Kelompok:
Chandra Respati/55215120008
Natalina Inggriyani/55215120026
Cecilia Gandes PW/55215120035
1. Pengertian Etika
Persoalan etika kerap muncul ketika kita berinteraksi atau melibatkan orang
lain. Akan tetapi, organisasi cenderung lebih banyak menyoroti masalah etika
dibandingkan pihak-pihak lainnya. Pelanggaran terhadap etika yang telah diterima
secara umum merupakan masalah yang harus diwaspadai dalam organisasi.
Seberapa besar diskusi etika diperlukan dalam organisasi bisnis? Kartunis
majalah The New Yorker, Charles Saxon, menjawabnya dalam hasil karya seninya.
Menurutnya, diskusi mengenai etika dapat bermanfaat untuk mempelajari beberapa
masalah etika dalam konteks pembuatan keputusan mengenai pekerjaan dalam
organisasi. Bidang karier apapun yang ditekuni, pasti mencakup sejumlah dilema
dan paradoks mengenai etika kehidupan yang sesungguhnya.
Lalu, apa pengertian dari etika? Secara etimologi, etika berasal dari
bahasa Yunani ethos, artinya watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa Latin, yaitu mos dan dalam bentuk jamaknya mores, yang berarti juga
adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya. Akan tetapi, terdapat
perbedaan terapan dalam kegiatan sehari-hari, yaitu moral atau moralitas untuk
penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian
sistem nilai-nilai yang berlaku.
Sekelompok teoretisi (Solomon & Hanson, 1985) mengemukakan bahwa etika
berkaitan dengan pemikiran dan cara bersikap. Pemikiran mengenai etika terdiri
dari evaluasi masalah dan keputusan dalam arti bagaimana kedua hal ini memberi
andil pada kemungkinan peningkatan seseorang seraya menghindari akibat yang
merugikan orang lain dan diri sendiri. Perilaku etis berhubungan dengan tindakan
yang sesuai dengan keputusan yang relevan, yang sejalan dengan seperangkat
pedoman yang menyangkut perolehan yang mungkin dan akibat yang merugikan
orang lain.
Sementara itu, K. Bertens dalam buku Etika (1994) menjabarkan etika secara
umum, yaitu sebagai berikut:
1. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai
pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya.
2. Etika adalah nurani (batiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik
yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya.
3. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau
perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi.
2
4. Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang
hadir.
Dengan adanya irisan antara etika dan moral, sering kali kita jumpai tindakantindakan organisasi yang melanggar etika, tetapi tidak bisa diperkarakan dalam
hukum. Ada juga penyimpangan etika yang bisa berujung pada jalur hukum.
Contoh kasusnya, brand endoser Tokopedia, vokalis Isyana Sarasvati. Hasil
wawancaranya di sebuah media dan merek ponsel yang digunakannya banyak
disindir netizen. Pasalnya, ia mengaku tidak pernah berbelanja melalui internet
karena takut tertipu. Padahal, ia diketahui sebagai brand endoser toko online,
Tokopedia.
Menyadari kesalahan yang dibuatnya, Isyana langsung memberikan klarifikasi
melalui akun Twitter pribadinya. "Berita soal aku ga berani belanja online memang
benar, kalau bukan di Tokopedia :)," kicaunya. Namun, ia justru melakukan
kesalahan kedua. Ia mengunggah kicauannya menggunakan ponsel merek iPhone.
Di satu sisi, ia juga dikenal sebagai brand endoser ponsel merek OPPO. Netizen
kembali berkicau di media sosial. Mereka menganggap bahwa Isyana sedang
berbohong. Kasus ini tidak sampai ke ranah hukum. Akan tetapi, reputasi Isyana
dan Tokopedia bisa saja menurun.
Lain lagi dengan kasus dugaan adanya pelanggaran hak paten kepada Apple
Inc yang dilakukan oleh produsen ponsel Samsung pada beberapa tahun silam.
Secara etika, plagiasi bukanlah sesuatu yang baik. Namun, ranah ini dapat
dikaitkan dengan peraturan perlindungan hak paten. Wajar saja jika Apple Inc
membawa masalah ini hingga ranah hukum. Hakim memutuskan bahwa Tablet
Samsung Galaxy Tab (yang dijual di AS) melanggar hak paten iPad milik Apple
Inc meski sebenarnya pihak Apple Inc juga diminta untuk menunjukkan validitas
paten.
2. Masalah Etika dalam Organisasi
Masalah etika dalam organisasi dibagi dalam dua kategori, yakni masalah
yang menyangkut praktik-praktik organisasi di tempat kerja dan masalah yang
menyangkut keputusan perorangan (Ezorsky, 1987).
2.1 Praktik Organisasi
2.1.1 Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan.
Masalah ini berhubungan dengan cara organisasi memperlakukan
anggotanya. Dari sudut pandang sebagian besar anggota organisasi,
tindakan yang tidak pada tempatanya, tidak jujur, dan kotor, meskipun
semuanya tidak secara jelas illegal.
3.4 Mengambil keputusan dan melakukan tindakan yang sesuai dengan tuntuan
moral dasar. Tuntunan moral merupakan aturan etis yang diterapkan secara
umum, dalam cara yang tidak dapat dinyatakan, kepada setiap angota
masyarakat, dalam setiap langkah kehidupan dalam masyarakat itu, tanpa
pengecualian, ataupun kepada orang yang bekerja dalam organisasi.
3.5 Memelihara reputasi dan nama baik setiap orang. Istilah etika berasal dari
bahasa Yunani, ethos yang kira-kira searti dengan konsep karakter. Karakter
seseorang tergambar dalam eskpresi nama baiknya. Jadi, reputasi seseorang,
nama baiknya, dan karakternya merupakan ethos orang tersebut, karakter
menggambarkan integritas, penyimpangan moral, posisi etis seseorang dan
posisi etis sebuah organisasi. Individu yang mempertahankan karakter merekas
sendiri dan pada saat yang sama mendukung karakter orang lain biasanya
dapat melihat bahwa mereka menemukan prilaku etis yang kokoh.
4. Kode Etik Media
kecuali iklan.
Lembaga penyiaran diperbolehkan menyiarkan program yang merupakan hasil
kerja sama produksi dengan pihak lain atau disponsori pihak lain selama isi
3.
4.
and
Corporate
Communication.
2007,
New
York:
Routledge.
Perusahaan.
2013.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.