Disusun Oleh:
Kelompok 2
Andakwanita (2011101099)
Asmaul Husna (2011101262)
Dina Sarmila (2011101174)
Ghozi Rozaan Pranadhan (2011101080)
Miftahussurur Zaenudin Putri (2011101117)
Muhammad Nur Khalis Majid (2011101197)
Muhammad Syawalman Anwar (2011101231)
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW karena beliaulah yang telah menyampaikan petunjuk Allah kepada kita
semua.
Adapun makalah ini kami susun sebagai wujud tanggung jawab dan
kewajiban kami sebagai mahasiswa/i guna memenuhi tugas mata kuliah psikologi
pendidikan. Kami mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT, dan Bapak Dian
Arif Noor Pratama, M. Pd selaku dosen pada mata kuliah psikologi pendidikan yang
telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
Tim penyusun
i
DAFTAR ISI
E. Kedisiplinan ............................................................................................ 15
A. Kesimpulan ............................................................................................. 20
B. Saran........................................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu hal yang paling urgen dalam proses atau laju
kehidupan manusia. Hampir kesemua manusia yang berada dalam belahan bumi ini
sepakat bahwa pendidikan merupakan tombak untuk memberantas penyakit
kemiskinan dan ketimpangan eknomi. Banyak negara-nagara maju di dunia yang
nyaris bila ditelisik dari sektor pendidikannya hampir tidak ditemukan defisit atau
carut marut. Pendidikan menjadi tolok ukur esensial jika hendak melihat atau pun
mengetahui seberapa maju dan berkualitasnya suatu negara. Pun sebaliknya,
beberapa negara berkembang dan negara yang tergolong miskin memiliki
kompleksitas masalah pendidikan yang tidak kunjung menemukan solusi, biasanya
pula cenderung berlarut-larut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Urgensi pengelolaan kelas?
2. Bagaimana Tekhnik pemusatan perhatian?
3. Bagaimana mengatur Masalah waktu dalam pengajaran?
4. Apa saja Peraturan dan tingkah laku dalam kelas?
5. Apa yang dimaksud dengan Kedisiplinan?
6. Apa yang dimaksud Program khusus untuk pengelolaan kelas?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui urgensi pengelolaan kelas
2. Untuk mengetahui tekhnik pemusatan perhatian.
3. Untuk mengetahui masalah waktu dalam pengajaran.
4. Untuk mengetahui peraturan dan tingkah laku dalam kelas.
5. Untuk mengetahui tentang kedisiplinan.
6. Untuk mengetahui program khusus untuk pengelolaan kelas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
serta penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan peserta
didik.
Hal ini penting untuk dipahami dikarenakan pendidik dalam hal ini guru
dianggap sebagai unsur utama atau dapat dikatakan sebagai figur sentral dalam
tercapainya sebuah keberhasilan pendidikan. artinya di tangan gurulah terletak
kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah.
4
yang maksimal, oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut sangat dibutuhkan
peranan guru dalam mengimplementaskan manajemen kelas yang dapat
diwujudkan dalam bentuk pengelolaan kelas seperti yang telah diuraikan di atas.
5
kemampuan memilih dan menggunakan sumber dan media pembelajaran yang
tepat.
Dari uraian di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa urgensi dari
manajemen kelas sebagai upaya untuk memperoleh tujuan pembelajaran yang
maksimal efektif dan efisien dapat dilakukan guru dengan menciptakan dan
memelihara kondisi pembelajaran yang kondusif, menyenangkan sehingga
membuat siswa memiliki rasa nyaman dan kepuasaan dalam mengikiuti proses
pembelajaran yang diselenggarakan serta diperlukannya peran guru dalam
menerapkan manajemen kelas seperti melakukan kegiatan pengorganisasian kelas
yang diwujudkan dalam sebuah pola tingkah laku guru untuk melakukan
pengelolaan kelas mulai dari pengaturan ruangan, tempat duduk, media, alat dan
bahan pelajaran yang akan disajikan sampai pada penentuan alternatif pemecahan
masalah yang akan dihadapi siswa saat mengikuti proses pembelajaran di kelas
sehingga mutu atau kualitas dari pendidikan yang diharapkan dapat tercapai sesuai
dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
1. Memusatkan pikiran.
menurut Sumartno yakni: Konsentrasi belajar adalah fokus perhatian siswa
untuk dapat memperhatikan, serta dapat memahami setiap materi pelajaran yang
telah diberikan. Definisi tersebut mengandung indikator:
a. Fokus perhatian,
b. Memperhatikan,
c. Memahami
6
berkonsentrasi, objek yang difokuskan hanya objek yang menjadi target utama
konsentrasi, sehingga informasi yang diperoleh hanyalah informasi yang telah
dipilih. Fokus yang ditajamkan meningkatkan kemungkinan seseorang dapat
menyerap dan memahami informasi yang didapat.
7
4) Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi
belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi
dengan baik dan benar. Maka, teori konseling yang dipilih untuk
meningkatkan konsentrasi belajar pada siswa yang menekankan pada
perubahan pikiran dalam penelitian ini adalah teori konseling kognitif. Teori
kognitif adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak
beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian
disekitarnya.
2. Indikator konsentrasi belajar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator
konsentrasi belajar adalah sebagai berikut:
1) Perilaku kognitif, ditengarahi dengan:
a) Kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan.
b) Komprehensif dalam penafsiran informasi.
c) Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh.
d) Mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.
2) Perilaku afektif, ditengarahi dengan:
a) Perhatian pada materi pelajaran.
b) Merespon bahan yang diajarkan.
c) Mengemukakan suatu ide.
3) Perilaku psikomotor, ditengarahi dengan:
a) Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk
guru.
b) Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang
penuh arti. Adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik
dan benar.
8
Pengertian manajemen berasal dari Bahasa Inggris management (dengan kata dasar
manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola atau
memperlakukan) yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan.
Sementara istilah waktu berarti “kesempatan, tempo dan peluang” (Departemen
Pendidikan Nasional, 2002: 1267).
9
a. hindari waktu terbuang akibat keterlambatan penyiapan sumber atau media,
penundaan memulai awal pembelajaran, atau terlalu banyak menggunakan
waktu untuk menyelesaikan tugas administratif.
b. dilakukan untuk menunjung program pembelajarannya.
c. mulai pembelajaran pada waktunya.
d. hindari menghentikan PBM sebelum waktunya.
e. hindari terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu selama proses
pembelajaran.
f. tingkatkan time on-task setiap siswa untuk mengikuti setiap sesi
pembelajaran.
g. pertahankan momentum belajar.
10
seorang guru mengelolanya lagi menjadi pertemuan/kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup dalam setiap pembelajarannya. Selain itu,
sekolah juga harus memiliki perencanaan yang biasa tertuang dalam Rencana
Strategis Sekolah (RSS) dan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) yang
termasuk di dalamnya rencana jangka pendek (satu tahun), rencana jangka
menengah (4 tahun), dan rencana jangka panjang (8 tahun).
11
yang sudah disepakati bersama. Ketika ada suatu kendala dalam
pelaksanaan rencana yang sudah ditetapkan, misalnya ada satu kegiatan
yang penting dan mendesak untuk dilaksanakan, maka jadwal yang telah
ditetapkan dapat ditinjau ulang –diorganisasikan kembali– untuk kemudian
dilaksanakan sesuai dengan time schedule baru.
12
kecepatan yang melebihi pekerjaan yang kurang disukai dan cenderung
melakukan pekerjaan yang mudah dari pada yang sulit,
6. melihat dan belajar kepada orang yang berhasil mengelola waktu dengan
baik,
7. mengatasi atau mengurangi hal-hal yang mengganggu manajemen waktu,
8. meluruskan persepsi yang keliru terhadap manajemen waktu dan
9. mempelajari cara mendelegasikan tugas dan wewenang dengan efektif.
13
sehigga terjadinya hambatan dalam belajar. Serta melakukan pelangaran pada
aturaan yang sudah ditetapkan oleh guru.
Tingkah laku peserta didik merupakan suatu hal yang bersifat individu.
Mereka menonjolkan sifat yang personal dalam menghadapi kehidupan.
Bagaimana seorang peserta didik mengalami paksaan juga bergantung kepada
perkembangannya dan juga kepribadiannya, seberapa lama dan intensitas dari
paksaan itu juga merupakan sebuah faktor, hilang kepercayaan yang total, perasaan
bersalah, malu, takut, dan menarik diri. Dalam proses pembelajaran bukan hanya
guru saja yang mengalami terjadinya hambatan dalam melakukan proses
pembelajaran. Dari hasil penelitian ditemukan beberapa hambatan yang berasal dari
siswa, dimana siswa terlihat sering menimbulkan masalah didalam kelas, perilaku
yang kurang tertib pada saat proses pembelajaraan dan ada sebagian siswa
mengganggu temannya sehigga terjadinya hambatan dalam belajar. Serta
melakukan pelangaran pada aturaan yang sudah ditetapkan oleh guru.
Tingkah laku siswa merupakan kegiatan yang aktif dilakukan oleh individu
baik yang dilihat langsung, maupun yang tidak dilihat langsung. Sedangkan
14
Menurut Skinner seperti yang dikutip oleh Noto Atmodjo perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh
karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan
kemudian organisme ini merespons. Fhilip Graham dalam perilaku anak dapat
dipengaruhi faktor pribadi maupun lingkungan. Seperti pendapat, faktor pribadi
yaitu faktor yang terdapat dalam diri seseorang yang merupakan bawaan lahir.
Misal faktor bakat yang mempengaruhi temperamen dan ketidak mampuan
seseorang dalam menyesuaikan diri. Dalam hal ini guru telah berupaya dalam
mensinergikan antara lingkungan fisik maupun lingungan sosio-emosional kelas
guna menciptakan iklim kelas yang kondusif, karena pada dasarnya kelas
merupakan sarana berinteraksi antara siswa dengan siswa maupun antara siswa
dengan guru.
E. Kedisiplinan
1. Pengertian Disiplin Kelas
15
pemimpin. Di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang
pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan
urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang
menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Di antara kedua istilah tersebut
terlebih dahulu terbentuk pengertian ketertiban, baru kemudian pengertian
disiplin (Suharsimi, 1993: 114).
16
3. Strategi Penanaman Disiplin Kelas
a. Dengan model contoh yang diberikan oleh guru kepada peserta didik. Dalam
hal ini guru memberikan contoh tentang cara bersikap, bertutur, dan
berperilaku yang baik yang sesuai dengan aturan atau tata tertib yang
berlaku.
b. Penerapan peraturan tata tertib yang fleksibel, yang nyaman dan tidak
membuat peserta didik merasa tertekan selama proses belajar.
c. Menyesuaikan peraturan dengan psikologi dan perkembangan anak. Hal ini
bertujuan supaya anak tidak merasa tertekan dan perkembangannya tidak
terganggu karena tekanan terhadap psikologinya.
d. Melibatkan peserta didik dalam pembuatan aturan atau tata tertib, supaya
siswa merasa memiliki tanggung jawab terhadap peraturan yang dibuatnya
sendiri, meski pada kenyataannya peraturan tersebut dibuat dan disepakati
bersama.
e. Menjalin hubungan sosial yang baik dengan peserta didik agar tercipta
suasana kekeluargaan yang nyaman.
f. Mengajarkan untuk hidup menurut prinsip struktur otoritas. Hal ini
berkaitan dengan prinsip dalam bertindak yang sesuai dengan aturan Tuhan
Yang Maha Esa.
g. Memperlakukan orangtua peserta didik sebagai mitra kerja. Seorang
pendidik sudah seharusnya bekerjasama dengan orangtua peserta didik
dalam penanaman sikap disiplin. Karena bagaimana pun keluarga memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam proses belajar anak.
h. Mengatur dan menciptakan suasana kelas dengan baik. Kelas yang teratur
dapat menjadi wadah peserta didik dalam “mengikuti arus” saat proses
belajar dijalankan. Hal ini berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan fisik
17
sekolah, misalnya : penataan ruang kelas, pangaturan tempat duduk, dan
persiapan mengajar.
i. Pemberian reward (penghargaan) kepada siswa yang berperilaku baik. Hal
ini dapat memacu siswa untuk menaati kedisiplinan.
F. Program Khusus Untuk Pengelolaan Kelas
Dilihat dari Maju mundurnya bangsa ini di masa depan banyak ditentukan
oleh kualitas sekolah. Hal ini menyatakan bahwa sekolah memiliki peran penting
dalam melahirkan lulusan-lulusan yang berkualitas dan berdaya saing. Yang mana
mampu berdaya saing dalam proses pendidikan akademik maupun Non akademik
sehingga mewujudkan siswa yang berprestasi. Sekolah yang berkembang tidak
diam ditempat, tetapi bergerak maju sesuai dengan tuntunan kualitas yang
ditetapkan dalam input, proses, dan output.
Oleh karena itu, setiap sekolah harus mampu bersaing dengan sekolah
lainya dalam menyelenggarakan pendidikan dengan cara meningkatkan kualitas
pendidikan melalui program-program tertentu. Maka dari itu perkembangan
sekolah berkualitas terus mengalami peningkatan termasuk pada lembaga
pendidikan Muhammadiyah yang telah melakukan upaya untuk mengembangkan
kualitas dengan menjadikan sekolah yang bertaraf internasional. Salah satu upaya
yang dilakukan oleh Sekolah Muhammadiyah untuk menjadi sekolah yang
berkualitas hingga kelas Internasional berawal dari tata kelola sekolah yang belum
memadai, kemudian mencari solusi untuk pemecahan masalah tersebut dengan
menata kembali tata kelola, konseptualisasi dan praksis sosial pada sekolah
Muhammadiyah. Sehingga, muncul revitalisasi terhadap sekolah Muhammadiyah
yang diarahkankan untuk menjadi sekolah unggulan dan berkualitas.
18
adalah yang pertama, membangun image (image bulding) dengan cara membangun
budaya sekolah yang baik. Kedua, membangun kelembagaan (institutional
building) yaitu dengan cara membentuk tata kelola sekolah yang baik. Ketiga,
membangun kepercayaan (trust building) yaitu dengan cara menunjukkan kualitas
sekolah yang baik terhadap masyarakat umum. Dari pemaparan yang diuraikan di
atas, dapat dianalisis bahwa Muhammadiyah mempunyai tekat untuk
mengembangkan lembaga pendidikan yang dimiliki. Sehingga mampu menjadi
sekolah yang memiliki kualitas kelas dunia. Pada hakikatnya Pendidikan dan
pembentukan karakter itu sendiri saling berkaitan terhadap penanaman peserta
didik tidak hanya pendidikan akademik melainkan pendidikan yang beriringan
dengan agama sehingga mampu mewujudkan karakter yang berakhlakul karimah,
oleh sebab itu pendidikan agama sangat penting ditanamkan ke dalam diri
peserta didik dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah. Salah satu upaya
yang dilakukan dalam pembentukan karakter melalui pembiasaan sejak dini,
dimana kedudukan karakter dalam kehidupan manusia menempatkan yang penting,
sebagai individu, masyarakat, dan bangsa, sebab jatuh bangunya suatu masyarakat
tergantung bagaimana karakternya. Penanaman pendidikan karakter itu sendiri
berawal pada lembaga pendidikan, diwarnai dengan munculnya sistem kelas
program khusus (PK).
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Urgensi pengelolaan kelas atau Manajemen kelas merupakan tolak ukur untuk
mencapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien pada
proses pendidikan. pada umumnya tujuan pendidikan dikatakan telah tercapai
apabila telah terlaksananya secara baik manajemen kelas dalam sekolah itu
sendiri.
2. konsentrasi merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan/ memusatkan
dan menjaga pikiran terhadap pelaksanaan pembelajaran, dan memahami setiap
materi.
3. Pengelolaan atau manajemen waktu ialah kegiatan mengalokasikan pekerjaan
sesuai dengan kepentingan atau prioritas sehingga tujuan tercapai dalam jangka
waktu tertentu.
4. Pengendalian tingkah laku siswa dapat diatasi dengan cara guru sebagai
motivator dan pemberi nasehat, sebagai pembimbingan, melalui penjadwalan
piket, pemberian hukuman yang mendidik, serta penguasaan materi terhadap
siswa.
5. Disiplin adalah bagaimana cara kita dalam menghargai dan memanfaatkan
waktu sebaik mungkin, menghargai orang lain dan menaati peraturan yang
berlaku dengan benar, siap menerima segala konsekuensinya jika melanggar
peraturan tersebut, dan mampu mempertanggung jawabkan setiap apa yang kita
kerjakan.
6. Kelas Program merupakan salah satu upaya sekolah dalam meningkatkan mutu
kualitas pendidikan. Karena sekolah memiliki peran penting dalam melahirkan
lulusan-lulusan yang berkualitas dan berdaya saing.
20
B. Saran
Terkait dengan hal tersebut penulis menyarankan beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti berikut ini:
1. Untuk mencipatak kelas yang damai dan kondusif maka perlu dilalkukan
pengeloaan kelas dengan baik. dan untuk membutuhkan kerja sama untuk
seluruh penghuni sekolah.
2. Hendaknya pembaca dapat menambah wawasan mengenai apa yang sudah
dibahas melalui makalah ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
Afriza. (2014). Manajemen Kelas. Kreasi Edukasi Publishing And Consulting Company.
Asmara, Yeni., Dan Dina Sri Nindianti, (2019). Urgensi Menejemen Kelas Untuk Mencapai Tujuan
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Kajian Sejarah, Vol. 1 (1)
Aprilia, Diana., Kadek Suranata., Dan Ketut Dharsana. (2014). Penerapan Konseling Kognitif
Dengan Tekhnik Pembuatan Kontrak (Contingency Contracting) Untuk Meningkatkan
Konsentrasi Belajar Siswa. E-Journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling, Vol. 2 (1)
Purnama, Diana Septi. (2006) Upaya Guru Dalam Mengembangkan Disiplin Belajar Siswa.
Pradigma, (1)
Sabri, Ahmad. (2012). Pengelolaan Waktu Dalam Pelaksanaan Pendidikan Islam. Al-Ta’lim
Journal, Vol. 19, (3)
22