Anda di halaman 1dari 16

Pengelolaan – Pengelolaan dalam Manajemen Pendidikan

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Profesi Pendidikan


Dosen Pengampu : Dr. Irshan, M.pd, M. Si

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Nurilmi Salsabila 7231142010
Nurkhadijah 7232442009
Viona Cathrin Nainggolan 7231142009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI’ B


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang mana atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah “Pengelolaan-Pengelolaan dalam Manajemen Pendidikan ’’.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Profesi Pendidikan, bapak Dr. Irshan, M.pd, M. Si yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Medan, Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 4
BAB II....................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 5
2.1 Pengelolaan Kurikulum .......................................................................................................... 5
1. Pengertian Pengelolaan Kurikulum........................................................................................ 5
2. Ruang Lingkup Pengelolaan Kurikulum ................................................................................. 5
2.2 Pengelolaan Peserta Didik...................................................................................................... 7
1. Pengertian Peserta Didik. ....................................................................................................... 7
2. Prinsip Pengelolaan Peserta Didik ......................................................................................... 7
2.3 PENGELOLAAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ............................................................ 8
1. Pengertian Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ............................................... 8
2. Hak dan Kewajiban Pendidik dan Tenaga Kependidikan ...................................................... 8
2.4 PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA ........................................................................... 9
1. Perbedaan sarana pendidikan dengan prasarana pendidikan.............................................. 9
2. Cara pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan ............................................................ 9
2.5 PENGELOLAAN KEUANGAN .................................................................................................... 9
1. Konsep Pengelolaan Keuangan Sekolah ................................................................................ 9
2. Tujuan Pengelolaan Keuangan Sekolah ............................................................................... 10
3. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Keuangan ................................................................................ 10
2.6 PENGELOLAAN LAYANAN KHUSUS ....................................................................................... 11
1. Pengertian pengelolaan layanan khusus ............................................................................. 11
2. Bentuk Pengelolaan Layanan Khusus .................................................................................. 11
2.7 PENGELOLAAN HUMAS ........................................................................................................ 13
2. Fungsi Humas dalam Lembaga Pendidikan ......................................................................... 14
3. Peran Humas dalam Pendidikan .......................................................................................... 14
BAB III.................................................................................................................................................... 15
PENUTUP .............................................................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 15
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen adalah sebuah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai
sasaran ataupun tujuan organisasi tersebut. Segala sumber daya yang semula tidak berhubungan
satu dengan yang lainnya lalu diintegrasikan, dihimpun menjadi system yang menyeluruh,
secara sistematis, terkoordinasi, kooperatif, dengan maksud agar tujuan organisasi dapat
tercapai, melalui pembagian tugas, kerja, dan tanggung jawab yang seimbang. Pengelolaan pada
dasarnya adalah pengendalian dan pemanfaatan sumber daya yang menurut suatu perencanaan
diperlukan untuk/atau penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu. Terdapat 7 pengelolaan dalam
manajemen pendidikan, yakni: pengelolaan kurikulum, pengelolaan sarana prasarana,
pengelolaan peserta didik, pengelolaan guru dab tenaga kependidikan, pengelolaan keuangan,
pengelolaan layanan khusus, dan pengelolaan humas yang akan dibahas dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa itu pengelolaan Kurikulum?
2. Apa itu pengelolaan peserta didik, ?
3. Yang dimaksud dengan pengelolaan guru dan tenaga kependidikan, ?
4. Apa itu pengelolaan sarana dan prasarana, ?
5. Apa kegunaan pengelolaan keuangan, ?
6. pengelolaan layanan khusus ?
7. pengelolaan humas ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengelolaan Kurikulum
1. Pengertian Pengelolaan Kurikulum
1. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan berasal dari kata “kelola” dan istilah lainnya yaitu “manajemen” yang
artinya ketatalaksanaan, tata pimpinan. Maka dapat disimpulkan pengelolaan adalah
pengadministrasian, pengaturan, atau penataan suatu kegiatan.
2. Pengertian Kurikulum
Kurikulum berkaitan dengan sesuatu yang dijadikan pedoman dalam kegiatan
pendidikan yang dilakukan, termasuk kegiatan belajar mengajar.
3. Pengertian Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar yang
membutuhkan strategi tertentu sehingga menghasilkan produktivitas belajar bagi siswa.
