PERCERAIAN
( Studi Kasus : Putusan PA Rembang Nomor 1030/Pdt.G/2021/PA.Rbg )
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Ilmu Hukum
Program Kekhususan Hukum Perdata
Diajukan oleh :
Canda Dewi Oksa Yuristiyanti
NIM : 30301800425
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Niscaya Allah akan meningkatkan orang – orang yang beriman diantara kamu
11)
memberi semangat.
Almamaterku UNISSULA.
vi
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas kehendak rahmat, taufik serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul “ANALISIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP
ANAK AKIBAT PERCERAIAN (STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM NOMOR
1030/Pdt.G/2021/PA.Rbg)”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Ilmu Hukum di Fakultas Hukum
Universitas Islam Sultan Agung.
Menyadari atas keterbatasan penulis skripsi, maka dalam penulisa skripsi
ini banyak pihak yang telah memberikan dukungan berupa doa, semangat,
motivasi serta bimbingan ini, penulis dengan penuh rasa hormat dan rendah hati
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan penulisan skripsi ini, Penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Gunarto.,SE.,SE.Akt.,M.Hum, Selaku Rektor
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
2. Bapak Dr. Bambang Tri Bawono, SH., M.H, Selaku Dekan pada Fakultas
Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
3. Ibu Dr. Widayati S.H., M.H, Selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
4. Bapak Dr. Arpangi S.H., M.H, Selaku Direktur kelas Eksekutif
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
5. Ibu Dr. Aryani Witasari, SH.,M.Hum, Selaku Ketua Prodi Fakultas
Hukum Universitas Islam Sultang Agung Semarang.
6. Bapak Dr. Denny Suwondo, S.H., M.H, Selaku Dosen Pembimbing dalam
penulisan hukum skripsi ini.
7. Bapak Andri Wijaya Kusuma S.H., M.H, Selaku Dosen Wali Kelas
Eksekutif yang telah memberikan gambaran dan arahan selama masa
kuliah.
vii
8. Bapak atau Ibu Dosen Fakultas Hukum Univertsitas Islam Sultan Agung
yang telah berjasa memberikan ilmu dari semester 1 sampai dengan
penulisan skripsi ini.
9. Staf dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
10. Bapak Drs. Zakiruddin, Ketua Kantor Pengadilan Agama Rembang yang
Telah Memberi Ijin melangsungkan riset di Pengadilan Agama Rembang.
11. Bapak Dian Khoirul Umam S.H.I, Hakim Pengadilan Agama Rembang
yang telah membantu penulisan untuk memperoleh data yang berkaitan
dengan skripsi ini.
12. Ibu Dra. Hj Bahiroh, Panitera di Pengadilan Agama Rembang yang telah
mengarahkan dan membantu penulisan untuk memperoleh data yang
berkaitan dengan skripsi ini.
13. Kedua Orang tua serta kakak dan Adik Tersayang yang telah mendoakan,
mensuport dan menyemangati putrinya yang telah berjuang dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
14. Teman-Teman seperjuangan Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2018
dan Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang secara
tidak langsung telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan yang perlu di sempurnakan oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga penulis skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Wassalammualaikum Wr.Wb.
Rembang,
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
DAFTAR ISI
xi
BAB III.............................................................................................................. 60
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 60
A. Perlindungan Hukum Perlu Diberikan Terhadap Anak Akibat Perceraian 60
B. Analisis Pertimbangan Hakim terhadap Perlindungan Anak Akibat
Perceraian dalam Putusan Nomor 1030/Pdt.G/2021/PA.Rbg .......................... 65
BAB IV ............................................................................................................. 77
PENUTUP ......................................................................................................... 77
A. Kesimpulan ............................................................................................. 77
B. Saran ....................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 79
LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-Nya, baik pada
yang dipilih oleh Allah Swt, sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk
dan mengumpulkan.1
“Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
suatu ikatan yang suci dan sakral adanya. Namun dalam kenyataannya
suatu ikatan perkawinan dapat putus karena beberapa sebab, yang salah
1
Khoirul, Abror, Hukum Perkawinan dan Perceraian, Bening Pustaka, yogyakarta, 2020, hlm 39
1
Perceraian menurut bahasa Indonesia berarti “pisah” dari kata
istri karena tidak ada kerukunan dalam rumah tangga atau sebab lain,
dengan susah payah itu berakhir dengan sebuah perceraian. Tidak selalu
membubarkan perkawinan. 2
tiap tahunnya. Tak hanya usia pernikahan yang masih seumur jagung saja
yang bercerai, pasangan yang sudah menikah puluhan tahun pun juga
mencatat selama periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan perceraian
hingga 70 persen.3
dan tanggung jawab bagi suami isteri supaya perkawinan berjalan dengan
sakinah, mawaddah, dan rahmah. Bila ada di antara suami isteri berbuat di
luar hak dan kewajibannya maka Islam memberi petunjuk bagaimana cara
suatu rumah tangga terjadi krisis yang tidak lagi dapat diatasi, maka Islam
perceraian tersebut.
Risnawati, Perceraian Berdampak Pada Psikologis Anak Usia Remaja, Deepublish Publisher,
reaksi emosional yang mana hal ini biasa terjadi pada anak semua usia,
kehilangan sosok ayah atau ibu mereka, takut kehilangan kasih sayang
orang tua yang kini tidak tinggal serumah. Mungkin juga mereka merasa
di sekolah akan menurun atau mereka jadi lebih sering untuk menyendiri.
Sebagai pelarian yang buruk, anak - anak bisa terlibat dalam pergaulan
yang buruk, atau hal negative lain yang bisa merugikan. Apalagi
khususnya bagi anak yang masih di bawah umur. Mereka bisa menjadi
4 Salsabila, Wahyu, Hadianti1, Op Cit, diakses pada 16 September 2021. Pukul 21.19 WIB.
Risnawati, Op Cit, hlm 4
http://jurnal.pascasarjana.uniba-bpn.ac.id/index.php/jurnaldefacto/article/view/13/9 diakses pada
6 oktober 202, pukul 19.30WIB
4
pergaulannya bahkan psikis anak tersebut. Anak akan memperlihatkan
kemarahan akibat tidak dapat tumbuh dalam keluarga utuh dan lebih
Secara psikologis, anak terikat pada kedua orang tuanya, jika orang
tuanya bercerai, hal ini akan berpengaruh terhadap rasa harga diri yang
rendah, timbul rasa tidak aman dan sering murung dan dalam kondisi
seperti tersebut maka sekolah bagi anak tersebut bukan merupakan sesuatu
yang penting.
yang terjadi, padahal support orang tua lah yang dibutuhkan si anak dalam
menghadapi kasus seperti ini karena anak sangat sulit untuk menerima
kenyataan.8
Terlebih lagi untuk anak – anak usia dini yang masih perlu belaian kasih
sayang dan begitu tergantung pada orang tuanya, hal tersebut tentu baik
dan kehangatan keluarga yang menjadi kebutuhan dasar mereka, jika tak
7
Risnawati, Op Cit, hlm 4
Ibid, hlm 43
5
anak – anak maupun setelah dewasa. Walaupun kadangkala, perceraian
kedua belah pihak, tetapi selalu ada akibat buruknya pada anak, baik
Oleh karena itu amat penting bagi orang tua untuk memberikan
kasih sayang lebih buat anak mereka meskipun mereka telah bercerai agar
anak tidak kehilangan sosok figur kedua orang tuanya meskipun sudah
yang terjadi pada orang tuanya sangat berpengaruh pada psikologis anak. 10
untuk diasuh oleh Orang Tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau
aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi
Pasal tersebut menjelaskan bahwa anak berhak untuk dirawat oleh orang
tua nya sendiri, dididik, dibimbing unttuk membentuk karakter dalam diri
anak tersebut.
9
Ibid, hlm 34-35
10
Ibid, hlm 43
11
Khoirul Abror, Hukum Perkawinan dan Perceraian, bening pustaka, Yogyakarta, 2020, hlm
161-162
6
Putusan pengadilan menurut UU No. 1 Tahun 1974 adalah sumber
terefleksi dari pasal 39 ayat (1) yang memuat ketentuan imperative bahwa
kedua belah pihak” ini berarti bahwa tidak ada perceraian, jika tidak ada
anak yang berusia 2 tahun, menurut penulis anak tersebut merupakan salah
kenyataan yang terjadi pada masyarakat umum bahwa tidak banyak orang
12
Muhammad, Syaifuddin, Hukum Perceraian, Sinar Grafika, Jakarta Timur, 2013, Hlm 101
13
Erisa, Ardika, Prasada, Pertimbangan Hakim Dalam Menetapkan Hak Asuh Anak Akibat
Perceraian Dipengadilan Agama Kayu Agung, diakses pada tanggal 12 November 2021 pukul
05.57WIB, http://ejournal.uniski.ac.id/index.php/JHUniski/article/view/78/69
7
maka jika tidak mendapat perlindungan akan terjadi banyak kemungkinan
terhadap teman – teman nya karena dengan latar belakang yang berbeda
dari teman – teman nya yang lain. bahkan sampai menimbulkan depresi
terhadap anak akibat perceraian. Selain itu orang tua lupa akan
kepentingannya sendiri.
menjatuhkan hak asuh anak pada salah satu pihak. bukan berarti pihak
yang tidak diberikan hak asuh tersebut dapat lepas dan bebas tanpa
tanggung jawab. Keduanya tetap bertanggung jawab dalam hal
Bahkan ada pula yang melalaikan kewajibannya terhadap anak untuk hak
B. Rumusan Masalah
perceraian?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perlindungan hukum perlu diberikan terhadap anak
akibat perceraian.
perceraian.
D. Manfaat Penelitian
E. Terminology
pembaca mengenai apa yang hendak di capai dalam penelitian. Judul yang
10
1030/Pdt.G/2021/PA.Rbg)”, penegasan istilah dari istilah - istilah itu
1. Analisis
lain, Analisis adalah proses menyadari sesuatu dengan teliti dan hati-
tentang analisis 14
2. Putusan Hakim
3. Anak
maupun psikis yang belum dapat dikatakan sebagai orang dewasa, dan
4. Akibat Perceraian
14
Putra, Pengertian Analisis: Fungsi, Tujuan Dan Jenis Jenis Analisa,
https://salamadian.com/pengertian-analisis/, diakses pada 28 September 2021, pukul 07:58 WIB.
15
Sudikno, Mertokusumo, Hukum Acara Perdata, Univ.Atma Jaya, yogyakarta, 2010, hlm.271.
11
Saat orang tua memutuskan untuk bercerai, kebanyakan orang tua
pendidikan dan kesehatan. Sifat ini akan membuatnya menarik diri dari
F. Metode Penelitian
bersangkutan.17
16 https://www.halodoc.com/artikel/7-efek-buruk-perceraian-bagi-anak diakses pada tanggal 28
September 2021, pukul 21:52 WIB.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2008, hlm 43.
Ibid, hlm 6.
12
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti dalam penelitian ini
1. Pendekatan Penelitian
2. Spesifikasi Penelitian
terjadi pada obyek penelitian secara tepat dan jelas untuk memperoleh
a. Data Primer
b. Data Sekunder
13
lainnya serta bisa dari arsip atau dokumen dan artikel-artikel di
Perkawinan
Perlindungan anak
a. Buku-buku referensi,
perceraian,
c. Artikel-artikel jurnal,
4. Lokasi Penelitian
59251.
14
5. Alat pengumpulan data
yaitu :
penelitian.
G. Sistematika Penulisan
hukum ini menjadi empat(4) bab dan tiap – tiap bab dibagi dalam sub sub
BAB I : PENDAHULUAN
15
Penelitian, Terminology, Metode Penelitian, Sistematika
Penelitian.
