Disusun Oleh :
Siti Kurnia Sari
2100874201093
UNIVERSITAS BATANGHARI
FAKULTAS HUKUM
JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji kepada Allah subhanahu wata’ala, karena hanya dengan izin-Nyalah, Saya
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Tentang Mengatasi Tindak Pidana Korupsi ” dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa Salam dan Salawat kepada Nabi
Makalah ini telah Saya kerjakan dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka Saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhirnya, Saya hanya dapat berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan terkhusus bagi mahasiswa hukum maupun
pada bidang ilmu lainnya yang berkaitan dengan makalah ini, dan dapat menambah khazanah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1. Formulasi Kebijakan Publik dalam Mengatasi Tindak Pidana Korupsi.........................3
2.1.1. Agenda Setting.........................................................................................................3
2.1.2 Policy Problem Formulation.....................................................................................3
2.1.3 Policy Design............................................................................................................4
2.1.3.1. Tujuan Kebijakan…………………………………………………………………………………………………………..4
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil survei lembaga konsultan PERC yang berbasis di Hong Kong
menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang paling korup di antara 12 negara Asia.
Pemerintah Indonesia sebenarnya telah berupaya banyak dalam mengatasi praktek-praktek
korupsi. Upaya pemerintah dilaksanakan melalui berbagai kebijakan berupa peraturan
perundang-undangan dari yang tertinggi yaitu Undang-Undang Dasar 1945 sampai dengan
Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu,
pemerintah juga membentuk komisi-komisi yang berhubungan langsung dengan pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana korupsi seperti Komisi Pemeriksa Kekayaan
Penyelenggara Negara (KPKPN) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut :
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa maksud dan tujuan
sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Formulasi Kebijakan Publik dalam Mengatasi Tindak Pidana Korupsi
Korupsi di Indonesia terlanjur membudaya dan mengakar kuat sejak sekian lama.
Begitu memprihatinkan, bahkan sampai budaya korupsi seakan sempat dilabeli sebagai salah
satu gaya hidup. Dianggap biasa dan wajar untuk dilakukan. Hukum Indonesia pada tahun
2000 sampai dengan 2006 dinilai melambat saat menangani kasus korupsi. Satu demi satu
kasus ditimbun dan hanya mengendap di arsip persidangan. Ada tersangka yang akhirnya
mangkir, atau dengan beruntung dihadiahi Surat Penghentian Penyidikan oleh persidangan.
Memang perlu perjuangan keras hukum Indonesia untuk berani bersikap tegas pada kasus
korupsi. Terutama pada kasus korupsi yang menyerang nama-nama penting di Indonesia.
Ketegasan tersebut mulai kentara pada era Antasari Azhar berkuasa pada ujung tombak
Komisi Pemberantasan Korupsi yang dibentuk pada masa pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono ini.
Berita pengungkapan secara besar-besaran kasus korupsi yang dimuat dalam media
dapat menimbulkan efek gentar pada koruptor. Media melalui kuasa pengagendaan dan
settingnya selain berperan mengungkap kasus korupsi juga membantu pemerintah dalam hal
sosialisasi anti korupsi. Media dapat mencelikan mata koruptor, bahwa bukan lagi saatnya
hidup tenang dengan uang rakyat.
Dalam teori Agenda Setting, terdapat tiga macam agenda, yaitu agenda media, agenda
publik, dan agenda kebijakan. Agenda media merupakan prioritas media dalam meliput suatu
berita kejadian, agenda publik, merupakan tingkat perbedaan penonjolan suatu berita
menurut opini publik dan pengetahuan mereka, dan agenda kebijakan, yang adalah
penggambaran berita dan kebijakan yang dikemukan oleh politikus.
Menegakkan hukum secara adil dan konsisten sesuai dengan peraturan perundang-
Menciptakan kondisi birokrasi yang ramping struktur dan kaya fungsi. Penambahan
/rekruitmen pegawai sesuai dengan kualifikasi tingkat kebutuhan, baik dari segi kuantitas
maupun kualitas
saat yang sama membenahi birokrasi sehingga lubang-lubang yang dapat dimasuki
prinsip keadilan
atau penyuluhan di bidang keagamaan, etika dan hukum. Karena bagaimanapun juga
baiknya suatu sistem, jika memang individu-individu di dalamnya tidak dijiwai olehnilai-
nilai kejujuran dan harkat kemanusiaan, niscaya sistem tersebut akan dapat
Model yang digunakan dalam kebijakan mengatasi Tindak Pidana Korupsi adalah
Institutional Model yaitu hubungan kebijkan publik dengan lembaga pemerintah sangat kuat
karena pemahamannya tidak akan ada kebijakan publik bila tidak diformulasikan,
diimplementasikan, dan ditegakan oleh lembaga pemerintah.
No KRITERIA DIMENSI
KKN
4. Administrative Tercapainya suatu kebijakan tidak terlepas dari
Feasibility
terbentuknya Komisi
Rangking 2
Keterangan :
Menegakkan hukum secara adil dan konsisten sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan norma-norma lainnya yang berlaku merupakan cara yang tepat dalam
mengantisipasi pemberantasan korupsi yang sistemik dan konsisten demi tercapainya visi
Indonesia yang bebas korupsi. Namun meski pun merupakan hal yang sulit,
pemberantasan korupsi yang sistemik di Indonesia bukan merupakan hal yang mustahil,
terlebih dengan adanya lembaga seperti KPK yang mempunyai kewenangan yang
lengkap di bidang penindakan maupun pencegahan.
Dengan strategi pencegahan yang memperhatikan prinsip supply dan demand, dan
strategi penindakan yang difokuskan pada peningkatan efek jera dan penyelamatan
kebocoran keuangan negara yang dipadukan dalam suatu strategic map yang terintegrasi
memberikan harapan bahwa proses pemberantasan korupsi di Indonesia dapat segera
terwujud.
Meski pun KPK sudah dilengkapi dengan berbagai kewenangan dan fasilitas yang
menunjang untuk menjadi focal point dalam pemberantasan korupsi yang sistemik di
Indonesia, namun tetap dibutuhkan beberapa prasyarat demi tercapainya visi Indonesia
yang bebas korupsi. Secara umum prasyarat keberhasilan suatu strategi pemberantasan
korupsi adalah:
(i)kesiapan dan keahlian dari personel penegak hukum dalam menangani kasus
korupsi yang semakin sistemik dan rumit,
(ii)perlunya dukungan politik yang konsisten dari pemerintah, serta
(iii)perlunya dukungan masyarakat luas baik masyarakat Indonesia mau pun
dukungan internasional untuk mendukung terlaksananya program antikorupsi
yang telah disusun dan dipublikasikan selama ini. Pemberantasan korupsi harus
diorientasikan kepada usaha penyelamatan keuangan dan kekayaan negara,
memerangi kemiskinan dan keterbelakangan. Seiring dengan peringatan
seratus tahun hari Kebangkitan Nasional penulis mengajak masyarakat untuk
secara bersama-sama untuk memerangi korupsi dan meninggalkan perilaku
koruptif demi peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
1. Bidang Pencegahan
Reformasi Birokrasi
2. Bidang Penindakan
Berdasarkan analisis SWOT, potensi peluang yang ada lebih besar dibandingkan
dengan ancaman yang dihadapi, sedangkan kekuatan yang dimiliki juga lebih besar
dibandingkan kelemahan. Berdasarkan pertimbangan tersebut dan memperhatikan visi, misi,
tujuan, dan sasaran, grand strategy yang dikembangkan dalam rangka mencapai visi, misi,
tujuan, dan sasaran adalah sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Uraian mengenai fenomena korupsi dan berbagai dampak yang ditimbulkannya telah
menegaskan bahwa korupsi merupakan tindakan buruk yang dilakukan oleh aparatur
birokrasi serta orang-orang yang berkompeten dengan birokrasi. Korupsi dapat bersumber
dari kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem politik dan sistem administrasi negara
dengan birokrasi sebagai prangkat pokoknya. Keburukan hukum merupakan penyebab lain
meluasnya korupsi. Seperti halnya delik-delik hukum yang lain, delik hukum yang
menyangkut korupsi di Indonesia masih begitu rentan terhadap upaya pejabat-pejabat tertentu
kasus untuk menangani tindak pidana korupsi yang sudah diperkarakan bahkan terdakwapun
sudah divonis oleh hakim, tetapi selalu bebas dari hukuman. Itulah sebabnya kalau hukuman
yang diterapkan tidak adil, upaya pemberantasan korupsi dapat dipastikan gagal.
3.2.Saran
Jadi, Oleh karena itu alternatif kebijakan yang diambil adalah dengan menegakkan
hukum secara adil dan konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan norma-
norma lainnya yang berlaku dan mendayagunakan segenap suprastruktur politik maupun
infrastruktur politik dan pada saat yang sama membenahi birokrasi sehingga lubang-lubang
yang dapat dimasuki tindakan-tindakan korup dapat ditutup dan dicegah agar birokrasi yang
dijalankan berjalan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2694
http://www.tempo.co/read/kolom/2012/01/17/514/Komisi-Pemberantasan-Korupsi-dan-
Tantangan-2012-
http://www.scribd.com/doc/39076873/Kebijakan-Pemberantasan-Korupsi-Paper
http://blog.bestlagu.com/contoh-kebijakan-publik
http://www.setneg.go.id/index.php?Itemid=219&id=2259&option=com_content&task=view