Anda di halaman 1dari 12

Materi Pelatihan Etik dan Moral

240

ETIK DAN MORAL DALAM PRAKTEK


KEPERAWATAN

WAKTU: 1 sesi @ 90 menit

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Diharapkan peserta memahami serta menerapkan etik dan moral sebagai landasan dalam
memberikan asuhan Keperawatan kepada pasen, keluarga dan masyarakat.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah menyelesaikan sesi ini, peserta diharapkan dapat:
1. Mengerti dan memahami etik dan moral dalam pelayanan Keperawatan secara
profesional
2. Memahami pentingnya etik dan moral sebagai landasan dalam pengambilan
keputusan dan pemberian asuhan/pelayanan
3. Mengetahui nilai-nilai dasar dan moral dalam praktek klinis keperawatan dan
keperawatan
4. Mengenal nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan dan keperawatan
profesional.
5. Dapat memecahkan masalah/kasus yang dihadapi dalam pekerjaannya.

MATERI
1. Pengertian Etik dan Moral
2. Pengembangan dan transmisi nilai
3. Nilai esensial dalam praktek klinis
4. Aplikasi etik dan moral dalam praktek klinis
Materi Pelatihan Etik dan Moral
241

METODA
1. Kuliah singkat
2. Kerja Kelompok
3. Diskusi Pleno
4. Penugasan

RENCANA PEMBELAJARAN

SESI I
BAGIAN A
Topik : Etik dan Moral dalam Praktek Keperawatan
Metoda : Kuliah singkat
Waktu : 30 menit

BAGIAN B
Topik : Diskusi Kelompok pembahasan kasus.
Metoda : Kerja Kelompok
Waktu : 30 menit

BAGIAN C
Metoda : Pembahasan Kasus Keperawatan / Keperawatan
Waktu : 30 menit

MATERI
Materi Pelatihan Etik dan Moral
242

ETIK DAN MORAL DALAM PRAKTEK


KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala
perawatg serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap
meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan atau keperawatan. Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dan
keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan yang
berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat
dengan basis pada etik dan moral yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat atau perawat akan tercermin
dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam
merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika
dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam
memberikan asuhan keperawatan atau keperawatan dimana nilai-nilai pasen selalu
menjadi pertimbangan dan dihormati.

ETIKA, MORAL DAN NILAI-NILAI

Pengertian:

 Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah,
kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.

 Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi
nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia
berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang
dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika
suatu profesi dalam hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI
Materi Pelatihan Etik dan Moral
243

 Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap


suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku seseorang. Sistem nilai
dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering
diartikan sebagai perilaku personal.

 Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang benar
atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum,
adat dan praktek profesional

NILAI-NILAI ESENSIAL DALAM PROFESI


Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan
suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek
keperawatan profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial
dalam kehidupan profesional, yaitu:
1. Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang
memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas
dan kepedulian.
2. Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan kesejahteraan
orang lain termasuk keperawatan atau keperawatan, komitmen, arahan,
kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
3. Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan
dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi
4. Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk
percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5. Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan yang lekat
terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan,
kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.

6. Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk


objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.
Materi Pelatihan Etik dan Moral
244

7. Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas,


kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.

PENGEMBANGAN DAN TRANSMISI NILAI-NILAI


Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh
dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang
perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai
mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan
ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang.
Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain: (1) Model atau contoh,
dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi perilaku
keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul; (2)
Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja
dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda; (3) Sesuka hati adalah proses dimana
adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada di
dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut
kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan,
atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan,
dan konflik internal bagi individu tersebut; (4) Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang
biasa diterima seperti: mendapatkan penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik,
dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak
baik; (5) Tanggung jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali
nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping
itu, adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan
perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.

KLARIFIKASI NILAI-NILAI (VALUES)


Materi Pelatihan Etik dan Moral
245

Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti


sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang
memungkinkan seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui perasaan dan
analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang
sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi sebelumnya
(Steele&Harmon, 1983). Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar
didalam aplikasi keperawatan dan keperawatan. Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai
individu yang perlu dipahami oleh perawat dan perawat.

Pilihan: (1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap
individu; (2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan
yang diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang
diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan. (3) Keyakinan bahwa
penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan konsekuensi terbaik bagi
semua masyarakat.

Penghargaan: (1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan
merasa senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau klien
serta sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal
yang dilakukan; (2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang
tidak bersedia memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.

Tindakan (1) Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-
hari; (2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam kehidupan
pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang dilakukan.
Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral yang
dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan
sejawat atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu
yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan terhadap
martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa
nyaman. Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita perlu
Materi Pelatihan Etik dan Moral
246

meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara khusus dalam
kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-nilai positif
yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas.

PELAKSANAAN ETIK DAN MORAL DALAM PELAYANAN KLINIS


KEPERAWATAN
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk menempatkan nilai-
nilai dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat bisa menjadi sangat frustrasi bila
membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasen yang mempunyai nilai-nilai dan
perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasen kurang
memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama yang dilakukan oleh perawat adalah
berusaha membantu pasen untuk mengidentifikasi nilai-nilai dasar kehidupannya sendiri.
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pengusaha yang
sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk
sekali dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga
terjadi perdarahan lambung yang menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu
dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha
mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi
kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya
dalam bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat
menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasen tersebut. Pertanyaannya,
“Apakah tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?”
Pasen diminta untuk memilih atas pertanyaan berikut:
1. Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau
membaca).
2. Meluangkan waktu bersama keluarga.
3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.
4. Menonton televisi.
5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain.
6. Menggunakan waktunya untuk bekerja.
Materi Pelatihan Etik dan Moral
247

Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang dibuat


berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan mengikuti klarifikasi nilai-nilai sebagai
berikut:
1. Memilih: Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan pasen,
misalnya stress yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu
aktifitasnya, maka sarankan kepadanya memilih secara bebas nilai-nilai kunci yang
dianutnya. Bila dia memilih masalah kesehatannya, maka hal ini menunjukkan tanda
positif.
2. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasen dan promosikan
nilai-nilai tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari keluarganya.
Contoh: istri dan anak anda pasti akan merasa senang bila anda memutuskan untuk
berhenti merokok serta mengurangi kegiatan bisnis anda, karena dia sangat menghargai
kesehatan anda.
3. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan baru yang
konsisten setelah memahami nilai-nilai pilihannya. Minta kepada pasen untuk
memikirkan suatu cara bagaimana nilai tersebut dapat masuk dalam kehidupan sehari-
hari. Kata-kata yang perlu diucapkan perawat kepada pasennya: “Bila anda pulang,
anda akan menemukan cara kehidupan yang berbeda, dan anda menyatakan ingin
mulai menggunakan waktu demi kesehatan anda”.

PERILAKU ETIS PROFESIONAL

Perawat atau perawat memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan
yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan
profesional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat atau
perawat, dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman.
Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila perawat atau perawat mencoba dan
mencontoh perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk membantu memecahkan
masalah etika. Dalam hal ini, perawat atau perawat seringkali menggunakan dua
Materi Pelatihan Etik dan Moral
248

pendekatan: yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan pendekatan berdasarkan asuhan


keperawatan.

Pendekatan Berdasarkan Prinsip


Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk
menawarkan bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan
empat pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara lain; (1) Sebaiknya mengarah
langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap orang:
(2) Menghindarkan berbuat suatu kesalahan; (3) Bersedia dengan murah hati memberikan
sesuatu yang bermanfaat dengan segala konsekuensinya; (4) Keadilan menjelaskan tentang
manfaat dan resiko yang dihadapi.
Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab
konflik dalam bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan
progresif bagi bayinya yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan
pernah menikmati kehidupan bahagia yang paling sederhana sekalipun. Di sini terlihat
adanya kebutuhan untuk tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan
bayinya, tetapi dilain pihak masyarakat berpendapat akan lebih adil bila pengobatan
diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan mempunyai harapan hidup yang besar.
Hal ini tentu sangat mengecewakan karena tidak ada satu metoda pun yang mudah dan
aman untuk menetapkan prinsip-prinsip mana yang lebih penting, bila terjadi konflik
diantara kedua prinsip yang berlawanan. Umumnya, pendekatan berdasarkan prinsip dalam
bioetik, hasilnya terkadang lebih membingungkan. Hal ini dapat mengurangi perhatian
perawat atau perawat terhadap sesuatu yang penting dalam etika.

Pendekatan Berdasarkan Asuhan Keperawatan


Ketidakpuasan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik
mengarahkan banyak perawat atau perawat untuk memandang “care” atau asuhan
sebagai fondasi dan kewajiban moral. Hubungan perawat dengan pasen merupakan pusat
pendekatan berdasarkan asuhan, dimana memberikan langsung perhatian khusus
Materi Pelatihan Etik dan Moral
249

kepada pasen, sebagaimana dilakukan sepanjang kehidupannya sebagai perawat atau


perawat. Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara bagaimana perawat dapat
membagi waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasen atau sejawat, merupakan suatu
kewajaran yang dapat membahagiakan bila diterapkan berdasarkan etika. Karakteristik
perspektif dari asuhan meliputi : (1) Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan;
(2) Meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau pasen
sebagai manusia; (3) Mau mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain
sebagai dasar yang mengarah pada tanggung-jawab profesional; (4) Mengingat kembali
arti tanggung-jawab moral yang meliputi kebajikan seperti: kebaikan, kepedulian, empati,
perasaan kasih-sayang, dan menerima kenyataan. (Taylor,1993).

Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasen dan
belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasen merupakan salah satu peran
yang sudah dilegimitasi sebagai peran dalam memberikan asuhan Keperawatan. Advokasi
adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-hak pasen. Hal
tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat atau perawat, dalam menemukan
kepastian tentang dua sistem pendekatan etika yang dilakukan yaitu pendekatan
berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat atau perawat yang memiliki komitmen tinggi
dalam mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut perlu mengingat hal-
hal sbb: (1) Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh
komitmen utamanya terhadap pasen; (2) berikan prioritas utama terhadap pasen dan
masyarakat pada umumnya; (3) Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya
klaim otonomi dalam kesembuhan pasen. Bila menghargai otonomi, perawat atau perawat
harus memberikan informasi yang akurat, menghormati dan mendukung hak pasien
dalam mengambil keputusan.

KESIMPULAN
Materi Pelatihan Etik dan Moral
250

Dalam upaya mendorong profesi keperawatan dan keperawatan agar dapat diterima
dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan
nilai-nilai keperawatan / keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen
yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat atau
perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau
keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan
standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi
keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap
peningkatan kualitas asuhan keperawatan atau keperawatan

EVALUASI

1. Sebutkan pengertian etika dan moral, apa perbedaannya.


2. Apa yang dimaksud dengn transmisi nilai-nilai?
3. Sebutkan 3 fase klarifikasi nilai-nilai dan jelaskan masing-masing!
4. Bagaimana transmisi nilai-nilai profesional diadopsi oleh seorang perawat?
5. Sebutkan 4 karakteristik dalam pendekatan melelui prinsip asuhan!

LATIHAN

A. Kasus Keperawatan
Pasen 35 tahun, wanita, dirawat karena disentri amuba. Diberikan th/ flagil 3 x 2 tablet
@ 500 mg. Dari pantauan perawat, obat sudah habis tetapi tidak ada kemajuan, padahal
obat selalu dibagikan oleh perawat pagi, siang, sore sebelum makan. Pada saat perawat
verbed masuk diketahui ada obat flagil di bawah bantalnya. Setelah ditanyakan, pasen
menjawab bahwa obatnya mahal, karena itu ia simpan supaya tidak cepat habis.

Diskusikan:
1. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
Materi Pelatihan Etik dan Moral
251

2. Siapa yang bertanggung jawab ?


3. Langkah-langkah apa yang diambil oleh Ka. Ruangan ?

KEPUSTAKAAN

Carol Taylor,Carol Lillies, Priscilla Le Mone, 1997, Fundamental Of Nursing Care,


Third Edition, by Lippicot Philadelpia, New York.

Shirley R.Jones,1994, Ethics In Midwifery , by Mosby – Year Book Europe Ltd.

Anda mungkin juga menyukai