geografis.
Banyaknya manfaat dan kemudahan yang ditawarkan oleh internet juga
berbanding lurus dengan dampak negatif yang dihasilkan. Secara garis besar dampak
negatif penggunaan internet adalah pertama semakin berkurangnya sifat social manusia,

1
hal ini dikarenakan mereka lebih suka berkomunikasi menggunakan media social
berbasis internet daripada bertemu dan bertukar sapa secara langsung. Kedua,
pornografi dan tindak kejahatan lainnya marak berseliweran pada beranda-beranda pada
hamper setiap web internet dan tanpa filter gambar maupun adegan. Tentu saja ini akan
berdampak buruk terhadap perkembangan generasi selanjutnya, dan jika dibiarkan terus
menerus maka generasi-generasi muda Indonesia, terutama generasi milenial yang mana
mereka terlahir dan hidup pada jaman teknologi tinggi ini, akan mengalami degradasi
social dan moral.
Degradasi social dan moral yang berkepanjangan sedikit banyak dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup dan keutuhan bangsa Indonesia di masa depan.
Oleh karena itu, penting untung menanggulangi degradasi moral dan social yang ada.
Salah satu cara yang dapat digunakan guna menanggulangi masalah tersebut adalah
dengan kembali kepada nilai-nilai Pancasila. Maka dari itu, perlu untuk melakukan
pengimplementasian nilai-nilai Pancasila khususnya untuk generasi milenial dan
kepada masyarakat Indonesia umumnya.
Pancasila merupakan pedoman dasar bangsa Indonesia yang didalamnya telah
teruang nilai-nilai luhur serta akan terus berkembang relevansinya seiring dengan
perkembangan jaman dan juga sifat Pancasila yang tidak kontekstual atau bias dibilang
berlakunya tidak berdasarkan waktu. Desain khusus dari para pemikir bangsa
menunjukkan bahwa Pancasila akan terus berlaku.
Pancasila sebagai dasar ideology Negara merupakan kesepakatan politik ketika
Negara Indonesia didirikan hingga sekarang di era teknologi informasi atau globalisasi.
Negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada Pancasila sebagai dasar Negara.
Sebagai dasar Negara tentulah Pancasila harus menjadi acuan Negara dalam
menghadapi tantangan global dunia yang terus berkembang.

2
Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap
menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Karena dengan adanya globalisasi,
batasan-batasan diantara Negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan
asing dapat masuk dengan mudah ke dalam masyarakat.
Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia.
Jika kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi,
tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan
dan mempererat hubungan antar bangsa dan Negara di dunia. Tapi jika kita tidak dapat
memfilter dengan baik maka hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak
moral bangsa dan eksistensi kebudayaan Indonesia.
Era milenial adalah jaman yang sarat dengan perubahan signifikan pada semua
aspek kehidupan, terkait dengan perkembangan teknologi dan alat-alat komunikasi
digital,diikuti dengan cara pandang serta sikap serba pragmatis. Pada era ini generasi
milenial diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap kemajuan kehidupan secara
keseluruhan. Generasi milenial dimaksud adalah generasi Y, yakni generasi yang lahir
direntang tahun 1980an sampai 2000an, berusia antara 15-35 tahun. Mereka hadir dan
berperan menggantikan generasi sebelumnya, yakni generasi X. Anak-anak muda
menyebut generasi X sebagai ABG (Angkatan Bapak Gue).
Hadirnya era milenial itu tak lepas dari merasuknya faham globalisme.
Globalisme sebagai mana dikemukakan Saul J Ralston (2005) dalam The Collapse of
Globalism and the Reinvention of the World, digambarkan sebagai neokapitalisme yang
bekerja secara rasional dan mekanistik dalam persaingan memperebutkan segala bentuk
materi duniawi dalam skala global. Terkait dengan orientasinya pada materi duniawi,
maka hal-hal yang bersifat immaterial dan spiritual (seperti ; ideology, agama, ilmi,
etika, moral) di anggap tidak penting.

3
Sebagai Negara yang besar dan dengan sumber daya alamnya yang melimpah
pada dasarnya Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi salah satu Bangsa
yang maju, bermartabat dan lebih baik dari saat ini. Hal ini sesuai dengan UU No.20
Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pada pasal 3 (tiga) yang menyebutkan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebagai dasar Negara dan “way of life”
bagi kehidupan bermasyarakat diIndonesia. Atau juga dapat dikatakan sebagai
IDEOLOGI BANGSA Indonesia selaku Negara multi etnis dan agama, ternyata masih
menghadapi persoalatn intoleransi yang cukup tinggi. Berbagai masalah menerpa karena
persoalan etnis.
Menurut para peneliti social, generasi Y atau Millennials ini lahir pada rentang
tahun 1980an hingga 2000. Dengan kata lain, generasi millennial ini adalah anak-anak
muda yang saat ini berusia antara 15-35 tahun. Berarti aku dan kamu juga bagian dari
Millennials.
Generasi milenial merupakan generasi yang sangat rentan terhadap pengaruh
luar. Tanpa di tanamkan jiwa Pancasila generasi tersebut akan mudah untuk terbawa
arus jaman. Melihat kenyataan ini maka, penanaman nilai-nilai Pancasila sudah
semestinya mengfokuskan dan mengakomodasi kelompok generasi milenial dengan
sebuah formulasi atau metode- metode pembelajaran yang relevan dengan
perkembangan kencanggihan teknologi saat ini.

4
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya,
Maka masalah yang akan dibahas meliputi:
1. Bagaimana kehidupan Pancasila Dizaman sekarang?
2. Bagaimana karakteristik generasi milenial?
3. Bagaimana mingemplementasikan Pancasila pada generasi milenial?
4. Bagaimana peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam
meningkatkan kesadaran politik mahasiswa fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Palangka Raya?
5. Bagaimana keikutsertaan mahasiswa sebagai masyarakat dalam bentuk
kegiatan pemerintahan.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari rumusan masalah yang telah di ambil adalah yang pertama yaitu
Untuk mengetahui eksistensi dan kehidupan Pancasila pada masa kini. Tujuan yang
kedua adalah untuk mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh generasi milenial, dan
kemudian yang terakhir adalah untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada
generasi milenial. Tujuan penulisan ini juga untuk mengetahui bagaimana peranan mata
kuliah pendidikan pancasila dan kewaerganegaraan dalam meningkatkan kesadaran
politik Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya. Agar kita
bias menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi era teknologi informasi,
sehingga bias mengambil dampak positif dari globalisasi dan agar tetap bias menjaga
kepribadian dan jati diri bangsa.

5
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi penulis
Bagi penulis ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan
berfikir secara sistematis dalam melihat fenomena cara berfikir politik
yang terjadi pada mahasiswa fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Palangka Raya.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
bahan rujukan terhadap perkuliahan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dan Penelitian selanjutnya mengenai pengaruh mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan terhadap pola piker
mahasiswa.
3. Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini dapat digunakan untuk memberikan alternatif kepada
berbagai pihak untuk dapat mengatasi masalah minimnya tingkat kesadaran
mahasiswa terhadap perannya sebagai mahasiswa dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Serta dapat memberikan masukan
bagi dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam
memberikan pembelajaran mengenai kesadaran mahasiswa terhadap
perannya sebagai mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila juga merupakan suatu pandangan
hidup bangsa Indonesia.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Eksistensi Pancasila di zaman sekarang
Kata Pancasila berasal dari kata Sansekerta yaitu Panca yang berarti lima
dan sila berarti dasar. Pancasila adalah lima dasar yang menopang Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pengalaman Pancasila berasal dari nilai-nilai yang terkandung
dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang telah di ekstrak sedemikian rupa oleh
orang-orang hebat pendiri bangsa Indonesia. Oleh karenanya, Pancasila juga dapat
dikatakan sebagai jiwa dari bangsa Indonesia.
“Pancasila lahir dari dua himpitan ideology besar yang pada saat itu menguasai
dunia. Ibarat bayi yang baru lahir, Pancasila harus menghadapi dua raksasa yang
sudah memiliki segalanya: kekuasaan, senjata, modal,dan tentu saja pasukan.
Akan tetapi bayi Pancasila ini kemudian bertumbuh dan akhirnya menjadi
semakin besar. Dan mulai diperhitungkan dalam peraturan ideologi dunia.”
Seperti yang telah diketahui, Pancasila merupakan falsafah Negara dan
Pandangan hidup bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Sebagai dasar
Negara dan sebagai pandangan hidup, pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang
harus dihayati dan dijadikan pedoman oleh seluruh warga Negara Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai suatu system nilai,
Pancasila telah terbukti kualitasnya di matadunia sampai dengan saat ini. Lalu,
bagaimana kondisi Pancasila sebagai Pandangan hidup bangsa pada era globalisasi ini?
Nilai-nilai Pancasila kini sedikit demi sedikit mulai tergerus oleh globalisasi
yang selalu membawa karakter individualistik. Pancasila tidak lagi mampu dijadikan
sarana untuk menahan dampak globalisasi yang lahir. Dalam ranah ini, Pancasila dapat
diartikan sebagai tubuh tanpa jiwa.

7
Pancasila hanya dianggap sebagai simbol dan garnis saja. Pelengkap dan pemanis, tidak
kurang dan tidak lebih. Hal ini terlihat dari begitu pesat masuknya dampak-dampak
globalisasi yang masuk begitu saja ke Indonesia tanpa tedeng aling-aling dan filter.
Dampak globalisasi tentu bukan hanya mengenai dampak positif saja, dampak negatif
dari adanya arus tersebut juga berbanding lurus dengan dampak positif yang ditawarkan.
Salah satu dampak dari masuknya arus globalisasi yang membawa konsep modernisasi
adalah kecenderungan pemudanya nasionalisme bangsa Indonesia, dan merupakan
fenomena yang actual bahwa globalisasi sesungguhnya membawa misi liberalisasi
dengan pesan-pesan visi dan misi Hak Asasi Manusia (HAM) serta demokrasi,
kebebasan dan keterbukaan.
Globalisasi adalah tantangan bagi setiap Negara pada abad ke-20 ini.
Diantara basis modernisasi dan globalisasi terbesar terletak pada aspek teknologi
informasi dan komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi yang bersifat bebas,
menyeluruh dan dapat memutus jarak antar belahan bumi satu dan lainnya tentunya
dapat membawa beragam informasi dari seluruh belahan dunia. Informasi mengenai
budaya, bahasa dan tren kekinian pun dapat diperoleh dengan mudah melalui situs-situs
yang disediakan oleh internet ataupun melalui media komunikasi dan informasi lain.
Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyaraat terhadap nilai-nilai
asing yang negatif juga semakin besar.
Seperti yang telah diketahui, bahwa tidak semua informasi yang didapatkan dari
dunia maya merupakan informasi yang baik dan mendidik, banyak juga di antara
informasi-informasi tersebut yang melenceng dari nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Contoh kecil yang seringkali ditemui pada kehidupan sehari-hari adalah dari
cara berpakaian banyak remaja-remaja yang cenderung berdandan seperti artis-artis
Barat. Dapat dikatakan bahwa pakaian tersebut merupakan pakaian minim bahan serta
memperlihatkan bagian tubuh yang semestinya tidak patut untuk diperlihatkan. Hal ini
jelas menunjukkan bahwa gaya berbusana tersebut tidak sesuai dengan kepribadian dan

8
kebudayaan bangsa Indonesia. (contoh sinetron berkelahi)
Jika manfaat internet dilakukan secara tepat dan semestinya tentu akan
mendapatkan banyak manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat
kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiwa yang menggunakan teknologi
internet tersebut untuk hal-hal yang tidak semestinya, contohnya adalah untuk membuka
situs porno. Selain itu, internet juga seringkali di jadikan ajang pemecah belah bangsa
dengan cara menyebarkan berita-berita yang tidak bertanggung jawab ataupun
menyebarkan ajaran-ajaran radikal yang berpotensi menghancurkan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Selain internet, kecanggihan teknologi komunikasi seperti
handphone juga telah mengubah masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang
individualistic dan memiliki rasa social yang rendah, mereka lebih memilih sibuk
menggunakan handphone daripada bertatap muka langsung dengan seseorang, karena
menganggap hal tersebut adalah merepotkan. Dilihat dari sikap, banyak anak muda
yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa
peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan
sehingga mereka bertindak sesuka hati. Hal ini jelas membuktikan bahwa nilai Pancasila
sebagai tameng dan pandangan hidup bangsa sudah mulai memudar. Pandangan hidup
itu artinya setiap bangsa yang ingin berdiri kukuh dan ingin mengetahui dengan jelas
kemana arah tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup bangsa,
inilah suatu bangsa akan memandang suatu persoalan yang dihadapinya dan
menentukan arah serta memecahkan secara tepat. Tanpa memiliki pandangan hidup,
suatu bangsa akan terombang-ambing dalam menghadapi persoalan yang timbul, baik
persoalan masyarakatnya sendiri maupun persoalan besar umat manusia dalam
pergaulan masyarakat bangsa-bangsa dunia. Pandangan hidup harus berakar pada nilai-
nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh seluruh lapisan masyarakat yang menjadi unsur
rakyat itu.
Pancasila sebagai landasan ideal bagi bangsa Indonesia dan ditempatkannya teks

9
Pancasila dalam pembukaan UUd 1945, menimbulkan dampak besar dalam seluruh segi
kehidupan bangsa Indonesia. Namun, sinkronisasi jiwa Pancasila yang dijabarkan dalam
norma-norma hokum itu masih menyimpan banyak persoalan tentang eksistenasi
Pancasila dalam kehidupan nyata bangsa Indonesia. Eksistensi Pancasila sebagai
pandangan hidup yang bernilai filosofis dn sosiologis kini menjadi hal perlu untuk
menjadi kajian generasi bangsa. Negara yang mengamalkan Pancasila dengan baik dan
benar adalah Negara yang mengeluarkan kebijakan bukan berdasarkan kepentingan
partai, bangsa asing, pemilik modal atau kelompoknya. Di era sekarang ini,
keeksistensian Pancasila sangat lah memburuk, Pancasila hanyalah terlihat sebagai
simbol Negara saja, mereka (baik masyarakat maupun pemerintah) hanyalah mengerti
bahwa Pancasila sebagai dasar Negara, tetapi pada kenyataanya, ternyata banyak sekali
masyarakat yang tidak menghargai Pancasila itu sendiri, mereka tidak memperhatikan
akan pentingnya Pancasila dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Setidaknya ada dua alasan yang menyebabkan suatu ideology tetap eksis.
Pertama adalah jumlah penganut atau pengikut. Semakin banyak pengikut dari suatu
ideologi, maka ideologi tersebut akan semakin kuat. Pancasila merupakan ideologi yang
diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. Secara konseptual, Pancasila adalah ideologi yang
kokoh. Pancasila tidak akan musnah sepanjang masih ada pengikut yang
memperjuangkannya. Kedua adalah seberapa besar pengikut tersebut mempercayai dan
menjadikan ideologi sebagai bagian dari kehidupannya. Semakin kuat pengikut, tetapi
apabila pengikut tersebut sudah tidak menjadikan ideologi sebagai bagian dari
kehidupannya, maka ideology dikatakan lemah. Posisi Pancasila di era globalisasi
sangat rawan terhadap gangguan. Secara formal, Pancasila tetap di akui oleh seluruh
bangsa Indonesia sebagai ideologi mereka. Namun ditataran aplikatif, perilaku
masyarakat banyak yang mengalami pergeseran nilai. Secara tidak langsung pergeseran
nilai tersebut membuat masyarakat perlahan-lahan melupakan Pancasila. Paradigma
baru yaitu semangat dan ideologi kebangsaan itu akan lahir dan berkembang jika

10
jatidiri bangsa telah bersemayam di hati seluruh bangsa Indonesia. Semangat dan
ideologi kebangsaan tidak dapat dilahirkan dan dikembangkan dengan cara-cara
kekerasan, melainkan harus dengan membangkitkan “kesadaran yang dalam”. Selama
ini warga masyarakat Indonesia kurang percaya dan meyakini akan kedudukan
semangat dan ideologi kebangsaan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Akhirnya
semangat mencintai dan setia kepada bangsa dan Negara sendiri menjadi lemah.
Berbagai tindak kejahatan yang merusak telah berkembang untuk menghancurkan
bangsa dan Negara dari dalam seperti berkembangnya tindakan korupsi yang sangat
luas. Semangat dan ideologi kebangsaan sebenarnya dapat menjadi kekuatan bangsa dan
Negara untuk melawan “intervensi kekuatan asing” serta menjadi kekuatan untuk
membangun semangat kemandirian yang kokoh.
1. Pancasila dirumuskan dan berkembang dalam situasi krisis yang dimana telah
kita ketahui Pancasila tercipta dalam keadaan bangsa Indonesia inging merdeka
dari bangsa lain. Jadi kita harus tetap mempertahankan dasar Negara yang telah
susah payah diperjuangkan oleh para pediri bangsa Indonesia.
2. Pancasila mempunyai ruang lingkup jangkauan yang luas namun beragam
dijadikan pedoman hidup bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir
dan batin dalam masyarakat yang heterogen (beraneka ragam).
3. Pancasila menganut beberapa strata pemikiran dan panutan yang memiliki
keluwesan memungkinkan kepada generasi penerus bangsa, diperjuangkan dan
dipertahankan dengan semangat nasionalisme.
4. Pancasila merupakan polas pemikiran sistematis mengandung idealism yang
memberikan harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman
dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
5. Pancasila mencakup unsur empiris dan normatif tersebut secara rill hidup di
dalam, serta bersumber dari budaya dan pengalaman sejarah masyarakat
bangsanya.

11
6. Pancasila cenderung eksklusif, absolut dan universal di angkat atau di ambil dari
nilai-nilai adat-istiadat yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia.
7. Pancasila diwujudkan dalam pernyataan yang persuasif masyarakat adil dan
makmur yang merata materil dan spriritual.
8. Pancasila dipersonalisasikan dan didokumentasikan jelas kita tahu bahwa pendiri
dan perumusan Pancasila dilakukan oleh Ir.Soekarno yang menjadi Presiden
pertama NKRI.
9. Pancasila mengalami perkembangan tetapi menentang perubahan yang
fundamental suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari
kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur.
10. Pancasila terjalin dalam gerakan politik sumber dari segala sumber hukum atau
sumber tertib hukum Indonesia.
Jika bangsa Indonesia benar-benar menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap sendi
kehidupan dan mengaktualisasikannya dalam setiap tindakan, bukan memahami
Pancasila hanya sebagai sebuah simbol maka bangsa Indonesia pasti mampu mengatasi
segala guncangan yang menerpa kehidupan berbangsa dan bernegara baik yang dating
dari dalam maupun dari luar Negeri. Hal inilah yang telah dipikirkan dan diharapkan
para pencetus Pancasila supaya kelakPancasila dapat membentuk bangsa Indonesia
yang berkarakter dan unggul disegala bidang. Peranan ideologi Pancasila menjadi yang
terpenting karena sejatinya Pancasila merupakan sumber jatidiri, kepribadian, moralitas,
dan haluan kehidupan bangsa. Indonesia akan berwujud bangsa yang memiliki
peradaban agung jika segenap masyarakat bangsanya bersedia dengan rela berkorban
untuk mengamalkan pancasila dalam setiap sendi kehidupan. Ideologi Pancasila akan
terpenuhi arti dan maknanya jika nilai-nilai agung Pancasila teraplikasi dan
terimplementasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, akan berwujud peradaban
agung manusia-manusia Pancasila.

