Anda di halaman 1dari 11

BAHAN AJAR

SISTEM KOORDINASI MANUSIA

KD: 3.10 Menganalisis hubungan antara struktur


jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi
(saraf, hormone dan alat indera) dalam kaitannya
dengan mekanisme koordinasi dan regulasi serta
gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
koordinasi manusia.

INDIKATOR:

Menjelaskan konsep sistem kooordinasi


Menjelaskan komponen penyusun sistem saraf pada manusia
Menganalisis kaitan struktur dan fungsi organ-organ penyusun
sistem saraf pusat
Menganalisis kaitan struktur dan fungsi organ-organ penyusun
sistem saraf tepi
Menjelaskan mekanisme penghantaran impuls pada jaringan
saraf
Membedakan gerak sadar dan gerak refleks
Menjelaskan gangguan-gangguan pada sistem saraf
Menjelaskan karakteristik kelenjar endokrin
Menjelaskan macam-macam kelenjar endokrin
Menganalisis kaitan struktur kelenjar endokrin, sekresi
hormon serta fungsi hormon
Membedakan mekanisme kerja sistem saraf dan sistem
endokrin
Menganalisis hubungan antara struktur dengan fungsi indra
penglihat
Menjelaskan mekanisme kerja indra penglihat
Menjelaskan gangguan pada indra penglihat
Menganalisis hubungan antara struktur dengan fungsi indra
pembau
Menjelaskan mekanisme kerja indra pembau
Menjelaskan gangguan pada indra pembau
Menganalisis hubungan antara struktur dengan fungsi indra
pengecap
Menjelaskan area kepekaan rasa pada lidah
Menganalisis hubungan antara struktur dengan fungsi indra
pendengar
Menjelaskan mekanisme kerja indra pendengar
Menjelaskan gangguan pada indra pendengar,
Menganalisis hubungan antara struktur dengan fungsi indra
peraba
SISTEM KOORDINASI

1. Pengertian Sistem Koordinasi


Sistem koordinasi adalah satu kesatuan atau serangkaian organ yang
bekerjasama dan berfungsinya untuk mengatur dan mengendalikan kerja alat
tubuh agar tubuh dapat bekerja dengan serasi dan sesuai dengan fungsinya.
2. Komponen Penyusun Sistem koordinasi
Sistem Koordinasi terdiri dari sistem saraf dan sistem hormon.

Peta konsep Sistem Koordinasi dan Alat Indra Pada Manusia

I. SISTEM SARAF PADA MANUSIA


A. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah satu kesatuan organ yang bekerjasama untuk menerima,
meneruskan, dan menaggapi rasangan. Organ-organ pada sistem saraf tersusun dari
jutaan sel-sel saraf (neuron) yang berbentuk serabut dan saling terubung untuk
aktivitas sensor, aktivitas motor sadar maupun tidak sadar, homeositas proses
fisiologis tubuh, serta perkembangan pikiran dan ingatan.

B. Komponen penyusun sistem saraf


Secara garis besar, sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat (SSP) terbentuk oleh otak dan sumsum tulang
belakang (medulla spinalis) .Sistem saraf disisi luar SSP disebut sistem saraf tepi
(SST).SST meliputi saraf kranial yang berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal
dari medulla spinalis.Fungsi dari SST adalah menghantarkan informasi bolak balik
antara SSP dengan bagian tubuh lainnya.
1. Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada
tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang
menjadi penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang
belakang.
Otak manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang
tengkorak. Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh
suatu membran yang melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut
dinamakan meninges. Meninges dari dalam keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a. Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem
saraf pusat. Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b. Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater
dan duramater.Araknioid mengandung sedikit pembuluh darah. Araknoid
memiliki ruang subraknoid yang berisi cairan serebrospinal, pembuluh
darah, dan selaput jarinagan penghubung yang mempertahankan posisi
araknoid terhadap piameter di bawahnya. Cairan serebrospinal menyerupai
plasma darah dan cairan interstisial, tidak mengandung protein, berfungsi
sebagai bantalan, serta media pertukaran nutrient dan zat sisa antara darah
dengan otak maupun sumsum tulang belakang.
c. Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Lapisan
ini tebal dan kuat, serta terdiri dari dua lapisan. Pada durameter terdapat
ruang subdural yang memisahkan durameter dari araknoid.
Otak dan sumsum tulang belakang memiliki substansi abu-abu(gray matter) dan
substansi putih (white matter).
1) Substansi abu-abu (grey matter)
Membentuk bagian luar (korteks) otak dan bagian dalam medulla
spinalis.Substansi abu-abu mengandung sel neuron, serabut bermielin dan
tidak bermieli, astrosit protoplasma, oligodendrosit, dan microglia.

2) Substansi putih (white matter)


Membentuk bagian dalam otak dan bagian luar medulla spinalis.Substansi
putih didominasi oleh serabut bermielin maupun tidak bermielin,
mengandung oligodendrosit, astrosit fibrosa, dan mikrogila.
a. Otak
Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total
otak dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4
kilogram dan mempunyai sekitar 12 miliar neuron yang terhubung oleh
sinapsis membentuk anyaman kompleks. Neuron di otak berkomunikasi satu
sama lainnya secara kimiawi atau berupa muatan listrik. Pengolahan informasi
di otak dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area
penerjemahan neuron sensorik. Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-
lekuk sebagai pengembangan neuron yang berada di dalamnya. Semakin
berkembang otak seseorang, semakin banyak lekukannya. Lekukan yang
berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan yang berarah ke atas
(gunungan) dinamakan girus.
Gambar 1. Penampang Otak Manusia

Otak dapat bagi menjadi beberapa bagian, yaitu


a) Serebrum (Otak besar)
Merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak kita
yaitu 7/8 dari otak.
Mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu otak besar belahan kiri yang
berfungsi mengatur kegaiatan organ tubuh bagian kanan. Kemudian otak besar
belahan kanan yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kiri.
Bagian luar (kortex) cerebrum berwarna kelabu yang banyak
mengandung badan sel saraf. Sedangkan bagian dalam (medulla) berwarna
putih yang bayak mengandung dendrite dan neurit. Bagian kortex dibagi
menjadi 3 area yaitu area sensorik yang menerjemahkan impuls menjadi
sensasi. Kedua adalah area motorik yang berfungsi mengendalikan koordinasi
kegiatan otot rangka. Ketiga adalah area asosiasi yang berkaitasn dengan
ingatan, memori, kecedasan, nalar/logika, kemauan.
Serebrum dapat dibedakan menjadi 4 lobus yaitu:
1) Lobus frontal berfungsi sebagai pusat penciuman, indera peraba.
2) Lobus temporal berungsi sebagai pusat pendengaran
3) Lobus oksipetal berfungsi sebagai pusat pengliihatan.
4) Lobus parietal berfungsi sebagai pusat ingatan, kecerdasan, memori,
kemauan, nalar, sikap.
Gambar 2. Gambar Letak Lobus pada serebrum

b) Mesencephalon (Otak tengah)


Merupakan bagian otak yang terletak di depan cerebellum dan jembatan
varol.Berfungsisebagai pusat pengaturanan refleks mata, refleks penyempitan
pupil mata dan pendengaran.
c) Diencephalaon
Merupakan bagia otak yang terletak dibagian atas dari batang otak dan di
depan mesencephalon.Terdiri dari talamus yang berfungsi untuk stasiun
pemancar bagi impuls yang sampai di otak dan medulla spinalis.Bagian yang
kedua adalah hipotalamus yang berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu
tubuh, selera makan dan keseimbangan cairan tubuh, rasalapar, sexualitas,
watak, emosi.

d) Pons Varolii (jembatan Varol)


Hampir seluruh bagiannya tersusun dari substansi putih yang berisi serabut
saraf yang menghubungkan otak kiri dan otak kanan, serta menghubungkan
otak besar dan sumsum tulang belakang.Pons Varolii berfungsi untuk mengatur
frekuensi dan kekuatan bernapas.
e) Cerebellum (Otak Kecil)
Merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar. Berfungsi
sebagai pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan
tubuh serta posisi tubuh.Terdapat 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum
bagian kiri dan belahan cerebellum bagian kanan yang dihubungkan dengan
jembatan varoli yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari otot-otot
belahan kiri dan kanan.
f) Medulla oblongata
Disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau batang
otak.Terletak langsung setelah otak dan menghubungkan dengan medulla
spinalis, di depan cerebellum.Susunan kortexmya terdiri dari neurit dan
dendrit dengan warna putih dan bagian medulla terdiri dari badan sel saraf
dengan warna kelabu.Berfungsi sebagai pusat pengaturan ritme respirasi,
denyut jantung, penyempitan dan pelebaran pembuluh darah, tekanan darah,
gerak alat pencernaan, menelan, batuk, bersin,sendawa.
g) Sistem Limbik (rinensefalon)
Sistem limbic adalah cincin struktur-struktur otak depan yang mengelilingi
otak dan saling berhubungan melalui jalur-jalur neuron yang rumit. Sistem
limbic berfungsi dalam pengaturan emosi (tertawa, marah, takut, menangis,
dan tersipu), mempertahankan kelangsungan hidup, pola perilaku sosioseksual,
motivasi, dan belajar.
h) Formasi retikuler
Jarring-jaring serabut saraf dan badan sel saraf yang tersebar di seluruh bagian
medulla oblongata, pons, dan otak tengah. Formasi retikuler berfungsi untuk
memicu dan mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran.
b. Sumsum Tulang Belakang (Medulla spinalis)

Medula spinalis berbentuk silinder langsing yang memanjang dari batang otak
medulla oblongata hingga ruas ke 2 tulang pinggang. Panjang medulla spinalis sekitar
45cm dengan diameter 2 cm. Fungsi Medulla spinalis mengendalikan berbagai
aktivitas refleks dalam tubuh.

Impuls sensor dari reseptor dihantarkan masuk ke sumsum tulang belakang melalui
tanduk dorsal, sedangkan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui
tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensor dan
akan menghantarkannya ke saraf motor.

Medulla spinalis bagian luar bewarna putih, sedangkan bagian dalam bewarna abu-
abu dan berbentuk seperti huruf H.

Struktur bagian dalam medulla spinalis (substansi abu-abu)

Batang atas dan bawah dari medulla spinalis berbentuk huruf H, disebut
tanduk atau kolumna yang banyak mengandung badan sel, dendrite asosiasi,
neuron eferen, dan akson tidak bermielin.

1. Tanduk abu-abu posterior (dorsal)


Batang vertical atas mengandung badan sel yang menerima impuls melalui saraf
spinal dari neuron sensor.
2. Tanduk abu-abu anterior (ventral)
Batang vertical bawah mengandung neuron motor yang aksonnya mengirimkan
impuls melalui saraf spinal ke otot dan kelenjer.
3. Tanduk lateral substansi abu-abu
Bagian antaratanduk posterior dan anterior, mengandung badan sel neuron
sistem saraf otonom(SSO).
4. Komisura abu-abu
Menghubungkan substansi abu-abu sisi kiri dan kanan medulla spinalis.

Struktur bagian luar (substansi putih)

Substansi putih tersusun dari akson yang bermielin.Bagian ini terbagi menjadi
funikulus (kolumna) anterior (ventral), Posterior, ventrolateral, dan lateral. Dalam
funikulus terdapat traktus (fasikulus) spinal, yaitu:
1. Traktus sensor (asenden)
Berperan dalam penyampaian informasi dari tubuh ke otak. Informasi tersebut
misalnya sentuhan, suhu, nyeri, tekanan, posisi tubuh, keseimbangan, dan arah
gerakan
2. Traktus motor (desenden)
Berperan membawa impuls motor dari otak ke medulla spinalis dan dari saraf
spinal menuju ke tubuh. Traktus motor berfungsi mengantarkan impuls untuk
koordinasi dan ketepatan gerakan volunteer (sadar) serta mempertahankan
tonus (konstrukksi) otot dalam aktivitas releks.
Gambar 3. Struktur sumsum tulang belakang

2. Sistem Saraf Tepi (SST)


Sistem saraf tepi atau disebut juga sistem saraf perifer terdiri atas jaringan
saraf yang berada di luar otak dan di luar medulla spinalis. Sistem ini meliputi saraf
kranial yang berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis.
Pada sistem saraf tepi terdapat ganglion yaitu struktur lonjong yang mengandung
badan sel neuron dan sel glia yang ditunjang oleh jaringan ikat.
a. Saraf Kranial
Saraf kranial terdiri atas 12 pasang saraf. Sebagian besar tersusun dari
serabut sensori dan motori, tetapi beberapa saraf hanya tersusun dari serabut
sensori. Saraf-saraf tersebut diberi nama dan disusun dengan angka romawi
seperti pada tabel berikut.

Tabel 1.Saraf Kranial


Gambar 4. Sketsa Saraf Kranial

b. Saraf spinal

Setiap saraf spinal terdiri atas satu radiks dorsal (posterior) dan ventral
(anterior). Setiap radiks yang memasuki atau meninggalkan korda membentuk 7-
10 cabang radiks (rootlet). Radiks dorsal terdiri dari atas kelmpok serabut sensori
yang memasuki korda, sedangkan radiks ventral terdiri atas kelompok serabut
motor dari korda. Bagian yang membesar pada radiks dorsal disebut ganglion
radiks dorsal yang mengandung neuron sensor.

Saraf spinal terdiri atas 31 pasang saraf yang mencul dari segmen-segmen
medula spinalis dan diberi nama sesuai nama ruas tulang belakang. Yaitu saraf
serviks 8 pasang (C1-C8), saraf toraks 12 pasang (TT1-T12) saraf lumbar 5 pasang
(L1-L5), saraf sakrum 5 pasang (S1-S2) dan saraf koksiks 1 pasang. Saraf spinal
berfungsi memepersarafi otot leher, bahu, kulit kepala, dada, didnding abdomen,
paha, genetalia luar, panggul, bokong, dan kaki. Susunan saraf spinal dapat dilihat
dari gambar berikut ini.

Gambar 5. Skema Saraf Spinal

Sistem saraf tepi meliputi serat-serat yang membawa informasi antara sistem saraf
pusat dan bagian tubuh lainnya (perifer). Berdasarkan arah impuls yang dibawanya SST
dibagi menjadi aferen dan eferen. Divisi aferen fungsinya membawa informasi dari
reseptor yang terletak pada bagian eksternal tubuh atau somatic (misalnya kulit
merasakn dingin) maupun bagian internal tubuh atau visceral (misalnya merasakan
lapar) menuju SSP. Divisi eferen membawa instruksi dari SSP ke organ efektor otot atau
kelenjer yang melaksanakan perintah agar dihasilkan efek yang sesuai.

Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf sommatik dan sistem saraf otonom.
Sistem saraf somatic terdiri atas serat-serat neuron motor yang terdapat pada otot
rangka. Sementara itu sistem saraf otonom terdiri atas serat-serat yang terdapat pada
otot polos, otot jantung,dan kelenjar. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua jenis
berdasarkan fungsinya yaitu: sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
Berikut ini dijelaskan perbedaan antara saraf simpatis dengan saraf parasimpatis
melalui tabel 2.

Tabel 2. Perbedaan saraf simpatis dengan saraf parasimpatis

Perbedaan Saraf Simpatis Saraf Parasimpatis

Asal serat saraf Berasal dari bagian toraks dan Berasal dari area
lumbar medula spinalis kranium (kepala) dan
sakrum

Ukuran serat Pendek Panjang


praganglion

Ukuran serat Panjang Pendek


pascaganglion

Jenis neurotransmiter Aaasetilkolin dan noradrenalin Asetilkolin

efek Untuk aktivitas fisik berat Untuk keadaan tenang

Cara kerja saraf simpatis dengan saraf parasimpatis berikut ini dapt dilihat pada skema
dibawah ini.

Gambar 6. Efek Kerja Sara parasimpatis dan simpatis

Anda mungkin juga menyukai