Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TANTANGAN ABAD 21
Mata Kuliah: Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pengampu: Siti Syarofa, S. Pd, SH, M. Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 13

1. Bambang Sutynono (2011101198)


2. Nur Sahidah Atika (2011101213)
3. M. Ikram Shiddiq (2011101119)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA
TAHUN 2020
Kata Pengantar

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalahini yang
berjudul“Tantangan Abad 21” ini dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih
kepada Ibu Siti Syarofah, S. Pd, SH, M. Pd. Yang memberikan tugas ini untuk
pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah Pancasila ini. Dalam makalah ini kami
akan membahas masalah mengenai “Tantangan Abad 21” karena sangat penting untuk
kita ketahui apa itu Pancasila dan kami juga akan membahas mengenai konsep dasar
pancasila.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah
kami selanjutnya.

Samarinda, 14 Oktober 2020

Penulis

i
Daftar Isi

Halaman Judul
Kata Pengantar ........................................................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 1
BAB II ...................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2
A. Tantangan-Tantangan Dalam Abad 21 ......................................................... 2
B. Visi Dalam Menghadapi Abad 21 ................................................................... 5
1. Visi Komisi Internasional ....................................................................................... 5
2. Visi Pendidkan Abad 21 Menurut UNESCO ....................................................... 7
C. Prinsip-Prinsip Pendidikan ............................................................................. 9
1. Definisi Prinsip Pendidikan.................................................................................... 9
2. Macam-Macam Prinsip Pendidikan...................................................................... 9
D. Arah Perkembangan Pendidikan ................................................................. 13
E. Implikasi Bagi Pendidikan Indonesia .......................................................... 15
BAB III................................................................................................................................... 16
PENUTUP.............................................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................................... 16
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abad 21 disebut pula dengan milenium ketiga dan abad globalisasi. Konon,
milenium ketiga ini ditandai beberapa hal yang merupakan kelanjutan abad modern
(dan modernisasi) yaitu antara lain kemajuan iptek, semakin besar materialisme,
kompetisi global dan persaingan bebas yang semakin ketat.
Oleh sebab itu UNESCO telah menuaikan beberapa visi misi dalam pendidikan
untuk menghadapi tantangan pada abad 21. Tidak hanya visi, dalam memajukan
pendidikan di Indonesia tentunya harus memiliki prinsip-prinsip pendidikan yang
dijadikan sebagai acuan dalam pendidikan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tantangan dalam abad 21?
2. Apa saja visi dalam abad 21?
3. Apa saja prisip-prinsip pendidikan?
4. Kemana arah perkembangan pendidikan?
5. Apa saja implikasi pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tantangan dalam abad 21.
2. Menjelaskan visi dalam abad 21.
3. Menjelaskan prinsip-prinsip pendidikan.
4. Menjelaskan arah perkembangan pendidikan.
5. Menjelaskan implikasi pendidika di Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tantangan-Tantangan Dalam Abad 21

Abad 21 bisa dikatakan sebagai abad yang kritis dalam sejarah hidup manusia.
Pada abad 21 ini, yang sering disebut abad globalisasi, setiap perubahan sangat
jelas terlihat di segala bidang kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan yang
luar biasa di segala bidang, terutama bidang teknologi dan informasi membuat
dunia ini semakin sempit. Karena kecanggihan teknologi, beragam informasi dari
berbagai sudut dunia mampu diakses dengan instant dan cepat oleh siapapun dan
dari manapun.

Namun demikian, pada abad 21 ini permasalahan yang dihadapi manusia


semakin rumit. Permasalah yang timbul akibat dari perkembangan zaman antara
lain krisis ekonomi global, pemanasan global, terorisme, rasisme, drug abuse,
trafficking, masih rendahnya kesadaran berbudaya, kesenjangan mutu pendidikan
antar kawasan dan lain sebagainya.
Setiap masalah tersebut membutuhkan pemecahan yang harus dilakukan
masyarakat secara bersama sama. Untuk memecahkan masalah tersebut di atas,
manusia dituntut mampu untuk membaca setiap tantangan yang ada pada masa kini.
Manusia harus mampu untuk mencari sendiri pemecahan masalah yang timbul dari
dampak kemajuan zaman karena tidak semua kemajuan zaman berdampak baik,
dampak negatif juga harus diperhitungkan.
Manusia harus tangguh dan mampu untuk berkompetensi untuk menghadapi
tantangan itu. Untuk menciptakan manusia yang mampu berkompetensi untuk
menghadapi kemajuan zaman, diperlukan lembaga pendidikan, tempat di mana
guru memainkan peranan yang sangat vital. Guru sangat berperan dalam

2
membentuk dan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan memiliki
kompetensi yang tinggi.
Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan guru di abad 21, yaitu:
1. Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki
beragam budaya dengan kompetensi multi bahasa.
2. Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi
makna (konsep).
3. Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif .
4. Teaching and technology, mengajar dan teknologi.
5. Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru
mengenai kemampuan.
6. Teaching and choice, mengajar dan pilihan.
7. Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.

Lebih lanjut, Yahya (2010) menambahkan tantangan guru di Abad 21 yaitu:


1. Pendidikan yang berfokus pada character building.
2. Pendidikan yang peduli perubahan iklim.
3. Enterprenual mindset.
4. Membangun learning community.
5. Kekuatan bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan
bertindak (hard skills- soft skills).

Menurut Makagiansar (1996) memasuki abad 21 pendidikan akan mengalami


pergeseran perubahan paradigma yang meliputi pergeseran paradigma:
1. Dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat.
2. Dari belajar berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistic.
3. Dari citra hubungan guru-murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan
kemitraan.

3
4. Dari pengajar yang menekankan pengetahuan skolastik (akademik) ke
penekanan keseimbangan fokus pendidikan nilai.
5. Dari kampanye melawan buta aksara ke kampanye melawan buat teknologi,
budaya, dan computer.
6. Dari penampilan guru yang terisolasi ke penampilan dalam tim kerja.
7. Dari konsentrasi eksklusif pada kompetisi ke orientasi kerja sama.

Dengan memperhatikan pendapat ahli tersebut nampak bahwa pendidikan


dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan yang bersifat
kompetitif.
Menghadapi tantangan demikian, diperlukan guru yang benar-benar
profesional. Tilaar (1998) memberikan empat ciri utama agar seorang guru
terkelompok ke dalam guru yang profesional. Masing-masing adalah:
1. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang.
2. Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik.
3. Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat.
4. Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
pada pasal 10 ayat (1) menyatakan “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi”. Secara langsung Undang-Undang juga telah mengamanatkan bahwa guru
harus memiliki kompetensi untuk menghadapi tantangannya.

4
B. Visi Dalam Menghadapi Abad 21
1. Visi Komisi Internasional
Tantangan-tantangan yang diperkirakan terkandung dalam abad ke 21
tersebut hendaknya disambut dengan visi yang jelas untuk menghadapinya.
Adapun visi tersebut menurut komisi Internasional tentang pendidikan untuk
abad 21 adalah sebagai berikut:
a. Dari Masyarakat Lokal Menuju Kepada Sebuah Masyarakat Dunia
1) Saling ketergantungan di dunia dan globalisasi merupakan kekuatan-
kekuatan dalam kehidupan dewasa ini kekuatan-kekuatan telah bekerja
dan akan tetap menjadi satu kesan yang mendalam dalam abad 21.
2) Bahaya utama adalah bahwa sebuah jurang terbuka timbul antara
sekelompok minoritas orang yang dapat menemukan cara yang berhasil
tentang dunia baru yang akan datang dengan mayoritas orang yang
merasa bahwa mereka berada di dalam kekuasaan peristiwa-peristiwa
yang terjadi sekarang tidak berbicara tentang masa depan masyarakat
yang berkenaan dengan bahay-bahaya yang menyebabkan suatu
kemunduran demokrasi dan pemberontakan yang tersebar luas.
3) Kita harus terbimbing oleh tujuan yang bercita-cita mengendalikan
dunia yang terarah pada saling pengertian yang lebih besar, suatu rasa
tanggung yang lebih besar dan solideritas yang lebih besar melalui
penerimaan perbedaan-perbedaan spiritual dan kultiral. Pendidikan
dengan cara memberikan jalan masuk pada pengetahuan untuk semua
mempunyai kejelasan dalam tugas universalnya membantu orang untuk
memahami dunia dan memahamiorang lain.

b. Dari Kohesi Sosial Menuju Partisipasi Demokrasi


1) Kebijakan pendidikan harus cukup beraneka ragam dan harus dirancang
bukan untuk mendorong eklusi sosial atau pengasingan sosial.

5
2) Sosialisasi individu-individu haruslah tidak bertentangan dengan
perkembangan pribadi oleh karena itu perlu bekerja yang tertuju pada
sebuah sistem yang mendorong pada memadukan kebijakan-kebijakan
tentang integrasi atau persatuan dengan penghormatan atas hak-hak
individual.
3) Pendidikan tidak dapat dengan sendirinya memecahkan masalah-
masalah yang timbul karena pemutusan hubungan-hubungan sosial.
4) Sekolah tidak dapat berhasil dalam tugas tersebut apabila tidak berusaha
memberikan sumbangan untuk kemajuan persatuan kelompok-
kelompok minoritas, dengan jalan menggunakan kepentingan sosial
mereka memperhatikan juga sifat-sifat kepribadian individu-individu
mereka.
5) Demokrasi muncul secara progresif menunjukkan bentuk-bentuk dan
berkembang melalui tahap-tahap yang sesuai dengan situasi dari setiap
Negara. Pendidikan kesadaran dari kewarganegaraan yang aktif harus
mulai disekolah.
6) Partisipasi demokrasi merupakan suatu yang berkenaan dengan
kewarganegaraan yang baik tetapi hal tersebut dapat diperkuat atau
didorong melalui pengajaran dan praktek-praktek yang disesuaikan
dengan suatu media dan informasi masyarakat.
7) Peranan pendidikan menyediakan latar belakang kultur bagi anak-anak
dan orang-orang dewasa yang akan memungkinkan mereka sejauh
mungkin mempunyai pengertian tentang perubahan-perubahan yang
terjadi.

c. Dari Pertumbuhan Ekonomi Menuju Perkembangan Manusia


1) Penerimaan lebih lanjut terhadap tema suatu model baru tentang
perkembangan yang mengandung arti lebih luas memberikan

6
penghargaan pada karateristik dan penstrukturan hidup manusia
daripada pertumbuhan ekonomi

2) Sebuah studi yang berorientasi pada masa depan tentang kedudukannya


kerja dalam masyarakat memperlihatkan adanya pengaruh-pengaruh
kemajuan dan perubahan teknis terhadap kehidupan pribadi dan
masyarakat.
3) Suatu penilaian yang lebih lengkap tentang perkemabgngan yang
melibatkan semua aspeknya telah dilakukan oleh Program
Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
4) Perkembangan jalur-jalur baru antara kebijaksanaan pendidikan dengan
kebijaksanaan pembangunan denaan menguatkan pada dasar-dasar
pengetahuan dan keterampilan-keterampilan di Negara-negara
berkenaan dengan peningkatan inisiatif, kerja tim, sinergi-sinergi
realistik dengan memperhitungkan sumber-sumber setempat,
pengerjaan secara mandiri dan semangat untuk berusaha.
5) Perlunya peningkatan dan ketersediaan secara umum terlaksananya
pendidikan dasar.

2. Visi Pendidkan Abad 21 Menurut UNESCO


Dalam pelaksanaan, maka proses pendidikan Agama Islam di lingkungan
keluarga maupun sekolah berlangsung antara orang-orang dewasa yang
bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan agama dan anak-anak
sebagai sasaran pendidikan.
Dalam pelaksanaannya, pendidikan semestinya memiliki tujuan yang
menjadi kiblat dalam proses pelaksanaan belajar mengajar yang telah di
sesuaikan dengan pertimbangan sebagaimana era globalisasi saat ini. Kiranya
sangat perlu bagi seorang pendidik untuk mengetahui Visi Pendidikan menurut

7
UNESCO yang telah di setting menjadi formulasi yang relevan bagi pendidikan
untuk menghadapi kuatnya persaingan peradapan abad 21 ini.

Adapun Visi Pendidikan abad 21 menurut UNESCO memiliki empat pilar:

a. Learning to Think atau Learning to Know (Belajar Bagaimana Berfikir atau


Belajar Mengetahui).
Berpikir yang terus-menerus ini bukan hal yang mudah. Termsuk di sini
adalah sasaran agar berpikir secara rasional, tidak semata-mata mengikuti
atau ‘membeo”, bahkan juga tidak mandeg atau tumpul. Hasilnya akan
menjadikan seseorang independen, gemar membaca, mau selalu belajar,
mempunyai pertimbangan rasjonal tidak semata-mata emosional dan selalu
curious untuk tahu segala sesuatu.
b. Learning to Do (Belajar Hidup atau Belajar Bagaimana Berbuat atau
Bekerja).
Pendidikan dituntut untuk nienjatlikati anak didik setelai selesai (lulus)
mampu berbuat dan sekaligus mampu mernperbaiki kualitas hidupnya,
sesuai dengan tantangan yang ada. ini realistis. Dengan ketatnya kompitisi
global, kita dituntut untuk semakin profesional, mempunyai skill yang
berkualitas untuk mampu berkompetisi.
c. Learning to Be (Belajar Bagaimana Tetap Hidup atau Sebagai Dirinya).
Untuk dapat tetap hidup diperlukan pula “tahu diri”. Dalam bahasa
agama kita hal ini memghasilkan sikap tahu diri, sikap memahami diri
sendiri, sadar kemampuan diri sendiri dan nantinya akan menjadikan
dirinya mandiri. dengan demikian seorang yang telah menjalankan hal ini
akan terhindar dari sikap dengki, hasut, serakah, dan sikap radza’il (perilaku
tercela). Dengan demikian karena tahu diri ia akan menghindarkan diri dari
sikap ketergantungan kepada orang lain dan sesamanya.

8
d. Learning to Life Together (Belajar untuk Hidup Bersama).
Manusia secara kodrati di dalam menjalani kehidupannya memerlukan
adanya pasangan dan memang diciptakan secara berpasang-pasangan,
hingga terbentuknya suatu masyarakat manusia untuk berhubungan saling
kenal-mengenal di antara sesamanya. Dalam pilar ini kita dituntuk agar bisa
menyesuaikan kehidupan kita dengan orang lain. Karna kita mahkluk
social, kita harus menghormati dan menghargai tehadap sesame, sehingga
terciptanya kehidupan yang damai dan rukun.
C. Prinsip-Prinsip Pendidikan
1. Definisi Prinsip Pendidikan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, terdapat kosa kata prinsip
dengan arti asas, kebenaran yang jadi pokok dasar orang berpikir, bertindak,
dan sebagainya. Dengan demikian kata prinsip menggambarkan sebagai
landasan oprasional. Dalam bahasa Inggris dijmpai kata principle yang
diartikan asas, dasar, prinsip, dan pendirian. Dalam bahasa Arab, kata prinsip
merupakan terjemahan dari asas jamaknya usus, yang berarti foundation (dasar
bangunan), fundamental (yang utama), grounwork (landasan kerja), ground
(terowongan), basis (tiang tama), keynote (kata kunci). Dari beberapa uraian di
atas penulis dapat memahami bahwa prinsip pendidikan adalah landasan
pendidikan, atau boleh juga dikatakan pondasinya pendidikan, untuk
dijadikannya pijakan.

2. Macam-Macam Prinsip Pendidikan


a. Prinsip Relevansi
Secara umum istilah relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai
kesesuaian atau keselarasan pendidikan dengan tuntutan masyarakat. Hasil
pendidikan dapat di artikan relevan apabila berguna atau berfungsi bagi
kehidupan, baik dilingkungan anak didik, perkembangan kehidupan yang
sekarang atau yang akan datang, maupun relevansinya dengan tuntutan

9
dalam dunia pekerjaan yang dibutuhkan oleh pemerintah, perusahaan, dan
masyarakat.
1) Relevansi dengan Lingkungan Hidup Anak Didik
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seorang guru,
ketika menetapkan materi pelajaran hendaknya memperhatiakan sejauh
mana kesesuaian materi tersebut terhadap kehidupan nyata yang di
alami peserta didik. Untuk sekolah- sekolah yang ada dipedesaan,
kurang tepat apabila disediakan bacaan- bacaan yang banyak
menggambarkan kehidupan dikota- kota besar, seperti kemacetan lalu
lintas, gedung- gedung bertingkat dan toserba.
2) Relevasi Dengan Perkembangan Kehidupan Sekarang dan Yang Akan
Datang
Selain mempertimbangkan lingkungan hidup anak didik, perlu
diperhatiakan juga perkembangan yang terjadi dalam kehidupan nyata
masa sekaraang maupun yang akan datang, sebab alat atau tatacara yang
digunakan pada masa lampau belum tentu masih cocok dengan masa
sekarang. Untuk mengatasi situasi ini, maka dalam merencanakan
program pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan yang
sekarang dan yang akan datang.
3) Relevansi dengan Tuntutan dalan Dunia Pekerjaan
Apabila kegiatan sekolah atau lembaga penyelenggaraan
pendidikan tidak disesuaikan dengan lapangan yang ada sekarang,
maka para lulusan akan kesulitan dalam mencari pekerjaan. Sebagai
contoh, bagaimana jika seorang sisiwa SMK tidak mengenal cara
mengoprasikan komputer.

b. Prinsip Efektivitas
Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan keberhasilan dari
rencana yang sudah dibuat. Semakin banyak rencana tercapai, menandakan

10
semakin efektif kegiatan tersebut. Dalam bidang pendidikan efektifitas
terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Efektivitas guru mengajar
Efektifitas guru mengajar menyangkut masalah jenis- jenis
kegiatan pembelajaran yang dapat dicapai. Untuk meningkatkan mutu
pendidikan disekolah nasib para guru dan penambahan pengetahuannya
harus benar-benar diperhatiakan.

2) Efektifvitas Murid belajar


Efektivitas murid belajar adalah yang menyangkut tujuan-tujuan
pelajaran yang telah direncanakan pihak pendidik. Untuk meningkatkan
efetivitas murid belajar dapat dilakukan dengan metode dan alat yang
dipandang sesuai pelajaran yang diberikan.

c. Prinsip Efisiensi
Efisiensi adalah keadaan yang menunjukkan perbandingan antara hasil
yang diperoleh dengan usaha yang telah dikeluarkan. Jika hasil yang
diperoleh lebih kecil dari usaha yng dikeluarkan, maka kegiatan tersebut
dipandang tidak efisien.
Pada mulanya istilah efisien ini digunakan dalam bidang bisnis dalam
melihat laba dan rugi. Tetapi dalam pendidikan prinsip efisiensi adalah
perlunya memperhatiakan masalah waktu,tenaga, peralatan, yang pasti akan
mempengaruhi efisiensi biaya yang dikeluarkan untuk proses pembelajaran
tersebut.

d. Prinsip Kontinyuitas
Kontinyuitas adalah kesinabungan yang terus-menerus. Maksudnya
adanya saling hubungan atau jalinan antara berbagai jenis dan jenjang
pendidikan, antara lain:

11
1) Kontinyuitas antara berbagai tingkat pendidikan.
Dalam menjalankan program pendidikan di sekolah herus
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a) Sebagian materi pelajaran yang diperlukan untuk tingkat sekolah
yang berikutnya hendaknya sudah diajarkan pada tingkat sekolah
sebelumnya, sehingga terjadi kesinambungan yang serasi.
b) Bahan ajar yang sudah diberikan pada tingkat sekolah yang lebih
rendah perlu dipertimbangkan lagi apa masih perlu diajarkan pada
tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
2) Kontinyuitas antara berbagai bidang studi.
Bahan yang diajarkan antaraberbagai bidang studi sering
mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya, sehubungan dengan
itu, maka urutan berbagai bidang studi hendaknya diusahakan
sedemikian rupa agar hubungantersebut dapat terjalin dengan baik.

e. Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas artinya luwes atau tidak kaku. Dalam pendidikan arti
fleksibilitas adala adanya suatu ruang gerak yang memberikan sedikit
kebebasan dalam bertindak baik oleh pendidik ataupun anak didik.
Fleksibilitas ini ada dua, yaitu:
1) Fleksibilitas Murid
Fleksibilitas murid adalah cara dalam memilih program, yaitu
dalam bentuk pengadaan jurusan atau program yang dapat dipilih oleh
murid berdasarkan kemampuan dan minatnya
2) Fleksibilitas Guru
Fleksibilitas bagi guru, yaitu dengan cara memberikan
kebebasan pada guru untuk mengembangkan sendiri program-program
pengajaran dengan berpedoman pada tujuan dan bahan pegajaran yang
terdapat dalam kurikulum.

12
D. Arah Perkembangan Pendidikan
Paradigma pembelajaran abad 21 menekankan kepada kemampuan siswa untuk
berpikir kritis, mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata, menguasai
teknologi informasi komunikasi, dan berkolaborasi. Pencapaian ketrampilan
tersebut dapat dicapai dengan penerapan metode pembelajaran yang sesuai dari sisi
penguasaan materi dan ketrampilan.
Tuntutan abad ke-21 dalam dunia pendidikan memerlukan ada pergeseran
tujuan pendidikan, dari tugas pendidikan untuk mempersiapkan orang menghadapi
dunia yang relatif sederhana, statis, dan dapat diramalkan ke arah mempersiapkan
orang untuk hidup di dunia yang pasang surut, yaitu dunia tempat setiap orang
harus mengerahkan seluruh kekuatan pikiran dan hati mereka sepenuhnya dan
bertindak berdasarkan kreativitas yang penuh kesadaran bukan sesuatu yang mudah
diramalkandan tidak membutuhkan pemikiran ( Meier, 2005 : 41).
Pergeseran arah tujuan pendidikan untuk menyesuaikan dengan tuntutan
kondisi abad ke-21 merupakan tantangan yang cukup berat bagi dunia pendidikan
di dalam negeri. Hal ini memberikan implikasi terhadap perlunya kesiapan
pendidikan dalam negeri terutama dalam kaitannya dengan kualitas pendidikan,
agar siswa mampu berpartisipasi secara utuh dalam kehidupannya.
Menghadapi harapan dan tantangan masa depan yang lebih baik, pendidikan
dipandang sebagai esensi kehidupan, baik bagi perkembangan pribadi maupun
perkembangan masyarakat. Misi pendidikan, termasuk pendidikan dasar, adalah
memungkinkan setiap orang, tanpa kecuali, mengembangkan sepenuhnya semua
bakat individu, dan mewujudkan potensi kreatifnya, termasuk tanggung jawab
terhadap hidup sendiri, dan pencapaian tujuan pribadi (Depennas, 2007 :9 ).
Hasil pertemuan para ahli pendidikan dasar di Peking pada tahun 2001 telah
merekomendasikan, bahwa untuk mencapai misi pendidikan masa depan
menyarankan dalam proses pembelajaran pada level pendidikan dasar harus
mengacu kepada empat pilar pendidikan. “Secondary Education must take into
account the four pillars of education mentioned in the Delors Report (1996) i.e.

13
learning to know, learning to do, learning to live and learning to be” ( Delor dalam
Unesco : 2008 ). Learning to know artinya orang harus belajar untuk memahami
dunia di sekitar mereka, setidaknya sebanyak yang diperlukan bagi mereka untuk
menjalani kehidupan mereka dengan martabat, mengembangkan keterampilan
kerja dan berkomunikasi dengan orang lain.” people have to learn to understand the
world around them, at least as much as is necessary for them to lead their lives with
some dignity, develop their occupational skills and communicate with other
people”. Implikasinya semua anak tidak peduli di mana mereka tinggal harus
memiliki kesempatan untuk menerima pendidikan ilmu yang tepat dan menjadi
teman ilmu pengetahuan sepanjang hidup mereka.
Learning to do, belajar bagaimana mengadaptasikan pendidikan sehingga
dapat memperlengkapi orang untuk melakukan jenis pekerjaan yang dibutuhkan di
masa depan. Learning to live, belajar tentang keragaman manusia dan menanamkan
dalam diri mereka kesadaran persamaan dan saling ketergantungan semua orang.
Learning to be, belajar untuk mengembangkan independen mereka sendiri, cara
berpikir kritis dan menilai, sehingga dapat mengambil keputusan sendiri dengan
tindakan terbaik dalam situasi yang berbeda dalam hidup mereka.
Rekomendasi dan gagasan tersebut tentang pendidikan masa depan, khususnya
pendidikan dasar merupakan salah satu input yang dapat dijadikan pertimbangan
dalam peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia. Atas dasar pemikiran
tersebut, maka lembaga pendidikan diIndonesiaharus dibenahi, agar dapat berperan
optimal untuk menyiapkan peserta didik dalam menghadapi dan memasuki abad
ke- 21.

14
E. Implikasi Bagi Pendidikan Indonesia
1. Landasan Futuralistik
Indonesia sebagai anggota perserikatan bangsa-bangsa sudah sepantasnya
apabila hasil komisi internasional tentang pendidikan untuk abad 21 menjadi
bahan kajian utama dalam rangka pembangunan pendidikan Indonesia
memasuki abad 21.
Dengan demikian hasil-hasil komisi tersebut merupakan salah satu
landasan futuralistik pendidikan Indonesia dalam menyonsong abad 21.
2. Tujuan Pengkajian
Menangkap situasi internasional yang diperkirakan akan terjadi dalam
abad 21; mengkaji visi, prinsip-prinsip, dan perkembangan pendidikan untuk
menilainya secara cermat dan mengadopsinya hal-hal yang dapat dilaksanakan
dalam pembangunan pendidikan nasional Indonesia, yang sesuai dengan cita-
cita dan kondisi nasional Indonesia.
3. Bentuk dan Sifat Pengkajian
a. Pengkajian merupakan pengkajian kebijaksanaan pendidikan.
b. Pengkajian bersifat menemuka alternatif-alternatif untuk meningkatkan
impelementasi pendidikan nasional yang berstandar internasional, dan
menguatkan usaha-usaha hubungan internasional dalam bidang pendidikan
yang saling menguntungkan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
c. Pengkajian merupakan upaya pemanduan antara cita-cita internasional atau
global dengan cita-cita dan kondisi nasional dalam bidang pendidikan.
Dalam demikian pembangunan pendidikan Indonesia diharapkan dapat
memasuki globalisasi yang diperkirakan akan terjadi dalam abad 21.

15
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Abad 21 bisa dikatakan sebagai abad yang kritis dalam sejarah hidup manusia.
Pada abad 21 ini, yang sering disebut abad globalisasi, setiap perubahan sangat
jelas terlihat di segala bidang kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan yang
luar biasa di segala bidang, terutama bidang teknologi dan informasi membuat
dunia ini semakin sempit. Karena kecanggihan teknologi, beragam informasi dari
berbagai sudut dunia mampu diakses dengan instant dan cepat oleh siapapun dan
dari manapun.
Hal ini dapat menjadi tantangan tidak hanya di bidang tranportasi maupun
irformasi, namun juga dapat menjadi tantangan bagi system pendidikan. Dengan
adanya tantangan seperti ini, diperlukan visi yang efisien untuk menghadapi
tantangan abad 21 saat ini.
Karena arah perkembangan dan implikasi pendidikan tersebut dapat
mempengaruhi arah perkembangan pendidikan.

B. Saran
Dengan pemaparan materi diatas, kita sebagai generasi penerus bangsa,
seharusnya menyadari bahwa banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi
kedepannya.
Oleh karena itu kita seharusnya selalu mengikuti perkembangan zaman dengan
cara yang positif. Selain itu juga sebagai calon pendidik di masa depan, kita
seharunya menyiapkan diri kita sebagai pendidik yang matang dalam berpikir
maupun berperilaku. Agar kita dapat menjadi pendidik yang dapat menciptakan
murid-murid yang berprestasi nantinya, karena murid yang hebat tercipta dari guru
yang hebat pula.

16
Daftar Pustaka

Ediyono. (2011). Prinsip-Prinsip Dasar Kependidikan. Information and Education.


Farrumpratiwi. (21). Visi Dalam Menghadapi Abad 21.
Juwita. (2018). Tantangan Guru Abad 21.
Mutohar. (2016). Tantangan Abad 21.
Naprava, E. (2014). Visi Pendidikan Abad 21.
Sepu, Y. (2017). Arah Perkembangan Pendidikan Kekinian.
Sopari, D. (2012). Pergeseran Arah Pendidikan Abad 21 Dan Tujuan KTSP di
Tingkat SMP.

17

Anda mungkin juga menyukai