SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Hukum (SH)
Fakultas Syariah
Program Studi Hukum Keluarga
Oleh :
i
`
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Fakultas Syariah
Program Studi Hukum Keluarga
Oleh :
Dosen Pembimbing
ii
`
SKRIPSI
Hari : Selasa
Tanggal : 13 Desember 2022
Tim Penguji
Inayatul Anisah, S.Ag, M,Hum Abdul Ghofi Dwi Setiawan, S.H.I., M.H.
NIP. 197403291998022001 NUP. 201708157
Anggota
Mengetahui,
Dekan Fakultas Syariah
iii
`
MOTTO
Surah Al-Hujurat Ayat 13, Departemen Agama, Al-quran dan terjemahan, (Jakarta:
Sari Agung, 1993)
iv
`
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati dan rasa syukur kepada Allah SWT, Peneliti
3. Dosen Pembimbing saya Dr. Ahmad Junaidi M,Ag yang telah sabar
4. Para Dosen UIN khas Jember yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu
dan tidak berkurangnya rasa hormat saya, saya banyak berterimakasih atas
v
`
KATA PENGANTAR
Shalawat serta salam semoga kita senantiasa tercurah limpahkan kepada beliau
alamin.
Rasa syukur yang begitu dalam, perjuangan dan kerja keras peneliti
selama menyusun tugas akhir mengantarkan pada hasil yang maksimal sehingga
No 39 Tahun 1999. Adapun tugas akhir ini ditujukan kepada Fakultas Syariah
UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu syarat guna
memenuhi gelar Sarjana Stara Satu dalam Ilmu Syariah dan Hukum Program
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M selaku Rektor UIN Kiai
3. Ibu Inayatul Anisah, S.Ag., M.Hum sebagai Ketua Program Studi Hukum
Keluarga.
vi
`
4. Dr. H. Ahmad Junadi M.Ag, Selaku dosen pembimbing yang sabar dan
5. Terimakasih Kepada Bapak dan Ibu Staf TU Fakultas Syariah UIN Khas
membantu dari awal mulai dari bertukar ilmu di kelas dan membantu
pelajaran yang saya ambil dan ilmunya tentu bermanfaat bagi saya untuk
bermasyarakat.
9. Kantor Notaris & PPAT M. Rocky Dian P. P. S.H., M. Kn. Karena telah
10. DPK GMNI UIN KHAS Jember Karena Banyak Pembelajaran Proses
bermanfaat.
vii
`
Dan dari beberapa pihak yang mungkin tidak bisa disebutkan satu persatu
tanpa mengurasi rasa hormat. Namun penulis besar harapan semoga segala amal
baik Allah SWT catat dan diberi ganti yang lebih baik oleh Allah SWT. Penulis
sadar dalam menyelesaikan skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saran serta kritik penulis harapkan agar dapat menyempurnakan skripsi ini.
Harapan terakhir dari penulis apapun yang penulis bahas dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua orang baik dalam permasalahan pribadi ataupun dalam
Hormat Saya,
viii
`
ABSTRAK
ix
`
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN ........................................................................................ ii
MOTTO ..................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ...................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. ix
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 6
x
`
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 28
A. Kesimpulan...................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................ 67
xi
`
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kekerasan seksual.1 Sebelum muncul RUU TPKS ada juga RUU yang
membahas dan mengatur adanya kekerasan seksual yaitu RUU PKS atau yang
berjalannya waktu RUU PKS telah berganti nama menjadi RUU TPKS atau
berganti nama RUU PKS ialah, menurut wakil baleg DPR pergantian nama
perempuan hingga MUI. Menurut wakil baleg DPR agar membumi dan dapat
dicerna sangat baik oleh masyarakat maka digantilah nama tersebut menjadi
RUU TPKS.2 Ada beberapa pasal yang redaksinya dirubah dari RUU PKS,
dalam pasal RUU TPKS tindakan kekerasan seksual ada 4 yaitu kekerasan
1
Draft Undang-Undang No 12 Tahun 2022
2
Syahrul Anshari, “ RUU PKS Berganti nama jadi RUU TPKS”, viva. Co.id diakses
tanggal 27 November 2021, https://www.viva.co.id/berita/nasional/1403204-ruu-pks-ganti-nama-
jadi-tpks?page=1&utm_medium=page-1
3
Draft RUU TPKS
1
2
atau di dalam rumah tangga sekitar( 65%) 1.404 kasus yang kedua kekerasan
seksual yang terjadi di pubik atau tempat umum sekitar (33% ) 970 kasus dan
Negara 24 kasus( 1%). Untuk anak-anak juga terdapat catatan yang signifikan
pada saat pandemi. Pada tahun 2020 catatan tentang kekerasan terhadap anak
sejumlah 4.116 terhitung dari tanggal 1 Januari-31 Juli 2020. Untuk kekerasan
anak sendiri, anak Perempuan lebih dengan jumlah yang tertinggi dengan
3.296 kasus dan untuk anak laki-laki sendiri sejumlah 1.319. untuk di tahun
kasus 5.463. Dari beberapa kasus yang terjadi di lndonesia kasus tentang
kekerasan seksual yang tertinggi dan tercatat pada tahun 2020-2021 sejumlah
2.556 kasus.6. Catatan kasus tersebut menurut Komnas Perempuan dan Kemen
PPAI adalah sebuah bukti bahwa kekerasan seksual masih tinggi dan harusnya
ditakutkan terjadi hal yang tidak diinginkan di setiap instansi agar kekerasan
4
Komnas perempuan, catahu 2021 komnas perempuan tentang Perempuan Dalam
Himpitan Pandemi: Lonjakan Kekerasan Seksual, Kekerasan Siber, Perkawinan Anak, Dan
Keterbatasan Penanganan Di Tengah Covid-19 (Jakarta : 5 Maret 2021) hal 1
5
Komnas perempuan, hal 2
6
Irfan kamil, “Kementerian PPPA Catat Ada 4.116 Kasus Kekerasan Anak dalam 7
Bulan Terakhir”, kompas.com , 21 Oktober 2021
3
seksual yang terjadi pada tahun 2021 dan terkumpul sebanyak 338.496 kasus
perempuan yaitu 338.496 kasus pada 2021 (dari 226.062 kasus pada 2020).
kenaikan kembali terjadi di dalam data BADILAG 52%, yakni 327.629 kasus
secara signifikan sebesar 80%. Yang awalnya pada di tahun 2020 sebanyak
2.134 menjadi 3.838 di tahun 2021. Akan tetapi ada data yang menunjukan
karena pandemi. Sistem dokumentasi yang kurang dan terbatas sumber daya
manusianya.9
yaitu KBG kepada perempuan oleh pejabat public, ASN, Tenaga medis,
Anggota. TNI dan Anggota polri. Seharusnya instansi bisa melindungi dari
7
Komnas perempuan, Bayang-bayang Stagnansi: Daya Pencegahan dan Penanganan
Berbanding Peningkatan Jumlah, Ragam dan Kompleksitas Kekerasan Berbasis Gender terhadap
Perempuan (Jakarta, 8 Maret 2022) hal 21-22
8
Komnas perempuan,. hal 23-24
9
Komnas perempuan, 25
4
KBG dan menjadi suri tauladan yang baik. Pada kasus ini total kasusnya
sebesar 9%.10
Pejabat Negara Aparatul sipil, tenaga medis, anggota TNI dan anggota
kota lain.11
Negara memiliki rasa aman dan nyaman dan tujuan lainnya juga mengenai
10
Komnas perempuan, 23-24
11
Komnas perempuan, Bayang-bayang Stagnansi: Daya Pencegahan dan Penanganan
Berbanding Peningkatan Jumlah, Ragam dan Kompleksitas Kekerasan Berbasis Gender terhadap
Perempuan, (Jakarta, 8 Maret 2022)
12
UU No 12 Tahun 2022
5
B. Fokus Penelitian
Seksual?
dan Anak ?
C. Tujuan Penelitian
Kekerasan Seksual.
D. Manfaat Penelitian
bermanfaat bagi semua orang dan harapannya dengan adanya penelitian ini
2. Secara Praktis
Seksual.
7
E. Definisi Istilah
1. Pengertian Perempuan
2. Pengertian Anak
3. UU TPKS
merupakan RUU yang digagas oleh Komnas Perempuan pada tahun 2016
dan baru saja masuk ke dalam Program Legislasi Nasional atau yang biasa
UU tersebut tentu tidak berjalan dengan lancar. dan terjadinya pro dan
kontra sering kali terjadi dengan undang-undang ini mulai dari organisasi
13
Kemendikbut, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Perempuan.
14
Website KBBI kemendikbut, tentang anak, diakses tanggal 18 oktober 2020
15
Valencia Tan A Hwa, “Masuk Prolegnas lagi, ruu pks harus segera disahkan”,
Detiknews, 11 Oktober 2021, https://news.detik.com/kolom/d-5600415/masuk-prolegnas-lagi-ruu-
pks-harus-segera-disahkan
8
undang ini tidak terlepas dari kaum perempuan dimana dalam raelitas
perempuan (istri) dan pelakunya adalah suami, walaupun ada juga korban
16
Draf UU No 22 Tahun 2022
9
F. Sistematika Pembahasan
skripsi yang mana berisi dari pendahuluan sampai penutup. Tentu dalam
di selesaikan. Maka dalam hal ini peneliti akan memberikan gambaran kecil
permasalahan.
2. BAB II, merupakan lanjutan dari BAB I yang berisi tentang kajian pustaka
17
Kementrian Hukum Dan Hak Asasi Republik Indonesia, UU PKDRT,
(Jakarta:s2004), h. 4-7
10
3. BAB III, berisi Metode Penelitian yang meliputi jenis dan pendekatan
5. BAB V, adalah bagian terakhir atau bab penutup dari penulisan proposal
skripsi yang berisi tentang kesimpulan dari semua penulisan pada bab-bab
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Penelitian Terdahulu
bukanlah hal baru dalam penelitian dikarenakan sudah banyak penelitian yang
membahas tentang Perlindungan perempuan dan anak. Maka dalam hal ini
tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak relatif cukup tinggi tidak
kurang dari 1000 kasus dengan motif kasus yang berbeda-beda baik fisik,
18
Alfarisi, ”Efektifitas penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
(study Kasus dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di aceh. (skripsi, UIN ar
ranairi, 2020) hal 40-41
11
12
dan harus dibenahi kembali agar tingkat kasus kekerasan seksual tidak
meningkat lagi. 19
empiris.20
19
Alfarisi, 42
20
Alfarisi, 44
13
pemeriksaanan
21
Septo adi saputra, tentang Implementasi perwal tentang perlindungan perempuan dan
anak study kasus di DP3PA2 Kota Bengkulu (Skripsi, UIN Bengkulu,2021) Hal 51
14
Asasi Manusia atau biasa kita sebut dengan ham. Adapun fokus penelitian
belum relevan sesuai nilai-nilai yang terkadung di dalam HAM yaitu ada
di pasal 25 yang ada kaitannya dengan berkewajiban suami dan istri yang
belum seimbang.22 yang kedua pasal 29 ayat 1 dan pasal 95-96 yang
keluarga.24
22
Ahmad nawawi, Perlindungan Perempuan dan anak dalam rancanan Undang-Undang
Ketahanan keluarga perspektif hak asasi manusia,(Skripsi, UIN Malik Ibrahim, 2020) hal 43-47
23
Ahmad nawawi, hal 48-52
24
Ahmad nawawi, hal 54
15
Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian Terdahulu
B. Kajian Teori
sesuai penulis inginkan. Jadi kerangka teori ini tentu menjadi kewajiban dalam
memberi gambaran atau sebagai pisau analisa penulis sebagai landasan suatu
bukan hanya perempuan dan anak, namun laki-laki bisa saja mendapatkan
terhadap perempuan dan anak bisa dikatakan masih sering terjadi. Maka
Lalu kata seksual berarti kejadian yang ada kaitannya dengan seksualitas.
Kekerasan yang terjadi kepada anak memiliki arti abuse yaitu kekerasan,
telah mencatat kasus mencapai 5.953 kasus. KPAI telah merinci dan
membagi dua kasus yaitu sebanyak 2.971 kasus, dan perlindungan Khusus
proses hukum sebagai pelaku sebanyak 126 kasus. Kasus kekerasan fisik
25
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus lnggris lndonesia, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1997, h. 517
26
Istiana hemawati etc, kekerasan seksual anak terhadap anak (Jogjakarta, B2P3KS
Press, 2017) hal 5
18
dan fisik, anak korban yang dianiaya mencapai 574 kasus, anak korban
kekerasan psikis 515 kasus, anak korban pembunuhan 35 kasus dan anak
saat ini yaitu korban pencabulan sebanyak 536 kasus (62%), lalu anak
dan anak menjadi korban kekerasan seksual sesama jenis sebanyak 9 kasus
atau (1%) .
anak tentu pelakunya bukanlah orang asing tapi orang yang dikenali oleh
orang tua korban sendiri27 dan kesimpulannya adalah pada tahun 2021
kekerasan tidak hanya terjadi karena faktor eksternal akan tapi faktor
kepentingan anak dan bahkan dengan sanksi pidana yang berat sekali pun
bagi yang melanggarnya, Jika akar masalahnya tidak teratasi, maka akan
27
Chandra Iswinarno, selama 2021, KPAI catat kekerasan ada 859 kekerasan yang
terjadi pada anak, suara.com, diakses pada tanggal 8 agustus 2021,
https://www.suara.com/news/2022/01/19/174606/14517-kasus-kekerasan-anak-terjadi-sepanjang-
2021-hampir-setengahnya-kekerasan-
seksualanak#:~:text=KPAI%20mencatat%20jumlah%20kasus%20pelanggaran,di%20antaranya
%20merupakan%20kekerasan%20seksual.
19
ada korban terus yang naik tiap tahunnya walaupun ada undang-
undangnya. Akar dari kekerasan pada anak bisa terjadi karena himpitan
tentang adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau ranah yang
mengenai kasus yang terdata antara lain KTI ( Kekerasan Terhadap Istri
kekerasan oleh mantan suami (KMP). Dalam kasus lima tahun terakhir ada
kepada istri masih konsisten di urutan yang pertama dengan jumlah kasus
28
Desi Sommaliagustina, Dian Cita Sari, KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK
DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA, PSYCHOPOLYTAN (Jurnal Psikologi) ISSN
CETAK : 2614-5227 VOL. 1 No. 2, Februari 2018
29
Tsarina Maharani, Sepanjang 2004-2021, Komnas Perempuan Mencatat 544.452
Kekerasan dalam Rumah Tangga, diakses pada tanggal 22-8-2022,
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/28/10181941/sepanjang-2004-2021-komnas-
perempuan-catat-544452-kekerasan-dalam-rumah?page=all
20
mendapatkan rasa aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan. Segala
pelanggaran hak asasi manusia sehingga perlu dilindungi harga diri dan
ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat dan positif. Demikian juga
30
Penny Naluria Utami, „Pemulihan Hak Ekonomi Dan Sosial Korban Pelanggaran
Berat Hak Asasi Manusia Dalam Peristiwa Talangsari 1989‟, Jurnal HAM, 8.1 (2017), 51–65.
Hlm. 53.
21
Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam
dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus
dijunjung tinggi.31
yang pada dasarnya merupakan pihak yang paling menderita dalam suatu
restitusi dan kompensasi, pelayanan medis, dan bantuan hukum. Ganti rugi
31
Situmorang, Victor. .Kedudukan Wanita Di Mata Hukum, Jakarta: Bina Aksara, 1998
hal 10
22
timbul dari putusan pengadilan pidana dan dibayar oleh terpidana atau
terkandung pula beberapa asas hukum yang memerlukan perhatian. Hal ini
berikut:33
korban kejahatan tidak bersifat mutlak karena hal ini dibatasi pula oleh
32
Bentham, Jeremy, Teori Perundang-Undangan Prinsip-Prinsip Legislasi, Hukum
Perdata dan Hukum Pidana, Bandung: Penerbit Nusamedia & Penerbit Nuansa, (2006). h. 316.
33
Mansur, Dikdik. M. Arief. Urgensi Perlidungan Korban Kejahatan Antara Norma
dan Realita, Jakarta: Raja Grafindo Persada, (2007). Halaman 164
23
korban.
hukum yang kuat bagi aparat penegak hukum pada saat melaksanakan
kejahatan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam Upaya sebuah penelitian hukum tentunya perlu metod ilmiah agar
nantinya mendapatkan data yang valid dan supaya nantinya memperoleh jawaban
dari isu hukum yang di ambil. Metode penelitian ini adalah suatu cara yang
A. Jenis Penelitian
penelitian hukum yang menekankan pada aspek norma hukum yang berlaku di
masyarakat dengan cara melakukan analisa bahan hukum yang ada kaitannya
dengan penelitian ini.35 Dalam hal ini penulis menggunakan jenis penelitian
prinsip hukum dan doktrin hukum agar mampu menjawab suatu permasalahan
B. Pendekatan Penelitian
34
Joenadi effendi dan Ibrahim, metode penelitian hukum normatif dan empiris (Jakarta
: kencana, 2020,)
35
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,
2004), 2
36
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta,:Kencana Prenada, 2010, hal. 35.
24
25
juga bisa dilihat dari norma yang berada dalam sebuah aturan dan tentu
adanya penelitian ini karena untuk meneliti ini menggunakan harus doktrin-
bersifat tertulis seperti buku ilmiah, jurnal ilmiah dan sebagainya. Dari
document dengan cara mendata segala informasi berupa rujukan dari data
1. Sumber data
memecahkan suatu masalah tentu harus ada bahan sebagai pisau Analisa
37
Mestika Zed, , (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2004),
26
tentang aturan dan norma yang ada kaitannya dengan permasalahan yang
akan diteliti.
2. Jenis Data
Ada jenis data mengenai penelitian ini dan terbagi menjadi 2 yaitu
39 tahun 1999 )
bahan primer, seperti buku ilmiah, jurnal dan literatur lainnya. Adapun
selanjutnya.
agar dapat dipahami. Analisis data sejak awal harus dilakukan agar nantinya
Data yang telah terkumpul, lalu penulis memeriksa ulang data dengan
memberikan catatan atau tanda khusus berdasarkan sumber data dan rumusan
F. Keabsahan Data
sumber data.39
38
Muhammad Abdul Kadir, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti, 2004), 133
39
Muhammad Abdul Kadir, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti, 2004), 133
BAB IV
PEMBAHASAN
c. pemaksaan kontrasepsi;
d. pemaksaan sterilisasi;
e. pemaksaan perkawinan;
f. penyiksaan seksual;
g. eksploitasi seksual;
pada setiap hurufnya yaitu (2) Selain Tindak Pidana Kekerasan Seksual
juga meliputi:
a. perkosaan;
b. perbuatan cabul;
40
Draft UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual Pasal 4
28
29
Korban;
f. pemaksaan pelacuran;
seksual;
j. tindak pidana lain yang dinyatakan secara tegas sebagai Tindak Pidana
perundang-undangan.41
41
UU TPKS pasal 4 ayat 2
30
Kekerasan fisik bisa juga berupa cubit, memukul, mencekik, dan lain
tanpa ada persetujuan korban atau di saat korban tidak diinginkan, dan
hal domestik atau di luar domestik akan terkena hukuman atau pidana.
Pasal ini tentu memiliki potensi agar perempuan tidak direndahkan dan
yang kaku serta punya hierarki kekuasaan yang sangat dibatasi peran
42
Munandar Sulaeman dan Siti Homzah (Ed.), Kekerasan Terhadap Perempuan
Tinjauan dalam Berbagai Disiplin Ilmu dan Kasus Kekerasan, Refika Aditama, Bandung, 2010,
hlm. 1-4.
43
UU TPKS pasal 6 huruf b
32
harus dibentuk apabila setiap individu juga bisa paham akan perbedaan
atau “melawan” dan konsepsi memiliki arti bertemunya sel telur dan
jika hal tersebut dilakukan dengan tidak ada kesepakatan dengan sadar
45
Sabrina (Ed.), Komnas Perempuan, Modul dan Pedoman Kekerasan Seksual: 15
Bentuk Kekerasan Seksual Sebuah Pengenalan, Komnas Perempuan, hlm. 10
34
atau wanita dengan jalan medis (pada umumnya) agar tidak dapat
mendapatkan keturunan.46
(bagian dalam buah pelir), lalu diikat atau dijepit, agar sperma
tidak keluar.
tuanya.47
46
Ali Hasan, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah (Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2000), cet
IV hlm. 52.
47
Mahjuddin, Masail Al-Fiqh Kasus-kasus Aktual dalam Hukum Islam, (Jakarta: Kalam
Mulia 2014), Cet. Ke-3 , h. 81.
35
yang sehat menjadi tolak ukur bagi pasangan suami istri yang
anak.48
48
Mahjuddin, Masail Al-Fiqh Kasus-kasus Aktual dalam Hukum Islam, (Jakarta: Kalam
Mulia 2014), Cet. Ke-3 hal 80
37
9 yaitu
akan dikenai sanksi. Pasal ini juga bisa terjadi kepada keluarga dan
Yang Mahaesa, jadi pernikahan ada hubungan yang erat sekali dengan
hak dan kewajiban orang tua.49 UU tersebut juga mengatur secara tegas
adalah :
49
UU No 1 Tahun 1974 pasal 1
50
UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual pasal 10
51
UU No 1 tahun 1974 pasal 6
39
masyarakat,
dewasa saja namun dapat terjadi pada anak dibawah umur. Perkawinan
suatu hal yang menyimpang dan kekerasan terhadap anak, salah satu
Efek dari perlakuan ini dapat lebih parah ketimbang kekerasan fisik.
menjadi hal yang bahagia dalam rumah tangga, namun masih banyak
menggunakan video dan atau foto intim korban yang didapatkan oleh
namun hal ini tentu akan sangat berdampak pada kondisi psikologis
setiap korbannya akibat rasa malu pada lingkungan sekitar. Selain itu
distribution.53
sekstorsi sendiri memiliki dua unsur penting yang menjadi ciri khasnya
52
Ni Putu Resha Arundari, Fakultas Hukum Universitas Udayana, Perlindungan Hukum
Bagi Korban Kejahatan Sekstorsi dalam Hukum Positif Di INDONESIA, Jurnal Kertha Wicara
Vol.11 No.1 Tahun 2021, hlm.121-132
53
Atem. “Ancaman Cyber Pornography Terhadap Anak-Anak”. Jurnal Moral
Kemasyarakatan 1, No.2 (2016) : 113-114.
43
anggota keluarganya maupun orang lain. Bisa juga dalam bentuk lain
dari dunia sekolah dan bermain. Bahkan kekerasan bisa terjadi oleh
kawan sebayanya dan atau oleh orang dewasa. Bahkan para pidhopilia
54
ini adalah yang belum berusia18 tahun. UU Tindak Pidana
tindak pidana KSBE, yakni paling lama empat tahun kurungan penjara
dipidana penjara paling lama empat tahun dan atau denda paling
seksual tentu itu masih ada pidana lain yang diatur dalam UU Tindak
54
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang
Perlindungan Anak No 23 Tahun 2002 pasal 1 ayat 1
55
UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual pasal 14
56
UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual pasal 14 huruf c
57
UU Tindak Pidana kekerasan Seksual pasal 15
45
ancam oleh pelaku. Lalu bisa dilihat juga bahwa di era globalisasi yang
kekerasan Seksual
politik.58
TPKS diatur pada pasal 68. Hak atas penanganan adalah hak korban
akses dan respon dari aparat penegak hukum dan pihak-pihak terkait
58
UU Tindak Pidana Kekerasan seksual pasal 1
46
dialami.59
59
UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual pasal 68
47
60
Hasanuddin Muhammad, Implikasi Yuridis Pengaturan Hak Korban Tindak Pidana
Kekerasan Seksual Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana
Kekerasan Seksual, Jurnal Surya Kencana Dua: Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan Vol.9
Nomor 1 Juli 2022
48
mendapatkan akses dan respon dari aparat penegak hukum dan pihak-
hak layanan dan fasilitas selama penanganan kasus korban agar korban
Ketentuan mengenai hak atas pelindungan diatur dalam pasal 69. Hak
61
UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual pasal 69
50
kondisi korban seperti semula, baik dari aspek fisik, mental, spiritual,
pasal 70. Hak pemulihan ini meliputi hak atas rehabilitasi berupa
korban baik secara medis, mental dan sosiallnya agar dapat kembali
mental, dan sosial baik dengan pemberian hak secara materiil maupun
52
62
Hasanuddin Muhammad, Implikasi Yuridis Pengaturan Hak Korban Tindak Pidana
Kekerasan Seksual Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana
Kekerasan Seksual, Jurnal Surya Kencana Dua: Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan Vol.9
Nomor 1 Juli 2022
53
2004).
Tangga, istilah tindak pidana juga digunakan untuk menyebut perbuatan yang
“kekerasan dalam rumah tangga” (KDRT), hal ini terutama karena judul
1. Kekerasan fisik;
2. Kekerasan psikis;
oleh, dalam dan terhadap “orang dalam lingkup rumah tangga”. 15 Yang dapat
tangga; dan/atau
3. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah
PKDRT).
63
Guse Prayudi, Berbagai Aspek Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga,
Merkid Press, Yogyakarta, 2015, h. 10.
56
untuk memberikan rasa aman kepada korban yang dilakukan oleh pihak
dan/atau masyarakat agar terhindar dan terbebas dari kekerasan atau ancaman
martabat kemanusiaan.
64
Guse Prayudi, Berbagai Aspek Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga, hal.
91
57
angka 5 UU PKDRT).
PKDRT).
terlihat yang sangat berperan adalah pihak Kepolisian dan Pengadilan, tetapi
2. Advokat adalah orang yang berprofesi dalam memberi jasa hukum, seperti
perintah perlindungan. 65
tinggal alternatif.
65
Guse Prayudi, Berbagai Aspek Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga, hal.
114
60
yakni :
dari pengadilan;
perundang-undangan;
Peraturan Pemerintah,66
hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang tinggal dalam lingkup
lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial atau
tujuan tertentu.67
berisi bahwa yang dimaksud dengan dengan kekerasan seksual yaitu setiap
tersebut dengan cara yang tidak wajar, tidak disukai, dan pemaksaan
66
Guse Prayudi, Berbagai Aspek Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga, hal.
118
67
Pasal 8 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan kekerasan
dalam rumah tangga.
68
Rika Saraswati, Perempuan dan Penyelesaian Kekerasan dalam Rumah Tangga,
Semarang, PT Citra Aditya Bakti, 2006 hlm. 24
62
anak menjadi pelacur atau memaksa seorang istri dan anak melakukan
hubungan seksual dengan orang lain hanya untuk kepuasaan pelaku sendiri.
Dalam kekerasan seksual juga sering terjadi perusakan organ reproduksi yang
perlindungan bagi masyarakat jika terjadi peristiwa tindak pidana yaitu berupa
dalam UU TPKS ini memang lebih banyak memberikan keuntungan bagi para
bantuan bagi korban kekerasan seksual. Dana bantuan ini diberikan ketika
putusan.
TPKS mengatur ancaman hukuman bagi petugas, polisi, jaksa, serta hakim
kondisinya.69
Kompensasi, Restitusi, dan Bantuan Kepada Saksi dan Korban. Akan tetapi,
69 69
Nazaruddin Lathif etc, Reformasi kebijakan penanganan tindak pidana kekerasan
seksual menurut undang-undang tpks untuk mencapai masyarakat Indonesia yang madani,
Program Studi Ilmu Hukum Universitas Pakuan, Volume Volume 08, Nomor 04, Oktober-
Desember 2022, Halaman 91-105
64
semakin banyak terjadi. Karena belum adanya aturan khusus atau spesifik
mengatur dan dapat melengkapi dengan sifatnya yang khusus segala bentuk
khusus tentang kekerasan seksual, yaitu dalam hal ini hadirnya UU TPKS
menjadi penting dan sangat diperlukan dengan tujuan untuk memberikan suatu
jaminan akan perlindungan serta adanya kepastian hukum bagi korban tindak
70
yafioedin, M. Hisyam dan Faturochman. Menggugat Budaya Patriarki. Yogyakarta:
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada, 2001.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kekerasan seksual merupakan suatu isu kejahatan yang tak lekang oleh
merupakan salah satu bentuk payung hukum bagi kaum perempuan dan
berbasis elektronik Tidak hanya itu, UU TPKS juga mengatur tentang hak
kekerasan.
65
66
Dan anak sebagai landasan yuridis bagi pelaksanaan dan tanggung jawab
yang harus terealisasi dengan sadar oleh semua orang ataupun lembaga
keluarga saja.
67
B. Saran
berikut :
Perempuan dan anak bisa mendapatkan hak apapun yang mereka inginkan
bagi perempuan dan anak agar di masa depan tidak ada ketimpangan
BUKU
Ali, Attabik Ahmad, Muhdlor, Zuhdi. 1996. Kamus Kontemporer Arab Indonesia.
(Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum).
Efendi, Joenadi dan Ibrahim, Johny metode penelitian hukum normatif dan
empiris (Jakarta : kencana, 2020,)
Muhammad Abdul Kadir, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti, 2004),
Smith, Rhona K.M etc, Hukum Hak Asasi Manusia, (Yogyakarta, Pusat Studi Hak
Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (PUSHAM UII) Yogyakarta
2008)
Smith, Rhona KM etc, Hukum Hak Asasi Manusia, (Yogyakarta, Pusat Studi Hak
Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (PUSHAM UII) Yogyakarta
2008)
68
69
Zuhaili, Wahbah 2012. Fiqh Imam Syafi’i, Jld 3, terjemahan. M. Afifi & Abdul
Hafiz. (Jakarta: Al Mahira).
Perundang-Undangan
Skripsi
Anshari, Syahrul “ RUU PKS Berganti nama jadi RUU TPKS”, viva. Co.id
https://www.viva.co.id/berita/nasional/1403204-ruu-pks-ganti-nama-
jadi-tpks?page=1&utm_medium=page-1 diakses tanggal 27 November
2021
Firdausya, Ihfa Atikah Ishmah Winahyu , Menteri PPPA: RUU PKS Sangat
Urgen, media Indonesia, 14 oktober 2021,
https://mediaindonesia.com/humaniora/328717/menteri-pppa-ruu-pks-
sangat-urgen
Ibrahim, Gibran Maulana “ Ini Sederet Alasan F-PKS Tolak RUU Penghapusan
Kekerasan Seksual”, Detiknews, 14 Oktober 2021,
https://news.detik.com/berita/d-4417286/ini-sederet-alasan-f-pks-tolak-
ruu-penghapusan-kekerasan-seksual
kamil, irfan “Kementerian PPPA Catat Ada 4.116 Kasus Kekerasan Anak dalam
7 Bulan Terakhir”, kompas.com , 21 Oktober 2021,
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/12/15410871/kementerian-
pppa-catat-ada-4116-kasus-kekerasan-anak-dalam-7-bulan-
terakhir?page=all
KEASLIAN TULISAN
NIM : S20181148
Dengan ini menyatakan isi skripsi ini adalah hasil penelitian / Karya saya sendiri,
Agama : Islam
NIM : S201181148
Handphone : 0822-3280-3267
Email : ramadhanmuhamadsyahrul08@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Riwayat Organisasi