12
Menjaga eksistensi Pancasila dan penerapannya bagi masyarakat di era
globalisasi. Pancasila merupakan dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia,
sebagai dasar Negara. Pancasila dijadikan sebagai dasar dalam membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia.
Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai adat-istiadat, nilai kebudayaan serta nilai
religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Nilai yang ada
dalam Pancasila memilliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kondisi bangsa Indonesia saat ini dapat identifikasi dengan
melihat perilaku dan kepribadian masyarakat Indonesia yang tercermin dari tingkah laku
sehari-hari. Globalisasi tidak bias dihindarkan. Globalisasi yang menjadikan semua
Negara seakan tiada batas. Untuk itu perlunya Pancasila sebagai penyaring arus
globalisasi. Perlunya pembudayaan nilai-nilai Pancasila tidak sekedar memahami saja,
namun harus dihayati dan diwujudkan dalam pengalamannya oleh setiap diri pribadi
dan seluruh masyarakat sehingga menumbuhkan kesadaran dan kebutuhan untuk
melaksanakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasar kan
Pancasila.

B. Karakteristik Generasi Milenial


Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin)
yang berarti berpikir, berakal budi. Jadi, manusia adalah makhluk yang berakal budi
(mampu menguasi makhluk lain). Manusia merupakan makhluk social, yang mana
dalam setiap kehidupanya mereka tidak dapat terlepas dari makhluk hidup yang lain.
Oleh karena itu, manusia membutuhkan interaksi dengan makhluk hidup yang lain.
Manusia merupakan makhluk yang terus berkembang mengukuti jaman. Pendeknya,
kodrat manusia bukan sesuatu yang kak, melainkan bersifat dinamis-evolutif dan tidak
“di-kapsul-kan”. Generasi yang tumbuh dan komunikasi. Generasi milenialmerupakan
perwujudan dari generasi yang tumbuh dan berkembang pada era ini.

13
Generasi milenial merupakan generasi yang paling dekat dengan teknologi.
Generasi milenial merupakan generasi yang lahirpasca tahun 1980 sampai dengan tahun
2000. Bertumbuh di era pergantian abad menjadikan gaya hidup pada generasi
mengalami perubahan yang drastic dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yaitu
generasi X. Terutama sejak diperkenalkan dengan pemanfaatan teknologi. Kehidupan
sosial pada generasi ini sangat tergantung pada teknologi informasi dan komunikasi
yang ada, dalam hal ini teknologi informasi dan komunikasi yang paling banyak
dipergunakan adalah teknologi berbasis internet. Oleh karena itu, generasi ini
merupakan generasi dengan tingkat penggunaan internet tertinggi saat ini.
Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap internet tersebut menyebabkan
generasi milenial lebih memilih menggunakan internet sebagai sumber informasi dan
komunikasi karena internet dirasa lebih menjajikan kemudahan penggunaan dan
kecepatan akses. Berikut adalah karakteristik generasi milenial:
1. Selalu terhubung : Generasi milenial selalu terhubung dengan dunia luar
melalui internet mobile yang mereka bawa kemana-mana. Melalui laptop,
mobile phone mereka selalu terkoneksi dengan informasi dan komunitas dunia
maya. Keterhubungan dengan dunia maya inilah yang menyebabkan mereka
sangat tergantung dengan keberadaan internet (Oblinger & Oblinger)
2. Segera : Generasi Milenial selalu menginginkan kecepatan, apakah itu
berhubungan dengan respon yang mereka harapkan maupun kecepatan dalam
memperoleh informasi. Mereka terbiasa melakukan multitasking dalam
memperoleh informasi ataupun dalam melakukan apapun. Mereka dengan cepat
bergerak di suatu aktvitas ke aktivitas lainnya dan kadang mereka melakukannya
secara bersamaan. Mereka dengan cepat membalas email ataupun permintaan
respon dari komunitasnya, bahkan mungkin mereka lebih mengutamakan
kecepatan dibandingkan dengan kecepatan ( Oblinger & Oblinger).
3. Sosial : Generasi milenial sangat tertarik dengan interaksi sosial, apakah itu

14
chatting dengan teman-teman lama, memposting buku harian web (blogging),
berbagi informasi dan bersosialisasi melalui situs jejaring sosial semacam
facebook, twitter dan lain-lain. Mereka terbuka terhadap keanekaragaman,
perbedaan, dan mereka nyaman berinteraksi dengan orang asing yang tidak
dikenal sekalipun (Oblinger &Oblinger). Generasi milenial adalah orang-orang
yang paling sering, bahkan selalu terhubung dengan media sosial. Kadang, apa
yang dilakukan di media sosial hanya menunjukkan eksistensi keseharian
mereka bahkan tidak segan untuk mencurahkan isi hati melalui media sosial.
4. Generasi milenial lebih terkesan individual, cukup mengabaikan masalah politik,
fokus pada nilai-nilai materialistis, dan kurang peduli untuk membantu sesame
jika dibandingkan dengan generasi X dan generasi baby boom pada saat usia
yang sama.
5. Generasi milenial merupakan pribadi yang pikirannya terbuka, pendukung
kesetaraan hak ( misalnya tentang LGBT atau kaum minoritas ). Mereka juga
memiliki rasa percaya diri yang bagus, mampu mengekspresikan perasaannya,
pribadi liberal, optimis, dan menerima ide-ide dan cara-cara hidup.
6. Generasi milenial kerap dituding sebagai generasi yang manja, etos kerja yang
buruk, sampai terlalu banyak menghabiskan waktu didepan televise atau ponsel
pintar. Banyak yang menyebutnya sebagai generasi galau karena sering tidak
betah di suatu tempat atau menekuni suatu hal.

C. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi


Milenial
Pancasila dan generasi milenial merupakan dua hal yang perlu diperhatikan lebih
untuksaat ini. Ketimpangan sosial yang terjadi saat ini adalah dikarenakan kurangnya
perhatianmasyarakat Indonesia terutama generasi milenial terhadap nilai-nilai Pancasila.

15
Internalisasinilai-nilai liberal yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa menjadikan
masyarakatIndonesia layaknya orang buta yang kehilangan tongkatnya. Persoalan yang
sangat besardihadapi bangsa dan negara hingga sekarang ialah pembudayaan dan
aktualisasi nilai-nilaiPancasila yang tidak berjalan efektif dan mendasar.
Dalam usaha-usaha untuk meletakkan dasar-dasar masyarakat modern kita
bukan sajamenyerap masuk modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan keterampilan dari
luar, akan tetapiterbawa masuk pula nilai-nilai sosial dan politik yang berasal dari
kebudayaan lain. Masuknyanilai-nilai kebudayaan lain ini makin deras mengalir sejalan
dengan kebebasan yang dengansadar juga kita buka kembali.
Dorongan lain mengenai perlu adanya pedoman penghayatan dan pengamalan
pancasila adalah pergantian generasi yang segera akan terjadi dalam tahun-tahun
mendatang.Pergantian generasi sendiri adalah proses yang alami dan harus tetap
berlangsung secara alami.Pergantian generasi yang akan datang mempunyai arti yang
khusus, karena generasi yang barutidak mengalami secara langsung perjuangan
kemerdekaan yang melahirkan Republik ini.Pengalaman yang berlainan, tantangan dan
jawaban terhadap masalah-masalah pokok yang berlainan, dapat melahirkan tanggapan
yang berbeda mengenai cita-cita kemerdekaan.
Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga bangsa
Indonesia pada saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh pengaruh
dari luar maupundari dalam negeri. Dengan demikian, di era globalisasi seperti sekarang
ini peran Pancasilatentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian
bangsa Indonesia. Lebihdari itu, nilai-nilai Pancasila sepatutnya menjadi karakter
masyarakat Indonesia sehinggaPancasila menjadi identitas atau jati diri bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanyaimplementasi nilai-nilai Pancasila pada
generasi milenial. Melakukan implementasi nilai-nilaiPancasila sebagai dasar kehidupan
bangsa Indonesia merupakan suatu imperatif yuridis danimperatif politis. Karena
Pancasila adalah dasar filsafat negara Indonesia dalam segi yuridisdan politis.

16
Oleh karena itu, agar nilai-nilai Pancasila tidak punah oleh arus globalisasi yangsangat
dahsyat, maka implementasi nilai-nilai Pancasila tidak dapat ditunda-tunda lagi.

Implementasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dengan beberapa cara,


1. yang pertama adalah dengan melalui lembaga-lembaga pendidikan baik formal
dannon formal yang pada saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah pada
tarafsekolah-sekolah formal melalui internalisasi pendidikan karakter pada
semua mata pelajaran di semua jenjang pendidikan dari mulai pendidikan anak
usia dini sampaidengan pendidikan tinggi.“Dalam konteks pendidikan, problem
dalam aktualisasinilai-nilai Pancasila ditemukan baik secara struktural maupun
kultural. Padatingkat struktural, negara belum sepenuhnya memiliki instrumen
yang memadaiuntuk mengenalkan Pancasila pada level implementatif sejak dini.
MemangPancasila telah didesain sebagai kurikulum yang diajarkan di sekolah-
sekolah,tetapi tidak punya kekuatan implementatif. Kurikulum Pancasila
seharusnya tidakhanya didesain dengan sekadar tatap muka di dalam kelas dan
sedikit dialog,melainkan harus lebih implementatif dalam kehidupan sehari-hari
sehingga penanaman nilai-nilai Pancasila akan lebih mengena dan tepat sasaran,
misalnyatentang bagaimana mengajarkan secara praktis dan memberi contoh
untukmenghargai perbedaan, toleransi, dan tidak korupsi.
2. Langkah kedua adalah dengan pemberian contoh-contoh aktualisasi nilai-
nilaiPancasila secara langsung dalamn kehidupan sehari-hari. Hal tersebut
dapatdimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kerja
dan jugalingkungan masyarakat. Contohnya adalah aktualisasi melalui
keteladanan para pemimpin baik pemimpin formal (pejabat negara) maupun
informal (tokohmasyarakat) dan juga oleh orang tua dan guru di lingkungan
pendidikan. Denganketeladanan yang dijiwai nilai-nilai Pancasila, diharapkan
masyarakat luas akanmengikuti.

17
3. Langkah ketiga adalah dengan melalui diskusi dan kajian-kajian ilmiah
gunamengembangkan kontekstualisasi dan implementasi nilai-nilai pancasila,
terutama pada generasi milenial. Pengembangan kontekstualisasi dan
implementasiPancasila di dunia pendidikan merupakan yang paling efektif,
karena pendidikantidak hanya mecetak manusia-manusia yang cerdas, terampil,
namun jugamencetak manusia yang diharapkan dapat mempertahankan
mempertahankan,mengembangkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila
sebagai localwisdom bangsa Indonesia.
4. Dan lanngkah terakhir adalah reaktualisasi Pancasila melalui media sosial. Cara
pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemblokiran terhadap situs-
situsyang berpotensi mengunggah ataupun menayangkan hal-hal yang berkaitan
dengan pornografi, pornoaksi, premanisme dan sejenisnya. Tentunya hal ini
jugamemerlukan dukungan dari pihak keluarga, sekolah, pemerintahan dan
jugamasyarakat. Kemudian selanjutnya adalah dengan memasukkan konten-
kontenmengenai Pancasila dan kebangsaan dalam setiap media cetak maupun
elektronik.Membumikan kembali nilai-nilai Pancasila melalui media sosial
sangat pentinguntuk dilakukan karena generasi milenial merupakan generasi
yang sangat dekatdengan teknologi, utamanya adalah media sosial.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti yang telah diketahui, Pancasila merupakan falsafah negara dan
Pandangan hidup bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Sebagai suatu
sistem nilai, Pancasilatelah terbukti kualitasnya di mata dunia sampai dengan saat ini.
Namun pada kenyataannyanilai-nilai Pancasila kini sedikit demi sedikit mulai tergerus
oleh globalisasi yang selalumembawa karakter individualistik. Pancasila tidak lagi
mampu dijadikan sarana untukmenahan dampak globalisasi yang hadir. Dalam ranah
ini, Pancasila dapat diartikan sebagaitubuh tanpa jiwa.
Generasi milenial merupakan generasi yang paling dekat dengan teknologi.
Generasiini merupakan generasi yang lahir pasca tahun 1980 sampai dengan tahun
2000. Olehkarenanya, generasi ini merupakan generasi dengan tingkat penggunaan
internet tertinggi saatini. Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap internet tersebut
menyebabkan generasimilenial lebih memilih menggunakan internet sebagai sumber
informasi dan komunikasikarena internet dirasa lebih menjanjikan kemudahan
penggunaan dan kecepatan akses. Jika pemanfaatan internet dilakukan secara tepat dan
semestinya tentu akan mendapatkan banyakmanfaat yang berguna. Tetapi jika tidak,
kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang
menggunakan teknologi internet tersebut untuk hal-halyang tidak semestinya.
Oleh karena itu, di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat penting
untuktetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Lebih dari itu, nilai-nilai
Pancasilasepatutnya menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga Pancasila menjadi
identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya reaktualisasi
nilai-nilai Pancasila padagenerasi milenial. Reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dapat

