OLEH :
KELOMPOK 28 (ENVIRON)
UNIVERSITAS HALUOLEO
2021
A.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tidak semua berpikir akan mengahasilkan pengetahuan dan ilmu dan juga tidak
semua berpikir disebut berpikir ilmiah. Karena berpikir ilmiah memiliki aturan
dan kaidah tersendiri yang harus diikuti oleh para pemikir dan ilmuwan sehingga
proses berpikir mereka bisa dikatakan sebagai produk ilmu pengetahuan dan
bermanfaat bagi khalayak ramai dan manusia pada umumnya.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
B.PEMBAHASAN
Seseorang yang mampu berpikir ilmiah adalah orang yang menggunakan metode
berpikir yang didasarkan pada logika deduktif dan induktif (Mumuh Mulyana
Mubarak. SE).
Apabila suatu teori yang telah ada tidak bisa dibuktikan kebenerannya dengan uji
eksperimental,Maka bisa dikatakan bahwa teori tersebut tidak bisa di yakini
kebenarannya karena tidak memenuhi kriteria sebagai sains (Goldstein, 1980)
Kamu bisa menggunakan 2 metode yang ada untuk berpikir secara ilmiah, yakni
dengan metode :
Metode induksi adalah analisa ilmiah yang bergerak dari suatu hal yang khusus
(individu) menuju ke hal yang umum (Universal).Untuk dapat menjalankan
metode berpikir model ini, seseorang akan memulai penelitiannya terhadap suatu
yang abstrak dan yang sifatnya general lalu di akhiri dengan kesimpulan yang
umum.Metode induksi ini sangat banyak digunakan oleh para ilmuwan karena
biasanya sumber pengetahuan utamanya merupakan ilmu pengetahuan alam,Dan
berdasarkan kepada fakta – fakta yang dapat diuji kebenarannya. Metode ini
biasanya di lakukan melalui pengamatan / observasi dan eksperimentasi.
Kamu juga bisa memilih metode cara deduksi untuk berpikir ilmiah. metode
deduksi biasanya akan dimulai dengan suatu hal yang bersifat umum menuju hal
yang bersifat khusus.Seseorang yang menggunakan metode deduksi ini biasanya
akan memakai kerangka logika klasik Aristoteles, salah satu Filsuf Tersohor, dan
dalam bentuk Syllogisme. Premis yang terdapat dalam metode deduksi ada dua,
yaitu premis mayor dan premis minor seperti pada contoh :
1. Merumuskan masalah.
2. Merumuskan hipotesis.
3. Mengumpulkan data.
4. Menguji hipotesis.
5. Merumuskan kesimpulan.
Penjelasan :
1. Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya
masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat
tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang
yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya,
menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah
adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan
dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?
2. Merumuskan Hipotesis
3. Mengumpulkan Data
Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena
itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan
maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu
penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan
ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
5. Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah
kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan
masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam
bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk
menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun
dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh
dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak
relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
Berpikir Ilmiah akan sangat berguna untuk mengkaji ilmu pengetahuan yang
sedang dianalisa dan berikut cara – cara yang bisa kamu terapkan dalam berpikir
ilmiah :
Cara kerja ilmuan dengan penelitian ilmiah, muncul sebagai reaksi dari tantangan
yang dihadapi manusia. Pemecahan masalah melalui metode ilmiah tidak akan
pernah berpaling. Penelitian ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah,
memegang peranan penting dalam membantu manusia untuk memecahkan setiap
masalah yang di hadapinya. Ilmuan biasanya bekerja dengan cara kerja sistematis,
berlogika dan menghindari diri dari pertimbangan subjektif. Rasa tidak puas
terhadap pengetahuan yang berasal dari paham orang awam, mendorong kelahiran
filsafat. Filsafat menyelidik ulang semua pengetahuan manusia untuk mendapat
pengetahuan yang hakiki.
Ilmuan mempunyai falsafah yang sama, yaitu dalam penggunaan cara
menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah
selalu digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Penggunaan
metode ilmiah tertentu dalam kajian tertentu, dapat memudahkan ilmuan dan
pengguna hasil keilmuannya dapat memudahkan melakukan penelusuran.
Dalam ilmu pengetahuan ilmiah, “tidak ada” kebenaran yang sekedar berada di
awang-awang meskipun atas nama logika. Setiap kebenaran ilmiah, senantiasa
diperkuat bukti-bukti empirik dan indrawi, bahkan sesuatu kebenaran tersebut
telah teruji.
Kebenaran ilmiah yang meskipun dikuasai oleh relativitasnya, selalu berpatokan
kepada beberapa hal mendasar, yaitu:
1. Adanya teori yang dijadikan dalil utama dalam mengukur fakta-fakta aktual.
2. Adanya data-data yang berupa fakta atau realitas senyatanya dan realitas dalam
dokumen tertentu.
3. Adanya pengelompokkan fakta dan data yang signifikan.
4. Adanya uji validitas.
5. Adanya penarikan kesimpulan yang operasional
6. Adanya fungsi timbal balik antara teori dan realitas.
7. Adanya pengembangan dialektika terhadap teori yang sudah teruji.
8. Adanya pembatasan wilayah penelitian yang proporsional.
Ciri-ciri tersebut merupakan “citra” ilmu pengetahuan dan metode ilmah. Oleh
karena itu, menurut Juhaya S. Pradja (1997), metode ilmiah dimulai dengan
pengamatan-pengamatan, kemudian memperkuat diri dengan pengalaman dan
menarik kesimpulan atas dasar pembuktian yang akurat.
Langkah metode ilmiah berpijak pada pertanyaan di seputar pada 3 hal, yaitu:
Metode ilmiah dimulai dengan usaha untuk konsisten dalam berfikir ilmiah.
Dalam kerangka berfikir ilmiah, logika merupakan metode meluruskan pemikiran,
baik dalam pendekatan deduktif maupun induktif. Metode ilmiah pun harus
berpedoman pada paradigma tentang kebenaran indrawi yang positif, karena hal
itu akan lebih membuktikan relevansi antara teori dan realitas secara apa adanya.
Secara Garis Besar Berpikir ilmiah merupakan suatu cara dan usaha untuk
memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan dalam kalangan para civitas
studi untuk membuktikan suatu kebenaran atau menemukan suatu ilmu
pengetahuan yang sifatnya baru.
Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Sarana berfikir ilmiah
mempunyai metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuannya yang berbeda
dengan metode ilmiah. Untuk dapat berfikir ilmiah dengan baik, maka diperlukan
sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistika. Oleh karena itu,
kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus di dukung oleh penguasaan sarana
berfikir yang baik pula.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan
sarana yang berupa bahasa, matematika dan statistika, agar dalam kegiatan ilmiah
tersebut dapat berjalan dengan baik, teratur dan cermat. Filsafat juga berfungsi
memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para
ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan lairan filsafat tertentu,
mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata, artinya mengarahkan agar teori-
teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa
diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan
hidup yang juga berkembang dalam masyarakat.
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi langkah-langkah (metode) ilmiah, atau
membantu langkah-langkah ilmiah, untuk mendapatkan kebenaran. fungsi sarana
berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah untuk mendapat ilmu atau
teori yang lain.
Penguasaan sarana berfikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat imperatif
bagi seorang ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah yang baik
tak dapat dilakukan. Sarana merupakan alat yang membantu kita dalam mencapai
suatu tujuan tertentu atau dengan perkataan lain, sarana ilmiah mempunyai fungsi-
fungsi yang khas dalam kaitan dengan kegiatan ilmiah secara menyeluruh.
Sarana befikir ilmiah ini dalam proses pendidikan kita merupakan bidang studi
tersendiri, artinya kita mempelajari sarana berfikir ilmiah ini seperti mempelajari
berbagai cabang ilmu. Dalam hal ini, kita harus mempelajari dua hal, yaitu:
Sarana ilmiah bukan merupakan ilmu dalam pengertian bahwa sarana ilmiah
bukan merupakan ilmu pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
Secara tuntas dapat dikatakan bahwa bahwa sarana berfikir ilmiah mempunyai
metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuannya yang berbeda dengan
metode ilmiah.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan
sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika, dan statistika.. Matematika
mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif. Statistika mempunyai
peranan penting dalam berpikir induktif. Salah satu langkah kearah penguasaan
adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir dalam
keseluruhan proses berpikir ilmiah.
