Anda di halaman 1dari 26

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR (MICROTEACHING)

“KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS”

Dosen Pengampu:

Dr. Abdul Wahid, S.Pd, M.Pd

KELOMPOK 6

PGSD 4_A

Rahmanillah (920862060001)
Nur Hafidah (920862060015)
Syamsinar (920862060025)
Nurpaida (920862060030)
Fadli Muhammad (920862060024)
Farhan Lukman (920862060018)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

STKIP ANDI MATAPPA PANGKEP

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, karena pengalaman yang kami
miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Pangkajene, 25 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Pengertian Keterampilan Mengelola Kelas........................................................3
B. Tujuan Penggunaan Pengelolaan Kelas.............................................................5
C. Pendekatan Pengelolaan Kelas............................................................................7
D. Prinsip Pengelolaan Kelas...................................................................................9
E. Komponen Keterampilan Mengelola kelas......................................................11
F. Starategi pengelolaan kelas...............................................................................16
BAB III...........................................................................................................................22
PENUTUP.......................................................................................................................22
A. Kesimpulan.........................................................................................................22
B. Saran...................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian
besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyelidiki
kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur peserta
didik dan sasaran pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengaturan yang
berkaitan dengan penyampaian pesan penngajaran (instruksional) atau dapat
pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar (pengelolaan kelas). Bila
pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal, maka proses belajar
berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara
optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar.

Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan
sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pelajaran. Akan tetapi apabila terdapat kekurang
serasian antara tugas, dan sarana atau alat atau terputusnya keinginan dengan
keinginan yang lain, antara kebutuhan dan pemenuhanya maka akan terjadi
gangguan terhadap proses belajar mengajar. Baik gangguan sifat sementara
maupun sifat yang serius atau terus menerus. Gangguan dapat berifat
sementara sehinngga perlu dikembalikan ke dalam iklim belajar yang serasi
(kemampuan kedisiplinan), akan tetapi gangguan dapat pula bersifat cukup
serius dan terus menerus sehingga diperlukan kemampuan meremedial.

Disiplin itu sebenarnya merupakan akibat dari pengelolaan kelas yang


efektif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai bila guru mampu
mengatur siswa dan saran pembelajaran serta megendalikannya dalam suasana
yang sangat menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.Hubungan
interprsonal yang baik antara guru dan peserta didik, peserta didik sama
peserta didik merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan

1
kelas yang efektif merupakan prasyarat bagi terjadinya proses pembelajaran
yang efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari keterampilan mengelola kelas?
2. Apakah tujuan dari keterampilan mengelola kelas?
3. Apa sajakah pendekatan pengelolaan kelas?
4. Apa sajakah prinsip keterampilan mengelola kelas?
5. Apa sajakah komponen keterampilan dalam mengelola kelas?
6. Apa saja strategi pengelolaan kelas?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian keterampilan pengelolaan kelas.
2. Mengetahui tujuan keterampilan pengelolaan kelas.
3. Mengetahui pendekatan pengelolaan kelas.
4. Mengetahui prinsip keterampilan pengelolaan kelas.
5. Mengetahui komponen keterampilan dalam mengelola kelas.
6. Mengetahui strategi pengelolaan kelas.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Mengelola Kelas

 Pengertian Secara Umum :


Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management.  Terbawa oleh
dasarnya penambahan kata ke dalam Bahasa Indonesia, istilah Inggris tersebut
lalu di Indonesiakan, istilah Inggris tersebut lalu di Indonesiakan menjadi
manajemen atau menejemen”.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab
kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai
kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang
diharapkan.
Pengelolaan kelas merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan
guru dalam fungsinya sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi pengggunaan
alat-alat belajar yang tepat sesuai masalah yang ada dan karakteristik kelas yang
dihadapi.

 Menurut Para Ahli :


Menurut Winarno Hamiseno, yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto bahwa
pengelolaan adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu
tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian.
Sementara itu, Suharsimi menyebutkan bahwa kelas berarti sekelompok siswa
dalam waktu yang sama menerima pengajaran dari guru yang sama.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal, dan mengendalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, ialah kegiatan-
kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan.
Pengelolaan kelas menurut Ahmad Rohani adalah Menujuk kepada kegiatan-
kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi

3
terjadinya proses belajar (pembinaan, penghentian tigkah laku peserta didik yang
menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketetapan waktu
penyelesaian tugas, dan sebagainya).
Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono, bahwa pengelolaan kelas adalah suatu
rangkaian tingkah laku yang kompleks, di mana guru dituntut untuk
mengembangkan dan mengatur kondisi kelas yang akan memungkinkan siswa
mencapai tujuan belajar yang efisien.

 Indikator pengelolaan kelas yang baik adalah:

1. Kondisi belajar yang optimal, kondisi belajar yang nyaman, tenang, sejuk
sehingga sangat membantu perhatian siswa pada materi pelajaran.
2. Menunjukkan sikap tanggap, perilaku positif atau negatif yang muncul di
dalam kelas harus dapat disikapi dengan baik sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Memusatkan perhatian kelompok, dengan memusatkan perhatian secara
terus menerus terhadap siswa dapat mempertahankan konsentrasi siswa
disebabkan oleh ketidak pahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang
akan dicapai.
4. Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas, sering terjadi kurangnya
konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidak pahaman siswa terhadap arah
dan sasaran yang akan dicapai.
5. Memberikan teguran dan penguatan, teguran diberikan untuk
mengarahkan tingkah laku siswa, dan penguat perlu dilakukan untuk
memberikan respon positif dengan cara memberikan pujian dan
penghargaan.

Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah merupakan kegiatan yang


berupaya menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
proses belajar mengajar. Kemudian dalam pengelolaan kelas ini termasuk pula
menertibkan peserta didik yang melakukan berbagai kegiatan yang tidak ada

4
hubungnya dengan kegiatan belajar mengajar, atau suatu kegiatan yang
mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar.

Dengan adanya pengelolaan kelas maka dapat meningkatkan kegiatan


pembelajaran, meningkatkan prestasi siswa dalam belajar, menerapkan
pendekatan belajar yang kreatif, variatif, dan inovatif.

B. Tujuan Penggunaan Pengelolaan Kelas

Penggunaan komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan, baik


untuk siswa maupun untuk guru. Tujuan-tujuan yang dimaksud adalah sebagai
berikut :

A. Tujuan untuk siswa

Keterampilan mengelola kelas untuk siswa bermaksud: Mendorong siswa


mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya serta sadar
untuk mengendalikan dirinya. Membantu siswa mengerti akan arah tingkah laku
yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru
sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan. Menimbulkan rasa berkewajiban
melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan
aktivitas-aktivitas kelas.

B. Tujuan untuk guru:

Bagi guru tujuan keterampilan mengelola kelas adalah untuk melatih


keterampilannya dalam: Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam
memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan
baik. Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan
kompetensinya di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa
Memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku yang menimbulkan
gangguan-gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai
seperangkat kemungkinan strategi yang dapat digunakan dalam hubungan dengan

5
masalah tingkah laku siswa yang berlebih-lebihan atau terus menerus melawan di
kelas.

Tujuan Menurut Para Ahli

Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu:


1. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan
fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar
mencapai hasil yang baik.
2. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam
menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk
memperoleh hasil yang diharapkan.
Menurut Ahmad Sabri, bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya.[
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan
pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib
sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurutnya,
sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila: 
1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti
karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat
melakukan tugas yang diberikan kepadanya.

6
2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya
setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang
diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat
melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang semangat dan
mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah
menyediakan, menciptakan, dan memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas
sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik.
C. Pendekatan Pengelolaan Kelas
Beberapa pendekatan dalam mengelola kelas, sebagai berikut :

1. Pendekatan Kekuasaan

Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses mengontrol tingkah laku


anak didik. Peranan guru disini menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin
dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik
untuk menaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dalam bentuk norma mengikat
untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru
mendekatinya.

2. Pendekatan Ancaman

Dalam pendekatan ini, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses


mengontrol tingkah laku anak didik. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara
member ancaman, misalnya melarang, mengejek, menyindir, dan memaksa.
Keterampilan Dasar Mengajar (Micro Teaching)

3. Pendekatan Kebebasan

Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses membantu anak didik


untuk merasa bebas mengerjakan sesuatu kapan saja dan di mana saja. Peranan
guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

4. Pendekatan Resep (Cookbook)

7
Pendekatan ini dikatakan dengan mendaftar apa yang harus dan apa yang
tidak boleh dikerjakan guru dalam mereaks semua masalah atau situasi yang
terjadi dikelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap yang harus
dikerjakan oleh guru Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk sesuai yang
tertulis dalam resep

5. Pendekatan Pengajaran

Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa perencanaan dan


pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan
pemecahan diperlukan bila masalah tidak bisa dicegah. Pendekatan ini
menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar dapat mencegah atau
menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah
merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

6. Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku

Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas disini diartikan sebagai suatu


proses mengubah tingakh laku anak didik. Peranan guru ialah mengembangkan
tingkah laku anak didik yang baik dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.

7. Pendekatan Sosioemosional

Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan suatu proses


menciptakan iklim sosioemosional yang positif dalam kelas. Sosioemosional yang
positif artinya adanya hubungan positif unton guru dengan anak didik, avau antara
anak didik dengan anak didik.

8. Pendekatan Proses Kelompok

Kelas sebagai suatu system social dan prose kelompok merupakan


Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses menciptakan yang paling utama.
Peranan guru adalah mengusahakan agar pengembangan dan pelaksanaan proses
kelompok itu efektif.

9. Pendekatan Pluralistik

8
Para pendekatan pluralistik, pengelolaan kelas berusaha menggunakan
berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan
mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses interaksi edukatif
berjalan efektif dan efisien.

D. Prinsip Pengelolaan Kelas

“Secara umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi


dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa.” (Djamarah 2006:184).
Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku.
Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa
berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini
dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar,
penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah
jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah
siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah
terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih
kecil terjadi konflik.
Djamarah (2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah
gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan.” Prinsip-prinsip
pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut:

1. Kehangatan dan Keantusiasan

Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas


yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar-
mengajar yang optimal. Guru yang bersifat hangat dan akrab secara ajek
menunjukkan antusiasmenya terhadap tugas-tugas, terhadap kegiatan-kegiatan,
atau terhadap siswanya akan lebih mudah pula melaksanakan komponen
keterampilan tersebut secara berhasil.

9
2. Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan


meninkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya tingkah yang menyimpang. Perhatian dan minat siswa akan terpelihara
dengan kegiatan guru tersebut.

3. Bervariasi

Pengunaan variasi dalam media, gaya, dan interaksi mengajar-belajar


merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta
pengulangan-pengulangan aktivitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan
belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika terdapat berbagai variasi maka proses
menjadi jenuh akan berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan
keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan mengganggu kawannya.

4. Keluwesan

Dalam proses belajar mengajar guru harus waspada mengamati jalannya


proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa.
Sehingga diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah berbagai
strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang
lain.

5. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif

Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada
hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang
negatif.

6. Penanaman Disiplin Diri

Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan
dislipin diri sendiri dan guru hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan
pelaksanaan tanggung jawab.

E. Komponen Keterampilan Mengelola kelas


Keterampilan mengelola kelas terbagi dalam dua jenis keterampilan utama, yaitu :

10
1. Keterampilan yang Berhubungan dengan Penerapan dan Pemeliharaan
Kondisi Belajar yang Optimal

Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengamati dan


mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang terorganisir yang terdiri
dari enam keterampilan.

a. Menunjukkan Sikap Tanggap

Keterampilan ini menggambarkan tingkah laku guru yang tampak kepada


siswa bahwa guru sadar serta tenggap terhadap perhatian mereka, terhadap
keterlibatan mereka malahan juga tanggap terhadap ketidakacuhan dan
ketidakterlibatan mereka dalam tugas-tugas di kelas.

1) Memandang secara seksama

Memandang secara seksamia dapat mengundang dan melibatkan siswa dalam


kontak tandang serta interaksi antar pribadi yang dapat dimanfaatkan dalam
pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerja sama dan menunjukkan rasa
persahabatan.

2) Gerak mendekati

Gerakan guru dalam mendekati kelompok kecil atau individu menandakan


kesiagaan, minat dan perhatian yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas
siswa.

3) Member pernyataan

Tanggapnya guru dapat terkomunikasi kepada siswa melalui pertanyaan guru


bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi respon
terhadap kebutuhan siswa dikelas.

4) Memberikan reaksi terhadap gangguan dan ketidakacuhan Siswa

Apabila ada siswa yang menimbulkan gangguan atau menunjukkan


ketidakacuhan maka, guru dapat memberikan reaksi dalam bentuk teguran,

11
teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat serta di alamatkan pada sasaran
yang tepat.

b. Membagi perhatian

Membagi perhatian dapat dilaksanakan dalam dua cara, yaitu:

1) Visual

Dalam hal ini guru mengalihkan pendangannya dari satu kegiatan kepada
kegiatan yang lain sedemikian rupa sehingga ia mengadakan suatu kontak
pandang yang singkat terhadap sekelompok siswa atau seorang siswa secara
individu.

2) Verbal

Guru dapat member komentar singkat terhadap aktivitas seorang siswa yang
dilihatnya atau yang dilaporkan oleh siswa tersebut, sementara ia terlibat dalam
kegiatan siswa yang lain.

c. Memusatkan perhatian kelompok

Keterlibatan siswa dalam belajar dapat dipertahankan apabila dari waktu ke


waktu, guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilakukan.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara-cara berikut:

1) Menyiagakan siswa

Caranya adalah memusatkan perhatian siswa pada suatu tugas dengan


menciptakan suatu situas yang mempesonakan atau menarik perhatian, sebelum
guru menyampaikan pertanyaan, atau mengemukakan suatu topik pelajaran,
misalnya : “Coba anak-anak, semuanya memperhatikan secara teliti gambar ini.

2) Menuntut tanggung jawab siswa

Hal ini berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan
tanggung jawab yang dilakukan siswa, serta keterliatan mereka dalam tugas-tugas.

d. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas

12
Untuk hal ini petunjuk guru haruslah bersifat langsung, dengan bahasa yang
jelas, dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar yang dapat
dipenuhi oleh siswa.

e. Menegur

Untuk inengatasi gangguan dapat menegur secara vverbal atau memperingati


siswa. teguran verbal guru yang efektif harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :

1) Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta kepada
tingkah launya yang harus dihentikan.
2) Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang
mengandung penghinaan
3) Menghindari ocean atau ejekan guru, lebih-lebih yang berlepanjangan.

f. Memberi penguatan

Tujuan dan cara penggunaan komponen ketrampilan memberikan penguatan,


menggunakan dua cara sebagai berikut :

1) Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang mengganggu yaitu,


dengan jalan “menangkap” siswa tersebut ketika ia sedang melakukan
tingkah laku yang wajar yang menunjukkan keterlihatannya dalam tugas
dan berusaha “menangkap" nya pada waktu ia bertingkah laku yang tidak
wajar kemudian ia menegurnya.
2) Guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa lain
yang bertingkah laku wajar, dan dengan demikian menjadi contoh teladan
tentang tingkah laku yang positif bagi siswa yang suka mengganggu.

2. Keterampilan yang Berhubungan dengan Pengembalian Kondisi Belajar


yang Optimal (Kuratif)

13
Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial
untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

Pada tingkat tertentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk


tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus mengganggu
kawannya dan yang tidak mau terlibat dalam tugas di kelas. Strategi-strategi
tersebut adalah sebagai berikut;

a. Modifikasi tingkah laku


1) Merinci secara cepat tingkah laku yang menimbulkan masalah berupa
gangguan atau tidak terlibat dalam tugas, kemudian mencatat kekerapan
dari tingkah laku tersebut.
2) Memilih suatu norma atau tolok ukur yang realities untuk tingkat tingkah
laku yang akan menjadi tujuan dalam program remedial yang akan
dilaksanakan.
3) Guru dapat bekerjasama dengan rekan sekerja, orang tua, atau konselor
untuk mengorganisir suatu pengamatan dan system penyimpanan
data/catatan dalam program tersebut untuk mengukur perubahan tingkah
laku tersebut, dan untuk melaporkan kemajuan atau perkembangannya
kepada siswa dan orangtua.
4) Guru memilih dengan teliti tingkah laku yang akan diperbaiki setelah
dipertimbangkan tingkah laku yang lebih mudah untuk dubah, tingkah
laku yang paling mengganggu dana menjengkelkan yang sering muncul.

b. Pengelolaan kelompok

Guru dapat menggunakan alternatif lain dalarn mengatasi masalah-masalah


pengelolaan kelas antara lain dengan menerapkan pendekatan pemecahan masalah
kelompok. Ada dua jenis keterampilan yag diperlukan dalam hal ini :

1) Memperlancar tugas-tugas

Kegiatan ini meliputi empat pola tingkah laku guru, yaitu:

14
a) Mengusahakan terjadinya kerjasama dan kesatuan dalam tugas
b) Menetapkan standar-standar dan mengkoordinasikan prosedur kerja
c) Memperbaiki kondisi di dalam system dengan menggunakan pemecahan
masalah malalui diskusi, analisis, serta saran-saran siswa mengenai
masalah kelas.
d) Memodifikasikan kondisi dalam kelas kearah lebih menyenangkan

2) Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok

Tugas ini meliputi tiga jenis pola tingkah laku guru untuk mendukung dan
memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, yaitu :

a) Memelihara dan memulihkan semangat siswa


b) Menangani konflik-konflik yang timbul
c) Meminimalkan masalah-masalah pengelolaan

c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.


d. Hal-hal yang harus dihindari

Dalam usaha mengelola kelas yang efektif perlu dihindari kekeliruan-keliruan


berikut ini :

1) Menyela secara berlebihan


2) Kenyelapan-kenyelapan terjadi jika guru gagal memberi
penjelasan/pelajaran tanpa alasan yang jelas
3) Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
4) Penyimpangan. Selama penyampaian pelajaran guru membicarakan materi
lain selama beberapa waktu
5) Bertele-tele, hal ini terjadi jika guru mengulang-ulang hal-hal tertentu,
memparjang pelajaran atau keterangan dan mengubah teguran menjadi
ccehan

15
6) Mengulangi penjelasan secara tidak perlu, misalnya guru member
penjelasan yang sama kepada beberapa kelompok secara satu persatu,
dimana penjelasan ini mestinya diberikan secara klasikal diar.

F. Starategi pengelolaan kelas


Secara bahasa starategi diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara. Sedangkan
secara umum definisi dari starategi adalah suatu garis besar haluan dalam
bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sementara itu definisi
starategi dalam kaitanya dengan pembelajaran merupakan perancanaan yang
berisi tentang rangkain kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Dengan adanya pengelolaan kelas, pembelajaran sebagai suatu proses
memiliki starategi dalam upaya untuk menjadikan pembelajaran yang efektif.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru merupakan usaha dalam menciptakan
sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan
menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Ragam strategi pengelolaan
kelas meliputi :
- Penataan lingkungan belajar.
Lingkungan belajar dikelas sebagai situasi buatan yang berhubungan denngan
proses pembelajaran dengan konteks terjadinya pengalaman belajar, dapat
diklasifikasikan dalam lingkungan (keadaan) fisik dan lingkungan sosial.
Pengelolaan lingkungan fisik meliputi penataan ruang kelas, pengaturan tempat
duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya yang cukup menjamin kesahatan siswa
dan pengaturan penyimpanan barang yang di atur sedemikian rupa sehingga
barang-barang tersebut segera dapat di gunakan. Pengelolaan lingkungan sosial
meliputi interaksi guru dan siswa, siswa dengan siswa, serta lingkungan
sekitarnya. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pengelolaan kelas secara fisik
adalah :
 Penataan bangku dalam kelas.
Dekorasi interior kelas perlu di rancang yang memungkinkan siswa belajar secara
aktif, yakni menyenangkan dan menantang. Formasi bangku dalam kelas dapat

16
dengan mudah di pindah-pindah,  maka sangat mungkin formasi ini sesuai dengan
yang di inginkan.
 Hiasan dinding.
Dinding merupakan pajangan pesan yang setiap hari bisa dirubah, di ganti sesuai
pesan yang yang di sampaikan. Papan tulis, kapur tulis, dan lain-lain
Ukurannya di sesuaikan, warnanya harus kontras, penempatannya memperhatikan
estetika dan terjangkau oleh anak didik.
 Halaman sekolah
Manajemen sekolah wajib membuat segalanya hidup, memberi pesan dan
membawa kesan. Kebersihan akan membawa rasa nyaman saat belajar. Guru
memeriksa kebersihan dan ketertiban kelas dan halaman di sekolah. Selain
pengelolaan kelas secara fisik yang telah di sebutkan di atas seorang guru juga
sebaiknya mengelola lingkungan sosial didalam kelas dengan baik, pengelolaan
sosial di dalam kelas dengan baik, pengelolaan sosial di dalam kelas dengan baik,
pengelolaan sosial di dalam kelas bisa dengan menerapkan berbagai macam
metode pembelajaran yang berfariasi.

- Cara pengajaran guru (pendidik)


Dalam rangka memelihara kondisi dan suasana belajar tang efektif, mka guru
harus mampu memilih cara yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena
mengajar adalah hal kompleks dan melibatkan peserta didikyang bervariasi, maka
seorang pendidik harus mampu dan menguasai beragam strategi dan perspektif
serta dapat mengaplikasikannya secara fleksibel. Dalam hal ini guru harus mampu
menguasai materi pelajaran, strategi pembelajaran, mempunyai keahlian
mengelola kelas, keahlian motivasional, keahlian komunikasi dan dapat bekerja
secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang beragam.

- Cara Menata Tempat Duduk Siswa Agar Pembelajaran Efektif dan


Menyenangkan
Tahukah anda bawah ketercapaian tujuan pembelajaran dalam Proses belajar
mengajar di kelas juga sangat dipengaruhi oleh Penataan Ruang Kelas Yang

17
Kondusif Dan Menyenangkan. Susunan Bangku Kelas yang Bagus pastinya akan
membuat siswa merasa nyaman dan senang mengikuti pembelajaran di kelas, Satu
hal yang mesti kita ketahui adalah dalam pembelajaran terkadang seorang guru
menerapkan metode, model, teknik dan strategi pembelajaran yang pastinya
membutuhkan pola tempat duduk yang berbeda pula agar pembelajaran yang
berlangsung bisa tercapai maksimal. Namun dalam menyusun denah tempat
duduk di kelas ada beberapa kriteria penataan ruangan kelas yang mesti dipahami,
agar pola-pola tataan tempat duduk bisa berbanding lurus dengan tingkat
keefektifan tercapainya tujuan pembelajaran dan pembelajaran bisa terasa
menyenagkan bagi siswa.

- Kriteria dalam Menata Tempat Duduk Siswa Agar Pembejalaran Efektif


dan Menyenangkan
Ada beberapa kriteria dalam menata tempat duduk siswa agar pembelajaran
efektif dan menyenangkan yaitu: 
 Memudahkan Mobilitasis Siswa
Mobilitas adalah kemudahan yang didapatkan siswa untuk bergerak dari suatu
tempat ke tempat lain, jadi dalam menyusun pola tempat duduk adalah hal yang
sangat penting untuk memerhatikan apakah pola tempat duduk yang dibuat bisa
memberikan keleluasaan bagi siswa untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat
lain. Walaupun tataan ruang sudah dibuat kreatif dan semenarik mungkin namun
karena subtansi utamanya yakni kenyamanan dan kemudahan siswa tidak bisa
terpenuhi maka hal tersebut juga akan berbanding terbalik dengan tujuan utama
proses pembelajaran yang menghendaki supaya bisa merasa nyaman dan
pembelajaran juga bisa berlangdung secara efektif.
 Memudahkan Aksesbilitas Siswa
Aksesbilitas adalah kemudahan atau keleluasaan siswa dalam mengakses sumber
dan alat bantu belajar, bisa jadi siswa sudah bisa bergerak kesana-sini namun pola
kelas yang masih kurang maksimal sehingga menghmabat siswa dalam mengakses
beberapa sumber dan alat bantu belajar. Misalnya saja aksesbilitas siswa dalam
mengakses rak buku, media-media pembelajara, pojok baca dll semua hal tersebut

18
harus diperhatikan. Jadi bukan hanya proses belajar yang dimaksimalkan akan
tetapi juga kemudahan dalam mengakses sumber-sumber belajar juga harus di
maksimalkan.
 Memudahkan Interaksi antara Siswa dengan Siswa dan Siswa dengan
Guru
Kritetria selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang kelas yang
efektif dan menyengankan adalah pola mengacak tempat duduk siswa bisa
memudahkan siswa dalam berinteraksi dengan siswa lain dan memudahkan siswa
berinterkasi dengan gurunya. Interkasi antara siswa dan siswa serta interaksi
antara siswa dan guru merupakan komponen kecerdasan afektif bagi siswa
(kemampuan sosial), sehingga jangan pernah mengabaikan bagaimana memebri
kemudahan bagi siswa sehingga mudah melakukan interkasi. Ruangan kelas yang
dirancang untuk memudahkan siswa untuk saling berinteraski akan berperan besar
dalam meningkatkakan kemampuan sosial siswa (kecerdasan sosial) dan akan
menjadi bagian dari karakter siswa yang sosialis dan mudah bergaul nantinya.
 Memudahkan dalam Menciptakan Variasi dalam pembelajaran.
Terakhir, Menata Tempat Duduk Siswa Agar Pembejaran Efektif dan
Menyenangkan, sebaiknya juga mempertimbangkan bagaimana pola tempat
duduk atau denah kelas yang dirancang tersebut bisa memudahkan guru dalam
melaksanakan atau menerapkan variasi dalam pembelajaran, misalnya saja
berdiskusi, presentasi, demonstrasi dll. Cara Menata Tempat Duduk Siswa Agar
Pembelajaran Efektif dan Menyenangkan, juga harus mempertimbangkan faktor
siswa yang akan mengikuti pembelajaran berikut beberapa tipsnya yaitu :
1. Siswa yang lambat belajar duduk di bagian depan atau dekat dengan guru
Menata tempat duduk juga harus memperimbangkan kemampuan siswa
dalam menangkap pembelajaran, jadi usahakan tatan kelas memudahkan
siswa yang lambat belajar lebih mudah untuk mendengar, melihat materi
pelajaran yang disampaikan. Siswa-Siswa yang lambat belajar sebaiknya
duduk di bagian depan atau dekat dengan guru agar mereka bisa lebih
mudah mendengar berbagai penjelasan dari guru. Hal ini bertujuan untuk

19
meminimalisir keterlambatan siswa tersebut dalam memahami pelajaran
ketimbang temannya yang lain.
2. Siswa yang pintar duduk berdampingan dengan siswa yang kurang pintar
Sejatinya tidak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah ada siswa yang
lambat dalam memahami pelajaran dan ada siswa yang cepat dalam
memahami pelajaran, jadi pola tataan tuang kelas atau tempat duduk siswa
juga harus memerhatikan kemudahan siswa untuk saling bekerjasama dan
saling membantu.Sebaiknya Siswa yang pintar duduk berdampingan
dengan siswa yang kurang pintar, agar siswa yang pintar tersebut bisa
membantu temannya yang lambat paham, juga bisa menjadi motivasi
untuk pribadi siswa yang kurang pintar tersebut untuk belajar agar bisa
menjadi berprestasi dengan siswa/teman duduknya yang pintar.

