Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh:
v
KATA PENGANTAR
الر ِحي ِْم
َّ الرحْ َم ِن
َّ ِــــــــــــــــــم هللا
ِ س
ْ ِب
Puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT. shalawat serta salam
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari masa kebodohan dan kegelapan ke masa pencerahan dan terang benderang
seperti saat ini. Rasa syukur ke Hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan
Penyayang, atas karunia dan rahmat-Nya serta atas kuasa-Nya yang memberikan
peneliti kemudahan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul Penyelesaian
Pemutusan Hubungan Kerja Akibat Pelanggaran Berat Karyawan Perum Peruri
Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 536 K/Pdt.Sus-PHI/2016.
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan dan para Wakil Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H., Ketua Program Studi Ilmu Hukum
dan Drs. Abu Thamrin, S.H., M.Hum., Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berkontribusi dalam pembuatan
skripsi ini
3. Prof. Dr. Abdullah Sulaiman, S.H., M.H., Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Dosen Pembimbing peneliti yang telah bersedia untuk
mencurahkan waktu, tenaga, kesabaran, dan ilmunya untuk memberikan
motivasi, arahan, dan rekomendasi kepada saya dalam menyusun skripsi ini
vi
4. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya para Dosen Program Studi Ilmu Hukum yang telah memberikan
pembelajaran hidup serta ilmu pengetahuan yang tak terhingga. Semoga Allah
SWT. memberikan ganjaran pahala yang tiada putus kepada mereka yang telah
memberikan ilmunya dengan segenap hati dan kekuatannya.
5. Pihak Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) Karawang
terutama Bapak Syahril, S.H sebagai Kepala Departemen HRBP & IR Perum
Peruri dan Bapak Agung Handayani sebagai Kepala Seksi HRBP & IR Perum
Peruri dan Bapak Adi Putra Jaya yang telah bersedia untuk memberikan ilmu,
motivasi serta informasi yang berguna bagi saya dan kelancaran penyusunan
skripsi ini
6. Kepala dan Staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Kepala dan Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam menyediakan fasilitas hingga
berbagai referensi literatur demi kelancaran studi kepustakaan dalam
penyusunan skripsi ini, serta Kepala dan Staff Perpustakaan Universitas
Indonesia yang telah membantu menyediakan fasilitas dan literatur yang
memadai.
7. Kedua orang tua tercinta yaitu Popon Rustiana dan Endang Zeffly, serta
seluruh keluarga dan kerabat terdekat yang senantiasa memberikan dukungan
moral demi terselesaikannya penelitian ini. Bapak K.H. Acep Ridwan M.Z.
beserta keluarga besar, dan keluarga lainnya yang tulus memberikan dukungan
dan doanya agar saya dapat menyelesaikan pendidikan hingga jenjang Strata
Satu (S-1).
8. Keluarga besar Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah 2014, Moot Court
Community (MCC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
dukungan moral, berdiskusi, dan bertukar ilmu ilmu demi terselesaikannya
skripsi ini
9. Terima kasih juga kepada Dian Nur Rizkiani beserta keluarga yang tiada
hentinya membantu dan mendukung peneliti serta semua pihak yang telah
memberikan semangat, dukungan hingga motivasi peneliti dalam
vii
menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa peneliti sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT memberikan berkah dan karunia-Nya serta membalas
semua kebaikan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, berguna, dan disampaikan kepada
yang membutuhkan ilmu serta menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya untuk
mengembangkan penelitian khususnya bidang hukum ketenagakerjaan. Akhir kata
saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ...................5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................6
D. Manfaat Penelitian .....................................................................6
E. Metode Penelitian ......................................................................7
F. Sistematika Penulisan ..............................................................11
BAB II :TINJAUAN UMUM PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
PADA PERUSAHAAN NEGARA DI INDONESIA
A. Tinjauan Kajian Umum ...........................................................13
1. Perjanjian Kerja dan Hubungan Industrial .......................13
2. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) .................................37
3. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial ...............47
B. Tinjauan Kajian Terdahulu ......................................................55
BAB III :GAMBARAN UMUM TENTANG PERUM PERCETAKAN
UANG REPUBLIK INDONESIA
A. Sejarah Perum Percetakan Uang Republik Indonesia .............59
B. Visi, Misi, Filosofi, Tata Nilai, dan Motto Perusahaan ...........60
C. Produk Perum Percetakan Uang Republik Indonesia ..............62
D. Serikat Pekerja Di Perum Percetakan Uang Republik
Indonesia..................................................................................68
ix
E. Proses Penjatuhan Hukuman Disiplin Kategori Pelanggaran
Sedang Hingga Berat Di Perum Peruri ....................................69
F. Jenis-Jenis Hukuman Disiplin .................................................73
BAB IV : PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA AKIBAT
PELANGGARAN BERAT PEKERJA DI PERUM PERURI
A. Kasus Posisi .............................................................................77
B. Putusan Hakim.........................................................................87
C. Analisis ....................................................................................88
1. Analisis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Akibat
Pelanggaran Berat ...............................................................88
2. Analisis Penyelesaian Pemutusan Hubungan Industrial
Akibat Adanya Pemutusan Hubungan Kerja ......................94
3. Hak-Hak dan Perlindungan Pekerja Setelah Terjadinya
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)....................................96
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................98
B. Rekomendasi .........................................................................102
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................105
LAMPIRAN .................................................................................................108
A. Direktorat Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum ..........109
B. Proses Penjatuhan Hukuman Disiplin ...................................110
C. Penjatuhan Hukuman Disiplin Pekerja/Karyawan ................111
D. Penjelasan Peraturan Disiplin ................................................112
E. Penyusunan Perjanjian Kerja Bersama ..................................113
F. Serikat Pekerja di Perum Peruri ............................................114
G. Putusan Kasasi Nomor 536 K/Pdt.Sus-PHI/2016 .................115
x
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1 Imam Soepomo, Hukum Perburuhan Bidang Pelaksanaan Hubungan Kerja, (Jakarta: Djambatan,
Penyampaian aspirasi dan pendapat yang dilakukan oleh Para Pekerja tersebut
ternyata tidak berbuah manis karena menurut Perusahaan tindak-tanduk
penyampaian pendapat tersebut termasuk pelanggaran berat dengan dasar
4
hukum Pasal 108 ayat (45) dan Pasal 109 ayat (3) Huruf c Perjanjian Kerja
Bersama Peruri Periode 2014-2015, yaitu:
Pasal 108 ayat (45) Perjanjian Kerja Bersama Peruri Periode 2014-2015:
“Dilarang melakukan tindakan atau perbuatan membalas dendam,
memfitnah, menyebarkan isu negaif dan mengadu domba, yang
mengakibatkan timbunya kerugian bagi karyawan/karyawati
dan/atau pekerja lain dan perusahaan”
Pasal 109 ayat (3) Huruf c Perjanjian Kerja Bersama Peruri Periode 2014-2015
“C. Hukuman berat diberikan jika karyawan/karyawati melanggar
ketentuan Pasal 107 ayat (16) sampai dengan ayat (29) dan Pasal 108
ayat (15) sampai dengan ayat (49)
Keputusan untuk Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh
Perum Peruri ternyata tidak diterima oleh Para Pekerja sehingga membawa
perselihan ini sampai ke Kasasi Mahkamah Agug, akan tetapi putusannya
ditolak serta menguatkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Bandung.
Kasus di atas menarik untuk dibahas karena permaslahan ini umum
terjadi antara Serikat Pekerja/Serikat Buruh serta Pekerja/Buruh dengan Pihak
Perusahaan akibat penyampaian pendapat yang tidak tepat. Selain permasalah
penyelesaian perselisihan, terdapat juga permasalahan faktor keadilan
mengenai hak-hak yang diterima Pekerja/Buruh setelah terjadinya Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) menurut pertimbangan hakim, upaya hukum dalam
menyelesaikan sengketa, dan perlindungan bagi Pekerja/Buruh.
Mengingat penerapan penyelesaian perselisihan hubungan kerja di
Indonesia mayoritas banyak yang tidak sesuai ekspektasi dan bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga penyelesaian
sengketa pekerja dengan perusahaan, pemenuhan hak-hak, serta perlindungan
hukum tidak berjalan dengan baik. Berdasarkan latar belakang tersebut maka
sangat penting penelitian ini dilakukan lebih jauh mengenai
“PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA AKIBAT
PELANGGARAN BERAT PEKERJA DI PERUM PERURI STUDI
KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 536 K/Pdt. Sus-
PHI/2016”
5
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendalami mengenai kedudukan hukum
kontrak kerja bagi Buruh atas upah dibawah UMK yang dibayarkan oleh
Perusahaan, sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui kedudukan hukum Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
yang dilakukan Perum Peruri karena pelanggaran berat yang dilakukan
oleh karyawan akibat penyampaian aspirasinya terhadap atasan atau
pimpinan kerja
2. Untuk mengetahui kesesuaian penerapan Peraturan Perundang-Undangan
mengenai perburuhan berjalan dengan baik atau masih ada penyimpangan
dalam praktiknya
3. Untuk mengetahui langkah upaya hukum yang ditempuh buruh demi
mendapatkan hak-haknya setelah terjadi Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) oleh Perusahaan
D. Manfaat Penelitian
Secara garis besar, manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua,
diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah wawasan serta keilmuan para cendekia tentang
Ketenagakerjaan terutama mengenai pemenuhan hak-hak buruh
7
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
normatif yuridis. Pendekatan normatif yuridis tersebut mengacu kepada
norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan
dan putusan-putusan pengadilan serta norma-norma hukum yang ada
dalam masyarakat.3 Dalam hal ini yang menjadi objek normatif yuridis
yaitu menelaah, menginterpretasikan, serta menganalisis Penyelesaian
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Karyawan Perum Peruri Akibat
3 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), cet. 2, h. 105.
8
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 46
9
5 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum. (Jakarta: Kencana, 2010), cet. 4, h. 141
10
F. Sistematika Penulisan
Sesuai dengan buku Pedoman Penulisan Skripsi tahun 2017 dimana
didalamnya termaktub kebijakan penulisan skripsi untuk Fakultas Syariah dan
Hukum maka sistematika penulisan terbagi dalam lima bab. Adapun
perinciannya sebagai berikut:
1 Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian; Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial, (Jakarta:
13
14
6 Tim Pengajar Hukum Perburuhan, Hukum Perburuhan Seri A: Seri Buku Ajar, (Depok: Fakultas Hukum
dibuat tidak memenuhi dua syarat terakhir yaitu huruf “c” dan “d” maka
perjanjian kerja yang dimaksud batal demi hukum (null avoid).
Perjanjian kerja merupakan perjanjian yang memaksa (dwang contract)
karena para pihak tidak dapat menentukan sendiri keinginannya dalam
perjanjian sebagaimana layaknya dalam hukum perikatan dikenal dengan
istilah “kebebasan berkontrak”.13
Selain adanya syarat-syarat sah, dalam perjanjian kerja harus
memuat unsur-unsur. Pasal 1601 Huruf a KUH Perdata memberikan
kualifikasi agar suatu perjanjian dapat disebut sebagai perjanjian kerja
dimana kualifikasi dimaksud adalah adanya pekerjaan, dibawah perintah,
waktu tertentu, dan adanya upah14:
1) Adanya unsur pekerjaan
Dalam suatu perjanjian kerja harus ada pekerjaan yang diperjanjikan
(objek perjanjian) dan pekerjaan itu haruslah dilakukan sendiri oleh
pekerja/buruh.15 Maksud dilakukan sendiri oleh pekerja/buruh yang
bersangkutan adalah tidak bisa mengalihkan pekerjaannya kepada
pekerja/buruh lainnya kecuali dalam perjanjian kerja tersebut
terdapat klausul dapat mengalihkan pekerjaan ke pekerja lainnya,
contohnya mengoper pekerjaan waktu “shift” di beberapa
perusahaan masih memperbolehkan pekerjanya untuk digantikan
oleh pekerja/buruh lain.
2) Adanya unsur upah tertentu
Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan
dilakukan.16 Pada intinya upah merupakan imbalan atas
13 Tim Pengajar Mata Kuliah Hukum Perburuhan, Hubungan Perburuhan, (Depok, Fakultas Hukum
h. 37-38
19
22 Goenawan Oetomo, Pengantar Hukum Perburuhan & Hukum Perburuhan di Indonesia... h.40
23 Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan... h. 46
21
27 Tim Pengajar Mata Kuliah Hukum Perburuhan, Hubungan Perburuhan, (Depok: Fakultas Hukum
30 Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Cet-3, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h. 52
31 Goenawan Oetomo, Pengantar Hukum Perburuhan&Hukum Perburuhan Di Indonesia... h.43
32 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja... h.58
33 Abdussalam, Hukum Perburuhan, (Jakarta:PTIK, 2003), h. 61
26
1995), h. 47
28
39 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja... h.63
40 Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja... h. 47
41 Ridwan Halim, dkk, Seri Hukum Perburuhan: Perburuhan Aktual, (Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita,
1987), h. 57
42 Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja... h. 49
30
44 Imam Soepomo, Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan Kerja, (Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita,
1975), cet.2, h. 35
45 Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), cet. 3, h.
92
33
46 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja... h.46
47 Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan... h. 42
34
49 Budi Santoso, Hukum Ketenagakerjaan: Perjanjian Kerja Bersama, (Malang: Universitas Brawijaya
54 Djumadi, Hukum Perburuhan: Perjanjian Kerja, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), h.109
55 Aloysius Uwiyono, dkk, Asas-Asas Hukum Perburuhan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014), h. 134
56 Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Revisi... h. 171
38
57 Imam Soepomo, Hukum Perburuhan Bidang Pelaksanaan Hubungan Kerja, (Jakarta: Djambatan,
60 Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012),
h.206
61 Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia... h. 203
62 Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h. 162
40
66 Sri Subiandini Gultom, Aspek Hukum Hubungan Industrial, (Jakarta: PT Hecca Mitra Utama, 2005),
h. 82
46
67 Wiwoho Soedjono, Hukum Perjanjian Kerja, (Jakarta: Bima Aksara, 1983), cet.1. h. 20
47
68 Sri Subiandini Gultom, Aspek Hukum Hubungan Industrial, (Jakarta: PT Hecca Mitra Utama, 2005),
h. 61
69 Cosmas Batubara, Hubungan Industrial, (Jakarta: Penerbit PPM, 2008), h. 69
70 Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h. 179
49
1) Perselisihan Hak
Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak
dipenuhinya hak akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau
penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.71 Karakteristik perselisihan hak pada intinya
perselisihan hak normatif atau hak atas hukum dalam hubungan
kerja yakni perselisihan yang menitikberatkan aspek hukum
(rechtmatigheid) sebagai akibat terjadinya perlanggaran/tidak
dipenuhinya hak, perbedaan perlakuan atau penafsiran terhadap
peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan
perusahaan maupun perjanjian kerja bersama.72
2) Perselisihan Kepentingan
Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam
hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian pendapat
mengenai pembuatan, dan/atau perubahan syarat-syarat kerja
yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, atau peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.73 Karakteristik
perselisihan kepentingan berkaitan dengan syarat-syarat kerja
dan/atau keadaan perburuhan yang menitikberatkan pada
kebijaksanaan (doelmatigheid) permasalahan di luar aspek
hukum.74
3) Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah
perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian
71 Abdul Khakim, Aspek Hukum Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, (Bandung: PT Citra
81 Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), cet. 3, h.
190
82 Aloysius Uwiyono, dkk, Asas-Asas Hukum Perburuhan... h. 131
53
84 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja... h. 158
55
Keterangan:
*) Bersifat alternatif yakni alternatif sukarela (voluntary) untuk konsiliasi
dan arbitrase dan alternatif wajib (compulsory) untuk mediasi
PH : Perselisihan Hak
PKp : Perselisihan Kepentingan
PPHK : Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja
PAS : Perselisihan antar serikat pekerja/buruh dalam satu perusahaan
85Ali Usman, Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Di Hotel Grand Aquila Bandung Atas Pemutusan
Hubungan Kerja Akibat Ditolaknya Keikutsertaan Dalam Serikat Pekerja, (Skripsi S1 Fakultas Hukum,
Universitas Pasundan, Bandung, 2016)
56
86 Setya Qodar Al Holandi, Tinjauan Yuridis Terhadap Proses PHK Sepihak Di PT. Karya Mitra
Nugaraha Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pada Pengadilan
Hubungan Industrial Semarang, (Skripsi S1 Fakultas Hukum, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang,
2016)
57
87 Abdul Khakim, Aspek Hukum Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (Antara Peraturan dan
Spirit yang bergelora dan strategi yang akurat akan sukses jika
dilandasi oleh filosofi kerja yang sudah melekat di seluruh jiwa insan
Peruri, yaitu "Totalitas dalam Bekerja dengan Antusias yang Tinggi".
Berdasarkan referensi dari berbagai sumber, pengertian filosofi adalah
anggapan, pandangan hidup, sikap batin paling umum yangn dimiliki oleh
seseorang atau sekelompok orang/masyarakat. Di dalam kaitan itu,
totalitas dan antusias sudah merupakan pandangan umum dan sikap batin
insan Peruri karena sudah melekat di dalam hati dan pikiran kita, artinya
semua itu telah menjadi panduan perilaku yang timbul dari kesadaran diri
sendiri.
Filosofi kerja secara totalitas dan antusias perlu didukung oleh "Tata
Nilai INSTINK", yaitu Integritas, Sekuriti, Teamwork, Inovasi dan
Kualitas. Guna mendukung implementasi Tata Nilai maka diperlukan
"Moto" yang mudah diingat, gampang dilaksanakan dan menjadi
pelengkap dari karakter insan Peruri, yaitu "Cergas - Cepat - Cermat -
Cerdas - Ceria". Kita sebut saja supaya mudah, bahwa Moto Peruri adalah
"5C". Berikut disampaikan makna dari 5 C tersebut sebagai berikut:
a. Cergas itu tangkas dan giat, gesit dan cekatan. Seseorang akan mudah
dilihat dan dipahami tingkah lakunya karena ia bekerja dengan
tangkas, giat, gesit dan cekatan sehingga menjadi tumpuan organisasi
di tempatnya bekerja. Karakter orang seperti ini akan mudah dikenali
karena ia selalu bekerja dengan semangat yang menyala-nyala;
b. Cepat itu lekas, segera atau dalam waktu singkat. Cepat di dalam
pengertian cara kerja Peruri adalah bertindak segera di dalam setiap
menyelesaikan pekerjaan maupun melakukan eksekusi pada waktu
singkat untuk mencapai tujuan perusahaan;
c. Cermat itu teliti, hati-hati, penuh minat, sungguh-sungguh, seksama.
Peruri sebagai perusahaan yang bergerak di bisnis security printing,
tentunya sangat mengharapkan SDM yang bekerja dengan cermat
karena secara filosofi kerja, perusahaan ini harus dikelola dengan
tingkat pengamanan (security) yang tinggi. Tingkat pengamanan yang
62
tinggi itu dapat diperoleh secara self censor dari semua karyawan
Peruri karena itu sudah merupakan bagian penting dari sisi hidupnya;
d. Cerdas itu sempurna perkembangan akal budinya untuk berfikir,
mengerti dengan memiliki pemikiran yang tajam. Cerdas di sini
mempunyai lingkup cerdas secara emosional, cerdas secara
intelektual dan cerdas secara spiritual. Dalam konteks ini maka
integritas, inovasi dan kualitas sebagai filosofi dari Peruri terangkum
di dalamnya. Oleh karena itu insan Peruri yang cerdas adalah insan
Peruri yang bertanggung jawab dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa;
e. Ceria itu bersih, suci, murni, berseri-seri, bersinar, cerah. Hanya
orang-orang ceria yang mampu bekerja secara antusias dan
mempunyai team work yang solid. Ingat, kita bekerja di lingkungan
Obyek Vital Nasional sehingga filosofi antusias dan soliditas
mempunyai makna yang sangat penting. Oleh karena itu marilah kita
bekerja dengan ceria seraya mensyukuri nikmat yang sudah diberikan
Tuhan kepada kita.
money-coins/47/uang-rupiah-pecahan-1-000---10-000
6Website Resmi Perum Peruri, Uang Rupiah Pecahan 20.000-100.000,
https://www.peruri.co.id/banknotes-money-coins/48/uang-rupiah-pecahan-20-000---100-000
64
dua pecahan ini juga menggunakan teknik cetak intaglio yang akan
memberikan hasil cetak timbul pada permukaan kertas uang.
c. Uang Logam 7
Ukuran pengamanan atau sekuriti pada cetakan uang logam
berbeda dengan uang kertas yang memiliki banyak fitur. Aspek
sekuriti pencetakan uang logam pada prinsipnya lebih banyak
ditentukan oleh kualitas bahan, kerumitan desain dan ketajaman
pencetakan.
coins/64/commemorative-coin
65
tersebut dengan nilai tambah dari segi desain dan bentuk sesuai
selera pemesan. Menjaga kualitas dengan mendapat support dari
Antam sebagai pemasok berbagai tingkatan emas dari EK 22 , EK
23, EK 24 hingga fine gold.
3. Kertas Berharga Non Uang15
Peruri juga diberikan amanat oleh pemerintah untuk mencetak
dokumen sekuriti negara seperti dokumen keimigrasian, pita cukai,
meterai dan dokumen pertanahan atas permintaan instansi yang
berwenang. Mengingat produk-produk tersebut merupakan dokumen
yang menjadi kebutuhan masyarakat luas dan sangat berkaitan dengan
masalah keamanan negara, maka Peruri selalu berinovasi untuk
mengembangkan teknologi pengamanan dokumen untuk memberikan
kenyamanan bagi pemesannya.
a. Pita Cukai16
Pita Cukai yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai merupakan bukti pembayaran cukai atas penjualan
tembakau berbentuk rokok kretek dan cigarette. Produk yang oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dipercayakan pencetakannya ke
Peruri tersebut, memiliki unsur sekuriti yang cukup handal dalam
rangka meminimalkan pemalsuan. Salah satunya adalah pemberian
hologram pada cetakan pita cukai. Pita Cukai dicetak sesuai
pesanan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, berdasarkan nilai
pajak yang dikenakan untuk produk yang terkena pajak.
b. Paspor17
Paspor Republik Indonesia sebagai salah satu dokumen sekuriti
negara yang penting atau vital, selama ini digunakan sebagai bukti
kewarganegaraan Indonesia bagi pemiliknya dan berfungsi sebagai
documents
16 Website Resmi Perum Peruri, Pita Cukai, https://www.peruri.co.id/valuable-documents/51/pita-cukai
17 Website Resmi Perum Peruri, Paspor, https://www.peruri.co.id/valuable-documents/52/paspor
67
Pelanggaran Divisi
Peraturan Disiplin Pengamanan/Divisi
Karyawan SDM (Klarifikasi)
Mengikuti dan
Mengagendakan Mencatat
DTH Diterima Sidang Pelaksanaan
Sidang
Membuat Surat
Mengarsipkan
Distribusi SK Keputusan
SK Hukuman
Hukuman
4. Sanksi Administratif
Sanksi administratif ini dimaksudkan kepada setiap karyawan yang
mendapat hukuman disiplin dikenakan sanksi administratif berupa
pemotongan penghasilan/upah, dengan ketentuan antara lain:
1) Karyawan yang mendapat hukuman ringan, upahnya dipotong
sebesar 1,4% sampai dengan 5% dari Gaji Pokok setiap bulan
selama masa hukuman
2) Karyawan yang mendapat hukuman sedang, upahnya dipotong
sebesar 2,8% sampai dengan 10% dari Gaji Pokok setiap bulan
selama masa hukuman
3) Karyawan yang mendapat hukuman berat kecuali hukuman
skorsing, upahnya dipotong sebesar 7% sampai dengan 15% dari
Gaji Pokok setiap bulan selama masa hukuman dan jasa
produksinya dipotong sebesar 50%
4) Karyawan yang mendapat hukuman skorsing maksimal 12 (dua
belas) bulan, upahnya dipotong sebesar 50% setiap bulan dan
tidak diberikan jasa produksi
76
A. Kasus Posisi
Tri Haryanto merupakan Warga Negara Indonesia bertempat tinggal di
Komplek Departemen Dalma Negeri Blok G7 Nomor 24 Bojong Gede, Bogor,
Idang Mulyadi Warga Negara Indonesia bertempat tinggal di Jalan Raya Klari
RT 05/01, Kampung Kranjan, Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Kabupaten
Karawang dan Marion Kova merupakan Warga Negara Indonesia bertempat
tinggal di Jalan H. Mugeni III, Kelurahan Pisangan Lama RT 03/20,
Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur yang ketiganya disebut sebagai
TERGUGAT. TERGUGAT memberi kuasa kepada Ario Yogiawan S.H., dan
Kawan-Kawan yang merupakan Advokat yang berkantor di Lembaga Bantuan
Hukum (LBH) Bandung beralamat di Jalan Rereng Wulung Nomor 33,
Sukaluyu, Kota Bandung yang berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 9
Februari 2016. TERGUGAT melawan Perum Percetakan Uang Republik
Indonesia yang berkedudukan di Jalan Palatehan Nomor 4, Kebayoran Baru,
Jakarta yang diwakili oleh Prasetio selaku Direktur Utama Perum Percetakan
Uang Republik Indonesia yang selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT.
PENGGUGAT memberi kuasa kepada A. Kemalsjah Siregar dan Kawan-
Kawan yang merupakan Advokat yang berkantor di Graha CIMB Niaga Lantai
8, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 58, Jakarta Selatan berdasarkan Surat
Kuasa Khusus tanggal 29 Oktober 2015.
Tri Haryanto mulai bekerja pada 1 November 1984 dengan jabatan
Junior Petugas Pelayanan Remunerasi, Idang Mulyadi mulai bekerja pada 1
Mei 1990 dengan jabatan Senior Petugas Pemeriksaan LKU Blanko, dan
Marion Kova mulai bekerja pada 1 Februari 1991 dengan Jabatan Senior
77
78
Kepala Divisi (Kadiv. Utas) Produksi Uang Kertas yaitu Sdr. Ahsari
memberikan tanggapan atas Surat Para Tergugat yang tertanggal 26 Maret
2014 dalam Suratnya tertanggal 28 April 2014 Nomor 289/D2-2/IV/2014
Perihal: Mesin Intaglo Ex Komori Jepang yang menyatakan berdasarkan hasil
pemantauan, hasil produksi selama 2 (dua) bulan kinerja mesin menunjukkan
peningkatan walau belum sesuai kapasitas yang diharapkan yang disebabkan
antara lain operator membutuhkan waktu adaptasi/pembelajaran (culture)
teknologi baru yang diterapkan di Mesin Intaglio Komori, pasokan kertas uang
dari Bank Indonesa yang sub standar mempengaruhi output produksi karena
dibutuhkan waktu setting mesin dan camera inspection, terjadinya kelangkaan
persediaan rubber blanket yang selama ini tersedia, dan pada April 2014
produksi telah mencapai 94,12% dari target kapasitas produksi per shift. SP
Peruri menanggapi Surat Kadiv. Produksi Uang yang ditandatangani para
Tergugat tertanggal 2 Mei 2014 Nomor 40/SP-Peruri/2014 dengan tembusan
kepada Ketua dan Anggota Dewan Perum Peruri, Direksi Perum Peruri, BPK
RI, Menteri Negara BUMN, Federasi SP Sinergi BUMN, Ketua SP Peruri
Bersatu dan Ketua SP BEMPER, dimana isinya menyatakan Sdr. Ahsari selaku
Kadiv. Produksi Uang Kertas telah melakukan kebohongan dalam Laporan
Divisi Produksi Uang kepada BPK RI bahwa SAT mesin Intaglio Komori
dalam kondisi bagus dan tanpa menyatakan penjelasan bahwa SAT terssebut
dilakukan hanya dengan 1 pecahan yaitu Rp 10.000,00 yang semestinya
dengan semua pecahan sesuai dengan standar internasional dan menyatakan
Divisi yang dipimpin Sdr. Ahsari telah melakukan pemufakatan yang tidak
baik karena membela sebuah produk yang pada akhirnya akan merugikan
Penggugat dan pasti berdampak merugikan Negara. Pemufakatan tersebut
berupa merubah target kapasitas produksi per shift yang semestinya 45.000
lembar per shift sesuai tender menjadi hanya 23.000 lembar per shift.
Atas surat yang dilayangkan oleh SP Peruri tersebut, Kadiv. Produksi
Uang yaitu Sdr. Ahsari melayangkan surat kepada Penggugat tertanggal 26
Juni 2014 Nomor NOTA-41/DIVPRODANG/VI/2014 agar Penggugat
melakukan penyelidikan dan memproses para Tergugat sesuai peraturan
80
dengan alasan pernyataan surat dari SP Peruri tertanggal 2 Mei 2014 tersebut
merupakan berita yang tidak benar dan merusak nama baik Sdr. Ahsaro baik
selaku pribadi maupun sebagai Kadiv. Produksi Uang Kertas baik diluar
maupun didala lingkungan Penggugat dan membuat suasana kerja menjadi
tidak kondusif khususnya didalam Divisi Produksi Uang Penggugat yang
sedang bekerja keras memenuhi target produksi yang sedemikian tinggi. Surat
BPK RI tertanggal 22 Juli 2014 Nomor 34/S/XX.3/7/2014 menyatakan
berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan, BPK RI belum menemukan
terjadinya indikasi permasalahan terkait mesin Komori sebagaimana
dinyatakan oleh Para Tergugat dalam suratnya ke BPK RI, oleh karenanya
BPK RI belum memandang perlu untuk melakukan pemeriksaan rinci.
Para Pekerja Unit Kerja Seksi Cetak Dalam Penggugat membuat
pernyataan sikap tertanggal 5 Juni 2014 yang menyatakan bahwa akibat dari
laporan tersebut membuat para Pekerja Unit Kerja Seksi Cetak Dalam saling
curiga dan membuat suasana tidak kondusif, para pekerja Penggugat meminta
kepada Penggugat memberikan sanksi yang berat terhadap pemberi laporan
yang tidak benar dan tidak sesuai fakta, hal tersebut diperlukan sebagai
pembelajaran dan membuat jera serta tidak sembarangan kepada semua pihak
agar tidak membuat laporan yang tidak benar, dan para pekerja Penggugat
mengancam akan melakukan mogok kerja apabila Penggugat tidak
memberikan sanksi berat terhadap pihak yang membreikan laporan tidak benar
dan tidak sesuai ke BPK RI tersebut. Pekerja Unit Kerja Seksi Cetak Dalam
kembali membuat pernyataan tertanggal 6 Agustus 2014 Perihal Pernyataan
Sikap yang menyatakan bahwa mengakui telah menandatangani Pernyataan
Sikap tertanggal 5 Juni 2014, mesin Komori tidak mendapat masalah dalam
sistem kerjanya dan membenarkan bahwa masalah yang terjadi selama ini
mengenai mesin Komori adalah rekayasa dari beberapa orang yang akan
membuat lingkungan Unit Kerja Seksi Cetak Dalam tidak kondusif (saling
curiga terhadap teman). Atas pertimbangan Surat Para Tergugat tertanggal 4
April dan 2 Mei 2014 serta Surat BPK RI tertanggal 22 Juli 2014 Penggugat
menjatuhkan hukuman disiplin pegawai kepada para Tergugat.
81
15% x Rp 141.858.636,00
- Istirahat Tahunan Yang Belum Diambil =Rp 3.054.373,00
9/22 x Rp 7.466.244,00
Total =Rp 166.191.804,00
2. Tergugat II
- Uang Pesangon 1 x 9 x Rp 6.431.806,00 =Rp 57.886.254,00
- Uang Penghargaan Masa Kerja
=Rp 64.318.060,00
10 x Rp 6.431.806,00
- Uang Penggantian Hak
=Rp 18.330.647,00
15% x Rp 122.204.314,00
- Istirahat Tahunan Yang Belum Diambil =Rp 6.431.806,00
9/22 x Rp 6.431.806,00
Total =Rp 146.966.747,00
3. Tergugat III
- Uang Pesangon 1 x 9 x Rp 6.441.665,00 =Rp 57.974.985,00
- Uang Penghargaan Masa Kerja
=Rp 64.411.650,00
10 x Rp 6.441.165,00
- Uang Penggantian Hak
=Rp 18.357.995,00
15% x Rp 122.386.635,00
- Istirahat Tahunan Yang Belum Diambil =Rp 2.049.621,00
9/22 x Rp 6.441.665,00
Total =Rp 142.794.251,00
Pada perundingan Bipartit tertanggal 21 Januari 2015 para Tergugat yang
diwakili oleh kuasanya menolak PHK tersebut dan karenanya perundingan
Bipartit gagal mencapai kesepakatan. Penggugat mengajukan pencatatan atas
PHK terhadap para Tergugat ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Pemerintah Kabupaten Karawang (Disnakertrans Karawang) karena dalam
proses bipartit tidak mencapai kesepakatan. Atas perselisihan PHK ini,
Mediator Disnakertrans Karawang menerbitkan Anjuran tertanggal 29
September 2015 Nomor 567/7873/HI-S.
DALAM PHI: Pada pokoknya Penggugat memohon kepada
Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Bandung agar memberikan
putusan sebagai berikut: Pertama, mengabulkan gugatan PHK Penggugat
seluruhnya. Kedua, menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dan Para
Tergugat putus terhitung sejak putusan atas perkara ini dibacakan. Ketiga,
menetapkan kewajiban Penggugat antara lain:
1. Tergugat-I
83
memberikan Surat Kuasa Khusus yang bertindak untuk dan atas nama Perum
Percetakan Uang Republik Indonesia.
Majelis Hakim menolak seluruh eksepsi Tergugat dengan alasan
bahwasannya: Pertama, ternyata guguatan perkara ini telah dilampiri dengan
Risalah dari Mediator pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Karawang Nomor: 567/10171/XII/2015/HI-S tertanggal 31
Desember 2015. Kedua, menurut pendapat Majelis Hakim tidak wajib
dicantumkan atau dijelaskan ama Pihak Pemberi Kuasa yang berwenang
memberikan kuasa khusus yang bertindak untuk dan atas nama Perum
Percetakan Uang Republik Indonesia karena nama pihak dan jabatan Pemberi
Kuasa kepada Penerima Kuasa in casu para Advokat sudah dicantumkan dalam
Surat Kuasa Khusus tertanggal 29 Oktober 2015 untuk perkara a quo.
PERTIMBANGAN HAKIM: Setelah Jawab-Menjawab dan
Pembuktian dari kedua belah pihak selesai dilakukan, selanjutnya hakim
memberikan pertimbangan yang pada pokoknya antara lain: Pertama, Majelis
Hakim berkeseimpulan bahwa yang menjadi pokok perselisihan dalam perkara
ini adalah mengenai tindakan Para Tergugat mengirimkan Surat yang ditujukan
kepada Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK RI) terkait Mesin Komori dan
Surat yang ditukan kepada Kadiv. Produksi Uang Kertas dengan tembusan ke
beberapa instansi/organisasi/lembaga pemerintah dan swasta merupakan
tindakan menyebar isu negatif sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 108
ayat 45 Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Kedua, dalil Tergugat mengenai isi
Pasal 11 Huruf d Anggaran Dasar Peruri yang menyatakan bahwa “Serikat
Pekerja (SP) berhak dan wajib menyalurkan aspirasi anggota kepada pihak
perusahaan” adalah tidak tepat karena muatan Pasal 11 Huruf d hanya
mengatur hak dan kewenangan pengurus Serikat Pekerja (SP) Perum Peruri
untuk menyalurkan aspirasi anggota kepada pihak perusahaan, sedangkan
surat-surat (aspirasi) yang disampaikan Para Tergugat bukan kepada pihak
perusahaan (Perum Peruri) melainkan kepada Ketua dan Anggota Dewan
Pengawas Perum Peruri, Direksi Perum Peruri, BPK RI, Menteri Negara
BUMN, FSP Sinergi BUMN, Ketua SP Peruri Bersatu dan Ketua SP
85
(lima ratus ribu rupiah). Penetapan amar putusan pada hari Rabu tanggal 3
Agustus 2016.
B. Putusan Hakim
1. Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Bandung: atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut Pengadilan
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung telah memberi
putusan Nomor 09/PDT.SUS-PHI/2016/PN.BDG tertanggal 28 Maret
2016 dan dibacakan pada hari Kamis, 31 Maret 2016 oleh Pranoto, S.H.
sebagai Ketua Majelis, serta Eko Wahyudi, S.H., S.E., M.M dan Harris
Manalu, S.H sebagai Hakim-Hakim Anggota yang amarnya sebagai
berikut:
MENGADILI
DALAM EKSEPSI
- Menolak eksepsi Para Tergugat untuk seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dengan
Para Tergugat terhitung sejak tanggal putusan ii diucapkan;
3. Memerintahkan Penggugat untuk membayar uang pesangon,
uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak
kepada Para Tergugat sebesar total Rp. 666.468.8672,-
(enam ratus enam puluh enam juta empat ratus enam puluh
delapan ribu tujuh puluh dua rupiah) dengan perincian:
kepada Tergugat I (Tri Haryanto) sebesar Rp 243.467.429,-
(dua ratus empat puluh tiga juta empat ratus enam puluh tujuh
ribu empat raus dua puluh sembilan rupiah), kepada Tergugat
II (Idang Mulyadi) sebesar Rp 213.535.959,- (dua ratus tiga
belas juta lima ratus tiga puluh lima ribu sembilan ratus lima
puluh sembilan rupiah), dan kepada Tergugat III (Marion
Kova) sebesar Rp 209.465.484,- (dua ratus sembilan juta
88
empat ratus enam puluh lima ribu empat ratus delapan puluh
empat rupiah;
4. Membebankan biaya perkara ini kepada Para Tergugat
secara tanggung renteng sebesar Rp 1.141.000 (satu juta
seratus empat puluh satu ribu rupiah);
5. Menolak gugatan Para Penggugat I untuk selain dan
selebihnya.
2. Putusan Mahkamah Agung:. Majelis Hakim Agung telah memberi
putusan Nomor 536 K/Pdt.Sus-PHI/2016 tertanggal 3 Agustus 2016 oleh
Dr. H. Zahrul Rabain, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh
Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, H. Dwi Tjahyo
Soewarsono, S.H., M.H., dan H. Buyung Marizal, S.H., M.H., Hakim-
Hakim Ad Hoc PHI masing-masing sebagai Anggota yang amarnya
sebagai berikut:
MENGADILI
1. Menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi : 1. TRI
HARYANTO, 2. IDANG MULYADI, 3. MARION KOVA tersebut;
2. Menghukum Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat untuk
membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sejumlah Rp
500.000 (lima ratus ribu rupiah).
C. Analisis
Analisis akan dititikberatkan pada 4 (empat) aspek, yaitu Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK), Hak-Hak Pekerja, Penyelesaian Pemutusan
Hubungan Kerja, dan Pertimbangan Hakim. Ketiga aspek tersebut bertujuan
agar dapat menjawab permasalahan Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja
Akibat Pelanggaran Berat di Perum Percetakan Uang Republik Indonesia,
sehingga dapat diketahui keabsahan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena
penyampaian aspirasi/keluh kesah sehingga terjadinya pelanggaran berat di
Perum Percetakan Uang Republik Indonesia, Analisis Yuridis, dan
penyelesaian permasalahan Pemutusan Hubungan Kerja pekerja yang
89
Kedua, termaktub pada Pasal 4 ayat (2) Huruf b mengenai fungsi serikat
pekerja/serikat buruh pada Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000
tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh, bahwasannya “Serikat
Pekerja/Serikat Buruh berfungsi sebagai sarana penyalur aspirasi dalam
memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya”. Ketiga, termaktub
pada Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1999 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum
yang menyatakan bahwa,:
“Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga
negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan
sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku”
Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum lebih lanjut
menyatakan bahwa,:
“Setiap warga negara secara perorangan atau kelompok bebas
menyampaikan pendapat sebagai perwujudan hak dan tanggung
jawab demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.”
91
Pasal 108 ayat (45) Perjanjian Kerja Bersama Peruri Periode 2014-
2015:
“Dilarang melakukan tindakan atau perbuatan membalas dendam,
memfitnah, menyebarkan isu negaif dan mengadu domba, yang
mengakibatkan timbunya kerugian bagi karyawan/karyawati
dan/atau pekerja lain dan perusahaan”
Pasal 109 ayat (1) a Butir 3 Huruf j PKB mengeni jenis Hukuman
98
99
seperti uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian
hak. Para Tergugat pada akhirnya melakukan upaya hukum kasasi, akan
tetapi kasasi tersebut menguatkan putusan Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Bandung, dengan kata lain kasasinya ditolak oleh Mahkamah
Agung.
2. Gambaran Umum Perum Percetakan Uang Republik Indonesia
Perum Percatakan Uang Republik Indonesia dilihat dari sejarahnya
merupakan gabungan dari dua perusahaan, yaitu PN. Pertjcetakan
Kebajoran dan PN. Artha Yasa. Saat ini Perum Peruri menyelenggarakan
usaha mencetak uang RI untuk memenuhi permintaan dari Bank Indonesia
dan melaksanakan kegiatan mencetak dokumen sekuriti untuk negara.
Perum Peruri memiliki 3 (tiga) jenis kegiatan diantaranya uang kertas dan
logam, logam non uang, dan kertas berharga non uang. Perum Peruri
memiliki 3 (tiga) Serikat Pekerja/Serikat Buruh diantaranya Serikat Pekerja
Perum Peruri (SP Peruri), Serikat Pekerja Peruri Bersatu (SPPB) dan Serikat
Pekerja Bersama Membangun Peruri (SP BEMPER). Proses penjatuhan
hukuman bagi karyawan atau pekerja sangatlah terorganisir karena proses
penjatuhan hukuman disiplin alurnya hampir sama seperti proses
penanganan sengketa melalui jalur litigasi. Perbedaannya adalah Perum
Peruri mempunyai Divisi Pengamanan atau FORUMSA sebagai pengumpul
keterangan dan Divisi SDM yaitu Departemen HRBP & IR sebagai
penindak atau yang mengeksekusi serta mengambil keputusan. Dalam hal
penjatuhan hukuman, Divisi SDM tidak sewenang-wenang mengambil
keputusan karena terikat dengan prosedur baku yang harus dipenuhi dan
dijunjung tinggi. Seperti halnya terkadang penjatuhan hukuman akan
berjalan rumit jika adanya intervensi dari pekerja/karyawan yang
bersangkutan, serikat pekerja, ataupun perbedaan pendapat dari pejabat
yang berwenang mengenai penjatuhan hukuman yang pantas sesuai dengan
pertimbangan hukum dan rasa keadilan bagi pekerja/karyawan sesuai
kebijaksanaan perusahaan.
100
B. Rekomendasi
1. Penyampaian aspirasi atau pendapat dari Serikat Pekerja/Serikat Buruh
ataupun dari pekerja secara individu seharusnya memperhatikan prosedur
yang termaktub pada ketentuan undang-undang maupun peraturan
perusahaan. Entah konteks penyampaian tersebut merupakan keluh kesah
ataupun adanya dugaan korupsi yang dilakukan oleh Perusahaan.
Penyampaian aspirasi, keluh kesah dan pendapat mayoritas sudah diatur
dalam Perjanjian Kerja Bersama dengan Serikat Pekerja/Buruh, maka
penuhi prosedur yang berlaku agar suasana kerja berjalan dengan kondusif
dan hubungan antar pekerja ataupun Serikat Pekerja dengan Perusahaan
berjalan harmonis. Perlunya diatur mengenai uang pisah yang seharusnya
didapatkan oleh Para Tergugat karena merupakan haknya yang tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Perlunya penyelesaian sengketa secara internal sebelum perkara tersebut
masuk berkas ke Divisi Pengamanan dan Divisi SDM. Perlunya prioritas
penyelesaian masalah dengan musyawarah untuk mufakat, sehingga jika
adanya perselisihan antara pekerja dengan atasan kerja dapat diselesaikan
dengan cara kekeluargaan terlebih dahulu sebelum perkara tersebut
diselesaikan secara formal oleh Perusahaan. Sebagaimana diamanatkan
dalam Penjelasan Pasal 151 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan bahwasannya sebisa mungkin menghindari
terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) salah satunya dengan cara
pembinaan kepada pekerja/buruh yang bersangkutan. Penyelesaian
perselisihan hubungan industrial sebaiknya dikedepankan terlebih dahulu
103
105
106
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
PUTUSAN
Nomor 536 K/Pdt.Sus-PHI/2016
si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada
tingkat kasasi memutus sebagai berikut dalam perkara antara:
do
gu 1. TRI HARYANTO, bertempat tinggal di Komplek Departemen
Dalma Negeri Blok G7 Nomor 24, Bojong Gede, Bogor;
In
A
2. IDANG MULYADI, bertempat tinggal di Jalan Raya Klari
RT.5/1, Kampung Krajan, Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari,
ah
lik
Kabupaten Karawang;
3. MARION KOVA, bertempat tinggal di Jalan H. Mugeni III,
Kelurahan Pisangan Lama RT.03/20, Kecamatan Pulogadung,
m
ub
Jakarta Timur, 13230, kesemuanya dalam hal ini memberi kuasa
kepada Ario Yogiawan, S.H., dan kawan-kawan, Para Advokat,
ka
ep
berkantor di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung, Jalan
Rereng Wulung Nomor 33, Sukaluyu, Kota Bandung,
ah
si
Para Pemohon Kasasi dahulu Para Tergugat;
Lawan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ne
ng
berikut:
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Upah Gross
R
Mulai
si
Nama Jabatan Bulanan
Bekerja
Terakhir
ne
ng
Junior Petugas Pelayanan 1 November
Tri Haryanto Rp7.466.244,00
Remunerasi 1984
do
gu Idang Mulyadi
Senior Petugas Pemeriksaan
LKU Blanko
1 Mei 1990 Rp6.431.806,00
In
A
1 Februari
Marion Kova LKU Berseri Nomor Untuk Rp6.441.665,00
1991
Masinal
ah
lik
Terlampir:
a. Surat Keputusan tertanggal 18 Juli 2013, Nomor SKEP-482/VII/2013,
m
ub
Tentang: Mutasi Jabatan sebagai bukti P-1;
b. Surat Keputusan tertanggal 25 Oktober 2012, Nomor SKEP-
ka
si
sebagai bukti P-3;
ne
ng
d. Slip Upah Para Tergugat Oktober 2015 sebagai bukti P-4, P-5 dan P-6;
2. Dalam Surat tertanggal 26 Maret 2014, Pengurus Serikat Pekerja Perum
Peruri (SP Peruri) mengirim surat kepada Kadiv. Produksi Uang Sdr. Ahsari,
do
gu
- Mesin Komori baru dibeli dengan investasi tinggi yang diharapkan bisa
memenuhi order tetapi sudah 2 bulan lebih tidak berproduksi optimal;
ah
ub
ep
(Tergugat I), Sekretaris Umum DPP SP Peruri (Tergugat II) dan Sekretaris
Dewan Pembina SP Peruri (Tergugat III) kepada Badan Pemeriksa
ah
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dengan standar yang telah ditetapkan dalam kontrak, yang mestinya
si
dicoba untuk mencetak semua pecahan ternyata hanya mencoba
pecahan Rp10.000,00 sehingga uji SAT mesin tersebut bisa lolos;
ne
ng
- Khawatir adanya oknum pejabat terkait di Penggugat yang “bermain”
dengan pihak pemasok, yang akan menyebabkan terjadinya kerugian
yang tidak sedikit bagi Penggugat yang akan mengakibatkan kerugian
do
gu Negara;
Terlampir surat Para Tergugat tertanggal 4 April 2014, Nomor 31/SP-
In
A
Peruri/IV/2014, Perihal: Mesin Komori sebagai bukti P- 8.
4. Atas surat Para Tergugat tertanggal 26 Maret 2014 (vide bukti T-7), dalam
ah
lik
Surat tertanggal 28 April 2014 Kadiv. Produksi Uang memberikan
tanggapan terkait mesin Intaglio Komori, antara lain:
• Berdasarkan hasil pemantauan, hasil produksi selama 2 bulan kinerja
m
ub
mesin menunjukkan peningkatan walau belum sesuai kapasitas yang
diharapkan, yang disebabkan:
ka
ep
- Operator membutuhkan waktu adaptasi/pembelajaran (culture)
teknologi baru yang diterapkan di mesin Itaglio Komori;
ah
si
mempengaruhi output produksi karena dibutuhkan waktu setting mesin
dan camera inspection;
ne
ng
do
gu
- Pada April 2014 produksi telah mencapai 94.12% dari target kapasitas
produksi per shift;
Terlampir surat Kadiv. Produksi Uang tertanggal 28 April 2014, Nomor 289/D2-
In
A
lik
Kadiv. Produksi Uang, yang ditandangani oleh Para Tergugat selaku Ketua
Umum DPP SP Peruri (Tergugat I), Sekretaris Umum DPP SP Peruri
m
ub
Ketua dan Anggota Dewan Perum Peruri, Direksi Perum Peruri, BPK RI,
ep
ne
ng
6. Dalam Surat tertanggal 2 Mei 2014 tersebut (vide Bukti P-10), SP Peruri
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
menyatakan:
si
- Sdr. Ashari selaku Kadiv. Produksi Uang telah melakukan kebohongan
dalam laporan Divisi Produksi Uang yang dipimpinnya kepada BPK
ne
ng
bahwa Site Acceptence Test (SAT) mesin Intaglio Komori bagus, tanpa
menyatakan penjelasan bahwa SAT tersebut dilakukan hanya dengan 1
pecahan yaitu Rp10.000,00 yang semestinya dengan semua pecahan,
do
gu sesuai standar internasional;
- Divisi yang dipimpin Sdr. Ashari telah melakukan permufakatan yang
In
A
tidak baik karena membela sebuah produk yang pada akhirnya akan
merugikan Penggugat dan pasti berdampak merugikan Negara.
ah
lik
Permufakatan tersebut berupa merubah target kapasitas produksi per
shift, yang semestinya 45.000 lembar per shift sesuai tender, menjadi
hanya 23.000 lembar per shift;
m
ub
7. Atas Surat tertanggal 2 Mei 2014 tersebut (vide bukti P-10), dalam Surat
tertanggal 26 Juni 2014, Sdr. Ahsari selaku Kadiv. Produksi Uang meminta
ka
ep
kepada Penggugat agar Penggugat melakukan penyelidikan dan
memproses Para Tergugat sesuai peraturan di Penggugat dengan alasan
ah
si
- Merupakan berita yang tidak benar dan merusak nama baik Sdr. Ahsari
baik selaku pribadi maupun sebagai Kadiv. Produksi Uang, baik di dalam
ne
ng
do
gu
lik
ub
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pekerja, Penggugat khususnya di Divisi Produksi Uang pada Unit Kerja
si
Seksi Cetak Dalam Penggugat, sehingga mengakibatkan kondisi kerja di
Divisi Produksi Uang pada Unit Kerja Seksi Cetak Dalam Penggugat
ne
ng
menjadi tidak kondusif;
10. Sehubungan dengan Surat Para Tergugat tertanggal 4 April dan 2 Mei 2014
(vide bukti P-8 dan bukti P-10) mengenai pelaporan mesin cetak Komori
do
gu tersebut, para pekerja Unit Kerja Seksi Cetak Dalam Penggugat membuat
pernyataan sikap tertanggal 5 Juni 2014 yang menyatakan:
In
A
- Akibat dari laporan tersebut membuat para pekerja Unit Kerja Seksi
Cetak Dalam Penggugat saling curiga dan membuat suasana tidak
ah
lik
kondusif;
- Para pekerja Penggugat meminta kepada Penggugat memberikan
sanksi yang berat terhadap pemberi laporan yang tidak benar dan tidak
m
ub
sesuai fakta;
- Hal tersebut diperlukan sebagai pembelajaran dan membuat jera serta
ka
ep
tidak sembarangan kepada semua pihak agar tidak membuat laporan
yang tidak benar;
ah
si
apabila Penggugat tidak memberikan sanksi berat terhadap pihak yang
memberikan laporan tidak benar dan tidak sesuai ke BPK RI tersebut;
ne
ng
Terlampir Surat para pekerja Unit Kerja Seksi Cetak Dalam Penggugat
tertanggal 5 Juni 2014, Perihal: Pernyataan Sikap sebagai bukti P-13;
do
gu
11. Sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak kondusif tersebut, para pekerja
Penggugat khususnya dari Unit Kerja Seksi Cetak Dalam Penggugat
kembali membuat Pernyataan tertanggal 6 Agustus 2014 yang menyatakan
In
A
bahwa:
- Mengakui telah menandatangani Pernyataan Sikap tertanggal 5 Juni
ah
lik
ub
lingkungan unit kerja seksi cetak dalam Penggugat tidak kondusif (saling
ep
Terlampir Surat para pekerja Unit Kerja Seksi Cetak Dalam Penggugat
R
ne
ng
(“PKB”) mengatur:
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
“Dilarang melakukan tindakan atau perbuatan membalas dendam,
si
memfitnah, menyebarkan isu negatif dan mengadu domba, yang
mengakibatkan timbulnya kerugian bagi karyawan/karyawati dan/atau
ne
ng
pekerja lain atau perusahaan.”
Terlampir Buku Perjanjian Kerja Bersama periode 2014-2015 sebagai bukti
P-15;
do
gu 13. Pasal 109 ayat (1) a butir 3 huruf j PKB (vide Bukti P-15) mengatur:
“Jenis hukuman
In
A
(1) Jenis hukuman disiplin terdiri dari Hukuman Pokok dan Hukuman
Tambahan, sebagai berikut:
ah
lik
a. Hukuman Pokok:
1. Hukuman Ringan;
2. Hukuman Sedang;
m
ub
3. Hukuman Berat:
a) …
ka
ep
j) Pemberhentian tidak dengan hormat;
14. Pasal 109 ayat (3) huruf c PKB (vide bukti P-15) mengatur:
ah
si
Pasal 107 ayat (16) sampai dengan ayat (29) dan Pasal 108 ayat (15)
sampai dengan ayat (49).”
ne
ng
15. Atas surat Para Tergugat tertanggal 4 April dan 2 Mei 2014 (vide bukti P-8 dan
bukti P-10) dan surat BPK RI tertanggal 22 Juli 2014 (vide bukti P-12) tersebut,
do
gu
Tergugat yaitu Sdr. M. Munif selaku Ketua Dewan Pembina SP Peruri oleh
Penggugat juga telah diajukan gugatan PHK di Pengadilan Hubungan
ah
lik
ub
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
untuk memutuskan hubungan kerja dengan Para Tergugat;
si
18. Dalam putusan tertanggal 4 Nopember 2014, Nomor 34/PYBM/XI/2014,
Nomor 31/PYBM/XI/2014 dan Nomor 32/PYBM/XI/2014 Pejabat Yang
ne
ng
Berwenang Menghukum (PYBM) menjatuhkan hukuman yang menyatakan
Para Tergugat terbukti bersalah melakukan pelanggaran Pasal 108 ayat
(45) PKB;
do
gu Terlampir putusan Pejabat Yang Berwenang Menghukum (PYBM)
tertanggal 4 November 2014, Nomor 34/PYBM/XI/2014 Nomor
In
A
31/PYBM/XI/2014 dan Nomor 32/PYBM/XI/2014 sebagai bukti P-17, bukti
P-18 dan bukti P-19;
ah
lik
19. Dalam putusan tertanggal 6 Februari 2015, Nomor 01/APYBM/II/2015,
Nomor 03/APYBM/II/2015 dan Nomor 04/APYBM/II/2015 tentang penetapan
hukuman disiplin, setelah melakukan pemeriksaan tingkat banding terhadap
m
ub
Para Tergugat, atasan Pejabat Yang Berwenang Menghukum (“APYBM”)
menjatuhkan hukuman kepada Para Tergugat berupa pemberhentian tidak
ka
ep
dengan hormat, sesuai PKB Pasal 109 ayat (1) a butir 3. j, karena telah
terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran terhadap PKB
ah
si
Terlampir putusan atasan Pejabat Yang Berwenang Menghukum (APYBM)
tertanggal 6 Februari 2015, Nomor 01/APYBM/II/2015, Nomor
ne
ng
do
gu
18 Maret 2015;
Terlampir Surat Penggugat tertanggal 18 Maret 2015, Nomor 642/D3-
ah
lik
ub
bukti P-25;
Tindakan Para Tergugat telah menciptakan hubungan kerja yang tidak harmonis
ka
21. Adalah fakta yang tidak dapat dibantah kebenarannya bahwa tindakan Para
ah
berisikan hal yang tidak benar tersebut (vide bukti P-4 dan bukti P-6) telah
s
menimbulkan keresahan dan kecurigaan diantara para pekerja Penggugat
M
ne
ng
(vide bukti P-12 dan bukti P-13) dan tindakan tersebut merupakan
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pelanggaran terhadap Pasal 108 ayat (45) PKB, tindakan tersebut telah
si
mengakibatkan hubungan kerja yang tidak kondusif lagi untuk
dipertahankan;
ne
ng
22. Penjelasan bagian umum Undang-Undang Nomor 2/2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial menyatakan bahwa:
“Perselisihan Hubungan Industrial dapat pula disebabkan oleh Pemutusan
do
gu Hubungan Kerja. Ketentuan mengenai Pemutusan Hubungan Kerja yang
selama ini diatur di dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1964 tentang
In
A
Pemutusan Hubungan Kerja di perusahaan swasta, ternyata tidak efektif
lagi untuk mencegah serta menanggulangi kasus-kasus pemutusan
ah
lik
Hubungan Kerja. Dalam hal salah satu pihak tidak menghendaki lagi untuk
terikat dalam hubungan kerja tersebut, maka sulit bagi para pihak untuk
tetap mempertahankan hubungan yang harmonis. Oleh karena itu perlu
m
ub
dicari jalan keluar yang terbaik bagi kedua belah pihak untuk menentukan
bentuk penyelesaian, sehingga Pengadilan Hubungan Industrial yang diatur
ka
ep
dalam undang-undang ini akan dapat menyelesaikan kasus-kasus
Pemutusan Hubungan Kerja yang tidak diterima oleh salah satu pihak.”
ah
si
pembayaran sebagai berikut:
1. Tergugat I
ne
ng
do
gu
Total = Rp166.191.804,00
2. Tergugat II
ah
lik
ub
- Total = Rp146.966.767,00
ah
3. Tergugat III
R
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Istirahat tahunan yang belum diambil
si
7/22 x Rp6.441.665,00 = Rp 2.049.621,00
Total = Rp142.794.251,00
ne
ng
24. Atas PHK terhadap Para Tergugat tersebut dalam Surat tertanggal 19
Januari 2015, Penggugat mengundang SP Peruri untuk melakukan
perundingan Bipartite pada 21 Januari 2015;
do
gu Terlampir Undangan tertanggal 19 Januari 2015, Perihal: Undangan
sebagai bukti P-26;
In
A
25. Dalam perundingan Bipartit pada 21 Januari 2015, Para Tergugat yang
diwakili oleh kuasanya menolak PHK tersebut dan karenanya perundingan
ah
lik
Bipartite gagal mencapai kesepakatan;
Terlampir risalah perundingan Bipartit tertanggal 21 Januari 2015 sebagai
bukti P-27;
m
ub
26. Karena dalam proses Bipartit tidak tercapai kesepakatan, Penggugat
mengajukan pencatatan atas PHK terhadap Para Tergugat ke Dinas
ka
ep
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Kabupaten Karawang
(Disnakertrans Karawang). Atas perselisihan PHK ini, Mediator
ah
si
2015, Nomor 567/7873/HI-S;
27. Terlampir Anjuran Disnakertrans Karawang tertanggal 29 September 2015,
ne
ng
do
gu
lik
ub
ne
ng
Total = Rp166.191.804,00
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
5. Tergugat II
si
- Uang Pesangon 1 x 9 x Rp6.431.806,00 = Rp57.886.254,00
- Uang Penghargaan Masa Kerja 10 x Rp6.431.806,00 = Rp64.318.060,00
ne
ng
- Uang Penggantian Hak 15% x Rp122.204.314,00 = Rp18.330.647,00
- Istirahat tahunan yang belum diambil
22/22 x Rp6.431.806,00 = Rp6.431.806,00
do
gu Total = Rp146.966.767,00
6. Tergugat III
In
A
- Uang Pesangon 1 x 9 x Rp 6.441.665,00 = Rp57.974.985,00
- Uang Penghargaan Masa Kerja 10 x Rp6.441.165,00 = Rp64.411.650,00
ah
lik
- Uang Penggantian Hak 15% x Rp122.386.635,00 = Rp18.357.995,00
- Istirahat tahunan yang belum diambil
7/22 x Rp6.441.665,00 = Rp 2.049.621,00
m
ub
Total = Rp142.794.251,00
4. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya perkara;
ka
ep
Apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berpendapat lain, kami
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
ah
si
mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:
Dalam Eksepsi
ne
ng
do
gu
lik
ub
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (Undang-
si
Undang PPHI) dan amar putusan Mahkamah Nomor 68/PUU-XIII/2015 di
atas, Penggugat dalam mengajuan gugatan tidak melampirkan risalah
ne
ng
penyelesaian melalui Mediasi atau Konsiliasi dalam mengajukan gugatan,
sehingga gugatan Penggugat adalah cacat formil, dengan demikian gugatan
tidak dapat diterima (Niet ontvankelijk verklaard);
do
gu Gugatan Error In Persona
Diskualifikasi In Person
In
A
1. Bahwa pada halaman 1 (satu) gugatan Pemutusan Hubungan Kerja, para
advokat pada Kantor Advokat Kemalsjah & Associate, berdasarkan Surat
ah
lik
Kuasa Khusus tertanggal 29 Oktober 2015, bertindak selaku kuasa dari dan
oleh karenanya untuk dan atas nama Perum Percetakan Uang Republik
Indonesia;
m
ub
2. Bahwa gugatan tersebut yang bertindak untuk dan atas nama Perum
Percetakan Uang Republik Indonesia, tidak menjelaskan nama pihak
ka
ep
pemberi kuasa yang berwenang memberikan kuasa khusus yang bertindak
untuk dan atas nama Perum Percetakan Uang Republik Indonesia;
ah
si
tentang Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (vide bukti-T2)
menjelaskan yaitu :
ne
ng
do
gu
pihak yang tidak berwenang,maka dari itu gugatan Penggugat tidak dapat
diterima (Niet ontvankelijk verklaard);
ah
lik
ub
Dalam Eksepsi
s
- Menolak eksepsi Para Tergugat untuk seluruhnya;
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
si
2. Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dengan Para Tergugat
terhitung sejak tanggal putusan ini diucapkan;
ne
ng
3. Memerintahkan Penggugat untuk membayar Uang Pesangon, Uang
Penghargaan Masa Kerja dan Uang Penggantian Hak kepada Para
Tergugat sebesar total Rp666.468.872,00 (enam ratus enam puluh enam
do
gu juta empat ratus enam puluh delapan ribu delapan ratus tujuh puluh dua
rupiah) dengan perincian: kepada Tergugat I (Tri Haryanto) sebesar
In
A
Rp243.467.429,00 (dua ratus empat puluh tiga juta empat ratus enam puluh
tujuh ribu empat ratus dua puluh sembilan rupiah), kepada Tergugat II
ah
lik
(Idang Mulyadi) sebesar Rp213.535.959,00 (dua ratus tiga belas juta lima
ratus tiga puluh lima ribu sembilan ratus lima puluh sembilan rupiah) dan
kepada Tergugat III (Marion Kova) sebesar Rp209.465.484,00 (dua ratus
m
ub
sembilan juta empat ratus enam puluh lima ribu empat ratus delapan puluh
empat rupiah);
ka
ep
4. Membebankan biaya perkara ini kepada Para Tergugat secara tanggung
renteng sebesar Rp1.141.000 (satu juta seratus empat puluh satu ribu
ah
rupiah);
R
si
5. Menolak gugatan Para Penggugat I untuk selain dan selebihnya;
Menimbang, bahwa setelah putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
ne
ng
do
gu
lik
ub
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh
si
Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya adalah:
Dalam Eksepsi
ne
ng
1. Bahwa di dalam pertimbangan eksepsi gugatan cacat formil Para Pemohon
Kasasi/semula Para Tergugat, Majelis Hakim menilai gugatan Termohon
Kasasi/semula Penggugat telah dilampiri risalah dari Mediator pada Dinas
do
gu Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang Nomor
567/10171/XII/2015/HI-S, tertanggal 31 Desember 2015 (vide berkas dan P-38);
In
A
2. Bahwa Majelis Hakim telah keliru dalam mempertimbangkan bahwa
gugatan tersebut tidak cacat secara formil. Bahwa telah dijelaskan didalam
ah
lik
jawaban dan dupliek dari Pemohon Kasasi/semula Para Tergugat dan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan;
3. Bahwa Termohon Kasasi/semula Penggugat pernah mengajukan proses
m
ub
Mediasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang.
Dan kemudian pada tanggal 11 Mei 2015 Dinas Tenaga Kerja dan
ka
ep
Transmigrasi Kabupaten Karawang berdasarkan Surat Nomor
568/2653/HI-S perihal mengembalikan berkas permohonan pencatatan
ah
si
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2014
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Mediator Hubungan Industrial
ne
ng
do
gu
lik
ub
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
PPHI/XII/2015, tertanggal 11 Desember 2015;
si
6. Bahwa dengan demikian syarat formal dalam mengajukan gugatan tidak
terpenuhi, dan dengan demikian gugatan tidak dapat diterima (Niet
ne
ng
ontvankelijk verklaard);
Dalam Pokok Perkara
7. Bahwa Majelis Hakim menilai, surat yang dikirim oleh Para Pemohon
do
gu Kasasi/semula Para Tergugat tertanggal 4 April 2014 kepada BPK R.I. dan
surat tertanggal 2 Mei 2014 kepada Kepala Divisi Produksi Uang Bpk.
In
A
Ashari merupakan menyebarkan isu negatif dan menyebabkan suasana
kerja tidak menjadi kondusif dan menimbulkan keresahan sebagaimana
ah
lik
yang terdapat di dalam Pasal 108 ayat 45 Perjanjian Kerja Bersama antara
SP Peruri Bersatu, SP Perum Peruri dan Perum Peruri tahun 2014-2015;
8. Bahwa Para Pemohon Kasasi/semula Para Tergugat sebelum bersurat ke
m
ub
Kepala Divisi Produksi Uang Bpk. Ashari tanggal 2 Mei 2014, bahwa Para
Tergugat telah bersurat ke Kepala Divisi Produksi Uang Bpk. Ashari
ka
ep
tertanggal 26 Maret 2014, dengan surat SP-Peruri Nomor 030/Sp-
Peruri/III/2014, perihal mesin Komori, tertanggal 26 Maret 2014 yang
ah
si
tanggapan;
9. Bahwa kemudian pada tanggal 4 April 2014, Para Pemohon Kasasi/Para
ne
ng
Tergugat berkirim surat kepada BPK R.I. selaku lembaga yang diberi
kewenangan untuk melakukan audit terhadap BUMN dengan Surat SP
do
gu
lik
ub
Divisi Produksi Uang tertanggal 26 Maret 2016 namun tidak ada tanggapan,
berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan
ka
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
(2) Pelaksanaan pemeriksaan BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
si
dilakukan berdasarkan Undang-Undang tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
ne
ng
12. Bahwa dengan demikian BPK R.I. adalah lembaga yang berwenang untuk
melakukan audit pada Badan Usaha Milik Negara termasuk Perum Peruri
dan tidak ada dasar hukum yang melarang Para Pemohon Kasasi/Para
do
gu Tergugat untuk bersurat ke BPK R.I.;
13. Bahwa Majelis Hakim mempertimbangkan (halaman 54 alinea ke satu), jika
In
A
Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat atau SP-Perum Peruri merasa Kadiv.
Produksi Uang Sdr. Ashari terlalu lama menjawab atau merespon surat
ah
lik
Para Tergugat tertanggal 26 Maret 2014 tersebut, sepatutnyalah Para
Terugat mengirim surat untuk kedua kalinya kepada Kadiv. Produksi Uang
Sdr. Ashari atau langsung kepada Direksi Perum Peruri;
m
ub
14. Bahwa Majelis Hakim telah keliru dalam pertimbangan tersebut diatas,
bahwa tidak ada alasan ataupun dasar hukum yang melarang Para
ka
ep
Pemohon Kasasi/Para Tergugat untuk bersurat ke BPK R.I. Bahwa sesuai
dengan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan
ah
si
tanggung jawab pengelolaan Keuangan Negara termasuk di BUMN dan
Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat melaporkan permasalan ini pada
ne
ng
do
gu
bahwa pengiriman surat ke BPK R.I. tertanggal 4 April 2014 dan ke Kadiv
Produksi Uang Sdr. Ashari tertanggal 2 Mei 2014 dengan tembusan ke
beberapa lembaga/instansi/organisasi adalah sesuai dengan hasil Rapat
In
A
lik
adalah tidak berlasan hukum dan oleh karena itu terbukti Para Pemohon
Kasasi/Para Tergugat menyebarkan isu negatif;
m
ub
16. Bahwa pertimbangan Majelis Hakim diatas adalah keliru, bahwa tindakan
Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat adalah sesuai dengan
ka
Kadiv. Produksi Uang sudah sepatutnya dan layak, serta bersurat ke BPK
R
R.I., karena BPK R.I. berwenang untuk melakukan audit di BUMN serta
s
tindakan bersurat itu sesuai dengan hasil keputusan dari Notulensi Rapat
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
17. Bahwa di dalam pertimbangan Majelis Hakim (halaman 52 alinea kedua)
si
adalah keliru. Bahwa sesuai dengan alat bukti tentang Hasil Notulensi Rapat
Pleno SP Perum Peruri dan sesuai dengan fakta-fakta dipersidangan,
ne
ng
bahwa Rapat Pleno 26 Maret 2014 itu dibenarkan oleh Saksi Nuraedi, Astri
Asnuriyanti, Saksi Rudi Rajarjo dan Saksi M. Munif yang menyatakan
bersurat ke Kadiv. Produksi Uang dan BPK R.I. adalah hasil kesepakatan
do
gu dari Rapat Pleno 26 Maret 2014. Yang dihadiri oleh sebagian besar
pengurus SP Perum Peruri yang seluruh pengurus 45 orang;
In
A
18. Bahwa Rapat Pleno 26 Maret 2014 yang menurut pertimbangan Majelis
Hakim adalah dari daftar hadir dan Notulensi itu berbeda, adalah
ah
lik
pertimbangan yang sangat keliru. Bahwa Rapat Pleno itu dilakukan di
gedung SDM Perum Peruri di ruang Wahyu Wagono yang dihadiri sebagian
besar pengurus SP Perum Peruri;
m
ub
19. Bahwa sesuai dengan keterangan saksi-saksi dipersidangan bahwa panitia
telah mengirimkan undangan kepada seluruh pengurus yaitu 45 pengurus
ka
ep
namun yang hadir adalah sebagian besar pengurus, berdasarkan daftar
hadir berjumlah 24 orang. Dan keputusan Rapat Pleno tersebut telah sesuai
ah
si
20. Bahwa pada Rapat Pleno 26 Maret 2016 dihadiri oleh 24 orang yang terdiri
dari pengurus, DPPO dan anggota, yang mana hasil kesepakatan Rapat
ne
ng
Pleno yaitu:
1. Bersurat ke manajemen tentang pengangkatan PKWT;
do
gu
lik
ub
yang hadir dalam rapat pleno dan sesuai dengan ketentuan AD/ART SP
Perum Peruri, yang terdapat dalam Pasal 30 AD/ART tentang quorum dan
ka
Anggaran Dasar ini adalah sah apabila dihadiri dari ½ (setengah) jumlah
R
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
untuk mencapai mufakat, dan apabila tidak tercapai mufakat dalam
si
musyawarah maka keputusan diambil berdasarkan suara lebih dari ½
(setengah) jumlah peserta yang berhak hadir;
ne
ng
22. Bahwa Majelis Hakim keliru dalam pertimbangannya (halaman 52 alinea ke
tiga dan ke empat) yaitu bahwa Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat
merupakan pengurus dari SP Perum Peruri. Dan sesuai dengan struktur
do
gu organisasi SP Perum Peruri, Try Haryanto sebagai Ketua Umum, Idang
Mulyadi sebagai Sekretaris Umum dan Marion Kova sebagai Sekretaris DPPO;
In
A
23. Bahwa tindakan Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat bersurat ke Kadiv.
Produksi Uang Sdr. Ashari dan BPK R.I. adalah dalam menjalankan
ah
lik
kegiatan organisasi SP Perum Peruri. Dengan tembusan kepada Direksi
Perum Peruri, BPK R.I., Menteri BUMN, Federasi Sinergi BUMN, Ketua SP
Peruri Bersatu dan Ketua SP Bemper, yang kesemuanya adalah pihak yang
m
ub
terafiliasi dan stakeholder pada Perum Peruri dan tidak kepada pihak yang
tidak memiliki kepentingan;
ka
ep
24. Bahwa Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat dalam bersurat ke Kadiv.
Produksi Uang dan ke BPK R.I., berlandaskan dalam menjalankan kegiatan
ah
organisasi, hal ini terlihat dari logo dan stempel surat menggunakan logo SP
R
si
Perum Peruri, serta surat ke BPK R.I., perihalnya pun mengatasnamakan
Pengaduan SP Perum Peruri atas mesin Komori.
ne
ng
PHK kepada pekerja atas dugaan pelanggaran berat tidak dapat dilakukan oleh
perusahaan sebelum adanya putusan Hakim Pidana yang telah mempunyai
do
gu
T-1 sampai T-42 juncto halaman 44 hanya memuat T-1 sampai T-39, yang
mana T-40 Surat Panggilan Polda Metro Jaya Nomor S.Pgl/5059/III/Dit
ah
lik
ub
Idang Mulyadi tertanggal 17 Maret 2016 dan T-42 Surat Panggilan Polda
Metro Jaya Nomor S.Pgl/5061/III/Dit Reskrimum terhadap Marion Kova
ka
dilaporkan oleh Kadiv. Produksi Uang Sdr. Ashari ke Polda Metro Jaya
ah
terkait dengan pencemaran nama baik atas surat yang dikirim Para
R
ne
ng
26. Bahwa dalam menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah (Presumption
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
of Innocense), seharusnya Majelis Hakim menolak gugatan yang diajukan
si
oleh Termohon Kasasi/semula Penggugat;
27. Bahwa Majelis Hakim keliru dalam pertimbangannya (halaman 55 alinea
ne
ng
kedua dan ketiga), yang menyatakan bahwa rekomendasi LPSK tidak
mengikat, hanya (attention), maka tidak ada halangan bagi Pengadilan
untuk memeriksa dan memutus perkara a quo;
do
gu 28. Bahwa untuk menjunjung tinggi gerakan pemerintah dalam rangka
pemberantasan korupsi di Indonesia, seharusnya Majelis Hakim
In
A
mempertimbangkan rekomendasi dari LPSK tersebut. Bahwa Para
Pemohon Kasasi/Para Tergugat adalah whistle blower dugaan tindak
ah
lik
pidana korupsi pengadaan mesin cetak Intaglio Komori 2013-2014 di Perum
Peruri yang telah dilaporkan kepada Kejaksaan Agung dengan Nomor B-
387/F.2/Fd.1/02/2015;
m
ub
29. Bahwa adalah kewajiban setiap warga negara untuk melaporkan/membuat
pengaduan tentang suatu tindak pidana yang diketahui kepada pihak yang
ka
ep
berwajib, berdasarkan Pasal 1 Angka 24 KUHAP yaitu “laporan adalah
pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau
ah
si
tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana”
serta Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang
ne
ng
do
gu
lik
BPK R.I. tertanggal 4 April 2014 adalah menyebarkan isu negatif dan
melanggar Pasal 108 ayat (45) PKB serta berdasarkan Pasal 109 ayat (1) a
m
ub
butir 3 huruf j juncto Pasal 109 ayat (3) huruf c PKB, adalah beralasan hukum
Majelis Hakim menyatakan putus hubungan kerja Termohon
ka
31. Bahwa sangat keliru Majelis Hakim menganggap surat yang dilayangkan
R
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Uang Bpk Ashari adalah selaku pimpinan dari Para Pemohon Kasasi/Para
si
Tergugat serta surat ke BPK R.I. adalah sesuai dengan kewenangan BPK
R.I. untuk melakukan audit di BUMN, serta Para Pemohon Kasasi/Para
ne
ng
Tergugat bersurat tersebut dalam rangka menjalankan kegiatan organisasi
SP Perum Peruri;
32. Bahwa Negara menjamin hak setiap warga negara, hal ini di atur dalam
do
gu Konstitusi Pasal 28 E UUD 1945 yaitu:
(3) “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
In
A
mengeluarkan pendapat”.
Serta Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat
ah
lik
Pekerja/Serikat Buruh khususnya Pasal 29 ayat (1) yaitu
“Pengusaha harus memberi kesempatan kepada pengurus dan/atau
anggota serikat pekerja/serikat buruh untuk menjalankan kegiatan serikat
m
ub
pekerja/serikat buruh dalam jam kerja yang disepakati oleh kedua belah
pihak dan/atau yang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama”
ka
ep
33. Bahwa Majelis Hakim telah keliru memutuskan perbuatan Para Pemohon
Kasasi/Para Tergugat telah melakukan pelanggaran berat dan mengabaikan
ah
si
muka persidangan saksi Rudi Raharjo dan M. Munif menjelaskan ketika
Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat ataupun SP Perum Peruri ketika
ne
ng
bersurat ke Kadiv. Produksi Uang Sdr Ashari dan BPK R.I. tidak pernah
melampirkan laporan harian mesin Komori sebagaimana yang didalilkan
do
gu
lik
bahwa target tercapai lebih awal dari jadi jadwal yang ditentukan, pada
bulan November 2015 target sudah terpenuhi. Berbeda pada tahun 2014,
m
ub
target tidak tercapai karena banyaknya kerusakan hasil produksi, jika tahun
2015 target tercapai karena ada pembelian mesin baru yaitu KBA;
ka
Hal ini pun diperkuat oleh saksi dari Termohon kasasi/Penggugat Adi Putra
ep
ne
ng
atau ke Kepala Divisi Uang kertas yang didalilkan menyebarkan isu negatif
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
yang menyebabkan kerugian pada perusahan. Bahwa berdasarkan
si
keterangan seluruh saksi, saksi Adi Putra Jaya, saksi Sulaiman, saksi
Nuraedi, saksi Astri Asnuriyanti, dan saksi Rudi Raharjo, perusahaan tidak
ne
ng
mengalami kerugian yang nyata sebagaimana yang didalilkan oleh
Termohon Kasasi/Penggugat. Bahwa target produksi tercapai, situasi
kondisi di Perum Peruri tetap kondusif, Perum Peruri tetap berproduksi;
do
gu 36. Bahwa dalam fakta persidangan saksi Nuraedi, saksi Astri Asnuriyanti, saksi
Rudi Raharjo menjelaskan bahwa Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat
In
A
berkelakuan baik dalam bekerja, baik hal ini dapat dilihat dari penghargaan
masa kerja Para Pemohon Kasasi/Tergugat. Para Pemohon Kasasi/Para
ah
lik
Tergugat sebelumnya belum pernah mendapatkan sanksi atau teguran
karena kesalahan dalam bekerja. Namun akibat berkirim surat ke Kepala
Divisi Uang Bpk Ashari 2 Mei 2014 dan bersurat ke BPK tanggal 4 April
m
ub
2014, Para Pemohon Kasasi/Para Tergugat mendapatkan sanksi skorsing
dan menuju PHK di Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan
ka
ep
Negeri Bandung;
37. Bahwa berdasarkan Pasal 151 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
ah
si
buruh, serikat pekerja/serikat buruh dan pemerintah, dengan segala upaya
harus mengusahakan agar jangan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja”;
ne
ng
do
gu
segala upaya dalam ayat ini adalah kegiatan-kegiatan yang positif yang
pada akhirnya dapat menghindari terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja,
antara lain pengaturan waktu kerja, penghematan, pembenahan metode
In
A
lik
PHK tanpa dilakukan pembinaan, hal ini bertentangan dengan Pasal 151
ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
m
ub
39. Bahwa Majelis Hakim telah keliru untuk menyatakan putusnya hubungan
kerja karena Para Pemohon/Para Tergugat telah melakukan pelanggaran
ka
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
40. Bahwa berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
si
Republik Indonesia Nomor SE-13/MEN/SJ-HK/I/2005 tentang putusan
Mahkamah Konstitusi Atas Uji Materiil Undang-Undang Nomor 13 Tahun
ne
ng
2003 Tentang Ketenagakerjaan pada intinya menyatakan:
“Pengusaha yang akan melakukan PHK dengan alasan pekerja/buruh
melakukan kesalahan berat (teks Pasal 158 ayat (1), maka PHK dapat
do
gu dilakukan setelah ada putusan Hakim Pidana yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap”;
In
A
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karawang tidak berwenang mengeluarkan
Anjuran dan risalah karena proses Mediasi telah dilakukan di Kementerian
ah
lik
Tenagakerja Republik Indonesia;
41. Bahwa Majelis Hakim PHI pada Pengadilan Negeri Bandung telah lalai
dalam memutus perkara ini, karena tidak mengacu pada Tripartit di
m
ub
Kementerian Tenaga Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan
Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dan Hasil Risalah Perselisihan
ka
ep
Hubungan Industrial atas Anjuran Mediator Hubungan Industrial Kementrian
Ketenagakerjaan Nomor B.338/PHIJSK-PPHI/XII/2015, tertanggal 11
ah
Desember 2015;
R
si
42. Bahwa Termohon Kasasi/Penggugat pernah mengajukan proses Mediasi di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang. Kemudian
ne
ng
pada tanggal 11 Mei 2015 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Karawang berdasarkan surat Nomor 568/2653/HI-S mengembalikan berkas
do
gu
lik
yang terjadi pada lebih dari 1 (satu) wilayah Provinsi dilakukan oleh
Mediator yang berkedudukan di Kementerian, (vide bukti T-25);
m
ub
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
44. Bahwa berdasarkan keterangan saksi M Munif, Rudi Raharjo, Astri
si
Asnuriyanti, Nuraedi, Para Tergugat bekerja di Perum Peruri Kabupaten
Karawang, Jawa Barat dan M. Munif selaku Ketua Dewan Pembina SP
ne
ng
Perum Peruri bekerja di Perum Peruri Jakarta Selatan, DKI Jakarta;
45. Bahwa terang dan jelas apa yang disampaikan saksi dibawah sumpah di
muka persidangan, karena regional penyelesaiannya melibatkan dua
do
gu Provinsi yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat, maka yang berwenang
berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
In
A
Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2014 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Mediator Hubungan Industrial serta Tata Kerja Mediasi,
ah
lik
yang berwenang adalah Kementerian Tenagakerja Republik Indonesia;
46. Bahwa selanjutnya saksi M Munif menjelaskan di muka persidangan,
Kementerian Tenaga Kerja Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan
m
ub
Industrial Dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja telah mengeluarkan hasil
risalah perselisihan hubungan industrial atas Anjuran Mediator Hubungan
ka
ep
Industrial Kementrian Ketenagakerjaan dan menyatakan agar pihak
pengusaha Perum Peruri untuk memperkerjakan kembali Para Pemohon
ah
si
47. Bahwa berdasarkan keterangan saksi Rudi Raharjo dan M Munif tersebut
diatas, maka seharusnya Anjuran yang disampaikan Termohon
ne
ng
do
gu
lik
ub
Pasal 108 ayat (45) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yaitu menyebarkan isu
R
negatif tentang pelaksanaan SAT dan FAT, maka sesuai ketentuan Pasal 109
s
ayat (1) d butir j juncto Pasal 109 ayat (3) huruf c, maka beralasan untuk
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
mewajibkan kepada Termohon Kasasi untuk membayar Uang Pesangon 1
si
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), Uang Penghargaan Masa Kerja 1 (satu)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan Uang Penggantian Hak sesuai ketentuan
ne
ng
Pasal 156 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
Bahwa sesuai Pasal 124 ayat (2) Perjanjian Kerja Bersama hanya
do
gu mengatur pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja karena pelanggaran
berat tetap diberikan kompensasi, maka Para Pemohon Kasasi yang di PHK
In
A
karena pelanggaran berat, maka berdasarkan keadilan sesuai ketentuan Pasal
100 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 dengan masa kerja Pemohon Kasasi I
ah
lik
selama 31 (tiga puluh satu) tahun dan 6 (enam) bulan, masa kerja Pemohon
Kasasi II selama 25 (dua puluh lima) tahun dan 10 (sepuluh) bulan, serta
Pemohon Kasasi III selama 25 (dua puluh lima) tahun dan 2 (dua) bulan;
m
ub
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata
bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
ka
ep
Bandung dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-
undang, sehingga permohonan kasasi yang diajukan oleh Para Pemohon
ah
si
Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini
Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) keatas, sebagaimana
ne
ng
do
gu
lik
ub
bersangkutan;
MENGADILI
ka
perkara dalam tingkat kasasi ini sejumlah Rp500.000,00 (lima ratus ribu
s
rupiah);
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pada Mahkamah Agung pada hari Rabu tanggal 3 Agustus 2016 oleh Dr. H.
si
Zahrul Rabain, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah
Agung sebagai Ketua Majelis, H. Dwi Tjahyo Soewarsono, S.H., M.H., dan H.
ne
ng
Buyung Marizal, S.H., M.H., Hakim-Hakim Ad Hoc PHI, masing-masing sebagai
Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada
hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Para Hakim Anggota
do
gu tersebut dan oleh Susi Saptati, S.H., M.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri
oleh para pihak.
In
A
Hakim-Hakim Anggota, Ketua Majelis,
ah
lik
Ttd/.H. Dwi Tjahyo Soewarsono, S.H., M.H. Ttd/.Dr. H. Zahrul Rabain, S.H., M.H.
m
ub
Ttd/.H. Buyung Marizal, S.H., M.H.,
ka
ep
Panitera Pengganti,
ah
si
Biaya Kasasi:
ne
ng
1. M e t e r a i …..………… Rp 6.000,00
2. R e d a k s i ..………….. Rp 5.000,00
3. Administrasi Kasasi…… Rp489.000,00 +
do
Jumlah .………………….. Rp500.000,00
gu
Untuk Salinan
In
A
Mahkamah Agung RI
an panitera
Panitera Muda Perdata Khusus
ah
lik
m
ub
ka
ep
RAHMI MULYATI,S.H.,M.H.,
NIP. 19591207 198512 2 002
ah
s
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24