Anda di halaman 1dari 37

NILAI PERSONAL DAN NILAI LUHUR

PROFESI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Siti Maisaroh, S.ST, M.Kes


PENGERTIAN NILAI
Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan
seseorang tentang penghargaan terhadap
suatu standar atau pegangan yang mengarah
pada sikap/perilaku seseorang. Sistem nilai
dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-
nilai yang dianggap penting dan sering
diartikan sebagai perilaku personal.
Definisi Nilai Menurut Para
Pakar
• Simon
Seperangkat keyakinan & sikap
terhadap sesuatu yg benar, indah berguna
mengenai pemikiran, benda atau perilaku
yg dimiliki individu.
• Drs. Robert M.Z Lamang
Gambaran mengenai apa yg
diinginkan, yg pantas, yg berharga & yg
mempengaruhi perilaku sosial dari orang
yang memiliki nilai itu
• Woods
Mengemukakan bahwa nilai
merupakan petunjuk umum yang telah
berlangsung lama serta mengarahkan
tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan
sehari-hari
• Nilai merupakan milik setiap pribadi yang
mengatur langkah – langkah yang seharusnya
dilakukan karena merupakan cetusan dari hati
nurani yang dalam dan di peroleh seseorang
sejak kecil.
• Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan
pendidikan, yang dewasa ini mendapat
perhatian khusus, terutama bagi para petugas
kesehatan karena perkembangan peran
menjadikan mereka lebih menyadari nilai dan
hak orang lain.
Nilai personal dalam pelyanan kebidanan
1.Pengertian Nilai personal
Nilai personal merupakan nilai yang timbul
dari pengalaman pribadi seseorang, nilai
tersebut membentuk dasar prilaku
seseorang yang nyata melalui pola prilaku
yang konsisten dan menjadi control internal
bagi seseorang, serta merupakan komponen
intelektual dan emosional dari seseorang. 
2. Nilai personal profesi
Pada tahun 1985, “The American
Association Colleges of Nursing”
melaksanakan suatu proyek termasuk
didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai
esensial dalam praktek keperawatan
profesional. Perkumpulan ini
mengidentifikasikan 7 nilai-nilai
esensial dalam kehidupan profesi,
yaitu:
       Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau
kejadian, seseorang memberikan kepuasan termasuk
penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan
kepedulian.
  Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan
memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk
keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan,
kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
     Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama
termasuk penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga
diri dan toleransi
      
Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk
memilih kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin
serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan
dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia
sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan,kebaikan,
pertimbangan & penghargaan penuh terhadap kepercayaan.
   Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral & prinsip2
legal termasuk objektifitas, moralitas, integritas, dorongan &
keadilan serta kewajaran.
Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan &
realita, termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan &
reflektifitas yang rasional.
PEMBENTUKAN DAN TRANSMISI
NILAI
Individu tidak lahir dengan membawa
nilai2 (values). Nilai2 ini diperoleh &
berkembang melalui informasi,
lingkungan, keluarga, serta budaya
sepanjang perjalanan hidupnya.
Mereka belajar dari keseharian &
menentukan tentang nilai2 mana yang
benar & mana yang salah. Untuk
memahami perbedaan nilai2 kehidupan ini
sangat tergantung pada situasi & kondisi
dimana mereka tumbuh & berkembang.

Nilai2 tersebut diambil dgn berbagai cara


a/l:
(1) Modeling atau contoh: dimana individu belajar
tentang nilai2 yang baik atau buruk melalui
observasi perilaku keluarga, sahabat, teman
sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana
dia bergaul;
(2) Moralizing/moralitas: diperoleh dari keluarga,
ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya
bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau
kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai2 yang berbeda;
(3) Laissez-Faire / Sesuka hati: proses dimana
adaptasi nilai2 ini kurang terarah & sangat
tergantung kepada nilai2 yang ada di dalam diri
seseorang & memilih serta mengembangkan
sistem nilai2 tersebut menurut kemauan mereka
sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena
kurangnya pendekatan, atau tidak adanya
bimbingan atau pembinaan sehingga dapat
menimbulkan kebingungan, & konflik internal
bagi individu tersebut;
4. Responsible Choice
Tanggung jawab untuk memilih; adanya
dorongan internal untuk menggali nilai-nilai
tertentu dan mempertimbangkan
konsekuensinya untuk diadaptasi.
Disamping itu, adanya dukungan dan
bimbingan dari seseorang yang akan
menyempurnakan perkembangan sistem
nilai dirinya sendiri
(5) Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan
yang biasa diterima seperti:
mendapatkan penghargaan bila
menunjukkan perilaku yang baik, dan
sebaliknya akan mendapat sanksi atau
hukuman bila menunjukkan perilaku
yang tidak baik;
KLARIFIKASI NILAI-NILAI
(VALUES)
Klarifikasi nilai2 merupakan suatu proses dimana
seseorang dapat mengerti sistem nilai2 yang melekat
pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang
memungkinkan seseorang menemukan sistem
perilakunya sendiri melalui perasaan & analisis yang
dipilihnya dan muncul alternatif2, apakah pilihan2 ini
yang sudah dianalisis secara rasional atau merupakan
hasil dari suatu kondisi sebelumnya (Steele&Harmon,
1983). Klarifikasi nilai2 mempunyai manfaat yang
sangat besar didalam aplikasi keperawatan &
kebidanan.
Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai2 individu
yang perlu dipahami oleh perawat dan bidan :
Pilihan:
(1)Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai
keunikan bagi setiap individu;
(2)Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada
perbedaan2, asuhan yang diberikan bukan hanya
karena martabat seseorang tetapi hendaknya
perlakuan yang diberikan mempertimbangkan
sebagaimana kita ingin diperlakukan.
(3)Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat
seseorang akan merupakan konsekuensi terbaik bagi
semua masyarakat.
Penghargaan:
(1)Merasa bangga & bahagia dengan pilihannya
sendiri (anda akan merasa senang bila
mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan
dihargai pasen atau klien serta sejawat) atau
supervisor memberikan pujian atas
keterampilan hubungan interpersonal yang
dilakukan;
(2)Dapat mempertahankan nilai2 tersebut bila
ada seseorang yang tidak bersedia
memperhatikan martabat manusia
sebagaimana mestinya.
Tindakan
(1) Gabungkan nilai2 tersebut kedalam
kehidupan atau pekerjaan sehari2;
(2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai
martabat manusia dalam kehidupan pribadi &
profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas
tindakan yang dilakukan.

Semakin disadari nilai2 profesional maka semakin


timbul nilai2 moral yang dilakukan serta selalu
konsisten untuk mempertahankannya.
Bila dibicarakan dengan sejawat atau pasien &
ternyata tidak sejalan, maka seseorang
merasa terjadi sesuatu yang kontradiktif
dengan prinsip2 yang dianutnya yaitu;
penghargaan terhadap martabat manusia yang
tidak terakomodasi & sangat mungkin kita
tidak lagi merasa nyaman. Oleh karena itu,
klarifikasi nilai2 merupakan suatu proses
dimana kita perlu meningkatkan serta
konsisten bahwa keputusan yang diambil
secara khusus dalam kehidupan sehari2 &
dalam masyarakat luas.
KRITERIA NILAI

1. Kebebasan memilih tanpa ada tekanan


2. Kebebasan memilih diantara alternatif
3. Kebebasan memilih setelah dikaji ulang
4. Menghargai pilihan
5. Memberitahu pilihan pada No. 1
6. Menunjukkan pilihan dalam bentuk prilaku
7. Mengulang pilihan dalam perilaku sehari-hari
Nilai berkembang dari pengalaman &
lingkungan Mendasari perilaku
dalam mengambil keputusan
PERTIMBANGAN NILAI :
1. Berbeda dengan pertimbangan fakta
2. Pertimbangan fakta dapat
menentukan pertimbangan nilai
PERTIMBANGAN NILAI TERBAGI :
1. SUBYEKTIF : Ekspresi perasaan / keinginan
seorangan
2. OBYEKTIF : Nilai fundamental yang
mencerminkan kondisi fisik, psikologi sosial &
keperluan manusia
NILAI PERSONAL & PROFESI
Nilai personal bersifat pribadi, berdasarkan
pengalaman pribadi & membentuk dasar
perilaku nyata yang konsisten.
TYPE VALUE
1. Nilai Intrinsik : Upaya mempertahankan
diri
2. Nilai Ekstrinsik : Humanistik, sosialisasi,
indah/tidak, kesehatan.
(Steele and Harmon, 1983)
TRANSMISI NILAI

1. Modelling Mesti menanamkan


Mesti Meniru
Orang Tua Anak
2. Bebas – konsep Laissez – Faire Bebas
melakukan sesuatu, mencari terkadang timbul konflik
3. Moralizing
Benar – salah tidak tawar menawar sifat kaku
4. Pilihan tanggung jawab
• Nilai personal berkembang, diterapkan
sepanjang hidupny
• Dapat memantapkan profesional value
• Nilai profesi adalah nilai yang ditanamkan
dalam menjalankan etika
• Membantu dalam memecahkan dilema
Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan
Pengertian nilai luhur
• Merupakan suatu keyakinan dan sikap-
sikap yang dimiliki oleh setiap orang,
dimana sikap-sikap tersebut berupa
kebaikan, kejujuran, kebenaran yang
berorientasi pada tindakan dan pemberian
arah serta makna pada kehidupan
seseorang.
• Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan
yaitu suatu penerapan fungsi nilai dalam
etika profesi seorang bidan, dimana seorang
bidan yang professional dapat memberikan
pelayanan pada klien dengan berdasarkan
kebenaran, kejujuran, serta ilmu yang
diperoleh agar tercipta hubungan yang baik
antara bidan dan klien.
2. Penerapan nilai luhur
• Seorang bidan harus mampu menerapkan nilai – nilai
luhur dimanapun dan kapanpun dia memberikan
pelayanan kebidanan. Karena nilia luhur dalam
praktek kebidanan sangat menunjang dalam proses
pelayanan serta pemberian asuhan pada klien.  
• Nilai luhur yang dimiliki oleh setiap orang
mempunyai kadar yang berbeda. Nilai luhur
tergantung oleh setiap individu, bagaimana cara
individu menerapakan dan  mengelola dalam
kehidupannya.
• Nilai luhur bukan hanya diterapkan pada klien
saja, tetapi juga pada rekan – rekan seprofesi,
tenaga kesehatan lainnya, serta masyarakat
secara umum. Sebab hubungan yang dijalin
berdasarkan nilai – nilai luhur dapat membantu
dalam peningkatan paradigma kesehatan,
khususnya dalam praktek kebidanan.
• Nilai – nilai luhur yang sangat diperlukan
oleh bidan yaitu :
 Kejujuran
 Lemah lembut
 Ketetapan setiap tindakan
 Menghargai orang lain
Nilai Sosial
• Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik
dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
Sebagai contoh, orang menanggap menolong
memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai
buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial
sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung
lama, yang mengarahkan tingkah laku dan
kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
• Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-
nilai sosial memiliki fungsi umum dalam
masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat
menyumbangkan seperangkat alat untuk
mengarahkan masyarakat dalam berpikir
dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial
juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi
manusia dalam memenuhi peranan-peranan
sosial. Nilai sosial dapat memotivasi
seseorang untuk mewujudkan harapan
sesuai dengan peranannya.
• Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya
keputusan akan diambil berdasarkan
pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi.
Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat
solidaritas di kalangan anggota kelompok
masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota
kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan.
Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat
pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan
daya tekan dan daya mengikat tertentu agar
orang berprilaku sesuai dengan nilai yang
dianutnya.
Ciri – ciri nilai sosial
1. Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil
interaksi antarwarga masyarakat.
2. Disebarkan di antara warga masyarakat (bukan
bawaan lahir).
3. Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
4. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
5. Bervariasi antara kebudayaan yang satu
dengan kebudayaan yang lain.
6. Dapat memengaruhi pengembangan diri
social
7. Memiliki pengaruh yang berbeda
antarwarga masyarakat.
8. Cenderung berkaitan satu sama lain
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai