Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERSEROAN TERBATAS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Bisnis

Disusun Oleh:
Rossida RM : 210105010170
Husein Fakhrezi : 210105010198

Dosen Pengampu:
Adi Wahyu Ilhami, S.H.I., M.H.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
BANJARMASIN
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii


BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Pengertian Perseroan Terbatas ..................................................................... 3
B. Unsur-Unsur Perseroan Terbatas ................................................................. 4
C. Asas-Asas Hukum dalam Pendirian Perseroan Terbatas ............................. 6
D. Jenis-Jenis dan Modal Perseroaan Terbatas ............................................... 10
BAB III ................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perseroan Terbatas adalah suatu bentuk usaha kegiatan ekonomi
yang paling disukai saat ini, karena disamping pertanggungjawabannya
yang bersifat terbatas. Perseroan Terbatas merupakan badan hukum yang
bertujuan untuk menjalankan kegiatan usaha tertentu dengan maksud
mendapatkan keuntungan.
Dikenal sebagai “badan hukum”, Perseroan Terbatas adalah
persekutuan modal didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang. Dalam hal
ini, pemegang saham yang luas tanggung jawabnya hanya sebatas pada nilai
nominal semua saham yang dimilikinya.
Perseroan Terbatas memiliki organ yang terdiri atas Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris. Setiap organ
Perseroan tersebut memiliki tugas dan wewenangnya masing-masing
sebagaimana ditetapkan oleh Undang-Undang dan oleh Anggaran Dasar
Perseroan. Direksi sebagai salah satu organ Perseroan Terbatas merupakan
ujung tombak dari perseroan tersebut, yang mana direksi bertugas untuk
melakukan pengurusan perseroan berdasarkan maksud dan tujuan pendirian
perseroan yang dilaksanakan dengan itikad baik serta bertanggung jawab
untuk memperoleh keuntungan bagi perseroan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perseroan terbatas?
2. Apa saja unsur-unsur perseroan terbatas?
3. Bagaimana asas-asas hukum dalam pendirian perseroan terbatas?
4. Apa saja jenis-jenis dan modal perseroan terbatas?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian perseroan terbatas.
2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur perseroan terbatas.
3. Untuk mengetahui asas-asas hukum dalam pendirian perseroan terbatas.
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dan modal perseroan terbatas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perseroan Terbatas


Perseroan Terbatas (PT) yang dulunya disebut juga dengan
Naamloze Vennootschaap (NV) adalah suatu persekutuan untuk
menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang
pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena
modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan
kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan
perusahaan. Perseroan Terbatas (PT) merupakan perserikatan beberapa
pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha bersama,
dimana perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk
menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham
perusahaan.
Selain itu, Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum perusahaan
yang paling banyak digunakan dan diminati oleh para pengusaha. Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT)
mendefenisikan perseroan terbatas (PT) sebagai berikut: “Perseroan
Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian yang
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-
undang ini serta peraturan pelaksanaannya.”1
Dari pengertian di atas dapat kita kemukakan hal-hal penting sebagai
berikut:
1. Bahwa perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum
perusahaan untuk melakukan suatu kegiatan.
2. Pendirian perseroan terbatas dilakukan atas dasar suatu perjanjian
antara pihak-pihak yang ikut terlibat di dalamnya.

1
SH Adrian Sutedi, Buku Pintar Hukum Perseroan Terbatas (Raih Asa Sukses, 2015).

3
3. Pendirian perseroan terbatas didasarkan atas kegiatan atau ada usaha
tertentu yang akan dijalankan.
4. Pendirian perseroan terbatas dengan modal yang terbagi dalam
bentuk saham.
5. Perseroan terbatas harus mematuhi persyaratan yang telah
ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan
pemerintah lainnya.2

B. Unsur-Unsur Perseroan Terbatas


a. Badan Hukum
Badan hukum adalah suatu badan yang ada karena hukum
dan memang diperlukan keberadaannya sehingga disebut legal
entity. Maka, perseroan terbatas disebut juga artificial person atau
manusia buatan, atau person in law atau legal person rechtpersoon.
Pengertian badan hukum menurut Chaidir Ali adalah suatu badan
atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan
perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri,
dapat menggugat atau digugat di depan pengadilan.
b. Didirikan Berdasarkan Perjanjian
Asas dalam pendirian perseroan terbatas: Setiap perseroan
didirikan berdasarkan perjanjian (kontrak). Harus dilakukan oleh
minimal dua orang atau lebih sebagai pemegang saham; Sepakat
bersama-sama mendirikan suatu perseroan terbatas yang dibuktikan
secara tertulis dalam bahasa indonesia tersusun dalam bentuk
anggaran dasar; Dimuat dalam akta pendirian yang dibuat di depan
notaris; dll. Perbuatan hukum pendirian oleh 2 (dua) atau lebih
pendiri tidak melahirkan perjanjian antara para pendiri, melainkan
mengakibatkan adanya perjanjian antara semua pendiri di satu pihak
dan Perseroan di pihak lain. Berdasarkan perjanjian pendirian
dimaksud para pendiri berhak menerima saham dalam Perseroan dan

2
Rudhi Prasetya, Perseroan Terbatas: Teori Dan Praktik (sinar grafika, 2022).

4
sekaligus mereka wajib melakukan penyetoran penuh atas saham
yang diambilnya. Dengan demikian sesungguhnya antara para
pendiri di satu pihak dan Perseroan di lain pihak terjadi hubungan
keanggotaan, dan oleh karena itu perbuatan hukum pendirian oleh
para pendiri sekaligus mengakibatkan terjadinya penyertaan oleh
semua pendiri dalam Perseroan selaku persekutuan modal.
Perjanjian yang dilakukan haruslah memenuhi syarat sahnya suatu
perjanjian ysng diatur pada Pasal 1320 KHU Perdata yaitu:
1. Pihak yang mengadakan perjanjian haruslah cakap dalam
hukum dengan pengertian bahwa pihak tersebut dianggap
mampu untuk melalukan tindakan atau perbuatan hukum.
2. Dilakukan berdasarkan kesepakatan yang sukarela antara
pihak- pihak yang mengadakan perjanjian untuk membentuk
perseroan.
3. Adanya objek yang diperjanjikan, yang menyangkut modal
dari perseroan yang akan dipergunakan untuk mencapai
tujuan perseroan, yaitu untuk melakukan. kegiatan usaha
guna memperoleh keuntungan atau laba.
4. Perjanjian tersebut harus meliputi sesuatu yang halal,
diperkenankan oleh hukum (peraturan perundang-undangan
yang berlaku), ketertiban umum, kesusilaan, kepatutan, dan
ketentuan yang berlaku dalam masyarakat.
c. Melakukan Kegiatan Usaha
Kegiatan dalam bidang bisnis yang bertujuan untuk
memperoleh keuntungan dan atau laba.
d. Modal Dasar Terbagi Atas Saham
Setiap perseroan harus mempunyai modal; Modal harus
terbagi dalam suatu saham; Modal dasar ini disebut juga modal
statuter; Modal dasar merupakan harta kekayaan perseroan terbatas
(badan hukum) yang terpisah dari harta kekayaan pribadi pendiri,
organ perseroan, pemegang saham.

5
e. Memenuhi Persyaratan Undang-Undang
Sistem tertutup, persyaratan mulai dari pendirian,
beroperasinya dan berakhirnya; Ada syarat mutlak seperti: Akta
pendirian di depan notaris dan harus mendapat pengesahan dari
menteri.3

C. Asas-Asas Hukum dalam Pendirian Perseroan Terbatas


Seperti yang telah ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-
Undang Perseroan Terbatas terbentuk karena adanya perjanjian dari 2 (dua)
orang atau lebih. Para pihak telah sepakat untuk mendirikan suatu badan
usaha berbentuk Perseroan Terbatas ini disebut sebagai pendiri. Pada
awalnya pendirian perseroan tersebut, baik mengenai susunan, penyertaan
modal serta susunan saham perseroan.4
Pada masa persiapan ini para pendiri sudah mulai melakukan
perbuatan hukum yang nantinya akan mempunyai akibat pada perseroan
yang didirkan dan juga akan membawa akibat tersendiri bagi pihak yang
bersangkutan mengingat sudah adanya hak dan kewajiban yang timbul dari
akibat perbuatan hukum yang telah dilakukan tersebut. Dalam hal pendirian
suatu PT maka para pendiri dapat memasukkan modal untuk harta kekayaan
PT yang terpisah dari harta pribadi. Harta yang dimasukkan dapat menjadi
harta milik bersama yang dapat dimiliki bersama-sama dan mengikat semua
pihak dalam arti bahwa sebagai PT yang berbentuk badan hukum, harta
yang dimiliki sepenuhnya oleh perusahaan terpisah dari harta pribadi
masing-masing.5
Dengan demikian para pemilik dalam pemilikan bersama yang
bebas, masing-masing bebas untuk menguasai dan mengalihkan haknya atas

3
Niru Anita Sinaga, “Hal-Hal Pokok Pendirian Perseroan Terbatas Di Indonesia,” Jurnal Ilmiah
Hukum Dirgantara 8, no. 2 (2018).
4
Ukilah Supriyatin and Nina Herlina, “Tanggung Jawab Perdata Perseroan Terbatas (PT) Sebagai
Badan Hukum,” Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 8, no. 1 (2020): 127–44.
5
Erman Rajagukguk, “Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dalam Bentuk Perseroan Terbatas,”
Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Hukum, 2016.

6
kepemilikan bersama tersebut, sebaliknya dalam pemilikan bersama yang
mengikat, masing-masing pemilik tidak bebas menguasai bendanya dan
melakukan pengalihan haknya. Pendapat ini mewakili pendapat klasik yang
selama ini diikuti dalam ilmu hukum.
Perbuatan hukum para pendiri selain harus dicantumkan dalam akta
pendirian sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 10 ayat (1) tersebut di
atas, dan juga Pasal 10 ayat (2) yang menyatakan: Naskah asli atau salinan
resmi akta otentik mengenai perbuatan hukum sebagaimana dimaksud ayat
(1) diletakan pada akta pendirian (Lihat, Pasal 10 Ayat (2) Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas).
Para pendiri Perseroan Terbatas semuanya telah ada pada anggaran
saat pendirian sehingga para pendiri telah terikat oleh ketentuan yang
berlaku menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas yang berlaku.
Menurut ketentuan Pasal ini ada suatu keharusan bahwa naskah asli atau
akta otentik mengenai perbuatan hukum dari para pendiri itu diletakan
menjadi satu pada akta pendiriannya.
Kelalaian melakukan keharusan ini akan berakibat perseroan tidak
pada hak dan kewajiban yang timbul akibat perbuatan yang dilakukan para
pendiri. Sebagaimana ketentuan Pasal 10 ayat (3) yang berbunyi: Dalam
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) tidak
dipenuhi, maka perbuatan hukum tersebut tidak menimbulkan hak dan
kewajiban bagi perseroan. Pada saat PT sudah didirikan dengan akta
pendirian yang dibuat oleh notaris namun belum mendapat pengesahan
sebagai badan hukum, kepemilikan bersama tersebut bersifat mengikat,
dimana keadaan pemilikan bersama tersebut adalah sebagai akibat dari
pendirian PT-nya dan dapat disamakan kedudukannya dengan suatu firma.
Dengan demikian, para pendiri tidaklah bebas untuk mengadakan
pemisahan dan pembagian. Walaupun didalam Pasal 11 UUPT ayat (1)
sebagaimana telah dikutip di atas dijelaskan bahwa perbuatan hukum yang
dilakukan oleh pendiri untuk kepentingan perseroan akan mengikat
perseroan setelah menjadi badan hukum apabila perseroan secara tegas

