Anda di halaman 1dari 29

NILAI PERSONAL DAN NILAI LUHUR PROFESI

DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Nila Hayati, SST, M.KM


PENGERTIAN NILAI
Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang
tentang penghargaan terhadap suatu standar atau
pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku
seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah
rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering
diartikan sebagai perilaku personal.
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing”
melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi
nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan profesional.
Perkumpulan ini mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial dalam
kehidupan profesional, yaitu:
  Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian,
seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan,
kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
  Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan
kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan,
komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta
ketekunan.
  Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk
penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi
      
Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan
termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam
pengarahan diri sendiri.
Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan
penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia sebagai
individu termasuk didalamnya kemanusiaan,kebaikan,
pertimbangan & penghargaan penuh terhadap kepercayaan.
   Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral & prinsip2 legal
termasuk objektifitas, moralitas, integritas, dorongan & keadilan
serta kewajaran.
Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan & realita, termasuk
akontabilitas, kejujuran, keunikan & reflektifitas yang rasional.
Individu tidak lahir dengan membawa nilai2 (values).
Nilai2 ini diperoleh & berkembang melalui informasi,
lingkungan, keluarga, serta budaya sepanjang
perjalanan hidupnya.
Mereka belajar dari keseharian & menentukan
tentang nilai2 mana yang benar & mana yang salah.
Untuk memahami perbedaan nilai2 kehidupan ini
sangat tergantung pada situasi & kondisi dimana
mereka tumbuh & berkembang.
Nilai2 tersebut diambil dgn berbagai cara a/l:
(1)Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai2
yang baik atau buruk melalui observasi perilaku keluarga,
sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya
dimana dia bergaul;
(2) Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah,
dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan
waktu atau kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai2 yang berbeda;
(3) Sesuka hati ad/ proses dimana adaptasi nilai2 ini kurang
terarah & sangat tergantung kepada nilai2 yang ada di dalam
diri seseorang & memilih serta mengembangkan sistem nilai2
tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih
sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau
tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat
menimbulkan kebingungan, & konflik internal bagi individu
tersebut;
(4) Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima
seperti: mendapatkan penghargaan bila menunjukkan
perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi
atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik;
(5) Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali
nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi.
Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan
menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.
KLARIFIKASI NILAI-NILAI (VALUES)

Klarifikasi nilai2 merupakan suatu proses dimana


seseorang dapat mengerti sistem nilai2 yang melekat
pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang
memungkinkan seseorang menemukan sistem
perilakunya sendiri melalui perasaan & analisis yang
dipilihnya dan muncul alternatif2, apakah pilihan2 ini
yang sudah dianalisis secara rasional atau
merupakan hasil dari suatu kondisi sebelumnya
(Steele&Harmon, 1983). Klarifikasi nilai2 mempunyai
manfaat yang sangat besar didalam aplikasi
keperawatan & kebidanan.
Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai2 individu
yang perlu dipahami oleh perawat dan bidan :

Pilihan: (1) Kebebasan memilih kepercayaan serta


menghargai keunikan bagi setiap individu; (2) Perbedaan
dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan2, asuhan
yang diberikan bukan hanya karena martabat seseorang
tetapi hendaknya perlakuan yang diberikan
mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan.
(3) Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat
seseorang akan merupakan konsekuensi terbaik bagi
semua masyarakat.
Penghargaan: (1) Merasa bangga & bahagia dengan pilihannya sendiri
(anda akan merasa senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda
berikan dihargai pasen atau klien serta sejawat) atau supervisor
memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal yang
dilakukan; (2) Dapat mempertahankan nilai2 tersebut bila ada seseorang
yang tidak bersedia memperhatikan martabat manusia sebagaimana
mestinya.
Tindakan
(1)Gabungkan nilai2 tersebut kedalam kehidupan atau
pekerjaan sehari2;
(2)Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia
dalam kehidupan pribadi & profesional, sehingga timbul rasa
sensitif atas tindakan yang dilakukan.Semakin disadari nilai2
profesional maka semakin timbul nilai2 moral yang dilakukan
serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila
dibicarakan dengan sejawat atau pasien & ternyata tidak
sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu yang
kontradiktif dengan prinsip2 yang dianutnya yaitu; penghargaan
terhadap martabat manusia yang tidak terakomodasi & sangat
mungkin kita tidak lagi merasa nyaman. Oleh karena itu,
klarifikasi nilai2 merupakan suatu proses dimana kita perlu
meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil
secara khusus dalam kehidupan sehari2 & dalam masyarakat
luas.
KRITERIA NILAI
1. Kebebasan memilih tanpa ada tekanan
2. Kebebasan memilih diantara alternatif
3. Kebebasan memilih setelah dikaji ulang
4. Menghargai pilihan
5. Memberitahu pilihan pada No. 1
6. Menunjukkan pilihan dalam bentuk
prilaku
7. Mengulang pilihan dalam perilaku sehari-
hari
NILAI BERKEMBANG DARI PENGALAMAN &
LINGKUNGAN MENDASARI PERILAKU DALAM
MENGAMBIL KEPUTUSAN

PERTIMBANGAN NILAI :
1. Berbeda dengan pertimbangan fakta
2. Pertimbangan fakta dapat menentukan pertimbangan
nilai
PERTIMBANGAN NILAI TERBAGI :
1. SUBYEKTIF : Ekspresi perasaan / keinginan seorangan
2. OBYEKTIF : Nilai fundamental yang mencerminkan kondisi
fisik, psikologi sosial & keperluan manusia
NILAI PERSONAL & PROFESI
Nilai personal bersifat pribadi, berdasarkan pengalaman pribadi & membentuk
dasar perilaku nyata yang konsisten.

TYPE VALUE
1. Nilai Intrinsik : Upaya mempertahankan diri
2. Nilai Ekstrinsik : Humanistik, sosialisasi, indah/tidak, kesehatan.
(Steele and Harmon, 1983)
TRANSMISI NILAI

1. Modelling Mesti menanamkan


Mesti Meniru
Orang Tua Anak
2. Bebas – konsep Laissez – Faire Bebas melakukan sesuatu,
mencari terkadang timbul konflik
3. Moralizing
Benar – salah tidak tawar menawar sifat kaku
4. Pilihan tanggung jawab
• Nilai personal berkembang, diterapkan sepanjang hidupny
• Dapat memantapkan profesional value
• Nilai profesi adalah nilai yang ditanamkan dalam
menjalankan etika
Membantu dalam memecahkan dilema
NILAI
MORAL
ETIK

Intervensi Kebidanan

Pengambilan Keoutusan
FUNGSI NILAI
1. Sebagai kriteris dalam memilih tujuan
2. Kerangka patokan dalam tingkah laku sehari-hari
3. Arah dalam kehidupan masyarakat
Pengertian nilai luhur
•Merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap yang dimiliki
oleh setiap orang, dimana sikap-sikap tersebut berupa
kebaikan, kejujuran, kebenaran yang berorientasi pada
tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan
seseorang.
•Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan yaitu suatu
penerapan fungsi nilai dalam etika profesi seorang bidan,
dimana seorang bidan yang professional dapat memberikan
pelayanan pada klien dengan berdasarkan kebenaran,
kejujuran, serta ilmu yang diperoleh agar tercipta hubungan
yang baik antara bidan dan klien.
Penerapan Nilai Luhur
Seorang bidan harus mampu menerapkan nilai – nilai luhur
dimanapun dan kapanpun dia memberikan pelayanan
kebidanan. Karena nilia luhur dalam praktek kebidanan
sangat menunjang dalam proses pelayanan serta pemberian
asuhan pada klien. 
Nilai luhur yang dimiliki oleh setiap orang mempunyai kadar
yang berbeda. Nilai luhur tergantung oleh setiap individu,
bagaimana cara individu menerapakan dan  mengelola dalam
kehidupannya.
Nilai luhur bukan hanya diterapkan pada klien saja, tetapi
juga pada rekan – rekan seprofesi, tenaga kesehatan lainnya,
serta masyarakat secara umum. Sebab hubungan yang dijalin
berdasarkan nilai – nilai luhur dapat membantu dalam
peningkatan paradigma kesehatan, khususnya dalam praktek
kebidanan.
NILAI – NILAI LUHUR YANG SANGAT
DIPERLUKAN OLEH BIDAN YAITU :
KEJUJURAN
LEMAH LEMBUT
KETETAPAN SETIAP TINDAKAN
MENGHARGAI ORANG LAIN
Dasar pelayanan kebidanan yang baik
  Rasa kecintaan pada sesama manusia
  Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tolong
menolong dalam menghadapi pasien
  Mengembangkan sikap tidak semena – mena terhadap
orang lain
  Menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan
  Memberi pelayanan kesehatan pada ibu dan anak
  Berani membela kebenaran dan keadilan
  Mengmbangkan sikap hormat menghormati dan bekerja
sama dengan bangsa lain
  Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya.
Kasus
1)      Contoh kasus nilai personal dalam pelayanan kebidanan:

Seorang ibu hamil dating kepraktek bidan mandiri di
dampinggi suaminya,dengan keluhan sakit di  pinggang yang
menjalar keari aris ejak 2 jam yang lalu sakitnya semakin lama semakin lama
semakin sering dan kuat,ia mengatakan ada bercak darah bercampur lender di
pakaian dalamya,setelah di periksa ternyata beberapa jam
lagi ibu tersebut akan melahirkan,dengan persentasi kepala telah masuk PAP
dan ini merupakan anakke 3 dengan kelahiran sebelumnya normal.
Tapi bidan x tersebut malah merujuk pasien tersebut keklinik dokter,dengan alas
an ibu hamil tersebut tidak bias melahirkan anaknya karena pendarahan yang
hebat,padahal ibu hamil tersebut dalam kondisi yang normal
layak nya ibu melahirkan yang
normal,dengan alasan tersebut keluarga pun menyetujui ibu hamil  tersebut untuk
di  rujuk kedokter,dengan rujukan tersebut sibidan telah mendapat kan uang 4x
lipat dari proses persalinan normal tersebut dari dokter.
Dari sinilah kita dapat menyimpulkan bahwa nilai personal yang di
miliki seorang bidan tidak bisa dijalan kan dengan baik
dimana seorang bidan bias menolong persalinan pasien dengan
normal malah bidan tersebut merujuk pasien kedokter agar
bisa mendapat kan uang yang lebih banyak.ini
telah melanggar kewajiban personal seorang bidan di
mana setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi,menghayati dan me
ngamal kan sumpah jabatan nya dalam melaksanakan tugas pengab
diannya dan setiap bidan dalam menjalan kan tugas profesinya menju
njung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang
utuh dan memelihara citra bidan.
2)      Contoh kasus nilai luhur profesi dalam pelayanan kebidanan:
Seorang ibu hamil datang di
dampingi suaminya keklinik bidan mandiri dengan kehamilan 32 minggu bidan
x menyambut pasiennya dengan lemah lembut dan menyakan keadaan kehamila
n ibu,ibu tersebut menggeluh sering BAK  sudah 2 minggu ini,bidan x pun
memperiksa  ibu hamil tersebut dari ujung rambut sampai ujung kaki
dengan penuh terliti setelah di periksa bidan x
menggatakan bahwa ibu dalam keadaan sehat dan BAK yang di
alami ibu merupakan kondisi yang wajar di usia kehamilan 32
minggu, bidanpun menjelaskan dengan teliti ke ibu hamil tersebut, dan juga bida
n mengganjurkan ibu tersebut untuk tidak bekerja keras dulu dan juga di katakan
kepada suaminya agar ibu selalu di perhatikan agar
tekanan psikis ibu hamil tersebut juga baik. Dan setiap bidan senantiasa mencipt
akan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan - tugasnya,
dengan mendorong partisipasi pasien untukmeningkatkan derajat kesehatannya 
secara optimal.
KESIMPULAN
Dalam upaya mendorong profesi  kebidanan agar dapat diterima dan dihargai
oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-
nilai kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat
dalam mengembang peran profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan
yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau
kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai
dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi
jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, akan
berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan kebidanan.
TRIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai