Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENDEKATAN ILMIAH

(MAKALAH INI DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS


IAD/IBD/ISD YANG DI AMPU OLEH DOSEN SHOLEHAH
MUCHLAS, M.Pd)

Disusun Oleh :

KELOMPOK II

Dita Ramadhani (2011101082)

Fani Ovando (2011101222)

Meilina (2011101194)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

IAIN SAMARINDA

2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu
apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam. Semoga syafaatnya mengalir
pada kita di hari akhir kelak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan
penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Samarinda, 08 oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..iii
BAB I………………………………………………………………………………...1
A. Latar belakang…..…………………………………………………………….1
B. Rumusan masalah……………………………………………………………..2
C. Tujuan penulisan……………………………………….……………………..2
BAB II………………………………………………………………...……………..3
A. Metode ilmiah dan implikasinya…………………………………………...…3
B. Penemuan kebenaran dengan cara non ilmiah……...…………………………5
C. Keterbatan metode ilmiah……………..…………………………………...….7
D. Sikap ilmiah………………………………………………….………………..8
E. Kontribusi ilmuan muslin dalam sains dan teknologi………..………….......14
BAB III…………..…………………………………………………………...……21
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA………………………...……………………………………22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu


pengetahuan yang fungsional terhadap masalah tertentu. pendekatan ilmiah
wujudnya adalah metode ilmiah. metode ilmiah merupakan cara dalam
mendapatkan pengetahuan secara ilmiah. atau dengan perkataan lain,
pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah dapat digolongkan kepada
pengetahuan yang bersifat ilmiah disingkat pengetahuan ilmiah, atau secara
pendek disebut ilmu.1
Metode berasal dari bahasa Yunani kuno metodos, Meta artinya menuju,
melalui, sesudah mengikuti, dan hodos artinya Jalan, cara atau arah( istilah
Yunani itu berasal dari kata latin methodus). arti luas metode adalah cara
bertindak menurut sistem atau aturan tertentu. arti khusus cara berpikir
menurut aturan atau sistem tertentu.
Penelitian dalam tujuan sosial adalah suatu proses yang berupa suatu
rangkaian langkah langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis
untuk memperoleh pemecahan permasalahan dan mendapatkan jawaban atas
pertanyaan tersebut (R.H Sumitro, 1982:19).
Metode penelitian filsafat dapat diartikan suatu cara atau jalan yang
ditempuh dalam suatu proses tindakan atau rangkaian langkah-langkah yang
dilakukan secara terencana, sistematis untuk memperoleh pemecahan
permasalahan atau jawaban tentang ke filsafat an. sedangkan pengertian
metodologi penelitian filsafat adalah metode penelitian filsafat yang telah
diangkat menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri. perlu juga di bedakan
pengertian metode penelitian filsafat dengan metode-metode filsafat.
pengertian metode-metode filsafat adalah, jalan yang ditempuh oleh para

1
Agus Hermowo, Irfan Nursandi, Petrus.S.Sianturi, 2015, Pendekatan Ilmiah

1
filsuf atau ahli filsafat dalam proses berpikir untuk mencari kebenaran atau
kenyataan.

B. Rumusan masalah

1. Dari manakah metode ilmiah dalam pengetahuan didapatkan?


2. Bagaimana penemuan kebenaran dengan cara non ilmiah?
3. Apa yang dimaksud metode ilmiah?
4. Bagaimanakah sikap yang harus dimiliki seorang pengkaji ilmu alamiah?
5. Apa kontribusi ilmuan muslim dalam sains dan teknologi?

C. Tujuan penulisan

1. Menjelaskan dari manakah metode ilmiah dalam pengetahuan didapatkan


2. Menjelaskan bagaimana kebenaran dengan cara non ilmiah
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan metode ilmiah
4. Menjelaskan bagaimana sikap yang harus dimiliki seorang pengkaji ilmu
alamiah
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan metode ilmiah

2
Agus Hermowo, Irfan Nursandi, Petrus.S.Sianturi, 2015, Pendekatan Ilmiah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode ilmiah dan implementasinya

1. Metode ilmiah
Istilah metode secara etimologisberasal dari bahasa Yunani meta yang
berarti sesudah dan kata hodos yang berarti jalan. Jadi metode merupakan
langkah-langkah yang diambil menurut urutan tertentu, untuk mencapai
pengetahuan yang telah dirancang dan dipakai dalam proses memperoleh
pengetahuan jenis apa pun (Sri Soeprapto, 2003:128). Metode ilmiah pada
hakikatnya merupakan prosedur yang mencakup berbagai kegiatan, pikiran,
pola kerja, tata kerja, dan cara teknis untuk memperoleh pengetahuan baru
dan mengem-bangkan pengetahuan yang sudah ada.Mengenai langkah-
langkah dalam metode ilmiah, ternyata belum ada kesatuan paham dari para
ilmuwan dan filsuf. Mereka mem-punyai pendapat yang berbeda-beda dan
memiliki dasar yang kuat untuk metodenya tersebut. Namun dalam konteks
ini penulis berusaha untuk mensintesanya dengan mengacu pada pendapat
para pakar. 3

Menurut J. Lachman (dalam Dadang Supardan, 2008:43) metode


ilmiah mencakup: perumusan hipotesis spesifik atau pertanyaan spesifik
untuk menye-lidiki, perancangan penyelidikan, pe-ngumpulan data,
pengolahan data, penggolongan data dan pengem-bangan generalisasi, serta
pe-meriksaan kebenaran. Pendapat serupa disampaikan Gie (1999:111) yaitu
metode ilmiah mencakup meng-analisis, mendeskripsikan, mengklas
ifikasikan, mengadakan pe-ngukuran, memperbandingkan, dan melakukan
survei. Jadi tepat apa yang disampaikan Kaplan (dalam Dadang Supardan,
2008:44), bahwa kebenaran ilmiah itu beragam seiring dengan ren-tangan
fenomena yang perlu di-pelajari begitu luas dan kompleks dan tidak tepat

3
John sabari, 2011, Metode ilmiah dalam ilmu-ilmu social.

3
bila kita memutlakkan metode ilmiah. Namun kita perlu memedomani
metode dalam melaksanakan kinerja ilmiah, sejauh tidak menganggap satu-
satunya jalan menuju kebenaran ilmiah. Sebab metode ilmiah disini
mencakup setiap teknik, metode, strategi penelitian yang digunakan para
ilmuwan untuk mencari dan sampai pada sesuatu ataupun penemuan
kebenaran ilmiah, sejauh hal itu dapat dipertanggungjawabkan secara
empirik. Salah satu metode ilmiah yang dapat dijadikan rujukan adalah
pendapat Tyndall (dalam Jujun Suriasumantri, 1990:125-129) yang dikenal
dengan proses logico-hypothetico-verifikasi.Langkah-langkahnya meliputi:

a) Perumusan masalah
b) Pe-nyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
c) Perumusan hipotesis,
d) Pengujian hipotesis, dan
e) Penarikan kesimpulan.
4

Jujun S. Suriasumantri (1999:105) menyam-paikan ada enam kerangka


dasar prosedur ilmiah, yaitu:
a). Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah
b). Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan
c). Penyusunan dan klasifikasi data
d). Perumusan hipotesis
e). Deduksi dan hipotesis
f). Tes dan pengujian kebenaran (verifikasi) dari hipotesa.

2. Kesadaran dan perumusan masalah.

Adanya kondisi kejiwaaan (sadar) pada diri para ilmuwan, bahwa


dunia terdiri dari fakta dan kejadian yang terpisah-pisah dan banyak
jumlahnya. Ketika manusia menemukan beberapa kesulitan menghadapi

4
John sabari, 2011, Metode ilmiah dalam ilmu-ilmu social.

4
dunia secaraakal, maka manusia menciptakan masalah dan mengajukan
sesuatu pertanyaan yang menurut alam pikirnya dapat dijawab. 5

Metode ilmiah merupakan bagian yang paling penting dalam


mempelajari ilmu alamiah. Langkah-langkah dalam menerapkan metode
ilmiah sebagai berikut :
a. Menentukan dan memberikan batasan kepada masalah. Masalah yang
dihadapi atau ditemukan dengan kontak fakta dan gejala alam dengan
pasti. Disusun suatu rumusan yang tepat.
b. Menentukan hipotesis atau rumusan pemecahan masalah yang bersifat
sementara. Ada dua pendekatan untuk memperoleh hipotesis atau dugaan,
yaitu rumusan atau persyaratan untuk memecahkan masalah. Pendekatan
pertama disebut pendekatan induksi, diawali dengan pengumpulan data
dan observasi, kemudian menggunakan data itu sebagai dasar perumusan
hipotesis. Kedua pendekatan itu masing-masing mempunyai
kesempurnaan yang sama.
c. Menguji dan mengadakan verifikasi kesimpulan.Di dalam ilmu alamiah
kesimpulan bersifat sementara, kesimpulan adalah suatu yang harus diuji.
Pengujian-pengujian seperti itu memerlukan data tambahan dengan
demikian generalisasi baru akan diperoleh secara terus menerus akan
sehingga akan diperoleh kemajuan.

B. Penemuan kebenaran dengan cara non ilmiah

Ada beberapa jalan dan tahapan dari usaha manusia dalam mencari
kebenaranserta cara menyelesaikan suatu masalah, yaitu:

1.Melalui penemuan secara kebetulan

Penemuan secara kebetulan ini, bukanlah cara yang paling baik untuk
mencari kebenaran. Meskipun cara ini seringkali membawa

5
John sabari, 2011, Metode ilmiah dalam ilmu-ilmu social.

5
keuntungan.Penemuan secara kebetulan tidak dapat dipakai pada cara
bekerja ilmiah, karenasesuatu yang didapat secara kebetulan berada dalam
posisi yang tidak pasti, datangnya tidak dapat diperhitungkan secara
berencana, sifatnya pasif danmenanti, sehingga menyebabkan cara kerja
tidak efektif dan juga tidak efisien. Pengetahuan berkembang sangat lambat,
selambat kebetulan yang membawa kebenaran.Misalnya penemuan obat
penyakit malaria yang ditemukan secara kebetulan, dimana seorang yang
sakit malaria, pergi mencari akar-akar pohon sebagai obat. Kebetulan dia
haus dan minum air sumber yang mengalir melalui pohon kina yang
tumbang. Akhimya ditemukan, bahwa pohon kinabisa untuk obat sakit
malaria. (Kasiram, 2010:27)

2.Melalui trial and error

Dalam usaha mencari kebenaran dan jawaban atasmasalah yang


dihadapinya, manusia mencoba dan bilausahanya gagal ditinggalkan, dan
mencoba lagi yang lain untuk mencari jawaban yang diinginkan. Melalui
cara ini, ada sikap untung-untungan, hampir sama dengan cara penemuan
secara kebetulan. Akan tetapi pada trial and error ada sedikit kelebihan,
yakni adanya sejenis usaha yang aktif, mencoba dan terus mencoba ketika
usahanya gagal, sampai akhirnya usahanya berhasil menemukan sesuatu
6
yang benar karena bisa memecahkan masalahnya.(Kasiram,
2010:28)Meskipun demikian, caraini tidak bisa dipandang sebagai plan
pemecahan yang baik, karena cara pemecahannya terlalu panjang,
terlalumenerka-nerka, tidak bisa langsung, tidak pasti dan tanpa
pengertianyang jelas serta usaha yang dilakukan belum tentu dapat
membawa pada pemecahan yang selayaknya. Akibatnya perkembangan
pengetahuan juga sangat lambat, tersendat dan tidak menentu.

3.Melalui otoritas atau kewibawaan


6
Jurnal Study Islam Panca Wahana|Edisi 12, Tahun10, 2014

6
Tidak dapat disangkal bahwa dalam memecahkanmasalah orang
seringkali mengikuti saja apa pendapat-pendapat para pemimpin di masa
lalu, karena pendapat-pendapat tersebut dianggap benar, sehingga
kebenarannya tanpadiuji kembali. Kemudian pendapat tersebut dijadikan
doktrin, yang harus diikuti dengan patuh. Padahal tidak jarang pendapat
mereka itu kurang benar, bahkan sama sekali salah.Akan tetapi karena rasa
penghormatan yang berlebihan, maka salah atau benar tidak diperdulikan
lagi. Pendapat yangdiangap benar dari para pemimpin meraka ini,
7
kemudiandijadikan pedoman hidup dan diabadikan menjadi tradisiatau adat
kebiasaan.Di masyarakat yang tradisional, bila adaorang yang ber pendapat
berbeda dan menyimpang daritradisi meskipun benar, pendapat tersebut
tetap ditolak. (Kasiram, 2010:28)Cara ini tidak bisa dipandang sebagai cara
yang ilmiah dalam mencari kebenaran dan memecahkan masalah. Meskipun
kadang-kadang banyak benarnya juga apa yang telah dikatakan oleh para
pemimpin atau orang yang memiliki pengaruh dalam masyarakat. Di dalam
penelitian, para ahli tidak dapat melepaskan diri sama sekali dari unsur
otoritas terutamajika mengenai masalah ide-ide baru. Dengan demikian
otoritas atau kewibawaan dan dipakai oleh penyelidik sebagaipetunjuk
dalam mencari kebenaran. Di alam modern, mencari kebenaran melalui
otoriter atau orang yang berwenang, bisa memudahkan cara memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kalau seseorang sakit, tidak perlu
meneliti sendiri sakitnya apa, tetapi cukup ke dokter untuk berobat.
Demikian pula pemecahan masalah yang lain, bisa meminta petunjuk kepada
orang yang berwenang, sesuai dengan bidang masalah yang dihadapi.

C. Keterbatasan metode ilmiah

Keterbatasan ilmiah,jalaluddin

7
Jurnal Study Islam Panca Wahana|Edisi 12, Tahun10, 2014

7
Menurut (Jalaluddin, 2013) menyatakan bahwa Keterbatasan metode
ilmiah yakni berhentinya kenalaran manusia karna sudah tidak sanggup untuk
melanjutkan pemikiran yang diluar naral atau logis manusia dalam
keagamaan. Agama adalah pengetahuan yang mencakup semua masalah yang
bersifat umum. Misalnya penciptaan manusia dan alam di akhirat nantinya.
Jadi perangkat ilmu tidak bisa menembus alam gaib atau mistis karena alat
juga mempunyai keterbatasan di dalamnya. Ilmu pengetahuan hanya mampu
memberikan kebenaran dan tidaknya. Einstein menyatakan bahwa “ilmu
dimulai dari fakta dan diakhiri dengan fakta” dan apapun yang tersambung
keduanya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa secanggih apapun alat ilmiah
tidak akan pernah bisa menembus alam mistis dan setiap alat pasti
mempunyai keterbatasan tertentu. Dan metode ilmiah hanya mampu
membuktikan benar dan tidak.8

