SKRIPSI
Oleh
SAMARA ARGHA OSALAN
NIM: 12103173120
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Hukum Tata Negara (SH)
Oleh
SAMARA ARGHA OSALAN
NIM: 12103173120
II
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing,
III
PENGESAHAN
Penguji Utama
Tulungagung, 2022
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung
IV
SURAT PERNYATAAN
2021 Ditinjau dari Hukum Positif dan Fiqih Siyasah” ini merupakan hasil karya
saya sendiri, bebas dari segala unsur plagiasi. Kutipan pendapat dan tulisan orang
lain ditunjuk sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah yang berlaku.
terkandung unsur atau ciri plagiasi dan bentuk-bentuk peniruan lain yang
V
MOTTO
هّٰللا هّٰللا
َ م ُ ا ْفتِ َر ۤا ًء َعلَى ِ ۗقَ ْدUُ ُقَ ْد خَ ِس َر الَّ ِذ ْينَ قَتَلُ ْٓوا اَوْ اَل َدهُ ْم َسفَه ًۢا بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم َّو َح َّر ُموْ ا َما َر َزقَه
ضلُّوْ ا
1
https://www.merdeka.com/quran/al-anam/ayat-151 diakses pada tanggal 23
Desember pukul 16.55 WIB
VI
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha pengasih lagi maha
penyayang, sebagai wujud rasa syukur, baktiku, serta hormatku, skripsi ini saya
1. Untuk kedua Orang tuaku tersayang Bapak Sumar dan Ibu Lilik Susilowati
pengarahan dan koreksi dalam membuat skripsi ini dari awal sampai akhir
Terimakasih juga kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
VII
KATA PENGANTAR
dan salam semoga senantiasa abadi tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
dan umatnya.
membuat skripsi ini mulai awal sampai akhir, sehingga penelitian dapat
terselesaikan.
2. Ibu Prof. Dr. Iffatin Nur, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik
(DPA) yang telah memberi nasihat pada setiap saya bimbingan semester.
terselesaikan.
HTN C
penelitian ini.
VIII
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT, dan
tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada
segenap pembaca dengan harapan adanya saran dan kritik yang bersifat
konstruktif demi perbaikan. Semoga karya ini bermanfaat dan mendapat ridha
Allah SWT.
Penulis
IX
ABSTRAK
Samara Argha Osalan, Nomor Induk Mahasiswa 12103173120, Problematika
Perlindungan Hukum Terhadap Anak Di Indonesia Tahun 2019-2021 Ditinjau
dari Hukum Positif dan Fiqih Siyasah, Jurusan Hukum Tata Negara Fakultas
Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung, 2022, Pembimbing Yusron Munawir, S.H.I.,M.H
Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Anak, Hukum Positif, Fiqih Siyasah.
Penelitian ini dilatarbelakangi semakin meningkatnya kasus-kasus terhadap
anak di Indonesia, peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2019-
2021. Hal tersebut menunjukkan lemahnya perlindungan hukum terhadap anak di
Indonesia. berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian dengan judul
Problematika Perlindungan Hukum Terhadap Anak Di Indonesia Tahun 2019-
2021 Ditinjau dari Hukum Positif dan Fiqih Siyasah
Fokus dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana Problematika Perlindungan
Hukum Terhadap Anak di Indonesia pada Tahun 2019-2021 dalam Perspektif
Hukum Positif? 2) Bagaimana upaya-upaya pemerintah dalam memberikan
perlindungan hukum terhadap anak di Indonesia pada tahun 2019-2021?. 3)
Bagaimana perlindungan hukum anak di Indonesia pada Tahun 2019-2021 dalam
Perspektif Fiqih Siyasah?.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian hukum empiris. Data dalam penelitian ini berupa data-data yang
berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap anak di Indonesia seperti data-
data yang dirilis oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak, serta data-data lain yang dapat menunjang penelitian ini. Data-data tersebut
dikumpulkan dan dianalisis untuk menemukan fakta-fakta tentang perlindungan
hukum terhadap anak di Indonesia pada tahun 2019-2021.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Kasus kekerasan terhadap anak
di Indonesia tahun 2019 hingga 2021 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan yaitu pada tahun 2019 mencapai 11.057 kasus, kemudian tahun 2020
sebanyak 11.278 dan pada tahun 2021 mencapai 12.556 kasus. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak belum terimplementasi secara maksimal. 2) Upaya yang
dilakukan pemerintah Indonesia dalam memberikan perlindungan hukum terhadap
anak di Indonesia belum secara optimal dilakukan, hal tersebut dibuktikan dengan
tingginya jumlah pengaduan dibandingkan dengan layanan lain seperti layanan
bantuan hukum dan penegakan hukum dalam kasus-kasus kekerasan terhadap
anak di Indonesia dapat menjadikan indikator bahwa masih banyak kasus-kasus
kekerasan terhadap anak di Indonesia yang belum terselesaikan. 3)Perlindungan
hukum terhadap anak di Indonesia pada tahun 2019-2020 dalam perspektif Fiqih
Siyasah Dusturiyyah belum mencapai tujuan dari Fiqih Siyasah Dusturiyyah.
Peningkatan kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia pada tahun 2019 hingga
2021 yang cukup signifikan bertentangan dengan Al-Qur’an surah Al-Isra’ ayat
31, Surah Al-An’am ayat 140, surah Al-An’am ayat 151 dan hadist-hadist tentang
perlindungan anak.
X
BAB I
PENDAHULUAN
diperlukan agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya
yang harus dihadapai oleh anak. Permasalahan seputar kehidupan anak telah
dalam rangka membangun kondisi yang stabil dan ideal diperlukan peran
hak-hak anak.
tentang Hak Asasi Manusia (HAM), anak merupakan setiap manusia yang
berusia dibawah 18 tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih
1
menjamin kesejahteraan dan keamana bagi seluruh warga negara Indonesia,
dengan tujuan untuk menjamin dan melindungi hak-hak anak agar dapat
hidup, tumbuh dan berkembang sesuai harkat dan martabatnya sebagai insan
diperhatikan baik oleh orang tua masyarakat maupun oleh negara. Sebagai
segala hak dan kebutuhan hidup anak. Hak anak merupakan hak dasar yang
wajib diberikan dan didapatkan oleh anak meliputi anak usia dini dan juga
anak usia 12-18 tahun. Hak tersebut berlaku baik anak yang mempunyai
orang tua ataupun sudah tidak mempunyai orang tua dan juga anak-anak
oleh anak.4
3
Rina Rahma Ornella Angelia, Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Anak Di Indonesia,
Jurnal Swara Justisia, Volume 4, Nomor 4, 2022, hal. 383
4
Anissa Nur Fitri, Agus Wahyu Riana & Muhammad Ferdyansyah, Perlindungan hak-hak
anak dalam upaya peningkatan kesejahteraan anak, Jurnal Prosiding KS, Volume 2, Nomor 1,
hal.46
2
diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan
Anak dijelaskan bahwa tujuan dari perlindungan anak yaitu untuk menjamin
diskriminasi, hak atas nama dan identitas diri dan status kewarganegaraan,
hak untuk beribadah menurut agama yang dianutnya, hak untuk berfikir dan
5
Rina Rahma Ornella Angelia, Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Anak Di Indonesia,
Jurnal Swara Justisia, Voleme 4, Nomor 4, 2022, hal. 383
3
berekspresi, hak untuk mengetahui orang tuanya, hak untuk dibesarkan dan
diasuh oleh pihak lain apabila karena sesuatu hal atau dalam keadaan
dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial, hak untuk memperoleh
kesadaran seluruh masyarakat, akan tetapi banyak anak tidak bisa menunggu
hak-hak anak yang mana mendiskreditkan dan menindas anak, hal tersebut
penjualan anak, kekerasan pada anak baik diluar maupun didalam rumah
6
Ibid.hal. 387
4
tangga, kekerasan seksual pada anak, serta eksploitasi seksual terhadap anak
dan sebagainya.7
terhadap hak-hak anak, maka kemajuan suatu negara tersebut pun juga akan
Siyasah”
B. Rumusan Masalah
7
Candra Hayatul Iman & Wulansari, Kebijakan Pemerintah Dalam Implementasi Hukum
Perlindungan Anak Dan Upaya Penanggulangannya Terhadap Hak-Hak Anak Di Indonesia, Jurnal
Fakultas Hukum Singaperbangsa, Volume 1 Nomor 1, 2016, hal. 151
8
Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Profil Anak Indonesia Tahun 2021,
(Jakarta:Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, 2021) hal. 132
5
1. Bagaimana Problematika Perlindungan Hukum Terhadap Anak di
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
6
Penelitian dengan judul Problematika Perlindungan Hukum Terhadap
Anak Di Indonesia Tahun 2019-2021 Ditinjau dari Hukum Positif dan Fiqih
1. Manfaat Teoritis
hukum tata negara, selain itu hasil penelitian ini juga dapat dijadikan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Tulungagung.
b. Bagi Masyarakat
7
Melalui penelitian ini masyarakat akan lebih memahami
c. Bagi Pemerintah
anak di Indonesia.
E. Penegasan Istilah
Anak Di Indonesia Ditinjau dari Hukum Positif dan Fiqih Siyasah ini,
8
1. Penegasan Konseptual
a. Perlindungan Hukum
b. Anak
c. Fiqih Siyasah
2. Penegasan Operasional
itu dalam penelitian ini juga akan dibahas mengenai bagaimana upaya
9
tersebut kemudian akan dianalisis menggunakan tinjauan hukum positif
F. Sistematika Pembahasan
Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini akan membahas terkait kajian-
Bab III Metode penelitian, pada bab ini berisi metode, sumber data,
Bab IV Analisis data dan pembahasan, pada bab ini akan dibahas
10
Bab V Penutup, pada bab ini penulis akan memaparkan penutup yang
positif dan hukum fiqih siyasah kemudian dalam bab ini juga mencangkup
saran yang diberikan oleh peneliti terkait dengan penelitian yang telah
selesai dilakukan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
yang lahir dari hubungan biologis antara seorang pria dan seorang
wanita. Yang lain percaya bahwa anak-anak belum matang, bahwa pria
berdasarkan usia atau batas usia tertentu, untuk dapat disebutkan bahwa
itu adalah anak.13 Dalam hukum adat Indonesia pun, batas usia anak atau
dewasa tidak dijadikan acuan, karena dalam hukum adat, bentuk fisik dan
beranjak dewasa.
12
M. Candra, “Aspek Perlindungan Anak Indonesia”, (Prenada Media, 2018) Hal. 1
13
Liza A. Krisna, “Hukum Perlindungan Anak: Panduan Memahami Anak Yang Berkonflik
Dengan Hukum” (Yogyakarta: Deepublish, 2018), Hal. 6
12
Ditinjau dari aspek psikologis, pengertian anak adalah seseorang
dapat dikatakan seorang anak, dapat dilihat dari batas usia dan
atau hukum positif, berhubungan dengan hak dan kewajiban anak, dan
tua, dalam hal hak waris, dan pernikahan. Sedangkan dalam hukum
pidana, hak anak dalam peradilan yang harus terdapt pembedaan dalam
putusan perkara atau proses peradilan yang khusus untuk anak, tanpa
campur tangan pihak lain yang tidak berhubungan dengan anak. Seperti
14
Ibid. Hal. 11.
15
Tedy. S, “Perlindungan Hukum Terhadap Hak Anak Sebagai Hak Asasi Manusia Dalam
Perspektif Sistem Hukum Keluarga di Indonesia” Kanun Jurnal Ilmu Hukum No. 54,Volume
2011, Hal. 111-132.
16
Anissa Nur Fitri, Agus Wahyuni Riana, & Muhammad Ferdyansyah, “Perlindungan Hak-
Hak Anak dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Anak”, (Prosiding Ks: Riset dan Pkm
Volume: 2 Nomor: 1, 2016), Hal.46.
13
yang dikatakan oleh Standard Minimum Rules (SMR JJ), bahwa:
from an adult.”
terjadi ketika: 4 tahun, lalu 80% terjadi ketika mereka berumur delapan
tahun dan 100% puncak ketika ada anak-anak usia 8 sampai 18 tahun.
kakak, adik, dan lain-lain. Orang tua adalah ayah dan ibu yang
17
Ibid. Hal. 1-146.
14
pendidikan, kesehatan, cinta, dan kasih sayang. Keluarga terfokus pada
merupakan salah satu bentuk krisis moralitas, yang mana perilaku anak
kewajibannya sebagai anak dan juga siswa. Dari media televisi dan
18
Ariyanti N. C, Ari S, dan Gian F. A, “Gaya Pengasuhan Orang Tua Pada Anak Usia
Dini”, Jurnal Pendidikan Anak, Vol 3, No 2, 2017, Hal. 2.
19
Ibid. Hal. 2.
15
adalah anak yang karena beberapa penyebab tidak diobati, tidak dirawat,
sehingga kebutuhannya tidak terpenuhi baik fisik, mental dan sosial yang
2. Ditelantarkan karena tidak memiliki orang tua atau orang tua yang
5. Tidak bekerja atau tidak bekerja bagi yang berusia 18 tahun dan
belum menikah.
hak yang seharusnya didapat oleh anak seperti hak dasar yang dapat
20
Anissa Nur Fitri, Agus Wahyuni Riana, & Muhammad Ferdyansyah, “Perlindungan Hak-
Hak Anak dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Anak”, (Prosiding Ks: Riset dan Pkm
Volume: 2 Nomor: 1, 2016), Hal.. 48
16
1. Hak untuk hidup
Hak untuk hidup ini berlaku semenjak anak berada masih dalam
perkembangannya.
anak.
17
Hak untuk mendapatkan perlindungan yaitu hak yang harus
diperhatikan karena apa yang ditentukan oleh orang dewasa itu belum
tentu baik pula bagi si anak, sehingga anak juga diperlakukan sebagai
mana hak-hak tersbeut telah direnggut oleh orang lain, maka haruslah ada
dimilikinya.22.
21
Anissa Nur Fitri, Agus Wahyuni Riana, & Muhammad Ferdyansyah, “Perlindungan Hak-
Hak Anak dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Anak”, (Prosiding Ks: Riset dan Pkm
Volume: 2 Nomor: 1, 2016), Hal.. 47
22
Sadjipto Rahardjo, “Ilmu Hukum”, (PT. Citra Aditya Bakti: Bandung, 2000), Hal.54.
18
Perlindungan hukum menurut Philipus M. Hadjon adalah sebuah
dan bermanfaat, maka hukum harus memuat nilai-nilai etika dan standar
berikut:
23
Philipus M. Hadjon, “Pengantar Hukum Administrasi Indonesia”, (Gajah Mada University
Press: Yogyakarta, 2011), Hal.10
24
Luthvi Febryka Nola, “Upaya Pelindungan Hukum Secara Terpadu Bagi Tenaga Kerja
Indonesia (TKI)”, Jurnal Negara Hukum: Vol. 7, No. 1, Juni 2016, Hal.38.
25
I Nyoman Putu Budiartha, “Hukum Outsourcing: Konsep Alih Daya, Bentuk Perlindungan,
Dan Kepastian Hukum”, (Malang: Setara Press 2016), Hal. 17.
19
Jadi, dapat disimpulkan berdasarkan pendapat dari para pakar
dengan para aparat penegak hukum, yang berpedoman pada aturan yang
Adil di sini bukan berarti adil hanya untuk beberapa orang saja, namun
20
2. Perlindungan Hukum yang bersifat Non Yuridis
kesehatan.26
26
Muhammad Fachri Said, Perlindungan Hukum terhadap Anak dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia, Jurnal Cendekia Hukum, volume 4, Nomor 1, 2018, Hal.145-146
27
Luthvi Febryka Nola, “Upaya Pelindungan Hukum Secara Terpadu Bagi Tenaga Kerja
Indonesia (TKI)”, Jurnal Negara Hukum: Vol. 7, No. 1, Juni 2016, Hal. 40
21
kejahatan. Penegakan hukum merupakan suatu rangkaian upaya
22
orang banyak, ketiga tujuan ini sering diungkapkan secara terpisah dan
memiliki tujuan yang harus dicapai. Dengan kata lain, tugas hukum
saja, perlu dicek dari aspek budaya, moral dan agama, bahkan para ahli
31
Irvan Rizqian, “Upaya Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Tindak
Pidana Kekerasan Seksual Dikaji Menurut Hukum Pidana Indonesia”, Journal Justiciabellen, Vol.
01, No. 01, Januari 2021, Hal. 51-61
23
yang mana terdapt banyaknnya peraturan dan larangan yang buat oleh
32
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
24
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam memberikan
1. Bantuan Hukum
2. Layanan Kesehatan
3. Layanan Pemulangan
4. Penegakan Hukum
5. Layanan Pengaduan
25
terhadap perempuan dan anak yang diajukan korban, keluarga atau
masyarakat.34
2010).36
sehingga dapat diamalkan oleh umat islam. Karena sifat dari fiqih itu
34
Ibid.
35
Ibid.
36
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anan, Profil Anak Indonesia
2021, (Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2021) Hal.130-
131
26
situasi dan kondisi manusia itu sendiri. 37 T.M Hasbi Ash-Shiddieqy
hukum syara’, maka dalam upayanya harus selaras dengan tujuan dari
hukum Islam. Tujuan dari adanya hukum Islam yaitu untuk memenuhi
manapun.
37
Muhammad Iqbal, Fiqih Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), hal. 2
38
Ibid. hal. 15
27
2. Hifdz an-Nafs (Memelihara Jiwa)
seluruhnya.
39
Rohidin, Pengantar Hukum Islam, (Lampung Timur: Lintang Rasi Aksara Books, 2016)
Hal.34
28
Perlindungan terhadap anak diberbagai negara diatur dalam
ini mencakup arti kebajikan (virtues), cara-cara yang baik (good manner)
40
Ibid. Hal.37
41
Muhaemin B, Prinsip-Prinsip Dasar tentang Hak Perlindungan Anak (Tinjauan Quranik,
Hadis dan Hukum Positif), Jurnal Hukum Diktum, Volume 14, Nomor 1, 2016, hal.80
29
terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-An’am ayat 140 dan ayat 151 yang
menyatakan bahwa:
هّٰللا هّٰللا
َ م ُ ا ْفتِ َر ۤا ًء َعلَى ِ ۗقَ ْدUُ َُس َر الَّ ِذ ْينَ قَتَلُ ْٓوا اَوْ اَل َدهُ ْم َسفَه ًۢا بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم َّو َح َّر ُموْ ا َما َر َزقَه
ضلُّوْ ا ِ قَ ْد خ
قُلْ تَ َعالَوْ ا اَ ْت ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم اَاَّل تُ ْش ِر ُكوْ ا بِ ٖه َش ْيـًٔا َّوبِ ْال َوالِ َدي ِْن اِحْ َسانً ۚا َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَوْ اَل َد ُك ْم ِّم ْن
42
Ibid. 81-82
30
ٌ ت فِ ْي ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ بَي
ْت فِ ْي ِه بَ ْيتِ ٌم ٌ ت فِ ْي ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ بَي
ِ ْت فِ ْي ِه بَ ْيتِ ٌم يُحْ َسنُ ِإلَ ْي ِه َو َشرُّ بَ ْي ِ َخي َْر بَ ْي
Artinya: Dari Abi Hurairah ra. Dari Nabi saw bersabda: Sebaik-
baik rumah kaum muslimin, yaitu rumah yang ada anak yatim diasuh
dengan baik, dan sejahatjahat rumah kaum muslimin ialah rumah yang
ada anak yatim yang selalu diganggu dan disakiti. (HR. Ibn Majah).
ِ ارهُ َو َغدَا َو َرا َح َشا ِهرًا َس ْيفَهُ فِي ْال َجنَّ ِة َأ َخ َوي ِْن َكهَاتَي ِْن ُأ ْخت
َان َ َك َم ْن قَا َم لَ ْيلَةُ َو
َ َصا َم نَه
) (رواه البخاري و مسلم و ابن ماجهUق ِإصْ بَ َع ْي ِه ال َّسبَّابَةَ َو ْال ُو ْسطَى َ َوَأ ْل
Uَ ص
terhadap anak. Ayat dan juga hadist diatas juga menjadi suatu dasar
43
Ibid. hal. 79-80
31
B. Penelitian Terdahulu
kesejahteraan anak
anak, anak terlantar, dan juga masih tingginya jumlah anak jalanan.
32
Jika peningkatan upaya perlindungan anak dapat diatasi dengan baik,
dilakukan oleh Anisa Dkk yaitu penelitian ini lebih mengarah pada
Indonesia.
44
Anisa Fitri, Dkk, Perlindungan Hak-Hak Anak dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan
Anak, Jurnal Prosiding KS, Riset & PKM, Vol. 2, No. 1, Hal. 49-50
33
dan menjamin segala hak anak yang telah dijamin dalam konvensi hak
terhadap anak.45
yang tersembunyi di hati tidak akan hilang. Hal tersebut perlu dijamin
45
Muhammad Fachri Said, Perlindungan Hukum terhadap Anak dalam Perspektif Hak
Asasi Manusia, Jurnal Cendekia Hukum, Vol. 4, No. 1, 2018, Hal. 151
34
muda. Kejahatan seksual terhadap remaja bisa terjadi kapan saja, dimana
saja dan dilakukan oleh siapa saja, bahkan keluarga terdekat sekalipun.
yang tepat, sistem data serta informasi yang valid dibutuhkan untuk
dibawah umur.
46
August Thiary, Perlindungan Anak di Bawah Umur dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia, Nomos: Jurnal Penelitian Hukum, Volume 1, Nomor 8, 2021, Hal. 321
35
jumlah anak terlantar dan jumlah kekerasan terhadap anak semakin
5. Nama : Muhaemin B
47
Teguh Kurniawan, Peran Parlemen dalam Perlindungan Anak, Jurnal Aspirasi, Volume
6, Nomor 1, 2015, hal.49
36
Judul Penelitian : Prinsip-prinsip dasar tentang Hak Perlindungan Anak
anak muslim lebih menekankan dari aspek keilmuan dan juga perbuatan-
48
Muhaemin B, Prinsip-Prinsip Dasar tentang Hak Perlindungan Anak (Tinjauan Quranik,
Hadis dan Hukum Positif), Jurnal Hukum Diktum, Volume 14, Nomor 1, 2016, hal.85
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
atau hanya tertarik pada hukum dan pengaturan norma yang tersurat saja
(law in the books), melainkan juga terhadap norma dalam praktiknya (law in
penegak hukum.
untuk mengemukakan fakta dunia yang nyata dan pasti atau fungsi sosial
38
objektif yang operasinya dapat dilihat hukum itu sendiri, dan berusaha
Pound, penelitian ini akan tidak terpaku pada aturan secara tertulis terkait
perlindungan anak di Indonesia (law in the books), tetapi juga akan meneliti
Indonesia.
B. Sumber Data
yang harus ada karena dengan adanya data, maka suatu penelitian akan
hukum, dan data dari responden. Lokasi penelitian, yaitu lingkungan tempat
49
David tan, Metode Penelitian Hukum: Mengupas dan Mengulas Metodologi dalam
Menyelenggarakan Penelitian Hukum, Nusantara: Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Volume 8,
Nomor 8, 2021, hal. 2469
39
cara wawancara, kuesioner, dan angket. Sedangkan data sekunder
Dalam peneitian data primer yang digunakan yaitu hasil dari dari fakta
2014 tentang Perlindungan Anak dan juga buku-buku, skripsi dan jurnal-
yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder.51 Data-data primer dalam
Indonesia.
50
Ishaq, Metode Penelitian Hukum Dan Penulisan Skripsi, Tesis Serta Disertasi, (Bandung:
CV Alfabeta, 2017), hal.71
51
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, (Mataram: Mataram University Press, 2020)
hal.95
40
D. Teknik Analisis Data
pengolahan data, yaitu mengelola data sedemikian rupa, sehingga data dan
BAB IV
A. Paparan Data
pelaporan dan tahun kejadian pada bulan januari tahun 2019 sampai
bulan juni tahun 2020 dapat dilihat berdasarkan data sebagai berikut:
41
Dari data di atas dapat terdapat perbedaan antara jumlah pelaporan
dan jumlah kasus yang terjadi pada bulan yang sama. Sebagian besar data
terjadi pada bulan yang sama. Baik berdasarkan tahun pelaporan maupun
yang menurun dari bulan Januari hingga bulan Desember pada tahun
2019, namun jumlah kasus kembali meningkat tajam pada bulan Januari
dan rata-rata perhari pada bulan januari sampai juni 2020 dapat dilihat
54
Ibid.Hal.183
42
Dari data di atas dapat diketahui bahwa jumlah kasus yang terjadi
pada bulan Januari 2019 yaitu sebanyak 1.533 kasus dengan rata-rata
jumlah kasus yang terjadi setiap harinya adalah 49 kasus. Jumlah kasus
kekerasan yang terjadi paling rendah ada pada tahun 2019 adalah bulan
Desember dengan 614 kasus dan rata-rata jumlah kasus yang terjadi per
bentuk kekerasan yang terjadi pada anak, jumlah kekerasan pada bulan
januari 2019 hingga bulan juni 2020 dapat dilihat berdasarkan data
sebagai berikut:
55
Ibid. Hal.185
43
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa kekerasan yang
fisik, dan kekerasan psikis. Tren jumlah anak korban kekerasan seksual
bentuk kekerasan seksual yang dapat terjadi pada anak antara lain
konten pornografi pada anak, kontak fisik dengan organ genital anak, dan
44
Jumlah korban dan kasus kekerasan terhadap anak 2019, 2020, dan
Januari- November 2021.
13.819
12.285 12.425
12.556
11.057 11.278
terus mengalami kenaikan dari tahun 2019 hingga bulan November 2021.
Pada tahun 2019 kasus kekerasan terhadap anak mencapai 11.057 kasus,
sebanyak 11.278 kasus dan kenaikan yang cukup tinggi terjadi pada
tahun 2021, hingga bulan november saja kasus kekerasan terhadap anak
56
Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Profil Anak Indonesia Tahun
2021, (Jakarta:Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, 2021) hal. 132
45
Jan-Nov 2021 12,49 30,41 57,10
setiap tahunnya. Pada tahun 2019 ada sebanyak 53,98 persen anak
persen pada tahun 2020, dan meningkat kembali menjadi 57,10 persen
dimanapun, kekerasan terhadap anak pada tahun 2019 sampai tahun 2021
berikut:
57
Ibid. hal. 134
46
Rumah Tangga Tempat Kerja Lainnya
10,28
6,62
4,39
0,98 0,18 0,89 0,29 1,07 0,45
kekerasan terhadap anak. Dalam tiga tahun terakhir periode 2019, 2020
meningkat terus.
sebesar 43,46 persen, meningkat menjadi 47,50 persen pada tahun 2020,
dan meningkat kembali menjadi 48,68 persen tahun 2021 dari Januari-
November. Kondisi pandemi yang terjadi mulai awal 2020 dan terus
47
berlangsung hingga akhir 2021 memaksa seluruh anggota rumah tangga
Kegiatan bekerja bagi orang tua maupun belajar bagi anak dilaksanakan
58
Ibid. hal 138
59
Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Profil Anak Indonesia Tahun
2020, (Jakarta:Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, 2020) Hal.180
48
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa kasus pengaduan
masalah anak yang paling banyak dilaporkan pada tahun 2019 adalah kasus
perebutan hak kuasa asuh, korban pelarangan akses bertemu anak, dan
49
terbanyak adalah anak korban pornografi dan media sosial dan anak pelaku
Indonesia, layanan yang diberikan oleh pemerintah pada tahun 2020 dapat
3.596
2.235
1.417
947
608
162 130 79
60
Ibid. hal. 145
50
korban, kemudian untuk layanan kesehatan sebanyak 2.235 korban.
untuk penegakan hukum lebih rendah dari pada bantuan hukum yaitu
dengan jumlah 608 korban. Untuk layanan rehabilitasi sosial sebanya 947
berupa pemulangan yaitu sebanyak 130 korban dan yang paling rendah
korban.
anak korban kekerasan fisik, psikis dan seksual baru mencapai 48,3%,
sehingga diperlukan adanya upaya serius agar korban tidak semakin rentan
51
dan terdampak dalam kehidupannya. Kelima, pencegahan kekerasan
terhadap anak berbasis institusi, baik berasrama maupun non asrama dengan
B. Analisis Data
yang terjadi pada bulan Januari 2019 yaitu sebanyak 1.533 kasus dengan
rata-rata jumlah kasus yang terjadi setiap harinya adalah 49 kasus. Jumlah
kasus kekerasan yang terjadi paling rendah ada pada tahun 2019 adalah
bulan Desember dengan 614 kasus dan rata-rata jumlah kasus yang terjadi
seksual terlihat menurun dari bulan Januari hingga Desember 2019, namun
kembali meningkat secara tajam pada bulan Januari 2020. Bentuk- bentuk
kekerasan seksual yang dapat terjadi pada anak antara lain mengenalkan
anak, kontak fisik dengan organ genital anak, dan pemaksaan terhadap anak
61
https://www.kpai.go.id/publikasi/catatan-pelanggaran-hak-anak-tahun-2021-dan-
proyeksi-pengawasan-penyelenggaraan-perlindungan-anak-tahun-2022 diakses pada tanggal 20
Desember 2022 pukul 04.05 WIB
52
aman dan nyaman bagi anak, tetapi faktanya kekerasan banyak terjadi dalam
rumah tangga. Kekerasan terhadap anak yang terjadi dalam rumah tangga
pada tahun 2019 mencapai 43,46 persen, pada tahun 2020 kekerasan
kemudian meningkat lagi pada januari hingga november 2021 yang mana
umur, kekerasan terhadap anak yang berumur 0-5 tahun pada tahun 2019
sebanyak 12, 56 persen, pada tahun 2020 turun menjadi 12,19 persen
tahun pada tahun 2019 sampai bulan november 2021 terus mengalami
persen, kemudian pada tahun 2020 kekerasan anak menurun menjadi 30,95
kembali terjadi pada januari samapi november tahun 2021 yang mana
sampai bulan november 2021 terjadi pada anak dengan umur 13 samapai 17
tahun yang mana mencapai lebih dari 50 persen. pada tahun 2019 kekerasan
53
kekerasan terhadap anak dengan umur 13 sampai 17 tahun terjadi kembali
pada januari hinggan november 2021 yang mana kekerasan terhadap anak
Secara umum kekerasan terhadap anak pada tahun 2019 hingga tahun
kenaikan dengan jumlah kasus sebanyak 11.278 kasus dan kenaikan yang
cukup tinggi terjadi pada tahun 2021, hingga bulan november saja kasus
terbanyak yaitu terjadi pada anak yang berhadapan dengan hukum. Pada
tahun 2020 layanan yang paling banyak diberikan yaitu berupa layanan
1.417 korban, sedangkan untuk penegakan hukum lebih rendah dari pada
54
Penanganan kasus kekerasan terhadap anak pada tahun 2021
korban kekerasan fisik, psikis dan seksual baru mencapai 48,3%, sehingga
diperlukan adanya upaya serius agar korban tidak semakin rentan dan
BAB V
PEMBAHASAN
yaitu sebuah upaya pengayoman terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) yang
mana hak-hak tersbeut telah direnggut oleh orang lain, maka haruslah ada
55
perlindungan kepada masyarakat agar dapat menikmati hak-hak yang
dimilikinya.62.
didapatkan.
diskriminasi.63
anak yaitu untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar setiap anak
62
Sadjipto Rahardjo, “Ilmu Hukum”, (PT. Citra Aditya Bakti: Bandung, 2000), Hal.54.
63
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak
56
kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang
perlindungan dari:
data hasil analisi peneliti yang menunjukkan pada tahun 2019 hingga bulan
Kekerasan terhadap anak pada bulan Januari 2019 yaitu sebanyak 1.533
kasus dengan rata-rata jumlah kasus yang terjadi setiap harinya adalah 49
kasus.
64
Ibid.
65
Ibid.
57
Jumlah kasus kekerasan yang terjadi paling rendah ada pada tahun
2019 adalah bulan Desember dengan 614 kasus dan rata-rata jumlah kasus
Indonesia pada tahun 2019 sebanyak 12, 56 persen, pada tahun 2020 turun
Kekerasan terhadap anak yang terus meningkat terjadi pada anak yang
terhadap anak dengan umur 13 sampai 17 tahun terjadi kembali pada januari
Secara umum kekerasan terhadap anak pada tahun 2019 hingga tahun
kenaikan sebanyak 221 kasus hingga jumlah kasus kekerasan terhadap anak
sebanyak 11.278 kasus dan kenaikan yang cukup tinggi terjadi pada tahun
58
menandakan bahwa perlindungan hukum terhadap anak di Indonesia
kasus kekerasan terhadap anak yang cukup signifikan pada tahun 2019
pemerintah daerah, masyarakat, keluarga, dan orang tua atau wali dari anak
66
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
59
Kewajiban penyelenggaraan perlindungan anak secara eksplisit diatur
tersebut yaitu:
dan bahasa, status hukum, urutan kelahiran, dan kondisi fisik dan/atau
mental.
Perlindungan Anak.
60
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan kabupaten/kota layak Anak
agama.
terbanyak yaitu terjadi pada anak yang berhadapan dengan hukum. Pada
tahun 2020 layanan yang paling banyak diberikan yaitu berupa layanan
1.417 korban, sedangkan untuk penegakan hukum lebih rendah dari pada
korban kekerasan fisik, psikis dan seksual baru mencapai 48,3%, sehingga
diperlukan adanya upaya serius agar korban tidak semakin rentan dan
kekerasan anak tersebut dapat diketahui bahwa layanan yang paling banyak
61
Tingginya jumlah pengaduan dibandingkan dengan layanan lain
Fiqih Siyasah.
sehingga dapat diamalkan oleh umat Islam. Karena sifat dari fiqih itu
62
situasi dan kondisi manusia itu sendiri.68 Dalam hal perlindungan hukum
anak-anak di Indonesia.
tujuan dari Fiqih Siyasah itu sendiri yaitu Hifdz ad-Din (Memelihara
mencakup arti kebajikan (virtues), cara-cara yang baik (good manner) dan
2019-2021 masih jauh dari apa yang diharapkan. Hal tersebut dibuktikan
Indonesia pada tahun 2019 hingga tahun 2021. Kekerasan terhadap anak
68
Muhammad Iqbal, Fiqih Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), hal. 2
69
Ibid. Hal.37
63
pada tahun 2019 hingga tahun 2021 terus mengalami peningkatan. Pada
11.278 kasus dan kenaikan yang cukup tinggi terjadi pada tahun 2021,
12.556 kasus.
tersebut bertentangan dengan Al-Qur’an surah Al-Isra’ ayat 31, Surah Al-
An’am ayat 140 dan surah Al-An’am ayat 151. Dalam surah Al-Isra’ ayat
31 menyatakan bahwa:
هّٰللا هّٰللا
َ م ُ ا ْفتِ َر ۤا ًء َعلَى ِ ۗقَ ْدUُ َُس َر الَّ ِذ ْينَ قَتَلُ ْٓوا اَوْ اَل َدهُ ْم َسفَه ًۢا بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم َّو َح َّر ُموْ ا َما َر َزقَه
ضلُّوْ ا ِ قَ ْد خ
70
Muhaemin B, Prinsip-Prinsip Dasar tentang Hak Perlindungan Anak (Tinjauan Quranik, Hadis
dan Hukum Positif), Jurnal Hukum Diktum, Volume 14, Nomor 1, 2016, hal.80
64
kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak
mendapat petunjuk (Q.S. Al-An’am ayat 140)
قُلْ تَ َعالَوْ ا اَ ْت ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم اَاَّل تُ ْش ِر ُكوْ ا بِ ٖه َش ْيـًٔا َّوبِ ْال َوالِ َدي ِْن اِحْ َسانً ۚا َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَوْ اَل َد ُك ْم ِّم ْن
anak di Indonesia yang semakin meningkat pada tahun 2019 hingga tahun
Artinya: Dari Abi Hurairah ra. Dari Nabi saw bersabda: Sebaik-
baik rumah kaum muslimin, yaitu rumah yang ada anak yatim diasuh
dengan baik, dan sejahatjahat rumah kaum muslimin ialah rumah yang
ada anak yatim yang selalu diganggu dan disakiti. (HR. Ibn Majah).
71
Ibid. 81-82
65
َ ال قَا َل َرسُوْ ُل هَلَّلا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم ْن ع
ََال ثَالَثَهُ ِم ْن اَاْل َ ْيت َِام َكان ِ َع َْن َع ْب ِد هّللا ِ ب ِْن َعب
َ َاس ق
ِ ارهُ َو َغدَا َو َرا َح َشا ِهرًا َس ْيفَهُ فِي ْال َجنَّ ِة َأ َخ َوي ِْن َكهَاتَي ِْن ُأ ْخت
َان َ َك َم ْن قَا َم لَ ْيلَةُ َو
َ َصا َم نَه
) (رواه البخاري و مسلم و ابن ماجهUق ِإصْ بَ َع ْي ِه ال َّسبَّابَةَ َو ْال ُو ْسطَى َ َوَأ ْل
Uَ ص
semakin meningkat pada tahun 2019 hingga 2021 juga menandakan bahwa
2021 belum mencapai tujuan dari Fiqih Siyasah Dusturiyyah yakni Hifdz
72
Ibid. hal. 79-80
66
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
mencapai 11.057 kasus, kemudian tahun 2020 sebanyak 11.278 dan pada
67
Indonesia dapat menjadikan indikator bahwa masih banyak kasus-kasus
ayat 140, surah Al-An’am ayat 151 dan hadist-hadist tentang perlindungan
anak.
B. Saran
1. Bagi Pemerintah
2. Bagi Masyarakat
68
3. Bagi Orang Tua
tua maupun wali anak di Indonesia, mengingat orang tua atau wali anak
anak-anak di Indonesia.
69
DAFTAR PUSTAKA
Budiartha, I Nyoman Putu. 2016. Hukum Outsourcing: Konsep Alih Daya, Bentuk
F.A, Ariyanti N. C, Ari S, dan Gian. 2017. Gaya Pengasuhan Orang Tua Pada
Ferdyansyah, Anissa Nur Fitri, Agus Wahyu Riana & Muhammad. 2016.
70
Harahap, Irwan S. 2016.Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Kejahatan
23 No.1.
Ishaq. 2017. Metode Penelitian Hukum Dan Penulisan Skripsi, Tesis Serta
Anak.
Anak.
Nola, Luthvi Febryka. 2016. Upaya Pelindungan Hukum Secara Terpadu Bagi
71
Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 01
Raharja, Satjipto. 2000. Ilmu Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Rohidin. 2016. Pengantar Hukum Islam. Lampung Timur: Lintang Rasi Aksara
Books.
S,Tedy. 2011. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Anak Sebagai Hak Asasi
Nomor 1.
Thiary, August. 2021. Perlindungan Anak di Bawah Umur dalam Perspektif Hak
72
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
73