Anda di halaman 1dari 5

NILAI – NILAI ETIK DALAM KEPERAWATAN

Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin dalam setiap

langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi

yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta

penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan

keperawatan dimana nilai-nilai pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.

Nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu

standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku seseorang. Nilai menggambarkan cita-

cita dan harapan- harapan ideal dalam praktik keperawatan. Sistem nilai dalam suatu organisasi

adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal.

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan suatu

proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan

profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan

profesional, yaitu:
1. Aesthetics (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan kepuasan
termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian. Estetika secara
sederhana adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan
bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika
adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap
sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Keperawatan sebagai salah satu konsep
ilmu pelayanan jasa diharapkan mempunyai standar estetika dalam pelayanannya.
Konsep nilai estetika mungkin berada dalam ranah aktualisasi diri dalam penerapannya.
(Moslow). jadi dengan kata lain, untuk menerapkan konsep estetika dalam keperawatan,
dibutuhkan seseorang yang sudah mempunyai pemikiran dan kualitas sebagai orang yang
sudah dalam tahapan aktualisasi diri.

2. Altruism (mengutamakan orang lain)


Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan,
komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.

3. Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap asertif,
kejujuran, harga diri dan toleransi.

4. Freedom (Kebebasan )
Memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri, harapan,
disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.

5. Human dignity (Martabat manusia)


Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia sebagai
individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan
penuh terhadap kepercayaan.

6. Justice (Keadilan)
Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas,
moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.

7. Truth (Kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan dan
reflektifitas yang rasional.

 Pengembangan Dan Transmisi Nilai-Nilai

Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh
dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan
hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang
benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat
tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai
tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain:

1. Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk
melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat
lingkungannya dimana dia bergaul
2. Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya
bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda
3. Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat
tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta
mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini
lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan
atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi
individu tersebut
4. Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan
penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat
sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik
5. Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai
tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu,
adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan
perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.

 Klarifikasi Nilai-Nilai (Values)

Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti


sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang
memungkinkan seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui perasaan dan
analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang
sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi sebelumnya
(Steele&Harmon, 1983). Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar
didalam aplikasi keperawatan dan kebidanan. Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai
individu yang perlu dipahami oleh perawat dan bidan.

  Pilihan:

1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap


individu.
2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan
yang diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya
perlakuan yang diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin
diperlakukan.
3) Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan
merupakan konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat.

  Penghargaan:

1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan merasa
senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau
klien serta sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan
hubungan interpersonal yang dilakukan.
2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak
bersedia memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.

  Tindakan:

1) Nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari.


2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam
kehidupan pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan
yang dilakukan. Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul
nilai-nilai moral yang dilakukan serta selalu konsisten untuk
mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan sejawat atau pasen dan ternyata
tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu yang kontradiktif dengan
prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan terhadap martabat manusia
yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa nyaman.
Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita
perlu meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara
khusus dalam kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia. Hal ini
merupakan nilai-nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari
dan dalam masyarakat luas.

DAPUS :

‌Dalami, E, dkk. 2010. Etika Keperawatan. Jakarta: TIM

Hendrik. 2013. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta:EGC

Nisya, R. 2013. Prinsip-prinsip Dasar Keperawatan. Jakarta: Dunia Cerdas

Rini. (2018). Nilai, Etik dan moral keperawatan. Academia.edu. Retrieved January 13, 2023,

from https://www.academia.edu/28898199/Nilai_Etik_dan_moral_keperawatan

Suhaemi, M. 2010. Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktik. Jakarta: EGC

Wulan,K. 2011. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya

Anda mungkin juga menyukai