D. Sikap ilmiah

1. Pengertian Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah adalah suatu sikap menerima pendapat orang lain dengan
baik dan benar tanpamengenal putus asa dengan ketekunan
danketerbukaan.Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri
seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan
ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik
pula.Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen
yaitu komponen kognitif, komponen afektif,dan komponen tingkah laku.
Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek. Sikap terhadap obyek ini
disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan untuk berprilaku atau

8
Jalaluddin, H. (2013). filsafat ilmu pengetahuan

8
bereaksi dengan cara tertentu bilamana dihadapkandengan suatu masalah
atau obyek

2. Macam-macam Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para
ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan ilmiah. Dengan perkataan
lain,kecenderungan individu untuk bertindak atau berperilaku dalam
memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah
ilmiah. Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah
pembentukan sikap ilmiah. Orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah
akan terbentuk sikap ilmiah yang antara lain adalah: 9

a. Jujur
Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu
dengan sesungguhnyadan apa adanya, tidak di tambahi ataupun tidak
dikurangi. Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat dan
sikap ini merupakan prinsipdasar dari cerminan akhlak seseorang. Jujur juga
dapat menjadi cerminan dari kepribadian seseorang bahkan kepribadian
bangsa. Oleh sebab itu,kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia.
Kejujuran merupakanbekal untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
Jika seseorang telah memiliki kejujuran maka sesuatu yang wajar jika
bilaorang tersebut dapat dipercaya dandiberi amanat oleh banyak orang.

b. Terbuka

http://besmart.uny.ac.id/v2/pluginfile.php/32607/mod_resource/content/1/Bahan%20Bacaan%20Sikap
%20Ilmiah.pdf

9
Seorang ilmuwan harus mempunyai pandangan luas, terbuka, dan
bebas dari praduga. Seorang ilmuwantidak akan berusaha memperoleh
dugaan bagi buah pikirannya atas dasar prasangka. Ia tidak akan
meremehkan suatu gagasan baru. Seorang ilmuwanakan menghargai setiap
gagasan baru dan mengujinyasebelum diterima atau ditolak. Dengan kata
lain, ia terbuka akan pendapat orang lain.Keterbukaan berarti memberi
peluang luar untuk masuk, dan menerima berbagai hal untuk masuk, baik itu
di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, ideologi, paham dan
aliran, ataupun ekonomi. Keterbukaan juga berartimenerima kritik, saran,
dan pendapat orang lain dalam pergaulan.

c. Toleran
Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa dirinya paling benar, ia bersedia
mengakui bahwa orang lain mungkin lebih benar. Dalam menambah ilmu
pengetahuan ia bersedia belajar dari orang lain, membandingkan
pendapatnya dengan pendapat orang lain, ia memiliki tenggang rasa atau
sikap toleran yang tinggi dan jauh dari sikap angkuh. Toleransi adalah suatu
sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana
seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain
lakukan. Sikap toleransi sangat perlu dikembangkan karena manusai adalah
makhluk sosial dan akan menciptakan adanya kerukunan hidup. 10

d. Skeptis
Skeptis adalah sikap kehati-hatian dan kritis dalam memperoleh
informasi. Namun, skeptis bukan berarti sinis tetapi meragukan kebenaran
informasi sebelum teruji dandidukung oleh data fakta yang kuat. Tujuan dari

10

http://besmart.uny.ac.id/v2/pluginfile.php/32607/mod_resource/content/1/Bahan%20Bacaan%20Sikap
%20Ilmiah.pdf

10
skeptis yaitu tidak keliru dalam membuat pernyataan, keputusan atau
kesimpulan.Seseorang yang mencari kebenaran akanbersikap hati-hatidan
skeptis. Ia akan menyelidiki bukti-bukti yang melatarbelakangi suatu
kesimpulan. Ia tidak akan sinis tetapi kritis untuk memperoleh data yang
menjadi dasar suatu kesimpulan itu. Ia tidak akan menerima suatu
kesimpulan tanpa didukung bukti-bukti yang kuat. Sikap skeptis ini perlu
dikembangkan oleh ilmuwan dalammemecahkan masalah. Bila
ilmuwantidak kritis mengenai setiap informasi yang ia peroleh,
kemungkinan adainformasi yang salah sehingga kesimpulan yang dihasilkan
pun salah. Oleh karena itu, setiap informasi perlu diuji kebenarannya.Kata
11
apatis diartikan sebagai sikap acuh tidak acuh,tidak peduli, dan masa
bodoh. Secara sepintas skeptis dan apatismemiliki kesamaan arti dan
maksud. Skeptis berarti sikap curiga, tidak mudah percaya, dan bersikap
hati-hati atas tindakan orang lain. Orang menjadi acuh tak acuh dan tidak
peduli karena ia terlanjur tidak percaya. Kehati-hatian dan curiga merupakan
sikap dasar seseorang. Bagaimanakah sikap apatis danskeptis dipadukan
sehingga menjadi sebuah sikap yang kreatifdan bersifat
konstrukstif.Seseorang harus apatis untuk sesuatu yang bukan merupakan
wewenang dan tanggungjawabnya. Selain itu orang harus bersikap skeptis
untuk berbagai hal. Segala sesuatu harus dipertanyakan, diklarifikasi,dan
dijelaskan secaraakurat. Dengan bersikap skeptis dapat ditemukan titik
terang, kepastian,dan kebenaran.

e. Optimis
Optimis adalah berpengharapan baik dalam menghadapai segala
sesuatu, tidak putus asa, dan selalu berkata“Beri saya kesempatan untuk

11

http://besmart.uny.ac.id/v2/pluginfile.php/32607/mod_resource/content/1/Bahan%20Bacaan%20Sikap
%20Ilmiah.pdf

11
berpikir dan mencoba mengerjakannya”. Seorang yang memiliki kecerdasan
optimis akan memiliki rasa humor yang tinggi.Sikap optimis berarti sikap
yakin adanya kehidupan yang lebih baik dan keyakinan itu dijadikan sebagai
bekal untuk meraih hasil yang lebih baik. Jika seorang ilmuwanmempunyai
keinginan dan tujuan yang sangat besar dan juga mempunyai persiapan dan
pengetahuan yang diperlukan, ditambah dengan rasa optimis dan percaya
diri,maka segala tujuan pasti akan cepat tercapai/terwujud. Percaya diri dan
optimisme itu saling terkait satu sama lain. Percaya diri tanpa optimisme
tidak akan pernah ada artinya, karena sikap optimis merupakan daya yang
besar untuk mendorong apa yang dipikirkan danakandilakukan. Percaya diri
sangat membutuhkan sikap optimis.

f. Pemberani
Seorangilmuwanharus memiliki sikap pemberani dalam menghadapi
ketidakbenaran, kepura-puraan, penipuan, dan kemunafikan yang akan
menghambat kemajuan. Sikap keberanian ini banyak dicontohkan oleh para
ilmuan seperti Copernicus, Galilleo, Socrates, dan Bruno. Galilleo
diasingkan oleh penguasa karena dengan berani menentang konsep bumi
sebagai pusat tata surya, matahari dan benda lainnya berputar mengelilingi
bumi (Geosentris). Galilleo mendeklarasikan bahwamatahariadalahmenjadi
12
pusat tata surya, danbumi sertaplanet lainnya berputar mengitari matahari
(Heliosentris).Socrates memilih mati meminum racun daripada harus
mengakui sesuatu yang salah. Bruno tidak takut dihukum mati dengan cara
dibakar demi mempertahankan kebenaran.Kisah keberanian ilmuan yang
cukup menarik dan menjadi tauladan adalah kisah Marie Curieseorang
fisikawan, kimiawan yang berhasil menemukan zat radio aktif, bertahun-

12

http://besmart.uny.ac.id/v2/pluginfile.php/32607/mod_resource/content/1/Bahan%20Bacaan%20Sikap
%20Ilmiah.pdf

12
tahun ia menekuni dan meneliti zat radioaktif dengan harapan dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, dengan perlahan radiasi
unsurtersebut merambah kedalam tubuh Marie Curie. Marie Curie
mengetahui bahwa ia mengindap penyakit kanker. Namun, dalam setiap
kuliahnya ia menjelaskan tentang radioaktif tanpapernah menunjukan
ketakutan akanbahaya radiasi.Keadaan tersebutterus dirahasiahkan hingga ia
menjelaskan sendiri pada saat-saat ajalnya tiba. 13

g. Kreatif
Seseorang dalam mengembangkan ilmunya harus mempunyai sikap
kreatif yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide
unik atau kreatif dan berkemampuan untuk menghasilkan/menciptakan
sesuatu yang baru. Sifat-sifat yang tersebut di atas menunjukkan kepada kita
arah tujuan yang hendak dicapai seseorang yang hendak menumbuhkan
sikap ilmiah pada dirinya. Tidak seorang pun dilahirkan dengan memiliki
sikap ilmiah. Mereka yang telah memperoleh sikap itu telah berbuat dengan
usaha yang sungguh-sungguh.

h. Kritis
Sikap kritisdirealisasikan dengan mencari informasi sebanyak-
banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan
mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan
pendapat untuk ditulis.

i. Sikap Rela Menghargai Karya Orang Lain

13

http://besmart.uny.ac.id/v2/pluginfile.php/32607/mod_resource/content/1/Bahan%20Bacaan%20Sikap
%20Ilmiah.pdf

13
Sikap relamenghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip
dan menyatakan terima kasih atas karangan oranglain, dan menganggapnya
sebagai karya yang orisinal milik pengarangnya.

j. Sikap Menjangkau ke Depan14

Sikap menjangkau ke depandibuktikan dengan sikap futuristic, yaitu


berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya dan
bahkan mampu menyusun suatu teori baru.