19
dilakukan dengan beberapa cara,yang pertama adalah melalui internalisasi nilai-nilai
Pancasila ke dalam setiap bidang pelajaran pada lembaga-lembaga pendidikan baik
formal dan non formal. Langkah keduaadalah dengan pemberian contoh-contoh
aktualisasi nilai-nilai Pancasila secara langsungdalamn kehidupan sehari-hari. Langkah
ketiga adalah dengan melalui diskusi dan kajian-kajian ilmiah. Dan langkah terakhir
adalah reaktualisasi Pancasila melalui media sosial.
Pancasila merupakan falsafah dan dasar negara Republik Indonesia sebagai
pedoman bagi segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia. Pancasila terdiri atas lima sila yang mengandung nilai-nilai
didalamnya, nilai-nilai tersebut diwujudkan sebagai pengamalan dalam kehidupan
masyarakat. Seiring dengan arus globalisasi penerapan nilai-nilai Pancasila kian
memudar ditengah-tengah masyarakat, sehingga Pancasila tidak mampu lagi menjadi
pandangan bagi masyarakat Indonesia, hal ini juga meliputi para generasi muda
Indonesia. Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa diharapkan membawa
perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini dengan berpedoman pada Pancasila, akan
tetapi para pemuda saat ini kian jauh dari nilainilai Pancasila.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila terhadap
organisasi Pemuda Pancasila di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai masih
kurang diterapkan, seperti penerapan nilai ketuhanan bahwa anggota Pemuda Pancasila
masih banyak yang bertentangan dengan norma agama, penerapan nilai kemanusiaan
bahwa anggota Pemuda Pancasila kurang dalam bersikap menghargai sesama manusia
karena sering melakukan kekerasan, penerapan nilai persatuan bahwa organisasi
Pemuda Pancasila masih sering melakukan bentrok/pertengkaran dengan organisasi
pemuda lain seperti IPK, dalam hal penerapan nilai kerakyatan masyarakat menilai
organisasi ini juga masih kurang ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat seperti
gotong royong, musyawarah dan pemilu, sedangkan penerapan nilai keadilan juga
dinilai masih kurang dalam hal menghargai hak dan kewajiban orang lain secara adil.

20
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1. Kepada anggota Pemuda Pancasila disarankan untuk lebih meningkatkan
kesadaran akan menerapkan nilai-nilai Pancasila agar sikap yang dilakukan para
anggota Pemuda Pancasila dapat sesuai dengan visi dan misi dari organisasi
Pemuda Pancasila tersebut, yaitu menciptakan manusia yang berjiwa Pancasila
dan senantiasa menjadi pemuda-pemuda yang berguna bagi bangsa dan Negara
Indonesia.
2. Kepada masyarakat disarankan untuk terus memperhatikan lingkungan sekitar
akan organisasi-organisasi kepemudaan yang membawa dampak baik atau
dampak buruk bagi kehidupan masyarakat karena organisasi tersebut dapat
berpengaruh bagi para pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang menjadi
harapan di masa yang akan datang.
3. Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila tidak hanya sekedar mengetahui saja namun
melaksanakannya dalam kehidupan. Dan penerapan pendidikan karakter harus
ditanamkan sejak dini agar kelak nilai Pancasila akan melekat dalam karakter
dan kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat agar senantiasa tercipta
bangsa Indonesia yang damai.

21
DAFTAR PUSTAKA
Kailan. 2006.Revitalisasi dan Reaktualisasi Pancasila Sebagai Dasar Filsafat dan
Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia.Yogyakarta: Universitas Gajahmada.
 KBBI edisi V (Aplikasi). 2016. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
 Leahy, Louis. 2001.Siapakah Manusia? (Sintesis Filosofis tentang Manusia).
Yogyakarta:Kanisius
 Mangunwijaya, Y. B (Ed). 1983.Teknologi Dan Dampak Kebudayaannya. Jakarta:
YayasanObor Indonesia.
 Notonagoro. 1980.Pancasila Secara Ilmiah Populer . Jakarta: Pantjuran Tudjuh.
 Wiyono, Suko. 2012. Reaktualisasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara.Malang: Wisnuwardhana Malang Press
 Utomo, Eko Priyo. 2008. Koneksi Internet Untuk PC, Laptop dan HP.
Yogyakarta: Mediakom.
Wulandari,Dian.2011.Mengembangkan Perpustakaan Sejalan Dengan Kebutuhan NetG
eneration(artikel)
.(https://www.repositiory.petra.ac.id>net_generation1, diakses pada 05 Mei 2017).
 Ardian, Bagas. 2015. Lunturnya Ideologi Pancasila di Kehidupan Generasi Muda.
(Online).(https://bagasardian.wordpress.com/2015/11/18/makalah-lunturnya-ideologi- p
ancasila-di-kehidupan-generasi-muda/, diakses pada 20 Juli 2017).
 Wibisono, Nuran. 2016. Memahami Generasi Galau.
(Online). (https://tirto.id/memahami -generasi-galau-cY, diakses tanggal 05 Juli 2017).
 Rani, Rezita. 2017.Ciri-Ciri Generasi Millennial. Sebagai Anak Millennial, Kamu
Setuju Nggak Nih?.
(Online). (http://trivia.id/post/ciri-ciri-generasi-millennial-sebagai -anak-millennial-
kamu-setuju-nggak-nih-1489737777, diakses pada 05 Mei 2017).
Sumardjoko, Bambang. 2017.Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila pada Masa Kini
. (Online).(https://nasional.sindonews.com/read/1210372/18/aktualisasi-nilai-nilai-
pancasila- pada-masa-kini-1496431646, diakses pada 19 Juli 2017).
 
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai