Dosen Pembimbing
Disusun oleh :
DENI LESTARI : 16120000003
EVA FARIDA : 16120000048
GALIH PRAKOSO : 16120000008
REZA ANANTA BETARIZKI R.W : 16120000053
HENDRI RANDAKA: 16120000060
OMAS TRIO PRAWIRA : 16120000063
GAGAS DWI AJI PRASETYO : 16120000151
Alhamdulillah, segala puji syukur tertuju semata hanya kepada Allah SWT, atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “PERSEROAN TERBATAS”.
Selama penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan
dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan
yang memerlukan penyempurnaan. Untuk itu mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga dapat menambah kemampuan dan pengetahuan penulis. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan...............................................................................................................
Bab II pembahasan..............................................................................................................
Kesimpulan .........................................................................................................................
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Perseroan Terbatas (PT) kalau dilihat dari segi jumlahnya merupakan pilihan bentuk
usaha yang paling sering diminati oleh masyarakat, sehingga jumlah badan usaha dalam
bentuk perseroan terbatas jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah bentuk usaha
berbadan hukum lainnya. Selain pertimbangan sekala ekonomi. Pemilihan PT dilatar
belakangi oleh beberapa hal, yaitu :
1. PT memiliki jangka waktu hidup yang tidak terbatas (eternal live).
PEMBAHASAN
Perseroan terbatas merupakan suatu badan usaha yang mempunyai kekayaan, hak
serta kewajiban sendiri yang terpisah dari kekayaan , hak serta kewajiban para pendiri
maupun pemilik perseroan. Hal ini selaras dengan pengertian Perseroan Terbatas pada
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Tersbatas yang menjelaskan bahwa perseroan
adalah badan hukum yang merupakan perseutuaan modal, didirika berdasarkan perjanjian
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan
memenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan
pelaksanaanya.
Perseroan terbatas dalam sistem hukum Indonesia tealh diatur sejak berlakunya Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandle Staatsblad Thn 1847 No.
23), sehingga perseroan terbatas dalam sistem hukum Indonesia masuk melalui sistem
hukum Belanda berdasarkan asas Konkordasi hal ini dapat dilihat dalam pasal 40 KUHD,
perseroan terbatas sebagai subjek hukum sering juga disebut sebagai body corporate yang
menurut Philip Lipton dan Abe Herzberg, istilah tersebut merupakan istilah umum untuk
menyatakan subjek hukum artifisal.
Berdasaka pasal 36, 40, dan 45 KUHD hukum dagang menjelaskan bahwa, “perseroan
terbatas tidak mempunyai firma, dan tak memakai nama salah seorang atau lebih dari
antara para persero, melaikan mendapat nama hanya atas tujuan perusahaan saja; modal
usaha dibagi atas saham saham atau sero-sero atas nama atau blangko; para persero atau
pemegang saham atau sero tidak bertaggug jawab lebih daripada untuk menunaikan
sebaik-baiknya tugas yang diberikan kepada mereka; mereka tidak bertanggungjawab
secara pribadi terhadap pihak ketiga atas perikatan perseroan”.
2. PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS
Dalam pendirian perseroan terbatas harus memenuhi syarat syarat material, seperti
adanya perjanjian antara dua orang atau lebih, didirikan dengan akta otentik, memiliki
modal dasar perseroan dan adanya pengambilan saham ketika perseroan didirika. Setelah
memenuhi persyaratan material ini, pendirian perseroan terbatas harus mengikuti tahapan
tahapan yaitu :
1. Tahapan pendirian perseroan terbatas yang meliputi pengajuan nama perseroan
terbatas, penyepakatan akta perjanjian pendirian yang dilakukan sekurang-
kurangnya oleh dua (2) orang, serta pengesaha pembuatan akta perjanjian
pendirian oleh pejabat yang berwenang.
2. Tahapan pembuatan akta pendirian perseroan terbatas yang meliputi pembuatan
anggaran dasar perseroan, serta pembuatan dokumen-dokumen pendukung
pendirian perseroan terbatas.
3. Tahapan pengajuan/pendaftaran permohonan pendirian perseroan terbatas yang
meliputi pembuatan anggaran dasar, pendaftaran nama perseroan terbatas, serta
pendaftaran dokumen-doekumen pendukung pendirian.
4. Tahapan pemeriksaan dan pengesahan pendirian perseroan terbatas yang meliputi
pemerikasaan syarat dan dokumen pendukung, serta pengesahan pendirian
perseroan terbatas oleh Menteri Hukum dan Ham dan penempatan pengesahan
pada lembar pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Khusus ketentuan dalam jumlah pendiri perseroan terbatas berdasarkan pasal 7 ayat
(5) dan ayat (6) UU No.40 Thn 2007 Tentang Perseroan Terbatas yang menjelaskan
bahwa “setelah perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang saham
menjadi kurang dari 2 orang, dalam jangka paling lama 6 bulan terhitung sejak keadaan
tersebut pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya
kepada orang lain atau perseroan mengelurkan saham baru kepada orang lain, tetapi
apabila pemegang saham tetap kurang dari 2 , pemegang saham bertanggung jawab
secara pribadiatas segala perikatan dan kerugian perseroan dan atas permohonan pihak
yang berkepentingan , pengadilan negeri dapat membubarkan perseroan tersebut”, dalam
perseroan terbatas didiriakan 2 orang atau lebih, karena P.T yang didirikan hanya oleh
pemegang saham tunggal tidak mencerminkan :
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Perseroan terbatas merupakan suatu badan usaha yang mempunyai kekayaan,
hak serta kewajiban sendiri yang terpisah dari kekayaan , hak serta kewajiban
para pendiri maupun pemilik perseroan.
2. syarat syarat material dalam pembentukan perseroan terbatas, seperti adanya
perjanjian antara dua orang atau lebih, didirikan dengan akta otentik, memiliki
modal dasar perseroan dan adanya pengambilan saham ketika perseroan
didirika.
3. Rapat Umum Pemegang Saham, dalam arti organ perseroan yang memiliki
wewenang yang tidak di berikan kepada direksi atau dewan komisaris dalam
batas-batas yang di tentukan dalam undang-undang nomor 40 tahun 2007
tentang perseroan terbatas dan anggaran dasar perseroan
4. Penggabungan adalah perbuatan hukum yang di lakukan oleh 1 perseroan atau
lebih untuk mwnggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan
selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku :