MAKALAH
Disusun Oleh :
Annisa Ramadhani NH
1173050015
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan penulis kemudahan sehinga dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW
Makalah dengan judul “Jabatan Rangkap Dalam Sebuah Perseroan
Terbatas Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Persaingan Tidak
Sehat“ merupakan makalah yang dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Hukum Dagang.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis secara langsung atau tidak
langsung mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan serta do’a untuk
kesuksesan penulis.
2. Bapak Dr. H. Nandang Najmudin S.H., M. H.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna.
Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga
dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
II
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia bisnis dari waktu ke waktu terus menjadi bidang yang paling
banyak digeluti oleh masyarakat. Kebanyakan orang ingin mendapatkan apa
yang mereka mau, melalui bekerja, usaha atau mendirikan sebuah perusahaan
dagang dimana nantinya menghasilkan suatu barang dan dapat dipasarkan ke
khalayak luas serta dapat meraup banyak keuntungan. Tak ayal, banyak yang
berbondong-bondong ingin terjun ke dunia bisnis begitu tahu banyak sekali
jaminan sukses di dalamnya.
Meski begitu, ada pula manusia-manusia yang memiliki mindset bahwa
kedudukan tinggi dalam suatu perusahaan dapat mendatangkan untung besar
ketimbang mendirikan usaha sendiri dari nol. Alhasil, tak jarang menimbulkan
berbagai konfllik yang timbul akibat keserakahan dan keegoisan manusia
dalam hal memenuhi keinginan pribadi.
Perusahaan-perusahaan besar seperti yang biasa ditemukan di kota-kota
besar, perlu yang namanya investor, pemegang saham dan jajaran direksi untuk
memenuhi jabatan yang tersedia guna menjalankan visi dan misi dari
perusahaan itu sendiri. Namun, akibat kurangnya pengetahuan atas sebuah
aturan, terkadang, seseorang mampu menduduki sebuah jabatan dalam dua
perusahaan sekaligus. Atau, seseorang dapat menduduki dua jabatan sekaligus
dalam satu perusahaan yang sama karena sebuah alasan.
Padahal, pemerintah sudah dengan gamblang menjelaskannya dalam
Undang-Undang Persaingan Usaha Pasal 26 tentang larangan jabatan rangkap
di dalamnya. Termasuk dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas pasal 93 ayat 1 dan 2 serta pasal 110 ayat 1 dan 2
meski tidak dijelaskan secara jelas dan terkesan eksplisit. Ada hal-hal tertentu
yang menyebabkan pemerintah membatasi seseorang dalam menduduki sebuah
jabatan. Walau terkadang banyak orang yang menutup mata dan berpura-pura
tidak tahu seoal keberadaan undang-undang ini. Seolah sudah terdoktrin oleh
1
2
mindset selama jabatan itu didapat atas kemampuan diri sendiri dan pemilik
perusahaan pun tidak merasa keberatan, rangkap jabatan pun akan terjadi dan
akan menjadi suatu hal yang lumrah apabila tidak ada tindakan tegas.
Oleh karena penjabaran di atas, penulis memutuskan untuk membuat
makalah berjudul “Jabatan Rangkap dalam Sebuah Perusahaan Ditinjau dari
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 Tentang Persaingan Usaha Tidak Sehat.”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi landasan dalam pembuatan
makalah ini, antara lain :
1. Bagaimana Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang
Persaingan Usaha memandang problema rangkap jabatan dalam
sebuah perusahaan?
2. Bagaimana akibat yang timbul dari jabatan rangkap dalam sebuah
Perseroan Terbatas?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pandangan Undang-undang Perseroan Terbatas dan
Undang-Undang Persaingan usaha terhadap jabatan rangkap dalam
sebuah perusahaan.
2. Untuk mengetahui akibat yang dapat ditimbulkan dari jabatan rangkap
dalam sebuah perusahaan.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengembangan Ilmu Hukum pada umumnya dan Hukum Dagang
pada khususnya.
3
B. Perseroan Terbatas
Secara umum, kata perseroan memiliki arti perusahaan atau organisasi
usaha. Sedangkan perseroan terbatas adalah salah satu bentuk organisasi usaha
yang ada dan dikenal dalam sistem hukum dagang di Indonesia1.
Perseroan Terbatas terdiri dari dua kata, yakni Perseroan dan Terbatas.
Perseroan merujuk pada modal PT yang terdiri dari atas sero-sero atau saham-
saham. Kata terbatas menunjukan sebuah tanggung jawab pemegang saham
yang luasnya hanya terbatas pada nominal semua saham yang dimilikinya. 2
Sehingga, definisi dari Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksananya (Pasal 1
butir 1 UUPT).3
Yang dimaksud dengan perseroan terbatas menurut Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan
1
I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Edisi Revisi, Cetakan Ke 6, Kesain
Blanc, 2006,hlm. 1
2
Ridwan Khayrandi, Hukum Perseroan Terbatas, UII Press, 2014, hlm. 1
3
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perseroan Terbatas di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, 1996,
hlm. 5
4
5
4
Ibid
BAB III
PEMBAHASAN
6
7
5
M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, 2009, hlm. 112
10
sangat berpengaruh sekali apabila salah satu dari mereka yang menduduki
jabatan direksi atau komisaris memiliki jabatan juga di perusahaan lain.
Hal tersebut tentu akan menimbulkan berbagai dampak yang antara lain
adalah sebagai berikut.
1. Terbongkarnya rahasia suatu perusahaan
Ketika seseorang menjabat menjadi seorang direksi atau komisaris,
maka orang tersebut secara tidak langsung akan tahu cara kerja dan
data privat suatu perusahaan yang sudah pasti harus dijaga
kerahasiaannya. Hal yang terjadi apabila salah satu pemilik jabatan
memiliki jabatan juga di perusahaan lain, akan menjadi kesempatan
bagi orang tersebut untuk membongkar rahasia perusahaan kepada
perusahaan lain tempatnya menjabat yang mungkin saja menjadi
rivalnya dalam berbisnis.
2. Praktik Monopoli
Yang dimaksud praktik monopoli adalah pemusatan ekonomi oleh
satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya
produksi, pemasaran atas barang atau jasa tertentu sehingga
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan
kepentingan umum. Jabatan rangkap dapat memunculnya praktik
monopoli saat seseorang mengetahui kekurangan dan kelebihan teknik
pemasaran dan produksi perusahaan tempatnya menjabat untuk
kemudiam kekurangan tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan rival
tempatnya bekerja pula untuk mendominasi pasar yang tentu saja
dengan cara yang tidak benar.
3. Persaingan Usaha yang tidak sehat
Saat jabatan rangkap terjadi dalam sebuah perusahaan, tidak menutup
kemungkinan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain akan
saling menjatuhkan satu sama lain setelah mengetahui hal-hal privat
dalam perusahaan. Dunia bisnis memang tak selalu mulus ketika
diseberang sana ada perusahaan rival yang juga sedang mengincar
pasar yang sama. Maka dari itu, perlunya teknik pengelolaan dan
pengurusan perusahaan yang baik dan benar sesuai dengan aturan
11
Perseroan terbatas adalah sebuah badan usaha yang berbadan hukum dan
diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas. Perseroan terbatas didirikan oleh dua orang atau lebih pendiri dimana
masing-masing pendiri wajib memiliki saham pada perusahaan yang
didirikannya. Selain itu, dalam perseroan terbatas juga terdapat dewan direksi,
dewan komisaris dan pemegang saham. Ketiganya memiliki peran dan andil
cukup besar dalam rapat umum pemegang saham atau biasa disingkat sebagai
RUPS. Setiap jabatan memiliki tugas pokok dan wewenang yang saling
berkaitan satu sama lain dalam menjalankan roda bisnis perusahaan.
Maka dari itu, adanya jabatan rangkap akan menjadi suatu batu sandungan
dan tidak menutup kemungkinan menjadi boomerang bagi perusahaan itu
sendiri runtuh karena persaingan usaha yang tidak sehat. Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Monopoli dan Persaingan Usaha tidak
sehat telah mengatur larangan tentang adanya jabatan rangkap dalam pasal 26.
Dalam keadaan tertentu, seseorang dilarang menduduki jabatan sebagai
komisaris dan/atau direksi di perusahaan lain pada waktu yang sama. Meski
demikian, jabatan rangkap masih boleh dilakukan diluar dari tiga keadaan yang
telah disebutkan. Undang-Undang Perseroan Terbatas sendiri memang tidak
mengatur secara rinci mengenai larangan adanya jabatan rangkap. Akan tetapi,
tidak menutup kemungkinan UUPT juga melarang adanya jabatan rangkap
sebagaimana yang tertera dalam pasal 93 ayat 2 dan pasal 110 ayat 2.
Akibat yang timbul dari adanya jabatan rangkap antara lain :
1. Terbongkarnya rahasia suatu perusahaan
Ketika seseorang menjabat menjadi seorang direksi atau komisaris,
maka orang tersebut secara tidak langsung akan tahu cara kerja dan data
privat suatu perusahaan yang sudah pasti harus dijaga kerahasiaannya.
Hal yang terjadi apabila salah satu pemilik jabatan memiliki jabatan
juga di perusahaan lain, akan menjadi kesempatan bagi orang tersebut
untuk membongkar rahasia perusahaan kepada perusahaan lain
12
13
Sumber lain :
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat