SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Oleh:
Muhlifa Nur Prahandika
NIM : 21113010
i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
َ اَ ْل َم
ُ شقَّةُ تَ ْج ِل
ب التَّ ْي ِسي َْر
PERSEMBAHAN
Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Muji Setiyo dan Ibu Sri Nur Fuatun yang
selalu memberi semangat, dukungan, doa, dan kasih sayang yang tak terbatas.
Adik saya Hanifa Nur Prahandaffa, yang selalu mengingatkan untuk segera
menyelesaikan karya ini.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang telah tulus ikhlas membantu penulis menyelesaikan skripsi
ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
vi
7. Kepada orang tua dan adik serta keluarga besar yang telah memberikan dan
mencurahkan segala kemampuan dan dukungannya secara material dan
immaterial hingga saat ini. Tanpa mereka mungkin karya ini tidak akan pernah
ada;
8. Sahabat-sahabat dan teman-teman khususnya sahabat dan teman seperjuangan
di Ahwal Al-Syakhshiyyah ( Hukum Keluarga Islam) angkatan 2013 atas segala
bantuan, semangat, dan hiburannya sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini;
9. Teman gamer saya, Zaid, Badrul, Mujib, dan Apid yang selalu memberikan
hiburan disela-sela waktu mengerjakan karya ini, dan doaku kepada temanku
semua semoga kita sukses di dunia dan akhirat, Aamiin.
10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi
ini.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta kepada
pembaca pada umumnya. Aamiin.
NIM: 21113010
vii
ABSTRAK
Nur Prahandika, Muhlifa. “Penetapan Kadar Nafkah Iddah dan Mut’ah oleh
Hakim pada Cerai Talak di Pengadilan Agama Salatiga (Studi Putusan
Cerai Talak Tahun 2017)”. Skripsi. Fakultas Syari’ah. Jurusan Hukum
Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: Luthfiana Zahriani, S.H., M.H.
Cerai talak sesuai dengan ketentuan pasal 149 KHI, bahwa suami
berkewajiban memberikan biaya penghidupan bagi mantan isterinya berupa nafkah
iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak ada
aturan yang jelas terhadap penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah. Hal tersebut
merupakan hak hakim untuk berijtihad dalam menetapkan kadar nafkah iddah dan
mut’ah. Oleh karena itu, peneliti berupaya menggali informasi terkait alasan yang
menjadi pertimbangan putusan hakim Pengadilan Agama Salatiga dalam
menetapkan kadar nafkah iddah dan mut’ah pada perkara cerai talak. Pernyataan
utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana profil
putusan perkara cerai talak dalam penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah di
Pengadilan Agama Salatiga tahun 2017, (2) Apakah alasan yang menjadi
pertimbangan pengambilan putusan hakim Pengadilan Agama Salatiga dalam
menetapkan kadar nafkah iddah dan mut’ah pada perkara cerai talak, dan (3)
Bagaimana tinjauan Undang-undang Perkawinan dan hukum Islam atas putusan
hakim Pengadilan Agama Salatiga terhadap penetapan kadar nafkah iddah dan
mut’ah pada perkara cerai talak.
Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan yang bertempat di
Pengadilan Agama Kota Salatiga dengan subjek penelitiannya adalah hakim.
Metode pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif analisis dan yuridis
normatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Dan untuk menguji hasil temuan data tersebut maka peneliti
menganalisa data dengan menggunakan deskriptif analitis dengan pola deduktif.
Temuan penelitian ini menujukkan bahwa pada tahun 2017 terdapat 26
putusan dari 263 putusan cerai talak yang terdapat penetapan kadar nafkah iddah
dan atau mut’ah. Alasan hakim dalam penetapan kadarnya adalah
mempertimbangkan kesepakatan kedua belah pihak, kemampuan suami,
kesanggupan suami, biaya hidup sebelum perceraian, tuntutan isteri, lamanya
pernikahan, dan pendapat ahli Hukum Islam yang menyatakan pemberian mut’ah
berupa nafkah selama satu tahun. Dalam pengambilan putusan kadar nafkah iddah
dan mut’ah di Pengadilan Agama Salatiga telah sesuai dengan hukum yang berlaku,
ini dibuktikan dengan penerapan hak ex officio pada pasal 41 huruf (c) UU
Perkawinan dan berpedoman pada pasal 149 KHI huruf (a) dan (b). Dan ada
keterkaitan yang erat yaitu menitik beratkan pada kemampuan suami sebagai acuan
utama hakim dalam menentukan kadarnya, hal tersebut sesuai dengan keterangan
didalam KHI pasal 80 ayat (4) huruf (a) dan pasal 160 serta sesuai dalam keterangan
al-Quran surat at-Talaq ayat 7 dan al-Baqarah ayat 236.
viii
DAFTAR ISI
ix
1. Pengertian Nafkah ................................................................ 17
Beriddah ......................................................................... 29
x
B. Penetapan Kadar Nafkah Iddah dan Mut’ah ................................. 61
A. Kesimpulan ................................................................................ 97
xi
B. Saran .......................................................................................... 98
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pasangan akan mengalami banyak halangan dan rintangan yang menjadi bagian
dari kehidupan berkeluarga. Suatu halangan dan rintangan yang dialami setiap
pasangan harus dilalui bersama agar tercapai sebuah keluarga yang bahagia.
ًَو ِم ْن َءا َيتِ ِه أَ ْن َخلَقَ لَ ُكم ِم ْن أَ ْنفُ ِسكُ ْم أ َ ْز َو ًجا ِلتَ ْس ُكنُوا إِ لَ ْي َها َو َج َع َل َب ْينَ ُك ْم َّم َودَّة
bahwa: “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau
rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
1
Langgengnya kehidupan perkawinan merupakan suatu tujuan yang sangat
diinginkan orang Islam. Akad nikah diadakan adalah untuk selama-lamanya dan
dalam akad itu sebagai mitsaqon ghalidhan yang berarti perjanjian yang kokoh.
Jika ikatan antara suami istri demikian kokoh kuatnya maka tidak sepatutnya
perkawinan itu adalah dibenci oleh Islam karena merusak kebaikan dan
selalu ada dalam setiap rumah tangga. Hambatan dan rintangan bukanlah alasan
keretakan yang telah timbul sudah tidak bisa utuh kembali, maka Islam tidak
sudah menganga lebar dan tidak bisa lagi dijembatani. Namun, talak atau
2
Perceraian akan menimbulkan hak dan kewajiaban bagi suami istri
didalamnya. Dan untuk melindungi hak isteri atas talak yang dijatuhkan suami,
akibat terjadinya perceraian. Yaitu sewaktu istri menjalani waktu iddah mantan
bekas suami kepada isteri, yang dijatuhi talak berupa benda atau uang dan
lainnya. Sesuai dalam KHI pasal 149 huruf (a) dan (b) “Bilamana perkawinan
putus karena talak, maka bekas suami wajib: (a). memberikan mut`ah yang
layak kepada bekas isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri
tersebut qobla al dukhul; (b). memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada
bekas isteri selama dalam iddah, kecuali bekas isteri telah di jatuhi talak ba’in
atau nusyur dan dalam keadaan tidak hamil”. Kewajiban suami terhadap istri
Dalam Islam juga dijelaskan mengenai kewajiban nafkah iddah dan mut’ah
sebagai kewajiban suami dan sebagai hak isteri untuk menerimanya. Semua
mazhab sepakat mengenai hak nafkah bagi istri yang dithalaq raj’i dengan
karenanya istri yang beriddah raj’i statusnya sama dengan istri dalam
perkawinan. Dalam thalaq raj’i masih memiliki hak ruju’, hak istimewa
3
tentang hak nafkah bagi istri beriddah ba’in yang sedang hamil baik itu karena
dithalaq tiga, khulu’, ataupun karena fasakh. Namun istri yang ditalak ba’in
dalam keadaan tidak hamil para ulama berbeda pendapat akan hal tersebut
(Mardani, 2011: 76). Selain kewajiban nafkah iddah, suami juga berkewajiban
memberikan mut’ah kepada istri yang diceraikan. Sesuai firman Allah SWT
dijelaskan bahwa istri berhak mendapatkan nafkah iddah dan mut’ah dari suami
yang menceraikannya. Namun tidak dijelaskan bahwa kadar atau besar kecilnya
nafkah iddah dan mut’ah yang wajib diberikan kepada istri yang diceraikannya.
Hal ini yang menjadi hak hakim atas jabatanya (ex officio) di Pengadilan Agama
nafkah iddah dan mut’ah yang akan diberikan suami kepada isteri pasca
terjadinya perceraian.
jauh tentang apa saja yang menjadi penentuan besar kecilnya kadar nafkah
Agama Salatiga. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian yang
berjudul “Penetapan Kadar Nafkah Iddah dan Mut’ah oleh Hakim pada
4
Cerai Talak di Pengadilan Agama Salatiga (Studi Putusan Cerai Talak
Tahun 2017)”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil putusan perkara cerai talak dalam penetapan kadar nafkah
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui profil putusan perkara cerai talak dalam penetapan kadar
5
D. Kegunaan Penelitian
yang berkaitan dengan penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah pada
E. Penegasan Istilah
ataupun perbedaan pendapat bagi para pembaca. Oleh karena hal tersebut,
penulis berkepentingan untuk menjelaskan arti dalam judul penelitian ini, agar
istilah-istilah yang terkandung dalam judul penelitian memiliki arti yang tegas
dan jelas. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:
1. Nafkah Iddah
Nafkah iddah adalah sesuatu yang diberikan oleh suami kepada isteri
2. Mut’ah
Mut’ah adalah pemberian bekas suami kepada isteri, yang dijatuhi talak
berupa benda atau uang dan lainnya (KHI pasal 1 huruf (j)).
6
3. Cerai Talak
Cerai talak yaitu cerai khusus bagi yang beragama Islam, di mana suami
Penjelasan menganai tata cara talak terdapat dalam KHI Pasal 117, yaitu
7
sebagai pengadilan tingkat pertama adalah pengadilan yang menerima,
Islam.
F. Kajian Pustaka
Pertama, skripsi yang disusun oleh Khurul Aini dengan judul “Kewajiban
Nafkah Iddah Suami Kepada Isteri yang Telah Dicerai” (Studi Terhadap
ilmiyah ini merupakan skripsi dari jurusan Syariah, program studi Al-Ahwal
dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: bagaimana konsep nafkah iddah
dengan hukum Islam. Setelah mengetahui rumusan masalah di atas maka hasil
8
penelitiannya adalah sebagai berikut: pertama, konsep iddah menurut hukum
tentang hak kewajiban suami istri pasal 34. Kedua, hakim Pengadilan Agama
mempunyai kekuatan hukum tetap apabila diucapkan pada sidang terbuka untuk
hakim Pengadilan Agama Kota Salatiga pada tahun 2005 dalam penyelesaian
nafkah iddah sudah ada kesesuaian dengan hukum Islam. Akan tetapi ada
beberapa kasus yang diputuskan tidak sesuai dengan hukum Islam hal ini
kembali dengan hukum Islam bahwa nafkah iddah dalam Islam itu wajib
241 K/AG/2000). Karya ilmiyah ini merupakan skripsi dari jurusan Syariah,
Rumusan masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
9
Indonesia, apa dasar hukum dan pertimbangan hakim dalam memutuskan
dan No. 241 K/AG/2000 Dan mengapa ada perbedaan putusan PA dan MA
dalam hal pemberian nafkah iddah dalam perkara gugat cerai. Setelah
isteri yang telah dicerai berhak mendapatkan nafkah iddah, selama isteri
tersebut tidak nusyuz. Namun dalam perkara talak ba’in para ulama’ berbeda
bahwa isteri yang telah dicerai ba’in tetap berhak nafkah iddah. Kedua, bahwa
hakim PA dan MA relatif sama, namun yang membuat produk hukum jadi
tersebut. Putusan hakim PA untuk tidak memberikan nafkah iddah kepada isteri
yang telah dicerai sejalan dengan pendapat madzhab Maliki, Syafi’i dan
isteri yang telah dicerai sejalan dengan madzhab Hanafi. Jadi pada intinya,
dalam memutuskan suatu perkara hakim perlu melihat konteks perkara dan
10
perempuan, dengan tujuan agar putusan tersebut lebih sesuai dan lebih
Ketiga, skripsi yang disusun oleh Faris Jundhi dengan judul “Pemberian
Nafkah Iddah pada Cerai Gugat” (Studi Putusan Pengadilan Agama Pati
2013. Rumusan masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
bagaimana hak nafkah iddah setelah mengajukan cerai gugat kepada suaminya
menurut fiqh, bagaimana hak nafkah iddah setelah mengajukan cerai gugat
hak nafkah iddah dari suami setelah cerai gugat. Setelah mengatahui rumusan
masalah diatas maka hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: pertama, bahwa
bahwa wanita tersebut berhak nafkah dan tempat tinggal secara bersama,
seperti istri murtad setelah bercampur atau tindakan isteri menodai kehormatan
mertua seperti orang tua suami atau saudara-saudaranya, istri hanya berhak
tempat tinggal dan tidak berhak nafkah. Pendapat ulama Hanafiyah ini juga
dikuatkan oleh Umar bin Khatab ra, Umar bin Abdul Aziz dan Sufyan Ats
Tsauri. Mereka mengambil dalil kepada firman Allah surat At Thalaq ayat 6.
Kedua, pemberian nafkah iddah oleh majelis hakim juga didasarkan dengan
11
putusan Mahkamah Agung RI nomor 137/K/AG/2007 tanggal 19 September
2007. Pemberian nafkah iddah tersebut didasarkan pada pasal 41 huruf (c) UU
No. 1 Tahun 1974 Jo. Pasal 149 KHI. Ketiga, terdapat 5 (lima) dasar
mengajukan gugatan cerai, yaitu: adanya rasa keadilan bagi kedua belah pihak,
adanya kemampuan bekas suami untuk memberikan nafkah iddah dan mut’ah
kepada bekas istri, dan adanya kelayakan bekas istri untuk menerima nafkah
penentuan kadar nafkah iddah dan mut’ah oleh hakim Pengadilan Agama
Salatiga pada perkara cerai talak tahun 2017. Oleh karenanya penulis
G. Metode Penelitian
12
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan metode yuridis normatif.
pada perkara tersebut baik segi hukum positif maupun hukum Islam.
3. Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan
a. Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari
b. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari bahan pustaka
13
4. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Salatiga.
2. Wawancara
pihak-pihak terkait.
3. Dokumentasi
14
sumber informasi. Dokumentasi dapat diperoleh dari beberapa putusan
nafkah iddah dan mut’ah serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kadar nafkah iddah dan mut’ah tersebut. Apakah penetapan kadar tersebut
sudah sesuai dengan UU Perkawinan dan hukum Islam yang ada. Sehingga
penelitian ini.
H. Sistematika Pembahasan
15
Bab kedua berisikan tentang landasan teori tentang cerai talak dan akibat
hukumnya, teori mengenai nafkah iddah dan mut’ah, serta dasar hukum nafkah
iddah dan mut’ah. Yang nantinya akan dijadikan sebagai alat analisis dalam
mengenai gambaran perkara dan hasil wawancara hakim mengenai alasan yang
Perkawinan dan Hukum Islam oleh hakim Pengadilan Agama Salatiga terhadap
penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah dalam perkara cerai talak tersebut.
Bab kelima memuat penutup yang berisikan kesimpulan akhir dan saran-
saran.
16
BAB II
KAJIAN TEORI
NAFKAH IDDAH, MUTAH DAN CERAI TALAK
1. Pengertian Nafkah
tersebut berjalan lancar karena dibagi atau diberikan, maka nafkah tersebut
secara fisik habis atau hilang dari pemiliknya. Secara tertimologi, nafkah itu
adalah sesuatu yang wajib diberikan berupa harta untuk mematuhi agar
dapat bertahan hidup (Mardani, 2011: 75). Disebutkan juga bahwa nafkah
kepada isteri, kerabat, dan miliknya sebagai keperluan pokok bagi mereka.
Agama RI, 1985: 184). Dan disebutkann pula oleh (Sabiq, 1981: 77) dalam
kitab Fikih Sunnah Jilid 7, bahwa yang dimaksud dengan belanja (nafkah)
terjadinya akad nikah yang syah. Dasar hukumnya, ialah: firman Allah
SWT:
17
،َضا َعة َ الرَّ املَي ِْن ِل َم ْن أ َ َرادَ أَ ْن يُّتِ َّم
ِ ض ْعنَ أَ ْوالَدَه َُّن َح ْولَي ِْن َك ِ َو ْال َوا ِلدَاتُ يُ ْر
س ِإالَّ ُو ْس َع َها
ٌ ف نَ ْف ُ الَت ُ َك َّل،ف
ِ َو َعلَى ْال َم ْولُ ْو ِدلَهُ ِر ْزقُ ُه َّن َو ِكس َْوت ُ ُه َّن ِب ْال َم ْع ُر ْو
ِ ار َوا ِلدَة ُ ِب َولَ ِدهَا َوالَ َم ْولُ ْودٌ لَهُ ِب َولَ ِد ِه َو َعلَى ْال َو ِار
... َث ِمثْ ُل ذَلِك َ ُ الَت
َّ ض
“Para ibu hendaklah menyusukan anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan kewajiban
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang patut.
Tidak diberati seorang diri, kecuali menurut usahanya. Janganlah seorang
ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena
anaknya dan warispun berkewajiban demikian...” (Q.S Al-Baqarah: 233).
“Pakaian” ialah baju atau penutup badan dan “Ma’ruf” yaitu kebaikan
18
سلَّ َم ِفى ُح َّج ِة ْال َودَاعِ َولَ ُه َّن َعلَ ْي ُك ْم َ ُصلَّى اللَّه
َ علَ ْي ِه َو َ س ْو ُل اللَّ ِه ُ قَ َل َر
)(رواه مسلم.وف ِ ِر ْزقُ ُه َّن َو ِكس َْوت ُ ُه َّن ِب ْال َم ْع ُر
Ibnu Qudamah berkata: Para ahli ilmu sepakat tentang kewajiban suami
menurut KHI dan UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan terdapat dalam
pasal-pasal berikut:
Pasal 80
19
a) nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri;
b) biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan
bagi isteri dan anak;
c) biaya pendididkan bagi anak.
5) Kewajiban suami terhadap isterinya seperti tersebut pada ayat (4)
huruf a dan b di atas mulai berlaku sesudah ada tamkin sempurna
dari isterinya.
6) Isteri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap
dirinya sebagaimana tersebut pada ayat (4) huruf a dan b.
7) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (5) gugur apabila
isteri nusyuz.
Pasal 33
Suami isteri wajib saling saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia
dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain.
Pasal 34
adanya ikatan perkawinan yang sah itu seorang isteri menjadi terikat
masih berjalan, dan isteri tidak durhaka atau karena ada hal-hal lain yang
20
umum: “setiap orang yang menahan hak orang lain atau kemanfaatannya,
suaminya.
b. Isteri masih belum baligh dan ia masih tetap di rumah orang tuanya.
Menurut Abu Yusuf isteri berhak menerima nafkah dari suaminya jika
c. Isteri dalam keadaan sakit karena itu ia tidak bersedia serumah dengan
tanpa seizin suami, berpergian tanpa izin suami dan tanpa disertai/
21
4. Kadar Nafkah
Al Qur'an dan hadits tidak ada yang menyebutkan dengan tegas kadar
atau jumlah nafkah baik minimal atau maximal yang wajib diberikan suami
kepada isterinya. Hanya dalam ayat 6 dan ayat 7 Surat At-talaq diberikan
gambaran umum, yaitu nafkah itu diberikan kepada isteri menurut yang
patut dengan arti cukup untuk keperluan isteri dan sesuai pula dengan
penghasilan suami. Bahkan ada yang berpendapat bahwa jumlah nafkah itu
kebutuhan istri, dengan ukuran yang baik bagi setiap pihak tanpa
22
Adapun Imam Syafi'i mengqiaskan jumlah nafkah kepada ''kaffarat".
Kaffarat yang terbanyak ialah dua mud (-+ 2 x 2,5 kilogram beras) sehari,
haji. Sedang kaffarat yang terendah ialah satu mud sehari, yaitu kaffarat
zhihar. Karena itu beliau menetapkan bahwa kadar nafkah maximal ialah
dua mud sehari sedang kadar nafkah minimal ialah satu mud sehari
a. Pengertian Iddah
Menurut bahasa Arab, kata “iddah” adalah mashdar dari kata kerja
(Departeman Agama RI, 1985: 274). ’Iddah juga diartikan sebagai masa
Masa Iddah tersebut, hanya berlaku bagi istri yang sudah melakukan
hubunga suami istri. Lain halnya bila istri belum melakukan hubungan
suami istri (qobla dukhul), tidak mempunyai masa iddah (Ali, 2006: 87).
menanti kesuciaan seorang istri yang ditinggal mati atau diceraikan oleh
23
suami, yang sebelum habis masa itu dilarang untuk dinikahkan
‘Iddah ialah suatu nama bagi suatu masa tunggu yang wajib
dilakukan oleh wanita untuk tidak melakukan perkawinan setelah
kematian suaminya atau perceraian dengan suami itu, baik dengan
melahirkan anaknya, atau beberapa kali suci/haidh, atau bebrapa
bulan tertentu (Departeman Agama RI, 1985: 274).
َّ ع َر
االز ْو ِجيَّ ِة ِم ْن ُ ص ُم ِ َالر ُج ِل َوأَ ْه ِل ِه الَتَ ْنف
َّ َت ْالفُ ْرقَةُ َبيْن ِ َصلَ اءذَا َ َح ِ َف
َُّص ْال َم ْرأَة ُ َوالَتَتَزَ َّو ُج َغي َْره
ُ ُك ِل ْال ُو ُج ْو ِه ِب ُم َج َّر ِد ُوقُ ْوعِ ْالفُ ْرقَ ِة َب ْل تَتَ َرب
.ُارع
ِ شَّ ى ِت ْلكَ ْال ُمدَّة ُ الَّتِى قَد ََّرهَا ال
َ َحتَّى تَ ْنتَ ِه
Jika terjadi perceraian antara seorang lelaki dengan isterinya,
tidaklah terputus secara tuntas ikatan suami isteri itu dari segala
seginya dengan semata-mata terjadi perceraian, melainkan isteri wajib
menunggu, tidak boleh kawin dengan laki-laki lain, sampai habisnya
masa tertentu yang telah ditentukan oleh Syara’ (Departeman Agama
RI, 1985: 275).
24
. ٍصنَ بِأ َ ْنفُ ِس ِه َّن ثَلَثَةَ قُ ُروء
ْ َّطلَّقَتُ يَتَ َرب
َ َو ْال ُم
Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu)
tiga kali quru’ (Q.S. Al-Baqarah: 228).
Dan secara Ijma’, umat Islam sepakat wajibnya iddah sejak masa
Dasar hukum iddah menurut KHI dan UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Pasal 153
25
c) Apabila perkawinan putus karena perceraian sedang janda
tersebut dalam keadaan hamil waktu tunggu ditetapkan
sampai melahirkan;
d) Apabila perkawinan putus karena kematian, sedang janda
tersebut dalam keadaan hamil, waktu tunggu ditetapkan
sampai melahirkan.
(3) Tidak ada waktu tunggu bagi yang putus perkawinan karena
perceraian sedang antara janda tersebut dengan bekas
suaminya qobla al dukhul.
(4) Bagi perkawinan yang putus karena perceraian, tenggang
waktu tunggu dihitung sejak jatuhnya, Putusan Pengadilan
Agama yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, sedangkan
bagi perkawinan yang putus karena kematian, tenggang waktu
tunggu dihitungsejak kematian suami.
(5) Waktu tunggu bagi isteri yang oernah haid sedang pada waktu
menjalani iddah tidak haid karena menyusui, maka iddahnya
tiga kali waktu haid.
(6) Dalam hal keadaan pada ayat (5) bukan karena menyusui, maka
iddahnya selama satu tahun, akan tetapi bila dalam waktu satu
tahun tersebut ia haid kembali, maka iddahnya menjadi tiga kali
waktu suci.
Pasal 154
Pasal 155
26
Perkawinan, disebutkan dan dijelaskan dalam pasal 39, sebagai
berikut:
Pasal 39
c. Macam-macam Iddah
Iddah dapat dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu iddah cerai hidup
dimaksud tiga quruk ialah jika dalam keadaan haidh maka harus
tiga kali suci, dan apabila dalam keadaan suci maka harus tiga
27
diceraikan suaminya (ditalaknya) hendaklah menantikan
bulan.
yang telah putus asa daripada haidh (darah bulanan), jika kamu
suaminya, maka hal ini tidak ada iddahnya. Ketentuan ini sesuai
28
2) Iddah cerai mati
Oleh sebab itu, wanita yang telah ditalak suaminya, selama berada
29
dalam masa 'iddah tetap dipandang sebagai isteri dari suaminya yang
2006: 245).
talak raj’i berhak atas nafkah dari bekas suami. Nafkah yang dimaksud
(Basyir,1996: 89).
mendapatkan nafkah, baik dalam keadaan iddah talak raj’i atau ba’in,
atau juga dalam iddah kematian. Adapun dalam talak ba’in, para ahli
fikih berbeda pendapat tentang hak nafkahnya. Jika dalam keadaan tidak
30
Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu betempat tinggal
menurut kemampuanmu (QS Al-Talaq(65) : 6).
pada firman Allah Swt. Surat Al-Talaq: 6 sepeti di atas. Ayat tersebut
tempat tinggal itu hukumnya wajib, maka dengan sendirinya juga wajib
2009: 174). Dan juga berdalil kepada hadis Nabi yang berbunyi, dari
yang dithalaq tiga memiliki hak nafkah dan tempat tinggal selama ia
dalam iddah (H.R. Al Darimi dan Abu Daud) (Mardani, 2011: 76).
tinggal. Ini dikemukakan oleh Ahmad, Abu Dawud, Abu Saur, dan
Ishaq. Dalam sebuah riwayat dari Ali, Ibnu Abbas, Al-Hasan, ‘Atha’,
alasan yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Fatimiah
binti Qais, ia berkata, “Suamiku telah menceraikan aku tiga kali pada
31
SAW. bersabda, “tempat tinggal dan nafkah hanyalah berhak bagi
Wanita hamil yang sedang dalam masa iddah, telah sepakat ulama,
kehamilan itu sebagai berikut: nafkah itu diberikan karena kehamilan itu
sendiri. Jadi, bila janinnya gugur, maka nafkah tidak wajib lagi. Sebab
yang kedua adalah nafkah itu wajib diberikan karena wanita hamil. Jadi
tidak dipersoalkan apakah janin itu selamat lahir atau gugur (Hasan,
2006: 223).
Hak nafkah bagi istri yang dithalaq yang dikemukakan oleh para
ulama efektif dan berlaku serta dapat dilaksanakan bila si istri tidak
32
kewajiban antara suami-istri. Dengan mengacu kepada Q.S An-Nisa’
ayat 34, ulama menetapkan bahwa ketaatan istri adalah wajib dan
merupakan hak suami. Karena kalau ketaatan istri tidak menjadi hak
tidak akan terlaksana. Hak suami atas ketaatan istrinya ini lebih tegas
bersedia dicampuri sekalipun tanpa dasar syara’ yang benar selama dia
tidak keluar dari rumah tanpa izin suaminya, istri tersebut masih
33
nafkah. Pendapat ini berbeda dari pendapat mazhab lainnya. Karenanya
istri yang sakit, mandul, dan mengalami kelainan pada alat seksualnya
logis serta dibenarkan oleh syara’ maka istri tersebut dipandang nusyuz
istri masih bersedia digauli dan berkhalwat dengan suami, kalau dia
dengan menolak berhubungan tanpa ‘uzur dari pihak suami atau pihak
istri. Juga bila istri keluar dari rumah tanpa izin suami serta bukan
kepentingan suami. Termasuk dalam hal ini keluar rumah untuk ibadah
haji wajib, ziarah kepada orang tua, umrah, puasa sunah dan sebagainya
34
Hambali kepergian seorang istri untuk menunaikan ibadah haji wajib,
Pasal 149
Pasal 152
Pasal 41
35
c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk
memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu
kewajiban bagi bekas isteri.
B. KONSEP MUTAH
1. Pengertian Mut’ah
Secara harfiah mut’ah berarti barang yang sedikit atau barang yang
dhammah mim (mut’ah) atau kasrah (mit’ah) akar kata dari Al-Mata’, yaitu
kepada istri yang dithalaqnya setelah thalaq dilakukan. Dalil tentang mut’ah
thalaq adalah Q.S. Al Baqarah ayat 236-237 dan Q.S. Al Ahzab ayat 49
(Madani, 2011: 76). Dalam Kompilasi Hukum Islam juga disebutkan dalam
pasal 1 huruf (j) bahwa mut’ah adalah pemberian bekas suami kepada isteri,
Ahzab ayat 49 dan Q.S. Al-Baqarah ayat 236,237 dan, 241, yaitu sebagai
berikut:
36
طلَّ ْقت ُ ُم ْوه َُّن ِم ْن قَ ْب ِل أَ ْن تَ َمس ُّْو ِ يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا اِذَ نَ َك ْحت ُ ُم ْال ُمؤْ ِمنَا
َ ت ث ُ َّم
.س َرا ًحا َج ِمي ًَْل َ س ِر ُح ْو ه َُّن َ ه َُّن فَ َمالَ ُك ْم َع َل ْي ِه َّن ِم ْن ِعدَّةٍ تَ ْعتَد ُّْونَ َها فَ َم ِتعُ ْوه َُّن َو
Hai orang-orang yang berfirman, apabila kamu menikahi perempuan-
perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu
mencampurinya, maka sekali-kali tidak wajib atas mereka ‘iddah bagimu
yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berikanlah mereka mut’ah
dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-baiknya (Al-Ahzab:
49).
َّو،ًضة
َ ض ْوا لَ ُه َّن فَ ِر ْي َ ِطلَّ ْقت ُ ُم الن
ُ سا َء َمالَ ْم تَ َمس ُّْوه َُّن اَ ْو ت َ ْف ِر َ الَ ُجنَا َح َعلَ ْي ُك ْم ا ِْن
علَىَ َحقًّا،ف ِ َم ِتعُ ْوه َُّن َعلَى ْال ُم ْو ِس ِع قَدَ ُرهُ َو َعلَى ْال ُم ْق ِت ِر قَدَ ُرهُ َمتَا ًعا ِب ْال َم ْع ُر ْو
. َْال ُم ْح ِسنِيْن
Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu
menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan
sebelum kamu menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu berikan suatu
mut’ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut
kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula),
yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan
ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan (Q.S. Al-Baqarah (2):
236).
37
Dasar hukum mut’ah menurut KHI terdapat dalam pasal-pasal berikut:
Pasal 149
(a) memberikan mut`ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa
uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukhul;
(b) memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama
dalam iddah, kecuali bekas isteri telahdi jatuhi talak ba1in atau
nusyur dan dalam keadaan tidak hamil;
(c) melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya, dan separoh
apabila qobla al dukhul;
(d) memeberikan biaya hadhanan untuk anak-anaknya yang belum
mencapai umur 21 tahun
Pasal 158
Mut`ah wajib diberikan oleh bekas suami dengan syarat :
(a) belum ditetapkan mahar bagi isteriba`da al dukhul;
(b) perceraian itu atas kehendak suami.
Pasal 159
Mut`ah sunnat diberikan oleh bekas suami tanpa syarat tersebut pada
pasal 158
Pasal 160
Besarnya mut`ah disesuaikan dengan kepatutan dan kemampuan suami.
3. Perbedaan Pandangan Ulama Mengenai Hukum Mut’ah
bagi setiap istri yang ditalak baik setelah disetubuhi atau belum, sesudah
38
c. Menurut Abu Hanifah, mut’ah wajib atas orang yang menceraikan
berdasarkan Q.S. Al-Ahzab ayat 49. Sedangkan bagi istri yang dicerai
d. Menurut Qaul Jadid Imam Syafi’i dan Ahmad Hambali, mut’ah wajib
kepada Q.S. Al-Baqarah ayat 237 dan 241 (Mardani, 2011: 76).
Metode pemahaman Q.S. Al-Baqarah ayat 236 dan 237 diatas firman
Allah pada ayat pertama: "dan berilah mut'ah mereka" adalah suatu
perintah. Perintah secara hakikat berlaku untuk kewajiban selama tidak ada
tersebut kepada makna lain, yakni sunnah atau anjuran dan atau lainnya.
39
Ketika tidak didapatkan qarinah, perintah disini kembali kepada
hakikatnya, yaitu wajib. Jadi, mut'ah wajib bagi wanita yang tercerai
2009: 209).
kata haqqan yang berarti 'pasti' memperkuat kewajiban dari sisi lafal lain,
penggabungan kata ala dan haqqan menurut penguatan atas hukum wajib
ِ َّو َم ِتعُ ْوه َُّن َعلَى ْال ُم ْو ِسعِ قَدَ ُرهُ َو َعلَى ْال ُم ْقتِ ِر قَدَ ُرهُ َمتَا ًعا ِب ْال َم ْع ُر ْو
َحقًّا،ف
. ََعلَى ْال ُم ْح ِس ِنيْن
40
. َ َحقًّا َعلَى ْال ُمتَّ ِقيْن،ف
ِ ت َمتا َعٌ بِ ْال َم ْع ُر
ِ َطلَّق
َ َو ِل ْل ُم
Metode pemahaman dua ayat di atas asa dua, yaitu sebagai berikut:
berbuat baik dan takwa, tetapi juga kepada yang lain. Ketika
berbuat baik, dan yang lainnya. Pendapat yang kuat menurut kita adalah
yang pertama karena kuat dalilnya dan selamat dari kontradiksi (Azzam,
2009: 210-211).
41
4. Kadar Mut’ah
pertimbangan mut'ah, apakah pertimbangan suami saja? Atau istri saja? Dan
ukuran yang ditentukan, yaitu tiga helai pakaian, baju kurung, kerudung,
dan rangkapan. Ukuran ini diriwayatkan dari Al-Hasan, Sa'id bin Al-
pada masa itu dengan sebuah baju besi, kuda, selimut, atau setengah mahar
mitsil ketika itu terendah 5 dirham, karena pada waktu itu mahar yang paling
rendah 10 dirham. Pendapat ini boleh menentukan harga mut’ah secara pasti
dan mutlak atas suami, tetapi pendapat ini minoritas atau kurang mendapat
tertentu, tetapi disunnahkan tidak kurang dari 30 dirham atai seharga itu.
dari separuh mahar mitsil. Mereka mengambil dalil dari hadits yang
diriwayatkan dari Abi Majlaz berkata: "Aku berkata kepada Ibnu Umar:
42
begini,' Abi Majlaz berkata: 'Cukuplah, aku dapat kira-kira seharga 30
pembantu, yang pertengah diberi pakaian dan yang paling rendah diberi
pakaian yang cukup untuk shalat, yaitu baju kurung dan kerudung. Masing-
pendapat lain dalam hal ini. Menurut kami yang baik adalah apabila suami
istri saling merelakan ukuran mut'ah, apa saja yang disepakati mereka
sebagaimana hal hal lain yang memerlukan ijtihad. Ukuran mut'ah berbeda-
beda sesuai dengan perbedaan zaman dan tempat. Mut'ah yang layak dan
rasional pada suatu zaman terkadang tidak layak pada zaman lain. Demikian
juga mut'ah yang layak disuatu tempat terkadang tidak layak di tempat lain.
Yusuf dari ulama Hanafiyah dan pendapat yang dijelaskan oleh Imam
melihat kondisi suami, apakah tergolong mudah atau susah, kaya atau
43
C. KONSEP CERAI TALAK
1. Pengertian Talak
pengikat, baik tali pengikat itu bersifat kongkrit seperti tali pengikat kuda
TATHLIIQAN, jadi kata ini semakna dengan kata tahliq yang bermakna
ikatan perkawinan itu istri tidak lagi halal bagi suaminya. Ini terjadi dalam
44
berkurangnya hak talak bagi suami yang mengakibatkan berkurangnya
jumlah talak yang menjadi hak suami dari tiga menjadi dua, dari dua
menjadi satu, dan dari satu menjadi hilang hak dalam talak raj’i (Tihami,
2009: 230).
2. Macam-macam Thalaq
1) Thalaq Sunni
yaitu
2) Thalaq Bid’i
45
a) Thalaq yang dijatuhkan terhadap isteri pada waktu haidh
dimaksud.
dikumpuli
Ucapan Thalaq
1) Thalaq Sharih
jelas dan tegas, dapat difahami sebagai pernyataan thalaq atau cerai
46
FIRAQ (pisah) dan SARAH (lepas) ketiga kata ini disebut dalam Al-
2) Thalaq Kinayah
c. Ditinjau dari Segi Ada atau Tidak Adanya Kemungkinan Bekas Suami
ganti harta dari isteri, thalaq pertama kali dijatuhkan atau yang
kedua kalinya.
2) Thalaq Ba’in, yaitu thalaq yang tidak memberi hak merujuk bagi
akad nikah baru, lengkap dengan rukun dan syaratnya. Thalaq ba’in
47
yaitu thalaq ba’in yang menghilangkan pemilikan bekas suami
suami untuk kawin kembali dengan bekas isteri, artinya bekas suami
boleh mengadakan akad nikah baru dengan bekas isteri baik dalam
kecuali setelah bekas isteri itu kawin dengan laki-laki lain, telah
berkumpul dengan suami kedua itu serta telah bercerai secara wajar
bahwa untuk syahnya thalaq dengan isyarat bagi orang tuna wicara
48
itu bahwa ia adalah buta huruf, kecuali dharurat, yakni karena tidak
dapat menulis.
1985: 227-233).
diatur dalam Pasal 39 sampai dengan Pasal 41 dan dalam PP No. 9 Tahun
1975 dalam Pasal 14 sampai dengan Pasal 36, perceraian diatur dengan cara
cerai gugat dan cerai talak. Perceraian dapat terjadi atas dasar cara-cara
Pasal ini adalah dimaksud cara cerai talak untuk mereka yang beragama
49
isinya ia memberitahukan bahwa akan menceraikan istrinya. Dan untuk itu
Pasal 18: Perceraian itu terjadi terhitung pada saat perceraian itu
dinyatakan di depan sidang pengadilan (Soimin, 2004: 65-66 ).
Pasal 113
50
Pasal 115
Pasal 117
Pasal 129
Pasal 130
Pasal 131
51
e. Setelah sidang penyaksian ikrar talak Pengadilan Agama membuat
penetapan tentang terjadinya Talak rangkap empat yang
merupakan bjukti perceraian baki bekas suami dan isteri. Helai
pertama beserta surat ikrar talak dikirimkan kepada Pegawai
Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat tinggal suami untuk
diadakan pencatatan, helai kedua dan ketiga masingmasing
diberikan kepada suami isteri dan helai keempat disimpan oleh
Pengadilan Agama
4. Akibat Talak
Akibat talak dapat dilihat dari segi penjatuhan talak yang ada hak rujuk
a. Talak Raj’i
iddah istrinya. Segala akibat hukum talak baru berjalan sesudah habis
masa iddah dan jika tidak ada rujuk. Apabila masa iddah telah habis
maka tidak boleh rujuk. Artinya, perempuan itu telah tertalak ba’in. Jika
Istri yang menjalani iddah raj’iyah, jika ia taat atau baik terhadap
uang belanja dari mantan suaminya. Tetapi jika ia durhaka, maka tidak
52
suaminya adalah apabila mantan suaminya itu berhak merujuknya
Bila salah seorang meninggal dalam masa iddah, yang lain menjadi
ahli warisnya dan mantan suami tetap wajib memberi nafkah kepadanya
Rujuk adalah salah satu hak bagi laki-laki dalam masa iddah. Oleh
suami istri setelah kata talak diucapkan. Karena ikatan perkawinan telah
putus, maka istrinya kembali menjadi orang lain bagi suaminya. Oleh
dua kali talak setelah rujuk dan jika sudah dua kali talak, maka ia hanya
berhak atas satu kali lagi talak setelah rujuk (Tihami, 2009: 211).
53
c. Talak Ba’in Kubro
Hukum talak ba’in kubro sama dengan talak ba’in sughra, yaitu
ada niat nikah tahlil. Allah Swt. Berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat
yang kedua), maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia
kawin dengan suami yang lain. kemudian jika suami yang lain itu
ضيِقُ ْوا
َ ُ ار ْوه َُّن ِلت َ ُ س َك ْنت ُ ْم ِم ْن ُّو ْج ِدكُ ْم َوالَ ت
ُّ ض ُ اَ ْس ِكنُ ْو ه َُّن ِم ْن َحي
َ ْث
... ض ْعنَ َح ْملَ ُه َّن
َ َت َح ْم ٍل فَا َ ْن ِفقُ ْوا َعلَ ْي ِه َّن َحتَّى ي
ِ َ َوا ِْن ُك َّن اُوال،َعلَ ْي ِه َّن
“Tempatkanlah mereka (para isteri) dimana kamu bertempat
tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan
mereka untuk menyempitkan hati mereka. Dan jika mereka (istri-istri
yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka
nafkahnya hingga mereka bersalin,.” (Al-Thalaaq : 6).
54
Perempuan yang menjalani iddah wafat (karena ditinggal mati oleh
(HR Daruquthni).
pemberian. Hal ini ditegaskan oleh Allah Swt. Dalam surat Al-Ahzab
طلَّ ْقت ُ ُم ْوه َُّن ِم ْن قَ ْب ِل أَ ْن تَ َمس ُّْوه َُّن ِ َيا أَ ُّي َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا اِذَ نَ َك ْحت ُ ُم ْال ُمؤْ ِمنَا
َ ت ث ُ َّم
.س َرا ًحا َج ِمي ًَْل َ فَ َمالَ ُك ْم َعلَ ْي ِه َّن ِم ْن ِعدَّةٍ تَ ْعتَد ُّْونَ َها فَ َم ِتعُ ْوه َُّن َو
َ س ِر ُح ْو ه َُّن
Hai orang-orang yang berfirman, apabila kamu menikahi
perempuan-perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka
sebelum kamu mencampurinya, maka sekali-kali tidak wajib atas
mereka ‘iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya. Maka
berikanlah mereka mut’ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara
yang sebaik-baiknya (Al-Ahzab: 49).
ketika anak menyusu kepada ibunya sampai anak itu bisa berdiri sendiri.
55
Secara umum bahwa akibat talak bukan hanya mengenai hak suami istri
untuk kembali atau rujuk, namun juga masalah biaya penghidupan setelah
istri sama-sama menjalani masa iddah dan dalam masa iddah tersebut ada
suatu hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh suami istri, yaitu biaya
penghidupan dan atau menentukan suatu kewajiban bagi bekas isteri (pasal
41 UU No. 1 Tahun 1974). Ketentuan ini dimaksudkan agar bekas istri yang
Pasal 149
56
Pasal 150
Bekas suami berhak melakukan ruju` kepada bekas istrinya yang masih
dalam iddah.
Pasal 152
Bekas isteri berhak mendapatkan nafkah iddah dari bekas suaminya
kecuali ia nusyuz.
b. UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
Pasal 41
57
BAB III
HASIL PENELITIAN
2017
berikut:
Didapatkan data bahwa selama tahun 2017 dari 263 putusan cerai talak
terdapat penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah. Hal tersebut dikarenakan
karena beberapa perkara cerai talak yang diputus tidak dihadiri oleh salah satu
pihak maka hakim tetap menjatuhkan putusan dengan verstek. Dan karena
putusan cerai talak yang dijatuhkan adalah verstek, maka di dalam putusannya
tersebut tidak terdapat penetapan kadar nafkah iddah maupun mut’ah. Berikut
58
adalah putusan cerai talak yang terdapat penetapan kadar nafkah iddah dan
59
12 Nomor Nafkah iddah -, dan mut’ah Rp -
0938/Pdt.G/ 15.000.000,00
2016/PA.Sal
13 Nomor Nafkah iddah Rp 4.500.000,00 Rp
0009/Pdt.G/ dan mut’ah Rp 2.000.000,00 1.500.000,00
2017/PA.Sal naik 10%
setiap tahun
14 Nomor Nafkah iddah Rp 5.000.000,00 -
0331/Pdt.G/ dan mut’ah Rp 5.000.000,00
2017/PA.Sal (tambahan nafkah terhutang Rp
2.500.000,00)
15 Nomor Nafkah iddah Rp 3.000.000,00 Rp
0358/Pdt.G/ dan mut’ah Rp 2.000.000,00 1.000.000,00
2017/PA.Sal
16 Nomor Nafkah iddah Rp 4.500.000,00 Rp
0432/Pdt.G/ dan mut’ah Rp 5.000.000,00 1.000.000,00
2017/PA.Sal naik 10%
setiap tahun
17 Nomor Nafkah iddah Rp 3.000.000,00 Rp 750.000
0200/Pdt.G/ dan mut’ah Rp 4.500.000,00 naik 10%
2017/PA.Sal setiap tahun
18 Nomor Nafkah iddah Rp 6.000.000,00 Rp
1258/Pdt.G/ dan mut’ah Rp 24.000.000,00 2.000.000,00
2016/PA.Sal naik 10%
setiap tahun
19 Nomor Nafkah iddah Rp 3.000.000,00 -
0530/Pdt.G/ dan mut’ah Rp 4.000.000,00
2017/PA.Sal
20 Nomor Nafkah iddah Rp 3.000.000,00 Rp 750.000,00
0584/Pdt.G/ dan mut’ah Rp 5.000.000,00
2017/PA.Sal
21 Nomor Nafkah iddah Rp 1.500.000,00 Rp 700.000,00
0785/Pdt.G/ dan mut’ah berupa gelang emas 24
2017/PA.Sal karat dari Toko Mas Gajah seberat
5 gram
22 Nomor Nafkah iddah -, dan mut’ah Rp -
0709/Pdt.G/ 2.500.000,00
2017/PA.Sal
23 Nomor Nafkah iddah Rp 2.000.000,00 Rp 500.000,00
0414/Pdt.G/ dan mut’ah Rp 1.500.000,00
2017/PA.Sal (tambahan nafkah terhutang Rp
3.000.000,00)
24 Nomor Nafkah iddah Rp 1.500.000,00 Rp 500.000,00
0608/Pdt.G/ dan mut’ah Rp 1.000.000
2017/PA.Sal
60
25 Nomor Nafkah iddah Rp 1.500.000,00 Rp 600.000,00
0685/Pdt.G/ dan mut’ah Rp 2.500.000,00 naik 10%
2017/PA.Sal setiap tahun
26 Nomor Nafkah iddah Rp 1.500.000,00 -
0947/Pdt.G/ dan mut’ah 3.500.000,00
2017/PA.Sal
iddah dan mut’ah pada tahun 2017, penulis mengambil empat sample untuk
mantan isterinya atau dan nafkah hadhanah (bila punya anak), serta dilihat
akan mentalaknya, kesepakatan antara suami isteri yang akan bercerai yang
berkaitan dengan penetapan nafkah iddah maupun mut’ah dan status isteri
61
uang sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) kepada isteri
sebesar Rp 5.000.000,00.
MENGADILI
62
3.1) Nafkah iddah sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah);
Nikah Kantor Urusan Agama ---, Kota Salatiga, untuk dicatat dalam
63
x 3 bulan = Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) dan
terjadinya perceraian.
MENGADILI
Dalam Konpensi:
Nikah ---, Kota Salatiga kepada Pegawai Pencatat Nikah ---, Kota
Dalam Rekonpensi:
64
2.1) Nafkah Iddah sebesar Rp. 4.500.000,- (empat juta lima ratus
ribu rupiah);
2.3) Nafkah lalu sbesar Rp. Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah);
untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 751.000,00 (Tujuh ratus
65
bulan, dan mengenai nafkah iddah dan mut’ah tidak ada tuntutan
terjadinya perceraian.
MENGADILI
Dalam Konpensi:
rupiah);
66
Salatiga dan Kantor Urusan Agama Kecamatan Tuntang, Kabupaten
Dalam Rekonpensi :
biaya perkara sejumlah Rp. 541.000,00 (lima ratus empat puluh satu ribu
rupiah).
67
3) Tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai besaran
terjadinya perceraian.
MENGADILI
masing berupa:
rupiah);
68
Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama --- Kota Salatiga dan Kantor
Agama Salatiga dalam menetapan besar kadar nafkah iddah dan mut’ah
69
3) Kesanggupan suami untuk memberikan nafkah terhadap isterinya,
70
kemampuan suami dan kelayakan terhadap isteri yang akan
diceraikan.
isteri, hendaklah bagi isteri diberi muth’ah selama satu tahun setelah
mut’ah kepada bekas isteri selama 12 (dua belas) bulan. Dimana nafkah
yang dimaksud adalah nafkah iddah yang telah ditetapkan oleh majelis
suami.
71
diuntungkan dalam hal pelaksanaan kewajiban-kewajiban dan hak-
kedua belah pihak dimana pihak suami tidak merasa diberatkan atas
hak-haknya.
didapatkannya;
isterinya;
mengacu pada asas mengadili perkara harus sesuai dengan apa yang
dituntut para pihak. Jika hal tersebut terjadi isteri tidak menuntut
72
apapun terhadap suaminya maka tidak menutup kemungkinan
suami.
kadar nafkah iddah dan mut’ah pada perkara cerai talak adalah sebagai
berikut:
berkeluarga;
suami;
73
7) Pemberian mut’ah berupa nafkah selama 12 (dua belas) bulan, hal
74
BAB IV
PEMBAHASAN
dalam Menetapkan Kadar Nafkah Iddah dan Mut’ah pada Perkara Cerai
Talak
terlepas dari hak ex officio pada Hakim. Hak ex officio merupakan hak atau
digunakan untuk memutus atau memberikan sesuatu yang tidak ada di dalam
tuntutan. Meskipun dalam pasal 178 HIR ayat 2 dan 3 menjelaskan bahwa
tuntutan dan tidak boleh menjatuhkan keputusan atas perkara yang tidak
dituntut atau mengabulkan lebih dari pada yang dituntut. Namun dalam
tidak menuntut apapun terhadap suami yang akan menceraikannya maka hakim
memiliki hak ex officio. Hal ini berdasarkan asas keadilan yang tertuang dalam
isteri, demi kesejahteraan agar isteri tidak terlantar dan sebagai penghibur hati
dalam menjalani kehidupan setelah talak. Hal tersebut menitik beratkan pada
75
aspek keadilan dan kemanusiaan supaya tidak ada pihak suami maupun isteri
terjadi perceraian seperti kewajiban nafkah iddah maupun mut’ah. Namun perlu
digaris bawahi bahwa dalam menentukan kadarnya, sesuai KHI pasal 80 ayat 4
kediaman bagi isteri di sesuaikan dengan penghasilan suami. Serta dalam KHI
dalam surat at-Talaq ayat 7 dan al-Baqarah ayat 236 bahwa dalam menetapkan
،ًضة
َ ض ْوا لَ ُه َّن فَ ِر َ ِطلَّ ْقت ُ ُم الن
ُ سا َء َمالَ ْم تَ َمس ُّْوه َُّن اَ ْو ت َ ْف ِر َ الَ ُجنَا َح َعلَ ْي ُك ْم ا ِْن
ِ َّو َمتِعُ ْوه َُّن َعلَى ْال ُم ْو ِسعِ قَدَ ُرهُ َو َعلَى ْال ُم ْقتِ ِر قَدَ ُرهُ َمتَا ًعا ِب ْال َم ْع ُر ْو
َحقًّا،ف
. ََعلَى ْال ُم ْح ِسنِيْن
76
Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu
menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan
sebelum kamu menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu berikan suatu
mut’ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut
kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula),
yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan
ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan (Q.S. Al-Baqarah (2):
236).
nafkah iddah maupun mut’ah pada cerai talak banyak yang menjadi pertimbang
f. Pemberian mut’ah berupa nafkah selama 12 (dua belas) bulan, hal tersebut
adalah kesepakatan yang terjadi antara suami isteri yang bercerai dalam
77
menentukan kewajiban mantan suami kepada isteri untuk memberikan biaya
kehidupan yaitu nafkah iddah dan mut’ah yang nantinya akan ditetapkan oleh
upaya hakim untuk menetapkan kadar biaya penghidupan secara jalan damai,
dengan memahami kondisi satu sama lain, serta tanpa adanya perselisihan
dengan melihat pekerjaan suami. Dengan melihat pekerjaan suami hakim dapat
kadar sesuai dengan asas kelayakan dan kepatutan menurut hakim itu sendiri.
Hal ini telah sesuai dengan keterangan didalam KHI pasal 80 ayat (4) huruf (a)
dan pasal 160 serta sesuai dalam keterangan al-Quran surat at-Talaq ayat 6 dan
suami yang berinisiatif untuk memberikan nafkah iddah dan mut’ah kepada
78
memperhatikan kehidupan setelah perceraian. Namun hakim juga
melihat kondisi kemampuan suami, dan juga tuntutan isteri kepada suami.
maka hakim akan mengambil jalan tengah sesuai keyakinan hakim itu sendiri
sewaktu masih berumah tangga, maka hakim akan mengetahui seberapa besar
Kelima, tuntutan isteri kepada mantan suami. Merupakan hak mantan isteri
menetapkan kadar nafkah iddah maupun mut’ah. Tuntutan isteri tersebut harus
hakim tidak akan mengabulkan tuntutan tersebut, dan apabila tuntutan isteri
terlalu rendah bahkan tidak menuntut sama sekali, maka secara hukum hakim
memiliki hak ex officio untuk menetapkan biaya penghidupan bagi mantan isteri
Islam, hakim dalam menetapkan kadar nafkah iddah dan mut’ah tidak sama
79
seberapa besar sisi pengabdian isteri terhadap suaminya selama terjadinya
perkawinan.
Ketujuh, penetapan mut’ah berupa nafkah selama 12 (dua belas) bulan, hal
tersebut didasarkan pada pendapat ahli hukum Islam Penulis Kitab al ahwalus
syahsyiyyah dalam halaman 334, yang berbunyi “apabila terjadi talak sesudah
dukhul tanpa kerelaan isteri, hendaklah bagi isteri diberi muth’ah selama satu
dengan pendapat pakar hukum Islam tersebut tidak serta merta menggunakan
pendapat tersebut dalam semua kondisi pada perkara cerai talak. Hanya dalam
kemampuan suami, apabila kondisi suami layak dan mampu untuk menanggung
pendapat Abu Yusuf dari ulama Hanafiyah dan pendapat yang dijelaskan oleh
Imam Ahmad, bahwa hakim ketika berijtihad tentang ukuran mut'ah hendaknya
melihat kondisi suami, apakah tergolong mudah atau susah, kaya atau miskin
tersebut hakim tetap menjadikan kemampuan suami dilihat dari pekerjaan serta
80
dan mut’ah pada cerai talak di Pengadilan Agama Salatiga tanpa mengurangi
terjadi perselisihan dan pertengkaran yang sifatnya terus menerus dan tidak
ada harapan lagi untuk kembali hidup rukun dalam rumah tangganya. Hal
yang tertuang dalam firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21:
ًَو ِم ْن َءا َيتِ ِه أَ ْن َخلَقَ لَ ُكم ِم ْن أَ ْنفُ ِسكُ ْم أ َ ْز َو ًجا ِلتَ ْس ُكنُوا إِ لَ ْي َها َو َج َع َل َب ْينَ ُك ْم َّم َودَّة
81
dipertahankan oleh kedua suami isteri akan menimbulkan masalah yang
lebih besar lagi, dan bahkan akan saling menyakiti batin antara keduanya.
menarik kemanfaatannya.
ﺪﺮﺃﺍﻠﻤﻔﺎﺴﺪﻤﻗﺪﱠﻡﻋﻠﻰﺠﻠﺐﺍﻠﻤﺼﺎﻠﺢ
dengan apa yang menjadi kesepakatan diantara suami isteri tersebut. Bahwa
huruf (c) tersebut, maka hakim dapat menentukan suatu kewajiban bagi
berupa nafkah iddah dan mut’ah dengan kadar yang telah disepakati.
isteri dalam menentukan kadar nafkah iddah dan mut’ah lebih diutamakan,
82
kenusyuzan isteri tersebut dan lebih mengutamakan pada kesepakatannya.
keduanya.
Yang mana pemohon (suami) telah bermain cinta dengan wanita lain, dan
menerus dan tidak dapat dipertahankan lagi. Hal ini telah menciderai hati
Isteri dalam hal ini tidak dikategorikan nusyuz, sesuai dalam KHI pasal
152 bahwa “Bekas isteri berhak mendapatkan nafkah iddah dari bekas
83
lain tersebut, dan isteri juga tidak mau diduakan. Menurut pandangan
hakim, hal tersebut tidak dapat dikategorikan nusyuz karena kepergian isteri
Oleh karena isteri terbuki oleh Hakim bahwa isteri tidak nusyuz dan
ba’da dukhul maka ada kewajiban suami untuk memberikan nafkah iddah,
talak, maka bekas suami wajib: a. Memberikan mut`ah yang layak kepada
bekas isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut
isteri selama dalam iddah, kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak ba’in
atau nusyur dan dalam keadaan tidak hamil”. Dari keterangan pasal
mut’ah.
Hal tersebut sesuai dengan Firman Allah dalam surat At-Talaq ayat 6,
sebagai berikut:
dalam iddah talak raj’i berhak atas nafkah dari bekas suami. Nafkah yang
84
perceraian (Basyir,1996: 89). Menurut Umar bin Khathab, Umar bin Abdul
Azis dan golongan Hanafi, sesuai dengan firman Allah Swt. Surat Al-Talaq
berikut:
85
Dari keseluruhan keterangan diatas, terdapat kesesuaian antara
4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah), mut’ah sebesar Rp.
18.000.000,- (delapan belas juta rupiah), nafkah lalu sbesar Rp. Rp.
3.000.000,00 (tiga juta rupiah), dan biaya hadlonah 2 orang anak dalam
setiap bulan sampai anak tersebut umur 21 tahun atau mandiri dengan
Bahwa dalam perkara ini tidak adanya kesepakatan diantara suami isteri,
pekerjaan suami dalam hal ini adalah sebagai ABK (Anak Buah Kapal)
86
dalam mut’ahnya hakim menetapkan memberikan nafkah selama satu
telah sesuai, melihat jumlah yang dibebankan oleh suami dan melihat
besar, sangatlah layak dan patut. Dan hal tersebut sesuai dengan keterangan
dalam Kompilasi Hukum Islam dalam pasal 80 ayat (4) huruf (a) KHI
tempat kediaman bagi isteri”. Dan dalam pasal 160 KHI “Besarnya mut’ah
87
ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan (Q.S. Al-Baqarah
(2): 236).
sesudah dukhul tanpa kerelaan isteri, hendaklah bagi isteri diberi muth’ah
selama satu tahun setelah masa iddahnya”. Menurut hemat penulis, hakim
harmonis dalam perkara ini adalah karena masalah ekonomi, yang mana
kerumah orang tuanya hinggal 9 bulan lebih lamanya. Dan selama itu tidak
ada komunikasi yang harmonis dan tidak ada hubungan lahir batin antara
mungkin dibina dalam satu keluarga yang bahagia sesuai dengan surat ar-
88
Rum ayat 21 tentang tujuan membangun sebuah keluarga yang bahagia dan
madharat yang lebih besar maka jalan perceraian dapat ditempuh, dengan
memperhatikan dalil dalam surat al-Baqarah ayat 227, yang artinya “dan
Bahwa perceraian yang diajukan atas atas kehendak suami, isteri telah
nafkah iddah dan mut’ah. Landasan yang dijadikan dasar mejelis hakim
tertuang dalam KHI pasal 149 huruf (a) dan (b) bahwa “bilamana
mut`ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa uang atau benda,
dan kiswah kepada bekas isteri selama dalam iddah, kecuali bekas isteri
telah dijatuhi talak ba’in atau nusyur dan dalam keadaan tidak hamil”.
Dan Hal ini sesuai dengan nash-nash dalam al-Quran yang tertuang
dalam surat al-Talaq ayat 6 dan al-Baqarah ayat 241 seta riwayat sebuah
89
Bahwa Majelis hakim membebankan nafkah iddah sebesar Rp.
iddah dan mut’ah besaran tersebut sudah di anggap layak dan patut untuk
menetapkan sebesar Rp. 500.000,00 karena tidak adanya titik temu antara
kepatutan.
Dari penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah diatas, menurut penulis
bagi bekas suami”. Karena pihak isteri tidak menuntut nafkah iddah
Dengan merujuk kewajiban suami akibat talak yang terdapat dalam KHI
90
telah sesuai dengan dasar hukum penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah
yang tertuang dalam KHI pasal 80 dan pasal 160, dimana disesuaikan
Dan sesuai dalam ketentuan yang terdapat dalam nash al-Quran yang
tertuang dalam surat at-Talaq ayat 7 dan al-Baqarah ayat 236, bahwa
Bahwa rumah tangga antara suami isteri tersebut telah pecah dan tidak
ada harapan untuk rukun kembali sebagai suami isteri lagi. Dan apabila
yang bahagia, sesuai dengan surat ar-Rum ayat 21 tidak akan terwujud. Oleh
Bahwa isteri tidak terbukti nusyuz dan isteri telah dikaruniai 4 orang
anak artinya bahwa isteri telah ba’da dukhul. Maka sesuai dengan ketentuan
KHI pasal 149 huruf (a) dan (b) bahwa “bilamana perkawinan putus karena
talak, maka bekas suami wajib: a. Memberikan mut`ah yang layak kepada
bekas isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut
91
isteri selama dalam iddah, kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak ba’in
atau nusyur dan dalam keadaan tidak hamil”. Bahwa keadaan isteri dalam
ketentuan pasal tersebut wajib diberikan nafkah iddah maupun mut’ah dan
menjadi dasar hakim menentukan kewajiban suami atas nafkah iddah dan
mut’ah kepada mantan isterinya. Dan sesuai dengan ketentuan dalam firman
Allah yang tertuang dalam surat at-Talaq ayat 6 dan surat al-Baqarah ayat
241 serta sebuah hadits riwayat Ahmad dan Nasa’i bahwa Rasulullah SAW
nafkah dan rumah kediaman dari bekas suaminya itu, apabila bekas
Bahwa dari pihak isteri tidak menuntut kepada suaminya terhadap hak
kehidupan yang layak kepada isteri sebagai bekas isteri Pegawai Negeri
Sipil yang mana dapat dipandang sebagai orang yang mampu dari segi
kepada isterinya berupa nafkah iddah selama tiga bulan, setiap bulan
hendaklah bagi isteri diberi muth’ah selama satu tahun setelah masa
iddahnya”. Maka dari doktrin ini pemberian mut’ah berupa nafkah selama
12 bulan, yang mana nafkah iddah setiap bulannya sebesar Rp. 2.000.000,00
92
maka mut’ahnya adalah Rp. 2.000.000,00 x 12 bulan= Rp. 24.000.000,00.
nafkah terhadap 4 anaknya yang mana besar nafkah yang harus diberikan
kepada keempat anak sebesar Rp. 2.000.000,00 setiap bulan hingga anak
dewasa.
bagi bekas suami”. Meskipun isteri tidak menuntut atas nafkah iddah dan
dan mut’ah kepada mantan isterinya. Dan menurut ketentuan tersebut hakim
dalam menetapkan kewajiban nafkah iddah dan mut’ah telah sesuai dan
syarat asas kelayakan dan kepatutan. Bahwa apabila dilihat dari penghasilan
kemampuan suami. Dan telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam
93
KHI pasal 80 dan pasal 160 serta dalam nash al-Quran dalam surat at-Talaq
nafkah iddah dan mut’ah pada cerai talak telah sesuai dengan hukum yang
berlaku. Hal tersebut dibuktikan dengan penerapan hak ex officio oleh hakim
nafkah iddah maupun mut’ah. Kewajiban tersebut merupakan akibat talak yang
KHI pasal 149 huruf (a) dan (b) bahwa “bilamana perkawinan putus karena
talak, maka bekas suami wajib: a. Memberikan mut`ah yang layak kepada
bekas isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut
qobla al dukhul; b. Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri
selama dalam iddah, kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak ba’in atau nusyur
dan dalam keadaan tidak hamil”. Hakim dapat menjatuhkan putusan bahwa
tidak ada nafkah iddah bagi isteri dengan mempertimbangkan kenusyuzan isteri
yang terkandung dalam KHI pasal 152 bahwa “bekas isteri berhak
94
hukum yang digunakan hakim dalam menenetapkan kewajiban nafkah iddah
dan mut’ah terdapat dalam al-Quran dan Hadits, yaitu terdapat dalam surat at-
Talaq ayat 6 dan al-Baqarah ayat 241, serta riwayat hadits oleh Ahmad dan
Setelah menentukan kewajiban atas nafkah iddah dan mut’ah, hakim dalam
suami, yaitu sesuai dengan ketentuan KHI pasal 80 dan 160 serta dalam al-
Quran surat at-Talaq ayat 7 dan al-Baqarah ayat 236. Dan dalam keadaan
hendaklah bagi isteri diberi muth’ah selama satu tahun setelah masa
sesuai kemampuan suami. Apabila suami dianggap mampu maka hakim akan
lamanya. Apabila pihak suami dianggap tidak mampu maka disesuaikan dengan
kemampuannya.
95
adanya korelasi antara pekerjaan suami dengan penetapan kadar nafkah iddah
Pekerjaan
Nomor Putusan Tuntutan Isteri Keputusan Hakim
Suami
Nafkah Iddah: Rp Nafkah Iddah: Rp
112/Pdt.G/2017/ Penabuh Alat
3.000.000 dan Mut’ah: 2.000.000 dan
PA.Sal Musik Gendang
Rp 5.000.000 Mut’ah: Rp 1.000.000
Nafkah iddah: Rp
Nafkah Iddah: Rp
668/Pdt.G/2016/ ABK (Anak 4.500.000 dan
4.500.000 dan Mut’ah:
PA.Sal Buah Kapal) Mut’ah: Rp
Rp 100.000.000
18.000.000
Nafkah iddah: Rp
608/Pdt.G/2017/ Karyawan
TIDAK ADA 1.500.000 dan Mut’ah
PA.Sal Pabrik
Rp 1.000.000
Nafkah Iddah: Rp
1258/Pdt.G/2016/ 6.000.000 dan
PNS Dosen TIDAK ADA
PA.Sal Mut’ah: Rp
24.000.000
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembahasan yaitu tentang Penetapan Kadar Nafkah Iddah dan Mut’ah oleh
Hakim pada Cerai Talak di Pengadilan Agama Salatiga (Studi Putusan Cerai
1. Profil perkara cerai talak di Pengadilan Agama Salatiga yang putus pada
tahun 2017 berjumlah 263 putusan. Dari 263 putusan cerai talak, terdapat
iddah dan atau mut’ah. Dan dari 263 putusan cerai talak tahun 2017 terdapat
237 putusan yang diputus secara verstek, dan didalamnya tidak terdapat
dalam menetapkan kadar nafkah iddah dan mut’ah pada cerai talak adalah
(a) adanya kesepakatan antara kedua belah pihak, (b) kemampuan suami
iddah maupun mut’ah sebagai akibat perceraian, (d) biaya hidup keseharian
97
terhadap suami, dan (g) pemberian mut’ah berupa nafkah selama 12 (dua
belas) bulan, hal tersebut didasarkan pada pendapat ahli hukum Islam
334.
dan mut’ah pada cerai talak telah sesuai dengan hukum yang berlaku. Hal
hakim berlandaskan dalam KHI pasal 149 huruf (a) dan (b), serta sesuai
iddah dan mut’ah dalam hal ini hakim menitik beratkan pada kemampuan
suami sebagai acuan utama, dan ini sesuai dengan keterangan didalam KHI
pasal 80 ayat (4) huruf (a) dan pasal 160 serta sesuai dalam keterangan al-
B. Saran
eksekusi terhadap kewajiban nafkah iddah dan mut’ah yang lalai diberikan
kepada mantan suaminya, namun alangkah lebih baik apabila lah tersebut
98
bisa dicegah dengan pemberian nafkah iddah dan mut’ah saat masih
dipersidangan.
2. Bagi bekas suami yang mengajukan perkara cerai talak diharapkan untuk
99
DAFTAR PUSTAKA
Azzam, A.A.M dan Hawwas A.W.S. Fiqh Munakahat : Khitbah, Nikah, dan
Talak. Jakarta: AMZAH. 2009
Hasan, Ali. Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam. Jakarta: Siraja.
2006
100
Mujahidin, Ahmad. Pembaharuan Hukum Acara Peradilan Agama. Bogor:
Ghalia Indonesia. 2014
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN:
101
INTERNET:
102
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana proses penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah di Pengadilan Agama
Salatiga?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah di
Pengadilan Agama Salatiga?
3. Apakah tuntutan isteri dapat mempengaruhi penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah di
Pengadilan Agama Salatiga?
4. Dilihat dari pekerjaan suami, apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam penetapan
kadar iddah dan mut’ah di Pengadilan Agama Salatiga?
5. Apabila dalam proses persidangan didapatkan kesepakatan antara suami isteri dalam hal
nafkah iddah dan mut’ah, apakah hal tersebut dapat dijadikan pertimbangan hakim dalam
menetapkan putusan? Dan bagaimana apabila tidak terjadi kesepakatan antara keduanya?
6. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan isteri wajib mendapatkan nafkah iddah dan
mut’ah dan bagaimana landasan hukumnya?
7. Bagaimana apabila isteri tidak menutut apapun kepada suami yang akan menceraikannya?
8. Apakah lama pengabdian isteri terhadap suaminya menjadi salah satu faktor yang menjadi
pertimbangan hakim di di Pengadilan Agama Salatiga dalam penetapan kadar nafkah iddah
dan mut’ah?
9. Siapakah yang menjadi rujukan hakim di Pengadilan Agama Salatiga dalam menetapkan
kadar mut’ah, dimana penetapannya diperoleh dari nafkah iddah yang dikalikan selama
satu tahun / 12 bulan? Dan bagaimana landasan hukumnya?
10. Apa yang menjadi faktor perbedaan dalam pengambilan putusan penetapan kadar mut’ah
dimana sebagain menggunakan rumus nafkah iddah dikali 12 bulan (satu tahun) dan ada
yang tidak menggunakan rumus tersebut?
11. Apakah perkara cerai talak yang masuk di Pengadilan Agama Salatiga hanyalah perkara
cerai talak raj’i?
12. Dari beberapa putusan terdapat perbedaan dimana ada beberapa putusan yang mewajibkan
suami untuk membayarkan nafkah iddah dan mut’ah sekaligus, namun juga ada yang hanya
mewajibkan mut’ah saja tanpa kewajiban membayar nafkah iddah? Bagaimana hal tersebut
bisa terjadi dan bagaimana landasan hukumnya?
PUTUSAN
Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal.
PEMOHON, umur 37 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, pendidikan Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas, alamat ---, Kota Salatiga, dalam hal ini memberikan
kuasa khusus kepada BAYU ADI SUSETYO, SH dan Rekan,
Advokat/Penasehat Hukum yang berkantor di Jl. Imam Bonjol No. 23
A, Salatiga berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 10 Januari 2017,
sebagai Pemohon ;
melawan
TERMOHON, umur 42 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, pendidikan Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas, alamat ---, Kota Salatiga, dalam hal ini memberikan
kuasa khusus kepada ARI CITRA KURNIAWAN, SH., MH., HENI DWI
ANGGREANI, SH., MH. dan MUCHIBUR ROHMAN, SHI., Advokat
yang berkantor di Perumsat Karang Pete No. 31, Tinggkir, Salatiga,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 04 Februari 2017, sebagai
Termohon ;
Telah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon serta memeriksa semua alat
bukti di muka sidang ;
DUDUK PERKARA
PRIMER :
Bahwa pada hari sidang yang ditetapkan Pemohon dan Termohon masing-
masing hadir menghadap di persidangan, dalam upaya perdamaian Ketua Majelis
memerintahkan kedua pihak untuk melaksanakan mediasi, kemudian Pemohon dan
Termohon melaksanakan mediasi dengan didampingi mediator Drs. MOCH. RUSDI,
MH., Hakim Pengadilan Agama Salatiga, akan tetapi dalam mediasi tersebut tidak
berhasil mendamaikan kedua pihak yang berperkara ;
1. Dalam Konpensi :
1.1. Termohon menolak semua dalil permohonan Pemohon, kecuali yang
diakuia secara tegas ;
1.2. Bahwa alasan dan tuduhan Pemohon tidak benar, dimana Termohon tidak
pernah pergi untuk beberapa hari lamanya karena Termohon setiap
pulang kerja selalu pulang ke rumah orang tua Pemohon, kalaupun
Termohon pergi ke rumah orang tua Termohon selalu dengan
sepengetahuan dan seijin Pemohon;
1.3. Bahwa tidak bersifat emosional, apalagi marah-marah, bahkan Pemohon
selingkuh dengan beberapa wanita lain, bahkan pernah mengajak wanita
tersebut ke rumah Termohon hanya diam saja ;
1.4. Bahwa tuduhan Termohon menjalin hubungan dengan laki-laki lain adalah
fitnah yang sangat kejam dan Pemohon telah memutar balikkan fakta,
dimana Pemohon berulangkali berselingkuh, dan jujur saja bahwa dahulu
Termohon adalah wanita selingkuhannya saat Pemohon masih
mempunyai istri dari pernikahan pertama, dimana setelah mengetahui
Pemohon mempunyai istri Termohon mundur tidak mau menjalin
hubungan dengan Pemohon, namun Pemohon terus membujuk dan
merayu Termohon untuk menikah sampai menceraikan istri yang pertama,
hingga akhirnya Termohon mengalami hal yang sama, dimana Pemohon
selingkuh dan sampai membawa wanita tersebut ke rumah orang tua
Pemohon, miirisnya lagi, orang tua Pemohon hanya diam saja bahkan
menyalahkan Termohon karena belum mempunyai anak ;
1.5. Bahwa Termohon tidak pergi begitu saja dari rumah orang tua Pemohon,
dimana Pemohon telah mengusir Termohon, bahkan keesokan harinya
1. Dalam konpensi :
1.1. Menolak gugatan Pemohon untuk seluruhnya ;
1.2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara ;
2. Dalam Rekonpensi :
2.1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi untuk
seluruhnya;
2.2. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar :
- Nafkah lowong 24 bulan x Rp 1.000.000,00 = Rp 24.000.000,00
- Nafkah iddah 3 x Rp 1.000.000,00 = Rp 3.000.000,00
Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal.
lembar 7 dari 22 halaman
- Mut’ah = Rp 5.000.000,00
2.3. Menetapkan biaya perkara sesuai dengan peraturan yang berlaku ;
ATAU:
1. Dalam Konpensi :
1.1. Pemohon tetap pada dalil-dalil semula dan menolak seluruh dalil-dalil
jawaban Termohon, kecuali yang diakui secara tegas kebenarannya
dalam replik ini ;
1.2. Bahwa terhadap jawaban Termohon angka 1.3 Pemohon menolak, bahwa
dasar atau dalil permohonan Pemohon bukan yang mengada-ada, namun
merupakan hal yang senyatanya dalam rumah tangga Pemohon dan
Termohon ;
1.3. Bahwa dalil jawaban Termohon angka 1.3 tidak benar dan Pemohon
menolak karena senyatanya Pemohon tidak pernah berselingkuh dengan
wanita lain ;
1.4. Bahwa Pemohon menolak dalil jawaban Termohon angka 1.4, karena dari
awal pertama bertemu dengan Termohon, Pemohon memiliki rasa cinta
dan ingin hidup bersama dengan ikatan perkawinan, namun setelah
berumah tangga ternyata Termohon meninggalkan kediaman bersama
tanpa seijin Pemohon ;
1.5. Bahwa Pemohon menolak dalil jawaban Termohon angka 1.5, hal inilah
yang menyebabkan Pemohon menceraikan Termohon, diantaranya :
keluar rumah tanpa izin suami, istri ditetapkan oleh Islam menjadi wakil
suami mengurus rumah tangga, karena itu bilamana ia meninggalkan
rumah harus mendapatkan izin suaminya, bila tidak minta izin dan keluar
rumah I dengan kemauannya sendiri maka ia melanggar kewajibannya,
berarti durhaka terhadap suami ;
1. Dalam konpensi :
1. Mengabulkan gugatan Pemohon untuk seluruhnya ;
2. Membebankan biaya perkara yang timbul dalam perkara ini kepada
Pemohon ;
2. Dalam Rekonpensi :
1. Menolak gugatan rekonpensi Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya ;
2. Menetapkan biaya perkara sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku ;
ATAU:
1. Dalam Konpensi :
1.1. Termohon menolak semua dalil Pemohon dalam gugatan maupun
repliknya, kecuali yang diakui secara tegas kebenarannya ;
1.2. Bahwa terkait dengan perselingkuhan silahkan Pemohon menyangkal
karena hanya keluarga Pemohon dan Pemohon yang mengetahuinya,
bahkan keluarga Pemohon lebih membela Pemohon dan merestui
Pemohon menikah lagi, namun Allah tidak tidur dan Termohon sangat
yakin jika suatu hari nanti Pemohon akan mendapatkan balasan yang
setimpal, dan sampai kapanpun Termohon tidak pernah ikhlas dan
memaafkan pemohon ;
1.3. Bahwa Termohon tidak pergi begitu saja dari rumah orang tua Pemohon,
dimana Termohon telah diusir oleh Pemohon, bahkan ketika keesokan
Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal.
lembar 10 dari 22 halaman
harinya Termohon kembali ke rumah orang tua Pemohon semua barang-
barang termasuk baju Termohon sudah ada di laur rumah ;
1.4. Bahwa Pemohon dalam repliknya 1.7 dalam kopensi adalah sama sekali
tidak benar, Pemohon sama sekali tidak pernah menjemput Termohon
apalagi mengajak Termohon untuk kembali ke rumah, bahkan Pemohon
sudah tidak perduli lagi dengan Termohon, namun demikian Termohon
tetap akan mempertahankan rumah tangga Termohon dan keberatan atas
perceraian yang diajukan Pemohon karena Termohon tidak bersalah dan
melakukan apa yang dituduhkan Pemohon ;
1.5. Bahwa Termohon tidak pergi begitu saja dari rumah orang tua Pemohon,
dimana Pemohon telah mengusir Termohon, bahkan keesokan harinya
Termohon kembali ke rumah orang tua Pemohon semua barang-barang
termasuk baju Termohon sudah berada di luar rumah ;
1.6. Bahwa Termohon tetap akan mempertahankan rumah tangga Termohon
dan keberatan atas perceraian yang dijukan Pemohon karena Termohon
tidak bersalah melakukan apa yang dituduhkan Pemohon ;
2. Dalam Rekonpensi :
2.1. Bahwa Penggugat Rekonpensi mohon segala sesuatu yang termuat
dalam konpensi dibaca kembali dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari rekonpensi ini ;
2.2. Bahwa Penggugat Rekonpensi menolak semua dalil-dalil pada replik
Tergugat Rekonpensi dan tetap pada jawaban Penggugat Rekonpensi ;
2.3. Bahwa Tergugat Rekonpensi tidak memberikan nafkah kepada
Penggugat Rekonpensi sejak Januari 2015, yaitu sejak perselingkuhan
Tergugat Rekonpensi sampai dengan Penggugat Rekonpensi diusir dari
rumah ;
2.4. Bahwa Penggugat Rekonpensi selaku istri yang akan diceraikan suami
menuntut :
- Nafkah lowong 24 bulan x Rp 1.000.000,00 = Rp 24.000.000,00
- Nafkah iddah 3 x Rp 1.000.000,00 = Rp 3.000.000,00
- Mut’ah = Rp 5.000.000,00
1. Dalam Konpensi :
1.1. Menolak gugatan Pemohon untuk seluruhnya ;
1.2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara ;
2. Dalam Konpensi :
1.1.Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya ;
ATAU:
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektroniak atas nama Pemohon Nomor : ---,
tanggal 01 Maret 2012, telah dinassegelen dan sesuai dengan surat aslinya, bukti P.1
;
2. Fotokophi Kutipan Akta Nikah Nomor : ---, tanggal 12 Juni 2012 dari Kantor Urusan
Agama ---, Kota Salatiga, telah dinassegelen dan sesuai dengan surat aslinya, bukti
P.2 ;
Bahwa selain bukti surat dari Pemohon tersebut Majelis Hakim juga telah
mendengar keterangan saksi-saksi dari pihak keluarga Pemohon dan Termohon
bernama :
1. SAKSI I, umur 55 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, alamat ---, Kota Salatiga,
setelah bersumpah memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa saksi adalah ibu kandung Pemohon, Pemohon sudah menikah
dengan Termohon yang berasal dari ---, mereka menikah pada bulan Juni
2012 ;
- Setelah menikah Pemohon dengan Termohon tinggal bersama di rumah
milik Pemohon selama 4 tahun, mereka belum dikaruniai anak ;
- Sepengetahuan saksi semula rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam
keadaan baik, akan tetapi sejak awal tahun 2014 rumah tangganya mulai
Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal.
lembar 12 dari 22 halaman
tidak tentram yang disebabkan Termohon mnjalin hubungan cinta dengan
laki-laki lain sehingga hal tersebut meneybabkan Pemohon dengan
Termohon sering berselisih dan bertengkar, saksi pernah mendengar
pertengkaran Pemohon dengan Termohon ;
- Pemohon dengan Termohon sudah pisah rumah sejak bulan September
2016, hingga sekarang sudah selama 8 bulan, Termohon pulang ke rumah
orang tuanya dan Pemohon pulang ke rumah saksi ;
- Termohon pulang ke rumah orang tuanya sudah selama 1 tahun, selama
berpisah rumah Pemohon dengan Termohon tidak pernah saling
berkomunikasi, selama berpisah rumah saksi tidak pernah melihat
Pemohon menjemput Termohon ;
- Bahwa saksi sudah 3 kali datang ke rumah orang tua Termohon berusaha
merukunkan Pemohon dengan Termohon akan tetapi tidak berhasil,
Termohon mengatakan “ya memang sudah sampai di sini saja berjodoh
dengan Pemohon” ;
- Bahwa saksi tidak bersedia mendamaikan Pemohon dengan Termohon ;
2. SAKSI II, umur 29 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, alamat ---, Kota Salatiga,
setelah bersumpah memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi sebagai
teman dekat Pemohon, Pemohon sudah menikah dengan Termohon yang
berasal dari ---, saksi tidak ingat secara pasti kapan mereka manikah, hanya
kira-kira sudah 5 tahun ;
- Setelah menikah Pemohon dengan Termohon tinggal bersama di rumah
milik Pemohon selama 4 tahun, mereka belum dikaruniai anak ;
- Sepengetahuan saksi semula rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam
keadaan baik, akan tetapi sejak bulan Januari 2014 rumah tangganya mulai
tidak tentram yang disebabkan Termohon menjalin hubungan cinta dengan
laki-laki lain yang bernama --- karena setiap pulang kerja sering dijemput
dan diboncengkan oleh ---, hal tersebut menyebabkan Pemohon dengan
Termohon sering berselisih dan bertengkar, saksi pernah mendengar
pertengkaran Pemohon dengan Termohon pas kebetulan bermain ke
rumah Pemohon ;
Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal.
lembar 13 dari 22 halaman
- Pemohon dengan Termohon sudah berpisah rumah, Termohon yang
meninggalkan kediaman bersama pulang ke rumah orang tuanya di ---
sudah sejak 7 bulan yang lalu ;
- Termohon pulang ke rumah orang tuanya sudah selama 1 tahun, selama
berpisah rumah Pemohon dengan Termohon tidak pernah saling
berkomunikasi, selama berpisah rumah saksi tidak pernah melihat
Termohon pulang ke rumah kediaman bersama ;
- Bahwa saksi sudah pernah menasehati Pemohon supaya rukun kembali
dengan Termohon akan tetapi tidak berhasil, pihak keluarga juga sudah
berusaha merukunkan keduanya akan tetapi juga tidak berhasil, Pemohon
juga pernah mempertemukan Termohon dengan --- akan tetapi Termohon
tetap tidak bersedia pulang ke rumah Pemohon ;
- Bahwa saksi tidak bersedia mendamaikan Pemohon dengan Termohon ;
3. SAKSI III, umur 62 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, alamat ---, Kota
Salatiga, setelah bersumpah memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon karena saksi sebagai ibu kandung
Termohon, Pemohon menikah dengan Termohon namun saksi tidak ingat
secara pasti kapan mereka manikah, hanya kira-kira sudah 5 tahun ;
- Setelah menikah Pemohon dengan Termohon tinggal bersama di rumah
Pemohon di --- selama 4 tahun, mereka belum dikaruniai anak ;
- Sepengetahuan saksi semula rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam
keadaan baik, akan tetapi sudah sekitar 1 tahun lebih Termohon pulang ke
rumah saksi sendirian, setelah itu ibu kandung Pemohon dating ke umah
saksi dan mengatakan “ini Pemohon sedang ada cobaan, sering membawa
wanita lain ke rumah, daripada Termohon tinggal indekost biar di rumah sini
saja”; sejak saat itu Pemohon dengan Termohon berpisah rumah hingga
sekarang ;
- Termohon meninggalkan kediaman bersama karena di rumah Pemohon
tidak ditegur sapa (didiamkan), karena itu akhirnya Termohon pulang ke
rumah saksi hingga sekarang sudah selama 1 tahun lebih ;
- Selama berpisah rumah Pemohon dengan Termohon tidak pernah saling
berkomunikasi, selama berpisah rumah saksi tiak pernah melihat Pemohon
Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal.
lembar 14 dari 22 halaman
datang menjemput Termohon, selama berpisah Pemohon tidak mengirim
atau memberi nafkah kepada Termohon ;
- Bahwa pihak keluarga sudah berusaha mendamaikan Pemohon dengan
Termohon akan tetapi tidak berhasil, saksi tidak bersedia mendamaikan
Pemohon dan Termohon ;
4. SAKSI IV, umur 61 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, alamat ---, Kabupaten
Semarang, setelah bersumpah memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon karena saksi sebagai kakak sepupu
Termohon, Pemohon menikah dengan Termohon pada tahun 2012 ;
- Termohon pulang ke rumah orang tuanya sudah selama 1 tahun, selama berpisah
rumah Pemohon dengan Termohon tidak pernah saling berkomunikasi, selama
berpisah rumah saksi tiak pernah melihat Pemohon datang menjemput Termohon
;
Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, Majelis menunjuk kepada hal-
hal sebagaimana yang tercantum di dalam berita acara sidang yang untuk
seperlunya dianggap termuat dan menjadi bagian dari putusan ini ;
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa pokok perkara ini adalah permohonan izin menjatuhkan ikrar
talak dengan alasan bahwa sejak bulan Januari 2014 dalam rumah tangga Pemohon
dengan Termohon sering terjadi perselisihan dan percekcokan yang disebabkan :
- Bahwa Pemohon menikah dengan Termohon pada tanggal 09 Juni 2012 yang
dicatatkan di Kantor Urusan Agama ---, Kota Salatiga ;
- Bahwa Pemohon dan Termohon pernah tinggal bersama di rumah orang tua
Pemohon di --- lebih kurang selama 4 tahun, mereka tidak dikaruniai anak ;
- Bahwa sejak awal tahun 2014 dalam rumah tangga Pemohon dengan Termohon
sering terjadi perselisihan sebab masalah Termohon menjalin hubungan cinta dengan
laki-laki lain, karena itu kemudian Pemohon dengan Termohon sudah berpisah
rumah, Termohon yang meninggalkan kediaman bersama pulang ke rumah orang
tuanya di --- sejak bulan September 2016 sampai sekarang sudah 8 bulan, selama
berpisah Pemohon dengan Termohon sudah tidak saling bekomunikasi, selama
berpisah Pemohon tidak pernah datang menjemput Termohon ;
- Bahwa pihak keluarga sudah berusaha mendamaikan Pemohon dengan Termohon
akan tetapi tidak berhasil, dan pihak keluarga sudah tidak bersedia mendamaikan lagi
Pemohon dengan Termohon ;
Menimbang bahwa berdasarkan fakta tersebut telah terbukti bahwa antara
Pemohon dengan Termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang
disebabkan karena Termohon menjalin hubungan cinta dengan laki-laki lain, karena itu
kemudian Pemohon dengan Termohon berpisah tempat tinggal, Termohon yang
meninggalkan kediaman bersama pulang ke rumah orang tuanya di --- sejak bulan
September 2016, hingga sekarang sudah hampir 8 bulan, selama berpisah Pemohon
dengan Termohon tidak saling berkomunikasi, selama berpisah Pemohon tidak pernah
datang menjemput Termohon hendak menceraikan Termohon, hal tersebut
menunjukkan bahwa Pemohon sudah merasa tidak ada lagi kecocokan dalam membina
rumah tangga dengan Termohon, karena itu rumah tangganya telah pecah ;
Menimbang, bahwa oleh karena antara Pemohon dengan Termohon telah pisah
tempat tinggal sudah selama 8 bulan sejak bulan September 2016, selanjutnya
Pemohon tetap bertekad untuk menceraikan Termohon, Pemohon dengan Termohon
sudah diupayakan perdamaian oleh pihak keluarga dan melalui mediasi akan tetapi tidak
berhasil, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa antara Pemohon dengan Termohon
telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang sifatnya terus menerus dan tidak ada
harapan lagi untuk kembali hidup rukun dalam rumah tangganya ;
MENG ADILI
2. Memberi ijin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu roj'i
terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Salatiga ;
Panitera Pengganti,
4. Materai Rp 6.000,00
5. Redaksi Rp 5.000,00
Jumlah Rp 541.000,00
Melawan
3. Bahwa semenjak awal menikah bulan April 2012 ketentraman rumah tangga
Pemohon dengan Termohon tidak terwujud, antara Pemohon dengan
Termohon terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran yang
penyebannya karena Termohon tidak bisa mengikuti kemauan orang tua
Pemohon sehingga rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis;
6. Bahwa berdasarkan pasal 19 PP No. 9 Tahun 1975 Jo. pasal 116 Kompilasi
Hukum Islam telah cukup alasan bagi Pemohon untuk mengajukan
permohonan cerai talak ini melalui Penhgadilan Agama Salatiga;
Primair :
Bahwa, pada hari-hari persidangan yang telah ditentukan, kedua belah pihak
telah dipanggil untuk menghadap persidangan dimana Pemohon dan
Termohon datang menghadap di persidangan;
4. Bahwa benar Termohon pisah rumah dengan Pemohon, tetapi Termohon tidak
pergi atau kabur dari rumah Pemohon, justru saya diantar pulang ke Blondo
Celong oleh Pemohon, itupun Termohon tidak tahu kalau dipulangkan, tiba-tiba
sepulang kerja Pemohon mengemasi semua barang dan prabot Termohon.
Sesampainya di Blondo Celong Termohon tidak diserahkan kepada orang tua
Termohon. Sejak itulah anak ikut Termohon, namun setiap hari Sabtu juga sering
diambil oleh Pemohon. Ini semua ada saksinya;
5. Bahwa Pemohon tidak pernah sama sekali mengajak Termohon rukun kembali.
Justru sebaliknya selama Termohon tinggal di Blondo Celong Pemohon selalu
mencari masalah, setiap Pemohon mengambil anaknya tidak pernah mengasi
uang. Semenjak itulah Termohon tidak pernah dikasihi nafkah lahir maupun
bathin;
3. Bahwa karena sikap Termohon yang tidak taat dan tidak patuh kepada
Pemohon tersebut maka saat ini Pemohon benar-benar merasa tidak sanggup
lagi hidup bersama dengan Termohon sebagai suami isteri sehingga
Pemohon tetap berniat menceraikan Termohon dengan baik;
4. Bahwa kemudian terhadap anak Pemohon dan Termohon yang sekarang ikut
Termohon maka Pemohon akan memberikan nafkah untuk anak
Atau
3. Bukan Termohon tidak taat dan patuh kepada Pemohon, karena Pemohon
sendiri yang juga tidak bisa menganggap Termohon sebagai isterinya, benar
orang tuanya yang merawat dan membesarkannya, tetapi sudah berumah
tangga, seharusnya tidak harus begitu juga. Maka dari itu Termohon
dipandang sebelah mata oleh Pemohon.
5. Termohon yang ingin menagih janji Pemohon yang katanya ingin mengasih
untuk membayar hutang yang Pemohon juga ikut memakai, tetapi mana,
awalnya mengasih 1 (satu) kali, selanjutnya kok tidak memberi, mana
omongan yang disaksikan bersama keluarganya.
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Pemohon Nomor : xxx yang
dikeluarkan oleh Kabupaten Semarang, bermeterai cukup dan dicocokan
sesuai dengan aslinya ( P.1);
2. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor : xxx atas nama Pemohon dan
Termohon yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Tingkir,
Kota Salatiga, bermeterai cukup dan dicocokan sesuai dengan aslinya ( bukti
P.2);
Bahwa, selain bukti surat Pemohon juga telah mengajukan bukti berupa
saksi-saksi untuk meneguhkan alasan-alasan permohonannya, masing-masing
sebagai berikut :
- Bahwa sejak bulan Desember 2016 antara Pemohon dan Termohon telah
hidup berpisah, karena Termohon diantar Pemohon pulang kerumah
orang tua Termohon yang sampai sekarang sudah 9 bulan lebih ;
- Bahwa sejak bulan Desember 2016 antara Pemohon dan Termohon telah
hidup berpisah, karena Termohon diantar Pemohon pulang kerumah
orang tua Termohon yang sampai sekarang sudah 9 bulan lebih ;
1. saksi T1, umur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, bertempat tinggal di
Kota Salatiga ;
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, karena saksi sebagai
Ayah Kandung Termohon ;-
- Bahwa, Saksi tahu kalau Pemohon dan Termohon telah hidup berpisah sejak
bulan Desember 2016 hingga sekarang sudah 9 bulan, karena Termohon
diantar pulang kerumah saksi oleh Pemohon, akan tetapi saat itu saksi
sedang tidak dirumah ;
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, karena saksi sebagai
Bibi Termohon ;
- Bahwa, Saksi tahu kalau Pemohon dan Termohon telah hidup berpisah
sejak bulan Desember 2016 karena Termohon diantar pulang kerumah
orang tuanya oleh Pemohon tetapi Pemohon tidak memaserahkan
Termohon, saat itu yang ada dirumah orang tua Termohon adalah saksi ;
Menimbang, bahwa perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara Suami
dan Istri yang sangat luhur dan suci (mitsaqan ghalizhan) yang mempunyai
tujuan tercapainya rumah tangga yang bahagia dan saling cinta kasih
(mawaddah wa rahmah) sebagaimana yang dikehendaki dalam Al Qur’an surat
Ar Rum ayat 21 yang penjabarannya tercantum dalam pasal 1 Undang-
Undang nomor 1 Tahun 1974, tujuan mana tidak dapat diwujudkan dalam
rumah tangga Pemohon dan Termohon terbukti di antara keduanya terjadi
perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus yang dipicu perselisihan
dan pertengkaran meskipun menurut kedua pihak berbeda penyebabnya,
sehingga sampai permohonan cerai talak diajukan antara Pemohon dan
Termohon dalam keadaan pisah rumah setidak-tidaknya sudah 9 bulan lebih
lamanya dan selama itu pula sudah tidak komunikasi yang harmonis antara
keduanya hingga sekarang dan tidak ada hubungan lahir maupun batin antara
suami isteri ;
Artinya : ” Dan jika mereka ( suami ) berketetapan hati untuk menjatuhkan talak,
sesungguhnya Allah maha Mendengar lagi maha Mengetahui ”
Dalam Rekonpensi :
MENGADILI
Dalam Konpensi :
7) Memberi izin kepada Pemohon ( Pemohon) untuk menjatuhkan talak satu roj'i
terhadap Termohon ( Termohon) didepan sidang Pengadilan Agama Salatiga;
Dalam Rekonpensi :
HAKIM KETUA,
PANITERA PENGGANTI
Perincian Biaya :
Nomor : 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
dalam tingkat pertama dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan sebagai
PEMOHON, Umur 36 Tahun, Agama Islam, Pekerjaan ---, Pendidikan SMP, bertempat
tinggal di --- Kota Salatiga, Dalam hal ini memberi kuasa kepada
Bayu Adi Susetyo, SH, Wahyuni, SH., Agung Pitra Maulana, SH.,
----------------------------------------
Lawan
persidangan;----------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------
tertanggal 9 Maret 2007 yang dikeluarkan KUA. ---, Kota Salatiga. ---------
------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------
tahun. --------------------------------------------------------------------
tahun. -----------------------------------------------------------------------
3. Bahwa rumah tangga yang baik dan bahagia itu sekarang su dah tidak
dapat dipertahankan lagi karena mulai bulan Juni 2012 dalam kehidupan
--------------------------------------------------------
sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, namun usaha tersebut tidak
-----------------------------------------------------------
6. Bahwa puncak pertengkaran terjadi pada bulan Januari 2013, yaitu antara
pulang kerumah orang tuanya di ---, ---, Kota Salatiga, sehingga sampai
----------------------------
pisah rumah serta tidak ada komunikasi yang baik diantara keduanya, ---
---------------------------------
sesuai dengan pasal 39 ayat 2 UU. No.1/1974 jo pasal 19 huruf f PP. N0.
9/1975 jo pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam telah cukup alasan
-----------------
PRIMER : -------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------
SUBSIDER : ---------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Pemohon dan
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah menjelaskan kepada para pihak sebelum
sidang dilanjutkan wajib melakukan mediasi dan memilih mediator yang sudah tersedia
---------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa para pihak telah sepakat menyerahkan kepada Majelis untuk
mediator hakim yang ditunjuk oleh Majelis Hakim yang bernama Drs. M. SYAIFUDIN
ZUHRI, S.H., Hakim Pengadilan Agama Salatiga, yang dilaksanakan pada tanggal 10
Agustus 2016 diruang mediasi Pengadilan Agama Salatiga, akan tetapi tidak berhasil
;------------------------------------------------
Pemohonan dalam gugatannya ini kecuali terhadap hal-hal yang di akui secara
2. Bahwa benar antara Termohon dan Pemohon terikat perkawinan yang sah yang
menikahi pada hari Jumat tanggal 09 Maret 2007, di hadapan pejabat KUA ---
Kota Salatiga sebagaimana yang tersebut dalam kutipan Akta Nikah No ---
tertamggal 09 Maret 2007 yang dikeluarkan KUA --- Kota Salatiga. -----------------
--------------------------------------------------
3. Bahwa benar antara Pemohonan dan Termohon telah kumpul (ba’da dukhul)
dengan tinggal bersama di rumah bersama di --- selama 6 (enam) tahun, dan
4. Bahwa benar bahwa rumah tangga yang baik dan bahagia itu sekarang sudah
tidak dapat dipertahankan lagi karena mulai bulan Juni 2012 dalam kehidupan
5. Bahwa Termohon menolak dengan tegas dail Pemohon pada angka 4(empat)
meninggalkan rumah beberapa bulan 2012 dan kembali pada tahun 2016. -------
-------------------------------------------------------------------------
6. Bahwa Termohon menolak dengan tegas dail Pemohon pada angka 5(lima)
dalam surat gugatannya, fakta yang sebenarnya Termohon selaku istri selalu
--------------------------------------------------------
7. Bahwa Termohon menolak dengan tegas dail Pemohon pada angka 6 (enam)
rumah tanpa kabar selama 4 tahun sampai tahun 2016 dan tidak memberikan
keluarga kedua pihak namun usaha tersebut tidak berhasil karena tetap saja
antara Pemohon dan Termohon tidak ada komunikasi yang baik diantara
keduanya. -----------------------------------------------------------------------
9. Bahwa benar rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah pecah dan rusak
DALAM REKONPENSI
---------------------------------------------------------------------------
3. Bahwa oleh karena Tergugat Rekonpensi selaku seorang suami dan ayah
kandungnya terhitung mulai Juni 2012 hingga saat ini tepatnya 4 tahun 2 bulan
kewajiban yang harus dipenuhi yaitu harus membayar nafkan terhutang pada
----------------
a. Nafkah terhadap isteri yang terhutang Rp.50.000 (lima puluh ribu rupiah)
----------------------------------------------------------------------
biaya hidup adalah Rp.3.000.000 (tiga juta rupiah) perbulan x 50 bulan = Rp.
Rekonpensi telah dikaruniai 2 orang anak yang terhitung masih dibawah umur
serta masih memerlukan perhatian khusus dari ibunya maka mohon kepada
Majaelis Hakim Pemeriksa perkara ini agar berkenan untuk memberikan hak
asuh kepada Penggugat Rekonpensi selaku ibu kandung dari kedua anak
tersebut; ----------------------------------
Salatiga dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap hingga anak tersebut
diamanatkan dalam pasal 39 PP No.9 tahun 1979 J.o Pasal 149 huruf (B)
Kompilasi Hukum Islam adapun total nafkah iddah adalah Rp.50.000 perhari x 3
bulan = Rp. 4.500.000 (empat juta lima ratus ribu rupiah) dan harus diberikan
secara tunai saat ikrar talak diucapkan dihadapan Majelis Hakim Pemeriksa
7. Bahwa sebagaimana dimaksud pada pasal 149 huruf a Kompilasi Hukum Islam,
bila mana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib memberikan
rupiah) dan harus diberikan secara tunai pada saat ikrar talak diuacapkan oleh
----
---------------------------------------------------------------
Dalam Konpensi
Dalam Rekonpensi
--------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------
Subsidair
Atau apabila Majelis Hakim berpndapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya;
-------------------------------------------------------------------------------------
1. Dalam Konpensi.
pertengkaran yang terus mnerus yang sulit untuk dapat didamaikan lagi
1.3. Bahwa terhadap dalil jawaban TERMOHON anngka 5 adalah tidak benar
------------------------------------
1.4. Bahwa PEMOHON sudah tidak sanggup lagi dalam ikatan perkawinan
ada keinginan untuk meneruskan rumah tangga INI sehingga jalan terbaik
------------------------
2.1. Bahwa TERGUGAT Rekonpensi mohon segala sesuatu yang termuat dalam
konpensi dibaca kembali dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
TERGUGAT Rekonpensi sebagai --- tidak mampu dan tidak sanggup dan
setiap bulannya sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
2.5. Bahwa PEMOHON sebagai seorang suami yang akan menjatuhkan talak
--------------------------------------------------------------------
2.3.2. Mut ‘ah berupa uang sebesar Rp. 2.000.000,- ( dua juta rupiah) ---
-------------------------------------------------------------------
2.3.3. Nafkah untuk kedua anak setiap bulan sebesar Rp. 1.500.000,-
Berdasarkan hal tersebut diatas sudilah Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini
1. DALAM REKONPENSI
seluruhnya. ----------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
2. DALAM REKONPENSI
seluruhnya. ----------------------------------------------------------------------
berlaku; ---------------------------------------------------------------------------
menyampaikan secara lisan yang pada pokoknya tetap pada jawaban dan permohonan
---------------------------------------------------
Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) perbulan dan diserahkan kepada
Termohon sebesar Rp. 17.000.000,00 (tujuh belas juta rupiah) perbulan yang
rupiah) dan Rp. 7.000.000,00 (tujuh juta rupiah) dikelola Termohon . Setelah
berjalan beberapa tahun kiriman uang dari Pemohon menyusut menjadi Rp.
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) perbulan. Dan setelah timbul masalah dalam
rumah tangga sekitar tahun 2012 kiriman uang dari Pemohon menyusut menjadi
-------------------------------------
I. BUKTI SURAT;-----------------------------------------------------------------------------
1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor --- Tanggal 09 Maret 2007 yang
dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama --- Kota Salatiga. Bukti surat tersebut
telah diberi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya, yang ternyata
1. SAKSI I, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, tempat kediaman di ---
- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang menikah pada
tahun 2007 dan setelah menikah tinggal bersama di rumah orang tua
Salatiga dan telah dikaruniai 2 orang anak yang sekarang dalam asuhan
Termohon ;---------------------------------------
keadaan rukun namun kemudian sejak 4 tahun yang lalu sudah tidak
- Bahwa sejak pisah tersebut antara Pemohon dan Termohon sudah tidak
penghasilan Pemohon;--------------------------------------------------------
- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang menikah pada
tahun 2007 dan setelah menikah tinggal bersama di rumah orang tua
Salatiga dan telah dikaruniai 2 orang anak yang sekarang dalam asuhan
Termohon ;------------------------
keadaan rukun namun kemudian sejak 4 tahun yang lalu sudah tidak
bertengkar; ------------------------------------------
- Bahwa sejak pisah tersebut antara Pemohon dan Termohon sudah tidak
penghasilan Pemohon;--------------------------------------------------------
BNI Cabang Salatiga. Bukti surat tersebut telah diberi materai cukup dan
telah dicocokkan dengan aslinya, yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua
BNI Cabang Salatiga. Bukti surat tersebut telah diberi materai cukup dan
telah dicocokkan dengan aslinya, yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua
BNI Cabang Salatiga. Bukti surat tersebut telah diberi materai cukup dan
telah dicocokkan dengan aslinya, yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua
tanggal 21 Desember 2017, sebagaimana termuat dalam Berita Acara Persidangan; ---
----------------------------------------------------------------------------
Persidangan; -------------------------------------------------------------------------------
semuanya telah tercatat didalam Berita Acara Persidangan yang bersangkutan yang
TENTANG HUKUMNYA
Perceraian nomor ---, Termohon sebagai --- telah mendapatkan surat keterangan dari
Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1983 tentang ijin Perkawinan dan perceraian bagi
Urusan Agama ---, Kota Salatiga, dan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah
tidak harmonis, oleh karena itu Pemohon memiliki legal standing untuk mengajukan
Nomor 9 tahun 1975 jo. Pasal 66 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 yang
----
Menimbang bahwa sesuai dengan bukti bukti P.2 Pemohon dan Termohon
beragama Islam dan perkawinan mereka dilangsungkan berdasarkan hukum Islam oleh
karena itu berdasarkan Pasal 40 dan Pasal 63 ayat (1) huruf (a) Undang-undang Nomor
1 tahun 1974 jo. Pasal 14 dan Pasal 1 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun
1975, Pasal 49 huruf (a) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 yang sudah diubah
----
penduduk dalam wilayah hukum kota Salatiga dan masuk dalam bidang perkawinan,
maka sesuai dengan ketentuan pasal 73 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989,
yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua
dengan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009, maka perkara ini menjadi kewenangan
Menimbang, bahwa bukti P.2 berupa fotocopy Kutipan Akta Nikah adalah
--------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam yang
menyatakan bahwa perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan akta nikah yang dibuat
oleh Pegawai Pencatat Nikah maka harus dinyatakan terbukti bahwa antara Pemohon
dan Termohon telah terikat dalam perkawinan yang sah, oleh karena itu Pemohon
--------------------------------------------
dengan alasan sejak tahun 2012 antara Pemohon dengan Termohon sering terjadi
alasan yang jelas saat Pemohon pulang dari bekerja, Termohon sering pergi untuk
beberapa hari lamanya dan baru pulang setelah Pemohon mencarinya, dan antara
Pemohon dan Termohon tidak ada kecocokan lagi dalam membina rumah tangga
sehingga tidak ada rasa cinta mencintai diantara keduanya dan puncaknya sejak bulan
Januari 2013 antara Pemohon dan Termohon pisah tempat tinggal hingga sekarang
------
pokoknya menolak alasan yang menjadi dalil perselisihan dan pertengkaran antara
------------------------------------------------------------------------
keterangan dibawah sumpah yang isi pokoknya justru menunjukkan bahwa terjadinya
perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon adalah karena Pemohon
menjalin hubungan dengan perempuan lain orang Kalimantan yang sampai sekarang
----
point 4 dan 5 akan tetapi berdasarkan pengakuan Termohon serta keterangan saksi-
Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal
Lembar 62 dari 35 hal
saksi Pemohon, telah terbukti bahwa antara Pemohon dan Termohon telah terjadi
perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus sehingga tujuan membentuk rumah
tangga yang sakinah, mawaddah warrohmah tidak mungkin terwujud dengan demikian
kondisi keluarga Pemohon dan Termohon yang telah rusak dan pecah telah sesuai
fakta dipersidangan tentang rumah tangga Pemohon dan Termohon sebagai berikut : -
-------------------------------------------------------------------
- Bahwa Pemohon dan Termohon menikah pada tanggal 9 Maret 2007 di catat
suami isteri (ba’da dukhul) di rumah rumah bersama di --- Salatiga selama 6
tahun, dan telah dikarunia 2 orang anak yang sekarang kedua anak tersebut
- Bahwa selama Termohon tinggal di ---, Termohon sering tinggal sendiri bersama
- Bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam keadaan
rukun, namun kemudian sejak bulan Juni 2012 rumah tangga antara Pemohon
---------------------------------------------
- Bahwa sejak Pemohon menjalin cinta dengan perempuan lain, hubungan antara
malam hari malah pulang ke rumah orang tua Termohon baru pagi harinya
- Bahwa puncaknya sejak 3 tahun 5 bulan yang lalu Pemohon kembali bekerja
dan sejak itu sudah tidak hubungan harmonis layaknya suami isteri serta sudah
tekadnya akan menceraikan Termohon dan Termohon juga tidak keberatan bercerai dan
pihak keluarga telah berusaha mendamaikan agar Pemohon dengan Termohon tetap
rukun membina rumah tangga namun tidak berhasil, hal itu menunjukkan bahwa
Pemohon merasa tidak ada lagi kecocokan dalam rumah tangganya bersama Termohon
---------
tempat tinggal yang sampai sekarang saat permohonan ini diajukan tanggal 15 Juni
Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal
Lembar 64 dari 35 hal
2016 pisah selama 3 tahun 5 bulan dan sejak itu tidak pernah kumpul kembali serta
antara Pemohon dan Termohon telah pernah didamaikan namun tidak berhasil, maka
Majelis Hakim berpendapat bahwa antara Pemohon dan Termohon telah terjadi
perselisihan dan pertengkaran sifatnya terus menerus dan tidak harapan lagi untuk
----------------------------
Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus-
menurus yang sudah sulit untuk dirukunkan dengan demikian permohon Pemohon telah
terbukti; ----------------------------------------------
1 tahun 1974 tidak dapat diwujudkan, sehingga perkawinan tersebut tidak bermanfaat
lagi. Apabila tetap dipertahankan akan mendatangkan pernderitaan lahir batin bagi
Pemohon dan Termohon. Oleh karena itu sudah saatnya perkawinan itu diakhiri
Perceraian;--------------------------
pecah sedemikian rupa yang sudah tidak ada harapan lagi untuk dirukunkan maka
Majelis perbendapat bahwa alasan perceraian yang diajukan Pemohon telah terbukti
tanpa mempersoalkan siapa yang salah. (vide Putusan MARI. No. 38 K/AG/1990
Pemohon telah cukup beralasan dan tidak melawan hukum dan telah memenihu
sebagaimana ketentuan pasal 19 huruf (f) dan Peraturan Pemerintah No: 9 tahun 1975
jo. 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, oleh karenanya permohonan Pemohon dapat
dikabulkan ;---------------------------------
yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan
kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama yang wilayah hukumnya meliputi
tempat tinggal Pemohon dan Termohon dan tempat perkawinan Pemohon dan
Termohon dilangsungkan;-----
Tergugat Rekonpensi setiap bulannya selalu mengirim uang sebagai nafkah kepada
Penggugat Rekonpensi untuk keperluan biaya rumah tangga dan biaya nafkah anak,
--------------------------------
menghadirkan alat bukti meskipun Majelis telah memberi kesempatan yang cukup
tertulis T.1, T.2 dan T.3 sebagai bukti pengakuan kemudian Majelis mempertimbangkan
pengeluaran keuangan pada buku tabungan BNI Cabang Salatiga atas nama
Menimbang bahwa karena bukti T.1, T.2 dan T.3 merupakan bukti outentik maka
alat bukti tersebut merupakan alat bukti yang mengikat dan sempurna; ---------------------
------------------------------------------------------------------
Menimbang bahwa butki T.1 mencatat bahwa pada tanggal 08 Mei 2012 Tergugat
Menimbang bahwa bukti T.2 mencatat bahwa pada tanggal 21 Oktober 2013
2.500.000,00 (Dua juta lima ratus ribu rupiah), pada tanggal 19 Mei 2014 Tergugat
Menimbang bahwa bukti T.3 mencatat bahwa pada tanggal 24 Maret 2015 Bpk
juta rupiah), pada tanggal 15 April 2015 Tergugat Rekonpensi mentransfer kepada
------------------------------------
2015 sampai bulan Oktober 2015 juga mengirim sebesar Rp. 10.000.000,00 (Sepuluh
juta rupiah) setiap bulannya dan terakhir bulan Nopember 2016 Tergugat Rekonpensi
mengirim uang sebesar Rp. 5.000.000,00 (Lima juta rupiah) maka pengakuan
-----------------------
Menimbang bahwa berdasarkan alat bukti T.1, T.2 dan T.3 serta pengakuan
-------------------------------------------------------------------
- Pada tanggal tanggal 21 Oktober 2013 sebesar Rp. 2.500.000,00 (Dua juta lima
- Pada tanggal tanggal 19 Mei 2014 sebesar Rp. Rp. 1.500.000,00 (Satu juta lima
- Pada tanggal tanggal 24 Maret 2015 sebesar Rp. 10.000.000,00 (Sepuluh juta
rupiah) ; --------------------------------------------------------------------
- Pada tanggal tanggal 15 April 2015 sebesar Rp. 10.000.000,00 (Sepuluh juta
rupiah) ;---------------------------------------------------------------------------------
- Pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015 juga mengirim sebesar Rp.
- Dan pengakuan Penggugat Rekonpensi pada bulan Nopember 2016 sebesar Rp.
sejak tanggal bulan Maret 2012 sampai dengan bulan Nopember 2016 Tergugat
--------------------------
sebesar Rp. 2.000.000,00 (Dua juta rupiah), Iddah sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta
rupiah) dan Biaya Hadlonah 2 orang anak sebesar Rp. 1.500.000,00 (Satu juta lima ratus
ribu rupiah),;-------------------------------------------
seorang suami yang mencerai isterinya berkewajiban untuk memberikan nafkah kepada
bekas isterinya tersebut , dalam hal ini adalah Mut’ah, nafkah Iddah dan biaya hadlanah
Rekonpensi bekerja di --- sebagai Mualim II dengan gaji sekitar Rp. 25.000.000,00 (Dua
puluh lima juta rupiah) tiap bulannya, sedangkan menurut Tergugat Rekonpensi
penghasilan Tergugat untuk saat ini tidak menentu karena kadang bekerja dan kadang
------------------------------------
sedangkan terbukti bahwa Tergugat Rekonpensi telah memberikan nafkah lalu kepada
Penggugat Rekonpensi beserta anak meskipun tidak rutin setiap bulan, akan tetapi
jumlah nafkah yang diberikan kepada Penggugat Rekonpensi selama 4 tahun tersebut
menurut Majelis sudah mencukupi, dan telah diakui oleh Penggugat Rekonpensi pada
bulan Nopember 2016 Tergugat Rekonpensi masih mengirim nafkah sebesar Rp.
5.000.000,- oleh karenanya gugatan nafkah lalu harus ditolak kecuali 2 bulan yang
diakui Tergugat Rekonpensi sampai putusan ini dijatuhkan yaitu bulan Desember 2016
lalu yang harus dibayarkan kepada Penggugat Rekonpensi sebesar Rp. 1.500.000,00
150.000.000,00 ( Seratus lima puluh juta rupiah ), maka hal ini tidak dikenal dalam
syariat islam dan berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 608 K/AG/2003
tanggal 23 Maret 2005 yaitu kewajiban seorang ayah untuk memberi nafkah kepada
anaknya adalah Lil-intifa’ bukan lit-tamlik, oleh karena kelalaian seorang ayah yang tidak
memberikan nafkah kepada anaknya (nafkah madiyah anak ) tidak dapat digugat,
sehingga dengan demikian gugatan penggugat tentang hal ini harus dinyatakan tidak
Menimbang bahwa tentang biaya Hadlonah 2 orang anak yaitu sebesar Rp.
1.500.000,00 x 2 = Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) setiap bulan sampai anak tersebut
-----------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------
Nafkah Iddah sebesar : Rp. 4.500.000,- (Empat juta lima ratus ribu
rupiah); --------------------------------------------------------------------------------
Biaya hadlanah untuk 2 orang anak yang bernama ANAK PEMOHON DAN
tahun setiap bulannya minimal sebesar : Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah)
setiap bulan sampai anak tersebut umur 21 tahun atau mandiri dengan kenaikan
tahun 1989, tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan
Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009 maka
----------------------------------------------
MENG ADILI
2. Memberi ijin kepada Pemohon Konpensi (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu
penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah ---, Kota Salatiga kepada
Pegawai Pencatat Nikah ---, Kota Salatiga untuk dicatat dalam daftar yang
2.1. Nafkah Iddah sebesar Rp. 4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah) ; ---
-------------------------------------------------------------------------------
2.2. Mut’ah sebesar Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah) ; ----------
Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal
Lembar 73 dari 35 hal
2.3. Nafkah lalu sbesar Rp. Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah); ---------------
2.4. Biaya Hadlonah 2 orang anak dalam asuhan Tergugat Rekonpensi sebesar
Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) setiap bulan sampai anak tersebut umur
-----------------------------------------------------------
biaya perkara ini sebesar Rp. 751.000,00 (Tujuh ratus lima puluh saturibu rupiah); ------
-----------------------------------------------------------------------------
Salatiga pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2017 M . bertepatan dengan tanggal 20
Agama Salatiga oleh kami Drs. H. ANWAR ROSIDI, sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs.
H. SALIM, S.H., M.H dan Drs. MOCH. RUSDI, M.H, masing-masing sebagai Hakim
Anggota, putusan mana pada hari itu juga dibacakan dalam persidangan yang terbuka
untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut didampingi para Hakim Anggota dan dibantu
oleh Dra. Hj. SITI ZULAIKHAH, sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri Pemohon
Panitera Pengganti
Perincian Biaya :
Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal
dalam tingkat pertama dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan sebagai
Lawan
TERMOHON;--------------------------------------------------
sebagai berikut;-----------------------------------------
oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama ---, Kabupaten Boyolali,
yang tercatat dalam Kutipan Akta Nikah Nomor : --- tertanggal 01 Maret 1997.
2. Bahwa sesudah akad nikah antara Pemohon dengan Termohon hidup bersama
kurang lebih selama 19 ( Sembilan Belas ) tahun di rumah orang tua Pemohon di
---, Salatiga, dari bulan Maret 1997 sampai bulan Oktober 2016 .
hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri (ba’da dukhul) dan dikaruniai 4 (
tahun
+15 tahun
+11 tahun
tahun
disebabkan :
marah
5. Bahwa karena situasi rumah tangga Pemohon dan Termohon selalu terjadi
6. Bahwa atas sikap Termohon tersebut diatas, sehingga situasi rumah tangga
Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihan terus – menerus yang sulit
pisah selama kurang lebih 1 (satu) bulan, yaitu dari Bulan Oktober tahun 2016
7. Bahwa, atas hal-hal tersebut di atas Pemohon mengajukan Cerai Talak terhadap
terjadi perselisihan dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah
tangga.;
Bahwa atas dasar hal-hal yang terurai di atas Pemohon mohon kepada Bapak
Ketua Pengadilan Agama Salatiga c.q Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini
sebagai berikut :
PRIMAIR
Salatiga
SUBSIDAIR
Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan para pihak hadir
2016 tentang Mediasi, Pemohon dan Termohon atas perintah Majelis telah
memberikan jawaban secara tertulis tertanggal 23 Maret 2016 sebagai berikut :-----------
-------------------------------------------------------------------------------------
oleh Pegawai Pencatat Nikah kantor Urusan Agama --- kabupaten Boyolali
yang tercatat dalam Kutipan akta nikah Nomor : --- tertanggal 01 Maret
1997;
bersama kurang lebih selama 19 (sembilan belas) tahun dirumah orang tua
Pemohon di ---, Salatiga, dari bulan Maret 1997 sampai Oktober 2016
Januari 1998 sesuai dengan Akta kelahiran No --- yang dikeluarkan oleh
kepala Kantor Catatan Sipil Kota Salatiga pada tangga 7 Februari 1998;
oleh kepala Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
oleh kepala Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga pada
2014 sesuai dengan Akta kelahiran No --- yang di keluarkan oleh kepala
Mei 2014;
Termohon dalam keadaan harmonis, baik dan rukun. Akan tetapi setelah
6. Bahwa tidak benar apa yang disampaikan oleh Pemohon dalam point 5 a
7. Bahwa demikian juga dalil Pemohon pada point 5 b bahwa karena sudah
8. Bahwa sampai saat ini antara Pemohon dan Termohon masih tinggal
9. Bahwa atas keinginan Pemohon ini, untuk menyudahi rumah tangga tidak
saja membuat Termohon bersedih dan terluka namun juga telah membuat
ynag harus dibimbing, diarahkan dan didampingi orang tua yang lengkap.
10. Bahwa apapun kesalahan yang telah Termohon lakukan, Termohon siap
masih ada niatan dari kedua belah pihak untuk saling memperbaiki demi
keutuhan bersama;
Demikian jawaban Termohon atas permohonan ikrar talak Pemohon, untuk itu
sebagai berikut:
Atau
melalui kuasanya menyampaikan replik tertulis tertanggal 13 april 2016 yang pada
benar
(empat) benar
Termohon pada tanggal 23 Maret 2017 kecuali yang diakui secara tegas
oleh Termohon;
(satu);
dalil Pemohon pada angka 2 (dua) karena faktanya rumah di --- Salatiga
10. Bahwa Termohon tetap pada dalil-dalil jawaban Termohon dan menolak
Ketua Pengadilan Agama Salatiga c.q majelis Hakim yang memeriksa perkara
berikut:
Atau
Fotocopy Kartu Tanda Penduduk Pemohon NIK: --- tanggal 30 Maret 2012 yang
Semarang, bermetarai cukup, telah dicocokkan dan telah sesuai dengan aslinya,
Fatocopy Kutipan Akta Nikah Nomor : --- tertanggal 01 Maret 1997, yang
dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama --- Kabupaten Boyolali, bermaterai cukup,
telah dicocokkan dan telah sesuai dengan aslinya, kemudian oleh Ketua Majelis
Asli surat Keputusan Rektor --- Salatiga Nomor : --- tertanggal 10 april 2017, yang
dikeluarkan oleh Rektor --- Salatiga, bermaterai cukup, telah dicocokkan dan telah
sesuai dengan aslinya, kemudian oleh Ketua Majelis diberi tanda P3;-----------------
--------------------------------------------------------------
1. SAKSI I, umur 32 tahun, agama Islam, Pekerjaan ---, tempat tinggal di ---, Kota
--------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah tahun 1997
yang lalu;-----------------------------------------------------------------
orang tua Pemohon --- selama 19 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak;----
----------------------------------------------------------
- Bahwa sejak 3 bulan yang lalu Pemohon pindah ke rumah Pemohon yang baru
2. SAKSI II, umur 32 tahun, agama Islam, Pekerjaan ---, tempat tinggal di ---
berikut :----------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------
- Bahwa saksi bekerja sejak awal tahun 2016 sampai awal 2017 satu tahunan;-
----------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah lebih
orang tua Pemohon --- selama 20 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak;---
---------------------------------------------------------------------------
- Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon seluma harmonis namun sejak
------------------------------------------------
3. SAKSI III, umur 40 tahun, agama Islam, Pekerjaan ---, tempat tinggal di ---, Kota
----------------------------------------------------------------------
- Bahwa saksi menjadi Pembantu Pemohon sejak januari 2017 sampai mei 2017
;------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah tahun 1997
yang lalu;-----------------------------------------------------------------
orang tua Pemohon --- selama 19 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak;--
----------------------------------------------------------------------------
- Bahwa setahu saya rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak
berikut :----------------------------------------------------------------------------
- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah tahun 1997
yang lalu;-----------------------------------------------------------------
orang tua Pemohon --- selama 19 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak;---
---------------------------------------------------------------------------
- Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon semula baik baik, harmonis
namun beberapa bulan terakhir ini, antara Pemohon dan Termohon sering
pernah termohon disuruh berhenti bekerja di BMT tapi Termohon tidak mau ;-
---------------------------------------------------
2. SAKSI TII, umur 40 tahun, agama Islam, Pekerjaan ---, tempat tinggal di ---
- Bahwa saksi adalah sebagai asisten Rumah Tangga tetangga atau Teman
Termohon;----------------------------------------------------------------------
- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah lebih tetapi
orang tua Pemohon --- selama 20 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak;--
----------------------------------------------------------------------------
- Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon baik baik dan harmonis tetapi
-------------------------------------------------------
- Bahwa saya juga tidak tahu apakah pemohon dan termohon masih tinggal
;----------------------------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN PEMOHON
membawa bukti surat dan membawa 3 (tiga) orang saksi dibawah sumpah
didamaikan kemudian dari saksi pihak keluarga sudah tidak bisa untuk
sumpah yang satu adalah orang tua dari Termohon yang intinya
termohon kemudian saksi yang satunya lagi tidak bisa memberi keterangan
yang jelas dan tidak mengetahui tentang rumah tangga Pemohon dan
Salatiga;
KESIMPULAN TERMOHON
1. Bahwa benar antara Pemohon dan Termohon telah menikah yang dicatat
Boyolali sebagaimana tercatat pada dalam Kutipan Akta Nikah Nomor ---
oleh kepala Kantor Catatan Sipil Kota Salatiga pada tanggal 26 Mei
2014;
Pemohon dan Termohon di --- Kota Salatiga sejak sebelum Oktober 2016
mengambil putusan;
benar. Pemohon tidak bisa membuktikan dalilnya tersebut dari dua orang
terhadap Pemohon dan selalu minta ijin atau persetujuan kepada Pemohon
terus menerus maka ada beberapa hal yang perlu di petimbangkan yaitu:
Termohon
Pemohon;
13. Bahwa berdasarkan pasal 8 ayat (1) dan (2) peraturan Pemerintah No.10
Tahun 1983 tentang ijin perkawinan dan perceraian bagi pegawai negeri
apabila perceraian terjadi atas kehendak pegawai negeri Sipil maka ia wjib
untuk pegawai negeri Sipil pria yang bersangkutan, sepertiga untuk bekas
14. Bahwa Pemohon adalah seorang pegawai negeri Sipil Dosen --- Salatiga;
15. Bahwa dengan demikian Majelis Hakim harus memberikan nafkah kepada
Termohon dan anak-anak Pemohon sesuai dengan Pasal 8 ayat (1) dan (2)
16. Bahwa apabila Majelis Hakim akhirnya menilai telah terpenuhi alasan
18. Bahwa meskipun pasal 156 Kompilasi Hukum Islam mengatur mengenai
19. Bahwa Pemohon tidak mempermasalahkan hak asuh anak (haddanah) dan
dari hasil perkawinan Pemohon dan Termohon telah lahir 4 (empat) orang
20. Bahwa berdasarkan pasal 8 ayat (1) dan (2) Peraturan pemerintah No. 10
tahun 1983 tentang ijin perkawinan dan perceraian bagi Pegawai Negeri
Ijin Perkawinan dan perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil, maka Pemohon
sarjana;
8 ayat (1) dan (2) Peraturan pemerintah No. 10 tahun 1983 tentang ijin
dan perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil, maka Termohon meminta nafkah
mut’ah sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan haddanah bagi
PRIMAIR
maka hak asuh semua anak hasil perkawinan antara Pemohon dan
SUBSIDAIR
Dan atau apabila Majelis Hakim yang memriksa perkara perdata ini
memberikan keterangan dan alat bukti dan mohon agar Pengadilan segera menjatuhkan
putusan;-----------------------------------------------------------------------------
telah dicatat dalam berita acara persidangan sehingga untuk mempersingkat uraian
-----------------------------------------------------------
TENTANG HUKUMNYA
persidangan dan kedua pihak telah melaksanakan mediasi namun dinyatakan gagal,
permohonan cerai talak Pemohon terhadap Termohon, serta mengakui sebagian dalil
dalil yang diajukan Pemohon, kecuali yang dibantah secara tegas oleh Termohon, oleh
karenanya pengakuan Termohon merupakan bukti yang sempurna (pasal 174 HIR),
namun karena perkara aquo menyangkut masalah perkawinan, maka Pemohon tetap
Menimbang, bahwa berdasarkan Bukti surat (P.1) Foto Copy Kartu Tanda
Pengadilan Agama Salatiga , oleh karena itu pemeriksan perkara quo dapat dilanjutkan
Nomor : 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang diubah dengan Undang-Undang
---------------
Menimbang, bahwa bukti surat (P.2) berupa Kutipan Akta Nikah adalah
merupakan alat bukti autentik, karena dibuat dan ditandatangani oleh Pejabat yang
berwenang, maka alat bukti tersebut dapat diterima sebagai alat bukti (pasal 165 HIR); -
-----------------------------------------------------------------------------------
Rektor --- Salatiga nomor : --- tertanggal 10 april 2017 tentang izin perceraian bagi
Pemohon, yang ditandatangani oleh Rektor --- Salatiga, Pemohon sebagai Pegawai
Negeri Sipil ( --- ) /Dosen untuk melakukan perceraiannya dengan Termohon telah
mendapat ijin dari atasannya, sehingga permohonan Pemohon telah memenuhi pasal 3
Tahun 1990 Tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil ;--------
------------------------
permohonan Pemohon telah memenuhi syarat formil dan materiil dalam permohonannya
tahun 1975, Majelis Hakim perlu mendengarkan keterangan keluarga dan Pemohon dan
Termohon;-------------------------------------------------------------------
empat orang saksi baik dari Pemohon maupun Termohon masing- masing bernama
SAKSI I Adik Ipar Pemohon dan SAKSI II Asisten Rumah tangga Pemohon, serta SAKSI
III Pembantu Pemohon, serta SAKSI TI Ibu kandung Termohon dan SAKSI TII Teman
Menimbang, bahwa alat bukti saksi juga telah memenuhi syarat sebagai alat
bukti (pasal 145 HIR) maka dapat diterima sebagai alat bukti. Dan keterangannya
merupakan keterangan yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan menguatkan
dalil-dalil permohonan Pemohon, maka keterangan tersebut dapat diterima (pasal 170
HIR); ----------------------------------------------------
diperkuat dengan pengakuan Termohon, bukti (P.1), Bukti ( P.2 ) dan bukti (P.3) serta
keterangan saksi-saksi dari Pemohon dan Termohon dipersidangan maka majelis telah
Bahwa Pemohon telah menikah dengan Termohon pada tanggal 01 Maret 1997 ,
Akta Nikah Nomor : ---, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama, --- ,
Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang
Tua Pemoho selama lebih dari 19 tahun dan selama hidup bersama Pemohon
Bahwa sejak 3 bulan terahir rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon
Pemohon dan Termohon, karena Termohon sering marah marah tanpa sebab yang
komunikasi layaknya suami isteri yang baik dalam berumah tangga ;---------
Bahwa perkawinan Pemohon dengan Termohon telah pecah, tidak bisa disatukan
lagi ;--------------------------------------------------------------------------------
Termohon, namun tidak berhasil dan tidak sanggup lagi mendamaikan Pemohon
dan Termohon;-----------------------------------------------------------------
Bahwa antara Pemohon dan Termohon sudah tidak ada harapan untuk hidup
bersama lagi;-------------------------------------------------------------------------
rumah tangga antara Pemohon dan Termohon telah pecah dan tidak ada harapan untuk
rukun kembali sebagai suami istri lagi, sehingga dengan demikian dalil-dalil permohonan
nomor 1 tahun 1974 jo pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975 jo
-----------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena rumah tangga Pemohon dan Termohon telah
nyata pecah, maka apabila perkawinan antara Pemohon dan Termohon tersebut tetap
undang nomor 1 tahun 1974 yaitu, sakinah mawaddah wa rahmah tidak dapat terwujud;
-----------------------------------------------
Pemohon dan Termohon harus lebih didahulukan dari pada menarik kemaslahatannya
kemaslahatan. -------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dalam hal perceraian tidak perlu dilihat dari siapa
percekcokan atau salah satu pihak telah meninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilihat
adalah perkawinan itu sendiri apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atau
tidak, serta bisa diharapkan untuk rukun kembali atau tidaknya dalam perkawinan,
1994;---------------------------------
berpendapat bahwa permohonan Pemohon telah cukup alasan dan berdasarkan hukum,
oleh karenanya permohonan Pemohon patut untuk dikabulkan dengan memberikan izin
kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon di depan
-- ) berpangkat Penata Tingkat I /Golongan Ruang gaji III/d adalah orang yang cukup
mampu dari segi ekonomi, Perkawinan Pemohon dan Termohon telah berjalan lebih dari
20 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak yang masih belum dewasa, serta Termohon
adalah isteri yang taat kepada Pemohon atau tidak terbukti Nuzus, maka sesuai dengan
pasal 41 huruf c Undang Undang Nomor : 1 Tahun 1974 Tentang Perkawian jo pasal
149 huruf a,b dan d Kompilasi Hukum Islam kepada Pemohon sebagai bekas suami
perlu dibebani untuk memberikan dan membayar kewajiban kepada Termohon berupa
membayar muth’ah dan nafkah iddah serta jaminan hidup yang layak kepada Termohon
sebagai bekas isteri Pegawai Negeri Sipil sesuai ketentuan Pasal 149 huruf a dan b jo
158 huruf b Pemohon harus dibebani untuk membayar muth’ah dan nafkah iddah kepada
--------------
Penata Tk I/III/d , telah menjalani perkawinan dengan Termohon selama lebih dari 20
tahun , keempat anak masih dalam Pemeliharaan Termohon dan Pemohon , maka
iddah selama tiga bulan ,setiap bulan sebesar 2.000.000; ( dua juta rupiah ) sehingga
------------------
dengan Pakar hukum Islam Penulis Kitab al ahwalus syahsyiyyah dalam halaman 334
yang menyatakan :
Artinya : apabila terjadi talak sesudah dukhul tanpa kerelaan isteri, hendaknya
bagi isteri deberi muth’ah selama satu tahun setelah masa iddahnya”. maka berdasarkan
doktrin hukum tersebut pemberian muth’ah kepada bekas isteri selama 12 ( dua belas
bulan ) ; oleh karena nafkah iddah dalam satu bulan telah ditetapkan sebesar Rp.
2.000.000; ( dua juta rupiah ), maka muth’ah yang dibebankan kepada Pemohon untuk
-------
Termohon , maka kepada Pemohon maupun Termohon sebagai orang tuanya, tetap
dibebankan untuk membayar nafkah, biaya pendidikan dan perawatan kepada kempat
dengan kemampuan dan kebutuhan hidup layak minimum ( KHL ) , secara tanggung
renteng atau bersama sama sampai keempat anak tersebut dewasa , sesuai ketentuan
-----------
Tentang izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil jis pasal 4 dan 26
Undang Undang Nomor : 23 Tahun 2002 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-
Undang Nomor : 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak , serta pasal 149 huruf a,b
gajinya baik untuk bekas isteri maupun anaknya, sehingga oleh karenanya Majelis Hakim
membayar mut’ah sebagai jaminan hidup untuk bekas isterinya agar tidak terlantar dalam
sejumlah Rp. 24.000.000. ( dua puluh empat juta rupiah ); nafkah, maskan dan kiswah
selama iddah sejumlah Rp. 6.000.000; ( enam juta rupiah ); dan Nafkah untuk keempat
Rp. 2.000.000; ( dua juta rupiah ) setiap bulan sampai keempat anak tersebut dewasa ;-
--------------------------------------------------
1989 yang diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dengan
Agama Salatiga diperintahkan untuk mengirimkan salinan Penetapan Ikrar Talak kepada
Pegawai Pencacat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan yang wilayahnya meliputi
tempat tinggal Pemohon dan Termohon serta Kantor Urusan Agama Kecamatan di
tempat perkawinan tersebut dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan
tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor
3 tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009, maka kepada Pemohon
----------------------------------------------------
MENGADILI
7) Memberi ijin kepada Pemohon ( PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj`i
----------------------------------------------------------------------------
: ------------------------------------------------------------------------------------------
3.1. Muth’ah sejumlah Rp. 24.000.000; ( dua puluh empat juta rupiah )
3.2. Nafkah, maskan dan kiswah selama Iddah 3 bulan sejumlah Rp. 6.000.000;
------------------------------------------------------------------
Penetapan Ikrar Talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama ---
Kota Salatiga dan Kantor Urusan Agama --- Kabupaten Boyolali , untuk dicatat
Demikian putusan ini dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Salatiga
pada hari Kamis tanggal 24 Agustus 2017 M. bertepatan dengan 02 Dzulhijah 1438
Drs. MUHDI KHOLIL, SH. MA. MM sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. H SALIM,
putusan mana pada hari itu juga dibacakan dalam persidangan yang terbuka untuk
umum oleh Ketua Majelis didampingi oleh para Hakim Anggota tersebut serta
Panitera Pengganti
Perincian Biaya :
NIM : 211-13-010
Agama : Islam
Penulis
NIM. 211-13-010