BAB IV : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sengketa antara para pihak. bukan hanya yang diucapkan saja yang disebut
dengan surat edarannya No. 5/1959 tanggal 20 April 1959 dan No. 1
1/1962 tanggal 7 Maret 1962 mengintruksikan antara lain agar pada waktu
perkara, dapat dicegah pula adanya perbedaan isi putusan yang diucapkan
dan yang tertulis. Kalua ternyata ada perbedaan antara yang diucapkan dan
yang tertulis, yang sah adalah yang diucapkan karena lahirnya putusan itu
berbeda dengan yang tertulis. Oleh karena itu, setiap berita acara sidang
17
paling lama satu minggu sesudah sidang dan setiap putusan yang akan
Pasal 185 ayat 1 HIR (pasal 196 ayat 1 Rbg) membedakan antara
perkara dalam suatu tingkatan peradilan. Putusan akhir ini ada yang
(declaratoir).
Hukuman semacam itu hanya terjadi berhubung dengan perikatan yang
berdiri dari memberi, berbuat, dan tidak berbuat. Pada umumnya putusan
untuk memenuhi prestasi, maka hak penggugat yang telah ditetapkan itu
constitutive ini pada umumnya tidak dapat dilaksanakan dalam arti kata
pada bantuan dari pihak lawan yang dikalahkan. Perubahan keadaan atau
hubungan hukum itu sekaligus terjadi pada saat putusan itu diucapkan
menerangkan atau menyatakan apa yang sah, misalnya bahwa anak yang
19
menjadi sengketa adalah anak yang dilahirkan dari perkawinan yang sah.
tertentu yang dituntut oleh penggugat atau pemohon ada atau tidak ada,
mempunyai akibat hukum tanpa bantuan dari pihak lawan yang dikalahkan
mengikat saja.
hukum baru dimulai pada saat putusan itu memperoleh kekuatan hukum
mempunyai kekuatan hukum yang pasti. Lain daripada itu hanyalah utusan
putusan akhir atau disebut juga putusan sela atau putusan antara, yang
Putusan sela ini menurut pasal 185 ayat 1 HIR (pasal 196 ayat 1
190 ayat 1 HIR (pasal 201 ayat 1 Rbg) menentukan bahwa putusan sela
20
hanya dapat dimintakan banding bersama – sama dengan permintaan
pemeriksaan saksi.
akhir.
21
wilayah hukum pengadilan negeri di mana diperiksa perkara perdata yang
bersangkutan.
pula dengan putusan sela. Putusan sela tidak mengikat hukum, bahkan
untuk sebagian saja, gugat selebihnya harus ditolak atau dalam bab – bab
Lalu dictum berbunyi “Menolak gugat yang menyangkut ……. dan ……..
atau di luar hadirnya salah satu pihak yang berpekara. Perkara diputus
hari sidang yang ditetapkan, sedangkan kalau salah satu pihak saja yang
21
Sudikno, Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Cahaya Atmaja Pustaka, Yogyakarta,
2013, Hlm 240-242
22
Retnowulan, Hukum Acara Perdata Dalam Teori Dan Praktek, Offset Alumni, Bandung, 1979,
Hlm 95-96
22
Putusan di luar hadirnya salah satu pihak itu tidak lain untuk
diperhatikan.
oleh juru sita. Pasal 126 HIR (Pasal 150 Rv) masih memberi kelonggaran
maka diharapkan bahwa ia hadir pada sidang yang telah ditetapkan. Kalau
putusan. Dalam hal ini gugatan penggugat dinyatakan gugur serta dihukum
perlu diperiksa, sehingga putusan gugur itu tidak mengenai isi gugatan.
23
perkaranya di muka hakim perdamaian desa, meskipun telah diperintahkan
oleh hakim (Pasal 135a HIR). Kalau penggugat pada hari sidang pertama
sidang yang telah ditetapkan tergugat tidak datang dan tidak pula
dipanggil dengan patut oleh juru sita tidak ada keharusan bagi tergugat
akan dinyatakan tidak diterima atau n.o. jika gugatan itu tidak beralasan,
menolak gugatan di luar pokok perkara, yang berarti bahwa hakim belum
24
sudah memeriksa pokok perkara, sedangkan dalam putusan “menolak”
gugatan penggugat.
Putusan verstek atau luar hadir tergugat ini dijatuhkan kalau tergugat tidak
datang pada hari sidang pertama. Kalau tergugat pada hari sidang pertama
hakim yang memeriksa perkara itu juga (pasal 125 ayat 3 jo. 129 HIR, 149
pasal – pasal 178, 182, 283, 184 dan 185 H.I.R. pasal 178 H.I.R.
menentukan, bahwa :
23
Ibid, Hal 112 - 115
25
2) Ia berwajib mengadili segala bagian gugatan.
Yang dimaksud alasan hakim ialah kaidah hukum kanun (regel van
alasan hukum, supaya menang kalahnya salah satu pihak menjadi terang.
Dari ayat 2 pasal 178 H.I.R. ternyata, bahwa hakim harus mengadili
semua petitum, tidak boleh satu pun yang dilupakan, satu persatu harus
biayanya.
bahwa, :
26
1) Semua putusan sela diucapkan dalam sidang
perkara itu.
2) Jika panitera pengadilan dalm kemustahilan itu, maka hal itu dengan
bahwa:
i. Jika ketua majelis karena sesuatu sebab, dipindah jauh atau wafat,
hal itu dilakukan oleh hakim anggauta II. Perlu dikemukakan di sini,
ii. Jika panitera yang ikut sidang tidak dapat menandatanganinya, maka
hal itu hanya disebutkan dalam surat putusan atau berita acara
27
tersebut. Perlu dikemukakan di sini bahwa, ia tidak diwakili oleh
panitera pengadilan, sehingga dalam hal ini tidak ada tanda tanga
dari panitera.
gugatan dan jawaban, serta juga dari alasan keputusan itu; demikian
pengadilan.
Pasal 184 H.I.R tersebut mengatur hal – hal apa yang harus dimuat
28
f) Apabila putusan didasarkan kepada peraturan undang – undang
Dari hal tersebut di atas sudah nampak jelas, bahwa tidak semua
persidangan, yang memuat dengan lengkap dan sebenarnya apa yang telah
jelas tentang apa yang digugat dan tentang jawaban tergugat, selanjutnya
Juga putusan yang panjang dan lebar, yang memuat kesemua replik
energy secara percuma. Putusan semacam itu pula karena tebalnya tidak
29
Prof. R. Subekti S.H dalam bukunya “hukum pembuktian”
– dalil manakah yang diakui atau tidak disangkal, sehingga dalil – dalil itu
dapat ditetapkan sebagai hal – hal yang berada “di luar perselisihan” dan
dibuktikan.
terlebih dahulu dalil – dalil yang menjadi dasar gugat yang diakui, setidak
dengan dalil – dalil yang disangkal dan yang menjadi persoalan dalam
perkara tersebut.
24
Retnowulan, Hukum Acara Perdata Dalam Teori Dan Praktek, CV Mandar Maju,
Bandung, 2019, hlm 108-112
30
Suatu putusan pengadilan terdiri dari 4 bagian, yaitu 1. Kepala
a. Kepala putusan
pada putusan. Apabila kepala putusan ini tidak dibubuhkan pada suatu
pihak : nama, umur, alamat, dan nama dari pengacaraya kalua ada.
c. Pertimbangan
d. Amar
25
Sudikno, Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta,
2013, Hlm 231-234
31
Yang merupakan jawaban terhadap petitum dari gugatan adalah
terhadap petitum.
Secrara garis besar formulasi putusan diatur dalam pasal 184 HIR atau
Pasal 195 Rbg serta pasal 25 Undang – undang No.4 Tahun 2004 tentang
dasar hukum dan hubungan hukum serta fakta yang menjadi dasar
hukum, karena bertentangan dengan Pasal 184 ayat (1) H.I.R. Hal
No. 312K/Sip/1974.91
32
dinyatakan batal demi hukum, karena bertentangan dengan Pasal
Uraian yang dimaksud disini adalah deskripsi fakta dan alat bukti
(2) H.I.R. dan Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang No. 4 Tahun 2004
33
menyebut dengan jelas sumber hukum tak tertulis yang menjadi
yang berperkara.96 Untuk itu, amar putusan harus jelas dan ringkas
ayat (1) H.I.R. dan Pasal 187 R.Bg. Bahkan dalam Pasal 183 ayat (1)
perkara dapat dilihat dalam Pasal 181-182 H.I.R. dan Pasal 192-194
R.Bg.
a. Kekuatan mengikat
M.Yahya Harahap, Hukum Perkawinan Nasional, Zahir Treding Co, Medan, 1975
34
Untuk dapat melaksanakan atau merealisir suatu hak secara
diperiksa atau diadili, hal ini mengandung arti bahwa pihak – pihak
oleh kedua belah pihak. salah satu pihak tidak boleh bertindak
b. Kekuatan pembuktian
c. Kekuatan eksekutorial
35
Kekuatan mengikat saja dari suatu putusan pengadilan belumlah
cukup dan tidak berarti apabila putusan itu tidak dapat direalisir
kasasi.
1. Pengertian Perceraian
adalah menurut pasal 1 UU Tahun 1974 adalah “Ikatan lahir dan bathin
27
Sudikno, Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta,
2013, Hlm 223-230
36
putusnya ikatan lahir dan bathin antara suami dan isteri yang
dengan putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan
perkawinan, baik dengan putusan hakim atau tuntutan suami atau isteri.
batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri
28
Muhammad, Syaifuddin, Hukum Perceraian, Sinar Grafika, Jakarta Timur, 2013, Hlm 18-19
29
Ibid, hlm 20
30
Wibowo, Reksopradoto, Hukum Perkawinan Nasional, Itikad Baik, Semarang, 1978,
hlm 107
37
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
memberi batasan – batasan untuk melakukan, bahwa suami isteri itu tidak
akan dapat lagi sebagai suami isteri. Dengan alasan – alasan untuk
ysng beragama islam dan Pengadilan Negeri bagi mereka yang lainnya (PP
Alasan – alasan untuk bercerai secara tegas telah diatur didalam Pasal
39 Undang – Undang No. 1 Tahun 1974, ayat (1) : pengadilan hanya dapat
pihak. ayat (2): untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan,
bahwa antara suami isteri itu tidak akan dapat hidup rukum sebagai suami
isteri.
1975, Pasal 19, menyebutkan bahwa perceraian dapat terjadi karena alasan
– alasan :
1) Keputusan pengadilan
38
2) Surat pernyataan dari sekurang-kurangnya dua orang saksi
rendahnya camat;
dibuktikan :
1) Surat pernyataan dari dua orang saksi yang telah dewasa yang
disembuhkan;
berturut – turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau
39
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5(lima) tahun atau
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam
serendah-rendahnya camat.31
hal :
31
Soedharyo, Soimin, Hukum Orang dan Keluarga, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, Hlm 64.
40
sendiri harus berdasarkan pada putusan pengadilan juga, letak
UUP tidak mengatur, sehingga kita kembali ke pasal 66 UUP, yaitu yang
pada pokoknya bila UUP atau PP tidak mengatur, kita kembali pada UU
suami isteri.
agama
gugatan atau permohonan talak pada pengadilan sesuai dengan acara yang
32
Wibowo, Reksopradoto, Hukum Perkawinan Nasional, Itikad Baik, Semarang, 1978, Hlm 95
Ibid, hlm 108
41
Bila izin dimohonkan kepada pejabat yang berwenang memberi izin,
berikut :
34
Ibid, hlm 108
35
Ibid, hlm 133
42
C. Pandangan Islam Terhadap Perceraian
tangga yang damai dan tenteram seperti yang diisyaratkan oleh agama tidak
tercapai. Selain itu, ditakutkan pula perpecahan antara suami isteri ini akan
mengakibatkan perpecahan antara kedua belah pihak. oleh karena itu, untuk
islam mensyaratkan perceraian sebagai jalan ke luar yang terakhir bagi suami
bahwa perceraian adalah sesuatu yang bertentangan dengan asas – asas hukum
diriwayatkan oleh abu daud dan dinyatakan shahih oleh al-hakim, yaitu “yang
berkata dalam hadis yang diriwayatkan oleh An-Nasa’I dan Ibnu Hibban, yaitu:
harus berdasarkan suatu alasan yang kuat dan merupakan jalan terakhir yang
ditempuh oleh suami isteri, apabila cara-cara lain yang telah diusahakan
43
sebelummnya tetap tidak dapat mengembalikan keutuhan kehidupan rumah
islam ada 5 (lima), tergantung ilat (sebab-sebab dan waktunya), yaitu sebagai
berikut:
a. Wajib yaitu cerainya orang yang melakukan ila’ (sumpah suami untuk
b. Makruh, yaitu cerai tanpa ada hajat. Ada dua riwayat mengenai cerai
makruh.
c. Mubah, yaitu ketika ada hajat; baik karena buruknya perangai isteri
44
e. Dilarang, yaitu cerai sewaktu haid atau dalam masa suci di mana di
36
mana suami telah menyetubuhinya.
di tangan ibu, selama ibu yang telah diceraikan itu belum kawin lagi dengan
orang lain. Hak pemeliharaan dan pendidikan anak dipegang oleh ibu hingga
anak tersebut berumur tujuh tahun, baru anak tersebut disuruh memilih kepada
siapa pemeliharaan atas dirinya harus diserahkan. Akan tetapi terhadap anak
wanita, si ibu lebih berhak memeliharanya dan tidak perlu disuruh memilih
untuk paling lama dua tahun dan dapat dilakukan penyapihan dalam masa
1) Pengertian anak
baik, khususnya bagi orang tua, dan tidak boleh begitu saja
kewajiban orang tua terhadap anak yang telah digariskan oleh agama
36
Sudikno, Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta,
2013, Hlm 21-24
37
Soetojo, Prawirohamidjojo, Sejarah Perkembangan Hukum Perceraian Di Indonesia Dan
Belanda, Airlangga University Press, Surabaya, 1996, Hlm 165
Muhammad, Syaifuddin, Hukum Perceraian, Sinar Grafika, Jakarta Timur, 201,hlm 364
45
islam. 39 Oleh karena itu dalam meniliti kehidupan ini, anak-anak memiliki
hak mutlak yang tidak bisa diganggu gugat. Pengertian anak menunjukkan
prosesnya pembuahan dari sel sperma dan sel telur bertemu sehingga
menjadi seorang anak yang terlahir dari rahim seorang perempuan yang
disebut dengan ibu sehingga anak tersebut adalah anak kedua orang tuanya
antara tersebut.40
“fugurativel majasi” dan kata “anak” ini pun dipakai bukan hanya untuk
dipakai untuk menunjukan asal anak itu lahir. Sifat kecil itu kalau
dan belum mumayyiz dalam hal ini anak tidak memiliki kemampuan untuk
bertindak, kata-kata yang diucapkan tidak bisa dibuat pegangan, jadi segal
sesuatu berada ditangan wali atau orang tuanya. Kedua, kecil tapi
Husain, Abdul Razaq, Islam wa Tiflu, Alih Bahasa Azwir Butun, Hak-hak Anak dalam
Islam, Jakarta, Fika Hati Aniska, 1992, 53
Prodjodikoro, Wirjono., Hukum Perkawinan di Indonesia, Jakarta, Sumur Bandung,
1960, 72.
46
dan sudah sah jika membeli atau menjual dan memberikan sesuatu pada
orang lain.
mencapai usianya, biasanya anak itu umur genap 7 tahun. Jadi kalau masih
kurang dari 7 tahun maka anak itu hukumnya belum memayyiz, walaupun
kadang anak yang sudah lebih tujuh tahun umurnya tetapi belum mengerti
ً ََو ۡابتَلُوا ۡاليَ ٰتمٰ ى َحت ّٰ ۤى اِذَا بَلَغُوا النِكَا َح ۚ فَا ِۡن ٰان َۡستُمۡ م ِۡن ُهمۡ ُر ۡشدًا فَ ۡادفَعُ ۡۤوا اِلَ ۡي ِهمۡ ا َ ۡم َوالَ ُهمۡ ۚ َو ََل ت َۡاكُلُ ۡوه َۤا ا ِۡس َرافًا َّوبِد
ارا
ۡغنِيًّا فَ ۡليَ ۡست َعۡ ف ِۡف ۚ َو َم ۡن َكانَ فَق ِۡي ًرا فَ ۡل َي ۡاكُ ۡل بِ ۡال َمعۡ ُر ۡوفِ ؕ فَ ِاذَا دَفَعۡ تُمۡ اِلَ ۡي ِهمۡ ا َ ۡم َوالَ ُهم
َ َا َ ۡن ي َّۡكبَ ُر ۡواؕ َو َم ۡن كَان
Nisa: 6)
47
Rumah tangga yang aman dan damai adalah idaman semuanya
berdiri sendiri.
س َي ْج َع ُل
َ ُّللا
ّٰ َ ࣖ يُّس ًْرا عُسْر َب ْعد
(Q.S. at-Thalaq: 7)
Serta memberikan tempat tinggal dan biaya hidup kepada istri dan
anaknya dan merawat bayinya, sebab bayi itu tidak mau menyusu
Peunoh Daly, Hukum perkawinan Islam, Cet. 1, Jakarta, Bulan Bintang, 1988, 400.
48
kecuali kepada ibunya saja sampai umur dua tahun dan berbakti pada
tuanya. Sebab hak dan kewajiban ini tidak berlaku hanya saat
perkawinan saja akan tetapi jikalau perkawinan sudah putus hak dan
kewajiban sebagai orang tua masih berlaku. Jika ibu tidak bisa
hak nasab, hak susunan, hak pemiliharaan, hak kewalian, dan hak
tersebut berlaku terus menerus sampai anak tersebut sudah kawin atau
Mu’ammal Hamidy, Perkawinan dan Persoalannya Dalam Islam, Surabaya, PT. Bina
Ilmu, 1978, 142.
49
E. Akibat Perceraian terhadap Anak
luka bathin yang dalam bagi mereka yang terlibat, terutama anak usia remaja,
sekalipun perceraian tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan damai oleh
orang tuanya, namun tetap saja menimbulkan masalah bagi anak-anak mereka.
bercerai, terutama yang sudah berusia sekolah atau remaja biasanya merasa
ikut bersalah dan bertanggung jawab atas kejadian itu. Mereka juga merasa
Masa ketika perceraian terjadi merupakan masa yang kritis buat anak,
terutama menyangkut hubungan dengan orang tua yang tidak tinggal bersama.
Berbagai perasaan berkecamuk di dalam bathin anak-anak. Pada masa ini anak
juga harus mulai beradaptasi dengan perubahan hidupnya yang baru. Hal – hal
yang biasanya dirasakan oleh anak ketika orang tuanya bercerai adalah :
50
Orang tua kemudian demi kepentingannya pribadi menjadi egois untuk
yang terjadi kepada anak – anak mereka. Terlebih lagi untuk anak – anak usia
dini yang masih perlu belaian kasih sayang dan begitu tergantung dengan orang
tuanya, hal tersebut tentu tidak disadari ataupun tidak akan mempengaruhi
kebutuhan dasar mereka, jika tak didapatkan akan begitu berpengaruh dalam
baik di antara kedua belah pihak, tetapi selalu ada akibat buruknya pada anak,
Dampak yang diterima oleh anak ternyata terjadi tak hanya ketika
perceraian saja. Tetapi lebih dari itu, setelah orang tua bercerai seorang anak
biasanya harus memilih salah satu di antara kedua orang tuanya, apakah akan
Untuk anak yang telah cukup umur hal tersebut bisa menjadi keputusannya
sendiri karena mereka sudah cukup dewasa untuk memutuskan mana yang
akan menjadi pilihan hidupnya. Tetapi berbeda pula dengan anak – anak
dengan usia dini. Anak- anak dengan usia yang belum dewasa masih belum
terlalu mengerti dengan perceraian itu sendiri, untuk memutuskan pun mereka
51
Hal ini bisa menjadi dampak psikologi negative juga untuk para anak
karena mereka tak akan tahu keputusan mana yang terbaik untuk mereka
sehingga mereka akan berada dalam kondisi terjepit, dilema yang belum
waktunya. Pada beberapa kasus, ketika dia juga mengikuti salah satu orang
tuanya, ayahnya atau ibunya, bisa jadi mereka akan menjadi tidak diterima atau
diabaikan oleh yang lainnya. Hal itu tentunya akan sangat berpengaruh
bahagia yang lengkap yaitu, ayah dan ibu. Kemudian ada yang menyanggah,
toh tak jadi masalah, bisa jadi ayah dan ibu kandungnya kemudian menikah
lagi dengan orang lain. anak yang saat itu ikut pada salah satu keluarganya saja
Hal tersebut bisa jadi baik atau tidak. Kalaupun ibu tiri atau ayah tirinya
sendiri, hal tersebut menjadi berita bagus karena itu berarti sosok ibu dan ayah
ataupun keluarga yang diimpikan bisa jadi terpenuhi. Tetapi bisa jadi kasusnya
menjadi lebih miris, ketika ibu ataupun ayah tirinya tidak menerima
keluarga orang tuanya. Apalagi kemudian ketika ada saudara tiri yang lebih
disayang oleh keluarga barunya. Hal tersebut akan membuat sedih dan frustasi
sang anak. Anak merasa tak dipedulikan dan kemudian kelakuannya menjadi
52
bisa jadi tak terkendali ataupun tertekan. Kasus seperti itu pun kerap kali
ditemukan di masyarakat.43
undang
anak menurut pasal 41 huruf a No. 1 Tahun 1974 ialah baik bapak maupun ibu
Akibat hukum perceraian terhadap anak ini tentu saja hanya berlaku terhadap
suami dan isteri yang mempunyai anak dalam perkawinan mereka, tetapi tidak
berlaku terhadap saumi dan isteri yang tidak mempunyai anak dalam
perkawinan mereka.44
disebutkan atau tidak diatur tentang akibat perceraian ini. Hanya dalam UU
1. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-
putusannya.
43
Risnawati, Perceraian Berdampak pada Psikologis Anak usia Remaja, Deepublish, Yogyakarta,
2018, hlm 32-38
44
Muhammad, Syaifuddin, Hukum Perceraian, Sinar Grafika, Jakarta Timur, 2013, Hlm 371
53
2. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan
tersebut.
isteri.45
huruf a UU No. 1 Tahun 1974 adalah wujud normatif dari upaya negara untuk
melindungi hak – hak anak setelah terjadi perceraian dari kedua orang tuanya,
Kepada ibu dan bapak, undang-undang memberikan hak yang sama untuk
anak tersebut. Akan tetapi timbul pertanyaan, apakah persamaan hak yang
demikian tidak merupakan konsep yang sangat teoritis sekali yang tidak
45
Soedharyo, Soimin, Hukum Orang dan Keluarga, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hlm 66.
46
Soetojo, Prawirohamidjojo, Sejarah Perkembangan Hukum Perceraian Di Indonesia Dan
Belanda, Airlangga University, Surabaya, 1996, Hlm 164-168
47
Muhammad, Syaifuddin, Hukum Perceraian, Sinar Grafika, Jakarta Timur, 2013, Hlm 373
54
mungkin untuk dilaksanakan ? bagaimana pemeliharaan dan pendidikan anak-
anak dapat dilakukan secara bersama-sama oleh ibu dan bapak, sedangkan
antara mereka yang akan membawa kesan yang lebih buruk lagi bagi
harus dicari cara yang tepat untuk dapat melaksanakannya supaya jangan
bahwa :
1. Pada dasarnya bapak dan ibu mempunyai hak yang sama untuk
2. Sebelum perceraian bapak dan ibu dapat sepakat, siapa yang akan
perceraian;
memelihara dan anak yang akan dipelihara, dengan suatu evaluasi yang sedapat
55
mungkin memperlihatkan perbedaan antara kedua orang tua yang menjadi
5. Kasih sayang yang tampak timbal balik antara kedua orang tua dengan
biaya tersebut.
pemeliharaan dan pendidikan anak ialah bapaknya. Hal ini sesuai dengan
56
yang diperlukan dalam kehidupan rumah tangga. Bila bapak ingkar atas
oleh keadaan obyektif atas dasar standar status social ekonomi dari bapak
yang bersangkutan. 48
dianggap sama – sama tidak mampu secara nyata (fisik-psikologis) dan biaya
Anak – anak yang orang tua mereka tidak melaksanakan kewajiban yang
telah diputuskan oleh hakim, dapat menuntut hak – haknya dengan cara – cara
sebagai berikut :
1. Melaporkan kelalaian orang tua mereka kepada pihak keluarga yang dapat
dengan titah ketua kekerabatannya dan sanksi yang bersifat informal yang
48
Soetojo, Prawirohamidjojo, Sejarah Perkembangan Hukum Perceraian Di Indonesia Dan
Belanda, Airlangga University, Surabaya, 1996, Hlm 164-168
49
Muhammad, Syaifuddin, Hukum Perceraian, Sinar Grafika, Jakarta Timur, 2013, Hlm 382
57
ada di masyarakat masih sangat efektif untuk membuat mereka yang
kekerabatan materialnya.
2. Bisa juga dengan mendatangi pemuka agama yang dikenal dan dapat
akan patuh pada para pemuka agama yang menjadi panutan mereka.
Harapan yang ingin dicapai adalah kiranya orang tua kembali akan
didapatkan oleh si anak. Jika alasan orang tua tidak dapat melaksanakan
atau tidak mampu secara finansial), maka hakim dapat mengangkat wali
50
Muhammad, Syaifuddin, Hukum Perceraian, Sinar Grafika, Jakarta Timur, 2013, Hlm 376-377
58
Perlindungan anak dibedakan menjadi dua yaitu, bersifat yuridis dan non
dalam beberapa bidang, yaitu: 1) dalam bidang sosial yang ada hubungannya
yang kondusif untuk tumbuh kembang anak juga pengadaan kondisi sosial.
Seorang anak mempunyai hak untuk dapat tempat layak untuk hidup dan
perlindungan juga kesehatan anak baik jasmani dan juga rohani serta
seharusnya bisa memberikan jalan yang mudah agar anak bisa mendapat
51
https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/juprehum/article/view/2341/1706 diakses pada
tanggal 5 November 2021, pukul 16.45WIB.
59
BAB III
Perceraian
perceraian dan sangat sering menjadi korban. Oleh karena itu, anak perlu
seseorang laki-laki dengan wanita, dan yang dilahirkan oleh seorang wanita
walaupun tidak atas dasar perkawinan tetap disebut anak. Anak adalah asset
bangsa yang merupakan generasi baru penerus cita-cita bangsa dan juga
sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Maka dari itu, kepribadian
anak sangat menentukan kehidupan masa depan bangsa yang akan datang.
Selama anak tersebut belum pernah menikah maka anak tersebut masih
60
bahwa masyarakat Indonesia bisa memenuhi sesuai kebutuhan dan
atas hak asuh anak kepada pengadilan. Salah satu pihak dapat mengajukan
depan anak. Secara umum anak berhak mendapat perlakuan yang baik, kasih
sayang meskipun kedua orang tua telah bercerai, tetapi anak harus tetap
hak dan kewajiban anak. Dalam Undang- undang ini perlindungan anak lebih
diutamakan, dimana hal ini tetap harus dilakukan meskipun diantara ibu atau
Selain itu, dari hasil wawancara dengan Bapak Dian Khoirul Umam
perlindungan hukum yang perlu dan harus diberikan terhadap anak akibat
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/juprehum, diakses pada 23 February 2022,
Pertama, dalam kenyataanya anak akibat perceraian memiliki dampak
potensi yang banyak. Jika negara tidak hadir, tidak mendengar dan
tersebut jelas bisa terlantar. Jika anak tidak diberikan perlindungan oleh
negara, maka akan berdampak pada negara itu sendiri. Karena anak
mereka jelas ingin menjalin atau menikah kembali dengan masa depan
mereka. Maka untuk menghindari hal – hal yang berdampak pada anak
sebagai berikut :
menjelaskan beberapa pasal terkait hak dan kewajiban antara orang tua
53
Hasil wawancara dengan Bapak Dian Khoirul Umam, Hakim Pengadilan Agama Rembang, Di
Pengadilan Agama Rembang, Pada Tanggal 12 February 2022, Pukul 11.00 WIB.
62
- Kedua orang tua memiliki kewajiban memelihara dan mendidik anak
Pasal 45 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 1 Tahun 1974 memuat
ketentuan bahwa kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak –
masih dalam kandungan sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri,
tua putus. Jadi, kewajiban orang tua memelihara dan mendidik anak –
anaknya sampai mereka kawin dan dapat berdiri sendiri. Ini juga berarti
dapat berdiri sendiri, masih tetap merupakan kewajiban orang tua untuk
54
Muhammad, Syaifuddin, Hukum Perceraian, Sinar Grafika, Jakarta Timur, 2013, hlm 358
63
b. Bapak yang bertenggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan
bekas isteri. 55
anak akibat perceraian yang ditelantarkan oleh orang tuanya karena tidak
memenuhi kewajibannya.
satunya mereka adalah amanah dari Allah SWT yang dititipkan kepada
orang tua. Tentunya sebagai amanah yang dititipkan Allah SWT kepada
orang tua.
Salah satu kedudukan anak dalam Islam seperti dalam firman Allah :
55
Wibowo, Reksopradoto, Hukum Perkawinan Nasional, Itikad Baik, Semarang, 1978, hlm 133
64
“Segala sesuatu yang ada di dunia ini sesungguhnya hanya titipan.
Selain itu juga, dari hasil wawancara dengan Bapak Dian Khoirul
jika terjadi penelantaran anak akibat perceraian, orang tua dari salah satu anak
dengan cara memperebutkan hak asuh anak tersebut jika orang tua yang
dengan adanya bukti – bukti yang kuat, yang menerangkan bahwa orang tua
tersebut tidak berkelakuan baik dalam memenuhi kewajiban hak asuh anak
tersebut.56
anak laki – laki yang berusia 2 tahun. Menurut peneliti, anak akan menjadi
ini:
Hasil wawancara dengan Bapak Dian Khoirul Umam, Hakim di Pengadilan Agama Rembang,
Pada tanggal 22 February 2022, pukul 11.00 WIB.
65
a. Menimbang, bahwa dalam Pandangan Islam, kewajiban pemenuhan
berikut :
kewajiban ayah.
233, bukan hanya ditujukan kepada setiap laki – laki yang menjadi
66
ayah dari anak yang dilahirkan oleh isterinya atau bekas istrinya,
anaknya.
perceraian ialah
67
kepentingan anak, bilamana ada perselisihan mengenai
tersebut.
berikut:
dan minatnya
pada anak.
68
Menurut peneliti pada pertimbangan Undang – Undang Nomor 35
dan penelantaran”.
69
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 B, dipidana dengan
sesuai dengan kondisi saat ini. Karna dalam kenyataannya orang tua
menelantarkan anak.
kebutuhan anak saja, namun juga berdasarkan ketentuan Pasal 156 huruf
dan potensi Pemohon sebagai laki – laki serta juga mengacu pada standar
kebutuhan hidup layak bagi anak Pemohon dan Termohon yang saat ini
bulan di luar biaya pendidikan dan kesehatan, terhitung sejak putusan itu
70
berkekuatan hukum tetap sampai anak tersebut dewasa dan mandiri
pada Pasal 156 huruf d Komplikasi Hukum Islam telah sesuai. Karena
anak akibat perceraian tersebut masih berusia dua tahun atau belum
dalam pasal 156 huruf (f) Komplikasi Hukum Islam”. Oleh karenanya,
71
tersebut dewasa atau mandiri. Menurut Majelis Hakim hal tersebut sesuai
10% sampai dengan 20% pertahun dari jumlah yang ditentukan, diluar
itu, sudah merupakan fakta umum yang tidak perlu dibuktikan lagi bahwa
tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK), dari tahun ke tahun selalu
setiap tahun untuk nafkah satu orang anak, bukanlah melanggar Doktrin
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 178 ayat (3) HIR. Namun
menurut Majelis Hakim, hal ini masih termasuk ke dalam ruang lingkup
nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat serta Pasal 4
72
membantu para pencari keadilan dan berusaha sekeras – kerasnya
Menurut Majelis Hakim nafkah lampau anak yang tidak dibayar tidak
kondisi dan kasus tertentu, nafkah lampau anak yang tidak dibayar bisa
dan kondisi ayah yang tidak mampu memenuhi nafkah anak disebabkan
oleh kesehatan, cacat fisik dan mental serta sebab yang dapat diterima
akal sehat lainnya, maka sifat li intifa’ pada nafkah anak yang tidak
kemampuan, tidak ada sebab apapun yang dapat diterima oleh akal sehat,
73
Agung Tahun 2019 sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas bagi Pengadilan
dilalaikan oleh ayahnya dapat diajukan gugatan oleh ibunya atau orang
bagi ayah anak tersebut yang harus ditunaikan kepada ibunya atau orang
anak hasil perkawinannya sebagai hutang jika tidak ditunaikan oleh sang
melalui ibu atau orang lain yang mengasuhnya, hal tersebut sejalan
tuanya (ayah atau bapak) tidak menjadi hutang bagi orang tuanya anak
tersebut, kecuali dengan adanya perintah atau izin (putusan) hakim yang
74
Pemohon dan Termohon melalui Termohon yang dijatuhkan Majelis
“segala barang – barang bergerak dan tak bergerak milik debitur, baik
yang sudah ada maupun yang aka ada, menjadi jaminan untuk perikatan-
diterima; agunan; atau: eks janji seseorang untuk menanggung utang atau
terpenuhi.
75
perjanjian yang sangat kuat, sehingga segala hak dan kewajiban yang
melekat pada akad perkawinan juga melekat terhadap akibat dari akad
akad perkawinan tersebut, melekat padanya hak dan kewajiban dari yang
kewajiban bagi orang tuanya dalam hal ini ayah jika dikaitkan dengan
ketentuan pasal 1131 KUH Perdata di atas, bisa menjadi hutang bagi
hutang tersebut, semua harta milik pemohon baik yang ada atau yang akan
76
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain itu dalam Q.S At-Tahrim ayat 6 juga disebutkan bahwa anak
perceraian tidak hanya terdapat pada peraturan yang berlaku, namun untuk
orang tua yang telah bercerai tetap memiliki tanggung jawab dan
kewajiban terhadap anak hingga dewasa. Serta para majelis hakim yang
77
B. Saran
terkait dengan perceraian agar tidak lagi menimbulkan dampak yang akan
sendiri. Perceraian bukanlah jalan keluar yang baik untuk sebuah masalah
di dalam keluarga, karena bukan hanya suami dan istri yang menderita
lahir dan bathin tetapi juga anak – anak hasil perkawinan tersebut yang
78
DAFTAR PUSTAKA
A. Al Qur’an
B. BUKU
Husain, Abdul Razaq, Islam wa Tiflu, Alih Bahasa Azwir Butun, Hak-hak
Anak dalam Islam, Fika Hati Aniska, Jakarta, 1992
79
Shomad, Abd, Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah Dalam Hukum
Indonesia, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2010
C. PERATURAN PER-UNDANG-UNDANGAN
D. INTERNET
http://ejournal.uniski.ac.id/index.php/JHUniski/article/view/78/69, Erisa,
Ardika, Prasada, Pertimbangan Hakim Dalam Menetapkan Hak
Asuh Anak Akibat Perceraian Dipengadilan Agama Kayu Agung
http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/14278/6902 Salsabila
Wahyu Hadianti1 , Resiliensi Remaja Berprestasi Dengan Latar
Belakang Orang Tua Bercerai
80
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/juprehum
http://jurnal.ubl.ac.id/index.php/KP/article/view/443/423#
https://salamadian.com/pengertian-analisis/
https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel/putusan-
hakim-adalah-mahkota-hakim-oleh-drshmahjudi-mhi-228
http://repository.radenfatah.ac.id/7827/3/skripsi%20BAB%20III.pdf
https://www.halodoc.com/artikel/7-efek-buruk-perceraian-bagi-anak
81