Pengelolaan kurikulum harus diarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik,
dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
2. Ruang Lingkup Pengelolaan Kurikulum
1) Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang bertujuan untuk
membina peerta didik kea rah perubahan tingkah laku yang diinginkan. Perencanaan
merupakan proses seseorang dalam menentukan arah dan menentukan keputusan untuk
diwujudakan dalam bentuk kegiatan atau tindakan yang berorientasi pada masa depan.
Prinsip- prinsip perencanaan kurikulum:
a) Perencanaan kurikulum berkenaan dengan pengalaman-pengalaman para siswa.
b) Perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai keputusan tentang konten dan
proses.
c) Perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok.
d) Perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai tingkatan.
e) Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan.
2) Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum adalah penerapan program kurikulum yang telah
dikembangkan yang kemudian diuji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan
dengan menyesuaikan terhadap situasi dilapangan.
Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum:
a) Perolehan kesempatan yang sama.
b) Berpusat pada anak.
c) Pendekatan dan kemitraan.
3) Penilaian Kurikulum
Penilaian kurikulum adalah proses pembuatan pertimbangan berdasarkan kriteria yang
disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan untuk membuat keputusan mengenai
suatu kurikulum.
Prinsip-prinsip penilaian kurikulum :
a) Tujuan tertentu, setiap program penilaian kurikulum terarah dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan secara jelas.
b) Bersifat objektif, berpijak pada keadaan yang sebenarnya, bersumber dari data yang
nyata dan akurat.
c) Bersifat komprehensif, mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat dalam
ruang lingkup kurikulum.
d) Kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan.
e) Efisiensi dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga dan peralatan yang menjadi sarana
penunjang.
f) Berkesinambungan.
4) Perbaikan Kurikulum
Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang
dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk.
5) Kegiatan-Kegiatan Pengelolaan Kurikulum
a. Kegiatan yang berkaitan dengan tugas guru
• Pembagian tugas membelajaran.
• Pembagian tugas membina kegiatan ekstrakurikuler.
b. Kegiatan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran
• Penyusunan jadwal pelajaran.
• Penyusunan program pelajaran
• Pengisian daftar kemajuan kelas.
• Kegiatan mengelola kelas.
• Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
• Laporan hasil belajar kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
6) Tahapan Pengelolaan Kurikulum
Tahapan pelaksanaan kurikulum di sekolah meliputi:
a. Tahap Perencanaan.
GBPP merupakan produk dari prencanaan kurikulum yang dijadikan panduan bagi
penyelenggara pendidikan di tingkat sekolah.
b. Tahap Pengorganisasian dan Koordinasi.
Pada tahap ini, kepala sekolah mengatur pembagian tugas mengajar, penyusunan
jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler.
c. Tahap Pelaksanaa.
Tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervise, dengan tujuan untuk
membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi.
d. Tahap pengendalian.
Pada tahap ini, paling tidak ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Jenis evaluasi dikaitkan dengan tujuannya.
b. Pemanfaatan hasil evaluasi
2.2 Pengelolaan Peserta Didik
1. Pengertian Peserta Didik.
Terdapat ragam terminologi peserta didik dalam Konteks pendidikan Indonesia yaitu siswa,
murid, anak didik, Pembelajar, subjek didik, warga belajar dan santri. Di dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4 Dinyatakan bahwa peserta didik adalah anggota
masyarakat Yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses Pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan tertentu.Djamarah (2005:51) menyatakan
peserta didik adalah Setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau Sekelompok
orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Dalam konteks yang lebih luas peserta didik
menurut Prawiradilaga (2007:12) adalah siapa saja yang belajar mulai Dari TK, SD sampai
SMA, mahasiswa, peserta pelatihan di Lembaga pendidikan pemerintah atau swasta Peserta
didik adalah miniature adult yang dalam Keterbatasannya mendapatkan bimbingan oleh orang
yang Lebih dewasa, lebih berpengalaman, atau lebih dalam ilmu Pengetahuannya, sehingga
oleh karenanya menjadi individu Yang lebih matang (Spodek dalam Hernimo, 2016:9).
Selanjutnya menurut Nasihin dan Sururi (2009:205) peserta didik adalah orang yang
mempunyai pilihan untuk menempuh Ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.
Peserta didik adalah individu yang secara secara sadar Ataupun karena pengaruh dari orang
yang peduli akan Individu tersebut untuk dapat mengembangkan potensi yang Ada pada dirinya
dengan menuntut ilmu untuk cita-cita di Masa mendatang yang lebih baik (Hermino, 2016:9).
Peserta didik adalah orang/Individu yang Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, Minat dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang dengan Baik serta
mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran Yang diberikan oleh pendidiknya (Mustari,
2014:108). Sementara itu menurut Ruhimat dkk sebagaimana dikutip Hermino (2016:9) peserta
didik adalah sebuah organisme yang Rumit yang mampu tumbuh, yang mana padanya diberi
Kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat dan Kebutuhannya. Menurut
Arikunto (1986:12) peserta didik adalah siapa Saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu
lembaga Pendidikan. Hal senada dijelaskan oleh Imron (2016:6) peserta Didik adalah mereka
yang sedang mengikuti program Pendidikan pada suatu sekolah atau jenjang pendidikan
Tertentu.Berdasarkan paparan di atas maka dapatlah dipahami Bahwa peserta didik adalah
seseorang yang terdaftar dalam Suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu,
Yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya baik pada Aspek akademik maupun non
akademik melalui proses Pembelajaran yang diselenggarakan.Dalam perspektif Islam, ada
beberapa ungkapan Populer yang digunakan untuk menyebut peserta didik, di Antaranya murîd,
thâlib al-`ilm (jamaknya al-tullab), tilmîdz (jamaknya talâmîdz). Terma murid berarti orang
yang Memerlukan atau membutuhkan sesuatu, dalam hal ini Pendidikan. Kemudian terma
tilmidz diartikan juga murid, Yaitu orang yang berguru kepada seseorang untuk Mendapatkan
pengetahuan. Sedangkan terma thâlib al-`ilm Berasal dari kata thalab yang berarti pencari,
penuntut, atau Pelamar, dan `ilm yang bermakan pengetahuan.D. Prinsip Manajemen Peserta
Didik.Terdapat beberapa prinsip manajemen peserta didik Yang menjadi perhatian pengelola
pendidikan.
2. Prinsip Pengelolaan Peserta Didik
Beberapa Prinsip manajemen yang dimaksud dipaparkan oleh Syafaruddin dan Nurmawati
(2011:254) sebagai berikut:
1. Peserta didik harus diperlakukan sebagai subjek bukan Objek sehingga harus didorong
untuk berperan serta dalam Setiap perencanaan dan pengambilan keputusan dengan
Kegiatan mereka.
2. Kondisi peserta didik sangat beragam, ditinjau dari kondisi Fisik, kemampuan intelektual,
sosial, ekonomi, minat dan Lainnya. Karena itu diperlukan wahana kegiatan yang Beragam
sehingga setiap peserta didik memiliki wahana Untuk berkembang secara optimal.
3. Peserta didik hanya akan termotivasi belajar, jika mereka Menyenangi apa yang diajarkan.
4. Pengembangan potensi peserta didik tidak hanya Menyangkut ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.kesejahteraan peserta didik, misalnya peserta didik diminta Untuk
menyelesaikan tugas-tugas berat yang diberikan dari Pihak lembaga pendidikan, dan
lembaga pendidikan Menyediakan iklim yang kondusif untuk menyelesaikan Tugas-tugas
tersebut.

2.3 PENGELOLAAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


1. Pengertian Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1) PendidiK/ Guru
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) BAB XII, Tahun 2005 Pasal 139, Pasal 1
dinyatakan bahwa pendidik mencakup guru, dosen, konselor, pamong belajar, pamong
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, pelatih, dan sebutan lain dari profesi yang berfungsi
sebagai agen pembelajaran peserta didik.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi. (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun
2003 Pasal 39 ayat 2).Sedangkan menurut Ahmad Tafsir yang dikemukan oleh Sulistiyorini
di dalam bukunya, pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi
anak didik, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik.
Guru adalah seorang profesional dan bukan hanya sekedar sebagai seorang pahlawan
tanpa tanda jasa yang tidak mempedulikan aspek ekonomis dari profesinya
itu.(Tilaar.2008:177).
Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar,
dan atau melatih peserta didik.
2) Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang mencakup
penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan,
kesejahteraan dan pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan
tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah.
2. Hak dan Kewajiban Pendidik dan Tenaga Kependidikan
menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
40, dinyatakan bahwa hak dan kewajiban pendidik adalah sebagai berikut:
1. Pendidik adalah tenaga kependidikan berhak memperoleh :
a. Penghasilan dan Jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;
b. Penghargaan sesuai dengan tugas dasn prestasi kerja;
c. Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
d. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual;
e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas
f. Pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Pendidik dan Tenaga Kependidikan berkewajiban :
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan
logis;
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan
Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
2.4 PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana adalah alat penunjang jeberhasikan atau suatu proses upaya yang
dilakukan dalam pelayanan publik. Karena pabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan
yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharakan sesuai rencana. Salah satu aspek
yang seharusnya mendapatkan perhatian utama oleh setiap pengelola pendidikan adalah mengenai
fasilitas pendidikan. Sarana pendidikan umumnya mencakup semua fasilitas yang secara lansung
dipergunakan. Dan menunjang proses penddikan, seperti, gedung, ruangan belajar, atau kelas, alat
atau media pendidikan, meja, kursi, dan sebagainya.
Pengelolaan sarana dan prasarana sangan dibutuhkan disekolah , Karena keberadaannya akan
sangat mendukung terhadap kesuksesan poses pemebelajaran di sekolah. Dalam mengelola sarana
da prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses sebagaimana terdapat daam menajemen yang ada
pada umumnya, yaitu mulai dari perencanaan, pengadaan, inventaris, pemeliharaan, dan
pengahpusan. Apa yang dibutuhkan oleh sekolah perlu direncanakan dengan cermat berkaitan
dengan arana dan prasarana yang mendukung semua proses pembelajaran.
1. Perbedaan sarana pendidikan dengan prasarana pendidikan
Perbedaan dari sarana dan prasarana adalah terletak pada pada fungsi masing masing
yaitu saran pendidikan untuk memudahkan penyampaian dalam materi ajar, dalam artian dalam
segala macam peralatan yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan penyampaian dan
menerima materi pembelajaran.
sedangkan prasarana pendidikan untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan
dalam artian segala macam peralatan, kelengkapan, benda benda yang digunakan guru dan
murid untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.
2. Cara pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
a. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan
menetepkan jalan dan sumber- sumber yang di perlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien
dan seefektif mungkin. Perencanaan yang dimaksud adalah merinci rancangan pembelian,
pngadaan, rehabilitas, distribusi sewa atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang
sesuai dengan kebutuhan. Dalam penentuan kebutuhan diperlukan beberapa data
diantaranya adalah distribusi, komposisi, jenis, jumlsh,dan kondisi sehingga berhasil guna,
tepat guna, dan berdaya guna, dan kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan
besaran pembiayaan dari dana yang tersedia.
b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan
prasarana pendidikan disekolah yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala
kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa
bedasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
2.5 PENGELOLAAN KEUANGAN
1. Konsep Pengelolaan Keuangan Sekolah
Pengelolaan keuangan sekolah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
manajemen keuangan. Secara umum, pengelolaan keuangan merupakan pengendalian atas
fungsi-fungsi keuangan yang meliputi kegiatan perencanaan, penganggaran, pengelolaan,
pencarian, penyimpanan, pengendalian dan pemeriksaan keuangan.
Departemen Pendidikan Nasional (2011) mendefinisikan pengelolaan keuangan sebagai
tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan,
pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan kata lain pengelolaan keuangan
sekolah merupakan rangkaian aktivitas yang mengatur keuangan sekolah mulai dari
perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan
sekolah.Pengelolaan keuangan sekolah secara profesional memungkinkan satuan pendidikan
tumbuh secara optimal dan pada akhirnya diharapkan mampu mendukung kegiatan belajar
mengajar yang berkualitas.
2. Tujuan Pengelolaan Keuangan Sekolah
Melalui kegiatan pengelolaan keuangan yang baik, kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat
direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan
untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Oleh karena itu,
tujuan pengelolaan keuangan menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2011:163) adalah:
a. meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana sekolah,
b. meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dana sekolah,
c. mendorong pemanfaatan dana sekolah secara lebih ekonomis,
d. meminimalkan penggunaan anggaran sekolah,
e. memupuk kreativitas pencarian sumber pendanaan sekolah,
f. mendorong kompetensi penanggungjawab keuangan sekolah
Untuk mencapai tujuan di atas dibutuhkan kreativitas dan komitmen kepala sekolah/madrasah
dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai
pembukuan dan pertanggungjawaban keuangan, serta memanfaatkan dana sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
3. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan sekolah perlu memperhatikan Sejumlah prinsip. Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan idasarkan
pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan Akuntabilitas publik.
1. Keadilan
Keadilan dalam pengelolaan keuangan adalah adanya Kesempatan yang sama untuk
mendapatkan pelayanan Publik yang berkualitas. Prinsip ini menjadi penting pada Organisasi
yang menyediakan layanan publik seperti Pendidikan, karena fokus pelayanan adalah agar
Masyarakat memperoleh kesempatan yang sama dalam Mengakses pelayanan pendidikan.
Pengelolaan keuangan Diselenggarakan untuk mendukung pencapaian Pemerataan kesempatan
tersebut.
2. Efisiensi
Efisien terkait dengan kuantitas dari suatu kegiatan. Seringkali efisiensi digambarkan sebagai
perbandingan Yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output). Daya yang dimaksud
meliputi tenaga, pikiran, waktu, dan Biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal,
Yaitu:
• Dari penggunaan masukan (input), bahwa kegiatan Dapat dikatakan efisien apabila
penggunaan waktu, Tenaga, dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat Mencapai hasil
yang ditetapkan.
• Dari sisi hasil (output), bahwa kegiatan dapat dikatakan Efisien apabila dengan
penggunaan waktu, tenaga dan Biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya,
Baik kuantitas maupun kualitasnya.
3. Transparansi
Transparansi berarti adanya keterbukaan. Transparansi di Bidang pengelolaan berarti
adanya keterbukaan di bidang Pengelolaan keuangan sekolah. Pada lembaga pendidikan,
Pengelolaan keuangan yang transparan berarti adanya Keterbukaan akan kebijakan-
kebijakan keuangan, Keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, Keterbukaan
penggunaan serta pertanggungjawabannya Sehingga memudahkan pihak-pihak yang
berkepentingan Untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam
rangka Meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat, dan Pemerintah dalam
penyelenggaraan seluruh program Pendidikan di sekolah. Di samping itu, transparansi
dapat Menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, Masyarakat, orang tua
siswa, dan warga sekolah melalui Penyediaan informasi dan menjamin kemudahan dalam
Memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
4. Akuntabilitas publik
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh Orang lain karena kualitas
performansinya dalam Menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi
Tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam pengelolaan Keuangan berarti penggunaan
uang sekolah dapat Dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang Telah
ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telahDitetapkan dan peraturan yang berlaku,
pihak sekolah Membelanjakan uang secara bertanggung jawab.Pertanggungjawaban dapat
dilakukan kepada orang tua, Masyarakat, dan pemerintah.Terdapat tiga pilar utama yang
menjadi prasyarat Terbangunnya akuntabilitas,
2.6 PENGELOLAAN LAYANAN KHUSUS
1. Pengertian pengelolaan layanan khusus
Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah merupakan salah
satu Sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dari penduduk bangsa
Indonesia.Sekolah tidak hanya memiliki tanggung jawab dan tugas untuk mlaksanakan
proses Pembelajaran dalam mengembangkan ilmu penegetahuan teknologi saja, melainkan
harus Menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik. Hal
ini sesuai Dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab II Pasal
4 yang Memuat tentang adanya tujuan pendidikan nasional. Untuk memenuhi tugas dan
tanggung jawab Tersebut maka sekolah memerlukan suatu manajemen layanan khusus
yang dapat mengatur Segala kebutuhan peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan
tersebut dapat tercapai. Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan
dan di organisasikan untuk Mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat
memenuhi kebutuhan khusus siswa Di sekolah. Pelayanan khusus diselenggarakan di
sekolah dengan maksud untuk memperlanca Pelaksanaan pengajaran dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Pendidikan di Sekolah antara lain juga berusaha
agar peserta didik senanatiasa berada dalam keadaan baik. Baik Disini menyangkut aspek
jasmani maupun rohaninya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan Bahwa manajemen
layanan khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan Kebutuhan kepada
peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan Bisa tercapai
secara efektif dan efisien. Jenis jenis layanan khusus Pelayanan khusus yang diberikan
sekolah kepada peserta didik, antar sekolah satu dengan Sekolah lainnya pada umumnya
sama, tetapi proses pengelolan dan pemanfaatannya yang Berbeda.
2. Bentuk Pengelolaan Layanan Khusus
Beberapa bentuk manajemen layanan khusus yang ada di sekolah antara lain yaitu:
1. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta Didik,
dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah,Melayani
informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui Koleksi
bahan pustaka. Menurut Supriyadi (1983) dalam buku Manajemen Peserta Didik Oleh Ali
Imron mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang Diselenggarakan
di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga Pendidikan formal seperti
sekolah, baik sekolah tingkat dasar maupun menengah, baik Sekolah umum maupun
kejuruan. Selain itu, perpustakaan sekolah adalah salah satu unit Sekolah yang memberikan
layanan kepada peserta didik di sekolah sebagai sentra utama, Dengan maksud membantu
dan menunjang proses belajar mengajar di sekolah, melayani Informasi-informasi yang
dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi Bahan pustaka (Imron,
1995:187). Dari definisi-definisi tersebut tampaklah jelas bahwa Perpustakaan sekolah
merupakan suatu unit pelayanan sekolah guna menunjang proses Belajar mengajar di
sekolah.
2. Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat Yancg
dijalankan sekolah. Menurut Jesse Ferring William pada buku Pengelolaan Layanan
Khusus Di sekolah oleh Kusmintardjo (1992) mendefinisikan layanan kesehatan adalah
Sebuah klinik yang didirikan sebagai bagian dari Universitas atau sekolah yang berdiri
Sendiri yang menentukan diagnosa dan pengobatan fisik dan penyakit jiwa dan dibiayai
Dari biaya khusus dari semua siswa. Selain itu layanan kesehatan juga dapat diartikan
Sebagai usaha sekolah dalam rangka membantu (mungkin bersifat sementara)
muridmuridnya yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan. Dengan
demikianDapatlah dikatakan bahwa layanan kesehatan peserta didik adalah suatu layanan
Kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah dan menjadikan peserta didik sebagai
Sasaran utama, dan personalia sekolah yang lainnya sebagai sasaran tambahan
(Imron,1995:154)
3. Layanan Asrama
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan Tinggi,
terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan diperlukan asrama. Selain
manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai manfaat bagi para pendidik dapetugas
asrama tersebut
4. Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan kepada Siswa
dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang
Dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan
Mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi
Lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
Bahwa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling adalah salah satu kegiatan
Bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada
Khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya.
5. Layanan Kafetaria Peserta Didik
Kantin atau warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang Dibeli
peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru Diharapkan
sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola Kantin
mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya Para
peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah. Layanan
kafetaria adalah layanan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh peserta Didik disela-
sela mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah sesuai dengan daya Jangkau peserta
didik. Makanan dan minuman yang tersedia di kafetaria tersebut, Terjangkau dilihat dari
jumlah uang saku peserta didik, tetapi juga memenuhi syarat Kebersihan dan cukup
kandungan gizinya.
6. Layanan Laboratorium
Laboratorium diperlukan peserta didik apabila mereka akan mengadakan penelitian Yang
berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang suatu obyek tertentu. Laboratorium Adalah
suatu tempat baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melakukan
Penyelidikan, percobaan, praktikum, pengujian, dan pengembangan. Laboratorium
Sekolah adalah sarana penunjang proses belajar mengajar baik tertutup maupun terbuka
Yang dipergunakan untuk melaksanakan praktikum, penyelidikan,
percobaan,Pengembangan dan bahkan pembakuan.
7. Layanan Koperasi
Layanan koperasi mendidik para peserta didik untuk dapat berwirausaha. Hal ini Sangat
membantu peserta didik di kehidupan yang akan datang. Koperasi sekolah adalah Koperasi
yang dikembangkan di sekolah, baik sekolah dasar, sekolah menengah, maupun Sekolah
dan dalam pengelolaannya melibatkan guru dan personalia sekolah. Sedangkan Koperasi
peserta didik atau biasa disebut disebut koperasi siswa (Kopsis) adalah koperasi Yang ada
di sekolah tetapi pengelolaanya adalah oleh pesera didik, kedudukan guru di Dalam Kopsis
adalah sebagai pembimbing saja.
8. Layanan Keamanan
Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa aman pada siswa Selama
siswa belajar di sekolah misalnya adanya penjagaan oleh satpam sekolah

2.7 PENGELOLAAN HUMAS


1. Defenisi Humas Lembaga Kependidikan
Humas merupakan kependekan dari “Hubungan Masyarakat”. Dalam Bahasa Inggris, humas
diberi sebutan public relations, yaitu kegiatan Komunikasi khusus yang dilakukan seseorang
atau sekelompok orang Dalam upaya penyebaran informasi sesuai tujuan yang diinginkan. Di
Indonesia sebagai negara berkembang, humas belum memiliki makna Yang sangat penting
dalam putaran roda organisasi khususnya di lembaga Pendidikan. Jauh berbeda dengan negara-
negara maju, utamanya Amerika Serikat dimana humas dapat diterjemahkan dengan
pendekatan disiplin Ilmu yang berbeda. Menurut Suryobroto (2010) mengartikan humas
sebagai kegiatan melakukan Publikasi tentang kegiatan organisasi yang harus diketahui oleh
pihak luar Secara luas (Suryosubroto, 2010). Herimanto, dkk (2007) mengutip Pengertian
humas dari Robertpo Simoes dalam bukunya bahwa humas Merupakan proses interaksi yang
bertujuan untuk menciptakan opini Publik yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme),
menanamkan Kepercayaan yang baik, serta menumbuhkan citra positif dari publik (Herimanto
et al., 2007)Lembaga pendidikan merupakan salah satu bagian penting dalam Kehidupan
seorang anak, selain lingkungan keluarga dan masyarakat.
Secara umum, lembaga pendidikan adalah tempat dimana seorang Peserta didik
dirangsang untuk belajar di bawah pengawasan dan Pendidikan guru (Mulyana, 2009).
Lembaga pendidikan juga dijadikan Sebagai tempat yang utama bagi peserta didik dalam tahap
perkembangan Sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dengan demikian, lembaga Pendidikan
dapat diartikan sebagai tempat belajar peserta didik melalui Kegiatan pengajaran, pendidikan,
dan latihan yang dilakukan pendidik Terhadap peserta didiknya agar terbentuk keterampilan
sikap, Keterampilan, dan pengetahuan.
Merujuk pada pengertian humas dan lembaga pendidikan di atas, Maka humas lembaga
pendidikan dapat dipahami sebagai bagian dari Humas (public relations) secara umum, dimana
kegiatan sehari-harinya Banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari kegiatan humas yang
banyak Diterapkan oleh dunia usaha dengan menyesuaikan nilai-nilai yang dianut Dalam
lembaga pendidikan seperti saling menghormati dan menunjung Tinggi kejujuran diantara
lembaga pendidikan dengan masyarakat.
Dengan demikian, dapat dimaknai bahwa humas lembaga pendidikan Adalah kegiatan
yang sengaja dilakukan oleh lembaga, direncanaka Secara baik dan berlangsung secara kontinu
dalam mengadakan dan Membina hubungan yang harmonis dengan orang tua peserta didik
Sebagai pengguna (user), dengan memberi penjelasan yang secukupnya Sesuai kebijakan
lembaga pendidikan serta tindakan agar masyarakat (pengguna) dapat memahami,
mempercayai, dan memberikan dukunganTerhadap program-program yang diselenggarakan
lembaga pendidikan.
2. Fungsi Humas dalam Lembaga Pendidikan
Humas memiliki fungsi membangun fungsi pengelolaan dan Mempertahankan hubungan baik
dan bermanfaat antara lembaga atau Organisasi dengan masyarakat lain yang dapat
memberikan pengaruh Kesuksesan atau kegalalan lembaga atau organisasi itu sendiri (Ahid,
2018). Sedangkan Grunig sebagaimana dikutip Tamher dan Hm (2011) Menjelaskan bahwa
humas berfungsi sebagai manajemen komunikasi dan Komunikasi organisasi. Mengutip
pendapatnya Bertrand R. Canfield dalam buku yang ditulis Rahmat (2016) mengungkapkan
bahwa humas memiliki tiga fungsi utama,mitra komite lembaga pendidikan. Tugas komite
lembaga pendidikan Di sini adalah menjembatani usulan dan masukan dari para orang tua
Peserta didik yang disampaikan melalui perwakilan orang tua muridguru (POMG) pada tiap-
tiap kelas. Tujuannya agar terjadi sinergisitas Antara harapan orang tua peserta didik yang
menyekolahkan anaknya Dengan program-program yang dilakukan oleh sekolah sehingga
Tujuan sekolah yang dituangkan dalam misinya tercapai secara Optimal karena mendapatkan
dukungan dari orang tua peserta didik Sebagai pengguna.
3. Peran Humas dalam Pendidikan
Selain ketua yayasan, humas lembaga pendidikan (biasanya wakil Ketua yayasan) juga
memiliki peran yang sangat besar dalam pengelolaan Lembaga. Selain mempromosikan
program-program lembaga pendidikan Kepada orang tua peserta didik atau masyarakat, humas
juga berperan Dalam menegakkan citra lembaga agar tidak menimbulkan kesalahan Dalam
memahami dan memaknai sekolah. Kepuasan orang tua peserta Didik yang menyekolahkan
anaknya di sebuah lembaga pendidikan harus Terus diwujudkan.
Terdapat 4 (empat) peran humas lembaga pendidikan, diantaranya Adalah sebagai: 1)
penghubung, 2) pengomunikasi, 3) pendukung, dan 4) Publikator. Keempatnya akan diuraikan
berikut ini.
1. Penghubung
Humas lembaga pendidikan berperan sebagai penghubung antara Lembaga (ketua
yayasan, kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik, dan Tenaga kependidikan) dengan
masyarakat (orang tua peserta didik).
2. Pengomunikasi.
Secara individu, pendidik yang ditugasi menjadi humas sekolah harus Memiliki
kemampuan dalam komunikasi baik lisan maupun tulisan, Langsung maupun tidak
langsung, melalui media cetak atau pun elektronik. Komunikasi lembaga pendidikan
dengan orang tua peserta didik juga bisa Melalui whatsapp group online.
3. Pendukung.
Humas lembaga pendidikan merupakan pendukung program lembaga Atau yayasan.
Artinya, keberadaannya dipandang penting manakala Berperan sesuai perannya secara
baik. Banyaknya program yang Ditawarkan sekolah kadang tidak mendapat dukungan
dari orang tua Peserta didik. Hal ini dimungkinkan karena kurang optimalnya peran
Humas sebagai pendukung program sekolah sehingga tidak tersampaikan Pesannya
kepada orang tua peserta didik.
4. Publikator.
Humas lembaga pendidikan juga memiliki peran sebagai publikator,Yakni orang yang
diberi tugas untuk mempublikasikan hasil-hasil kegiatan Lembaga kepada masyarakat.
Publikasi tersebut bisa dilakukan melalui Media cetak maupun online seperti Koran,
bulletin, majalah, jurnal, Website sekolah, media sosial (Facebook, Instagram,
Whatsapp Group, line), dan sebagainya. Tujuan publikasi ini agar prestasi yang telah
dicapai Oleh peserta didik di lembaga pendidikan dapat diketahui oleh orang tua
Mereka sehingga orang tua memiliki kepuasan dan kebanggaan karena Telah
menitipkan anak-anaknya di sekolah tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan
strategisterutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan pribadi dan
nilai-nilaiyang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik
(guru,dosen,pamong belajar, imstruktur, tutor) dalam masyarakat Indonesia tetap dominan
sekalipun teknologi yangdapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat
cepat. Untuk memahamikonsep manajemen tenaga pendidik dan kependidikan, kita lebih
dahulu harus mengerti artimanajemen tenaga pendidik dan kependidikan.
Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai
dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan
sampaiakhirnya berhenti melalui proses perencanaan sumber daya manusia, perekrutan,
seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan atau
pengembangandan pemberhentian.
Pengelolaan-pengenolaan dari tenaga kependidikan merupakan langkah penting dalam
mewujudkan system pendidikan nasional yang efektif dan efisien. Sekolah yang handal dalam
dunia pendidikan hanya akan diperoleh jika system pendidikan telah memiliki mekanisme yang
ideal untuk melakukan pengelolaan dari segi kurikulum,peserta didik, tenaga kependidikan,
sarana prasarana, layanan khusus, humas, dll.System pendidikan nasional memerlukan
mekanisme kependidikan yang searah dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
3.2 Saran
Sebaiknya sekolah memiliki 7 pengelolaan dalam manajemen pendidikan untuk menciptakan
efesiensi dan meningkatkan relevansi pendidikan sekolah, karena dengan adanya 7 pengelolaan dalam
manajemen pendidikan, sekolah memiliki wewenang lebih luas sehingga mampu mengelola urusannya
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, S. M., & Sutama, S. (2016). Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal Varidika, 27(2), 123-129.

Indawati, E., Mulyani, M., & Miftakodin, M. (2019). Pengelolaan Keuangan Sekolah (MPPKS-KEU).

Juhji, B. N., Arifudin, O., Mustafa, M., Choiriyati, W., Hanika, I. M., Tanjung, R., & Adiarsi, G. R. (2020).
Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan (Vol. 2). Penerbit Widina.

Rifa'i, M., Ananda, R., & Fadhli, M. (2018). Manajemen peserta didik (Pengelolaan peserta didik untuk
efektivitas pembelajaran).

Rusi, R. (2018). Pengelolaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.

Anda mungkin juga menyukai