E. Kontribusi ilmuan muslin dalam sains dan teknologi

Dari akal dan daya pikir yang telah dianugerahkan oleh Allah, manusia
dapat menggali berbagai pengetahuan yang ada di alam semesta, baik yang
bersifat makro maupun mikro. Dengan demikian munculllah berbagai
disiplin ilmu. Hal ini dalam sejarah Islam dibuktikan dengan maraknya
perkembangan ilmu dari berbagai bidang dan munculnya ratusan bahkan
ribuan sarjanasarjana Muslim. Penghargaan Islam terhadap akal dan ilmu
pengetahuan bukan hanya basa-basi, karena hal itu telah dilaksanakan dan
dipraktekkan oleh para ulama, atau kaum terpelajar Islam, yang luar biasa
jumlahnya. Keadaan yang kondusif seperti itu telah berhasil menampilkan
beberapa filosof muslim terkemuka, seperti al-Kindī (801-873 M), al-Farabī
(870-950 M), al-Rāzī (864-930 M atau 251-313 H), Ibn Tufail (1105-1185
M), Ibn Bajjah (1085-1138 M), dan sejumlah pakar pada bidangknya
masing-masing, seperti Ibn Rushd (1126-1198 M), Ibn al-Haytham (965-
1040 M atau 354-430 H), dan Jabir ibn Hayyan (721-815 M) serta pakar
etika muslim, Ibn Maskawaih (932-1030 M atau 330 -421 H).2

14

http://besmart.uny.ac.id/v2/pluginfile.php/32607/mod_resource/content/1/Bahan%20Bacaan%20Sikap
%20Ilmiah.pdf

14
Sebenarnya banyak sekali sarjana-sarjana muslim yang tampil dalam
panggung sejarah. Dalam kitab Uyūn al-Anbā’ fi Ṭabaqat al-Aṭibba’
karangan Ibn Abi Ushaybi’ah, seorang ahli kedokteran abad ketiga belas,
dimuat informasi dan biografi lebih dari tiga ratus lima puluh ilmuwan
muslim. Ada ahli kedokteran, ahli kimia, geometri, geologi, geografi,
matematika, astronomi dan sebagainya. Padahal yang dikenal masih
15
segelintir saja. Hanya sayangnya, karena sistem pendidikan kita masih
bercermin dan berkiblat ke Barat, sedangkan Barat menyembunyikan jasa-
jasa Islam dalam arena ilmu pengetahuan, maka public pada dasarnya tidak
mengenal tokoh-tokoh Islam yang sebenarnya sangat besar dan terkenal.
Padahal perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan di Barat merupakan
imbas dan terpengaruh oleh kemajuan yang terjadi di dunia Islam, terutama
setelah adanya gerakan Averroisme3 yang membumi di Eropa Barat
mendapatkan pengaruh positif dalam ilmu pengetahuan dari dunia Islam.

Berikut beberapa kontribusi ilmuan muslim dalam sains dan teknologi

1. Ibnu rushd

Abu Al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd sering dilatinkan


sebagai Averroes, adalah seorang filsuf dan pemikir dari Al-Andalus yang
menulis dalam bidang disiplin ilmu, termasuk filsafat, akidah atau teologi
Islam, kedokteran, astronomi, fisika, fikih atau hukum Islam, dan linguistik.
Karya-karya filsafatnya termasuk banyak tafsir, parafrase, dan ringkasan
karya-karya Aristoteles, yang membuatnya dijuluki oleh dunia barat sebagai
"Sang Penafsir" (Bahasa Inggris: The Commentator). Ibnu Rusyd juga
semasa hidupnya mengabdi sebagai hakim dan dokter istana untuk
Kekhalifahan Muwahhidun.
Pikiran-pikiran Ibn Rushd telah berhasil membuka cakrawala baru
bagi dunia ilmu pengetahuan. Eksplorasi Ibn Rushd terhadap dunia ini telah

15
Imam Amirusi Jailani, (2018), THE OLOGIA

15
mengundang animo besar-besaran bagi kalangan pelajar dan sarjana, baik di
dunia Islam maupun Barat, untuk mentransfer pikiran-pikirannya.
Transformasi pandangan-pandangan Ibn Rushd dapat diakses melalui karya-
karyanya dan perkuliahan di berbagai universitas, di antaranya Universitas
Cordoba, Sevilla, Malaga, Granada, dan Samalanca, di Andalusia. Para
pelajar dari Eropa berduyunduyun untuk menimba ilmu di institusi-institusi
tersebut. Kemudian mereka mengusung pola pikir Ibn Rushd ke dataran
Eropa, seperti di Universitas Padua, Bologna, Ferrara, dan Venice di Italia.
Bahkan menurut Ernest Renan (1823-1892M), karya-karya beliau
diterjemahkan dan dicetak berulang-ulang di Eropa dan Latin.4 Di
Universitas Paris, Prancis, tidak kalah hebatnya, yakni mendatangkan tenaga
edukasi secara khusus dari Andalusia untuk mengajarkan pola piker
Averroes.5 Di universitas tersebut terdapat seorang guru besar yang
membidangi komentar-komentar Ibn Rushd, yaitu Siger de Brabant (1240-
1280 M).16
Dalam kitabnya Fashl al-Maqal, Ibn Rushd mengatakan: “Jika syariah
adalah suatu kebenaran dan anjuran untuk menyelidiki (segala yang ada)
yang mengarah pada pengetahuan tentang kebenaran tersebut, maka umat
Islam akan mengetahui dengan pasti bahwa penyelidikan demostratif tidak
akan menciptakan kontradiksi apapun dengan apa yang syariah nyatakan,
karena kebenaran tidak akan pernah bertentangan dengan kebenaran, tetapi
satu sama lainnya saling menjadi saksi.

2. Ibnu al-haytham

Ibn al-Haytham dilahirkan di Basrah pada tahun 354 H bertepatan


dengan 965 M. Ia memulai pendidikan awalnya di Basrah. Setelah itu beliau
mengabdi menjadi pegawai pemerintah di daerah kelahirannya. Setelah

16
Imam Amirusi Jailani, (2018), THE OLOGIA

16
beberapa lama berbakti kepada pihak pemerintah di sana, beliau mengambil
keputusan merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau
melanjutkan pendidikan dan mencurahkan perhatian pada penulisan.
Kecintaannya kepada ilmu telah membawanya berhijrah ke Mesir. Selama di
sana beliau mengambil kesempatan melakukan beberapa kerja penyelidikan
mengenai aliran Sungai Nil serta menyalin buku-buku mengenai matematika
dan falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang tambahan dalam
menempuh perjalanan menuju Universitas al-Azhar. Usaha itu membuahkan
hasil, beliau menjadi seorang yang amat mahir dalam bidang sains, falak,
matematika, geometri, pengobatan, dan falsafah.Tulisannya mengenai mata,
menjadi salah satu rujukan yang penting dalam bidang pengembangan sains
di Barat.Ibn al-Haytham merupakan ilmuwan yang gemar melakukan
penyelidikan.Penyelidikannya mengenai cahaya telah memberikan ilham
kepada ahli sainsBarat seperti Boger Bacon, dan Kepler, pencipta mikroskop
serta teleskop. Ia merupakan orang pertama yang menulis dan menemukan
berbagai datapenting mengenai cahaya.Beberapa buah buku mengenai
cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa inggris, antara
17
lain Light on Twilight Phenomena.
Kajiannya banyak membahas mengenai senja dan banyak lingkaran
cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan
gerhana.Beberapa percobaan dilakukan oleh Ibn al-Haytham, di antaranya
percobaanterhadap kaca yang dibakar, dan dari situ ditemukanlah teori lensa
pembesar. Teori itu telah digunakan oleh para ilmuwan di Itali untuk
menghasilkan kaca pembesar yang pertama di dunia dan prinsipnya tetap
diadopsioleh ilmuwan-ilmuwan setelahnya.Demikian pula dengan prinsip
padu udara yang ternyata lebih menakjubkan,Ibn al-Haytham telah
menemukan dan memperkenalkannya jauh sebelumseorang ilmuwan yang
bernama Tricella yang mengetahui masalah itu 500 tahun kemudian. Ibn al-

17
Imam Amirusi Jailani, (2018), THE OLOGIA

17
Haytham juga disinyalir telah menyampaikan keberadaan gaya tarik bumi
atau gravitasi sebelum Issaac Newton mengetahuinya. Selain itu, teori Ibn
al-Haytham mengenai jiwa manusia sebagai satu rentetan perasaan yang
bersambung-sambung secara teratur telah memberikan ilhan kepada
ilmuwan Barat untuk menghasilkan wayang gambar. Teori beliau telah
membawa kepada penemuan film yang kemudian disambung-sambung dan
dimainkan kepada pra penonton sebagaimana yang dapat kita lihat pada
masa kini. Ibn al-Haytham meninggal di Kairo, Mesir, sekitar tahun 1040 M.
Karena pengamatannya yang mendalam pada bidang optika, konsep-
konsepnya menjadi dasar ilmu optika. Selain itu, dia mengantarkan optika
pada kemajuan pesat masa kini. Dengan demikian, Ibn al-Haytham
mendapat julukan sebagai “Bapak Optika Modern.

3. Jabir ibn Hayyan

Beliau merupakan seorang ilmuwan dan filosof terkemuka yang


memiliki nama lengkap Abu Musa Jabir ibn Hayyan al-Azdi. Kalangan
Barat mengenal dengan nama Geber. Beliau lahir di Thus Khurasan, Iran
(Persia), pada tahun 721 M atau sekitar abad ke-8. Jabir adalah seorang yang
berketurunan Arab, namun ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah orang
Persia. Ayahnya bernama Hayyan al-Azdi berasal dari suku Arab Azd adalah
seorang yang ahli dibidang farmasi dari kabilah Yaman yang besar yaitu
kabilah Azad, dan sebagian besar dari mereka berhijrah ke Kufah setelah
rubuhnya Bendungan Ma’rib.18
Jabir kemudian mempelajari ilmu kedokteran pada masa Kekhalifahan
Abbasiyah di bawah pimpinan Harun al-Rashīd dari seorang guru yang
bernama Barmaki Vizier. Jabir pun terus bekerja dan bereksperimen dalam
bidang kimia dengan tekun di sebuah laboratorium dekat Bawaddah di

18
Imam Amirusi Jailani, (2018), THE OLOGIA

18
Damaskus dengan ciri khas eksperimen-eksperimennya yang dilakukan
secara kuantitatif, bahkan instrumen-instrumen yang digunakan untuk
eksperimennya dibuat sendiri dari bahan logam, tumbuhan dan hewani.
Di laboratoriumnya itulah Jabir berhasil menemukan berbagai
penemuan besar yang sangat bermanfaat sampai saat ini, bahkan di
laboratorium itu pula telah ditemukan berbagai peralatan kimia miliknya,
dan setelah sempat berkarir di Damaskus Jabir dikatakan kembali ke Kufah
setelah terjadi tragedy Baramikah.
Sekembalinya ke Kufah tak banyak lagi yang mengetahui tentang
keberadaannya, namun dua abad setelah kematiannya barulah ditemukan
laboratoriumnya seperti yang telah disebutkan tadi di atas. Di dalamnya
didapati peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona, dan
sebatang emas yang cukup berat.
Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini
didapatnya dengan berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan
Harun al-Rashid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi
sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat
direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan
dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah
merintis19 ditemukannya hukum perbandingan tetap. Kontribusi lainnya
antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi,
sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan
proses-proses tersebut. Sebagaimana halnya ilmuwan muslim abad
pertengahan, Jabir ibn Hayyan tidak hanya mampu mendalami satu bidang
ilmu tertentu, tetapi mereka juga mampu menguasai bidang keilmuwan
lainnya dan sangat beragam. Selain ahli dalam bidang ilmu kimia, beliau
juga ahli dalam ilmu yang lain seperti kedokteran, filsafat dan fisika. Hanya
saja dari sekian banyak ilmu yang digelutinya, tampaknya ilmu kimia lebih

19
Imam Amirusi Jailani, (2018), THE OLOGIA

19
melekat dan menonjol pada beliau. Karya-karya beliau banyak
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, dan kemudian diserap oleh ilmu
kimia modern. Eropa kemudian mulai mengenal istilah-istilah teknik seperti
realiger (sulfit merah dari arsenik), tutia (seng oksida), alkali, antimonia,
alembic, dan aludel. Demikian juga salamoniak (sejenis substansi baru
kimia) telah diperkenalkan oleh Jabir ibn Hayyan yang sebelumnya tidak
perrnah dikenal oleh orang-orang Yunani.

Beberapa penemuan Jabir Ibn Hayyan diantaranya adalah:


1. asam klorida,
2.asam nitrat, asam sitrat,
3. asam asetat,
4. tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi,
5. larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam
klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.
20

20
Imam Amirusi Jailani, (2018), THE OLOGIA

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode ilmiah pada hakikatnya merupakan prosedur yang mencakup


berbagai kegiatan, pikiran, pola kerja, tata kerja, dan cara teknis untuk
memperoleh pengetahuan baru dan mengem-bangkan pengetahuan yang
sudah ada, metode ilmiah mencakup perumusan hipotesis spesifik atau
pertanyaan spesifik untuk menye-lidiki, perancangan penyelidikan, pe-
ngumpulan data, pengolahan data, penggolongan data dan pengem- 21bangan
generalisasi, serta pe-meriksaan kebenaran.Ada beberapa cara untuk
menemukan kebenaran dengan cara non ilmiah yaitu melalui penemuan secara
kebetulan, melalui trial and error,dan melalui otoritas atau kewibawaan.Dalam
metode ilmiah tentunya memiliki berbagai kelebihan,namun hal tersebut juga
memiliki keterbatasan,Menurut (Jalaluddin, 2013) menyatakan bahwa
Keterbatasan metode ilmiah yakni berhentinya kenalaran manusia karna sudah
tidak sanggup untuk melanjutkan pemikiran yang diluar naral atau logis
manusia dalam keagamaan.. Perlu kita ketahui Sikap ilmiah adalah suatu sikap
menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar tanpa mengenal putus
asa dengan ketekunan dan keterbukaan,adapun sikap yang harus di miliki
seorang yang belajar ilmu alamiah yaitu
jujur,terbuka,toleran,skeptis,optimis,pemberani,kreatif,kritis,rela menghargai
karya orang lain,dan sikap menjangkau ke depan atau berpandangan jauh.

21
Jalaluddin, 2013, Filsafat Ilmu Pengetahuan

21
DAFTAR PUSTAKA

Agus Hermowo, Irfan Nursandi, Petrus.S.Sianturi, 2015, Pendekatan Ilmiah


http://besmart.uny.ac.id/v2/pluginfile.php/32607/mod_resource/content/1/Baha
n%20Bacaan%20Sikap%20Ilmiah.pdf
Imam Amirusi Jailani, (2018), THE OLOGIA
John sabari, 2011, Metode ilmiah dalam ilmu-ilmu social.

Jurnal Study Islam Panca Wahana|Edisi 12, Tahun 10,2014

Jalaluddin, H. (2013). filsafat ilmu pengetahuan

22

Anda mungkin juga menyukai