BAHASA
Menurut Kemeny, antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektifØ dan tidak
memuat unsur emotif, kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit
dilepaskan dari unsur informatif.
Slamet Iman Santoso mengimbuhkan bahwa bahasa ilmiah itu bersifat deskriptif
(descriptive language). Artinya, bahasa ilmiah menjelaskan fakta dan pemikiran;
dan pernyataan-pernyataan dalam bahasa ilmiah bisa diuji benar-salahnya.
Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen menambahkan ciri intersubjektif, yaitu
ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna yang sama bagi
para pemakainya.
KELEMAHAN BAHASA
Bahasa sangat vital bagi manusia dalam aktivitas ilmiah (maupun aktivitas non-
ilmiah). Bahasa memperjelas cara berpikir manusia, maka orang yang terbiasa
menulis dengan bahasa yang baik akan mempunyai cara berpikir yang lebih
sistematis.
Kata-kata mengandung makna atau arti yang tidak seluruhnya jelas dan eksak.
MATEMATIKA
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu
dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten.
Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu
keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu
studi ataupun pemecahan masalah. Pentingnya matematika tidak lepas dari
perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan. Mengkomunikasikan gagasan
dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien. Begitu
pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari
bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Hal tersebut menunjukkan pentingnya
peran dan fungsi matematika, terutama sebagai sarana untuk memecahkan
masalah baik pada matematika maupun dalam bidang lainnya.
a. Menggunakan algoritma,
b. Melakukan manipulasi secara matematika,
c. Mengorganisasikan data,
d. memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya,
e. Mengenal dan menemukan pola,
f. Menarik kesimpulan,
g. Membuat kalimat atau model matematika,
h. Membuat interpretasi bangun geometri,
i. Memahami pengukuran dan satuanya,
j. Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti
tabel matematika, kalkulator, dan komputer.
STATISTIKA
LOGIKA.
Menurut Metode dibagi dua yakni Logika Tradisional yakni logika yang
mengikuti aristotelian dan Logika Modern
Menurut Objek dibagi dua yakni Logika Formal (deduktif dan induktif) dan
Logika Material.
seseorang dapat berfikir tepat dan benar yang memerlukan kerja otak dan akal
sesuaai dengan ilmu-ilmu logika sehingga ketika ia akan berbuat sesuatu dia akan
menyesuaikan dengan keadaan yang ada. Kekurangan logika pada dasarnya hanya
terbatas pada perhitungan akal pikiran manusia serta realiti yang ada sehingga jika
ditemui fakta atau kejadian yang tidak dapat dinalar oleh perhitungan akal
manusia maka fakta tersebut dinilai sehingga fakta yang tidak logis bagi sebagian
orang yang mengagung-agungkan ilmu pengetahua tanpa didasari kepercayaan
terhadap tuhan.
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses
berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Ditinjau dari pola
berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir
induktif. Untuk itu, penalaran ilmiah menyandarkan diri kepada proses logika
deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam
berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Jadi keempat sarana ilmiah ini saling berhubungan erat satu sama lain.
C.PENUTUP
Kesimpulan
Kerangka berpikir ilmiah selalu dikaitkan dengan logika dan filsafat karena tiga
komponen ini masih saling berhubungan. Kerangka berpikir ilmiah (epistemologi)
merupakan salah satu cabang dari filsafat ilmu, setelah ontologi dan aksiologi,
yang secara khusus mengkaji dan mempelajari tentang hakikat ilmu itu sendiri
(teori dan tekniknya) dengan pengetahuan ilmiah.
metode yang ada untuk berpikir secara ilmiah, yakni dengan metode :
Fungsi Berpikir Ilmiah Secara Garis Besar Berpikir ilmiah merupakan suatu cara
dan usaha untuk memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan dalam
kalangan para civitas studi untuk membuktikan suatu kebenaran atau menemukan
suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya baru.
Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Sarana berfikir ilmiah
mempunyai metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuannya yang berbeda
dengan metode ilmiah. Untuk dapat berfikir ilmiah dengan baik, maka diperlukan
sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistika. Oleh karena itu,
kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus di dukung oleh penguasaan sarana
berfikir yang baik pula.
1. Bahasa
2. Matematika
3.Statistik
4.Logika
DAFTAR PUSTAKA