7
menerima, mengambil alih dan mengukuhkan secara tertulis, perbuatan
hukum dari para pendiri tersebut.
Para pendiri perseroan diwajibkan untuk dapat memasukkan modal
sebagai harta kekayaan perseroan yang terpisah dari harta kekayaan pribadi.
Pasal 7 Ayat (2) UUPT tersebut mengharuskan setiap pendiri mengambil
bagian saham pada saat perseroan didirikan, dengan demikian jelas bahwa
pengambilan saham (penyetoran modal) adalah pada saat pendirian
perseroan bukan pada saat pengesahannya. Dari ketentuan tersebut, para
pendiri adalah juga para pemegang saham dalam perseroan terbatas. Namun
para pendiri masih harus bertanggung jawab secara pribadi atas segala
perbuatan hukum yang telah dilakukannya karena perseroan belum
disahkan sebagai badan hukum. Sekarang bagaimanakah kedudukan pendiri
dan tanggung jawabnya setelah perseroan disahkan sebagai badan hukum.
Bila kita mengacu pada Pasal 7 ayat (2) tersebut diatas kedudukan pendiri
pada saat perseroan didirikan tak lain adalah pemegang saham.
Pendiri atau pemegang saham tidak ikut bertanggung jawab atas
segala perikatan yang telah dibuat oleh perseroan dan pendiri atau
pemegang saham tidak dapat dibebani kewajiban membayar kerugian yang
diderita perseroan melebihi nilai saham yang telah diambilnya. Berapapun
jumlah kerugian yang diderita perseroan, pendiri atau pemegang saham
hanya akan membayar kerugian itu sebatas nilai saham yang telah
diambilnya.
Namun demikian Undang-Undang perseroan terbatas tidak menutup
kemungkinan pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi
berdasarkan prinsip piercing the corporaye veil (penerobosan tanggung
jawab). Pemegang saham akan bertanggung jawab secara pribadi apabila
persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi.
Demikian ditentukan dalam Pasal 3 Ayat (2) yang berbunyi:
ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) tidak berlaku apabila:
1. Persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak
terpenuhi.

8
2. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak
langsung dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan untuk
kepentingan pribadi.
3. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan.
4. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak
langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan
perseroan, yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak
cukup untuk melunasi utang perseroan (Lihat, Pasal 3 Ayat (2)
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas).
Pada setiap pendirian perseroan terbatas menurut ketentuan yang
berlaku maka pemegang saham dapat bertanggungjawab secara pribadi
apabila persyaratan pendirian belum terpenuhi menjadi badan hukum. Satu-
satunya syarat untuk memperoleh status badan hukum adalah memperoleh
pengesahan dari Menteri Kehakiman, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal
7 Ayat (4) yang memberikan ketentuan sebagai berikut: perseroan
memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan
Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan. Tanggung jawab
para pemegang saham terbatas hanya pada modal atau saham yang
dimasukkanya ke dalam perseroan. Segala hutang perseroan tidak dapat
dibebani kepada harta kekayaan pribadi para pemegang saham, melainkan
hanya sebatas modal saham para pemegang saham. Bagi perseroan yang
berbentuk badan hukum terdapat pemisahan harta kekayaan perseroan dan
harta kekayaan pribadi pemilik secara hukum.
Oleh karena itu, tanggung jawab hukum perseroan juga terpisah dari
harta kekayaan pribadi pemilik perseroan. Harta benda pemilik perseroan
atau pemegang saham tidak dapat disita atau digugat untuk dibebankan
tanggung jawab perseroan.6

6
Supriyatin and Herlina, “Tanggung Jawab Perdata Perseroan Terbatas (PT) Sebagai Badan
Hukum.” Hlm. 133-134.

9
D. Jenis-Jenis dan Modal Perseroaan Terbatas
Dalam praktiknya, jenis Perseroan Terbatas terdiri dari:
1. Dilihat dari segi kepemilikannya, antara lain:
a) Perseroan Terbatas Biasa, yaitu merupakan PT dimana para
pendiri, pemegang saham, dan pengurusnya adalah warga
negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (dalam
pengertian tidak ada modal asing).
b) Perseroan Terbatas Terbuka, yaitu merupakan PT yang
didirikan dalam rangka penanaman modal dan
dimungkinkan warga negara asing dan/atau badan hukum
asing menjadi pendiri, pemegang saham, dan/atau
pengurusnya dari PT tersebut.
c) Perseroan Terbatas PERSERO, yaitu merupakan PT yang
dimiliki oleh pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Perseroan terbatas ini sebagian besar
pengaturannya tunduk pada ketentuan tantang Badan Usaha
Milik Negara. Biasanya perusahaan jenis ini kata persero
ditulis di belakang nama Perseroan Terbatas tersebut.
Contohnya PT Telkom (Persero).
2. Dilihat dari segi status Perseroan Terbatas dibagi dalam:
a) Perseroan Tertutup, yaitu merupakan Perseroan Terbatas
yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi
kriteria tertentu atau perseroan dan tidak melakukan
penawaran umum.
b) Perseroan Terbuka, yaitu merupakan perseroan yang modal
dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu
atau perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai
dengan peraturan perundang- undangan di bidang pasar
modal. Pemberian nama PT jenis ini biasanya disertai
dengan singkatan “Tbk” di belakang nama PT tersebut.

10
Contoh PT. Astra Agro Lestari Tbk yang merupakan induk
perusahaan dari PT. Sari Lembah Subur Kabupaten
Pelalawan (tempat penelitian ini).7
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Perseroan Terbatas
memiliki modal tertentu yang dipersyaratkan. Artinya, besarnya modal
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam praktiknya modal Perseroan
Terbatas terdiri dari:
1. Modal Dasar (Authorized Capital)
Merupakan modal yang pertama kalidan tertera dalam akta notaris
pada saat PT tersebut didirikan. Misalnya, PT. Astra Agro Lestari
Tbk, didirikan dengan modal dasar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah) yang tentunya dalam bentuk saham.
2. Modal Ditempatkan atau Dikeluarkan (Issued Capital)
Merupakan modal yang telah ditempatkan atau dikeluarkan para
pemegang saham. Besarnya modal ditempatkan minimal 25% dari
modal dasar. Dari contoh di atas modal ditempatkan adalah sejumlah
Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) yang diperoleh
dari 25% dikalikan modal dasar (Rp. 1.000.000.000,-).
3. Modal Setor (Paid-up Capital)
Merupakan modal yang harus sudah disetor oleh pemegang saham
yang jumlahnya sebesar 50% dari modal ditempatkan. Dari contoh
di atas besarnya modal setor adalah Rp. 125.000.000,- (seratus dua
puluh lima juta rupiah) yang diperoleh dari 50% dikalikan modal
ditempatkan (Rp. 250.000.000,-).8
Larangan pengeluaran saham untuk dimiliki sendiri oleh perseroan
dan kepemilikan silang. Pada dasarnya perseroan dilarang untuk
mengeluarkan saham baik untuk dimiliki sendiri maupun dimilki oleh
perseroan lain, yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung dimiliki

7
Undang-Undang Nomor, “Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,” 40AD.
8
M Teguh Pangestu and Nurul Aulia, “Hukum Perseroan Terbatas Dan Perkembangannya Di
Indonesia,” Business Law Review 1, no. 03 (2017). Hlm. 31-33

11
oleh perseroan. Rudhi Prasetya memaknai larangan tersebut yang dilarang
itu adalah:
1. Jika Persero didirikan dan atas saham-saham yang ditempatkan
diambil sendiri oleh Persero.
2. Persero mengadakan emisi (pengeluaran saham portepel), dari
saham-saham yang diemisikan itu dibeli sendiri oleh Persero.
Dalam Penjelesan Pasal 36 ayat (1) UU PT menyatakan bahwa pada
prinsipnya pengeluaran saham suatu upaya pengumpulan modal, maka
kewajiban penyetoran atas saham seharusnya dibebankan kepada pihak lain.
Demi kepastian, pasal ini menentukan bahwa perseroan tidak boleh
mengeluarkan saham untuk dimiliki sendiri. Larangan tersebut di atas
termasuk juga larangan kepemilikan saham silang (cross holding) yang
terjadi apabila perseroan memiliki saham yang dikeluarkan oleh perseroan
lain yang memiliki perseroan tersebut, baik secara langsung maupun tidak
langsung.9
Kepemilikan silang secara langsung adalah apabila perseroan
pertama memiliki saham pada perseroan kedua tanpa melalui kepemilikan
pada suatu “persero antara” atau lebih dan sebaliknya perseroan kedua
memiliki saham perseroan pertama. Di sisi lain, ada pengertian kepemilikan
silang secara tidak langsung adalah kepemilikan perseroan pertama atas
saham perseroan kedua melalui kepemilikan pada satu “perseroan antara”
atau lebih dan sebaliknya perseroan kedua memiliki saham pada perseroan
pertama. Jadi, yang membedakan kepemilikan silang secara langsung dan
kepemilikan silang secara tidak langsung ialah terdapat kata “tanpa”, akan
ditambah melalui metode ini.
Perusahaan yang berbadan hukum dapat menggunakan metode
menerbitkan surat utang untuk penambahan modal perusahaan tersebut.
Saham dan surat utang secara kolektif dapat disebut sebagai sekuritas.
Penambahan modal harus dilakukan berdasarkan keputusan RUPS. Pasal 42

9
Nomor, “Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.”

12
ayat (1) UU PT menyatakan bahwa keputusan RUPS untuk penambahan
modal dasar sah apabila dilakukan dengan memperhatikan persyaratan
kuorum dan jumlah suara setuju untuk perubahan AD.10

10
Pangestu and Aulia, “Hukum Perseroan Terbatas Dan Perkembangannya Di Indonesia.” Hlm.
33-34

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
2. Unsur-unsur perseroaan terbatas terdiri sebagai berikut:
1. Badan hukum
2. Didirikan berdasarkan perjanjian
3. Melakukan kegiatan usaha
4. Modal dasar terbagi atas saham
5. Memenuhi persyaratan undang-undang
3. Pada masa persiapan ini para pendiri sudah mulai melakukan perbuatan
hukum yang nantinya akan mempunyai akibat pada perseroan yang
didirkan dan juga akan membawa akibat tersendiri bagi pihak yang
bersangkutan mengingat sudah adanya hak dan kewajiban yang timbul
dari akibat perbuatan hukum yang telah dilakukan tersebut
4. Jenis perseroan terbatas terdiri dari segi kepemilikan dan segi status
perseroan terbatas. Dan modal perseroan terbatas terdiri dari modal
dasar, modal ditempatkan atau dikeluarkan, dan modal setor.

14
DAFTAR PUSTAKA

Adrian Sutedi, SH. Buku Pintar Hukum Perseroan Terbatas. Raih Asa Sukses,
2015.
Nomor, Undang-Undang. “Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,” 40AD.
Pangestu, M Teguh, and Nurul Aulia. “Hukum Perseroan Terbatas Dan
Perkembangannya Di Indonesia.” Business Law Review 1, no. 03 (2017).
Prasetya, Rudhi. Perseroan Terbatas: Teori Dan Praktik. sinar grafika, 2022.
Rajagukguk, Erman. “Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dalam Bentuk
Perseroan Terbatas.” Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Hukum,
2016.
Sinaga, Niru Anita. “Hal-Hal Pokok Pendirian Perseroan Terbatas Di Indonesia.”
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara 8, no. 2 (2018).
Supriyatin, Ukilah, and Nina Herlina. “Tanggung Jawab Perdata Perseroan
Terbatas (PT) Sebagai Badan Hukum.” Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 8, no. 1
(2020): 127–44.

15

Anda mungkin juga menyukai