- Cara Menata Pola atau denah tempak duduk siswa sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran
Ada beberapa cara menata pola atau denah tempak duduk siswa sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran yaitu:
 Pola atau denah tempak duduk siswa berbentuk huruf U
Pola tempat duduk yang berbentuk huruf U sangat efektif untuk meminimalisir
siswa yang tidak memerahtikan penjelasan guru. Dengan menerapkan model kursi
U di kelas guru dapat memerhatikan aktivitas siswanya. Beda halnya dengan
mode kurus traditional yang disusun bersusun yang memduhkan siswa untuk
bersembunyi, bermain-main atau tidur di dalam kelas karena bisa bersembunyi
dibalik kursi temannya. Denah tempat duduk siswa berbentuk huruf U juga
memudahkan guru untuk berkeling di hadapan siswa dan di belakang siswanya.
Pola tempat duduk dengan model U kemungkinan besar mampu memicu
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
 Pola Tempat duduk siswa berbentuk persegi
Pola tempat duduk berbentuk rectangular (segi empat) sangat cocok untuk tipe
pembelajaran dikusi kelompok atau kerja kelompok. Dalam keterampilan berpikir
tingkat tinggi beberapa komponennya bisa tercapai dengan model tempat duduk

20
rectangular (segi empat). Kerja kelompok dengan mode tempat duduk rectangular
dapat memudahkan siswa untuk berkomunikasi sehingga bisa memunculkan
kemampuan berkomunikasi siswa (comunicationg skills), dapat memudahkan
siswa untuk bekerjasama sehingga dapat memunculkan kemampuan berkolaborasi
siswa (colaboration skills).
 Pola Tempat Duduk Siswa berbentuk Parallel (Sejajar)
Pola tempat duduk Parallel (sejajar) adalah pola tempat duduk yang sudah sangat
lazim ditemui di sekolah-sekolah. Kekurangan pola tempat duduk ini adalah ada
beberapa titik yang tidak bisa dilihat oleh guru, misalnya saja siswa yang duduk di
bangku belakang dan duduk dibelakang temannya. Namun mode tempat duduk
parallel juga memiliki kelebiha, misalnya siswa bisa melihat secara horizontal
pada gurunya yang tepat berada di depannya.

BAB III

PENUTUP

21
A. Kesimpulan
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan
kondisi yang optimal, apabila terdapat gangguan dalam proses belajar baik yang
bersifat gangguan kecil dan sementara maupun yang bersifat gangguan yang
berkelanjutan

Keterampilan mengelola kelas terbagi dalam dua jenis, yaitu (1) keterampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal, dan (2) keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian ke kondisi
belajar yang optimal. Kelompok yang pertama bersifat preventif dan yang kedua
bersifat represif.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami dan


melaksanakan keterampilan mengelola kelas dalam suatu proses belajar mengajar
dengan baik dan komprehensif sehingga kelas tidak membosankan tapi
menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA
http://erniyunita12.blogspot.com/2014/05/pentingnya-filsafat-sains-dan-
agama.html

22
https://irnawatysevtyningsihamir.wordpress.com/micro-teaching/

https://rhafera.blogspot.com/2019/11/makalah-keterampilan-mengelola-kelas.html

http://erniyunita12.blogspot.com/2014/05/pentingnya-filsafat-sains-dan-
agama.html

Wahid, Abdul. 2022. Keterampilan Dasar Mengajar (Micro Teaching).

23

Anda mungkin juga menyukai