HALAMAN SAMPUL
FDD
DI SUSUN OLEH :
FAKULTAS HUKUM
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Tindak Pidana Korupsi Dalam Peraturan
Perundang – Undangan di Indonesia “ Ini tepat Pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas yang telah di
berikan. Selain itu makalah ini juga berfungsi untuk menambah wawasan tentang “ Tindak
Pidana Korupsi Dalam Peraturan Perundang – Undangan di Indonesia ” bagi para pembaca
juga penulis.
Saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya
menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
19 November 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
2.1 Perkembangan Sejarah Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi......................................4
2.2 Latar Belakang Lahirnya Delik Korupsi Dalam Perundang Undangan Korupsi.............7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................9
3.2 Saran.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang merajalela di tanah air selama ini tidak saja
merugikan Keuangan Negara atau Perekonomian Negara, tetapi juga telah merupakan
pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, menghambat pertumbuhan
dan kelangsungan pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Tipikor tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa, tetapi telah menjadi kejahatan
luar biasa, tetapi konvensional yang selama ini digunakan terbukti tidak bisa menyelesaikan
persoalan korupsi yang ada di masyarakat, maka penanganannya pun juga harus
menggunakan cara-cara luar biasa. Pemberantasan tindak korupsi di Indonesia merupakan
upaya yang terus berkembang sepanjang sejarah negara ini (Helena Hestaria et al., 2022).
4
Pembentukan negara dan hukum yang mengatur tindakan-tindakan ilegal seperti
korupsi adalah langkah kunci dalam melawan korupsi. Negara harus memiliki kerangka
hukum yang jelas untuk menentang korupsi. Tekanan dari masyarakat internasional,
organisasi seperti PBB, dan negara-negara lainnya juga dapat memainkan peran dalam
mendorong negara-negara untuk mengesahkan undang-undang anti-korupsi yang lebih ketat.
Beberapa kasus korupsi besar-besaran yang terjadi dalam sejarah seringkali menjadi pemicu
perubahan dalam undang-undang anti-korupsi. Kasus-kasus seperti ini bisa menciptakan
tekanan publik yang besar untuk mengambil tindakan tegas.
Kesadaran publik tentang dampak negatif korupsi terhadap masyarakat dan ekonomi
juga dapat mendorong pemerintah untuk mengambil tindakan. Protes dan gerakan sipil
seringkali menjadi faktor penting dalam mendorong reformasi hukum. Globalisasi telah
meningkatkan kompleksitas keuangan internasional, yang memungkinkan pelaku korupsi
untuk menyembunyikan aset mereka di luar negeri (Alhakim & Soponyono, 2019). Hal ini
memerlukan kerja sama lintas negara dan undang-undang yang lebih ketat untuk mengatasi
korupsi lintas batas. Teknologi informasi telah memengaruhi cara korupsi terjadi, dengan
transaksi korupsi yang lebih sering terjadi secara digital. Oleh karena itu, undang-undang
harus diperbarui untuk mengikuti perkembangan teknologi. Perubahan dalam undang-undang
anti-korupsi seringkali merupakan respons terhadap kombinasi faktor-faktor ini. Seiring
berjalannya waktu, undang-undang ini dapat mengalami perubahan dan peningkatan untuk
lebih efektif dalam melawan korupsi.
Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
5
1. Tujuan utama penulisan adalah menganalisis sejarah pemberantasan tindak pidana
korupsi di Indonesia untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang
bagaimana upaya pencegahan dan penindakan korupsi telah berkembang seiring
waktu.
2. Untuk menelusuri asal mula inklusi delik korupsi dalam perundang-undangan
Indonesia, dengan mengidentifikasi peristiwa atau kondisi khusus yang mendorong
pembentukan norma hukum terkait korupsi.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
kelemahan dalam implementasi kebijakan, yang terus mempengaruhi efektivitas
upaya pemberantasan korupsi.
KPK menjadi lembaga yang mendapat dukungan kuat dari masyarakat dan sejumlah
elemen bangsa. Namun, perjalanan KPK juga tidak lepas dari berbagai tantangan dan
kontroversi, terutama terkait independensinya dalam menangani kasus-kasus korupsi yang
melibatkan pejabat tinggi pemerintahan. Meskipun telah ada upaya yang signifikan dalam
sejarah pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia, tantangan tetap ada. Isu-isu seperti
politisasi, lambannya proses hukum, dan ketidakseimbangan dalam penanganan kasus masih
menjadi perhatian. Namun, progres yang telah dicapai, terutama melalui lembaga KPK,
menunjukkan bahwa upaya pemberantasan korupsi terus berlanjut.
Selain upaya pemberantasan yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga penegak
hukum, penting juga untuk menggarisbawahi peran edukasi dan kesadaran masyarakat dalam
memerangi korupsi. Pendidikan tentang etika, integritas, dan anti-korupsi sejak dini dapat
membentuk karakter yang kuat dan menjadikan masyarakat lebih peka terhadap tindak pidana
korupsi.
8
Inisiatif untuk meningkatkan literasi hukum di kalangan masyarakat juga menjadi kunci
dalam memastikan bahwa hak dan kewajiban terkait pemberantasan korupsi dipahami secara
luas. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat dapat berperan aktif dalam
mendukung upaya pencegahan dan memberantas korupsi. Seiring dengan perjalanan sejarah
pemberantasan korupsi, penting untuk menggali akar permasalahan yang melatarbelakangi
munculnya praktik korupsi. Reformasi struktural dan administratif dalam aparat negara
menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang tidak menyediakan celah bagi tindakan
korupsi. Hal ini mencakup peningkatan transparansi, akuntabilitas, dan reformasi birokrasi
untuk mengurangi peluang korupsi.
Dari pembahasan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sejarah pemberantasan tindak
pidana korupsi di Indonesia mengajarkan kita bahwa upaya ini tidak boleh berhenti.
Perjalanan menuju masyarakat yang adil dan bermartabat memerlukan komitmen, kerjasama,
dan inovasi dari semua pihak terkait. Dengan terus memperkuat landasan hukum,
9
memperbaiki sistem administratif, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memanfaatkan
teknologi, Indonesia dapat melangkah maju sebagai negara yang bersih dari korupsi. Sejarah
pemberantasan korupsi di Indonesia adalah cerita tentang perjuangan, harapan, dan komitmen
untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, di mana integritas dan transparansi menjadi
pilar utama pembangunan.
2.2 Latar Belakang Lahirnya Delik Korupsi Dalam Perundang Undangan Korupsi
Pada tahun 2023 terjadi perubahan signifikan dengan diaturkannya delik korupsi
dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) yang kemudian disahkan
menjadi UU No. 1 Tahun 2023 tentang KUHP. Perubahan ini mengubah status tindak pidana
10
korupsi dari extraordinary crime menjadi tindak pidana umum (Helena Hestaria et al., 2022).
Implikasi dari perubahan ini perlu dicermati secara mendalam. Apakah perubahan status ini
akan membawa dampak positif dalam penanganan kasus korupsi atau justru membuka celah
untuk perlakuan yang kurang tegas terhadap pelaku korupsi. Penilaian ini perlu dianalisis
dengan melibatkan perspektif hukum, sosial, dan politik.
Meskipun telah ada landasan hukum yang kuat tantangan tetap menghadang dalam
implementasi pemberantasan korupsi. Kurangnya koordinasi antarlembaga, isu politisasi, dan
lambannya proses hukum masih menjadi hambatan yang perlu diatasi. Progres yang telah
dicapai, terutama melalui lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menunjukkan
bahwa perubahan hukum hanya satu sisi dari koin yang kompleks. Penting untuk melakukan
tinjauan mendalam terhadap faktor-faktor penghambat dan mencari solusi yang lebih efektif
agar implementasi hukum pemberantasan korupsi dapat berjalan lebih optimal.
Dalam konteks era digital, pemanfaatan teknologi menjadi penting dalam mendukung
pemberantasan korupsi. Sistem keuangan digital yang transparan, analisis data, dan teknologi
kecerdasan buatan dapat digunakan untuk mendeteksi dan mencegah tindak pidana korupsi.
Pemerintah dan lembaga terkait harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi
untuk menjaga ketangguhan sistem pemberantasan korupsi. Sejarah latar belakang lahirnya
delik korupsi dalam perundang-undangan di Indonesia mencerminkan perjalanan panjang
dalam upaya memberantas gejala ini. Dari masa kerajaan hingga perubahan status tindak
pidana korupsi dalam RKUHP, Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam memerangi
korupsi. Namun, tantangan tetap ada, dan perlu ada upaya bersama dari semua pihak untuk
menciptakan masyarakat yang adil, transparan, dan bebas dari korupsi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah dan perkembangan latar belakang tindak pidana korupsi dalam peraturan
perundang-undangan di Indonesia membentang sebagai kisah perjuangan panjang untuk
menciptakan masyarakat yang bersih, adil, dan bermartabat. Dari masa kerajaan hingga
perubahan signifikan dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP),
upaya pemberantasan korupsi terus menjadi fokus utama pemerintah dan lembaga penegak
hukum. Perjalanan ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk melawan praktek-praktek
korupsi yang merugikan masyarakat dan mengancam fondasi keadilan. UU Nomor 31 Tahun
1999 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001 telah menjadi tonggak penting dengan merumuskan 30
jenis tindak pidana korupsi, menciptakan landasan hukum yang kuat untuk menindak pelaku
korupsi.
Perubahan status tindak pidana korupsi dalam RKUHP menjadi UU No. 1 Tahun 2023
tentang KUHP pada tahun 2023 membuka diskusi baru. Transformasi ini menjadi titik pijak
yang memerlukan tinjauan kritis terkait implikasi dan dampaknya terhadap efektivitas
pemberantasan korupsi di Indonesia. Penting untuk terus memperkuat kerangka hukum,
memperbaiki sistem administratif, dan memastikan implementasi kebijakan pemberantasan
korupsi yang konsisten dan adil. Tantangan-tantangan seperti politisasi, kurangnya koordinasi
antarlembaga, dan lambannya proses hukum harus diatasi secara sistematis.
3.2 Saran
12
Sejarah pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia adalah sebuah perjalanan
yang menggambarkan tekad bangsa ini untuk melawan praktek-praktek yang merugikan.
Dengan menggali akar permasalahan, memperkuat landasan hukum, dan melibatkan semua
elemen masyarakat, Indonesia memiliki potensi untuk membangun masyarakat yang bersih,
adil, dan bermartabat. Tantangan dan perubahan adalah bagian dari evolusi ini, dan dengan
keterlibatan semua pihak, masa depan tanah air dapat membentuk narasi pemberantasan
korupsi yang lebih kuat dan berkelanjutan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14