DIKDIK
ALFAH
ALYA
TYARA
DAHLAN
DENDA
GUMILAR
MA YASYFIY
JL. KOMODOR UDARA SUPADIO NO. 45/72 RT/RW 06/06
Assalamu’alaikum WR.WB.
Puji syukur senantiasa kami haturkan kepada Allah SWT. Karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Terimakasih kepada Ibu Tuti Nurhayati S.Ag. M.Pd dan anggota kelompok III
yang telah berusaha dan bekerja keras dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini selain diperuntukkan dalam pemenuhan tugas PKN, juga berguna dalam
memberikan pemahaman dan menambah pengetahuan kepada pembaca
tentang “PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI”
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga saja makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Terimakasih.
1|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
A. PENDAHULUAN................................................................................................3
B. TINDAK PIDANA KORUPSI...........................................................................4
C. LUASNYA MASALAH KORUPSI DI NEGARA INDONESIA.....................6
D. PENTINGNYA PENANGANAN KORUPSI OLEH PEMERINTAH..............7
E. KEBIJAKAN DALAM MASALAH KORUPSI ...............................................8
F. PERBEDAAN PENDAPAT TENTANG KORUPSI.........................................9
G. LEMBAGA PEMERINTAH YANG BERTANGGUNG JAWAB TENTANG KORUPSI. 10
KESIMPULAN.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................15
2|Page
A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3|Page
collar crime. atau kejahatan kerah putih serta ruang lingkupnya bersifat
lintas negara
4|Page
Indonesia memiliki dasar-dasar hukum pemberantasan tindak pidana
korupsi yang menjadi pedoman dan landasan dalam pencegahan dan
penindakan. Salah satunya menjadi dasar pembentukan Komisi
Pemberantasan Korupsi atau KPK untuk menjadi penggawa pemberantasan
korupsi di tanah air.Dasar-dasar hukum ini adalah bukti keseriusan
pemerintah Indonesia dalam memberantas korupsi.
Dalam perjalanannya, berbagai perubahan undang-undang dilakukan
untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini penindakan kasus korupsi.
Menyadari tidak bisa bekerja sendirian, pemerintah melalui Peraturan
Pemerintah juga mengajak peran serta masyarakat untuk mendeteksi dan
melaporkan tindak pidana korupsi.
Berikut beberapa dasar-dasar hukum pemberantasan tindak pidana korupsi
di Indonesia.
1. UU No. 3 tahun 1971 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
2. Ketetapan MPR No XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas KKN
3. UU NO 30 TAHUN 2022
4. UU NO 19 2019
5. UU NO 30 TAHUN 2022
6|Page
(margin of error atau MoE) kurang lebih 2,88% pada tingkat kepercayaan
95%.
9|Page
Terdapat tiga lembaga yang berwenang dalam kasus korupsi, yaitu
kepolisian, kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (“KPK”). Ketiga
lembaga tersebut memiliki wewenang dalam penyelidikan, penyidikan dan
penuntutan kasus tindak pidana korupsi, sesuai dengan porsi masing-masing
yang diatur di dalam peraturan perundang-udnagan.
Kewenangan penyidik Polri diatur dalam Pasal 7 ayat (1) KUHAP antara lain:
Wewenang KPK.
Hal ini diatur dalam Pasal 11 ayat (1) UU 19/2019 yang menyatakan
bahwa KPK berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan dan
penuntutan tindak pidana korupsi apabila:
11 | P a g e
3) Penanganan tindak pidana korupsi ditujukan untuk melindungi pelaku
tindak pidana korupsi yang sesungguhnya;
4) Penanganan tindak pidana korupsi mengandung unsur tindak pidana
korupsi;
5) Hambatan penanganan tindak pidana korupsi karena campur tangan dari
pemegang kekuasaan eksekutif, yudikatif, atau legislatif; atau
6) Keadaan lain yang menurut pertimbangan kepolisian atau kejaksaan,
penanganan tindak pidana korupsi sulit untuk dilaksanakan secara baik
dan dapat dipertanggungjawabkan.
12 | P a g e
KESIMPULAN
Korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan yang dipercayakan, demi
kepentingan pribadi. Hal itu merugikan semua orang yang kehidupan,
pekerjaan atau kebahagiaannya bergantung pada integritas para pemegang
wewenang.
Masalah korupsi di Negara Indonesia bukanlah hal yang kecil lagi,
korupsi ini merupakan salah satu masalah yang besar yang harus di berantas.
Tindak pidana korupsi tidak saja terbatas di sektor publik, namun juga di
sektor swasta dan bahkan lembaga dan perusahaan internasional yang
beroperasi di suatu negara.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi korupsi
di Indonesia. Upaya tersebut antara lain meliputi pembuatan perundangan
untuk kepastian hukum perilaku korupsi dan pembentukan lembaga-lembaga
anti korupsi. Kebijakan hukum yang dibuat pemerintah untuk mencegah dan
menangani perilaku korupsi yaitu UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN. Lembaga anti korupsi
diawali dengan dibentuknya Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (TGPTPK) tahun 2000, dan pembentukan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) pada tahun 2006.
13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
https://amp.kompas.com/nasional/read/2021/04/09/18483491/icw-sepanjang-2020-ada-1298-
terdakwa-kasus-korupsi-kerugian-negara-rp-567
https://www.hukumonline.com/klinik/a/polisi-korupsi-lt50269adb024b6/
https://acch.kpk.go.id/id/component/content/article?id=213:kinerja-penanganan-tindak-pidana-
korupsi-sda
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/15292
https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/padang/id/data-publikasi/berita-terbaru/3057-pentingnya-
penerapan-budaya-anti-korupsi-dalam-pelayanan.html
14 | P a g e