SKRIPSI
Oleh:
Achmad Mufid Murtadho
NIM : S20173084
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)
Fakultas Syariah
Program Studi Hukum Tata Negara
Oleh :
Achmad Mufid Murtadho
NIM : S20173084
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)
Fakultas Syariah
Program Studi Hukum Tata Negara
Oleh :
Disetujui Pembimbing
ii
PERGESERAN PEMAHAMAN KONSTITUSIONALISME
DALAM KETATANEGARAAN INDONESIA
SKRIPSI
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji
Ketua Sekretaris
NIP. NIP.
Anggota:
1. ( )
2. ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Syariah
iii
MOTTO
نك َعلَى َش ِريْ ِع ٍة ِم َن ْاْلَ ْم ِر فَا تَّبِ ْع َها َوَْل تَتَّبِ ْع اَ ْه َوا َء الَّ ِذ يْ َن َْل يَ ْعلَ ُم ْو َن
ََ ثُ َّم َج َع ْل
Kemudian kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat
(peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah
engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui. (QS. Al-
Jaziyah : 18)
iv
PERSEMBAHAN
BISMILLAHIRROHMANIRRHIM
Segala puji bagi Allah SWT dan atas dukungan dan do‟a dari orang- orang
terkasih, yang telah membantu saya melalu perjalanan panjang yang dimulai
dengan banyak kesulitan, keikhlasan, serta keyakinan dan ucapan rasa syukur
yang begitu besar akhirnya kupersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda
bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada:
1. Kedua Orang Tua saya yaitu Bapak (Subandi) dan Ibu (Nur Latifa) terkasih
yang memberi do‟a, daya, waktu, dana serta cintanya yang mulia kepada
v
KATA PENGANTAR
dapat berjalan lancer sebagimana mestinya, sholawat beserta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita sang nabi agung nabi Muhammad SAW.
tugas akhir ini diajukan kepada Fakultas Syariah UIN KHAS Jember untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Starata Satu dalam
dukungan banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
1. Prof. Dr. H. Babun Soeharto, S.E., M. M., selaku Rektor UIN KHAS Jember.
2. Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M. Fil.I., selaku Dekan Fakultas Syariah UIN
KHAS Jember.
3. Bapak Sholikul Hadi, S.H., M.H., selaku Koordinator Prodi Hukum Tata
4. Ibu Dr. Hj. Qurrotul Uyun, S.H., M.H., selaku Pembimbing Skripsi yang
vi
5. Para Staff TU Fakultas Syariah UIN KHAS Jember yang telah memberikan
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah UIN KHAS Jember yang telah
mengajar saya dari Semester awal sampai bisa menyelesaikan tugas akhir ini
berperan dalam peneyusunan skripsi ini, dan mohon maaf penulis tidak bisa
allahumma amien….
selanjutnya.
Penulis
vii
ABSTRAK
Achmad Mufid Murtadho, 2022 : “Pergeseran Pemahaman
Konstitusionalisme Dalam Ketatanegaraan Indonesia”.
Kata Kunci : Konstitusionalisme, dan Tata Negara Indonesia.
Indonesia ialah sebuah negara yang menjujung tinggi hak asasi manusia,
sehingga dalam kedaulatan legitimasinya konstitusi terpaku kepada titik
kesejahteraan rakyat. Dalam penerapan konstitusi maka dibutuhkan adanya
konstitusionalisme sebagai dukungan dari kekuasaan sang penguasa agar
jaminan kedaulatan hak asasi manusia dapat terealisasikan dengan baik dan tidak
disalah gunakan oleh aparat negara, hal tersebut menjadi menarik
Fokus masalah yang diteliti ialah: 1) Apa yang melatar belakangi pergeseran
konstitusionalisme di Indonesia? 2) Bagaimana Doktrin konstitusionalisme
dalam ketatanegaraan Indonesia? 3) Bagaimana implikasi konstitusionalisme
dan hukum tata negara dari era Gusdur hingga Jokowi?
Tujuan penelitian ialah 1) Mengetahui latar belakang pergeseran
konstitusionalisme di Indonesia. 2) Mengetahui Doktrin konstitusionalisme
dalam ketatanegaraan Indonesia 3) Mengetahui Bagaimana implikasi
konstitusionalisme dan hukum tata negara dari era Gusdur hingga Jokowi.
Jenis penelitian yang dipakai ialah library research (kepustakaan) yang
penelitiannya terpusat dalam perpustakaan guna mendapatkan data dengan tidak
melaksanakan penelitian lapang. Sehingga sumber data didapatkan memakai
literatur-literatur ataupun peraturan-peraturan serta norma-norma yang berkaitan
akan permasalahan yang hendak diteliti yekni berupa buku-buku yang menelaah
tentang Konstitusionalisme Indonesia, Tata Negara Indoensia.
Hasil penelitian ialah 1) Bahwa yang melatar belakangi Pergeseran
Konstitusionalisme di Indonesia adalah seiring perkembangan hukum yang
semakin dinamis yang harus disesuaikan dengan latar belakang negara kita,
ditambah seringnya pergantian pucuk pimpinan tertinggi yaitu presiden yang
menyebabkan hal tersebut berdampak pada kebijakan-kebijakan yang diambil. 2)
Doktrin Konstitusionalisme dalam Ketatanegaraan Indonesia adalah
konstitusionalisme mencakup esensi pembatasan kekuasaan juga kekuasaan
tersebut terbatasi konstitusi sebagai norma hukum paling tinggi. Permasalahan
yang dirasa paling penting pada pemahaman konstitusional ialah peraturan
tentang pengawasan ataupun pembatasan akan kekuasaan pemerintahan. 3)
Implikasi Konstitusionalisme dan Hukum Tata Negara dari Era Gusdur hingga
Jokowi adalah terletak pada visi-misi masing-masing presiden yang berbeda-
beda sehingga menyebabkan implikasi konstitualisme di Indonesia sering
mengalami perubahan, dan juga perkembangan hukum yang semakin hari
semakin pelik untuk dipecahkan.
viii
DAFTAR ISI
MOTTO .................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN .................................................................................. v
1. Konstitusionalisme ............................................................. 13
ix
BAB III METODE PENELETIAN ..................................................... 31
LAMPIRAN-LAMPIRAN
2. Biodata Penulis
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam literatur kepustakaan hukum tata negara atau lebih dikenal dengan
pondasi tersebut.1
sebagai istilah yang muncul tidak berbarengan dengan konstitusi, karena pada
macam, yaitu dalam lembaga perwakilan rakyat atau parlemen dan bentuk
konstitusi.
1
Faisal Islam, Islam Konstitusionalisme dan Pluralisme, ( Yogyakarta: IRCSoD: 2019) 19
2
I Dewe Gede Atmadja, Hukum Konstitusi, (Malang: Setara Press, 2012), 13
1
2
sebagai naskah konstitusi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh parlemen,
sehingga dalam menentukan sebuah hukum negara tetap beracuan pada UUD
1945.
atas kekuasaan tertinggi dalam suatu negara, jika sebuah negara menganut
adalah rakyat, apabila dalam sebuah negara berlaku paham kedaulatan raja,
jaminan kedaulatan hak asasi manusia dapat terealisasikan dengan baik dan
Maka dengan begitu tujuan konstitusi bersama dapat dilihat dari teks
Sejak Indonesia berdiri dan merdeka, sampai saat ini Indonesia sudah
3
Satya Rinanto, Hak Asasi Manusia Transisi Indonesia, (Yogyakarta: IRCSoD: 2017) 26
3
Gusdur pada saat itu menjabat presiden selama 2 tahun, sejak 1999
MPR, Gusdur juga pernah mengunjungi Soeharto setelah presiden pada masa
orde baru itu lengser, sedangkan pada saat itu Soeharto menjadi sorotan
lakukan ketika saat ia menjabat presiden dalam jangka waktu satu bulan.
Gusdur juga memecat Yusuf Kallah dan Laksmana Sukardi yang pada saat itu
memperoleh keuntungan yang sedikit dari hasil sumber daya alam, saat itu
internasional 2012 yang dirilis departemen agama saat itu berkata lain, karena
sepanjang tahun 2012 kekerasan dalam atau luar negeri antar umat beragama
Pada era modernisme banyak sekali permasalahan yang timbul, baik dari
Sejumlah kebijakan presiden kita sat ini Jokowi dan Ma‟ruf Amin juga
jauh dari kata adil serta kesewenangan (2) akar budaya barat yang
4
Thomas Tokan Pureklolon, Komunikasi Politik (mempertahankan Integritas Akademis Politikus, dan
Negarawan), (Jakarta: gramedia, 2016) 17
6
yang efektif mengatur pembatasan pemerintah dan hal ini menjadi sebuah
legitimasi kekuasaan negara dan pada gilirannya perang saudara akan terjadi.
mencakup lima sila yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
dengan adanya pijakan dasar yang dijadikan acuan oleh setiap pemerintah
baik dari visi-misi dan tujuan dan komparasinya dengan Pancasila dan UUD
1945
dan pancasila sebagai landasan idiologisnya, maka dari itu dalam penelitian
5
Jumadi, Memahami konstitusionalisme Indonesia, Jurnal UIN Alaluddin Makasar, Jurisprudentie, Vol: 3
No. 2, 2016
6
Isharyanto, Konstitusi Rule Of Law dan Demokrasi, (Yogyakarta: CV, Absolute Media, 2018) 34
7
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
Konstitusionalisme di Indonesia.
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
mereka dana melindungi dari kekuasaan dan kebijakan yang tidak jelas
menentukan sikap yang lebih relevan dengan tuntutan zaman yang tidak
8
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
konstitusionalisme.
E. Definisi Istilah
oleh peneliti.7
1. Konstitusionalisme
7
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 101
9
di Indonesia.
F. Sistematika Pembahasan
penelitian teoritis dan praktis, lalu di lanjutkan dengan definisi istilah yang
penting, yakni penelitian terdahulu dan kajian teori, didalam kajian teori ada
Bab III berisi tentang isi penelitian yang memuat data data, dari data
primer dan skunder, yang mana dalam penelitkian ini mencari relevansi teori
dijadikan pijakan.
akhir dari keseluruhan penelitian, yang disebut sebagai kesimpulan pada sub
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Penelitian Terdahulu
Vol, 12, No, 02, 2017, dalam penelitian ini M. Yasin Menggunakan
8
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, penulisan karya ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2018), 45.
11
12
Legislasi, Vol 06 No. 03. 2009 dalam jurnal ini Ahsin menjelaskan
metode yang mejadi pendekatannya. Dan dalam penelitian ini sama sama
sangat beda dengan penelitian ini yang fokus kepada satu subjek yakni
13
B. Kajian Teori
1. Konstitusionalisme
name given to the trust which men repose in the power of words
masyarakat.9
“By 1776 Blackstone was able to write that what Parliament does
„no authority upon earth can undo‟. It was partly in response to the
9
Jimly As Siddiqy, Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia, (Jakarta: Kencana Permedia Grup,
2005) 76
14
umum tentang bangunan yang dirasa ideal berkaitan akan negara negara.
1789, di Amerika 1776, di Rusia 1917, dan juga di Indonesia 1945, 1965
serta 1998.10
(consensus), yakni:
10
Saldi Isra, Pengujian Konstitusionalitas Perda, (Jakarta: PT. Gramedia, 2020), 78
15
tujuan negara. kelima sila tersebut mencakup (1) Ketuhanan Yang Maha
Esa, (2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, (3) Persatuan Indonesia,
11
Jimly As Siddiqy, Konstitusi Ekonomi, (Jakarta: Kencana Permedia Grup, 2010), 32
12
Zainal Arifin Hoesein, Kekuasaan Kehakiman Indonesia, ( Malang: Setara Press, 2006) 45
16
yakni apa pun yang akan dilaksanakan pada hal penyelenggaraan negara
wajib didasari “rule of the game”. Disebut juga “the rule of law” yang
berkembang berupa “The Rule of Law, and not of Man” guna memberi
Istilah “The Rule of Law” tidak sama dengan “The Rule by Law”.
Dari definisi tersebut hukum bisa dilihat berupa kesatuan sistem yang
13
Sirajuddin, Dasar-dasar Hukum Tata Negara Indonesia, ( Malang: Setara Press, 2006)31
14
Mas Marwan, Hukum Konstitusi dan Kelembagaan Negara, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2018), 88
15
Jimly As Siddiqy, Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia, (Jakarta: Kencana Permedia Grup,
2005)80
17
hukum.
kekuasaan,
perubahan UUD tidak membuat UUD tersebut kaku serta tidak bisa
16
As Siddiqy, Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia, 81
18
dirubah. Konstitusional pun tidak bisa menjadi sakral yang tidak bisa
yakni:
masyarakat.17
17
I Dewe Gede, Hukum Konstitusi. 64
19
national symbol”:
simbolik” serta (5) “kitab suci simbolik” pada “agama civil” ataupun
hukum tersebut. Oleh karena itu, kepala negara yang sebenarnya ialah
18
Dewe Gede, Hukum Konstitusi. 90
19
Dewe Gede, Hukum Konstitusi. 98
21
upacara.
Indonesia”.20
20
Dewe Gede, Hukum Konstitusi. 111
22
Begitu juga kaya dan miskin bukan urusan Negara karenanya tidak
tercakup pada UUD. Pemikiran tersebut tidak sama dengan sistem sosial
ataupun ekonomi saat ini, merekayasa politik, sosial serta ekonomi untuk
bisa terinci:
masyarakat
f. Simbolik persatuan.
i. Mengendalikan warga.
21
Dewe Gede, Hukum Konstitusi. 189
23
2. Teori Konstitusi
dilaksanakan supaya rakyat merasa adil serta sejahtera. Guna meraih itu
menyelenggarakan negara.
Kerajaan Inggris.22
22
C.F. Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern: Studi Perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk-Bentuk
Konstitusi Dunia, terjemahan SPA Teamwork, (Bandung: Nuansa dan Nusamedia, 2004), Hlm. 15.
25
tertanggal 10 Juli-17 Juli 1945. pada Sidang Pleno I, Mr. Moh. Yamin
23
Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern: Studi Perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk-Bentuk
Konstitusi Dunia, terjemahan SPA Teamwork, 17-18
26
negara dan kesejahteraan sosial”. UUD 1945 diharap sifatnya padat agar
penjagaan sistem UUD supaya tidak tergerus masa”. UUD 1945 berlaku
24
Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern: Studi Perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk-Bentuk
Konstitusi Dunia, terjemahan SPA Teamwork, 19-20
27
yakni:25
Belanda.
yang ada pada Perjanjian Renville yakni Jawa Tengah, Daerah Istimewa
(NIT), serta Negara Sumatra Timur (NST). Tertanggal 19 Mei 1950 antar
25
Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern: Studi Perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk-Bentuk
Konstitusi Dunia, terjemahan SPA Teamwork, 23-24
28
tidak sampai kuorum berlandaskan Pasal 137 ayat (2) UUDS 1950.
26
Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern: Studi Perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk-Bentuk
Konstitusi Dunia, terjemahan SPA Teamwork, 27-28
29
1. Pembubaran Konstituante;
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 tersebut, sejak 5 Juli 1959 UUD 1945
selama lebih kurang 32 tahun, dan pada tanggal 21 Mei 1998 menyatakan
Indonesia memasuki Era Reformasi. Pada era ini UUD 1945 mengalami
27
Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern: Studi Perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk-Bentuk
Konstitusi Dunia, terjemahan SPA Teamwork, 29-30
31
BAB III
METODE PENELITIAN
berdasarkan perencanaan.28
penelitian ini, subjek lebih ditonjolkan agar fokus penelitian sesuia dengan
B. Sumber Data
Sumber data primer adalah salah satu yang dijadikan subjek oleh
peneliti. dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah
28
Johnny Ibrahim, Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang : Bayumedia, 2007), 25
29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfa Beta, CV, 2012),205.
30
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif…………. h. 288.
31
32
adalah data yang diperoleh dari hasil telaah terhadap literatur yang
D. Analisis Data
didapat dari sampel. Analisi data yang digunakan oleh peneliti adalah
analisis naratif deskrptif, analisis ini berfokus pada cara bagaimana sebuah
E. Keabsahan Data
memeriksa keabsahan data yang memakai suatu hal di luar data, guna
31
Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h,274.
32
Morissan, Metode Penelitian Survei,(Jakarta: Prenada Media Grup, 2018),45.
33
berbagai metode dan sumber yang telah di jadikan sampel oleh peneliti,
F. Tahap-Tahap Penelitian
masalah dengan menetukan sampel terlebih dahulu dan setelah itu peneliti
prosedur dan etika penelitian yang sudah dirumuskan setelah itu peneliti
33
Morissan, Metode Penelitian………… h. 58.
34
BAB IV
PEMBAHASAN
pada UUD 1945. Tuntutan pada melaksanakan pengubahan UUD 1945 ialah
tujuan dengan azaz kedaulatan rakyat, azaz negara berlandasan hukum juga
34
I Dewa Gede Atmadja, Hukum Konstitusi Problematika Konstitusi Indonesia Sesudah Perubahan UUD
1945, (Malang: Setara Press, 2012),Hlm. 27.
35
Saldi Isra : “Konstitusi Baru Melalui Komisi Konstitusi : Memastikan Arah Reformasi Konstitusi”, dalam
Jurnal Analisis CSIS, ttahun XXXI/ 2002 Nomor 2, hlm 233.
34
35
penguasa tersebut, tampak pada peraturan di UUD 1945 yang sifatnya multi
tafsir. Namun, tafsir yang wajib diamini ialah tafsir yang dikatakan
heavy”. Adanya “executive heavy” pada UUD 1945 ialah suatu hal nyata
persetujuan ataupun penolakan RUU. Hak DPR membuat RUU sulit dengan
syarat-syarat tertentu pada tata tertib. Karenanya, bisa diketahui jia terdapat
landasan prinsip negara yang ada pada Pembukaan UUD 1945 tidak
terumuskan dengan gamblang pada pasal UUD, karenanya pada praktek ada
pembuatnya.
36
Perubahan pada UUD 45 yakni pertama 1999 hingga ke-4 2002 itu satu
penyebukan serta perumusan pasal juga ayat yang baru, pasal ataupun ayat
yang asli diganti bunyi tersebut. Metode perubahan tersebut dengan maksud
guna menjaga struktur asli UUD 45. Apabila pada pengubahan ditambahkan
ayat pada pasal yang lama ataupun pasal yang sudah dirubah, maka ayat itu
ayat dilanjutkan dengan memberi nomor ayat yang sudah ada sebelum itu.
Hal yang begitu penting setelah dirubahnya UUD 1945 ialah banyaknya
negara mandiri terbentuk sebab lembaga negara yang ada tidak bisa
36
Moh, Mahfud MD, 2000, Demokrasi Dan Konstitusi di Indonesia, Studi Tentang Interaksi Politik dan
Kehidupan Keta-tanegaraan, Jakarta , Rineka Cipta, hlm 149-151
37
Negara.
37
Moh. Mahfud MD, 1998, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta , LP3ES, hlm 309.
38
pada lembaga negara yang derajatnya sama yakni check and balances.
dibagi untuk tugas serta wewenang lembaga tinggi negara yang berada di
38
Mahfud MD, Politik Hukum…………..hlm 312.
39
primer. Karenanya, pada UUD 45 yang asli yakni UUD 1945 sebelum
legislatif juga eksekutif. Pada peraturan lama, fungsi enting DPR ialah
Pasal 5”, tugas DPR pada pembentukan UU sifatnya pasif yakni hanya
1945, daripada lembaga negara tinggi yang lain. Presiden yang berkuasa,
yang lain yakni Presiden dirasa memiliki hak prerogatif ataupun hak
“Pasal 8”, jika DPR saat mengawasi dirasa sudah melakukan pelanggaran
39
Mahfud MD, Politik Hukum…………, hlm 314-315
40
Majelis”.40
is, however, one of the most confusing in the vocabulary of political and
hal yang membuat bingung pada kosa kata pemikiran politik serta
40
Mahfud MD, Politik Hukum………., hlm 316.
41
kesimpulan paska perubahan UUD 45, bisa dibilang ada tiga puluh empat
41
Mahfud MD, Politik Hukum……… hlm 317
42
UUD 45.
Tiga puluh empat organ itu bisa beda pada dua arah, yakni dari
fungsi serta hierarki. Hierarki antara lembaga negara tersebut utama guna
seorang yang berada pada lembaga negara. Dimana yang tertinggi juga
lapis ke dua dinamakan Lembaga negara, namun organ lapis ke tiga ialah
42
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, 1988, Hukum Tata Negara Indonesia,Jakarta, Pusat Studi Hukum
Tata Negara FH UI, hlm. 143-150
43
yakni:
b. DPR;
c. DPD;
d. MPR;
e. MK;
f. MA;
g. BPK.
c. TNI;
d. POLRI;
e. KPU;
importance”;
44
45;
UU semisal:
e. Komisi Kepolisian;
f. Komisi Kejaksaan.
sebagai berikut :
1. MPR
dalam MPR.
2. Presiden
namun “untergeordnet”.
47
3. DPR
b. Mensetujui PERPU.
c. Mensetujui Anggaran.
4. DPA serta BPK disisi lain, UUD 45 tidak begitu melakukan introdusir
UUD ialah hukum paling tinggi di mana kedaulatan ada pada rakyat
43
Jimly Asshiddiqie, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan Dalam UUD 1945,
Yogyakarta , FH UII PRESS, 2005, hlm.35.
48
Negara pada kedudukan yang sederajat, yakni Presiden, MPR, DPR, DPD,
lembaga negara baru supaya selaras pada sistem konstitusi serta prinsip
1. MPR
2. DPR
3. DPD
pemilu.
daerah.
4. BPK
provinsi.
5. Presiden
pertimbangan DPR.
pertimbangan DPR.
51
jabatan.
6. Mahkamah Agung
Negara.
7. Mahkamah Konstitusi
the constitution”.
sangat niscaya.
hukum paling tinggi yang wajib diamini negara serta pejabat pemerintah,
44
Jimly Assiddiqie, , 2006 Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta , Konstitusi Press, hlm. 166-
171.
53
kota zaman Yunani Kuno, Romawi Kuno, serta khalifah Islam, demikian
cita-cita”.45
konsolidasi politik.
namun memberi rumusan serta rumusan prinsip hukum, garis besar negara,
45
Assiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, 180-190.
55
manifestasi dari hukum yang tertinggi yang mengikat dan harus ditaati oleh
berdasar konstitusi berupa pengawal serta penafsir konstitusi ialah hal yang
pada gilirannya perang saudara (civil war) atau revolusi dapat terjadi”.
Sebagaimana hal besar yang telah terjadi, yakni revolusi Perancis 1789,
Amerika 1776, Rusia 1917, atau Indonesia 1998, juga revolusi Irak 2008
46
Agus Wahyudi, “Doktrin Pemisahan Kekuasaan Akar Filsafat dan Praktek”, dalam Jurnal Hukum Lentera,
“Nega-ra & Kekuasaan”, Edisi 8 Tahun III, Maret 2005, hlm. 7-9.
56
hal tersebut ialah perwujudan perjanjian sosial paling tinggi dari semua
bisa tercapai.
konstitusional.
47
Jimly Assiddiqie, , 2006 Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta , Konstitusi Press, hlm. 188-
192
57
konstitusi”.
“...the constitution itself lays many duties, both positive and negative, upon
the different organs of state government...”.
adanya pertanggungjawaban.48
sudah tertentu.
48
Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, 219-221.
59
kekuasaan negara”.
49
Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Bandung, Penerbit Alumni, hlm. 1.
50
Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, 2
60
51
Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, 2
52
Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, 3
53
Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, 3
61
yakni:
government”.55
negara. Hal tersebut didasari sebab fakta yakni organisasi negara dibutuhkan
mencakup :
philosophy of government”;
54
Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, 3
55
Jimly Asshiddiqie, 2006, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi Jakarta,
Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, hlm. viii-ix.
56
Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, 4
62
pada negara.
demokrasi bisa berada di jalan yang salah sebab hukum bisa ditafsiri oleh
57
Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, 4
58
Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, 4
59
Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, 6
63
reformasi ataupun lainnnya, tapi yang akan peneliti bicarakan lebih lanjut
Abdurrahman Wahid yakni Gus dur terpilih pada tahun 1999 dengan
Soekarno Putri yaitu PDIP. Mendapat 35% suara tetapi terdapat politik
poros tengah bagi Amien Rais yang menjadikan Gus Dur menang serta
ketika itu megawati dipilih Gus Dur menjadi wakil presiden. Pemilu
Menurut Abdurahman Wahid Tuhan itu gak perlu dibela, tapi manusia
60
Wahdjosumidjo, Kiat Kepemimpinan Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta : PT. Harapan Masa PGRI,
1994), h, 20.
64
golongan merasa saya yang paling benar itu suatu kesalahan, karena agama
Islam mewajibkan kita itu untuk menyebarkan nafas nafas Islam dalam
menjabat Presiden RI ke-4, beliau tidak ada rasa takut mengatakan hal
yang beliau yakin benar kendatipun banyak orang tidak paham ataupun
61
Ridjaluddin, Demokrasi Pemikiran Gus Dur… h. 3
62
Ridjaluddin, Demokrasi Pemikiran Gus Dur… h. 3-4
65
jalan yang benar berdasarkan tujuan bangsa pada Pembukaan UUD 1945.
63
Ridjaluddin, Demokrasi Pemikiran Gus Dur… h. 4-5
66
1. Bidang Politik
64
Andrew Kamal, Spirit 5 Presiden RI (Yogyakarta Syura Media Utama, 2012), h 105
67
merupakan ateis.65
agama serta adat Tiong hoa pada ranah umum. Melalui tercabutnya
2. Bidang Ekonomi
Mulyani Indraswari.
65
Kamal, Spirit 5 Presiden RI….h. 106
66
Kamal, Spirit 5 Presiden RI… 106
68
67
Abdul Munir Mulkhan, Perjalanan Politik Gus Dur, (Jakarta: PT. Kompas, 2010), h. 90
69
Dur sudah memberi bukti yakni Indonesia dapat terurus dengan tidak
dibantu IMF.68
3. Bidang Militer
4. Bidang Hukum
68
Mulkhan, Perjalanan Politik……, h.91
69
Mulkhan, Perjalanan Politik…….., h. 92-93
70
keamanan.”
ialah cara jitu mempertegas tugas serta kewenangan TNI juga Polri.
gagasan beliau sejak BJ. Habibie dengan Inpres No. 2 1999. Inpres
politik.70
70
Ishak Rafick, Catatan Hitam Presiden Indonesia (Jakarta : PT. Cahaya Insan Suci, 2008), h, 201
71
71
Rafick, Catatan Hitam………..,h. 201-202
72
72
Rafick, Catatan Hitam…………..,h. 202
73
2001.73
73
Rafick, Catatan Hitam…………,h. 204
74
kontroversi ialah :
74
Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Ed.Revisi, Cetakan 6, Rajawali Perss, Jakarta, 2014, hlm.
10
75
tekanan kuat saat Pulau Sipadan juga Ligitan terlepas dari Indonesia
berikut:
75
Suparman Marzuki, Politik Hukum Hak Asasi Manusia, Penerbit Erlangga, Yogyakarta, 2014, hlm..31.
76
(2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 Ayat (2) dan (3), Pasal 20 dan
77
2000 mencakup Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 19, Pasal 20
Ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, BAB IXA, Pasal 28A,
Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, Pasal 28G,
Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal 28J, BAB XII, Pasal 30, Bab XV, Pasal
76
Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, 50
78
ketentuan Pasal 1 Ayat (2) dan (3), Pasal 3 Ayat (1), (3) dan (4),
Pasal 6 Ayat (1) dan (2), Pasal 6A Ayat (1), (2), (3) dan (5), Pasal
7A, Pasal 7B Ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6) dan (7), Pasal 7C, Pasal
8 Ayat (1) dan (2), Pasal 11 Ayat (2) dan (3), Pasal 17 Ayat (4),
BAB VIIIA, Pasal 22C Ayat (1), (2), (3) dan (4), Pasal 22D Ayat
(1), (2), (3) dan (4), BAB VIIB, Pasal 22E Ayat (1), (2), (3), (4),
(5) dan (6), Pasal 23 Ayat (1), (2) dan (3), Pasal 23A, Pasal 23C,
BAB VIIIA, Pasal 22E Ayat (1), (2) dan (3), Pasal 23F Ayat (1)
dan (2), Pasal 23G Ayat (1) dan (2), Pasal 24 Ayat (1) dan (2),
Pasal 24A Ayat (1), (2), (3), (4) dan (5), Pasal 24B Ayat (1), (2),
(3) dan (4), Pasal 24C Ayat (1), (2), (3), (4), (5) dan (6) UUD 1945.
77
Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, 51
79
Ayat (1), Pasal 6A Ayat (4), Pasal 8 Ayat (3), Pasal 11 Ayat (1),
Pasal 16, Pasal 23B, Pasal 23D, Pasal 24 Ayat (3), BAB XIII, Pasal
31 Ayat (1), (2), (3),(4) dan (5), Pasal 32 Ayat (1), (2), (3) dan (4),
BAB IV, Pasal 33 Ayat (4) dan (5), Pasal 34 Ayat (1), (2), (3) dan
(4), Pasal 37 Ayat (1), (2), (3), (4) dan (5), Aturan Peralihan Pasal
tambahan.79
78
Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, 52-53
79
Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, 30-35
80
80
Mishra, Satish Candra. Pemerintah dan Pemerintahan: Memahami Ekonomi Politik Reformasi Institusi‖
Jurnal Reformasi Ekonomi, Vol 1 (2), 2005, hlm 42-45.
81
Century”. (2) kualitas produk legislasi yang rendah pada masa SBY
impeachmen SBY.
MA, MK, BPK, DPA, KY, DPR, serta DPD di Istana Bogor
81
Muhammad Rosyidin, “The Indonesian Quarterly: Reflection on ASEAN at its 50th Anniversary,” Centre
for Strategic and International Studies (CSIS), Third Quarter, Vol. 45 No. 3 (2017): 225.
82
presiden.82
82
Situmorang, “Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan SBY”, 69.
83
“impeachment”.
menyebutkan yakni:
83
Situmorang, “Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan SBY”,70-72
84
daripada politisasi.
kokoh.85
84
Situmorang, “Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan SBY”, 73-75
85
Situmorang, “Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan SBY”, 76-77
85
legislaslatif.
86
Situmorang, “Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan SBY”,77-788.
86
hal yang sama pada Presiden serta DPR pada prosesi membahas
yang ada.
87
Ratna Shofi Inayati, “Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Politik Luar Negeri Indonesia,” E-
Journal Politik LIPI, 2016, diakses 27 Februari 2022, http://ejournal.politik.lipi.go.id/index.php/jpp/
article/viewFile/390/227
87
(2014-2019).88
presidential.
88
Ratna Shofi Inayati, “Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Politik Luar Negeri Indonesia,” 337-
338
88
proker pemerintahan.
4. Presiden Jokowidodo
lengkapnya:
89
Ratna Shofi Inayati, “Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Politik Luar Negeri Indonesia,” 339-
340
89
kekuasaan.
90
Fetra Tumanggor, “Melihat Politik Luar Negeri Jokowi,” Tagar News, 25 Februari 2022, diakses 25
Februari 2022, https://www.tagar.id/melihat-politik_luar-negeri-jokowi
90
melewati pemilu 2014 dengan pemilu multi partai pada metode suara
pembagian kekuasaan.
Mei sampai 1 Juli serta 10 sampai 17 Juli 45, serta PPKI saat
91
Fetra Tumanggor, “Melihat Politik Luar Negeri Jokowi,” 233-234
91
kelompok serta partai politik yang ada pada saat pemilu pertama tahun
parlementer.
92
Fetra Tumanggor, “Melihat Politik Luar Negeri Jokowi,” 235-236
92
sebab tidak bisa menegaskan antar budaya Orba juga bidaya baru
sistem politik serta hukum yang begitu tampak jugan beda dengan
93
Fetra Tumanggor, “Melihat Politik Luar Negeri Jokowi,” 237-238
94
Fetra Tumanggor, “Melihat Politik Luar Negeri Jokowi,” 239-240
93
kepentingannya.
Presiden RI, Demokrat bisa menempatkan post ketua DPR, juga sedia
95
Fetra Tumanggor, “Melihat Politik Luar Negeri Jokowi,” 240-241
94
tersebut.
pada DPR.97
96
Fetra Tumanggor, “Melihat Politik Luar Negeri Jokowi,” 241-242
97
Fetra Tumanggor, “Melihat Politik Luar Negeri Jokowi,” 242-243
95
kenaikan BBM dengan tidak adanya kata setuju dari DPR. Ini terduga
memakzulkan “impeachment”?
2004 tentang APBN 2004. Menaikkan harga BBM subsidi 2005 yang
98
Mangadar Situmorang, “Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan
Jokowi_JK,” 76.
96
realisasi harga minyak mentah (ICP) dan nilai tukar rupiah”, itu
99
Mangadar Situmorang, “Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan
Jokowi_JK,” 78
97
2014 tentang MPR, DPD, DPR, dan DPRD. Namun, syaratnya bukan
7B dan 24C Ayat (2) UUD 1945 adalah MPR lengkapnya “Sebelum
itu MPR haruslah melihat pendapat DPR pada rapat pari purna yang
dihadiri minimal dua per tiga dari jumlah anggota DPR atas dugaan
100
Mangadar Situmorang, “Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan
Jokowi_JK,” 79
99
101
Mangadar Situmorang, “Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan
Jokowi_JK,” 80.
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pemerintahan.
B. Saran-Saran
100
101
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, 1988, Hukum Tata Negara Indonesia,
(Jakarta, Pusat Studi Hukum Tata Negara FH UI).
Mulkhan, Abdul Munir. 2010. Perjalanan Politik Gus Dur, (Jakarta: PT.
Kompas).
NIM : S20173084
Fakultas : Syariah
Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember
BIODATA PENELITI
A. BiodataDiri
1. Nama : Achmad Mufid Murtadho
2. NIM : S20173084
3. Tetala : Probolinggo,11 Januari 1999
4. Alamat : Dsn. Gerdu, RT.003 RW.003, Ds.
Karangren, Kec. Krejengan
5. Prodi : Hukum Tata Negara
6. Fakultas : Syariah
7.NomorHP 081333893064
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Al-Irsyad
(2005-2011)
2. SMPN 1 KRAKSAAN (2011-2014)
3. SMAN 1 KRAKSAAN (2014-2017)
4. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember (2017-Sekarang)
C. Pengalaman Organisasi
1. Wakil Bidang Berbangsa dan Bernegara OSIS (2011-2012)
SMPN 1 KRAKSAAN
2. Ketua Bidang Bela Negara OSIS SMPN 1 KRAKSAAN (2013-
2014)
3. Anggota Bidang Keilmuan PMII Rayon Syariah
IAIN Jember (2019/2020)
D. Prestasi
1. Juara 1 PORKAB FUTSALL 2013
2. Juara 2 Futsall Feshara
3. Juara 2 Badminton Feshara