DASAR HUKUM
PEMBERATASAN KORUPSI DI INDONESIA
Dosen Pengampu :
Hj.Metri Lidya, S.Kp.M.Biomed
Disusun Oleh :
Kelompok 1 :
Aldiny Rahmi Yusma 223310962
Ananda Anisa Rahmah 223310963
Annisa Uz-Zati Rahmah 223310965
Arifa Humaira Candra 223310966
Azra Maitul Afkar 223310967
Delfi Yana 223310968
Diva Amiroh Azzahra 223310969
Early Rahmalina Syahri 223310970
Fanny Amelia Putri 223310971
Fifi Arsyka 223310972
S1 TERAPAN KEPERAWATAN I B
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hadiahkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menulis makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi
di Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Akhirul kalam…
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
C. Tujuan Masalah.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................6
A. Peraturan Perundang-undangan Terkait Korupsi.........................................................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari pembutan makalah ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Dasar Hukum Pemberantasan
Korupsi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Ketetapan MPR yang terkait dengan korupsi adalah TAP MPR Nomor
I/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme. Namun, setelah adanya amendemen UUD 1945 dan
dipertegas dengan adanya Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Urutan
Perundangan-undangan disebutkan bahwa jenis dan hierarki perundangan-undangan
adalah UUD 1945, Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Daerah. Dengan
demikian, Ketetapan MPR tidak lagi masuk dalam hierarki peraturan perundang-
undangan.
Pasal 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.
Pasal 21
Setiap orang yang dengan sengaja mencegah, merintangi, atau menggagalkan
secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tersangka dan terdakwa ataupun
para saksi dalam perkara korupsi, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan atau denda
paling sedikit Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Pasal 22
Apabila seseorang dengan sengaja tidak memberi keterangan atau memberi
keterangan yang tidak benar, dipidana dengan pidana penjara paling singkat
3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan atau denda paling
sedikit Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Pasal 23
Hukuman pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 6
(enam) tahun dan atau denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) bagi
yang melakukan korupsi.
Peraturan Pelaksanaan :
Pasal dan
ayat yang
Peraturan Pelaksanaan
ditindaklanj
No (Bentuk/Nomor/Tahun/Tenta Keterangan
uti dengan
ng)
Peraturan
Pelaksanaan
Tim Gabungan
Pasal 27 Peraturan Pemerintah No. Pemberantasan
1.
Ayat - 19/2000 Tindak Pidana
Korupsi
Tata Cara
Pelaksanaan Peran
Serta Masyarakat
Dan Pemberian
Pasal 41 Peraturan Pemerintah No.
3. Penghargaan Dalam
Ayat 5 43/2018
Pencegahan dan
Pemberantasan
Tindak Pidana
Korupsi
Tata Cara
Pelaksanaan Peran
Pasal 42 Peraturan Pemerintah No. Serta Masyarakat
4.
Ayat 2 43/2018 Dan Pemberian
Penghargaan Dalam
Pencegahan dan
Pasal dan
ayat yang
Peraturan Pelaksanaan
ditindaklanj
No (Bentuk/Nomor/Tahun/Tenta Keterangan
uti dengan
ng)
Peraturan
Pelaksanaan
Pemberantasan
Tindak Pidana
Korupsi
Komisi
Pasal 43 Pemberantasan
5. UU No. 30/2002
Ayat 4 Tindak Pidana
Korupsi.
A. Kesimpulan
Tindak pidana korupsi di Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu
penyebab terpuruknya sistem perekonomian bangsa. Hal ini disebabkan karena
korupsi di Indonesia terjadi secara sistemik dan meluas sehingga bukan saja
merugikan kondisi keuangan negara, tetapi juga telah melanggar hak-hak sosial dan
ekonomi masyarakat secara luas. Untuk itu pemberantasan tindak pidana korupsi
tersebut harus dilakukan dengan cara luar biasa dengan menggunakan cara-cara
khusus.
Saat ini, masyarakat sudah demikian skeptis dan bersikap sinis terhadap
setiap usaha pemberantasan kasus-kasus korupsi yang dilakukan pemerintah.
Kenyataan dalam usaha pemberantasan korupsi di Indonesia selama ini
menunjukkan bahwa kegagalan demi kegagalan lebih sering terjadi, terutama dalam
mengadili koruptor kelas kakap dibandingkan dengan koruptor kelas teri.
Kegagalan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat pada strata rendah selalu
menjadi korban dari ketidakadilan dalam setiap tindakan hukum terhadap kasus
korupsi.
Sulitnya pemberantasan tindak pidana korupsi, dikarenakan permasalahan
korupsi bukan hanya terjadi dan terdapat di lingkungan birokrasi baik di lembaga
eksekutif, yudikatif dan legislatif, tetapi juga telah berjangkit dan terjadi pula pada
sektor swasta, dunia usaha dan lembaga-lembaga dalam masyarakat pada umumnya.
Pemerintah menyadari bahwa usaha pemberantasan korupsi tidak semata-
mata merupakan persoalan hukum, tetapi juga merupakan persoalan sosial, ekonomi
dan politik, sehingga upaya pemberantasannya pun harus bersifat komprehensif dan
multidisipliner.
B. Saran
http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/07/upaya-pemberantasan-korupsi-di-indonesia.html
Komisi Pemberantasan Korupsi. 2013. Semua Bisa Beraksi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi. 2013. Strategi Komunikasi Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi.
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.
Wattimena, Reza A.A. 2012. Filsafat Anti Korupsi. Jogjakarta: Kanisius.
http://repository.upnvj.ac.id/10322/20/BAB%201.pdf