Anda di halaman 1dari 277

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA HUKUM KIRCHOFF UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA KONSEP


RANGKAIAN ARUS SEARAH UNTUK SMA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

FANI ROSDIYANTI

NIM 11150163000049

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020
LEMBAR PENGESAHAN

i
LEMBAR PENGESAHAN

ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

iii
ABSTRAK

FANI ROSDIYANTI 1115016300049. Pengembangan Alat Peraga Hukum


Kirchoff Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pada Konsep
Rangkaian Arus Searah Untuk SMA. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2020.

Penelitian ini mengembangkan sebuah alat peraga hukum kirchoff pada konsep
rangkaian arus searah yang dilatarbelakangi oleh minimnya jumlah alat dan
kurang layaknya alat yang tersedia disekolah Kota Tangerang Selatan sebagai
media pembelajaran dan untuk meningkatkan keterampilan proses sains.
Pengembangan alat terletak pada sumber masukan yang diganti dengan adaptor
karena energi tidak cepat habis sehingga menghasilkan nilai yang lebih stabil.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dari Jan Van
den Akker dengan jenis model development research, yang terdiri dari
pendahuluan, prototipe, evaluasi sumatif dan refleksi sistematis dan dokumentasi.
Tujuan penelititan ini adalah untuk menguji kelayakan, keefektifan dan
kepraktisan alat peraga yang dikembangkan. Subjek penelitian sebanyak 63 siswa
SMA yang terdiri dari kelas XI dan XII SMAN 5 Kota Tangerang Selatan dan
peserta didik kelas XI SMAN 9 Kota Tangerang Selatan. Instrumen yang
digunakan berupa non tes (pedoman wawancara, observasi KPS, angket penilaian
alat peraga hukum kirchoff) dan tes pilihan ganda. Indikator keterampilan proses
sains yang digunakan adalah menurut Nuryani Rustaman. Hasil penilaian alat
peraga hukum kirchoff yang dikembangkan dinyatakan layak (97%), efektif
(90%) dan praktis (86%).

Kata Kunci : pengembangan, alat peraga Hukum Kirchoff, Akker, keterampilan


proses sains, layak, efektif dan praktis.

iv
ABSTRACT

FANI ROSDIYANTI 1115016300049. Development of Kirchoff's Legal Aids


to Improve Science Process Skills in the Concept of Direct Current Circuits
for High Schools. Undergraduate Thesis of Physics Education Program, Faculty
of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta, 2020.
This study develops the kirchoff legal aids on the concept of a series of
unidirectional currents which is based on a minimum and inadequate amount of
tools available at the City of South Tangerang as a learning medium and to
improve the results of the science process. Develops in the input source which is
replaced by an adapter because energy does not run out quickly so that it
produces a more stable value. The research method used is the research
development of Jan Van den Akker with the type of model development research,
which consists of introduction, prototype, summative evaluation and systematic
reflection and documentation. The purpose of this research is to study the
feasibility, effectiveness and practicality of the developed teaching aids. The
research subjects consisted of 63 high school students consisting of classes XI and
XII of SMAN 5, South Tangerang City and students of class XI of SMAN 9, South
Tangerang City. The instruments used consisted of non-test tests (interview
observations, KPS observations, kirchoff legal aid assessment questionnaires) and
multiple choice tests. Process skill indicators used according to Nuryani
Rustaman. The results of the developed kirchoff legal teaching aids were found to
be feasible (97%), effective (90%) and practical (86%).
Keywords: development, Kirchoff's legal aid, Akker, science process skills,
feasible, effective and practical

v
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaykum Wr.Wb

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik, dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengembangan
Alat Peraga Hukum Kirchoff Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
Pada Konsep Rangkaian Arus Searah Untuk SMA”. shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, dan umatnya hingga akhir zaman. Amin ya Rabbal’alamin.

Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima
kasih tersebut disampaikan kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika.
3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran
kepada penulis selama proses perkuliahan, penelitian dan penyusunan skripsi
ini.
4. Seluruh dosen, staff dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya program studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, pemahaman dan pelayanan selama proses perkuliahan.
5. Nur Rohma Diani, S.Pd, selaku kakak kelas yang telah memberikan arahan,
motivasi dan inspirasi dari skripsinya sehingga saya bisa mengembangkan
alat peraganya dan dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Keluarga tercinta Ayahanda Hartono, Ibunda Islachah, Adik Haris Tri
Prakoso dan Daksa Darmana yang senantiasi memberikan do’a restu,
inspirasi, semangat dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

vi
7. Sahabat CCB khsusunya Reni, Ica dan Dyah yang telah berbagi pengalaman
senang dan sedih bersama dari awal sampai akhir, berbagi cerita dan ide
mengenai skripsi bersama.
8. Sahabat SMA khsusunya teman-teman OSIS SMAN 5 Tangsel.
9. Sahabat SMP diantaranya Jihan, Bunga, Akira, Silmi, Roni, Astelia, Welas,
Radiva dan Asih yang dimana menjadi teman satu Fakultas yang banyak
memberi inspirasi dan berbagi cerita.
10. Keluarga Fisika angkatan 2015 khususnya kelas B dan beserta kakak-kakak
dan adik-adik tingkat yang telah memberikan inspirasi dan motivasi.
11. Keluarga Asisten Laboratorium Pendidikan Fisika yang telah mengajarkan
banyak ilmu kepraktekan mengenai alat-alat di Lab.
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam
penyusunannya. Oleh karena itu, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga apa yang telah dihasilkan dapat
bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Jakarta, 08 Mei 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..................................................... iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

DAFTAR GRAFIK............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan ..................................................... 5

F. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

G. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 7

A. Deskripsi Teoritik ................................................................................ 7

1. Media Pembelajaran ...................................................................... 7

2. Alat Peraga ................................................................................... 9

3. Alat Peraga Hukum Kirchoff ......................................................... 9

4. Keterampilan Proses Sains .......................................................... 10

5. Materi Listrik Dinamis Rangkaian Arus Searah ........................... 13

viii
B. Teori-teori Tentang Pengembangan Model......................................... 21

C. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 22

D. Kerangka Berpikir.............................................................................. 25

E. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................... 27

A. Model Pengembangan ........................................................................ 27

B. Prosedur Pengembangan .................................................................... 27

C. Desain Uji Coba ................................................................................. 33

D. Subjek Uji Coba................................................................................. 35

E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 35

F. Uji Coba Produk ................................................................................ 49

G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 55

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 55

B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 102

A. Kesimpulan ...................................................................................... 102

B. Saran................................................................................................ 103

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 104

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alat Peraga Hukum Kirchoff .......................................................... 10


Gambar 2.2 Pita Resistor.................................................................................... 15
Gambar 2.3 Rangkaian Seri Hambatan ............................................................... 17
Gambar 2.4 Hambatan Pengganti Seri ................................................................ 17
Gambar 2.5 Rangkaian Paralel Hambatan .......................................................... 18
Gambar 2.6 Hambatan Pengganti Paralel ........................................................... 19
Gambar 2.7 Arus Percabangan pada Kawat ........................................................ 19
Gambar 2.8 Muatan Listrik yang Mengalir dalam Lintasan Tertutup .................. 20
Gambar 2.9 Kerangka Berpikir ......................................................................... 26
Gambar 3. 1 Tahap Pengembangan .................................................................... 28
Gambar 3. 2 Perancangan Design Alat ............................................................... 29
Gambar 3. 3 Prosedur Pembuatan Alat ............................................................... 31
Gambar 3. 4 Tahap Evaluasi Formatif ................................................................ 31
Gambar 3. 5 Garis Kesimpulan .......................................................................... 50
Gambar 4. 1 Komponen Alat Peraga Hukum Kirchoff ....................................... 57
Gambar 4. 2 Tampak Belakang Alat Peraga ....................................................... 58
Gambar 4. 3 Tempat Penyimpanan Alat Peraga.................................................. 58
Gambar 4. 4 Kegiatan Evaluasi Satu-Satu .......................................................... 89
Gambar 4. 5 Kegiatan Evaluasi Kelompok Kecil................................................ 90
Gambar 4. 6 Kegiatan Evaluasi Uji Lapangan .................................................... 92
Gambar 4. 7 Kegiatan Evaluasi Sumatif ............................................................. 93

x
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1 Hasil Penilaian Ahli Media............................................................... 61


Evaluasi Satu-Satu
Grafik 4. 2 Persentase Indikator Pada Aspek Materi Pembelajaran ..................... 66
Grafik 4. 3 Persentase Indikator Pada Aspek Desain Pembelajaran .................... 66
Grafik 4. 4 Persentase Indikator Pada Aspek Implementasi Pembelajaran .......... 67
Grafik 4. 5 Persentase Indikator Pada Aspek Kualitas Teknis ............................. 67
Grafik 4. 6 Persentase Penilaian KPS Peserta Didik ........................................... 69
Evaluasi Kelompok Kecil
Grafik 4. 7 Persentase Indikator Pada Aspek Materi Pembelajaran ..................... 71
Grafik 4. 8 Persentase Indikator Pada Aspek Desain Pembelajaran .................... 72
Grafik 4. 9 Persentase Indikator Pada Aspek Implementasi Pembelajaran .......... 72
Grafik 4. 10 Persentase Indikator Pada Aspek Kualitas Teknis ........................... 73
Grafik 4. 11 Persentase Penilaian KPS Peserta Didik ......................................... 75
Uji Lapangan
Grafik 4. 12 Persentase Indikator Pada Aspek Kemampuan Dilaksanakan.......... 77
Grafik 4. 13 Persentase Indikator Pada Aspek Kesinambungan .......................... 77
Grafik 4. 14 Persentase Indikator Pada Aspek Efisiensi ...................................... 78
Grafik 4. 15 Persentase Indikator Pada Aspek Kecocokan Lingkungan .............. 78
Grafik 4. 16 Persentase Indikator Pada Aspek Kemenarikan Alat ....................... 79
Grafik 4. 17 Persentase Penilaian KPS Peserta Didik ......................................... 81
Evaluasi Sumatif
Grafik 4. 18 Persentase Aspek Kepraktisan Penilaian Guru ................................ 83
Grafik 4. 19 Persentase Aspek Keefektifan Penilaian Guru ................................ 84
Grafik 4. 20 Persentase Aspek Kepraktisan Penilaian Peserta Didik ................... 85
Grafik 4. 21 Persentase Penilaian KPS Peserta Didik ......................................... 88

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Proses Sains .................................................. 11


Tabel 2.2 Pita-Pita Pada Sebuah Resistor ........................................................... 15
Tabel 3. 1 Pemilihan Material ................................................................................30
Tabel 3. 2 Desain Uji Coba ................................................................................... 34
Tabel 3. 3 Subjek Uji Coba ................................................................................... 35
Tabel 3. 4 Tahapan Instrumen Penelitian .............................................................. 36
Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Pedoman Wawacara Guru .................................................... 36
Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Angket Penelitian Pendahuluan Peserta Didik ..................... 37
Tabel 3. 7 Kisi-Kisi Angket Uji Ahli Media ......................................................... 38
Tabel 3. 8 Kisi-Kisi Angket Uji Ahli Materi ........................................................ 39
Tabel 3. 9 Angket Penilaian Peserta Didik (Evaluasi Satu-Satu) ......................... 40
Tabel 3. 10 Angket Penilaian Peserta Didik (Evaluasi Kelompok Kecil) ............ 41
Tabel 3. 11 Angket Penilaian Peserta Didik (Uji Lapangan) ................................ 42
Tabel 3. 12 Angket Penilaian Peserta Didik (Evaluasi Sumatif) .......................... 44
Tabel 3. 13 Angket Penilaian Guru (Evaluasi Sumatif) ........................................44
Tabel 3. 14 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ......................... 45
Tabel 3. 15 Rubrik Observasi Keterampilan Proses Sains ....................................46
Tabel 3. 16 Kategori Skala Guttman ..................................................................... 51
Tabel 3. 17 Kategori CVI ...................................................................................... 52
Tabel 3. 18 Kategori Kelayakan ............................................................................52
Tabel 3. 19 Kategori Kepraktisan ......................................................................... 53
Tabel 3. 20 Kategori Efektivitas ........................................................................... 53
Tabel 3. 21 Kategori N-Gain .................................................................................54
Tabel 4. 1 Hasil Angket Studi Lapangan Peserta Didik ........................................56
Tabel 4. 2 Percobaan 1 (Pengaruh Hambatan terhadap Nilai Arus Total) ............ 59
Tabel 4. 3 Percobaan 2 (Pengaruh Polarisasi terhadap Nilai Arus)...................... 59
Tabel 4. 4 Percobaan 3 (imasuk = ikeluar) ................................................................ 60
Tabel 4. 5 Hasil Penilaian Ahli Media ................................................................ 60
Tabel 4. 6 Hasil Penilaian Ahli Media Per Indikator ........................................... 61

xii
Tabel 4. 7 Pendapat dan Saran Ahli Media ......................................................... 63
Tabel 4. 8 Hasil Penilaian Ahli Materi ............................................................... 64
Tabel 4. 9 Pendapat dan Saran Ahli Materi ........................................................ 64
Evaluasi Satu-Satu
Tabel 4. 10 Hasil Penilaian Angket Peserta Didik .............................................. 65
Tabel 4. 11 Hasil Posttest................................................................................... 68
Tabel 4. 12 Hasil Observasi KPS Peserta Didik.................................................. 68
Evaluasi Kelompok Kecil
Tabel 4. 13 Hasil Penilaian Angket Peserta Didik .............................................. 70
Tabel 4. 14 Hasil Pretest dan Posttest ................................................................ 73
Tabel 4. 15 Hasil n-gain ..................................................................................... 74
Tabel 4. 16 Hasil Observasi KPS Peserta Didik.................................................. 74
Uji Lapangan
Tabel 4. 17 Hasil Penilaian Angket Peserta Didik .............................................. 76
Tabel 4. 18 Hasil Pretest dan Posttest ................................................................ 80
Tabel 4. 19 Hasil n-gain ..................................................................................... 80
Tabel 4. 20 Hasil Observasi KPS Peserta Didik.................................................. 80
Evaluasi Sumatif
Tabel 4. 21 Hasil Penilaian Angket Guru ........................................................... 82
Tabel 4. 22 Hasil Penilaian Angket Peserta Didik .............................................. 84
Tabel 4. 23 Hasil Pretest dan Posttest ................................................................ 86
Tabel 4. 24 Hasil n-gain ..................................................................................... 86
Tabel 4. 25 Hasil Observasi KPS Peserta Didik.................................................. 87

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

ANALISIS HASIL PENELITIAN


Lampiran 1 : STUDI PENDAHULUAN .......................................................... 108
1. 1 Wawancara Guru....................................................................... 109
1. 2 Angket Respon Peserta Didik .................................................... 113
Lampiran 2 : AHLI MEDIA ............................................................................. 115
2. 1 Angket Ahli Media.................................................................... 116
2. 2 Hasil Penilaian Angket Per Aspek ............................................. 121
2. 3 Hasil Penilaian Angket Per Indikator ......................................... 124
Lampiran 3 : AHLI MATERI.......................................................................... 129
3. 1 Angket Ahli Materi .................................................................. 130
3. 2 Penilaian Per Aspek ................................................................ 135
Lampiran 4 : EVALUASI SATU-SATU .......................................................... 136
4. 1 Angket Peserta Didik................................................................ 137
4. 2 Hasil Penilaian Angket Per Aspek ............................................. 138
4. 3 Hasil Penilaian Angket Per Indikator ......................................... 140
4. 4 Hasil Nilai Posttest .................................................................... 142
4. 5 Hasil Olah Data Posttest ............................................................ 142
4. 6 Hasil Penilaian Observasi KPS .................................................. 143
Lampiran 5 : EVALUASI KELOMPOK KECIL.............................................. 144
5. 1 Angket Peserta Didik ................................................................ 145
5. 2 Hasil Penilaian Angket Per Aspek ............................................. 146
5. 3 Hasil Penilaian Angket Per Indikator ........................................ 148
5. 4 Hasil Nilai Pretest – Posttest...................................................... 151
5. 5 Hasil Olah Data Pretest ............................................................. 152
5. 6 Hasil Olah Data Posttest ............................................................ 153
5. 7 Hasil Penilaian Observasi KPS .................................................. 154
Lampiran 6 : UJI LAPANGAN ........................................................................ 156
6. 1 Angket Peserta Didik................................................................ 157
6. 2 Hasil Penilaian Angket Per Aspek ............................................. 158

xiv
6. 3 Hasil Penilaian Angket Per Indikator ......................................... 160
6. 4 Hasil Nilai Pretest – Posttest...................................................... 163
6. 5 Hasil Olah Data Pretest ............................................................. 165
6. 6 Hasil Olah Data Posttest ............................................................ 167
6. 7 Hasil Penilaian Observasi KPS .................................................. 169
Lampiran 7 : EVALUASI SUMATIF .............................................................. 171
7. 1 Angket Guru ............................................................................. 172
7. 2 Hasil Angket Guru Per Aspek ................................................... 175
7. 3 Hasil Angket Guru Per Indikator ............................................... 176
7. 4 Angket Peserta Didik ................................................................ 179
7. 5 Hasil Penilaian Angket Per Aspek ............................................. 180
7. 6 Hasil Penilaian Angket Per Indikator ......................................... 181
7. 7 Hasil Nilai Pretest – Posttest...................................................... 183
7. 8 Hasil Olah Data Pretest ............................................................. 184
7. 9 Hasil Olah Data Posttest ............................................................ 185
7. 10 Hasil Penilaian Observasi KPS ................................................ 186
INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran 8 : Instrumen Tes ............................................................................. 189
Lampiran 9 : Hasil Validasi Instrumen Tes ...................................................... 204
Lampiran 10 : Hasil Uji Instrumen Tes ............................................................ 214
Lampiran 11 : Rubrik Observasi KPS .............................................................. 217
ALAT PRAKTIKUM
Lampiran 12 : Analisis Data Percobaan............................................................ 221
Lampiran 13 : LKPD ....................................................................................... 226
Lampiran 14 : Buku Panduan Alat ................................................................... 237
SURAT PENELITIAN
Lampiran 15 : Surat Keterangan Penelitian ...................................................... 252
Lampiran 16 : Daftar Riwayat Hidup ............................................................... 255

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Alat peraga merupakan suatu alat yang digunakan untuk membantu proses
belajar mengajar yang berperan sebagai pendukung kegiatan mengajar yang
dilakukan oleh guru.1 Alat peraga memuat ciri dan bentuk dari konsep materi ajar
yang digunakan untuk memperagakan materi yang berupa penggambaran
mekanisasi, peristiwa dan kegiatan sehingga materi bisa lebih mudah dipahami
oleh peserta didik.2 Pendayagunaan alat peraga pada proses pembelajaran
merupakan fungsi untuk menjelaskan konsep fisika dalam menunjang
pengembangan pengetahuan, keterampilan, kebutuhan dasar penyampaian materi,
konsep serta informasi fisika.3 Alat peraga sangat menunjang pembelajaran fisika
dikarenakan setiap materi fisika berisi sejumlah konsep yang harus dipahami oleh
peserta didik sehingga dalam belajar fisika diperlukan suatu media berupa alat
peraga dalam penyampaian konsep fisika tersebut, terlebih lagi mata pelajaran
fisika dianggap sulit bagi sebagian besar peserta didik dikarenakan mereka
menganggap fisika penuh dengan rumus - rumus yang dinilai tidak aplikatif.4
Salah satu sub materi fisika yang membutuhkan penyampaian informasi
penjelasan konsep yaitu pada materi rangkaian listrik arus searah. Bedasarkan
hasil wawancara guru beserta penyebaran angket kepada peserta didik di 4
sekolah SMAN Kota Tangerang Selatan mengatakan bahwa materi listrik dinamis
rangkaian arus searah pada sub konsep Hukum Kirchoff termasuk sukar untuk
dimengerti oleh peserta didik. Dikarenakan masih kurang memahami dalam
menentukan arah arus masuk dan keluar serta konsistensi tanda arah loop terhadap
arus listrik yang mengalir. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara agar

1
Erna Khusnul Mafidah, Prabowo, Pengembangan Alat Peraga Perpindahan Kalor Secara
Radiasi Sebagai Media Pembelajaran Fisika Di Kelas X SMA, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika,
Vol. 6 No.1, 2017, h. 2.
2
Husnul Inayah Saleh, dkk., Pengaruh Penggunaan Media Alat Peraga Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi Sistem Peredaran darah, Jurnal Sainsmat, Vol. IV No. 1, 2015, h.8.
3
Desy, Desnita, Raihanati, Pengembangan Alat Peraga Fisika Materi Gerak Melingkar
Untuk SMA, Prosiding Seminar Nasional Fisika, Vol. 4, 2015, h. 39.
4
Erna Khusnul Mafidah, Prabowo, op. cit., h. 2.

1
2

pembelajaran fisika menjadi lebih menarik dan menjadikan pembelajaran tidak


monoton sehingga untuk memahami materi yang dianggap penting diperlukan
kreatifitas guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat. Salah satu media
pembelajaran yang dapat dijadikan pilihan yaitu alat peraga.5
Dalam upaya mengadakan alat peraga tersebut, guru dengan peserta didik
dapat melakukan pengembangan dengan cara merancang dan membuat alat peraga
sederhana (buatan sendiri). Produk pengembangan alat peraga walaupun
sederhana dalam tampilan fisik, tetapi dapat mendukung prinsip kerja dan materi
IPA yang diajarkan.6 Ketersediaan alat peraga disekolah khususnya di SMAN 4,
6, 8 dan 9 Kota Tangerang Selatan sangat minim jumlahnya bahkan perangkat alat
peraga banyak yang hilang dan sudah tidak lengkap lagi, sehingga alat peraga
jarang digunakan dan tidak terpakai lagi sebagai penunjang pembelajaran dikelas.7
Terdapat banyak alat peraga yang dapat dikembangkan tetapi pada
penelitian pengembangan ini peneliti tertarik untuk mengembangkan alat peraga
Hukum Kirchoff yang terinspirasi dari skripsi UIN Jakarta yang ditulis oleh Nur
Rohma Diani dikarenakan masih ditemukan kelemahan yang dapat diperbaiki.
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Rohma Diani yang dimana penelitian
terakhirnya mengembangkan sebuah alat peraga dengan menggunakan baterai
sebagai sumber masukan (sumber tegangan).
Mengenai hal tersebut peneliti tertatik untuk mengganti sumber
masukannya dengan menggunakan sebuah adaptor dikarenakan ketika sumber
masukannya menggunakan baterai energi yang dihasilkan cepat habis dan nilai
yang muncul pada multimeter menjadi tidak konstan (stabil) dan sering berubah-
ubah. Keuntungan ketika sumber masukan (sumber tegangan) diganti dengan
menggunakan sebuah adaptor, pembelajaran praktikum menjadi lebih maksimal
dikarenakan daya tidak cepat habis sehingga dapat digunakan berulang kali tanpa

5
Rosalina Indah Pramesty dan Prabowo, Pengembangan Alat Peraga Kit Fluida Statis
Sebagai Media Pembelajaran Pada Sub Materi Fluida Statis Di Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Mojosari, Mojokerto, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 02. No. 03, 2013, h. 71.
6
Totok Suprayitno, Pedoman Pembuatan Alat Peraga Fisika Untuk SMA, (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), h.5.
7
Wawancara Guru SMAN 4 Tangerang Selatan, SMAN 6 Tangerang Selatan, SMAN 8
Tangerang Selatan, dan SMAN 9 Tangerang Selatan.
3

harus mengganti sumber masukan yang baru ketika kita menggunakan sebuah
baterai yang dayanya cepat habis serta nilai yang ditunjukkan pada multimeter
lebih stabil jika menggunakan sumber masukan dengan sebuah adaptor.
Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk
meningkatkan keterampilan proses sains dikarenakan merupakan kompetensi
dasar untuk mengembangkan sikap ilmiah peserta didik dan keterampilan dalam
memecahkan masalah, sehingga dapat membentuk pribadi yang aktif. Indikator
keterampilan proses sains yang digunakan yaitu menurut Nuryani Rustaman
antara lain mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, memprediksi,
mengajukan pertanyaan, behipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan
alat/bahan, menerapkan konsep dan berkomunikasi.8
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti di 4 sekolah SMAN Tangerang
Selatan bahwa guru disekolah tersebut mengatakan jika keterampilan proses sains
peserta didik masih terbilang kurang terlatih.9 Selain itu, beberapa alasan yang
melandasi perlunya keterampilan proses sains dalam kegiatan belajar mengajar
bahwa siswa lebih mudah memahami konsep jika disertai dengan contoh melalui
benda nyata, sehingga siswa belajar secara aktif dalam mengembangkan
keterampilan untuk menemukan informasi.
Bedasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti tertatik
melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Alat Peraga Hukum
Kirchoff Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pada Konsep
Rangkaian Arus Searah Untuk SMA”

8
Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang : UM Press, 2005), h. 86-
87.
9
Wawancara Guru SMAN 4 Tangerang Selatan, SMAN 6 Tangerang Selatan, SMAN 8
Tangerang Selatan, dan SMAN 9 Tangerang Selatan.
4

B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah
yang terjadi antara lain:
1. Alat peraga yang dikembangkan sebelumnya masih mempunyai kekurangan.
2. Alat peraga yang dikembangkan sebelumnya lebih cepat habis energi pada
sumber masukan sehingga menyebabkan nilai keluaran yang kurang konstan.
3. Ketersediaan alat peraga listrik dinamik arus searah di sekolah sudah tidak
mendukung untuk digunakan seperti komponen alat yang sudah tidak
lengkap, khususnya di SMAN 4, 6, 8 dan 9 Kota Tangerang Selatan.
4. Sub materi Hukum Kirchoff dianggap sulit oleh peserta didik.
5. Keterampilan proses sains peserta didik masih kurang terlatih khususnya di
SMAN 4, 6, 8 dan 9 Kota Tangerang Selatan.

C. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan masalah yang diteliti, maka penulis membatasi
masalah sebagai berikut:
1. Sub materi yang mencakup pada alat adalah rangkaian seri-paralel dan
Hukum Kirchoff.
2. Alat peraga Hukum Kirchoff hanya dapat menerapkan maksimal 2 loop.
3. Kelayakan alat mengacu pada nilai kefektifan dan kepraktisan, efektifitas alat
mengacu pada hasil tes keterampilan proses sains peserta didik (diatas KKM)
setelah menggunakan alat dan kepraktisan mengacu pada angket penilaian
ahli media dan materi.
4. Aspek KPS yang digunakan pada tes di penelitian ini yaitu menurut Nuryani
Rustaman (2005) yang dibatasi pada 7 aspek antara lain : mengelompokkan,
menafsirkan, memprediksi, mengajukan hipotesis, merencanakan percobaan,
menerapkan konsep & mengkomunikasikan.
5. Aspek KPS yang digunakan pada penilaian observasi di penelitian ini yaitu
menurut Nuryani Rustaman (2005) yang dibatasi pada 5 aspek antara lain :
mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan, melaksanakan
percobaan, menerapkan konsep & mengajukan pertanyaan.
5

D. Rumusan Masalah
Bedasarkan batasan masalah yang telah diuraikan dilatar belakang
masalah, maka rumusan penelitian ini adalah :
1. Apakah alat yang dikembangkan dalam penelitian sudah layak ?
2. Apakah alat yang dikembangkan sudah efektif dalam meningkatkan
keterampilan proses sains peserta didik ?
3. Apakah alat yang dikembangkan dalam penelitian sudah praktis dalam
pengimplementasiannya ?

E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan


Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Secara Konsep
a. Alat peraga dapat mempresentasikan hasil percobaan tentang prinsip kerja
rangkaian listrik arus searah.
b. Alat peraga yang dikembangkan layak, efektif dan praktis.
2. Secara Teknis
a. Komponen alat peraga terdiri dari project board, adaptor, multimeter,
hambatan, lampu bohlam, serta kabel penghubung.
b. Project board alat peraga terbuat dari kayu dan triplek yang terdiri dari 64
buah lubang yang berfungsi sebaga tempat melekatnya socket DC.
c. Socket DC pada project board dibuat masing-masing menjadi 4 titik untuk 1
area yang terhubung listrik.
d. Terdapat KIT (tempat penyimpanan alat peraga) sehingga mudah dibawa.

F. Tujuan Penelitian
Bedasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kelayakan alat yang dikembangkan.
2. Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran setelah menggunakan alat yang
dikembangkan dalam peningkatan keterampilan proses sains peserta didik.
3. Untuk mengetahui kepraktisan alat dalam pengimplementasiannya.
6

G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi segenap pihak
yang terlibat di dalamnya. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik, produk yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan
dapat membantu peserta didik dalam menambah wawasan mengenai materi
listrik dinamis arus searah serta mampu mengajarkan pengalaman aktif
peserta didik dalam belajar fisika.
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif media
pembelajaran yang dapat mempermudah guru dalam menjelaskan materi
listrik dinamis arus searah.
3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk pengadaan
alat bantu mengajar dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam
proses belajar mengajar.
4. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat mengasah kreativitas peneliti
dalam menciptakan alat yang dapat membantu proses pembelajaran fisika.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar.
Rossi dan Breidle (1966), mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti
radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat
tersebut kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan
media pembelajaran.
Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan
tetapi hal-hal yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan.
Gerlach dan Ely (1980 : 24) menyatakan : “A medium, conceived is any person,
material or event that establish, condition which enable the learner to acquire
knowledge, skill and attitude”. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi
orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang
memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Jadi dalam pengertian media bukan hanya alat perantara seperti tv, radio, slide,
bahan cetakan, akan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar
atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karyawisata, simulasi dan
lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan,
mengubah sikap peserta didik atau untuk menambah keterampilan.10

b. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran


Perolehan pengetahuan peserta didik seperti digambarkan Edgar Dale
menunjukkan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya

10
Wina Sanjaya, Perencaaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group, 2008), h. 204-205.

7
8

disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme,


artinya peserta didik hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan
mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut.
Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat
menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah peserta didik untuk
menangkap pesan semakin berkurang, karena peserta didik kurang diajak berpikir
dan menghayati pesan yang disampaikan. Padahal untuk memahami sesuatu perlu
keterlibatan peserta didik baik fisik maupun psikis.11

c. Prinsip Pemilihan Media


Ada beberapa media harus diperhatikan dalam pemilihan media,
diantaranya :
a. Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apakah
tujuan tersebut bersifat kognitif, afektif, atau psikomotorik. Perlu dipahami
tidak ada satupun media yang dapat dipakai cocok untuk semua tujuan. Setiap
media memiliki karakterisitik tertentu, yang harus dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pemakaiannya.
b. Pemilihan media harus bedasarkan materi yang jelas. Artinya pemilihan
media tertentu bukan didasarkan kepada kesenangan guru atau sekedar
selingan dan hiburan, melainkan harus menjadi bagian integral dalam
keseluruhan proses pembelajaran untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pembelajaran peserta didik.
c. Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Ada
media yang cocok untuk sekelompok peserta didik, namun tidak cocok untuk
peserta didik yang lain.
d. Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar peserta didik serta gaya
kemampuan guru. Oleh sebab itu guru perlu memahami karakteristik serta
prosedur penggunaan media yang dipilih.

11
Ibid., h. 206-207.
9

e. Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu
yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.12

2. Alat Peraga
Alat peraga praktik (APP) IPA mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pembelajaran, yaitu untuk menjelaskan konsep, sehingga siswa
memperoleh kemudahan dalam memahami hal-hal yang dikemukakan guru,
memantapkan penguasaan materi yang ada hubungannya dengan bahan yang
dipelajari dan mengembangkan keterampilan.13
Hal ini sesuai dengan pendapat Nyoman Kertiasa (1994) yang menyatakan
tentang pengertian alat peraga praktik IPA sederhana atau disebut juga alat IPA
buatan sendiri, adalah alat yang dapat dirancang dan dibuat sendiri dengan
memanfaatkan alat/bahan sekitar lingkungan kita, dalam waktu relatif singkat dan
tidak memerlukan keterampilan khusus dalam menggunaan alat/bahan/perkakas,
dapat menjelaskan/ menunjukkan/ membuktikan konsep-konsep dan gejala yang
sedang dipelajari, alat lebih bersifat kualitatif daripada ketepatan kuantitatif.14
Beberapa hal yang penting diperhatikan sebagai kriteria dalam pembuatan
dan pengembangan alat peraga praktik IPA sederhana, yaitu bahan mudah
diperoleh (memanfaatkan limbah dan dibeli dengan harga relatif murah), mudah
dalam perancangan dan pembuatannya, mudah dalam perakitannya (tidak
memerlukan keterampilan khusus), dan mudah dioperasikannya. Dapat
meningkatkan motivasi siswa, akurasi cukup dapat diandalkan, tidak berbahaya
ketika digunakan, menarik, daya tahan alat cukup baik (lama pakai), inovatif dan
kreatif, bernilai pendidikan.15

3. Alat Peraga Hukum Kirchoff


Alat peraga Hukum Kirchoff merupakan alat yang digunakan sebagai
peraga fisika pada konsep Rangkaian Arus Searah yang dapat membantu guru

12
Ibid., h. 224.
13
Suprayitno. loc.cit.
14
Ibid., h. 7.
15
Ibid., h. 8
10

untuk menjelaskan konsep listrik secara lebih nyata sehingga peserta didik tidak
hanya merasa tersampaikan dengan sebuah teori saja melainkan mereka dapat
melihat implementasi teori secara langsung dengan berbantuan alat peraga berupa
data praktikum.
Alat peraga Hukum Kirchoff dapat menggambarkan dan mewakili konsep
dasar listrik. Pada alat peraga ini terdapat percobaan diantaranya adalah pengaruh
hambatan terhadap arus total pada rangkaian seri-paralel, pengaruh nilai daya
terhadap nyala lampu, pengaruh polarisasi terhadap nilai arus pada masing-masing
tegangan serta menganalisis nilai 𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 serta menentukan arah arus
dalam suatu percabangan yang dimana dengan angka yang keluar dari multimuter
peserta didik dapat menganalisis kemana pergerakan arah arus serta loop yang
terdapat pada zona.
Alat peraga Hukum Kirchoff dibuat sesuai dengan Kompetensi Dasar pada
Konsep Rangkaian Arus Searah kelas XII pada Kurikulum 2013.

Gambar 2.1 Alat Peraga Hukum Kirchoff

4. Keterampilan Proses Sains


Belajar dengan pendekatan keterampilan proses sains memungkinkan
Peserta didik mempelajari materi yang menjadi tujuan belajar sains dan sekaligus
11

mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar sains, sikap ilmiah dan sikap


kritis.
Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung
sebagai pengalaman belajar, dan disadari ketika kegiatannya sedang berlangsung.
Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau
kegiatan yang sedang dilakukan.
Jenis-jenis keterampilan proses sains ini dirangkum dari berbagai sumber,
khususnya dari Wynne Harlen (1992) dengan modifikasi hasil penelitian.
Keterampilan proses sains dan indikatornya:16
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Proses Sains

No Keterampilan Proses Sains Indikator Keterampilan Proses Sains


• Menggunakan sebanyak mungkin
indera
1 MENGAMATI
• Mengumpulkan atau menggunakan
fakta yang relevan
• Mencatat setiap hasil pengamatan
secara terpisah
• Mencari perbedaan, persamaan
• Mengontraskan ciri-ciri
2 MENGELOMPOKKAN • Membandingkan
• Mencari dasar pengelompokkan atau
penggolongan
• Menghubungkan hasil-hasil
pengamatan
• Menghubungkan hasil-hasil
pengamatan
3 MENAFSIRKAN • Menemukan pola dari suatu seri
pengamatan
• Menyimpulkan

16
Rustaman, loc.cit.
12

• Menggunakan pola-pola hasil


pengamatan
4 MEMPREDIKSI • Mengemukakan apa yang mungkin
terjadi pada keadaan yang belum
diamati
• Bertanya apa, bagaimana, dan
mengapa
MENGAJUKAN
5 • Bertanya untuk meminta penjelasan
PERTANYAAN
• Mengajukan pertanyaan yang
berlatarbelakang hipotesis
• Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari suatu
kejadian
6 BERHIPOTESIS • Menyadari bahwa suatu penjelasan
perlu diuji kebenarannya dengan
memperoleh bukti atau melakukan
pemecahan masalah
• Menentukan alat/bahan/sumber yang
akan digunakan
• Menentukan variabel atau faktor
MERENCANAKAN penentu
7
PERCOBAAN • Menentukan apa yang akan diukur,
diamati, dan dicatat
• Menentukan apa yang akan
dilaksanakan berupa langkah kerja
• Memakai alat/bahan
• Mengetahui alasan mengapa
MENGGUNAKAN
8 menggunakan alat/bahan tersebut
ALAT/BAHAN
• Mengetahui bagaimana menggunakan
alat/bahan tersebut
13

• Menggunakan konsep yang telah


dipelajari dalam situasi baru
9 MENERAPKAN KONSEP • Menggunakan materi pada
pengalaman baru untuk menjelaskan
apa yang sedang terjadi
• Mengubah bentuk pernyajian
• Memerikan/menggambarkan data
empiris hasil percobaan dengan
grafik/tabel/diagram
10 BERKOMUNIKASI • Menyusun dan menyampaikan
laporan secara sistematis
• Menjelaskan hasil percobaan
• Membaca grafik/tabel/diagram
• Mendiskusikan hasil percobaan
MELAKSANAKAN • Mencakup keseluruhan keterampilan
11
PERCOBAAN proses.

5. Materi Listrik Dinamis Rangkaian Arus Searah


Secara umum kita menggunakan baterai sebagai sumber energi bagi
rangkaian. Oleh karena pada rangkaian tertentu beda potensial pada kutub-kutub
baterai adalah konstan, maka jarak dan arah arus dalam rangkaian juga konstan.
Arus yang demikian dinamakan arus searah.17
a. Arus Listrik
Arus listrik dapat mengalir karena adanya perbedaan potensial listrik yang
mendorong muatan positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Arus listrik mengalir secara spontan dari potensial tinggi ke potensial rendah
melalui konduktor, tetapi tidak dalam arah sebaliknya. Aliran muatan ini dapat

17
Raymond A. Serway dan John W. Jewett, FISIKA untuk Sains dan Teknik, Terj. dari
PHYSICS For Scientists and Engineers with Modern Physics oleh Chriswan Sungkono, (Jakarta :
Salemba Teknika, 2010), h. 398.
14

dianalogikan dengan aliran air dari tempat (potensial gravitasi) tinggi ke tempat
(potensial gravitasi) rendah.18
Arus listrik pada kawat didefinisikan sebagai jumlah total muatan yang
melewatinya per satuan waktu pada suatu titik. Dengan demikian :
∆𝑄
𝐼=
∆𝑡
dimana ∆𝑄 adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu lokasi
selama jangka waktu ∆𝑡. Arus listrik diukur coulomb per detik. Satuan ini diberi
nama khusus, ampere (disingkat amp atau A), dari nama fisikawan Perancis
Andre Ampere (1775-1836).19

b. Hukum Ohm dan Hambatan Listrik Konduktor


Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa arus listrik mengalir dari
potensial tinggi ke potensial rendah. Dengan kata lain, arus listrik mengalir karena
adanya beda potensial. Hubungan antara beda potensial dan arus listrik kali
pertama diselidiki oleh George Simon Ohm (1787–1854). Beda potensial listrik
disebut juga tegangan listrik.
Semakin besar beda potensial listrik yang diberikan, semakin besar arus
listrik yang dihasilkan. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil beda potensial
yang diberikan, semakin kecil arus listrik yang dihasilkan. Ohm mendefinisikan
bahwa hasil perbandingan antara beda potensial/tegangan listrik dan arus listrik
disebut hambatan listrik. Secara matematis ditulis sebagai berikut.
𝑉
𝑅=
𝐼
Dengan :
𝑅 = hambatan listrik (ohm; Ω)
I = kuat arus listrik (ampere; A)
V = beda potensial atau tegangan listrik (volt; V)
𝑉 = 𝐼𝑅

18
Aip Saripudin, Dede Rustiawan K, dan Adit Suganda, Praktis Belajar Fisika, (Jakarta :
Visindo Media Persada, 2009), h. 130.
19
Douglas C. Giancoli, FISIKA Edisi Kelima Jilid 2, Terj. dari PHYSICS: Principles with
Applications Fifth Edition oleh Junaedi Habibillah, (Jakarta : Erlangga, 2001), h. 65.
15

Atas jasa-jasanya, nama Ohm kemudian dijadikan sebagai satuan


hambatan, disimbolkan Ω.20 Besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung
pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran
elektron.21 Ketika “mengalir” dalam suatu kawat konduktor, elektron
berhadapan/mengalami rintangan dari molekul dan ion dalam konduktor tersebut
sehingga aliran arus listrik mengalami semacam hambatan. 22
Kebanyakan rangkaian, terutama pada alat-alat elektronik, resistor
digunakan untuk mengendalikan arus pada berbagai bagian rangkaian. Resistor
mempunyai hambatan mulai kurang dari satu ohm sampai jutaan ohm yang
disebut sebagai resistor warna.23

Gambar 2.2 Pita Resistor

Berikut ini adalah tabel suatu hambatan bedasarkan pita-pita warna pada resistor.
Tabel 2.2 Pita-Pita Pada Sebuah Resistor
Pita 1 Pita 2 Pita 3 Pita 4
Warna
(Digit Pertama) (Digit Kedua) (Pengali) (Toleransi)
Hitam - - 1 -
Coklat 1 1 101 -
Merah 2 2 102 -
Oranye 3 3 103 2%
Kuning 4 4 104 -
Hijau 5 5 105 -
Biru 6 6 106 -

20
Saripudin, op.cit., h. 132.
21
Giancoli, op.cit., h. 67.
22
Mohamad Ishaq, Fisika Dasar : Elektisitas dan Magnetisme, (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2007), h. 68.
23
Giancoli, op.cit., h. 69.
16

Ungu 7 7 107 -
Abu 8 8 108 -
Putih 9 9 109 -
Emas - - 10-1 5%
Perak - - 10-2 10%
Tidak Berwarna - - - 20%

c. GGL, Hambatan Dalam dan Tegangan Jepit


Sebuah baterai dapat disebut sumber gaya gerak listrik atau lebih
umumnya disebut sumber ggl. GGl (𝜺) dari sebuah baterai adalah tegangan
maksimum yang mungkin dihasilkan oleh baterai diantara kutub-kutubnya. Anda
dapat membayangkan sumber ggl sebagai sebuah “pompa muatan”. Ketika beda
potensial listrik timbul diantara dua titik, maka sumbernya menggerakkan muatan-
muatan tersebut “naik” dari potensial rendah ke potensial tinggi.24
Kutub positif baterai memiliki potensial lebih besar dari kutub negatif.
Oleh karena baterai terbuat dari materi, maka terdapat hambatan terhadap aliran
muatan didalamnya. Hambatan ini disebut hambatan dalam r. Pada baterai ideal
dengan hambatan dalam nol, beda potensial pada baterai (disebut tegangan jepit).
Bagaimanapun tegangan jepit tidaklah sama dengan ggl untuk sebuah baterai
dalam suatu rangkaian di mana terdapat suatu arus.25
∆𝑉 = 𝜀 − 𝐼𝑟
Beda potensial pada hambatan beban adalah ∆𝑉 = 𝐼𝑅 persamaan ini kita
gabungkan dengan persamaan diatas sehingga menjadi:
𝜀 = 𝐼𝑅 + 𝐼𝑟
Demikian arusnya adalah
𝜀
𝐼=
𝑅+𝑟
Persamaan diatas menunjukkan bahwa arus dalam rangkaian sederhana
tersebut bergantung pada hambatan diluar baterai (R) dan hambatan dalam (r).

24
Serway dan Jewett, loc.cit.
25
Ibid., h. 398-399.
17

Jika R lebih besar dari 𝑟, seperti yang terjadi banyak rangkaian sesungguhnya,
maka kita dapat mengabaikan 𝑟.26

d. Rangkaian Hambatan
Beberapa resistor dirangkai untuk tujuan tertentu seperti untuk membagi
arus (memperkecil arus) ataupun membagi tegangan atau untuk memperoleh nilai
hamabatan tertentu yang tidak dapat diperoleh langsung.27
1) Rangkain Seri
Untuk sebuah rangkaian seri yang terdiri atas tiga resistor, arusnya sama
besar pada kedua resistor tersebut karena jumlah muatan yang melewati R1 pasti
juga melewati R2 dan R3 dalam selang waktu yang sama.
∆𝑉 = 𝐼𝑅1 + 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑅3 = 𝐼(𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 )

Gambar 2.3 Rangkaian Seri Hambatan

Dalam rangkaian seri dengan sebuah resistor ekuivalen yang nilainya


sama dengan penjumlahan dari masing-masing. Hambatan yang ekuivalen dari
tiga resistor atau lebih dalam rangkaian seri adalah :
𝑅𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯

Gambar 2.4 Hambatan Pengganti Seri

26
Ibid., h.399-400.
27
Ishaq, op.cit., h. 78.
18

Hambatan ekuivalen dari rangkaian resistor yang dihubungkan seri adalah


penjumlahan dari masing-masing resistor dan selalu lebih besar daripada masing-
masing resistornya. Ciri umum dari rangkaian seri adalah ketika rangkaian
terbuka, seluruh perlatannya menjadi tidak berfungsi. 28

2) Rangkaian Paralel
Sebuah percabangan adalah suatu titik dalam sebuah rangkaian di mana
arus dapat terpecah. Perpecahan ini menghasilkan arus pada masing-masing
resistor yang lebih kecil daripada arus yang keluar dari baterai.29
Arus I yang keluar dari baterai terbagi menjadi tiga yakni 𝐼1 , 𝐼2 , 𝐼3 yang
masing-masing mengalir melalui 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 .30
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3
Ketika resistor-resistor dihubungkan secara paralel, beda potensial pada
resistor adalah sama. Oleh karena beda potensial pada resistor adalah sama, maka
persamaan:
∆𝑉 ∆𝑉 1 1 ∆𝑉
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 = + = ∆𝑉 ( + ) =
𝑅1 𝑅2 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛

Gambar 2.5 Rangkaian Paralel Hambatan

Pengembangan dari analisis untuk ketiga resistor atau lebih secara paralel
menghasilkan: 31

1 1 1 1
= + + +⋯
𝑅𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑅1 𝑅2 𝑅3

28
Serway dan Jewett, op. cit., h.402-403.
29
Ibid., h.405.
30
Saripudin, op.cit., h. 135.
31
Serway dan Jewett, op. cit., h.405.
19

Gambar 2.6 Hambatan Pengganti Paralel

e. Hukum Kirchoff
Prosedur menganalisis rangkaian yang lebih kompleks agar dapat
disederhanakan dengan baik adalah dengan menggunakan prinsip yang disebut
Hukum Kirchhoff.32 Hukum Kirchoff yang dibuat oleh G.R Kirchoff (1824-1887)
dipertengahan abad sembilan belas.33
1) Hukum Kirchoff I (Aturan Percabangan)
Jumlah arus yang memasuki setiap percabangan dalam sebuah rangkaian
harus sama dengan jumlah arus yang keluar dari percabangan tersebut:

∑ 𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = ∑ 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟

𝐼1 + 𝐼2 = 𝐼3 + 𝐼4

Gambar 2.7 Arus Percabangan pada Kawat

2) Hukum Kirchoff II (Aturan Loop)


Jumlah beda potensial pada semua elemen disekeliling loop rangkaian
tertutup harus nol.

∑ ∆𝑉 = 0

32
Ibid., h. 412.
33
Giancoli, op.cit., h.104.
20

Gambar 2.8 Muatan Listrik yang Mengalir dalam Lintasan Tertutup


Kaidah-kaidah ketika menggunakan Hukum Kirchoff II :
• Jika resistor dilalui searah dengan arus, maka beda potensial ∆𝑉 pada resistor
adalah –IR.
• Jika resistor bergerak berlawanan arah dengan arus, beda potesial ∆𝑉 pada
resistor adalah +IR.
• Jika ggl bergerak searah ggl-nya (dari – ke +), beda potensial ∆𝑉 adalah +𝜀.
• Jika ggl bergerak berlawanan arah dengan arah ggl (dari + ke – ), beda
potensial ∆𝑉 adalah −𝜀. 34

f. Energi Listrik dan Daya Listrik


Ketika beda potensial V diberikan, elektron-elektron tersebut akan
mendapatkan tambahan energi masing-masing sebesar eV, dengan e adalah
muatan satu elektron. Energi inilah yang kemudian mengalirkan elektron dalam
konduktor. Jika dalam konduktor tersebut mengalir n buah elektron, total muatan
yang mengalir adalah Q = ne. Dengan demikian, energi yang diperlukan untuk
mengalirkan elektron memenuhi W = QV. Energi ini disebut energi listrik. Dalam
kaitannya dengan arus listrik, Q = It maka energi listrik memenuhi persamaan:35
𝑊 = 𝑉𝐼𝑡
Dengan :
𝑊 = energi listrik (joule atau J)
𝑉 = beda potensial (V)
𝐼 = kuat arus listrik (A)

34
Serway dan Jewett, op. cit., h.412-413.
35
Saripudin, op.cit., h. 143-144.
21

𝑡 = lamanya arus mengalir (s)


Daya yang diubah oleh peralatan listrik mengingatkan bahwa energi yang
diubah bila muatan Q bergerak melintasi beda potensial sebesar V adalah QV.
Maka daya merupakan kecepatan perubahan energi. Memenuhi persamaan:
𝑄𝑉
𝑃= = 𝐼𝑉
𝑡
Satuan SI daya listrik untuk semua jenis daya lainnya yaitu watt (1 W = 1
J/s). Kecepatan energi pada hambatan R dapat dituliskan dengan menggunakan
Hukum Ohm dalam dua cara:36
𝑃 = 𝐼𝑉 = 𝐼 (𝐼𝑅) = 𝐼 2 𝑅
𝑉 𝑉2
𝑃 = 𝐼𝑉 = ( ) 𝑉 =
𝑅 𝑅

B. Teori-teori Tentang Pengembangan Model


Terdapat dua model dalam penelitian pengembangan, yaitu validation
studies yang bertujuan untuk membuktikan teori-teori belajar dan development
studies yang bertujuan untuk memecahkan masalah pendidikan menggunakan
teori pengetahuan yang relevan.
Pengembangan ini menggunakan tahapan dari penelitian pengembangan
Jan Van den Akker model development studies. Tahapan penelitian
pengembangan yang digunakan sebagai berikut:
1. Preliminary Research: analisis konteks dan masalah untuk pengembangan
landasan materitual melalui studi literatur dan survei lapangan.
2. Prototyping Stage: merancang, petunjuk desain, mengoptimalkan prototipe
melalui daur rancangan, evaluasi formatif, dan revisi.
3. Summative Evaluation: evaluasi terhadap efektifitas pelaksanaan dan
penggunaan prototipe.
4. Systematic Reflection and Documentation: menggambarkan keseluruhan studi
untuk mendukung analisis kemudian melakukan spesifikasi prinsip desain

36
Giancoli, op.cit., h. 74.
22

yang mengartikulasikan hubungannya dengan kerangka pemikiran yang telah


ditetapkan.37

C. Hasil Penelitian yang Relevan


1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Rohma Diani (2019) berjudul “Pengaruh
Penggunaan Alat Peraga Hambatan Listrik Kotak Akrilik Terhadap Hasil
Belajar Peserta didik SMA Pada Materi Rangkaian Arus Searah”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh alat peraga seri paralel
terhadap hasil belajar peserta didik dengan menggunakan alat peraga
hambatan listrik kotak akrilik.38
2. Penelitian yang dilakukan oleh Melly Ariska pada tahun 2015 melakukan
penelitian tentang “Studi Pemahaman Materi Peserta didik Pada Sub Materi
Rangkaian Listrik Arus Searah Di Kelas XI SMA Negeri 1 Palembang”. Pada
penelitian ini peserta didik dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok baik
dan kelompok biasa. Tes rangkaian listrik arus searah dengan metode
Certainty of Response Index (CRI). Pemahaman materi peserta didik
kelompok baik mengenai materi rangkaian listrik arus searah lebih baik
dibandingkan peserta didik kelompok biasa. Miskonsepsi pada keseluruhan
materi rangkaian listrik arus searah mengenai perbandingan daya listrik dalam
suatu rangkaian yang berbeda dengan perbandingan persentase kelompok
biasa sebesar 53% dan kelompok baik sebesar 94%.39
3. Penelitian yang dilakukan oleh Adam Wicaksana “Pengembangan Alat
Peraga pada Materi Gerak Parabola untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Peserta didik”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan alat peraga gerak parabola dapat meningkatkan keterampilan

37
Jan van den Akker, et.al., Educational Design Research, (New York: Routledge, 2006),
p. 154.
Nur Rohma Diani, “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Hambatan Listrik Kotak Akrilik
38

Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik SMA Pada Materi Rangkaian Arus Searah”, Skripsi pada
Program Studi Tadris Fisika UIN Jakarta, Jakarta, 2019, h. 21, tidak dipublikasikan.
39
Melly Ariska, Studi Pemahaman Materi Peserta didik Pada Sub Materi Rangkaian Arus
Searah Di Kelas XI SMA Negeri 1 Palembang, Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika, Vol. 2.
No. 2, 2015, h. 153.
23

proses sains peserta didik terutama pada aspek mengamati, mengelompokkan,


meramalkan, dan merumuskan hipotesis.40
4. Penelitian yang dilakukan oleh Duwita Sekar Indah dan Prabowo (2014)
berjudul “Pengembangan Alat Peraga Sederhana Gerak Parabola Untuk
Memotivasi Peserta didik pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak
Parabola”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik mengalami
peningkatan hasil belajar dan motivasi dalam pembelajaran. Peningkatan hasil
belajar dalam kategori sedang (g = 0,6) sedangkan persentase angket motivasi
peserta didik sebesar 84,8%.41
5. Penelitian yang dilakukan oleh Agil Lepiyanto (2014) yang berjudul
“Analisis Keterampilan Proses Sains pada Pembelajaran Berbasis Peraga”.
Hasil penelitian menunjukkan indikator keterampilan proses sains yang
muncul antara lain mengamati, mengajukan pertanyaan, dan
mengomunikasikan. Penilaian keterampilan proses sains tertinggi yaitu pada
indikator mengamati dan mengajukan pertanyaan.42
6. Penelitian yang dilakukan oleh S Sirajuddin , Haris Rosdianto , Emi Sulistri
(2018) yang berjudul “Penerapan Model REACT untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Arus Listrik”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model REACT dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa pada materi arus listrik sebesar 0,37 dengan
kategori sedang. Model pembelajaran REACT sebaiknya diterapkan pada
materi fisika yang memungkinkan siswa untuk melakukan praktikum.43
7. Penelitian yang dilakukan oleh Iqlima Noor Akmala Dewi dan Prabowo
(2014) yang berjudul “Pengembangan Alat Peraga Bandul Matematis untuk

40
Adam Wicaksana, “Pengembangan Alat Peraga Gerak Parabola untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains”, Skripsi pada Program Studi Tadris Fisika UIN Jakarta, Jakarta, 2017,
h. 155, tidak dipublikasikan.
41
Duwita Sekar Indah dan Prabowo, Pengembangan Alat Peraga Sederhana Gerak Parabola
Untuk Memotivasi Peserta didik pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Parabola, Jurnal
Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 03, 2014, h. 89-94.
42
Agil Lepiyanto, Analisis Keterampilan Proses Sains pada Pembelajaran Berbasis
Praktikum, Jurnal BIOEDUKASI, Vol. 05. No. 02, 2014, h. 156-161.
43
S Sirajuddin, Haris Rosdianto, Emi Sulistri, Penerapan Model REACT untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Arus Listrik, Jurnal Pendidikan
Fisika dan Keilmuan, Vol. 04, 2018, h. 21.
24

Melatihkan Keterampilan Proses Siswa pada Materi Gerak Harmonik


Sederhana di Kelas XI SMAN 3 Tuban”. Hasil penelitian alat peraga bandul
matematis yang dikembangkan layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran dan dapat digunakan untuk melatihkan keterampilan proses
siswa yang termasuk dalam kategori baik.44
8. Penelitian yang dilakukan oleh Nejla Gultepe (2016) yang berjudul “High
School Science Teachers’ Views on Science Process Skills”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar guru yang berpartisipasi dalam penelitian
ini berpendapat bahwa keterampilan ini hanya dapat diperoleh secara efektif
melalui kegiatan laboratorium di mana guru dan siswa terlibat. Guru lebih
berhasil dalam mengidentifikasi keterampilan mengamati, memprediksi,
bereksperimen, dan menyimpulkan daripada keterampilan lain.45
9. Penelitian yang dilakukan oleh M.G Nugraha, S Utari, D Saepuzaman, dkk
(2019) yang berjudul “Development of basic physics experiments based on
science process skills to enhancemastery concepts of physics pre-service
teachers in Melde’s law”. Hasil penelitian Berdasarkan pengolahan data
penelitian tahun kedua menunjukkan peningkatan keterampilan proses sains
siswa dan ada peningkatan penguasaan konsep dengan nilai rata-rata 73,22.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa pengembangan
percobaan fisika dasar berbasis SPS yang telah dilakukan dapat
meningkatkan penguasaan konsep dalam Hukum Melde.46
10. Penelitian dilakukan oleh D. Ratnasari, dkk (2018) yang berjudul “Analysis
Of Science Process Skills Of Summative Test Items In Physics Of Grade X In
Surakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap indikator dianalisis
berdasarkan indikator keterampilan proses sains yang disiapkan dan
dielaborasi oleh para peneliti. Hasil dan diskusi penelitian menunjukkan

44
Iqlima Noor Akmala Dewi dan Prabowo, Pengembangan Alat Peraga Bandul Matematis
untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa pada Materi Gerak Harmonik Sederhana di Kelas XI
SMAN 3 Tuban, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 03. No. 02, 2014, h. 194.
45
Nejla Gultepe, High School Science Teachers’ Views on Science Process Skills,
International Journal of Environmental & Science Education, 2016, pp.799.
46
M.G Nugraha, et al., Development of Basic Physics Experiments Based on Science
Process Skills to Enhancemastery Concepts of Physics Pre-Service Teachers in Melde’s Law,
Journal of Physics: Conference Series, 2019.
25

bahwa SPS yang ditemukan dalam item tes sumatif di Fisika di Surakarta
termasuk yang merumuskan hipotesis (2,88%), merancang eksperimen
(2,10%), menafsirkan data (5,10%), menerapkan konsep (70,20%),
berkomunikasi (6,64%), dan menyimpulkan (13,08%).47

D. Kerangka Berpikir
Topik yang dianggap sukar pada materi listik dinamis arus searah adalah
pada sub bahasan Hukum Kirchoff dikarenakan peserta didik masih kurang paham
dalam perjanjian tanda serta menentukan arah arus dan juga perputaran loop pada
rangkaian dan minimnya ketersediaan alat peraga disekolah mengenai sub
bahasan listrik dinamis arus searah.
Keterampilan proses sains peserta didik pun masih terbilang kurang
terlatih pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di beberapa SMAN Kota
Tangerang Selatan.48 Salah satu penyebabnya adalah peserta didik kurang dilatih
untuk menemukan suatu konsep melalui kegiatan ilmiah, dengan mengembangkan
keterampilan proses sains, peserta didik akan mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep yang akan menjadi roda penggerak
dalam menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.49 Salah
satunya dengan menggunakan media berupa alat peraga sebagai alat bantu
menemukan suatu konsep.
Pada pengembangan sebelumnya alat yang dikembangkan menggunakan
baterai sebagai sumber masukan menyebabkan energi lebih cepat habis dan lebih
boros sehingga nilai yang muncul pada multimeter kurang stabil. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk mengembangkan alat sebelumnya dengan mengggunakan
adaptor karena energi yang dihasilkan lebih tahan lama dan polarisasi dapat
diubah sehingga nilai yang dihasilkan pada multimeter cukup stabil.

47
D. Ratnasari. et al., Analysis Of Science Process Skills Of Summative Test Items In
Physics Of Grade X In Surakarta, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2018.
48
Hasil wawancara Guru SMA Negeri 4 Tangerang Selatan, SMA Negeri 6 Tangerang
Selatan, dan SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.
49
Conny Setiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses Cetakan Kelima, (Jakarta : PT
Gramedia, 1989), h.18.
26

Gambar 2.9 Kerangka Berpikir

E. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritik, pertanyaan penelitian dalam
pengembangan ini adalah “Apakah Alat Peraga Hukum Kirchoff layak, praktis,
dan efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik ? ”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan
Penelitian ini menggunakan metode pengembangan Jan van den Akker.
dengan model development studies. Dalam metode ini terdapat dua model :
validation studies dan development studies. Model validation studies bertujuan
untuk membuktikan teori-teori belajar. Sedangkan development studies bertujuan
untuk memecahkan masalah pendidikan menggunakan pengetahuan teoritis yang
relevan dan menghasilkan prinsip-prinsip desain untuk digunakan dalam
memecahkan masalah pendidikan.50
Tahapan penelitian dalam model development studies antara lain
preliminary research, prototyping stage, summative evaluation, dan systematic
reflection and doucumentation.51

B. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian pengembangan yang digunakan oleh peneliti dalam
mengembangkan media alat peraga berdasarkan gambar berikut.

50
Jan van den Akker. op.cit., p. 152.
51
Ibid., p. 154.

27
28

Gambar 3. 1 Tahap Pengembangan

1. Penelitian Pendahuluan (Preliminary Research)


Penelitian pendahuluan merupakan tahap awal dalam penlitian ini. Pada
tahap ini terdiri dari dua pendahuluan, yaitu studi literatur dan studi lapangan.
Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relevan dengan permasalahan
yang kita ingin teliti. Studi literatur yang dilakukan adalah dengan membaca dan
mencari kekurangan alat pada penelitian sebelumnya yang dapat kita jadikan topik
permasalahan dan sebagai bahan pengembangan selanjutnya, serta mengkaji
materi fisika yang akan diangkat menjadi projek penelitian. Selanjutnya yaitu
tahap studi lapangan kesekolah untuk melakukan wawancara terstruktur terhadap
guru disekolah yang bertujuan untuk menggali info dan mengetahui sistem
29

pembelajaran yang berlangsung disekolah tersebut, yang nantinya akan dipakai


sebagai bahan penunjang pada penelitian ini.

2. Tahap Prototipe (Prototyping Stage)


Tahap prototipe merupakah tahap kedua atau tahapan selanjutnya dari
tahap studi pendahuluan. Tahap prototipe: menetapkan pedoman desain,
mengoptimalkan prototipe melalui siklus desain, evaluasi formatif, dan revisi.
Pada tahap ini peneliti sudah mulai membuat produk yang akan dikembangkan.
a. Perancangan Alat Peraga
Perancangan alat peraga dilakukan sebelum pembuatan alat, yaitu setelah
mengetahui kekurangan pada tahap studi literatur yang dijadikan sebagai bahan
pengembangan. Pada proses ini dilakukannya terlebih dahulu sketsa gambar agar
dapat mengetahui ukuran dan bentuk yang diinginkan serta meminimalisir
kesalahan pada proses pembuatan.

Gambar 3. 2 Perancangan Design Alat

1) Pemilihan Material
Pemilihan material sangat penting dilakukan karena untuk mengetahui
ketahanan bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pembuatan alat peraga
serta cara memperolehnya.
30

Tabel 3. 1 Pemilihan Material

No Material Fungsi
1 Papan Triplek Digunakan sebagai project board
Digunakan sebagai penghubung arus
2 Jack Banana (male) listrik antara resistor dan kabel
penghubung
Digunakan sebagai penghubung Jack
3 Socket DC (female)
Banana
Kabel Penghubung Digunakan sebagai penghubung arus
4 & listrik dari satu komponen ke komponen
Capit Buaya yang diperlukan
Digunakan sebagai penghambat arus
5 Resistor
listrik
6 Adaptor Digunakan sebagai sumber arus listrik
Digunakan sebagai penghubung adaptor
7 Socket Adaptor
untuk memisah antara positif dan negatif
Digunakan sebagai pengukur arus listrik
8 Multimeter
dan tegangan listrik
Digunakan sebagai tempat penghubung
9 Terminal adaptor untuk dapat mengalirkan arus
listrik

2) Prosedur Pembuatan Alat


Pembuatan alat peraga dibantu dengan peralatan lain seperti lem tembak
berfungsi untuk merekatkan socket DC agar tidak mudah bergerak, penyolder
berfungsi untuk menyambungkan hambatan dan lampu bohlam pada jack banana,
tembaga pada kabel berfungsi sebagai tambahan bahan untuk di solder sebagai
pengait pada jack banana.
31

Gambar 3. 3 Prosedur Pembuatan Alat

b. Evaluasi Formatif
Dalam uji formatif bertujuan untuk menguji kelayakan dan keefektifan alat
peraga yang dikembangkan. Terdapat 4 langkah uji prototipe yaitu uji ahli media
dan materi, evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan.

Gambar 3. 4 Tahap Evaluasi Formatif

1) Uji Ahli (Expert Review)


Produk yang telah didesain dan dikembangkan, dinilai dan dievaluasi oleh
ahli media dan materi. Ahli media menilai desain dan fungsi terkait alat peraga
sedangkan ahli materi menelaah kesesuaian isi dan konsep dari masing-masing
prototipe. Saran–saran para ahli digunakan untuk merevisi perangkat yang
32

dikembangkan. Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari para ahli (validator)
mengenai alat peraga yang telah dibuat ditulis pada lembar validasi sebagai bahan
merevisi dan menyatakan bahwa apakah alat peraga telah dikembangkan layak
atau tidak dalam pembelajaran.52

2) Evaluasi Satu-Satu (One to One Evaluation)


Uji coba pada evaluasi satu-satu dilakukan untuk memperoleh masukan
awal tentang produk atau rancangan tertentu. Uji coba dilakukan kepada subjek
berjumlah 1-3 orang. Setelah dilakukan uji coba evaluasi satu-satu, maka
pengembangan melakukan revisi produk atau rancangan bedasarkan masukan dari
angket peserta didik yang diberikan.53 Angket penilaian terdiri dari aspek materi,
desain pembelajaran, implementasi dan kualitas teknis.

3) Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group Evaluation)


Uji coba pada tahap ini melibatkan 5-8 orang.54 Hasil revisi dari expert dan
kesulitan yang dialami pada saat uji coba pada prototipe pertama (evaluasi satu-
satu) dijadikan dasar untuk merevisi dan dinamakan prototipe kedua kemudian
hasilnya diujicobakan pada small group. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan
untuk revisi sebelum diujicobakan pada tahap field test. Hasil revisi berdasarkan
saran/komentar peserta didik pada small group dan hasil analisis butir soal ini
dinamakan prototipe ketiga.55 Angket penilaian terdiri dari aspek materi, desain
pembelajaran, efisiensi dan kualitas teknis.

4) Uji Lapangan (Field Study)


Uji lapangan melibatkan jumlah subjek dalam kelas yang lebih besar
melibatkan peserta didik sebanyak 15-30 orang (a whole class of learners) atau
kelompok yang lebih besar yaitu kelas yang tersedia. Hasil uji coba pada uji

52
Novrianti, “Teknik Pengembangan dan Evaluasi Program Pembelajaran Berbasis
Multimedia Interaktif”, Jurnal Educative, Vo. 1. No. 1, 2016, h. 50.
53
Punaji Setyosari, Metode Penelitian dan Pengembangan Edisi Keempat, (Jakarta :
Prenadamedia Group, 2016), h. 288.
54
Ibid.
55
Novrianti., loc.cit.
33

lapangan merupakan rancangan akhir.56 Angket penilaian terdiri dari kemampuan


untuk dapat dilaksanakan, kesinambungan, efisiensi, kecocokan dengan
lingkungan dan penerimaan kemenarikan alat.

3. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)


Setelah program atau pengembangan produk selesai dikembangkan
melalui evaluasi formatif dan revisi melalui saran yang diberikan, langkah
berikutnya adalah melakukan evaluasi sumatif. Pada tahap ini melibatkan subjek
berjumlah 15 orang dan dilaksanakan dengan tujuan menentukan tingkat
efektifitas dan kepraktisan produk secara keseluruhan.57 Angket penilaian guru
memenuhi aspek kepraktisan dan efektifitas dan penilaian peserta didik hanya
terdiri atas aspek kepraktisan.

4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic Reflection and


Documentation)
Tahap refleksi sistematik dan dokumentasi merupakan tahap akhir pada
pengembangan yang dilakukan. Potret kegiatan seluruh pembelajaran yang
berlangsung untuk mendukung analisis retrospektif, diikuti dengan spesifikasi
prinsip desain dalam kerangka kerja konseptual.58

C. Desain Uji Coba


Desain uji coba dilakukan pada tahap evaluasi formatif untuk menguji
desain prototipe hingga menjadi suatu produk yang dapat digunakan untuk uji
coba pada tahap evaluasi sumatif. Uji coba pada tahap formatif bertujuan untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari alat peraga yang digunakan agar dapat
meningkatkan kelayakan dan daya tarik siswa dalam pembelajaran.
Evaluasi formatif terdiri dari penilaian ahli (expert review), evaluasi satu-
satu (one to one evaluation), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation),
dan uji lapangan (field study). Setelah mengetahui respon peserta didik dan saran-

56
Punjai Setyosari., op.cit., h.289.
57
Ibid.
58
Jan van den Akker, op. cit., p.154.
34

saran dari evaluasi formatif terhadap alat yang dikembangkan maka dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan akhir produk.
Setelah alat di uji coba pada tahap formatif dan mengetahui respon peserta
didik serta angket penilaian alat yang diberikan, alat akan di uji coba pada tahap
yang terakhir yaitu pada tahap evaluasi sumatif untuk mengetahui keefktifitasan
dan kepraktisan alat yang dikembangkan.
Tabel 3. 2 Desain Uji Coba

Tahap Subjek Instrumen


Uji Ahli 5 ahli media dan 5 ahli materi. Angket uji ahli media
(Expert Review) dan ahli materi

Evaluasi satu-satu 3 peserta didik kelas yang telah Posttest dan Angket
(One-to-One mempelajari materi rangkaian penilaian peserta
Evaluation) arus searah dan terdiri dari didik
masing-masing 3 peserta didik
berkemampuan tinggi.

Evaluasi 15 peserta didik yang telah Pretest-Posttest dan


Kelompok Kecil mempelajari materi rangkaian Angket penilaian
(Small Group arus searah dan terdiri dari peserta didik
Evalution) masing-masing 5 peserta didik
berkemampuan tinggi, sedang,
dan rendah.
Uji Lapangan 30 peserta didik yang belum Pretest-Posttest dan
(Field Study) mempelajari materi rangkaian Angket penilaian
arus searah dan terdiri dari peserta didik
masing-masing 10 peserta didik
berkemampuan tinggi, sedang,
dan rendah.
Evaluasi Sumatif • 15 peserta didik yang belum Pretest-Posttest,
(Summative mempelajari materi rangkaian Angket penilaian
35

Evaluation) arus searah dan terdiri dari peserta didik, dan


masing-masing 5 peserta didik Angket penilaian
berkemampuan tinggi, sedang, guru
dan rendah.
• 3 guru di 2 sekolah SMAN
Kota Tangerang Selatan

D. Subjek Uji Coba


Subjek uji coba dipilih bedasarkan teknik purposive sampling, metode
penentuan sampel bedasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu sesuai dengan
tujuan penelitian.
Tabel 3. 3 Subjek Uji Coba

No Tahapan evaluasi Sampel Penelitian


1 Evaluasi Formatif
Uji Ahli (Expert Review) 5 ahi media dan 5 ahli materi
Evaluasi Satu-Satu 3 peserta didik kelas XII MIPA 4 di SMAN
(One-to-One Evaluation) 5 Kota Tangerang Selatan
Evaluasi Kelompok Kecil 15 peserta didik kelas XII MIPA 4 di
(Small Group Evaluation) SMAN 5 Kota Tangerang Selatan
Uji Lapangan 30 peserta didik kelas XI MIPA 1 di SMAN
(Field Study) 5 Kota Tangerang Selatan
2 Evaluasi Sumatif 3 guru dan 15 peserta didik kelas XI MIPA
5 di SMAN 9 Kota Tangerang Selatan

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian menggunakan
instrumen non-tes dan tes bertujuan untuk melihat kriteria kelayakan, keefektifan,
dan kepraktisan dari alat yang dikembangkan. Instrumen non tes yang digunakan
diantaranya: pedoman wawancara, angket uji ahli media dan materi, angket
penilaian peserta didik dan guru, dan instrumen tes (pretest-posttest).
36

Tabel 3. 4 Tahapan Instrumen Penelitian

No Tahapan Penelitian Instrumen Penelitian


1 Studi Pendahuluan a. Pedoman wawancara studi pendahuluan
(Preliminary Research) b. Angket studi pendahuluan peserta didik
2 Tahap Prototipe a. Soal Pretest dan Posttest
(Prototyping Stage) b. Instrumen skala bertingkat (rating scale)
• Uji ahli media dan materi
• Evaluasi satu-satu
• Evaluasi kelompok kecil
• Uji lapangan
3 Evaluasi Sumatif a. Soal Pretest dan Posttest
(Summative Evaluation) b. Angket penilaian peserta didik dan guru

1. Pedoman Wawancara
Wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara
terstruktur, yaitu wawancara yang dilaksanakan secara terencana dengan
berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. Tujuan wawancara
pada tahap ini adalah untuk mendapatkan informasi yang sedang terjadi pada
pembelajaran yang diterapkan disekolah tersebut.
Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Pedoman Wawacara Guru

No Jumlah
No Aspek Indikator
Pertanyaan Pertanyaan
1 Kurikulum Kurikulum yang
1
diterapkan
Implementasi kurikulum
2, 3 4
dalam pembelajaran
Nilai Kriteria Ketuntasan
4
Minimum (KKM) Fisika
2 Konten Tingkat kesulitan materi
rangkaian arus searah 5
4
Tingkat pemahaman
6
peserta didik pada materi
37

rangkaian arus searah


Keterampilan proses sains
7
peserta didik
Metode peraga dalam
8
keterampilan proses sains
3 Media Media yang digunakan
Pembelajaran dalam proses pembelajaran 9
(Alat Peraga) fisika
Tingkat kepentingan
10
media pembelajaran
Efektifitas media
6
pembelajaran yang 11
digunakan
Ketersediaan alat peraga
12
disekolah
Penggunaan alat peraga
13, 14
disekolah
Jumlah 14 14

2. Angket Penelitian Pendahuluan Peserta Didik


Penyebaran angket penelitian pendahuluan peserta didik betujuan untuk
mengetahui informasi mengenai sudut pandang peserta didik dalam pembelajaran
fisika tepatnya pada kelas XII pada konsep rangkaian arus searah.
Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Angket Penelitian Pendahuluan Peserta Didik

No Jumlah
No Aspek Indikator
Pertanyaan Pertanyaan
1 Media Respon peserta didik terhadap
Pembelajaran pembelajaran fisika 1, 2, 3

Media yang digunakan guru


pada saat mengajar konsep 3
rangkaian arus searah 4
Media yang disukai peserta
didik pada saat mempelajari 4
konsep rangkaian arus searah
Penggunaan alat praktikum
5, 7
dilaboratorium sekolah
Jumlah 7 7
38

3. Angket Uji Ahli Media dan Materi


Angket yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
alat yang telah dikembangkan agar layak dalam penggunaan peraga. Angket
terdiri dari dua aspek, yaitu uji ahli media dan materi. Angket yang digunakan
menggunakan skala bertingkat (rating scale) dengan lima kategori pilihan, yaitu:
4 (Sangat Baik), 3 (Baik), 2 (Cukup), 1 (Kurang), dan 0 (Sangat Kurang) serta
terdapat kolom pendapat dan saran bagi ahli media baik materi yang menilai.
Tabel 3. 7 Kisi-Kisi Angket Uji Ahli Media

Aspek No Jumlah
No
Indikator Pertanyaan Pertanyaan
1 Keterkaitan dengan Bahan Ajar
Kesesuaian alat dengan materi yang diajarkan. 1
Kejelasan alat dalam membantu menjelaskan
2
materi.
3
Alat dapat membantu melatih atau
meningkatkan keterampilan proses sains 3
peserta didik.
2 Ketahanan Alat
Alat terbuat dari bahan-bahan yang kuat
4
(tidak mudah rusak)
3
Alat dapat digunakan berulang – ulang. 5
Perawatan alat mudah dilakukan. 6
3 Keakuratan
Ketahanan komponen-komponen alat pada
7
kedudukan awalnya.
Ketepatan pemasangan setiap komponen pada
8
alat ukur. 4
Alat menunjukkan hasil pengukuran yang
9
mendekati nilai sebenarnya (akurat)
Ketelitian pengukuran (presisi) 10
4 Efisiensi Alat
Alat mudah dirangkai. 11
Alat mudah untuk dioperasikan. 12 3
Alat mudah dibawa (portable) 13
5 Keamanan Penggunaan Alat
Alat dilengkapi alat/bahan pengaman
14 3
sehingga aman digunakan oleh peserta didik.
39

Desain alat kokoh dan tidak ada bagian yang


15
membahayakan.
Alat tidak menggunakan material yang
16
beracun.
6 Estetika
Kerapihan alat. 17
Alat dirancang dengan bentuk (desain) yang
18
sesuai dengan kebutuhan materi. 3
Alat memiliki warna dan bentuk yang
19
menarik.
7 Kelengkapan Alat
Alat dilengkapi dengan manual book dalam
20
membantu perangkaian alat.
Alat dilengkapi dengan lembar kerja peserta
didik (LKPD) sebagai acuan dalam 21 3
melakukan peraga.
Alat dilengkapi dengan video perangkaian dan
22
penggunaan alat.
8 Tempat Penyimpanan
Alat diletakkan dalam sebuah tempat
23
penyimpanan (kit) sehingga mudah dibawa.
Komponen-komponen alat mudah diambil
24 3
dan disimpan dalam kotak penyimpanan.
Tempat penyimpanan (kit) memiliki
25
ketahanan dalam menyimpan alat.
Jumlah 25 25
(Sumber : Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Sederhana Untuk SMA)
*Note : aspek no 1 sebaiknya lebih cocok digunakan untuk penilaian ahli materi

Tabel 3. 8 Kisi-Kisi Angket Uji Ahli Materi

Aspek No Jumlah
No
Indikator Pertanyaan Pertanyaan
1 Kesesuaian Isi
Relevansi isi materi terhadap alat 1
Alat dapat memvisualisasikan materi
pembelajaran terhadap keterampilan proses 2 3
sains.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) disusun 3
40

berdasarkan indikator keterampilan proses


sains.
2 Kesesuaian Konsep
Alat peraga dapat menerapkan konsep
rangkaian seri dan paralel hambatan dalam 4
Hukum Ohm.
Alat peraga dapat menerapkan konsep
rangkaian seri dan paralel pada lampu bohlam 5 3
dalam Hukum Ohm.
Alat peraga dapat menunjukkan Hukum
Kirchoff I yang mengatakan bahwa 𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 6
𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
Jumlah 6 6
(Sumber : Silabus Kurikulum 2013 revisi)

4. Angket Penilaian Peserta Didik dan Guru


Angket yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
alat yang telah dikembangkan agar layak dalam penggunaan peraga. Angket
terdiri dari dua aspek, yaitu penilaian peserta didik dan guru. Angket yang
digunakan menggunakan skala bertingkat (rating scale) dengan lima kategori
pilihan, yaitu: 4 (Sangat Baik), 3 (Baik), 2 (Cukup), 1 (Kurang), dan 0 (Sangat
Kurang) serta terdapat kolom pendapat dan saran bagi responden dan guru yang
menilai.
Tabel 3. 9 Angket Penilaian Peserta Didik (Evaluasi Satu-Satu)

No Jumlah
No Aspek Indikator
Pertanyaan Pertanyaan
1 Materi Alat peraga dapat
(Content) menunjukkan penerapan 1
Hukum Ohm (Seri-Paralel)
Alat peraga dapat
menujukkan penerapan
2 3
Hukum Kirchoff
𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
Penggunaan alat peraga
membantu pembelajaran 3
menjadi lebih nyata
41

bedasarkan data pengukuran.


2 Desain Penggunaan alat peraga
Pembelajaran membuat pembelajaran 4
menjadi lebih aktif.
Penggunaan alat peraga
membantu pembelajaran
5
menjadi lebih menarik dan
3
tidak monoton.
Penggunaan alat peraga
membantu peserta didik
menemukan sendiri 6
pengetahuan yang sedang
dipelajari.
3 Implementasi Alat peraga memiliki desain
7
yang menarik.
Tingkat kepentingan media 3
8
pembelajaran
Kerapihan alat peraga 9
4 Kualitas Alat peraga mudah
10
Teknis digunakan.
Alat peraga aman digunakan
dan tidak mengandung unsur 11 3
yang berbahaya.
Alat peraga dapat digunakan
12
berulang.
Jumlah 12 12
(Sumber : Uwes A. Chaeruman, Penelitian Pengembangan & Evaluasi Formatif)

Tabel 3. 10 Angket Penilaian Peserta Didik (Evaluasi Kelompok Kecil)

No Jumlah
No Aspek Indikator
Pertanyaan Pertanyaan
1 Materi Alat peraga dapat
(Content) menunjukkan penerapan 1
Hukum Ohm (Seri-Paralel)
Alat peraga dapat 3
menujukkan penerapan
2
Hukum Kirchoff
𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
42

Penggunaan alat peraga


membantu pembelajaran
3
menjadi lebih nyata
bedasarkan data pengukuran.
2 Desain Penggunaan alat peraga
Pembelajaran membuat pembelajaran 4
menjadi lebih aktif.
Penggunaan alat peraga
membantu pembelajaran
5
menjadi lebih menarik dan
3
tidak monoton.
Penggunaan alat peraga
membantu peserta didik
menemukan sendiri 6
pengetahuan yang sedang
dipelajari.
3 Efisiensi Kecukupan waktu untuk
memahami konsep rangkaian 7
arus searah.
2
Kemudahan untuk memahami
konsep rangkaian arus searah 8
melalui kegiatan peraga.
4 Kualitas Alat peraga mudah
9
Teknis digunakan.
Alat peraga aman digunakan
dan tidak mengandung unsur 10 3
yang berbahaya.
Alat peraga dapat digunakan
11
berulang.
Jumlah 11 11
(Sumber : Uwes A. Chaeruman, Penelitian Pengembangan & Evaluasi Formatif)

Tabel 3. 11 Angket Penilaian Peserta Didik (Uji Lapangan)

No Jumlah
No Aspek Indikator
Pertanyaan Pertanyaan
1 Kemampuan untuk Alat peraga mudah
dapat dilaksanakan digunakan dan dibawa 1 2
(Implement ability) (portable)
43

Alat dapat digunakan


2
secara berulang-ulang.
2 Kesinambungan Potensi penggunaan
(Sustainability) dimasa yang akan 3
datang.
Perawatan alat mudah 3
4
dilakukan.
Alat terbuat dari bahan-
5
bahan yang kuat.
3 Efisiensi Kecukupan waktu
untuk memahami
6
konsep rangkaian arus
searah.
2
Kemudahan memahami
materi rangkaian arus
7
searah melalui kegiatan
peraga.
4 Kecocokan dengan Alat peraga dirancang
lingkungan sesuai dengan kondisi 8
(Appropriateness) lingkungan belajar.
Alat peraga aman 2
digunakan dan tidak
9
mengandung unsur
yang berbahaya.
5 Penerimaan dan Alat peraga dirancang
kemenarikan alat dengan bentuk (desain)
10
(Accepted and yang sesuai dengan
Attractiveness) kebutuhan materi.
2
Alat peraga dapat
menunjang
11
pembelajaran yang aktif
dan tidak monoton.
Jumlah 11 11
(Sumber : Uwes A. Chaeruman, Penelitian Pengembangan & Evaluasi Formatif)
44

Tabel 3. 12 Angket Penilaian Peserta Didik (Evaluasi Sumatif)

No Jumlah
No Aspek Indikator
Pertanyaan Pertanyaan
1 Kepraktisan Kemudahan perakitan dan
(Practically) penggunaan alat (sesuai dengan 1
petunjuk pada manual book)
Kemudahan alat praktikum
untuk dipindahkan dan mudah 2
4
dibawa (Portable)
Kemudahan pada saat
3
pelaksanaan peraga.
Alat mudah dalam segi
4
perawatan.
Jumlah 4 4
(Sumber : Uwes A. Chaeruman, Penelitian Pengembangan & Evaluasi Formatif)

Tabel 3. 13 Angket Penilaian Guru (Evaluasi Sumatif)

No Jumlah
No Aspek Indikator
Pertanyaan Pertanyaan
1 Kepraktisan Kemudahan perakitan dan
(Practically) penggunaan alat (sesuai dengan 1
petunjuk pada manual book)
Kemudahan alat praktikum
untuk dipindahkan dan mudah 2
4
dibawa (Portable)
Kemudahan pada saat
3
pelaksanaan peraga.
Alat mudah dalam segi
4
perawatan.
2 Efektifitas Ketercapaian tujuan
5
(Effectivity) pembelajaran.
Kemampuan membantu guru
dalam menjelaskan konsep 6
rangkaian arus searah. 4
Kemampuan menunjang
pembelajaran menjadi lebih 7
aktif dan tidak menoton.
Melatih kemampuan proses 8
45

sains peserta didik


Jumlah 8 8
(Sumber : Uwes A. Chaeruman, Penelitian Pengembangan & Evaluasi Formatif)

5. Tes (Pretest dan Posttest)


Tes yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tes keterampilan
proses sains yang berupa pilihan ganda dan indikator yang ingin dicapai terdiri
dari mengelompokkan, menafsirkan, memprediksi, mengajukan hipotesis,
merencanakan percobaan, menerapkan konsep dan berkomunikasi.
Hasil posttest dapat menunjukkan keefektifan alat yang dikembangkan.
Hasil pretest dan posttest akan diolah sehingga peneliti dapat melihat peningkatan
keterampilan proses sains peserta didik melalui skor n-gain.

Tabel 3. 14 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains

Aspek Keterampilan Proses Sains


Indikator Jml
KLM TFS PRD HPS PCR KNP KMN
Menganalisis arus
dan tegangan listrik
6 9 2
pada susunan seri dan
paralel pada Hk Ohm
Menjelaskan
hubungan antara
2, 3 13 3
tegangan, arus dan
hambatan listrik.
Mengidentifikasi
prinsip kerja susunan 4 5 7, 8 4
seri dan paralel
Menganalisis arus
dan tegangan listrik 10
pada susunan seri dan 1 11 4
paralel pada Hk 12
Kirchoff
Total Soal 13
46

Keterangan
KLM : Mengelompokkan
TFS : Menafsirkan
PRD : Memprediksi
HPS : Mengajukan Hipotesis
PCR : Merencakan Percobaan
KNP : Menerapkan Konsep
KMN : Mengkomunikasikan

6. Rubrik Observasi Keterampilan Proses Sains


Rubrik observasi keterampilan proses sains digunakan untuk menilai
kegiatan peserta didik pada saat mengerjakan LKPD yang terdiri dari 5 indikator
KPS yaitu, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan, melaksanakan
percobaan, menerapkan konsep, dan mengajukan pertanyaan.
Tabel 3. 15 Rubrik Observasi Keterampilan Proses Sains

Indikator Aspek yang Kriteria


No Skor
KPS dinilai Skor
1 Mengajukan Peserta didik dapat Peserta didik dapat
Hipotesis memberikan memberikan hipotesis dengan
3
hipotesis mengenai tepat dan benar menggunakan
hubungan antara kalimat yang mudah dipahami.
hambatan, Peserta didik dapat
tegangan dan arus memberikan hipotesis dengan
2
listrik pada sebuah tepat dan benar tetapi kalimat
rangkaian kurang mudah dipahami.
Peserta didik dapat
1 memberikan hipotesis tetapi
kurang tepat dan kurang benar.
Peserta didik belum dapat
0
memberikan hipotesis.
Peserta didik dapat Peserta didik dapat
memberikan 3 memberikan hipotesis dengan
hipotesis mengenai tepat dan benar menggunakan
47

hubungan antara kalimat yang mudah dipahami.


hambatan terhadap Peserta didik dapat
terangnya lampu memberikan hipotesis dengan
2
yang menyala tepat dan benar tetapi kalimat
kurang mudah dipahami.
Peserta didik dapat
1 memberikan hipotesis tetapi
kurang tepat dan kurang benar.
Peserta didik belum dapat
0
memberikan hipotesis.
Peserta didik dapat Peserta didik dapat
memberikan memberikan hipotesis dengan
3
hipotesis mengenai tepat dan benar menggunakan
hubungan antara kalimat yang mudah dipahami.
daya total terhadap Peserta didik dapat
terangnya lampu memberikan hipotesis dengan
2
tepat dan benar tetapi kalimat
kurang mudah dipahami.
Peserta didik dapat
1 memberikan hipotesis tetapi
kurang tepat dan kurang benar.
Peserta didik belum dapat
0
memberikan hipotesis.
Peserta didik dapat Peserta didik dapat
memberikan memberikan hipotesis dengan
hipotesis mengenai 3
tepat dan benar menggunakan
faktor yang
kalimat yang mudah dipahami.
menyebabkan
perubahan nilai Peserta didik dapat
arus serta arah arus memberikan hipotesis dengan
2
terhadap sebuah tepat dan benar tetapi kalimat
rangkaian Kirchoff kurang mudah dipahami.
Peserta didik dapat
1 memberikan hipotesis tetapi
kurang tepat dan kurang benar.
Peserta didik belum dapat
0
memberikan hipotesis.
2 Menggunakan Peserta didik Peserta didik mengetahui cara
Alat dan menggunakan alat merangkai rangkaian dan
Bahan dengan benar dan 3
mengetahui fungsi dari
tepat sesuai dengan
masing-masing komponen
48

pentujuk pada dengan benar.


Lembar Kerja Peserta didik dapat merangkai
Peserta Didik komponen tetapi belum
(LKPD) 2
mengetahui fungsinya dengan
benar.
Peserta didik hanya
mengetahui fungsi dari
1
masing-masing komponen
dengan benar.
Peserta didik tidak mengetahui
cara merangkai rangkaian dan
0 mengetahui fungsi dari
masing-masing komponen
dengan benar.
3 Melaksanakan Peserta didik dapat Peserta didik dapat
Percobaan memeperoleh data memperoleh data pada semua
yang telah di 3 percobaan (resistor seri
tentukan pada
paralel, daya lampu, Hukum
Lembar Kerja
Peserta Didik Kirchoff) dengan benar.
(LKPD) Peserta didik dapat
2 memperoleh data pada 2
percobaan saja dengan benar.
Peserta didik dapat
1 memperoleh data hanya pada 1
percobaan saja dengan benar.
Peserta didik tidak dapat
0 memperoleh data pada 3
percobaan.
4 Menerapkan Peserta didik dapat Peserta didik dapat
Konsep menggunakan menerapkan konsep pada data
konsep yang telah 3 perhitungan (3 percobaan)
di pelajari tehadap
yang terdapat di LKPD dengan
materi yang terkait
tepat dan benar.
Peserta didik dapat
menerapkan konsep pada data
2 perhitungan (2 percobaan)
yang terdapat di LKPD dengan
tepat dan benar.
Peserta didik dapat
1
menerapkan konsep pada data
49

perhitungan (1 percobaan)
yang terdapat di LKPD dengan
tepat dan benar.
Peserta didik belum dapat
0 menerapkan konsep pada data
perhitungan percobaan.
5 Mengajukan Peserta didik Peserta didik menanyakan hal-
Pertanyaan menanyakan hal yang berkaitan dengan
sebuah pertanyaan 3
materi disertai dengan
yang berkaitan
pemahaman awal.
dengan materi
Peserta didik menanyakan hal-
hal yang berkaitan dengan
2
materi tanpa disertai dengan
pemahaman awal.
Peserta didik menanyakan hal-
1 hal yang tidak berkaitan
dengan materi.
0 Peserta didik tidak bertanya.

F. Uji Coba Produk


Uji coba alat peraga Hukum Kirchoff dilakukan pada tahap evaluasi
sumatif. Uji coba produk ini dilakukan setelah produk direvisi pada tahap evaluasi
formatif. Alat peraga tersebut akan diuji coba kepada 15 peserta didik kelas XI
MIPA 5 SMA Negeri 9 Tangerang Selatan yang terdiri peserta didik
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Peserta didik akan diberikan pretest
sebelum melakukan pembelajaran demonstrasi dengan menggunakan alat peraga.
Kemudian peserta didik diberikan posttest dan angket penilaian di akhir
pembelajaran. Pada evaluasi sumatif, uji coba alat juga dilakukan kepada satu
guru SMA Negeri 5 Tangerang Selatan dan dua guru SMA Negeri 9 Tangerang
Selatan untuk mengetahui efektifitas dan praktibilitas produk tersebut.

G. Teknik Analisis Data


Berikut ini adalah teknis analisis data untuk mengetahui kelayakan,
keefektifan dalam meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik dan
kepraktisan alat yang dikembangkan:
50

1. Analisis Data Wawancara Guru


Hasil wawancara terhadap guru akan dikumpulkan menjadi satu dan
diambil kesimpulannya sebagai bahan penunjang latar belakang masalah dan
identifikasi masalah.

2. Analisis Data Angket Penelitian Pendahuluan


Data yang diperoleh melalui angket penelitian pendahuluan angket peserta
didik dengan skala bebas diubah menjadi data kuantitatif lalu diubah kembali
dalam bentuk kualitatif berupa persentase.

3. Analisis Data Penilaian Angket Ahli, Guru, Peserta Didik dan Lembar
Observasi KPS
a. Skala Bertingkat (Rating Scale)
Data yang diperoleh dari angket uji ahli, angket respon peserta didik dan
guru akan dianalisis menggunakan rating scale (skala bertingkat). Data yang
diperoleh berupa data kuantitatif (angka) kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif. Hasil jawaban dari seluruh item dapat dihitung dengan rumus:59
Data Kuantitatif
𝐽𝑚𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑢𝑚 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 𝑗𝑚𝑙 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑥 𝑗𝑚𝑙 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
Data Kualitatif
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%) = 𝑥 100
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Gambar 3. 5 Garis Kesimpulan

59
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2013), h. 97-99.
51

b. Skala Guttman
Angket uji ahli materi menggunakan skala Guttman. Skala Guttman
merupakan skala yang menghasilkan jawaban tegas, misalnya ya - tidak, relevan -
tidak relevan, layak - tidak layak, efektif - tidak efektif, dan praktis - tidak praktis,
benar-salah, positif – negatif, dll. Pada skala ini, nilai tertinggi adalah 1 dan nilai
terendah adalah 0.60
∑ 𝑗𝑤𝑏𝑛 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥100
∑ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

Tabel 3. 16 Kategori Skala Guttman

Skor Kategori
0 – 50% Tidak Layak/ Tidak Relevan
51% – 100% Layak/ Relevan

4. Analisis Data Validasi Instrumen Tes


Validasi instrumen tes dilakukan untuk memastikan instrumen tes sudah
sesuai dan relevan dengan tujuan dari penelitian. Untuk mengetahui validitas
instrumen, hasil judgement ahli diolah dengan menggunakan CVR (content
validity ratio). Untuk mengukur validitas instrumen tes digunakan pendekatan
yang dikembangkan oleh Lawshe.61
CVR merupakan sebuah pendekatan validitas isi untuk mengetahui
kesesuaian soal dengan yang diukur berdasarkan judgement ahli. Pemberian skor
untuk butir yang dikatakan sesuai adalah 1. Sedangkan skor untuk butir yang tidak
sesuai bernilai 0. Berikut ini rumus yang digunakan Lawshe untuk menghitung
cilai CVR.
𝑁
𝑛𝑒 − 2
𝐶𝑉𝑅 =
𝑁
2

60
Ibid., h. 96.
61
Iwan Permana Suwarna, “Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahapeserta
didik melalui Computer Based Test pada Program Studi Pendidikan Fisika”, Laporan Penelitian
UIN Jakarta, 2016, h. 50.
52

Keterangan:
CVR = rasio validitas isi
𝑛𝑒 = jumlah ahli atau judgement pemberi nilai (penting/relevan/esensial)
N = jumlah ahli atau judgement

Nilai CVR akan berkisar antara +1 sampai -1. Nilai positif (+)
menunjukkan bahwa setidaknya setengah ahli menilai item tersebut
penting/esensial. Semakin lebih besar CVR dari 0, maka semakin “penting” dan
semakin tinggi validitas isinya. Setelah butir yang valid teridentifikasi selanjutnya
mencari nilai CVI (content validity index). Secara sederhana CVI merupakan
rerata dari nilai CVR.62
∑ 𝐶𝑉𝑅
𝐶𝑉𝐼 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Tabel 3. 17 Kategori CVI

Rentang Nilai Kategori


0,00 – 0,33 Tidak Sesuai
0,34 – 0,67 Sesuai
0,68 – 1,00 Sangat Sesuai

5. Analisis Uji Kelayakan


Kategori kelayakan dapat dilihat pada tabel berikut.63

Tabel 3. 18 Kategori Kelayakan

Persentase Kategori
81% – 100% Sangat Layak
61% – 80% Layak
41% – 60% Cukup Layak

62
Ibid., h. 51.
63
Wulantri dan Syamsuri Ali, “Pengembangan Alat Peraga Fisika Materi Induksi
Elektromagnetik Di Kelas XII SMA”, Indonesian Journal of Science and Mathematics Education,
Vol. 1. No. 3, 2018, h.182.
53

21% – 40% Kurang Layak


< 20% Sangat Tidak Layak

6. Analisis Uji Praktikabilitas


Berkaitan dengan kepraktisan dalam penelitian pengembangan van den
Akker (1999: 10) menyatakan: “practically refers to the extent that user (or other
experts) consider the intervention as appealing and usable in normal conditions.”
Kepraktisan mengacu pada tingkat bahwa pengguna (atau pakar-pakar lainnya)
mempertimbangkan intervensi dapat digunakan dalam kondisi normal.64 Kategori
kepraktisan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 19 Kategori Kepraktisan

Persentase Kategori
86% – 100% Sangat Praktis
76% – 85% Praktis
60% – 75% Cukup Praktis
55% – 59% Kurang Praktis
< 54% Sangat Tidak Praktis

7. Analisis Uji Efektivitas


Uji efektivitas adalah uji suatu kondisi yang menjunjukkan tingkat
keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan yang diukur bedasarkan dari nilai
ketuntasan tes peserta didik ( ≥ KKM ) setelah menggunakan alat peraga, yang
dimana kategori ditentukan dari berapa banyak peserta didik yang tuntas dalam
mengerjakan soal. Kategori keefektifan dapat dilihat pada tabel berikut.65

Tabel 3. 20 Kategori Efektivitas

Persentase Kategori
≥ 80% Sangat Efektif

64
Rochmad, “Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika”, Jurnal
KREANO, Vol. 3. No. 1, 2012, h.70.
65
Ibid., h. 56.
54

70% – 79% Efektif


60% – 69% Cukup Efektif
50% – 59% Kurang Efektif
< 50% Sangat Tidak Efektif

8. Analisis Peningkatan Hasil Belajar


Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dianalisis menggunakan uji
normal Gain. Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest, sedangkan
normal gain merupakan uji yang digunakan ketika ingin mengetahui “judgement
nilai” hasil peningkatan yang terjadi. Rumus normal gain dinyatakan sebagai
berikut:66
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Tabel 3. 21 Kategori N-Gain

Nilai N-Gain Kategori


𝑔 > 0,70 Tinggi
0,30 ≤ 𝑔 ≤ 0,70 Sedang
𝑔 < 0,3 Rendah

66
Rosdiana Meliana Situmoran, “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia” Jurnal EduBio
Tropika, Vol. 3. No. 2, 2015, h. 88.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Pendahuluan (Preliminary Research)
a. Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan peneliti yaitu dengan melakukan pencarian
terhadap berbagai sumber tertulis, berupa buku-buku, artikel, jurnal dan karya
ilmiah (skripsi atau tesis) atau dokumen yang relevan dengan permasalahan yang
dikaji. Sehingga informasi yang didapat terkait dari studi literasi yang dilakukan
dijadikan rujukan memperkuat argumen sebagai pembahasan penelitian. Studi
literatur yang dijadikan referensi dalam pengembangan ini adalah skripsi UIN
Jakarta dari Nur Rohma Diani (2019) yang dimana peneliti mengembangkan alat
yang dibuat sebelumnya dengan mengganti sumber masukan menggunakan
sebuah adaptor karena energi yang dihasilkan tidak cepat habis sehingga nilai
yang dihasilkan pun lebih stabil.
Selain skripsi UIN Jakarta, terdapat sumber lain yang dijadikan
pendukung untuk topik permasalahan yang diambil yaitu berupa 11 jurnal
nasional, 3 jurnal internasional, 1 prosiding seminar nasional, 11 buku dan 2 karya
ilmiah (skripsi).

b. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan di 4 sekolah di Kota Tangerang Selatan,
diantaranya SMAN 4, SMAN 6, SMAN 8 dan SMAN 9 Kota Tangerang Selatan.
Pada studi lapangan treatment yang diberikan peneliti berupa angket wawancara
terstruktur yang ditujukan kepada 1 guru fisika dari masing-masing sekolah
dengan total sebanyak 4 guru dari keempat sekolah dan angket skala bebas yang
ditujukan kepada 136 peserta didik. Tujuan dilakukannya studi lapangan adalah
untuk mengetahui fakta dilapangan mengenai kondisi pembelajaran yang sedang
diterapkan baik secara penggunaan media dan persediaan alat yang terdapat di

55
56

laboratorium sekolah terhadap pembelajaran dan sebagai penunjang referensi pada


penelitian ini.

1) Hasil Angket Respon Peserta Didik


Secara keseluruhan hasil dari angket studi lapangan dari 4 sekolah yang
berjumlah 136 peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. 1 Hasil Angket Studi Lapangan Peserta Didik

No. Aspek Indikator Jumlah Persentase


1 Menyukai pelajaran fisika Ya 60 44 %
Tidak 76 56 %
2 Nilai ulangan fisika diatas KKM Ya 27 20 %
Tidak 109 80 %
3 Media yang sering digunakan guru PPT 97 71 %
dalam pembelajaran konsep Video 16 12 %
rangkaian arus searah Simulasi 0 0%
Alat 0 0%
Lainnya 23 17 %
4 Media yang disukai peserta didik PPT 41 30 %
dalam pembelajaran konsep Video 37 27 %
rangkaian arus searah Simulasi 0 0%
Alat 46 34 %
Lainnya 12 9%
5 Pernah melakukan praktikum Ya 80 59 %
Tidak 56 41 %
6 Menyukai pembelajaran didalam Ya 56 41 %
kelas Tidak 80 59 %
7 Konsep rangkaian arus searah lebih Ya 122 90 %
menarik dengan praktikum Tidak 14 10 %

Pada tabel hasil angket studi lapangan bahwa hampir setengah dari
populasi peserta didik menyukai pelajaran fisika tetapi 80% peserta didik tidak
selalu mendapat nilai fisika diatas KKM.
Mayoritas pembelajaran yang berlangsung di kelas menggunakan bantuan
media berupa power point sebanyak 41 suara baik dengan persentase sebesar
57

71%. Pada indikator media yang disukai peserta didik dalam pembelajaran konsep
arus searah adalah dengan menggunakan alat. Hal tersebut dikarenakan peserta
didik dapat merasakan dan melihat langsung mengenai implementasi dari konsep
rangkaian arus searah, jumlah peserta didik yang menjawab dengan menggunakan
alat sebanyak 46 orang dari 136 jumlah keseluruhan peserta didik baik dengan
persentase sebesar 34%. Dan pada indikator ketujuh yaitu konsep rangkaian
searah lebih menarik jika dilakukan dengan praktikum, jumlah peserta didik yang
menjawab sebanyak 122 orang dari 136 jumlah keseluruhan peserta didik baik
dengan persentase sebesar 90%.

2. Hasil Tahap Prototipe (Prototyping Stage)


a. Hasil Perancangan Alat

Gambar 4. 1 Komponen Alat Peraga Hukum Kirchoff

Alat peraga terbuat dari kayu triplek dan dilapisi dengan cat kayu bening
dan berukuran 40 cm x 40 cm. Terdapat 16 kotak berwarna merah dan hitam,
diantaranya 8 warna merah dan 8 warna hitam. Dan didalam masing-masing kotak
terdapat 4 socket DC yang digunakan sebagai tempat melekatnya jack banana dan
58

komponen listrik lainnya. Masukan yang digunakan menggunakan sebuah adaptor


sebagai pengganti baterai pada penelitian sebelumnya karena energi yang
dihasilkan tidak cepat habis sehingga nilai yang dihasilkan pun lebih stabil.

Gambar 4. 2 Tampak Belakang Alat Peraga


Tampak belakang alat yang dikaitkan dengan menggunakan kabel
penghubung dan dikunci dengan mur, dieratkan dengan menggunakan lem tembak
serta disoder menggunakan timah yang dimana masing-masing kotak merupakan
satu zona yang sama.

Gambar 4. 3 Tempat Penyimpanan Alat Peraga


Tempat penyimpanan terbuat dari kayu triplek dengan tebal 5 mm dan
dipoles dengan cat pernis kayu agar tidak mudah rapuh dan tidak mudah dimakan
oleh serangga. Tujuan dibuatnya tempat penyimpanan adalah untuk memudahkan
59

membawa alat peraga dari satu tempat ke tempat lain dan untuk menjaga
komponen agar tidak mudah hilang.

b. Perbandingan Hasil Praktikum dan Perhitungan Nilai pada Alat Peraga


Tabel 4. 2 Percobaan 1 (Pengaruh Hambatan terhadap Nilai Arus Total)

No Persentase Kesalahan
𝒊𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝒎𝑨) 𝒊𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 (𝒎𝑨)
(%)
Susunan Seri
1 20 18 10 %
2 16 15,6 2,5 %
3 13 13,4 3,1 %
Susunan Paralel
1 80 73 8,9 %
2 66 64 3%
3 53 51 3,7 %
Susunan Seri Paralel
1 26 23,5 9,6 %
2 22 20,4 7,2 %
3 17 17,7 4,1 %

Tabel 4. 3 Percobaan 2 (Pengaruh Polarisasi terhadap Nilai Arus)

Persentase
No Gambar 𝒊𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝒎𝑨) 𝒊𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 (𝒎𝑨)
Kesalahan

𝑖 (6𝑉 ) = + 10 𝑖 (6𝑉 ) = + 8,3


1 17 %
𝑖 (4𝑉 ) = − 10 𝑖 (4𝑉 ) = − 8,3

𝑖 (6𝑉 ) = + 50 𝑖 (6𝑉 ) = + 47
2 6%
𝑖 (4𝑉 ) = + 50 𝑖 (4𝑉 ) = + 47
60

Tabel 4. 4 Percobaan 3 (imasuk = ikeluar)

Persentase
No Gambar 𝒊𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝑨) 𝒊𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 (𝑨)
Kesalahan

𝑖 (100Ω) = 2,67 𝑚𝐴 𝑖 (100Ω) = 3,1 𝑚𝐴 16,1 %

1 𝑖 (120Ω) = 35,6 𝑚𝐴 𝑖 (120Ω) = 32,5 𝑚𝐴 8,7 %

𝑖 (150Ω) = 38,2 𝑚𝐴 𝑖 (150Ω) = 35,6 𝑚𝐴 6,8 %

𝑖 (100Ω) = 44 𝑚𝐴 𝑖 (100Ω) = 39,9 𝑚𝐴 9,3 %

2 𝑖 (120Ω) = 46,67 𝑚𝐴 𝑖 (120Ω) = 42,41 𝑚𝐴 9,1 %

𝑖 (150Ω) = 2,67 𝑚𝐴 𝑖 (150Ω) = 2,51 𝑚𝐴 5,9 %

c. Hasil Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)


1) Hasil Penilaian Ahli Media
Penilaian media alat peraga Hukum Kirchoff terdiri dari 5 orang ahli,
diantaranya : 4 Dosen dari Fakultas Sains dan Teknologi dan 1 guru MA
Pembangunan UIN Jakarta. Penilaian media terdiri dari 8 aspek pokok dan 25
indikator.

Tabel 4. 5 Hasil Penilaian Ahli Media

No. Aspek Skor Persentase Kategori


1. Keterkaitan Alat dengan
59 98 % Sangat Baik
Bahan Ajar
2. Ketahanan Alat 55 92 % Sangat Baik
3. Keakuratan Alat 72 90 % Sangat Baik
4. Efisiensi Alat 53 88 % Sangat Baik
5. Keamanan Penggunaan 58 97 % Sangat Baik
6. Estetika 48 80 % Sangat Baik
7. Kelengkapan Alat 58 97 % Sangat Baik
8. Tempat Penyimpanan 60 100 % Sangat Baik
Jumlah 463 93 % Sangat Baik
61

Skor maksimum aspek no. 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8 = 60


Skor maksimum aspek no. 3 = 80
Skor maksimum keseluruhan aspek = 500

Penilaian media alat peraga oleh ahli media mendapatkan nilai


keseluruhan mencapai 463 dengan persentase 93 % yang termasuk dalam kategori
sangat baik. Rincian grafik hasil penilaian ahli media dapat dilihat pada gambar
berikut ini :

Hasil Penilaian Ahli Media

98% 97% 97% 100%


100% 92% 90% 88%
80%
80%

60%

40%

20%

0%
Keterkaitan Ketahanan Keakuratan Efisiensi Alat Keamanan Estetika Kelengkapan Tempat
dengan Alat Pengunaan Alat Penyimpanan
Bahan Ajar Alat

Grafik 4. 1 Hasil Penilaian Ahli Media


Aspek no. 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8 terdiri dari 3 indikator sedangkan aspek no.3
terdiri dari 4 indikator. Jadi total keseluruhan indikator pada 8 aspek sebanyak 25
buah.
Tabel 4. 6 Hasil Penilaian Ahli Media Per Indikator

No Indikator Skor Kategori


1 Keterkaitan dengan Bahan Ajar
Kesesuaian alat peraga dengan konsep yang
20 Sangat Baik
diajarkan
Kejelasan alat peraga dalam membantu
19 Sangat Baik
menjelaskan konsep
62

Alat peraga dapat membantu meningkatkan


20 Sangat Baik
keterampilan proses sains siswa
2 Ketahanan Alat
Alat peraga terbuat dari bahan-bahan yang
18 Sangat Baik
kuat (tidak mudah rusak)
Alat peraga dapat digunakan berulang-
19 Sangat Baik
ulang
Perawatan alat peraga mudah dilakukan 18 Sangat Baik
3 Keakuratan
Ketahanan komponen-komponen alat
18 Sangat Baik
peraga pada kedudukan awalnya
Ketepatan pemasangan setiap komponen
17 Sangat Baik
pada alat ukur
Alat peraga menunjukkan hasil pengukuran
19 Sangat Baik
yang mendekati nilai sebenarnya
Ketelitian pengukuran
18 Sangat Baik

4 Efisiensi Alat
Alat peraga mudah dirangkai
17 Sangat Baik

Alat peraga mudah dioperasikan


18 Sangat Baik

Alat peraga mudah dibawa


18 Sangat Baik

5 Keamanan Penggunaan Alat


Alat peraga dilengkapi alat/bahan
pengaman sehingga aman digunakan oleh 20 Sangat Baik
siswa
Desain alat peraga kokoh dan tidak ada
18 Sangat Baik
bagian yang membahayakan
Alat peraga tidak menggunakan material
20 Sangat Baik
beracun
6 Estetika
Kerapihan alat peraga
16 Sangat Baik

Alat peraga dirancang dengan bentuk


(desain) yang sesuai dengan kebutuhan 17 Sangat Baik
materi
Alat peraga memiliki warna dan bentuk 15 Baik
63

yang menarik
7 Kelengkapan Alat
Alat peraga dilengkapi dengan manual
19 Sangat Baik
book dalam membantu perangkaian alat
Alat peraga dilengkapi dengan lembark
kerja siswa (LKS) sebagai acuan dalam 20 Sangat Baik
melakukan peraga
Alat peraga dilengkapi dengan video
19 Sangat Baik
perangkaian dan penggunaan alat
8 Tempat Penyimpanan
Alat peraga dilengkapi dengan tempat
penyimpanan (KIT) sehingga mudah 20 Sangat Baik
dibawa
Komponen-komponen alat mudah diambil
20 Sangat Baik
dan disimpan dalam kotak penyimpanan
Tempat penyimpanan (KIT) memiliki
20 Sangat Baik
ketahanan dalam menyimpan alat peraga
Jumlah 463 Sangat Baik

Skor maksimum tiap indikator = 20


Skor maksimum keseluruhan indikator = 500
Sesuai dengan hasil yang tertera pada tabel penilaian ahli media, hanya
terdapat 1 indikator yang memperoleh kategori baik yaitu pada aspek estetika,
indikator alat peraga memiliki warna dan bentuk yang menarik. Terdapat beberapa
pendapat dan saran yang diberikan oleh ahli media dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4. 7 Pendapat dan Saran Ahli Media

No Nama Validator Pendapat dan Saran


1 Anugrah Azhar, M.Si Tidak ada saran
2 Ryan Rizaldy, M.Si Tidak ada saran
3 Saipudin, M.Si Tidak ada saran
4 Elvan Yuniarti, M.Si Pendapat : alat peraga banyak
manfaatnya
Saran : warna + dan − diperjelas.
5 Yanuar Anas B, M.Pd Saran : Gunakan material yang lebih
kokoh serta siapkan bohlam pengganti.
64

2) Hasil Penilaian Ahli Materi


Penilaian materi alat peraga Hukum Kirchoff terdiri dari 5 orang ahli,
diantaranya : 4 Dosen dari Fakultas Sains dan Teknologi dan 1 guru MA
Pembangunan UIN Jakarta. Penilaian yang dilakukan mencakup kesesuaian isi
dan konsep fisika terhadap alat yang dikembangkan. Penilaian ini berupa skala
Guttman dengan pilihan jawaban hanya dua yaitu ‘Ya’ atau ‘Tidak’. Hasil
penilaian ahli materi pembelajaran fisika ditampilkan pada Tabel berikut.

Tabel 4. 8 Hasil Penialaian Ahli Materi

Rerata
No Relevansi Persentase Kesimpulan
Skor
1 Kesesuaian Isi 1 100% Sangat Relevan
2 Kesesuaian Konsep 1 100% Sangat Relevan

Hasil penilaian yang dilakukan . Terdapat beberapa pendapat dan saran


yang diberikan oleh ahli materi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 9 Pendapat dan Saran Ahli Materi

No Nama Validator Pendapat dan Saran


1 Anugrah Azhar, M.Si Tidak ada saran
2 Ryan Rizaldy, M.Si Tidak ada saran
3 Saipudin, M.Si Tidak ada saran
4 Elvan Yuniarti, M.Si Pendapat : sudah sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan.
5 Yanuar Anas B, M.Pd Saran :
• Dibuat lebih rapih
• Panjang kabel disesuaikan sesuai
dengan kebutuhan agar tidak terlalu
panjang.
• Adaptor disiapkan yang lebih baik dan
lebih stabil
• Alangkah lebih baik jika adaptor dibuat
menjadi tombol on/off sehingga lebih
praktis saat digunakan.
65

3) Hasil Evaluasi Satu-Satu (One to One Evaluation)


Pada tahap evaluasi satu-satu subjek penelitian terdiri dari 3 peserta didik
kelas XII MIPA 4 SMAN 5 Kota Tangerang Selatan dengan kategori akademik
berkemampuan tinggi yang telah mempelajari konsep rangkaian arus searah. Pada
tahap ini peneliti memberikan treatment berupa demonstrasi alat yang dipandu
jalannya dengan menggunakan LKPD yang akan dikerjakan oleh peserta didik,
posttest, angket penilaian alat peraga serta lembar observasi KPS untuk menilai
proses peserta didik.

a) Hasil Penilaian Angket Peserta Didik


Pemberian angket kepada peserta didik bertujuan untuk mengetahui respon
mereka terhadap alat peraga yang dikembangkan. Hasil penilaian dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 4. 10 Hasil Penilaian Angket Peserta Didik

No Aspek Skor Persentase Kategori


1. Materi (Content) 34 94 % Sangat Baik
2. Desain Pembelajaran 32 89 % Sangat Baik
3. Implementasi 32 89 % Sangat Baik
4. Kualitas Teknis 35 97 % Sangat Baik
Jumlah 133 92 % Sangat Baik

Skor maksimum per aspek = 36


Skor maksimum keseluruhan aspek = 144

Hasil penilaian alat peraga dari angket peserta didik yang memproleh skor
tertinggi adalah pada aspek kualitas teknis yaitu sebesar 35 dari 36 baik dalam
persentase 97% dengan skor keseluruhan sebesar 133 dari 144 baik dalam bentuk
persentase sebesar 92 % yang termasuk dalam kategori sangat baik. Penilaian dari
keempat aspek dapat dilihat pada grafik berikut.
66

(1) Aspek Materi Pembelajaran


100%
100% 92% 92%

80%
60%
40%
20%
0%
Alat peraga dapat Alat peraga dapat Penggunaan alat
menunjukkan menujukkan peraga membantu
penerapan Hukum penerapan Hukum pembelajaran menjadi
Ohm (Seri-Paralel Kirchoff I dan II lebih nyata
bedasarkan data
pengukuran.

Grafik 4. 2 Persentase Indikator Pada Aspek Materi Pembelajaran

Dapat dilihat pada grafik untuk persentase paling besar terdapat pada
indikator penerapan Hukum Ohm (Seri-Paralel). Hasil keseluruhan tiap indikator
pada aspek materi pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik.

(2) Aspek Desain Pembelajaran


100%
100% 83% 83%
80%
60%
40%
20%
0%
Penggunaan alat Penggunaan alat Penggunaan alat
peraga membuat peraga membantu peraga membantu
pembelajaran menjadi pembelajaran menjadi peserta didik
lebih aktif. lebih menarik dan menemukan sendiri
tidak monoton pengetahuan yang
sedang dipelajari

Grafik 4. 3 Persentase Indikator Pada Aspek Desain Pembelajaran

Pada aspek desain pembelajaran indikator yang memperoleh persentase


100% adalah penggunaan alat peraga membantu pelajaran lebih menarik dan tidak
67

monoton yang dimana pembelajaran menjadi lebih bervariasi dengan bantuan alat
peraga dan pada dua indikator lainnya memperoleh persentase sebesar 83% yang
termasuk dalam kategori sangat baik.

(3) Aspek Implementasi Pembelajaran

100% 92% 92%


83%
80%

60%

40%

20%

0%
Alat peraga terbuat Alat peraga Kerapihan alat
dari bahan yang memiliki desain peraga
aman. yang menarik.

Grafik 4. 4 Persentase Indikator Pada Aspek Implementasi Pembelajaran

Pada aspek implementasi pembelajaran yang memperoleh persentase


terendah yaitu pada indikator kerapihan alat peraga dengan persentase sebesar
83% tetapi masih dalam kategori sangat baik. Pada indikator lainnya diperoleh
persentase sebesar 92%.

(4) Aspek Kualitas Teknis


100% 100%
100% 92%
80%
60%
40%
20%
0%
Alat peraga mudah Alat peraga aman Alat peraga dapat
digunakan digunakan dan digunakan berulang
tidak mengandung
unsur yang
berbahaya.

Grafik 4. 5 Persentase Indikator Pada Aspek Kualitas Teknis


68

Pada indikator alat peraga mudah digunakan dan dapat digunakan berulang
memperoleh persentase sebesar 100% yang dimana mendapatkan skor maksimal
dengan kategori sangat baik.

b) Hasil Posttest
Lembar penilaian posttest dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman
peserta didik setelah melakukan percobaan menggunakan alat peraga serta
menjadi tolak ukur dari keefektifan alat peraga . Hasil posttest evaluasi satu-satu
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 11 Hasil Posttest

Keterangan Hasil Posttest


Rerata Nilai Posttest 82,3
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 77
Persentase Ketuntasan 100%

Ketiga peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM (KKM ≥ 75)


sehingga prsentase ketuntasan mencapai 100%. Hal tersebut menunjukkan alat
peraga sangat efektif digunakan dalam penunjang pembelajaran.

c) Hasil Penilaian Observasi KPS Peserta Didik


Penilaian menggunakan lembar observasi yang dilakukan untuk mengukur
kegiatan KPS peserta didik saat menggunakan alat peraga. Penilaian KPS yang
digunakan dalam lembar observasi meliputi: mengajukan pertanyaan,
menggunakan alat dan bahan, melaksanakan percobaan, menerapkan konsep,
mengajukan pertanyaan. Hasil penilaian keterampilan proses sains ketiga peserta
didik tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 12 Hasil Observasi KPS Peserta Didik

No. Indikator Skor Persentase Kategori


1. Mengajukan Hipotesis 32 89 % Sangat Baik
69

2. Menggunakan Alat & Bahan 5 83 % Sangat Baik


3. Melaksanakan Percobaan 7 78 % Sangat Baik
4. Menerapkan Konsep 9 100 % Sangat Baik
5. Mengajukan Pertanyaan 8 89 % Sanagat Baik
Jumlah 61 85 % Sangat Baik

Skor maksimum aspek no. 1 = 36


Skor maksimum aspek no. 2, 3, 4, 5 = 9
Skor maksimum keseluruhan aspek = 72

Tabel di atas memperlihatkan bahwa rerata keterampilan proses sains


peserta didik tergolong dalam kategori sangat baik. Skor KPS siswa untuk
keseluran keterampilan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar berikut.

100%
100%

100%
100%
100%

100%
120%
92%

92%
83%

100%
67%
67%
67%

67%

67%
80%

60%
33%

40%

20%

0%
Mengajukan Menggunakan Melaksanakan Menerapkan Mengajukan
Hipotesis Alat & Bahan Percobaan Konsep Pertanyaan

Bayu Elok Mutiara

Grafik 4. 6 Persentase Penilaian KPS Peserta Didik

Skor maksimum aspek no. 1 = 12


Skor maksimum aspek no. 2, 3, 4, 5 = 3

Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa dari aspek mengajukan hipotesis
belum ada yang berhipotesis benar secara keseluruhan dari pertanyaan yang
diajukan, tetapi sudah memasuki kategori sangat baik. Pada aspek menggunakan
70

alat dan bahan terdapat satu peserta didik yang kurang dalam menggunakan alat
dan bahan, pada indikator mengajukan pertanyaan terdapat satu peserta didik yang
jarang melontarkan pertanyaan terkait hubungan alat dengan konsep dan untuk
aspek menerapkan konsep peserta didik memperoleh skor maksimum dengan
persentase sebesar 100% yang menandakan bahwa mereka baik dalam
mengimplementasikan konsep rangkaian arus searah dan terbukti nilai posttest
yang mereka kerjakan tuntas.

4) Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group Evaluation)


Pada tahap evaluasi kelompok kecil subjek penelitian terdiri dari 15
peserta didik kelas XII MIPA 4 SMAN 5 Kota Tangerang Selatan dengan kategori
akademik berkemampuan tinggi, sedang dan rendah yang telah mempelajari
konsep rangkaian arus searah. Pada tahap ini peneliti memberikan treatment
berupa demonstrasi alat yang dipandu jalannya dengan menggunakan LKPD yang
akan dikerjakan oleh peserta didik, posttest, angket penilaian alat peraga serta
lembar observasi KPS untuk menilai proses peserta didik.

a) Hasil Penilaian Angket Peserta Didik


Pemberian angket kepada peserta didik bertujuan untuk mengetahui respon
mereka terhadap alat peraga yang dikembangkan. Hasil penilaian dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 4. 13 Hasil Penilaian Angket Peserta Didik

No Aspek Skor Persentase Kategori


1. Materi (Content) 145 81 % Sangat Baik
2. Desain Pembelajaran 145 81 % Sangat Baik
3. Efisiensi 128 69 % Sangat Baik
4. Kualitas Teknis 158 88 % Sangat Baik
Jumlah 576 87 % Sangat Baik

Skor maksimum per indikator = 60


Skor maksimum per aspek = 180
Skor maksimum keseluruhan aspek = 660
71

Hasil penilaian alat peraga dari angket peserta didik yang memproleh skor
tertinggi adalah aspek kualitas teknis yaitu 158 dari 180 baik dalam bentuk
persentase sebesar 88% dan aspek dengan skor terendah adalah aspek efisiensi
yaitu 128 baik dalam persentase sebesar 69%. Hasil keseluruhan sebesar 576 dari
skor maksimum 660 baik dalam bentuk persentase sebesar 87% yang termasuk
dalam kategori sangat baik. Penilaian tiap aspek dapat dilihat pada grafik berikut

(1) Aspek Materi Pembelajaran

100%
88%
80%
80% 73%

60%

40%

20%

0%
Alat peraga dapat Alat peraga dapat Penggunaan alat
menunjukkan menujukkan penerapan peraga membantu
penerapan Hukum Hukum Kirchoff I dan pembelajaran menjadi
Ohm (Seri-Paralel II lebih nyata bedasarkan
data pengukuran.

Grafik 4. 7 Persentase Indikator Pada Aspek Materi Pembelajaran

Dapat dilihat pada grafik untuk persentase paling besar terdapat pada
indikator penggunaan alat peraga yang membantu pembelajaran menjadi lebih
nyata bedasarkan data pengukuran yang mereka dapat lihat secara langsung pada
percobaan yaitu dalam bentuk persentase sebesar 88%, skor terendah yaitu pada
indikator alat peraga dapat menujukkan penerapan materi yaitu dalam bentuk
persentase sebesar 73%. Hasil keseluruhan tiap indikator pada aspek materi
pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik.
72

(2) Aspek Desain Pembelajaran

100% 87% 85%


80% 70%
60%
40%
20%
0%
Penggunaan alat Penggunaan alat Penggunaan alat
peraga membuat peraga membantu peraga membantu
pembelajaran menjadi pembelajaran menjadi peserta didik
lebih aktif. lebih menarik dan menemukan sendiri
tidak monoton pengetahuan yang
sedang dipelajari

Grafik 4. 8 Persentase Indikator Pada Aspek Desain Pembelajaran

Pada aspek desain pembelajaran indikator yang memperoleh persentase


tertinggi yaitu pada indikator penggunaan alat peraga membuat pembelajaran
lebih aktif yaitu mencapai 87% dan indikator terendah pada indikator peserta
didik menemukan sendiri pengetahuan yang sedang dipelajari. Hasil keluruhan
aspek masih termasuk dalam kategori sangat baik.

(3) Aspek Efisiensi


100%
80%
80%
67%
60%

40%

20%

0%
Kecukupan waktu untuk Kemudahan untuk memahami
memahami konsep rangkaian konsep rangkaian arus searah
arus searah melalui kegiatan peraga

Grafik 4. 9 Persentase Indikator Pada Aspek Implementasi Pembelajaran


73

Pada aspek efisiensi yang memperoleh persentase terendah yaitu pada


indikator kecukupan waktu untuk memahami konsep rangkaian arus searah
dengan persentase sebesar 67% tetapi masih dalam kategori sangat baik.

(4) Aspek Kualitas Teknis

100% 92% 93%


78%
80%
60%
40%
20%
0%
Alat peraga mudah Alat peraga aman Alat peraga dapat
digunakan digunakan dan tidak digunakan berulang
mengandung unsur
yang berbahaya.

Grafik 4. 10 Persentase Indikator Pada Aspek Kualitas Teknis

Pada indikator alat peraga dapat digunakan berulang memperoleh


persentase tertinggi yaitu sebesar 93% dan persentase terendah pada indikator alat
mudah digunakan yaitu sebesar 78% masih dalam kategori sangat baik.

b) Hasil Pretest dan Posttest


Lembar penilaian pretest - posttest dilakukan untuk mengukur tingkat
pemahaman peserta didik setelah melakukan percobaan menggunakan alat peraga
serta menjadi tolak ukur dari keefektifan alat peraga . Hasil pretest - posttest
evaluasi kelompok kecil dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. 14 Hasil Pretest dan Posttest

Keterangan Hasil Pretest Hasil Posttest


Rerata Nilai 53,5 81,6
Nilai Tertinggi 69 92
Nilai Terendah 23 69
Persentase Ketuntasan 0% 87 %
74

Sesuai dengan keterangan tabel diatas bahwa rerata nilai pretest sebesar
53,5 dan nilai posttest sebesar 81,6. Dan ketuntasan hasil pretest memperoleh
persentase sebesar 0% yang dimana pada tahap prestest tidak ada peserta didik
yang tuntas, sedangkan untuk hasil posttest memperoleh persentase sebesar 87%
yang dimana terdapat 2 peserta didik yang tidak tuntas dan 13 peserta didik yang
tuntas dengan nilai KKM ≥ 75.
Peningkatan hasil dari pretest ke posttest evaluasi kelompok kecil setelah
melakukan percobaan dengan menggunakan alat peraga dapat diperoleh melalui
uji n-gain. Rerata peningkatan hasil secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4. 15 Hasil n-gain

n-gain Kategori n-gain


0,56 Sedang

c) Hasil Penilaian Observasi KPS Peserta Didik


Penilaian KPS yang digunakan dalam lembar observasi meliputi:
mengajukan pertanyaan, menggunakan alat dan bahan, melaksanakan percobaan,
menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan. Hasil penilaian keterampilan
prsoses sains pada evaluasi kelompok kecil dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 16 Hasil Observasi KPS Peserta Didik

No. Indikator Skor Persentase Kategori


1. Mengajukan Hipotesis 138 77 % Sangat Baik
2. Menggunakan Alat & Bahan 23 51 % Baik
3. Melaksanakan Percobaan 33 73 % Sangat Baik
4. Menerapkan Konsep 32 71 % Sangat Baik
5. Mengajukan Pertanyaan 22 49 % Baik
Jumlah 248 69 % Baik

Skor maksimum aspek no. 1 = 180


Skor maksimum aspek no. 2, 3, 4, 5 = 45
Skor maksimum keseluruhan aspek = 360
75

Tabel di atas memperlihatkan bahwa rerata keterampilan proses sains


peserta didik tergolong dalam kategori sangat baik. Skor KPS siswa untuk
keseluruhan keterampilan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar berikut.

100%
120%
95%

93%
100%
73%

67%

67%
80%
62%

60%

53%
53%

53%

53%

47%
47%
60% 40%

40%

20%

0%
Mengajukan Menggunakan Melaksanakan Menerapkan Mengajukan
Hipotesis Alat & Bahan Percobaan Konsep Pertanyaan

KT KS KR

Grafik 4. 11 Persentase Penilaian KPS Peserta Didik

Skor maksimum aspek no. 1 = 60


Skor maksimum aspek no. 2, 3, 4, 5 = 15

Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa pada indikator mengajukan


hipotesis, melaksanakan percobaan, menerapkan konsep dan mengajukan
pertanyaan diperoleh persentase tertinggi pada kemampuan akademik tinggi.
Kategori akademik sedang memperoleh persentase tertinggi pada indikator
menggunakan alat dan bahan dikarenakan kelompok tersebut lebih banyak
mengetahui kegunaan alat terkait komponen yang digunakan dalam praktikum.
Pada kategori akademik rendah diperoleh persentase lebih tinggi daripada kategori
akademik sedang pada indikator melaksanakan percobaan dikarenakan beberapa
anak pada kategori akademik rendah tinggi terlihat baik dalam segi psikomotorik
dalam merangkai alat.
76

5) Hasil Uji Lapangan (Field Test)


Pada tahap uji lapangan subjek penelitian terdiri dari 30 peserta didik kelas
XI MIPA 1 SMAN 5 Kota Tangerang Selatan dengan kategori akademik
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah yang belum mempelajari konsep
rangkaian arus searah. Pada tahap ini peneliti memberikan treatment berupa
demonstrasi alat yang dipandu jalannya dengan menggunakan LKPD yang akan
dikerjakan oleh peserta didik, posttest, angket penilaian alat peraga serta lembar
observasi KPS untuk menilai proses peserta didik.

a) Hasil Penilaian Angket Peserta Didik


Pemberian angket kepada peserta didik bertujuan untuk mengetahui respon
mereka terhadap alat peraga yang dikembangkan. Hasil penilaian dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4. 17 Hasil Penilaian Angket Peserta Didik
No Aspek Skor Persentase Kategori

Kemampuan untuk dapat


1. 211 88 % Sangat Baik
dilaksanakan
2. Kesinambungan 276 77 % Sangat Baik
3. Efisiensi 195 81 % Sangat Baik
Kecocokan dengan
4. 207 86 % Sangat Baik
Lingkungan
Penerimaan dan Kemenarikan
5. 215 90 % Sangat Baik
Alat
Jumlah 1104 84 % Sangat Baik

Skor maksimum per indikator = 120


Skor maksimum per aspek = 240
Skor maksimum keseluruhan aspek = 1320

Hasil penilaian alat peraga dari angket peserta didik memproleh skor
keseluruhan sebesar 1104 baik dalam bentuk persentase sebesar 84% yang
termasuk dalam kategori sangat baik. Penilaian tiap aspek dapat dilihat pada
grafik berikut.
77

(1) Aspek Kemampuan untuk Dapat Dilaksanakan


100%
88% 88%
80%

60%

40%

20%

0%
Alat peraga mudah digunakan Alat dapat digunakan secara
dan dibawa berulang-ulang

Grafik 4. 12 Persentase Indikator Pada Aspek Kemampuan Dilaksanakan

Pada grafik persentase aspek kemampuan untuk dapat dilaksanakan, kedua


indikator mendapatkan nilai yang sama yaitu dengan nilai persentase sebesar 88%
yang dimana keduanya termasuk dalam kateogori sangat baik.

(2) Aspek Kesinambungan

100%
80% 76%
80% 74%

60%

40%

20%

0%
Potensi penggunaan Perawatan alat Alat terbuat dari
dimasa yang akan mudah dilakukan bahan-bahan yang
datang kuat

Grafik 4. 13 Persentase Indikator Pada Aspek Kesinambungan

Pada grafik persentase diatas indikator potensi penggunaan dimasa yang


akan datang memperoleh persentase tertinggi mencapai 80% dan indikator alat
terbuat dari bahan yang kuat memperoleh persentase terendah sebesar 74% yang
termasuk dalam kategori baik. Kedua indikator memperoleh kategori sangat baik.
78

(3) Aspek Efisiensi


100%
84%
78%
80%

60%

40%

20%

0%
Kecukupan waktu untuk Kemudahan memahami materi
memahami konsep rangkaian rangkaian arus searah melalui
arus searah kegiatan peraga

Grafik 4. 14 Persentase Indikator Pada Aspek Efisiensi

Indikator kecukupan waktu untuk memahami konsep rangkaian arus


searah mempreoleh persentase sebesar 78% dan kemudahan memahami materi
sebesar 84% yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut dikarenakan
mereka dapat melihat dan mencoba langsung dengan bantuan alat peraga.

(4) Aspek Kecocokan dengan Lingkungan


100%
86% 87%
80%

60%

40%

20%

0%
Alat peraga dirancang sesuai Alat peraga aman digunakan dan
dengan kondisi lingkungan tidak mengandung unsur yang
belajar berbahaya

Grafik 4. 15 Persentase Indikator Pada Aspek Kecocokan Lingkungan


79

Indikator alat peraga dirancang dengan kondisi lingkungan belajar dan


aman digunakan serta tidak mengandung unsur berbahaya dengan selisih sebesar
1%. Kedua indikator tersebut menunjukkan alat peraga cocok/sesuai dengan
lingkungan belajar yang termasuk dalam kategori sangat baik.

(5) Aspek Penerimaan dan Kemenarikan Alat


100% 91%
88%
80%

60%

40%

20%

0%
Alat peraga dirancang dengan Alat peraga dapat menunjang
bentuk (desain) yang sesuai pembelajaran yang aktif dan tidak
dengan kebutuhan materi monoton

Grafik 4. 16 Persentase Indikator Pada Aspek Kemenarikan Alat

Indikator alat peraga dirancang dengan bentuk yang sesuai dengan


kebutuhan materi mencapai persentase sebesar 88% yang termasuk dalam kategori
sangat baik dan indikator alat peraga dapat menunjuang pembelajaran yang aktif
dan tidak monoton mencapai persentase sebesar 91% yang dimana peserta didik
merasa ikut aktif dalam menggunakan alat peraga dan pembelajaran menjadi tidak
monoton.

b) Hasil Pretest dan Posttest


Lembar penilaian pretest - posttest dilakukan untuk mengukur tingkat
pemahaman peserta didik setelah melakukan percobaan menggunakan alat peraga
serta menjadi tolak ukur dari keefektifan alat peraga . Hasil pretest - posttest uji
lapangan dapat dilihat pada tabel berikut.
80

Tabel 4. 18 Hasil Pretest dan Posttest

Keterangan Hasil Pretest Hasil Posttest


Rerata Nilai 54,9 95,4
Nilai Tertinggi 85 100
Nilai Terendah 38 92
Persentase Ketuntasan 7% 100 %

Sesuai dengan keterangan tabel diatas bahwa rerata nilai pretest sebesar
54,9 dan nilai posttest sebesar 95,4. Dan ketuntasan hasil pretest memperoleh
persentase sebesar 7% yang dimana pada tahap prestest terdapat 2 peserta didik
yang tuntas, sedangkan untuk hasil posttest memperoleh persentase sebesar 100%
yang dimana semua peserta didik tuntas dengan nilai KKM ≥ 75.
Peningkatan hasil dari pretest ke posttest uji lapagan setelah melakukan
percobaan dengan menggunakan alat peraga dapat diperoleh melalui uji n-gain.
Rerata peningkatan hasil secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 19 Hasil n-gain

n-gain Kategori n-gain


0,90 Tinggi

c) Hasil Penilaian Observasi KPS Peserta Didik


Penilaian KPS yang digunakan dalam lembar observasi meliputi:
mengajukan pertanyaan, menggunakan alat dan bahan, melaksanakan percobaan,
menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan. Hasil penilaian keterampilan
prsoses sains pada evaluasi kelompok kecil dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. 20 Hasil Observasi KPS Peserta Didik

No. Indikator Skor Persentase Kategori


1. Mengajukan Hipotesis 238 66 % Sangat baik
2. Menggunakan Alat & Bahan 51 57 % Baik
3. Melaksanakan Percobaan 64 71 % Sangat baik
4. Menerapkan Konsep 65 72 % Sangat baik
81

5. Mengajukan Pertanyaan 42 47 % Baik


Jumlah 460 64 % Baik

Skor maksimum aspek no. 1 = 360


Skor maksimum aspek no. 2, 3, 4, 5 = 90
Skor maksimum keseluruhan aspek = 720

Tabel di atas memperlihatkan bahwa rerata keterampilan proses sains


peserta didik tergolong dalam kategori baik. Skor KPS siswa untuk keseluruhan
keterampilan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar berikut.
90%

90%

100%

83%
80%

90%
70%

80%
67%
67%
63%

63%

63%
60%

60%

70%
50%

60%

40%
50%
40% 37%
30%
20%
10%
0%
Mengajukan Menggunakan Melaksanakan Menerapkan Mengajukan
Hipotesis Alat & Bahan Percobaan Konsep Pertanyaan

KT KS KR

Grafik 4. 17 Persentase Penilaian KPS Peserta Didik

Skor maksimum aspek no. 1 = 120


Skor maksimum aspek no. 2, 3, 4, 5 = 30

Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa pada indikator mengajukan hipotesis
dan menggunakan alat dan bahan kemampuan tinggi dan rendah memperoleh
persentase yang sama sebesar 90% dan 60%. Indikator menggunakan alat dan
bahan yang mendapatkan persentase tertinggi adalah akademik kategori tinggi dan
82

rendah yang dimana pada kelompok akademik kategori sedang memperoleh skor
terendah dikarenakan belum banyak mengetahui kegunaan pada komponen yang
digunakan. Indikator melaksanakan percobaan yang memperoleh persentase
paling tinggi pada kategori kemampuan sedang yang dimana pada kategori
tersebut peserta didik lebih unggul dalam menyusun dan merangkai alat peraga
dengan baik. Kemampuan tinggi unggul dalam indikator menerapkan konsep yang
dimana peserta didik pada kategori tersebut pandai dalam mengimplementasikan
rumus pada soal dan pada indikator mengajukan pertanyaan kategori kemampuan
rendah yang paling banyak bertanya.

3. Hasil Uji Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)


Pada tahap evaluasi sumatif subjek penelitian terdiri dari 3 guru di 2
SMAN Kota Tangerang Selatan dan 15 peserta didik kelas XI MIPA 5 SMAN 9
Kota Tangerang Selatan dengan kategori akademik berkemampuan tinggi, sedang
dan rendah masing-masing berjumlah 5 orang yang belum mempelajari konsep
rangkaian arus searah.
Pada tahap ini peneliti memberikan treatment berupa angket penilaian oleh
guru dan penilaian oleh peserta didik serta demonstrasi alat dalam proses
pembelajaran yang dipandu jalannya dengan menggunakan LKPD yang akan
dikerjakan oleh peserta didik, posttest, angket penilaian alat peraga serta lembar
observasi KPS untuk menilai proses peserta didik.

1) Hasil Penilaian Angket Guru


Pemberian angket kepada 3 guru di 2 SMAN yaitu SMAN 5 dan SMAN 9
Kota Tangerang Selatan bertujuan untuk mengetahui penilaian guru terhadap alat
peraga yang dikembangkan. Hasil penilaian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. 21 Hasil Penilaian Angket Guru

No Aspek Skor Persentase Kategori


1. Kepraktisan 41 85 % Sangat Baik
2. Keefektifan 41 85 % Sangat Baik
Jumlah 82 85 % Sangat Baik
83

Skor maksimum per indikator = 12


Skor maksimum per aspek = 48
Skor maksimum keseluruhan aspek = 96

Hasil penilaian angket yang diberikan kepada 3 guru menunjukkan jumlah


nilai yang didapat per aspek sebesar 41 dan keseluruhan aspek sebesar 82 dari
skor maksimum sebesar 96 baik dengan persentase sebesar 85% yang termasuk
dalam kategori sangat baik.

a) Aspek Kepraktisan
100% 92%
83% 83% 83%
80%

60%

40%

20%

0%
Kemudahan Kemudahan alat Kemudahan pada Alat mudah
perakitan dan praktikum untuk saat pelaksanaan dalam segi
penggunaan alat dipindahkan dan perawatan
(sesuai dengan mudah dibawa
petunjuk pada
manual book)

Grafik 4. 18 Persentase Aspek Kepraktisan Penilaian Guru

Grafik diatas memperlihatkan bahwa pada indikator kemudahan pada saat


pelaksanaan alat peraga memperoleh persentase tertinggi sebesar 92% yang
berarti guru menilai bahwa alat peraga mudah pada saat dioperasikan dan 3
indikator lainnya memperoleh persentase yang sama yaitu sebesar 83% dengan
keseluruhan indikator termasuk dalam kategori sangat baik.
84

b) Aspek Keefektifan
100% 92% 92%
83%
80% 75%

60%

40%

20%

0%
Ketercapaian Kemampuan Kemampuan Melatih
tujuan membantu guru menunjang kemampuan
pembelajaran dalam pembelajaran proses sains
menjelaskan menjadi lebih peserta didik
konsep rangkaian aktif dan tidak
arus searah menoton

Grafik 4. 19 Persentase Aspek Keefektifan Penilaian Guru

Grafik diatas memperlihatkan bahwa indikator membantu guru dalam


menjelaskan konsep dan menunjang pembelajaran menjadi tidak monoton
memperoleh persentase yang sama yaitu sebesar 92% sedangkan pada indikator
ketercapaian tujuan pembelajaran memperoleh persentase sebesar 75% yang
dimana alat sudah dapat membantu dalam proses tercapainya tujuan pembelajaran
dengan kategori sangat baik.

2) Hasil Penilaian Angket Peserta Didik


Pemberian angket kepada peserta didik bertujuan untuk mengetahui respon
mereka terhadap alat peraga yang dikembangkan. Hasil penilaian dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4. 22 Hasil Penilaian Angket Peserta Didik

No Indikator Skor Persentase Kategori


Kemudahan perakitan dan
penggunaan alat (sesuai
1. 53 88 % Sangat Baik
dengan petunjuk pada manual
book)
2. Kemudahan alat praktikum 46 77 % Sangat Baik
85

untuk dipindahkan dan mudah


dibawa
Kemudahan pada saat
3. 55 92 % Sangat Baik
pelaksanaan
Alat mudah dalam segi
4. 47 78 % Sangat Baik
perawatan
Jumlah 201 84 % Sangat Baik

Skor maksimum per indikator = 60


Skor maksimum keseluruhan aspek = 240

Hasil penilaian alat peraga dari angket peserta didik memproleh skor
keseluruhan sebesar 201 baik dalam bentuk persentase sebesar 84% yang
termasuk dalam kategori sangat baik. Penilaian tiap indikator dapat dilihat pada
grafik berikut.

a) Aspek Kepraktisan
100% 88% 92%
77% 78%
80%

60%

40%

20%

0%
Kemudahan Kemudahan alat Kemudahan pada Alat mudah dalam
perakitan dan praktikum untuk saat pelaksanaan segi perawatan
penggunaan alat dipindahkan dan
(sesuai dengan mudah dibawa
petunjuk pada
manual book)

Grafik 4. 20 Persentase Aspek Kepraktisan Penilaian Peserta Didik

Grafik diatas memperlihatkan bahwa persentase paling tinggi terdapat


pada indikator kemudahan pada saat pelaksanaan alat peraga dengan persentase
sebesar 92% sedangkan pada indikator kemudahan alat untuk dipindahkan dan
86

mudah dibawa memperoleh persentase sebesar 77%. Seluruh indikator termasuk


dalam kategori sangat baik.

3) Hasil Pretest dan Posttest


Lembar penilaian pretest - posttest dilakukan untuk mengukur tingkat
pemahaman peserta didik setelah melakukan percobaan menggunakan alat peraga
serta menjadi tolak ukur dari keefektifan alat peraga . Hasil pretest - posttest
evaluasi sumatif dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. 23 Hasil Pretest dan Posttest

Keterangan Hasil Pretest Hasil Posttest


Rerata Nilai 48,3 82,2
Nilai Tertinggi 69 92
Nilai Terendah 23 62
Persentase Ketuntasan 0% 80 %

Hasil pretest memperlihatkan bahwa tidak ada peserta didik yang tuntas
dalam mengerjakan soal yang diberikan dan untuk hasil persentase ketuntasan
hasil posttest sebesar 80% yang dimana terdapat 3 peserta didik yang belum
tuntas dan 12 peserta didik yang tuntas dalam mengerjakan soal yang diberikan.
Dari data yang tertera dapat disimpulkan bahwa alat peraga efektif sebagai
penunjang pembelajaran.
Peningkatan hasil dari pretest ke posttest pada evaluasi sumatif setelah
melakukan percobaan dengan menggunakan alat peraga dapat diperoleh melalui
uji n-gain. Rerata peningkatan hasil secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4. 24 Hasil n-gain

n-gain Kategori n-gain


0,63 Sedang
87

4) Hasil Penilaian Observasi KPS Peserta Didik


Penilaian KPS yang digunakan dalam lembar observasi meliputi:
mengajukan pertanyaan, menggunakan alat dan bahan, melaksanakan percobaan,
menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan. Hasil penilaian keterampilan
prsoses sains pada evaluasi sumatif dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. 25 Hasil Observasi KPS Peserta Didik

No. Indikator Skor Persentase Kategori


1. Mengajukan Hipotesis 130 72 % Sangat baik
2. Menggunakan Alat & Bahan 23 51 % Baik
3. Melaksanakan Percobaan 26 58 % Sangat baik
4. Menerapkan Konsep 32 71 % Sangat baik
5. Mengajukan Pertanyaan 20 44 % Baik
Jumlah 231 64 % Sangat baik

Skor maksimum aspek no. 1 = 180


Skor maksimum aspek no. 2, 3, 4, 5 = 45
Skor maksimum keseluruhan aspek = 360

Tabel di atas memperlihatkan bahwa indikator mengajukan hipotesis


memperoleh skor tertinggi dikarenakan peserta didik mayoritas dapat menjawab
dugaan sementara baik dan benar dengan skor sebesar 130 dari 180 baik dalam
bentuk persentase sebesar 72%, urutan kedua dengan rerata skor tertinggi adalah
indikator menerapkan konsep, kebanyakan peserta didik sudah pandai dalam
menghitung hambatan pada perbedaan susunan rangkaian (seri dan paralel). Dan
untuk indikator mengajukan pertanyaan memperoleh persentase terendah
dikarenaka rerata peserta didik jarang bertanya terkait hubungan alat dengan
konsep dengan skor sebesar 20 dari 45 baik dalam persentase 44%. Jumlah
keseluruhan aspek keterampilan proses sains peserta didik yang diperoleh pada
evaluasi sumatif sebesar 231 baik dengan persentase 64% yang tergolong dalam
kategori sangat baik. Skor KPS siswa untuk keseluruhan keterampilan dalam
bentuk grafik dapat dilihat pada gambar berikut.
88

83%
90%

73%

73%
73%
70%
80%

67%
63%
70%

53%
53%

53%

53%
60%

47%

47%

47%
50%

33%
40%
30%
20%
10%
0%
Mengajukan Menggunakan Melaksanakan Menerapkan Mengajukan
Hipotesis Alat & Bahan Percobaan Konsep Pertanyaan

KT KS KR

Grafik 4. 21 Persentase Penilaian KPS Peserta Didik

Skor maksimum aspek no. 1 = 60


Skor maksimum aspek no. 2, 3, 4, 5 = 15

Grafik persentase penilaian keterampilan proses sains pada evaluasi


sumatif memperlihatkan bahwa mayoritas indikator dengan persentase tertinggi
diperoleh pada peserta didik dengan kategori akademik berkemampuan tinggi.
Indikator mengajukan hipotesis pada kategori berkemampuan tinggi memperoleh
persentase sebesar 83% yang dimana mereka sangat baik dalam mengajukan
hipotesis dengan susunan kata-kata yang baik dan kesimpulan yang benar.
Indikator menggunakan alat dan bahan dengan selisih persentase dari kategori
akademik berkemampuan tinggi, sedang dan rendah sebesar 8%. Indikator
menerapkan konsep pada kesleuruhan kelompok termasuk dalam kategori baik
dikarenakan mereka telah paham dalam menentukan perhitungan rangkaian pada
susunan yang berbeda. Pada indikator kelima yaitu mengajukan pertanyaan yang
memperoleh persentase paling rendah pada kategori akademik berkemampuan
rendah yang dimana mereka pasif dalam mengajukan pertanyaan yang terkait
pembahasan konsep rangkaian arus searah.
89

4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic Reflection and


Documentation)
a. Evaluasi Satu-Satu (One to One Evaluation)
Subjek penelitian pada evaluasi satu-satu berjumlah 3 peserta didik di
kelas XII MIPA 4 dengn kategori akademik berkemampuan tinggi yang telah
mempelajari konsep rangkaian arus searah. Peserta didik diminta untuk membaca
LKPD dan dipandu memahami isi LKPD oleh peniliti dan dikenalkan komponen-
komponen kecil mengenai alat peraga yang nanti akan mereka gunakan pada
percobaan. Peneliti mendemonstrasikan alat peraga yang telah dikembangkan
terlebih dahulu sebelum mereka mencobanya. Setelah itu peserta didik diminta
untuk mengisi hipotesis (dugaan sementara) yang terdapat pada LKPD. Lalu
peserta didik diminta untuk mengisi kolom data hitung yang nantinya akan
dibandingkan dengan data percobaan. Langkah selajutnya yaitu peserta didik
mencoba alat peraga untuk menguji hipotesis yang telah mereka jawab pada
LKPD untuk memastikan jawaban mereka, disaat mereka sedang melakukan
praktikum peneliti mengobservasi keterampilan proses sains sesuai dengan
indikator yang telah ditentukan.

Gambar 4. 4 Kegiatan Evaluasi Satu-Satu


90

b. Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group Evaluation)


Subjek penelitian kelompok kecil berjumlah 15 peserta didik di kelas XII
MIPA 4 dengan masing-masing 5 orang berkategori akademik berkemampuan
tinggi, sedang dan rendah yang telah mempelajari konsep rangkaian arus searah.
Pada tahap evaluasi kelompok kecil peneliti memberikan treatment berupa
pretest-posttest, LKPD serta angket penilaian alat peraga. Di awal pertemuan
peneliti menjelaskan maksud dan tujuan terhadap penelitian yang akan dilakukan,
kemudian peserta didik diberikan soal pretest yang berjumlah 13 soal dan lembar
jawaban terpisah sebelum mencoba alat peraga dan mengulas sedikit mengenai
konsep rangkaian arus searah. Peneliti menetukan kategori akademik
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah bedasarkan nilai pretest yang telah
mereka kerjakan dan sekaligus menentukan nama kelompok untuk pertemuan
berikutnya.
Pada pertemuan selanjutnya dilakukan pembagian kelompok yang masing-
masing kelompok akan diberikan LKPD untuk mereka baca, pahami dan mengisi
hipotesis yang terdapat pada LKPD untuk menguji pemahaman awal sebelum
menggunakan alat peraga. Pada saat sebagian kelompok mengisi data hitung pada
kolom hitung dan sebagian kelompok maju kedepan untuk mencoba alat peraga,
sementara peneliti melakukan observasi keterampilan proses sains dari masing-
masing peserta didik yang melakukan praktikum sesuai dengan indikator yang
telah ditentukan. Langkah selajutnya yaitu mengerjakan posttest dan mengisi
angket penilaian alat peraga.

Gambar 4. 5 Kegiatan Evaluasi Kelompok Kecil


91

c. Uji Lapangan (Field Test)


Subjek penelitian uji lapangan berjumlah 30 peserta didik di kelas XI
MIPA 1 dengan 10 masing-masing berkategori akademik berkemampuan tinggi,
sedang dan rendah yang belum mempelajari konsep rangkaian arus searah. Pada
tahap uji lapangan treatment yang diberikan sama dengan evaluasi kelompok kecil
yaitu berupa pretest-posttest, LKPD serta angket penilaian alat peraga. Di awal
pertemuan peneliti memberikan soal pretest yang berjumlah 13 soal dan lembar
jawaban terpisah sebelum mencoba alat peraga dan mengulas sedikit mengenai
konsep rangkaian arus searah. Peneliti menetukan kategori berkemampuan tinggi,
sedang dan rendah bedasarkan nilai pretest yang telah mereka kerjakan dan
sekaligus menentukan nama kelompok untuk pertemuan berikutnya.
Pada pertemuan selanjutnya dilakukan pembagian kelompok yang masing-
masing kelompok akan diberikan LKPD untuk mereka baca, pahami dan mengisi
hipotesis yang terdapat pada LKPD untuk menguji pemahaman awal sebelum
menggunakan alat peraga. Pada saat sebagian kelompok mengisi data hitung pada
kolom hitung dan sebagian kelompok maju kedepan untuk mencoba alat peraga,
sementara peneliti melakukan observasi keterampilan proses sains dari masing-
masing peserta didik yang melakukan praktikum sesuai dengan indikator yang
telah ditentukan. Langkah selajutnya yaitu mengerjakan posttest dan mengisi
angket penilaian alat peraga.
92

Gambar 4. 6 Kegiatan Evaluasi Uji Lapangan

d. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)


Subjek penelitian evaluasi sumatif yaitu 3 guru di 2 sekolah yang berbeda
serta 15 peserta didik di kelas XI MIPA 5 yang belum mempelajari konsep
rangkaian arus searah. Pada alur tahap evaluasi sumatif sama dengan sistem yang
diterapkan pada evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan. Penelitian berlangsung
selama 2 kali pertemuan (4 x 45 menit). Tahap ini merupakan tahap terakhir
dalam langkah prototipe pada evaluasi formatif.
93

Gambar 4. 7 Kegiatan Evaluasi Sumatif

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Pada penelitian pengembangan ini penulis mengembangkan suatu produk
dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga
Hambatan Listrik Kotak Akrilik Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Konsep
Rangkaian Arus Searah”. Penelitian sebelumnya membuat suatu produk dengan
menggunakan masukan sebuah baterai dan penulis tertarik untuk mengembangkan
produk tersebut dengan mengganti masukan berupa sebuah adaptor. Memberikan
peserta didik pengalaman langsung untuk mencoba dan mengambil sebuah data
dengan menggunakan alat peraga listrik dinamis yang dapat
mengimplementasikan susunan seri dan paralel dari Hukum Ohm dan penerapan
loop dari Hukum Kirchoff yang dapat dilihat dari angka yang keluar dari
multimeter serta tanda positif negatif yang bisa diubah dari adaptor.
Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan Akker
yang tahapannya terdiri dari : penelitian pendahuluan (preliminary research),
tahap prototipe (prototyping stage), evaluasi sumatif (summative evaluation), serta
refleksi sistematik dan dokumentasi (systematic reflection and documentation).
Tahap pertama yaitu penelitian pendahuluan dan bedasarkan studi
pendahuluan lapangan yang dilakukan penulis di 4 sekolah Kota Tangerang
Selatan dapat disimpulkan bahwa alat peraga Hukum Kirchoff disekolah tersebut
jarang sekali digunakan dikarenakan komponen alat yang sudah tidak lengkap dan
kondisi alat yang tidak memungkinkan untuk digunakan kembali. Dan untuk hasil
94

respon peserta didik bahwa tertarik menggunakan alat peraga sebagai penunjang
pembelajaran pada konsep rangkaian arus searah dengan jumlah peserta didik
sebanyak 46 orang dari 136 jumlah keseluruhan peserta didik baik dengan
persentase sebesar 34%.67 Dikarenakan dengan menggunakan alat peraga peserta
didik dapat memvisualisasikan dan mempraktekan secara langsung mengenai teori
yang terkait dan untuk dapat melatihkan keterampilan proses sains kepada peserta
didik diperoleh dengan melakukan kegiatan laboratorium dalam suatu ruangan
yang terdapat fasilitas berupa media pembelajaran yaitu alat peraga.68
Tahap kedua yaitu tahap prototipe yang dimana pada tahap ini memulai
untuk merancang dan membuat alat peraga yang akan di uji cobakan pada
evaluasi formatif, diantaranya uji ahli media dan materi yang masing-masing
berjumlah 5 orang ahli, evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil dan uji
lapangan.
Uji ahli media di uji cobakan kepada 5 ahli media serta terdapat 8 aspek
penilaian yang tediri dari keterkaitan dengan bahan ajar, ketahanan alat,
keakuratan, efisiensi, keamanan dalam penggunaan alat, estetika, kelengkapan
alat, dan tempat penyimpanan. Terdapat 4 aspek yang memperoleh hasil penilaian
persentase diatas 95% yaitu aspek keterkaitan dengan bahan ajar, keamanan dalam
penggunaan alat, kelengkapan alat dan tempat penyimpanan. 4 aspek lainnya yang
mendapat persentase dibawah 95% yaitu ketahanan alat, keakuratan alat, efisiensi
dan estetika.
a. Aspek keterkaitan bahan ajar memperoleh persentase sebesar 98% yang
termasuk dalam kategori sangat baik, dimana alat peraga yang dikembangkan
sudah terkait dengan materi pembelajaran pada konsep rangkaian arus searah,
karena tujuan dibuatnya alat adalah untuk menunjang pembelajaran sesuai
dengan panduan bahan ajar yang berlaku disekolah.
b. Aspek ketahanan alat memperoleh persentase dibawah 95% yaitu sebesar
92% yang masih tergolong dalam kategori sangat baik. Alat terbuat dari

67
Hasil akumulasi studi lapangan di 4 SMAN Kota Tangerang Selatan.
68
Dyah Setyowati dan Imam Sucahyo, Pengembangan Alat Peraga Viskositas Untuk
Melatihkan Keterampilan Proses Sains Pada Peserta Didik di SMA, Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika, Vol. 09. No.01, 2020, h. 50.
95

bahan kayu triplek yang dimana bahan yang digunakan dalam membuat alat
termasuk ke dalam bahan yang relatif kuat dan tahan lama selama tidak kena
air dan kayu triplek sudah dilapisi dengan cat lapis kayu jadi tidak mudah
rusak, dapat digunakan berulang-ulang dan perawatannya pun mudah
dilakukan.
c. Aspek keakuratan alat memperoleh persentase sebesar 90% yang masih
tegolong dalam kategori sangat baik. Kekurangan pada alat ini adalah pada
persentase kesalahannya yang masih relatif besar terutama pada percobaan
Hukum Kirchoff yang dapat mencapai persentase kesalahan sebesar 17%
yang dimana menunjukkan hasil pengukuran yang mendekati nilai
sebenarnya sangat lemah.
d. Aspek efisiensi alat memperoleh persentase sebesar 88% yang termasuk
dalam kategori sangat baik. Indikator pada aspek efisiensi alat terdiri dari alat
peraga mudah dirangkai, mudah dioperasikan dan mudah dibawa
menunjukkan kategori sangat baik.
e. Aspek keamanan dalam penggunaan alat memperoleh persentase sebesar 97%
yang termasuk dalam kategori sangat baik. Alat peraga yang dibuat termasuk
dalam kriteria aman digunakan karena tidak mengandung bahan beracun
maupun bahan berbahaya dan desain alat dibuah sekokoh mungkin agar tidak
ada bagian yang membahayakan pada saat digunakan.
f. Aspek estetika memperoleh persentase sebesar 80% yang dimana termasuk
kedalam aspek dengan perolehan persentase terendah tetapi masih tegolong
dalam kategori sangat baik. Kerapihan alat peraga sudah dibuat semaksimal
mungkin, alat peraga dirancang dengan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan
materi serta terdapat sedikit warna merah dan hitam pada kotak socket DC
yang bertujuan untuk mempermudah membedakan kutub + dan – dari
komponen elektronika.
g. Aspek kelengkapan alat memperoleh nilai persentase yang sama dengan
aspek keamanan dalam penggunaan alat yaitu sebesar 97% yang termasuk
dalam kategori sangat baik. Alat peraga dilengkapi dengan manual book
yang berisikan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat dan
96

panduan menggunakan alat. Terdapat LPKD yang berisikan tujuan


pembelajaran, teori mengenai konsep rangkaian arus searah, serta panduan
kerja peserta didik dalam merangkai alat dan berisikan kolom data percobaan
yang nantinya akan dipraktekan oleh peserta didik.
h. Aspek tempat penyimpanan memperoleh persentase tertinggi diantaranya
semua aspek yaitu sebesar 100% yang termasuk dalam kategori sangat baik.
Tempat penyimpanan alat terbuat dari bahan yang sama yaitu papan triplek
dengan ketebalan 15 mm yang ketahanannya cukup kuat dan terdapat besi
pegangan sehingga dapat memudahkan membawa alat dari satu tempat ke
tempat yang lain. Tempat penyimpanan bertujuan untuk menyimpan
komponen kecil lainnya agar tidak mudah hilang.
Setelah selesai tahap validasi oleh ahli media dan mendapatkan saran-
saran yang berkaitan dengan perbaikan alat, lalu alat diperbaiki/direvisi sesuai
saran yang diberikan dan siap untuk di uji cobakan pada tahap selanjutnya. Hasil
keseluruhan aspek dari penilaian ahli media dengan jumlah skor 463 baik dengan
persentase sebesar 93% yang termasuk dalam kategori sangat baik dan alat
peraga yang dikembangkan dapat disimpulkan bahwa layak untuk digunakan.
Uji ahli materi diuji cobakan kepada 5 orang ahli yang menyatakan alat
peraga sudah relevan dengan konsep rangkaian arus searah dengan persentase
sebesar 100% yang terdiri dari beberapa indikator yaitu relevansi konten materi
pada alat yang mengacu pada KI/KD, dapat membantu memvisualisasikan materi
dalam pembelajaran yang melibatkan keterampilan proses sains, lembar kerja
peserta didik disusun bedasarkan indikator keterampilan proses sains, dapat
menerapkan konsep rangkaian seri dan paralel hambatan dalam Hukum Ohm,
menerapkan konsep rangkaian seri dan paralel pada lampu bohlam dalam Hukum
Ohm dan dapat menunjukkan Hukum Kirchoff I (𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 ) dan II
(∑ ∆𝑉 = 0).
Tahap evaluasi formatif yang selanjutnya adalah mengujicobakan kepada
peserta didik di tahap evaluasi satu-satu. Evaluasi satu-satu membutuhkan sampel
berjumlah 3 orang yang penulis kelompokkan dalam kategori berkemampuan
akademik tinggi. Penelitian berlangsung di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan di
97

kelas XII MIPA 4. Rerata nilai posttest adalah 82,3 yang menunjukkan persentase
ketuntasan sebesar 100%. Soal posttest yang diberikan terdiri dari 13 soal yang
rata-rata mereka jawab benar sebanyak 11 soal. Penilaian angket yang terdiri dari
4 indikator diantaranya materi, desain pembelajaran, implementasi dan kualitas
teknis. Kualitas teknis merupakan indikator yang memperoleh persentase paling
tinggi sebesar 97% yang diantaranya alat peraga mudah untuk digunakan, tidak
mengandung bahan-bahan berbahaya dan dapat digunakan berulang. Hasil
perolehan angket mendapatkan nilai total indikator sebesar 133 baik dengan
persentase 92% yang termasuk dalam kategori sangat baik yang berarti alat
peraga layak untuk digunakan.. Bedasarkan penilaian observasi keterampilan
proses sains yang dilakukan oleh peneliti disaat mereka sedang menggunakan alat
peraga terlihat bahwa yang lebih mendominasi pada saat menggunakan alat adalah
peserta didik bernama bayu, hampir semua indikator memperoleh nilai yang
tinggi dibandingkan dengan 2 peserta didik lainnya, terutama dalam indikator
melaksanakan percobaan, dikarenakan melatih keterampilan proses sains
merupakan salah satu upaya yang penting untuk memperoleh keberhasilan belajar
peserta didik secara optimal. Materi pelajaran akan lebih mudah dipelajari dan
diingat dalam waktu yang relatif lebih lama bila peserta didik memperoleh
pengalaman langsung dari peristiwa belajar tersebut melalui pengamatan atau
eksperimen.69
Pada evaluasi kelompok kecil subjek uji coba sebanyak 15 peserta didik
yang telah mempelajari konsep rangkaian arus searah dengan masing-masing 5
kategori berkemampuan tinggi, sedang dan rendah yang dikelompokkan
bedasarkan hasil pretest yang telah mereka kerjakan. Penelitian berlangsung di
SMAN 5 Kota Tangerang Selatan di kelas XII MIPA 4. Rerata nilai pretest adalah
53,5 dengan nilai tertinggi 69 dan nilai terendah 23 baik dengan persentase
ketuntasan 0% yang berarti tidak ada yang tuntas dalam megerjakan soal pretest
dan untuk rerata nilai posttest adalah 81,6 dengan nilai tertinggi 92 dan nilai
terendah 69 yang menunjukkan persentase ketuntasan sebesar 87% yang dimana

69
Aditya Sudirman, Penerapan Pembelajaran Berbasis Alat Peraga Sederhana Terhadap
Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas X, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 7. No. 1, 2019,
h. 86.
98

terdapat 2 peserta didik yang tidak tuntas. Ketidaktuntasan hasil posttest


dikarenakan faktor peserta didik yang tidak serius ketika menjawab soal, kurang
minatnya dalam pembahasan yang diajukan, kurang ikut serta pada saat
melakukan praktikum sehingga menyebabkan kurang pahamnya materi yang
diajukan. Bedasarkan ketuntasan hasil posttest menunjukkan persentase diatas
50% yaitu bahwa alat peraga masih dalam tergolong efektif sebagai media
penunjang pembelajaran. Indikator penilaian angket sama dengan evaluasi satu-
satu yang dimana kualitas teknis mendapatkan persentase tertinggi yaitu sebesar
88% dengan total nilai keseluruhan indikator mencapai 87% yang termasuk
kedalam kategori sangat baik. Hasil penilaian angket evaluasi kelompok kecil
menginformasikan bahwa alat peraga praktis pada saat digunakan.
Penilaian keterampilan proses sains pada 4 indikator yang memperoleh
persentase tertinggi adalah pada kategori akademik berkemampuan tinggi
dikarenakan pada saat mereka mencoba alat terlihat aktif dalam merangkai
maupun berdiskusi antar kelompok dan ada beberapa yang sudah sedikit
mengenal komponen-komponen yang terdapat di alat peraga karena guru mereka
pada topik rangkaian arus searah telah memperlihatkan dalam bentuk gambar dan
menjelaskan sedikit informasi mengenai komponen yang berkaitan dengan
rangkaian arus searah. Tetapi pada indikator menggunakan alat dan bahan yang
memperoleh persentase tertinggi adalah pada akademik berkemampuan sedang.
Uji lapangan membutuhkan subjek uji coba sebanyak 30 peserta didik
yang belum mempelajari konsep rangkaian arus searah dengan masing-masing 10
kategori berkemampuan tinggi, sedang dan rendah yang dikelompokkan
bedasarkan hasil pretest yang telah mereka kerjakan. Penelitian berlangsung di
SMAN 5 Kota Tangerang Selatan di kelas XI MIPA 1. Informasi yang diperoleh
dari uji lapangan yaitu keefektifan alat yang dilihat dari hasil posttest. Rerata hasil
pretest yang diperoleh sebesar 54,9 dengan nilai tertinggi 85 dan terendah 38 baik
dengan persentase ketuntasan sebesar 7% yang dimana terdapat 2 dari 30 peserta
didik yang tuntas mengerjakan soal pretest sedangkan rerata hasil posttest yang
diperoleh sebesar 95,4 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 92 baik
dengan persentase ketuntasan sebesar 100% yang dimana terdapat 30 peserta
99

didik (keseluruhan) tuntas dalam mengerjakan posttest, disebabkan alat peraga


dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami konsep materi
karena peserta didik dapat dengan langsung mengamati proses yang terjadi
didalamnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar tidak hanya
dinilai dari penguasaan konsep saja melainkan dapat dilihat dari keterampilan
proses pembelajarannya.70 Hasil ketuntasan nilai posttest menunjukkan informasi
bahwa alat peraga yang kita kembangkan efektif untuk digunakan.
Penilaian angket yang diberikan pada uji lapangan terdiri dari 5 aspek
yaitu kemampuan untuk dapat dilaksanakan, kesinambungan, efisiensi, kecocokan
dengan lingkungan dan penerimaan serta kemenarikan alat. Aspek penerimaan
dan kemenarikan alat memperoleh persentase tertinggi sebesar 90% yang terdiri
dari indikator : alat peraga dirancang dengan bentuk (desain) yang sesuai dengan
kebutuhan materi dan dapat menunjang pembelajaran yang aktif dan tidak
monoton dan aspek kesinambungan memperoleh persentase terendah sebesar 77%
yang terdiri dari indikator : potensi penggunaan dimasa yang akan datang,
perawatan mudah dilakukan dan terbuat dari bahan-bahan yang kuat. Hasil
keseluruhan dari penilaian angket uji lapangan sebesar 1104 dari 1320 baik
dengan persentase 84% yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil
penilaian angket evaluasi kelompok kecil menginformasikan bahwa alat peraga
praktis pada saat digunakan.
Penilaian keterampilan proses sains pada uji lapangan yang memperoleh
persentase tertinggi yaitu pada indikator menerapkan konsep dengan persentase
sebesar 72% yang termasuk kategori sangat baik dan untuk persentase terendah
pada indikator mengajukan pertanyaan dengan persentase sebesar 47%. Pada
grafik keterampilan proses sains uji lapangan memperlihatkan bahwa akademik
berkemampuan tinggi dan rendah unggul dalam mengajukan hipotesis dan
menggunakan alat bahan sedangkan pada indikator melaksanakan percobaan yang
paling unggul adalah akademik berkemampuan sedang. Pada indikator
menerapkan konsep akademik berkemampuan tinggi unggul mencapai 83%. Dan

70
Putri Oktafiani, Bambang Subali dan Sukiswo Supeni Edie, Pengembangan Alat Peraga
Kit Optik Serbaguna (AP-KOS) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains, Jurnal Inovasi
Pendidikan IPA, 2017, h. 190.
100

untuk indikator mengajukan pertanyaan akademik kemampuan rendah mencapai


persentase paling tinggi yaitu 63% yang dimana pada kategori tersebut mereka
lebih sering bertanya mengenai keterkaitan alat dengan konsep.
Setelah melalui tahap akhir prototipe yaitu evaluasi formatif (uji
lapangan), langkah selanjutnya adalah tahap evaluasi sumatif yang membutuhkan
subjek uji coba sebanyak 3 guru dari 2 sekolah yang berbeda dan 15 peserta didik
yang belum mempelajari konsep rangkaian arus searah dengan masing-masing 5
kategori berkemampuan tinggi, sedang dan rendah diambil bedasarkan hasil
pretest yang telah mereka kerjakan. Penelitian berlangsung di SMAN 9 Kota
Tangerang Selatan di kelas XI MIPA 5.
Informasi yang diperoleh dari evaluasi sumatif adalah kepraktisan dan
keefektifan alat. Penilaian indikator kepraktisan antara lain : kemudahan perakitan
dan penggunaan alat (sesuai dengan petunjuk pada manual book), kemudahan alat
praktikum untuk dipindahkan dan mudah dibawa, kemudahan pada saat
pelaksanaan dan mudah dalam segi perawatan. Indikator dengan persentase
tertinggi adalah kemudahan pada saat pelaksanaan sebesar 92% dengan indikator
lainnya memperoleh nilai yang sama yaitu sebesar 83% sedangkan untuk aspek
keefektifan indikator yang memperoleh persentase tertinggi adalah kemampuan
membantu guru dalam menjelaskan konsep rangkaian arus searah dan
kemampuan menunjang pembelajaran menjadi lebih aktif dan tidak menoton yaitu
sebesar 92% dan untuk persentase terendah pada indikator ketercapaian tujuan
pembelajaran yaitu sebesar 75% tetapi masih termasuk dalam kategori sangat
baik. Hasil penilaian angket oleh 3 guru diperoleh bahwa nilai kepraktisan dan
keefektifan sama yaitu sebesar 41 dari nilai total 48 baik dengan persentase
sebesar 85% yang termasuk dalam kategori sangat baik.
Hasil rerata nilai pretest pada evaluasi sumatif adalah 48,3 yang dimana
tidak ada peserta didik yang tuntas dalam mengerjakan soal pretest untuk rerata
nilai posstest adalah 82,2 dengan nilai tertinggi sebesar 92 dan nilai terendah
sebesar 62 yang dimana persentase ketuntasan sebesar 80% yang dimana terdapat
3 dari 15 peserta didik yang tidak tuntas dalam mengerjakan soal posttest.
Persentase ketuntasan sebesar 80% masih menunjukkan bahwa alat peraga efektif
101

untuk digunakan. Penilaian angket oleh peserta didik terdiri dari 4 indikator yaitu
kemudahan perakitan dan penggunaan alat (sesuai dengan petunjuk pada manual
book), kemudahan alat praktikum untuk dipindahkan dan mudah dibawa,
kemudahan pada saat pelaksanaan dan mudah dalam segi perawatan. Indikator
kemudahan pada saat pelaksanaan alat peraga memperoleh persentase tertinggi
sebesar 92% yang dimana peserta didik merasa mudah dalam melaksanakan
percobaan karena percobaan yang dilakukan hanya tinggal mengganti sebuah
hambatan pada socket DC sedangkan persentase terendah terdapat pada indikator
kemudahan alat praktikum untuk dipindahkan dan mudah dibawa yaitu sebesar
77% disebabkan karena tempat penyimpanan cukup berat untuk dibawa. Hasil
keseluruhan yang diperoleh dari hasil angket oleh peserta didik sebesar 201 dari
240 baik dengan persentase 84% yang termasuk dalam kategori sangat baik.
Penilaian keterampilan proses sains pada evaluasi sumatif terdiri dari 5
indikator penilaian yang sama dengan evaluasi sebelumnya yaitu mengajukan
hipotesis, menggunakan alat dan bahan, melaksanakan percobaan, menerapkan
konsep dan mengajukan pertanyaan. Indikator dengan persentase tertinggi yaitu
pada indikator mengajukan hipotesis sebesar 72% yang dimana akademik
berkemampuan tinggi memperoleh persentase tertinggi sebesar 83% sedangkan
berkemampuan sedang dan rendah memperoleh persentase 70% dan 67%. Dan
untuk ke empat indikator lainnya akademik berkemampuan tinggi memperoleh
persentase tertinggi dibandingkan dengan kemampuan akademik sedang maupun
rendah terutama pada indikator melaksanakan percobaan dengan selisih
persentase 20% untuk akademik berkemampuan sedang dan 26% untuk akademik
berkemampuan rendah. Hasil penilaian keterampilan proses sains pada evaluasi
sumatif memperlihatkan bahwa perbedaan kategori kemampuan akademik
mempengaruhi keterampilan proses sains peserta didik. Hasil rerata keseluruhan
keterampilan proses sains sebesar 64% yang termasuk dalam kategori sangat
baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian pengembangan alat peraga yang telah dilakukan memenuhi
aspek kelayakan, keefektifan dan kepraktisan dalam meningkatkan keterampilan
proses sains peserta didik. Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Alat peraga hukum kirchoff dinyatakan layak digunakan dalam pembelajaran
pada konsep rangkaian arus searah bedasarkan validasi ahli media dan ahli
materi yang mendapatkan nilai akhir dalam bentuk persentase dengan
masing-masing sebesar 93% dan 100%. Rerata dari kedua validator tersebut
sebesar 97% yang termasuk dalam kategori sangat layak.
2. Alat peraga hukum kirchoff dinyatakan efektif digunakan dalam
pembelajaran dan dapat meingkatkan keterampilan proses peserta didik pada
konsep rangkaian arus searah bedasarkan ketuntasan hasil posttest yang
diberikan kepada peserta didik dan penilaian angket evaluasi sumatif yang
diberikan kepada guru terhadap indikator efektifitas. Persentase ketuntasan
posttest yang diperoleh pada evaluasi satu-satu sebesar 100%, evaluasi
kelompok kecil sebesar 87%, uji lapangan sebesar 100% dan pada evaluasi
sumatif sebesar 80% serta penilaian efektifitas oleh guru memperoleh
persentase sebesar 85%. Rerata nilai keefektifan yang diperoleh yaitu sebesar
90% yang termasuk dalam kategori sangat efektif. Indikator KPS yang
diobservasi diantaranya adalah mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan
bahan, melaksanakan percobaan, menerapkan konsep dan mengajukan
pertanyaan dengan rerata skor yang diperoleh dalam bentuk persentase
sebesar 70% yang termasuk dalam kategori baik.
3. Alat peraga hukum kirchoff dinyatakan praktis digunakan dalam
pembelajaran pada konsep rangkaian arus searah bedasarkan penilaian angket
peserta didik pada tahap uji formatif yaitu evaluasi satu-satu dengan
persentase sebesar 92%, evaluasi kelompok kecil sebesar 87%, uji lapangan

102
103

sebesar 84% dan pada evaluasi sumatif yaitu penilaian angket guru dan
peserta didik dengan masing-masing persentase sebesar 85% dan 84%. Rerata
nilai kepraktisan yang diperoleh dari kelima penilaian yaitu sebesar 86% yang
termasuk dalam kategori sangat praktis.

B. Saran
Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan
saran untuk penelitian selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan alat peraga
yang telah dikembangkan, yaitu:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meminimalisir persentase kesalahan
error pada alat menjadi lebih kecil sehingga lebih meyakinkan peserta didik
terhadap nilai percobaan.
2. Alat peraga juga dapat dikembangkan lebih lanjut dengan membuat kerangka
adaptor menjadi sebuah tombol saklar agar terlihat lebih rapih dan
memudahkan pada saat merangkai.
3. Pengaruh penggunaan alat peraga hukum kirchoff terhadap keterampilan
proses sains peserta didik diharapkan dapat diteliti secara lebih spesifik
dengan menambah indikator KPS yang salah satunya mengobservasi dan
mengamati perubahan KPS peserta didik dalam beberapa pertemuan.
DAFTAR PUSTAKA

_____ Silabus Kurikulum 2013 revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan, 2016.

Akker, Jan van den., et al. Educational Design Research. New York : Routlede,
2006.

Ariska, Melly. Studi Pemahaman Materi Peserta didik Pada Sub Materi
Rangkaian Arus Searah Di Kelas XI SMA Negeri 1 Palembang. Jurnal
Inovasi Dan Pembelajaran Fisika. Vol. 2. No. 2, 2015.

Chaeruman, Uwes A. Memahami Prinsip Dasar Penelitian Pengembangan &


Evaluasi Formatif dalam Bidang Teknologi Pendidikan.
Desy., dkk. Pengembangan Alat Peraga Fisika Materi Gerak Melingkar Untuk
SMA. Prosiding Seminar Nasional Fisika. Vol. 4, 2015.

Dewi, Iqlima Noor Akmala dan Prabowo. Pengembangan Alat Peraga Bandul
Matematis untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa pada Materi
Gerak Harmonik Sederhana di Kelas XI SMAN 3 Tuban. Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika, Vol. 03 No. 02, 2014.

Diani, Nur Rohma. “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Hambatan Listrik Kotak
Akrilik Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Sma Pada Materi Rangkaian
Arus Searah”. Skripsi pada Program Studi Tadris Fisika UIN Jakarta,
2019. tidak dipublikasikan.

Giancoli, Douglas C. FISIKA Edisi Kelima Jilid 2, Terj. dari PHYSICS: Principles
with Applications Fifth Edition oleh Junaedi Habibillah. Jakarta :
Erlangga, 2001.

Gultepe, Nejla. High School Science Teachers’ Views on Science Process Skills.
International Journal of Environmental & Science Education, 2016.

Hartini, Sri., dkk. Pengembangan Alat Peraga Fisika Energi Melalui Perkuliahan
Berbasis Project Based Learning. Jurnal Vidya Karya, Vol. 33. No.1,
2018.

104
105

Saleh, Husnul Inayah., dkk. Pengaruh Penggunaan Media Alat Peraga Terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Peredaran darah. Jurnal
Sainsmat, Vol. IV. No. 1, 2015.

Sekar Indah, Duwita dan Prabowo. Pengembangan Alat Peraga Sederhana Gerak
Parabola Untuk Memotivasi Peserta didik pada Pembelajaran Fisika
Pokok Bahasan Gerak Parabola. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol.
03, 2014.

Setiawan, Conny., dkk. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : PT Gramedia,


1989.

Sudirman, Aditya. Penerapan Pembelajaran Berbasis Alat Peraga Sederhana


Terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas X. Jurnal
Pendidikan Fisika, Vol. 7. No. 1, 2019.
Suprayitno, Totok. Pedoman Pembuatan Alat Peraga Fisika Untuk SMA. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011.

Ishaq, Mohamad. Fisika Dasar : Elektisitas dan Magnetisme. Yogyakarta : Graha


Ilmu, 2007.

Lepiyanto Agil. Analisis Keterampilan Proses Sains pada Pembelajaran Berbasis


Peraga. Jurnal BIOEDUKASI, Vol. 05. No. 02, 2014.

Mafidah, Erna Khusnul dan Prabowo, Pengembangan Alat Peraga Perpindahan


Kalor Secara Radiasi Sebagai Media Pembelajaran Fisika Di Kelas X
SMA, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 6. No.1, 2017.

Novrianti. Teknik Pengembangan dan Evaluasi Program Pembelajaran Berbasis


Multimedia Interaktif. Jurnal Educative, Vo.1. No.1, 2016.

Nugraha, M.G., et al. Development of basic physics experiments based on science


process skills to enhancemastery concepts of physics pre-service teachers
in Melde’s law. Journal of Physics: Conference Series, 2019.

Oktafiani, Putri., dkk. Pengembangan Alat Peraga Kit Optik Serbaguna (AP-
KOS) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Inovasi
Pendidikan IPA, 2017.
106

Pramesty, Rosalina Indah dan Prabowo. Pengembangan Alat Peraga Kit Fluida
Statis Sebagai Media Pembelajaran Pada Sub Materi Fluida Statis Di
Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mojosari, Mojokerto. Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika, Vol. 02. No. 03, 2013.

Ratnasari, D., et al. Analysis Of Science Process Skills Of Summative Test Items
In Physics Of Grade X In Surakarta. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
2018.

Rochmad. Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika.


Jurnal KREANO. Vol. 3. No. 1. 2012.

Rustaman, Nuryani. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press,


2005.

Sanjaya, Wina. Perencaaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana


Prenadamedia Group, 2008.

Saripudin, Aip., dkk. Praktis Belajar Fisika. Jakarta : Visindo Media Persada,
2009.

Serway, Raymond A dan W. Jewett, John. FISIKA untuk Sains dan Teknik, Terj.
dari PHYSICS For Scientists and Engineers with Modern Physics oleh
Chriswan Sungkono. Jakarta : Salemba Teknika, 2010.

Setiawan, Conny., dkk. Pendekatan Keterampilan Proses Cetakan Kelima.


Jakarta : PT Gramedia, 1989.

Setyosari, Punaji. Metode Penelitian dan Pengembangan Edisi Keempat. Jakarta :


Prenadamedia Group, 2016.

Setyowati, Dyah dan Sucahyo, Imam. Pengembangan Alat Peraga Viskositas


Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Pada Peserta Didik di
SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 09. No.01, 2020.

Sirajuddin, S., dkk. Penerapan Model REACT untuk Meningkatkan Keterampilan


Proses Sains Siswa pada Materi Arus Listrik. Jurnal Pendidikan Fisika
dan Keilmuan, Vol. 04, 2018.
107

Situmoran, Rosdiana Meliana. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based


Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem
Ekskresi Manusia. Jurnal EduBio Tropika, Vol. 3. No. 2, 2015.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :


Alfabeta, 2013.

Suwarna, Iwan Permana. “Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif


Mahapeserta didik melalui Computer Based Test pada Program Studi
Pendidikan Fisika”. Laporan Penelitian UIN Jakarta, 2016.

Tessmer, Martin. Planning and Conducting Formative Evaluation. London:


Routledge, 1993.

Wicaksana, Adam. “Pengembangan Alat Peraga Gerak Parabola untuk


Meningkatkan Keterampilan Proses Sains”. Skripsi pada Program Studi
Tadris Fisika UIN Jakarta, 2017. tidak dipublikasikan.

Wulantri dan Syamsuri Ali. Pengembangan Alat Peraga Fisika Materi Induksi
Elektromagnetik Di Kelas XII SMA. Indonesian Journal of Science and
Mathematics Education. Vol. 1. No. 3. 2018.
LAMPIRAN ANALISIS PENELITIAN

Lampiran 1 : STUDI PENDAHULUAN

108
1. 1 Wawancara Guru

*Note : no 5 (pertanyaan tidak boleh mengarahkan kejawaban)


Diganti : Materi apa yang dianggap sulit oleh peserta didik ?

109
110
111
112
1. 2 Angket Respon Peserta Didik

Keterangan Pertanyaan No :
1. Apakah Anda menyukai pelajaran fisika?
2. Apakah Anda selalu memperoleh nilai ulangan pelajaran fisika diatas KKM?
3. Media apa yang digunakan guru dalam pembelajaran konsep rangkaian arus
searah?
4. Media apa yang anda sukai untuk pembelajaran konsep rangkaian arus
searah?
5. Apakah Anda pernah melakukan praktikum mengenai rangkaian arus searah
di laboratorium?
6. Apakah kalian menyukai belajar hanya didalam kelas dengan memperhatikan
penjelasan guru dan mencatat penjelasan dari guru?
7. Apakah pembelajarakonsep rangkaian arus searah akan lebih menarik dan
mudah dipahami apabila dipelajari dengan praktikum ?

SMAN 4 SMAN 6 SMAN 8 SMAN 9


Jumlah
Tangsel Tangsel Tangsel Tangsel
1 Ya 10 20 15 15 60
Tidak 25 13 20 18 76
Jumlah PD 35 33 35 33 136
2 Ya 6 8 5 8 27
Tidak 29 25 30 25 109
Jumlah PD 35 33 35 33 136
3 PPT 25 30 20 22 97
Video 3 3 5 5 16
Simulasi 0 0 0 0 0
Alat 0 0 0 0 0
Lainnya 7 0 10 6 23
Jumlah PD 35 33 35 33 136
4 PPT 8 9 19 5 41
Video 5 9 7 16 37
Simulasi 0 0 0 0 0
Alat 10 15 9 12 46
Lainnya 12 0 0 0 12
Jumlah PD 35 33 35 33 136
5 Ya 17 19 24 20 80
Tidak 18 14 11 13 56

113
Jumlah PD 35 33 35 33 136
6 Ya 16 15 12 13 56
Tidak 19 18 23 20 80
Jumlah PD 35 33 35 33 136
7 Ya 31 30 32 29 122
Tidak 4 3 3 4 14
Jumlah PD 35 33 35 33 136

Keterangan jumlah peserta didik


1. SMAN 4 Tangsel : 35 peserta didik
2. SMAN 6 Tangsel : 33 peserta didik
3. SMAN 8 Tangsel : 35 peserta didik
4. SMAN 9 Tangsel : 33 peserta didik

114
Lampiran 2 : AHLI MEDIA

115
2. 1 Angket Ahli Media

116
117
118
119
120
2. 2 Hasil Penilaian Angket Per Aspek

No. Aspek Skor Persentase Kategori

1. Keterkaitan Alat dengan Bahan Ajar 59 98 % Sangat Baik


2. Ketahanan Alat 55 92 % Sangat Baik
3. Keakuratan Alat 72 90 % Sangat Baik
4. Efisiensi Alat 53 88 % Sangat Baik
5. Keamanan Penggunaan 58 97 % Sangat Baik
6. Estetika 48 80 % Sangat Baik
7. Kelengkapan Alat 58 97 % Sangat Baik
8. Tempat Penyimpanan 60 100 % Sangat Baik
Jumlah 463 93 % Sangat Baik

Garis Bilangan Seluruh Aspek

Skor 463 termasuk dalam kategori sangat baik

121
Garis Bilangan Per Aspek

1. Keterkaitan Alat dengan Bahan Ajar 5. Keamanan Penggunaan

Skor 59 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 58 termasuk dalam kategori sangat baik
2. Ketahanan Alat 6. Estetika

Skor 55 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 48 termasuk dalam kategori sangat baik
3. Keakuratan Alat 7. Kelengkapan Alat

Skor 72 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 58 termasuk dalam kategori sangat baik

122
4. Efisiensi Alat 8. Tempat Penyimpanan

Skor 53 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 60 termasuk dalam kategori sangat baik

123
2. 3 Hasil Penilaian Angket Per Indikator

Aspek Penilaian Kelayakan Media


No. Nama Validator 1 2 3 4 5 6 7 8
A B C A B C A B C D A B C A B C A B C A B C A B C
1 Anugrah Azhar, M.Si 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 Elvan Yuniarti, M.Si 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4

3 Ryan Rizaldi, M.Si 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 4 3 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4

4 Saipudin, M.Si 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4

5 Yanuar Anas B, M.Pd 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4


Jumlah 20 19 20 18 19 18 18 17 19 18 17 18 18 20 18 20 16 17 15 19 20 19 20 20 20
Kategori SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB B SB SB SB SB SB SB

Keterangan :

1. Kterkaitan Alat dengan Bahan Ajar 6. Estetika


2. Ketahanan Alat 7. Kelengkapan Alat
3. Keakuratan 8. Tempat Penyimpanan
4. Efisiensi Alat
5. Keamanan Penggunaan Alat

124
Garis Bilangan Per Indikator

1. Keterkaitan Alat dengan Bahan Ajar


a. Kesesuaian alat peraga dengan b. Kejelasan alat peraga dalam
konsep yang diajarkan membantu menjelaskan konsep

Skor 20 termasuk dalam kategori Skor 19 termasuk dalam kategori


sangat baik sangat baik
c. Alat peraga dapat membantu meningkatkan keterampilan proses sains siswa

Skor 20 termasuk dalam kategori sangat baik


2. Ketahanan Alat
a. Alat peraga terbuat dari bahan- b. Alat peraga dapat digunakan
bahan yang kuat (tidak mudah berulang-ulang
rusak)

Skor 18 termasuk dalam kategori Skor 19 termasuk dalam kategori


sangat baik sangat baik
c. Perawatan alat peraga mudah dilakukan

Skor 18 termasuk dalam kategori sangat baik


3. Keakuratan
a. Ketahanan komponen-komponen b. Ketepatan pemasangan setiap
alat peraga pada kedudukan komponen pada alat ukur
awalnya

125
Skor 18 termasuk dalam kategori Skor 17 termasuk dalam kategori
sangat baik sangat baik
c. Alat peraga menunjukkan hasil d. Ketelitian pengukuran
pengukuran yang mendekati nilai
sebenarnya

Skor 19 termasuk dalam kategori Skor 18 termasuk dalam kategori


sangat baik sangat baik
4. Efisiensi Alat
a. Alat peraga mudah dirangkai b. Alat peraga mudah dioperasikan

Skor 17 termasuk dalam kategori Skor 18 termasuk dalam kategori


sangat baik sangat baik
c. Alat peraga mudah dibawa

Skor 18 termasuk dalam kategori sangat baik


5. Keamanan Penggunaan Alat
a. Alat peraga dilengkapi alat/bahan b. Desain alat peraga kokoh dan
pengaman sehingga aman tidak ada bagian yang
digunakan oleh siswa membahayakan

Skor 20 termasuk dalam kategori Skor 18 termasuk dalam kategori


sangat baik sangat baik

126
c. Alat peraga tidak menggunakan material beracun

Skor 20 termasuk dalam kategori sangat baik


6. Estetika
a. Kerapihan alat peraga b. Alat peraga dirancang dengan
bentuk (desain) yang sesuai
dengan kebutuhan materi

Skor 16 termasuk dalam kategori Skor 17 termasuk dalam kategori


sangat baik sangat baik
c. Alat peraga memiliki warna dan bentuk yang menarik

Skor 15 termasuk dalam kategori baik


7. Kelengkapan Alat
a. Alat peraga dilengkapi dengan b. Alat peraga dilengkapi dengan
manual book dalam membantu lembark kerja siswa (LKS)
perangkaian alat sebagai acuan dalam melakukan
peraga

Skor 19 termasuk dalam kategori Skor 20 termasuk dalam kategori


sangat baik sangat baik
c. Alat peraga dilengkapi dengan video perangkaian dan penggunaan alat

Skor 19 termasuk dalam kategori sangat baik

127
8. Tempat Penyimpanan
a. Alat peraga dilengkapi dengan b. Komponen-komponen alat mudah
tempat penyimpanan (KIT) diambil dan disimpan dalam kotak
sehingga mudah dibawa penyimpanan

Skor 20 termasuk dalam kategori Skor 20 termasuk dalam kategori


sangat baik sangat baik
c. Tempat penyimpanan (KIT) memiliki ketahanan dalam menyimpan alat
peraga

Skor 20 termasuk dalam kategori sangat baik

128
Lampiran 3 : AHLI MATERI

129
3. 1 Angket Ahli Materi

130
131
132
133
134
3. 2 Penilaian Per Aspek
Validator
Elvan Ryan Yanuar
Indikator Anugrah Saipudin, Jumlah Persentase
Yuniarti, Rizaldi, Anas,
Azhar, M.Si M.Si
M.Si M.Si M.Pd
1 1 1 1 1 1 5 100
Kesesuaian 2 1 1 1 1 1 5 100
Isi 3 1 1 1 1 1 5 100
4 1 1 1 1 1 5 100
Kesesuaian 1 1 1 1 1 1 5 100
Konsep 2 1 1 1 1 1 5 100
Jumlah 30 600
Rata-Rata 5 100
Kesimpulan Sangat Sesuai

Garis Bilangan Per Aspek

135
Lampiran 4 : EVALUASI SATU-SATU

136
4. 1 Angket Peserta Didik

137
4. 2 Hasil Penilaian Angket Per Aspek

No. Aspek Skor Persentase Kategori

1. Materi (Content) 34 94 % Sangat Baik


2. Desain Pembelajaran 32 90 % Sangat Baik
3. Implementasi 32 90 % Sangat Baik
4. Kualitas Teknis 35 97 % Sangat Baik
Jumlah 133 92 % Sangat Baik

Garis Bilangan Seluruh Aspek

Skor 133 termasuk dalam kategori sangat baik

138
Garis Bilangan Per Aspek

2. Materi (Content) 3. Implementasi

Skor 34 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 32 termasuk dalam kategori sangat baik
5. Desain Pembelajaran 4. Kualitas Teknis

Skor 32 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 35 termasuk dalam kategori sangat baik

139
4. 3 Hasil Penilaian Angket Per Indikator
Nama Angket Penilaian Evaluasi Satu-Satu
No Peserta Materi Desain Implementasi Kualitas
Didik A B C A B C A B C A B C
1 Bayu 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4
2 Elok 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4
3 Mutiara 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
Jumlah 12 11 11 10 12 10 11 11 10 12 11 12
Persentase (%) 100 92 92 83 100 83 92 92 83 100 92 100
Kategori SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

Garis Bilangan Per Indikator

1. Materi (Content)
a. Alat peraga dapat menunjukkan b. Alat peraga dapat menujukkan
penerapan Hukum Ohm (Seri-Paralel) penerapan Hukum Kirchoff I dan II.

Skor 12 termasuk dalam kategori Skor 11 termasuk dalam kategori


sangat baik sangat baik
c. Penggunaan alat peraga membantu pembelajaran menjadi lebih nyata bedasarkan
data pengukuran.

Skor 11 termasuk dalam kategori sangat baik


2. Desain Pembelajaran
a. Penggunaan alat peraga membuat b. Penggunaan alat peraga membantu
pembelajaran menjadi lebih aktif pembelajaran menjadi lebih menarik
dan tidak monoton.

Skor 10 termasuk dalam kategori Skor 12 termasuk dalam kategori sangat

140
sangat baik baik
c. Penggunaan alat peraga membantu peserta didik menemukan sendiri pengetahuan
yang sedang dipelajari.

Skor 10 termasuk dalam kategori sangat baik


3. Implementasi
a. Alat peraga terbuat dari bahan yang b. Alat peraga memiliki desain yang
aman menarik.

Skor 11 termasuk dalam kategori Skor 11 termasuk dalam kategori sangat


sangat baik baik
c. Kerapihan alat peraga

Skor 10 termasuk dalam kategori sangat baik


4. Kualitas Teknis
a. Alat peraga mudah digunakan. b. Alat peraga aman digunakan dan tidak
mengandung unsur yang berbahaya

Skor 12 termasuk dalam kategori Skor 11 termasuk dalam kategori sangat


sangat baik baik
c. Alat peraga dapat digunakan berulang

Skor 12 termasuk dalam kategori sangat baik

141
4. 4 Hasil Nilai Posttest
Subjek
No Posttest Ketuntasan
Penelitian
1 Bayu 85 Tuntas
2 Elok 85 Tuntas
3 Mutiara 77 Tuntas
Jumlah 247
Rata-Rata Nilai Posttest 82,3

4. 5 Hasil Olah Data Posttest


Soal
Nama Jumlah Soal
No A B C D E F G Nilai
Siswa KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Benar Salah
1 Bayu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11 2 85 Tuntas
2 Elok 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11 2 85 Tuntas
3 Mutiara 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 10 3 77 Tuntas
Rata-Rata Nilai Posttest 82,3
Persentase Ketuntasan 100%

142
4. 6 Hasil Penilaian Observasi KPS
Indikator Penilaian KPS
Nama Mengajukan Menggunakan Melaksanakan Menerapkan Mengajukan
No Jumlah Persentase
Siswa Hipotesis Alat & Bahan Percobaan Konsep Pertanyaan
1 2 3 4 1 1 1 1
1 Bayu 3 2 3 3
2 3 3 3 22 96 %
Jumlah KPS 11
2 Elok 2 3 2 3
2 2 3 2 19 83 %
Jumlah KPS 10
3 Mutiara 3 3 3 2
1 2 3 3 20 87 %
Jumlah KPS 11
8 8 8 8
Jumlah Aspek 5 7 9 8
32
Persentase (%) 89 % 83 % 78 % 100 % 89 %

Skor maksimum

1. Mengajukan Hipotesis = 36
2. Menggunakan Alat dan Bahan =9
3. Melaksanakan Percobaan =9
4. Menerapkan Konsep =9
5. Mengajukan Pertanyaan =9

143
Lampiran 5 : EVALUASI KELOMPOK KECIL

144
5. 1 Angket Peserta Didik

145
5. 2 Hasil Penilaian Angket Per Aspek

No. Aspek Skor Persentase Kategori

1. Materi (Content) 145 81 % Sangat Baik


2. Desain Pembelajaran 145 81 % Sangat Baik
3. Efisiensi 128 69 % Sangat Baik
4. Kualitas Teknis 158 88 % Sangat Baik
Jumlah 576 87 % Sangat Baik

Garis Bilangan Seluruh Aspek

Skor 576 termasuk dalam kategori sangat baik

146
Garis Bilangan Per Aspek

1. Materi (Content) 3. Efisiensi

Skor 145 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 128 termasuk dalam kategori baik
2. Desain Pembelajaran 4. Kualitas Teknis

Skor 145 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 158 termasuk dalam kategori sangat baik

147
5. 3 Hasil Penilaian Angket Per Indikator
Angket Penilaian Evaluasi Kelompok Kecil
Nama Peserta
No Materi Desain Efisiensi Kualitas Teknis
Didik
A B C A B C A B A B C
1 Adinda 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 4
2 Adissa 3 2 3 3 4 3 2 3 4 4 3
3 Ahmad 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
4 Akbar 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4
5 Amanda 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4
6 Andini 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3
7 Annisa R 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
8 Intan 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4
9 Leonardo 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
10 Maheer 3 2 3 3 3 4 2 3 3 4 4
11 Nabilah 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4
12 Raehana 3 3 4 3 4 3 2 2 3 4 4
13 Regita 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3
14 Sabrina 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4
15 Sutan Danel 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4
Jumlah 48 44 53 52 51 42 40 48 47 55 56
Persentase (%) 80 73 88 87 85 70 67 80 78 92 93
Kategori SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB

Garis Bilangan Per Indikator

1. Materi (Content)
a. Alat peraga dapat menunjukkan b. Alat peraga dapat menujukkan
penerapan Hukum Ohm (Seri-Paralel) penerapan Hukum Kirchoff I dan II

Skor 48 termasuk dalam kategori sangat Skor 44 termasuk dalam kategori baik
baik
c. Penggunaan alat peraga membantu pembelajaran menjadi lebih nyata bedasarkan data
pengukuran.

148
Skor 53 termasuk dalam kategori sangat baik
2. Desain Pembelajaran
a. Penggunaan alat peraga membuat b. Penggunaan alat peraga membantu
pembelajaran menjadi lebih aktif pembelajaran menjadi lebih menarik
dan tidak monoton.

Skor 52 termasuk dalam kategori Skor 51 termasuk dalam kategori sangat


sangat baik baik
c. Penggunaan alat peraga membantu peserta didik menemukan sendiri pengetahuan
yang sedang dipelajari.

Skor 42 termasuk dalam kategori baik


3. Efisiensi
a. Kecukupan waktu untuk memahami b. Kemudahan untuk memahami konsep
konsep rangkaian arus searah rangkaian arus searah melalui kegiatan
peraga.

Skor 48 termasuk dalam kategori


Skor 40 termasuk dalam kategori baik sangat baik
4. Kualitas Teknis
a. Alat peraga mudah digunakan. b. Alat peraga aman digunakan dan tidak
mengandung unsur yang berbahaya

149
Skor 47 termasuk dalam kategori Skor 55 termasuk dalam kategori sangat
sangat baik baik
c. Alat peraga dapat digunakan berulang

Skor 56 termasuk dalam kategori sangat baik

150
5. 4 Hasil Nilai Pretest – Posttest
Kategori Subjek Kategori
No Pretest Posttest Ketuntasan n-gain
Peserta Didik Penelitian n-gain
1 Raehana 69 85 Tuntas 0,52 Sedang
2 Regita 69 85 Tuntas 0,52 Sedang
3 KT Sabrina 69 77 Tuntas 0,25 Sedang
4 Amanda 62 92 Tuntas 0,78 Tinggi
5 Andini 69 77 Tuntas 0,25 Sedang
6 Annisa R 62 92 Tuntas 0,78 Tinggi
7 Sutan Danel 62 92 Tuntas 0,78 Tinggi
8 KS Maheer 62 77 Tuntas 0,39 Sedang
9 Leonardo 54 69 Tidak Tuntas 0,33 Sedang
10 Adissa 54 69 Tidak Tuntas 0,33 Sedang
11 Nabilah 46 85 Tuntas 0,72 Tinggi
12 Intan 46 77 Tuntas 0,57 Sedang
13 KR Ahmad 23 77 Tuntas 0,70 Sedang
14 Akbar 32 85 Tuntas 0,77 Tinggi
15 Adinda 23 85 Tuntas 0,81 Tinggi
Jumlah 802 1224
Rerata Pretest - Posttest 53,5 81,6

151
5. 5 Hasil Olah Data Pretest
Soal
Nama Jumlah Soal
No A B C D E F G Nilai
Siswa KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Benar Salah
1 Adinda 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 10 23 Tidak Tuntas
2 Adissa 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 7 6 54 Tidak Tuntas
3 Ahmad 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 10 23 Tidak Tuntas
4 Akbar 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 4 9 32 Tidak Tuntas
5 Amanda 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 8 5 62 Tidak Tuntas
6 Andini 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 9 4 69 Tidak Tuntas
7 Annisa R 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 8 5 62 Tidak Tuntas
8 Intan 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 6 7 46 Tidak Tuntas
9 Leonardo 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 7 6 54 Tidak Tuntas
10 Maheer 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 8 5 62 Tidak Tuntas
11 Nabilah 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 6 7 46 Tidak Tuntas
12 Raehana 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 9 4 69 Tidak Tuntas
13 Regita 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 9 4 69 Tidak Tuntas
14 Sabrina 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 9 4 69 Tidak Tuntas
15 Sutan 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 8 5 62 Tidak Tuntas
Rata-Rata Nilai Pretest 53,5
Persentase Ketuntasan 0%

152
5. 6 Hasil Olah Data Posttest
Soal
Nama Jumlah Soal
No A B C D E F G Nilai
Siswa KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Benar Salah
1 Adinda 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 2 85 Tuntas
2 Adissa 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 9 4 69 Tidak Tuntas
3 Ahmad 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 3 77 Tuntas
4 Akbar 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2 85 Tuntas
5 Amanda 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1 92 Tuntas
6 Andini 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 10 3 77 Tuntas
7 Annisa R 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1 92 Tuntas
8 Intan 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 10 3 77 Tuntas
9 Leonardo 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 9 4 69 Tidak Tuntas
10 Maheer 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10 3 77 Tuntas
11 Nabilah 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 11 2 85 Tuntas
12 Raehana 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 11 2 85 Tuntas
13 Regita 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 2 85 Tuntas
14 Sabrina 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10 3 77 Tuntas
15 Sutan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1 92 Tuntas
Rata-Rata Nilai Posttest 81,6
Persentase Ketuntasan 87 %

153
5. 7 Hasil Penilaian Observasi KPS
Indikator Penilaian KPS
Kategori
Nama Mengajukan Menggunakan Melaksanakan Menerapkan Mengajukan
No Peserta Jml Persentase
Siswa Hipotesis Alat & Bahan Percobaan Konsep Pertanyaan
Didik
1 2 3 4 1 1 1 1
1 Raehana 3 3 3 3 1 3 3 2 21 88 %
2 Regita 3 3 3 3 2 3 3 1 21 88 %
3 KT Sabrina 3 3 3 3 1 3 3 2 21 88 %
4 Amanda 3 3 3 2 2 3 3 2 21 88 %
5 Andini 3 1 3 3 2 3 2 1 18 75 %
15 13 15 14
Jumlah KPS 8 15 14 8 102 85 %
57
6 Annisa R 3 2 2 2 2 1 2 2 16 67 %
7 Sutan 1 1 3 3 1 1 3 1 14 58 %
8 KS Maheer 1 1 2 3 2 2 1 2 14 58 %
9 Leonardo 3 3 3 2 2 2 2 1 18 75 %
10 Adissa 2 3 2 2 2 2 2 1 16 67 %
10 10 12 12
Jumlah KPS 9 8 10 7 78 65 %
44
11 Nabilah 2 2 2 2 2 2 2 1 15 63 %
12 Intan 1 1 3 3 1 3 1 2 15 63 %
13 KR Ahmad 1 1 1 2 1 1 1 2 10 42 %
14 Akbar 1 1 2 3 1 2 2 1 13 54 %
15 Adinda 3 2 2 2 1 2 2 1 15 63 %

154
8 7 10 12
Jumlah KPS 6 10 8 7 68 57 %
37
Jumlah Per Aspek 138 23 33 32 22
Persentase (%) 77 % 51 % 73 % 71 % 49 %

Keterangan :

1. KT = kemampuan akademik tinggi


2. KS = kemampuan akademik sedang
3. KR = kemampuan akademik rendah
Skor maksimum

1. Mengajukan Hipotesis = 180


2. Menggunakan Alat dan Bahan = 45
3. Melaksanakan Percobaan = 45
4. Menerapkan Konsep = 45
5. Mengajukan Pertanyaan = 45

155
Lampiran 6 : UJI LAPANGAN

156
6. 1 Angket Peserta Didik

157
6. 2 Hasil Penilaian Angket Per Aspek

No. Aspek Skor Persentase Kategori

1. Kemampuan untuk dapat dilaksanakan 211 88 % Sangat Baik


2. Kesinambungan 276 77 % Sangat Baik
3. Efisiensi 195 81 % Sangat Baik
4. Kecocokan dengan Lingkungan 207 86 % Sangat Baik
5 Penerimaan dan Kemenarikan Alat 215 90 % Sangat Baik
Jumlah 1104 84 % Sangat Baik

Garis Bilangan Seluruh Aspek

Skor 1104 termasuk dalam kategori sangat baik

158
Garis Bilangan Per Aspek

1. Kemampuan untuk dapat dilaksanakan 3. Efisiensi

Skor 211 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 195 termasuk dalam kategori baik
2. Kesinambungan 4. Kecocokan dengan Lingkungan

Skor 276 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 207 termasuk dalam kategori sangat baik
5. Penerimaan dan Kemenarikan Alat

Skor 215 termasuk dalam kategori sangat baik

159
6. 3 Hasil Penilaian Angket Per Indikator
Nama Angket Penilaian Uji Lapangan
No Peserta Kemampuan Kesinambungan Efisiensi Kecocokan Kemenarikan
Didik A B A B C A B A B A B
1 Abu Bakar 4 4 4 3 2 1 2 3 2 4 3
2 Adlinnisa 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4
3 Akmal 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
4 Aminah 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4
5 Anggreyani 2 3 2 1 2 2 2 4 3 3 4
6 Arvin 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4
7 Athaullah 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
8 Azi Dwi 4 4 2 3 3 2 3 3 3 4 4
9 Dandi 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
10 Diky R 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
11 Eriyana 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3
12 Farah 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2
13 Haidar 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4
14 Hendra 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3
15 Miftah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 Nadia 4 3 3 2 3 3 4 3 4 2 3
17 Natasya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 Obar 3 4 2 3 2 3 4 4 4 3 3
19 Odet 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 4
20 Rafael 4 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3
21 Riska 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
22 Safina 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3
23 Shenwa 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4
24 Suci 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3
25 Tegar 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4
26 Tyara 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4
27 Vany 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3
28 Wahyudi 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
29 Yunitania 4 3 4 3 2 2 4 3 4 4 4
30 Zenia 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
Jumlah 105 106 96 91 89 94 101 103 104 106 109
Kategori SB SB SB SB B SB SB SB SB SB SB

160
Garis Bilangan Per Indikator

1. Kemampuan untuk dapat dilaksanakan


a. Alat peraga mudah digunakan dan b. Alat dapat digunakan secara berulang-
dibawa (portable) ulang.

Skor 105 termasuk dalam kategori Skor 106 termasuk dalam kategori sangat
sangat baik baik
2. Kesinambungan
a. Potensi penggunaan dimasa yang akan b. Perawatan alat mudah dilakukan
datang

Skor 96 termasuk dalam kategori sangat Skor 91 termasuk dalam kategori sangat
baik baik
c. Alat terbuat dari bahan-bahan yang kuat.

Skor 89 termasuk dalam kategori baik


3. Efisiensi
a. Kecukupan waktu untuk memahami b. Kemudahan untuk memahami konsep
konsep rangkaian arus searah rangkaian arus searah melalui kegiatan
peraga.

Skor 94 termasuk dalam kategori sangat Skor 101 termasuk dalam kategori
baik sangat baik
4. Kecocokan dengan lingkungan
a. Alat peraga dirancang sesuai dengan b. Alat peraga aman digunakan dan tidak
kondisi lingkungan belajar mengandung unsur yang berbahaya

161
Skor 103 termasuk dalam kategori Skor 55 termasuk dalam kategori sangat
sangat baik baik
5. Penerimaan dan Kemenarikan Alat
a. Alat peraga dirancang dengan bentuk b. Alat peraga dapat menunjang
(desain) yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang aktif dan tidak
materi. monoton.

Skor 106 termasuk dalam kategori Skor 109 termasuk dalam kategori
sangat baik sangat baik

162
6. 4 Hasil Nilai Pretest – Posttest
Kategori
Subjek Kategori
No Peserta Pretest Posttest Ketuntasan n-gain
Penelitian n-gain
Didik
1 Eriyana 85 100 Tuntas 1 Tinggi
2 Athaullah 77 100 Tuntas 1 Tinggi
3 Odet 69 100 Tuntas 1 Tinggi
4 Shenwa 69 100 Tuntas 1 Tinggi
5 Zenia 69 100 Tuntas 1 Tinggi
KT
6 Aminah 62 85 Tuntas 0,61 Sedang
7 Haidar 62 100 Tuntas 1 Tinggi
8 Adlinnisa 54 92 Tuntas 0,83 Tinggi
9 Akmal 54 100 Tuntas 1 Tinggi
10 Anggreyani 54 85 Tuntas 0,67 Sedang
11 Arvin 54 100 Tuntas 1 Tinggi
12 Azi Dwi 54 92 Tuntas 0,83 Tinggi
13 Dandi 54 100 Tuntas 1 Tinggi
KS
14 Diky R 54 92 Tuntas 0,83 Tinggi
15 Farah 54 100 Tuntas 1 Tinggi
16 Nadia 54 100 Tuntas 1 Tinggi

163
17 Obar 54 100 Tuntas 1 Tinggi
18 Rafael 54 92 Tuntas 0,83 Tinggi
19 Riska 54 85 Tuntas 0,67 Sedang
20 Safina 54 100 Tuntas 1 Tinggi
21 Suci 54 92 Tuntas 0,83 Tinggi
22 Vany 54 100 Tuntas 1 Tinggi
23 Yunitania 54 85 Tuntas 0,67 Sedang
24 Abu Bakar 46 85 Tuntas 0,72 Tinggi
25 Miftah 46 92 Tuntas 0,85 Tinggi
KR
26 Tegar 46 92 Tuntas 0,85 Tinggi
27 Hendra 38 100 Tuntas 1 Tinggi
28 Natasya 38 100 Tuntas 1 Tinggi
29 Tyara 38 92 Tuntas 0,87 Tinggi
30 Wahyudi 38 100 Tuntas 1 Tinggi
Jumlah 1647 2861
Rerata Pretest - Posttest 54,9 95,4

164
6. 5 Hasil Olah Data Pretest
Soal
Nama Jumlah Soal
No A B C D E F G Nilai
Siswa KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Benar Salah
1 Abu Bakar 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 6 7 46 Tidak Tuntas
2 Adlinnisa 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
3 Akmal 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
4 Aminah 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 8 5 62 Tidak Tuntas
5 Anggreyani 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
6 Arvin 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
7 Athaullah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 10 3 77 Tuntas
8 Azi Dwi 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
9 Dandi 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
10 Diky R 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
11 Eriyana 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 11 2 85 Tuntas
12 Farah 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
13 Haidar 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 8 5 62 Tidak Tuntas
14 Hendra 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 8 38 Tidak Tuntas
15 Miftah 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 6 7 46 Tidak Tuntas

165
16 Nadia 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 7 6 54 Tidak Tuntas
17 Natasya 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 5 8 38 Tidak Tuntas
18 Obar 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
19 Odet 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 9 4 69 Tidak Tuntas
20 Rafael 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
21 Riska 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 7 6 54 Tidak Tuntas
22 Safina 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 7 6 54 Tidak Tuntas
23 Shenwa 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 9 4 69 Tidak Tuntas
24 Suci 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
25 Tegar 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6 7 46 Tidak Tuntas
26 Tyara 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 4 9 38 Tidak Tuntas
27 Vany 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 6 54 Tidak Tuntas
28 Wahyudi 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 8 38 Tidak Tuntas
29 Yunitania 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
30 Zenia 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 9 4 69 Tidak Tuntas
Rata-Rata Nilai Pretest 54,9
Persentase Ketuntasan 7%

166
6. 6 Hasil Olah Data Posttest
Soal
Nama Jumlah Soal
No A B C D E F G Nilai
Siswa KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Benar Salah
1 Abu Bakar 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 85 Tuntas
2 Adlinnisa 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 1 92 Tuntas
3 Akmal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
4 Aminah 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 85 Tuntas
5 Anggreyani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 11 2 85 Tuntas
6 Arvin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
7 Athaullah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
8 Azi Dwi 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 1 92 Tuntas
9 Dandi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
10 Diky R 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 1 92 Tuntas
11 Eriyana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
12 Farah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
13 Haidar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
14 Hendra 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
15 Miftah 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1 92 Tuntas

167
16 Nadia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
17 Natasya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
18 Obar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
19 Odet 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
20 Rafael 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 1 92 Tuntas
21 Riska 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 11 2 85 Tuntas
22 Safina 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
23 Shenwa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
24 Suci 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 1 92 Tuntas
25 Tegar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 1 92 Tuntas
26 Tyara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 1 92 Tuntas
27 Vany 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
28 Wahyudi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
29 Yunitania 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 11 2 85 Tuntas
30 Zenia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 100 Tuntas
Rata-Rata Nilai Posttest 95,4
Persentase Ketuntasan 100 %

168
6. 7 Hasil Penilaian Observasi KPS
Indikator Penilaian KPS
Kategori
Nama Mengajukan Menggunakan Melaksanakan Menerapkan Mengajukan
No Peserta Jml Persentase
Siswa Hipotesis Alat & Bahan Percobaan Konsep Pertanyaan
Didik
1 2 3 4 1 1 1 1
1 Eriyana 1 3 3 2 1 1 3 1 15 65 %
2 Athaullah 2 2 2 3 2 2 3 1 17 74 %
3 Odet 2 2 1 2 2 2 3 1 15 65 %
4 Shenwa 3 1 2 2 2 3 3 2 18 78 %
5 Zenia 1 2 2 1 2 2 2 1 13 57 %
KT
6 Aminah 2 2 2 2 2 3 2 1 16 70 %
7 Haidar 3 3 1 3 3 2 2 1 18 78 %
8 Adlinnisa 2 1 2 3 1 2 2 1 14 61 %
9 Akmal 1 2 1 3 1 2 2 1 13 57 %
10 Anggreyani 2 2 2 3 2 2 3 1 17 74 %
19 20 18 24
Jumlah KPS 18 21 25 11 156 65 %
81
11 Arvin 2 3 1 2 1 1 2 1 13 57 %
12 Azi Dwi 2 2 3 2 2 3 2 1 17 74 %
13 Dandi 1 3 2 1 1 3 3 1 15 65 %
14 KS Diky R 2 2 2 3 1 2 1 1 14 61 %
15 Farah 2 2 2 2 1 3 1 1 14 61 %
16 Nadia 2 2 2 2 1 2 2 2 15 65 %
17 Obar 2 1 2 2 2 2 2 2 15 65 %

169
18 Rafael 2 1 2 1 1 3 3 1 14 61 %
19 Riska 1 2 2 2 2 2 2 1 14 61 %
20 Safina 2 2 2 1 3 3 2 1 16 70 %
18 20 20 18
Jumlah KPS 15 24 20 12 147 61 %
76
21 Suci 2 2 3 1 3 1 2 2 16 70 %
22 Vany 2 2 3 2 1 2 1 2 15 65 %
23 Yunitania 1 2 1 1 1 2 2 2 12 52 %
24 Abu Bakar 2 2 3 2 2 2 2 1 16 70 %
25 Miftah 1 2 3 2 1 1 2 1 13 57 %
KR
26 Tegar 3 3 2 2 2 2 3 2 19 83 %
27 Hendra 2 2 2 2 2 2 3 1 16 70 %
28 Natasya 2 2 2 2 2 3 2 2 17 74 %
29 Tyara 2 2 2 1 2 3 2 3 17 74 %
30 Wahyudi 3 3 2 1 2 1 1 3 16 70 %
20 22 23 16
Jumlah KPS 18 19 20 19 157 65 %
81
Jumlah Per Aspek 238 51 64 65 42
Persentase (%) 66 % 57 % 71 % 72 % 47 %

Skor maksimum
1. Mengajukan Hipotesis = 360
2. Menggunakan Alat dan Bahan = 90
3. Melaksanakan Percobaan = 90
4. Menerapkan Konsep = 90
5. Mengajukan Pertanyaan = 90

170
Lampiran 7 : EVALUASI SUMATIF

171
7. 1 Angket Guru

172
173
174
7. 2 Hasil Angket Guru Per Aspek

No. Aspek Skor Persentase Kategori

1. Kepraktisan 41 85 % Sangat Baik


2. Keefektifan 41 85 % Sangat Baik
Jumlah 82 85 % Sangat Baik

Garis Bilangan Seluruh Aspek

Skor 82 termasuk dalam kategori sangat baik

175
Garis Bilangan Per Aspek

1. Kepraktisan 2. Keefektifan

Skor 41 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 41 termasuk dalam kategori sangat baik

7. 3 Hasil Angket Guru Per Indikator


Indikator
No Nama Guru Kepraktisan Efektifitas
A B C D A B C D
1 Ida Farida, M.Pd 3 3 3 3 3 3 3 3
2 Rias Fitria, S.Si 3 4 4 3 3 4 4 3
3 Novir Rizal, S.Pd 4 3 4 4 3 4 4 4
Jumlah 10 10 11 10 9 11 11 10
Kategori SB SB SB SB B SB SB SB

176
Garis Bilangan Per Indikator

1. Kepraktisan
a. Kemudahan perakitan dan penggunaan alat (sesuai b. Kemudahan alat praktikum untuk dipindahkan dan
dengan petunjuk pada manual book). mudah dibawa (Portable).

Skor 10 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 10 termasuk dalam kategori sangat baik
c. Kemudahan pada saat pelaksanaan peraga. d. Alat mudah dalam segi perawatan.

Skor 11 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 10 termasuk dalam kategori sangat baik
2. Kefektifitasan
a. Ketercapaian tujuan pembelajaran. b. Kemampuan membantu guru dalam menjelaskan
konsep rangkaian arus searah.

177
Skor 9 termasuk dalam kategori baik Skor 11 termasuk dalam kategori sangat baik
c. Kemampuan menunjang pembelajaran menjadi lebih d. Melatih kemampuan proses sains peserta didik.
aktif dan tidak menoton.

Skor 11 termasuk dalam kategori sangat baik Skor 10 termasuk dalam kategori sangat baik

178
7. 4 Angket Peserta Didik

179
7. 5 Hasil Penilaian Angket Per Aspek

No. Aspek Skor Persentase Kategori

Kepraktisan (Practically)
1 Kemudahan perakitan dan penggunaan alat
53 88 % Sangat Baik
(sesuai dengan petunjuk pada manual book)
2 Kemudahan alat praktikum untuk dipindahkan
46 77 % Sangat Baik
dan mudah dibawa
3 Kemudahan pada saat pelaksanaan 55 92 % Sangat Baik
4 Alat mudah dalam segi perawatan 47 78 % Sangat Baik
Jumlah 201 84 % Sangat Baik

Garis Bilangan Seluruh Aspek

Skor 201 termasuk dalam kategori sangat baik

180
7. 6 Hasil Penilaian Angket Per Indikator
Angket Penilaian Evaluasi Sumatif
No Nama Peserta Didik Praktikalitas
A B C D
1 Adinda 4 3 4 3
2 Alif 4 4 4 4
3 Anissa A 4 3 4 4
4 Arini 4 3 4 3
5 Aulia 3 3 4 3
6 Cindy 3 2 4 3
7 Deva 3 4 3 3
8 I Komang Satya 3 2 3 2
9 I Komang Tri 3 2 3 2
10 Kayla Fairuz 3 2 3 2
11 Kayla Herdani 4 3 4 4
12 M. Rizky 4 4 3 3
13 Nada 3 4 4 3
14 Recia 4 4 4 4
15 Sherina 4 3 4 4
Jumlah 53 46 55 47
Persentase (%) 88 % 77 % 92 % 78 %
Kategori SB SB SB SB

181
Garis Bilangan Per Indikator

1. Praktibiltas (Practically)
a. Kemudahan perakitan dan penggunaan c. Kemudahan pada saat pelaksanaan
alat (sesuai dengan petunjuk pada peraga.
manual book).

Skor 53 termasuk dalam kategori sangat Skor 55 termasuk dalam kategori sangat
baik baik
b. Kemudahan alat praktikum untuk d. Alat mudah dalam segi perawatan
dipindahkan dan mudah dibawa.

Skor 46 termasuk dalam kategori sangat Skor 47 termasuk dalam kategori sangat
baik baik

182
7. 7 Hasil Nilai Pretest – Posttest
Kategori
Subjek Kategori
No Peserta Pretest Posttest Ketuntasan n-gain
Penelitian n-gain
Didik
1 Alif 69 85 Tuntas 0,52 Sedang
2 Kayla Fairuz 62 92 Tuntas 0,78 Sedang
3 KT M. Rizky 62 92 Tuntas 0,78 Sedang
4 Sherina 62 62 Tidak Tuntas 0 Rendah
5 Nada 62 85 Tuntas 0,53 Sedang
6 Anissa A 54 85 Tuntas 0,67 Sedang
7 Kayla Herdani 54 85 Tuntas 0,67 Sedang
8 KS I Komang Tri 54 77 Tuntas 0,5 Sedang
9 I Komang Satya 46 92 Tuntas 0,85 Tinggi
10 Adinda 46 92 Tuntas 0,85 Tinggi
11 Recia 38 69 Tidak Tuntas 0,5 Sedang
12 Aulia 38 85 Tuntas 0,75 Sedang
13 KR Cindy 32 85 Tuntas 0,77 Tinggi
14 Deva 23 62 Tidak Tuntas 0,51 Sedang
15 Arini 23 85 Tuntas 0,81 Tinggi
Jumlah 725 1233
Rerata Pretest - Posttest 48,3 82,2

183
7. 8 Hasil Olah Data Pretest
Soal
Nama Jumlah Soal
No A B C D E F G Nilai
Siswa KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Benar Salah
1 Alif 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 9 4 69 Tidak Tuntas
2 Kayla F 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 8 5 62 Tidak Tuntas
3 M. Rizky 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 8 5 62 Tidak Tuntas
4 Sherina 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 8 5 62 Tidak Tuntas
5 Nada 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 8 5 62 Tidak Tuntas
6 Anissa A 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 7 6 54 Tidak Tuntas
7 Kayla H 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
8 Komang T 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 7 6 54 Tidak Tuntas
9 Komang S 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 6 7 46 Tidak Tuntas
10 Adinda 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 6 7 46 Tidak Tuntas
11 Recia 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 5 8 38 Tidak Tuntas
12 Aulia 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 5 8 38 Tidak Tuntas
13 Cindy 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 4 9 32 Tidak Tuntas
14 Deva 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 3 10 23 Tidak Tuntas
15 Arini 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3 10 23 Tidak Tuntas
Rata-Rata Nilai Pretest 48,3
Persentase Ketuntasan 0%

184
7. 9 Hasil Olah Data Posttest
Soal
Nama Jumlah Soal
No A B C D E F G Nilai
Siswa KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Benar Salah
1 Alif 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 85 Tuntas
2 Kayla F 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 92 Tuntas
3 M. Rizky 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 92 Tuntas
4 Sherina 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 8 5 62 Tidak Tuntas
5 Nada 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11 2 85 Tuntas
6 Anissa A 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 85 Tuntas
7 Kayla H 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 2 85 Tuntas
8 Komang T 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 10 3 77 Tuntas
9 Komang S 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 92 Tuntas
10 Adinda 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 92 Tuntas
11 Recia 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 9 4 69 Tidak Tuntas
12 Aulia 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 2 85 Tuntas
13 Cindy 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 85 Tuntas
14 Deva 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 8 5 62 Tidak Tuntas
15 Arini 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2 85 Tuntas
Rata-Rata Nilai Pretest 82,2
Persentase Ketuntasan 80 %

185
7. 10 Hasil Penilaian Observasi KPS
Indikator Penilaian KPS
Kategori
Nama Mengajukan Menggunakan Melaksanakan Menerapkan Mengajukan
No Peserta Jml Persentase
Siswa Hipotesis Alat & Bahan Percobaan Konsep Pertanyaan
Didik
1 2 3 4 1 1 1 1
1 Alif 3 3 2 3 1 3 2 2 19 79 %
2 Kayla Fairuz 2 2 3 3 2 2 2 1 17 71 %
3 KT M. Rizky 3 2 3 3 1 2 2 2 18 75 %
4 Sherina 2 3 2 2 2 2 3 2 18 75 %
5 Nada 3 1 3 2 2 2 2 1 16 67 %
13 11 13 13
Jumlah KPS 8 11 11 8 88 73 %
50
6 Anissa A 3 2 2 1 2 1 2 1 14 58 %
7 Kayla H 1 3 2 1 1 2 2 1 13 54 %
8 KS I Komang T 2 3 2 2 1 1 2 1 14 58 %
9 I Komang S 3 1 3 2 3 2 3 2 19 79 %
10 Adinda 1 2 3 3 1 2 2 2 16 67 %
10 11 12 9
Jumlah KPS 8 8 11 7 76 63 %
42
11 Recia 3 1 1 2 1 2 2 1 13 54 %
12 Aulia 1 3 3 2 1 1 2 1 14 58 %
13 KR Cindy 1 2 3 2 2 1 2 1 14 58 %
14 Deva 2 3 1 1 2 1 2 1 13 54 %
15 Arini 1 1 3 2 1 2 2 1 13 54 %

186
8 10 11 9
Jumlah KPS 7 7 10 5 67 56 %
38
Jumlah Aspek 130 23 26 32 20
Persentase (%) 72 % 51 % 58 % 71 % 44 %

Keterangan :

1. KT = kemampuan akademik tinggi


2. KS = kemampuan akademik sedang
3. KR = kemampuan akademik rendah
Skor maksimum

1. Mengajukan Hipotesis = 180


2. Menggunakan Alat dan Bahan = 45
3. Melaksanakan Percobaan = 45
4. Menerapkan Konsep = 45
5. Mengajukan Pertanyaan = 45

187
LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN

188
Lampiran 8 : INSTRUMEN TES
Indikator Indikator
No Soal Kunci Jawaban dan Penyelesaian
KPS Soal
1 Mengelompokkan Mengelompokkan Perhatikan gambar dibawah ini! Jawaban : E
besarnya nilai arus
masuk dan arus Penyelesaian
keluar serta arah Gambar ( I ) : salah
arus dari sebuah 𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
percabangan 𝑖1 + 𝑖2 + 𝑖3 = 𝑖4 + 𝑖5
10𝐴 + 2𝐴 + 3𝐴 = 4𝐴 + 9𝐴
15𝐴 = 13𝐴
Gambar ( II ) : salah
𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑖1 + 𝑖3 + 𝑖4 = 𝑖2
5𝐴 + 6𝐴 + 7𝐴 = 3𝐴
18𝐴 = 3𝐴
Gambar ( III ) : benar
𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑖1 + 𝑖3 = 𝑖2 + 𝑖4
8𝐴 + 4𝐴 = 2𝐴 + 10𝐴
12𝐴 = 12𝐴
Gambar ( IV) : benar
𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑖1 + 𝑖2 + 𝑖4 + 𝑖6 = 𝑖3 + 𝑖5

189
5𝐴 + 9𝐴 + 2𝐴 + 9𝐴 = 18𝐴 + 7𝐴
25𝐴 = 25𝐴

Jadi rangkaian yang menunjukkan Hukum II


Kirchoff yang benar adalah gambar (III) dan
(IV)

Rangkaian diatas yang menunjukkan Hukum I


Kirchoff yang benar adalah ...
a. I dan II
b. I dan III
c. II dan III
d. II dan IV
e. III dan IV
2 Menafsirkan Menghubungkan Perhatikan tabel dibawah ini! Jawaban : B
data tabel hasil V (volt) R (ohm) I (A)
pengamatan 4 4 1 Penyelesaian

190
dengan sebuah 4 8 0,5 Hukum Ohm:
konsep Hukum 4 10 0,4 “Kuat arus dalam suatu rangkaian sebanding
Ohm 4 12 0,33 dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian
Dari data di atas Anda dapat menyimpulkannya dan berbanding terbalik dengan hambatan
sebagai berikut ... rangkaian”
a. Kuat arus berbanding lurus dengan 𝑉
𝐼=
hambatan 𝑅
b. Tegangan berbanding lurus dengan kuat
arus
c. Tegangan berbanding terbalik dengan
hambatan
d. Tegangan berbanding terbalik dengan kuat
arus
e. Hambatan berbanding terbalik dengan
tegangan
3 Menafsirkan Menghubungkan Perhatikan gambar hubungan tegangan V Jawaban : D
data berupa grafik terhadap kuat arus I dan percobaan hukum
pada tegangan dan ohm! Penyelesaian
kuat arus listik Diketahui :
𝑉1 = 7,5 𝑉
𝑖1 = 1,5 𝑚𝐴 = 1,5 𝑥 10−3 𝐴
𝑉2 = 2 𝑉

Ditanya :
𝑖2 = ⋯ 𝑚𝐴 ?

191
Saat tegangan mencapai 2 volt, maka arus Jawab:
dalam rangkaian tersebut sebesar .... Hubungan antara kuat arus dan tegangan adalah
a. 0,1 mA persamaan hukum Ohm 𝑉 = 𝐼 𝑅
b. 0,2 mA Sehingga
c. 0,3 mA 𝑉1 7,5
𝑅1 = = = 5 𝑥 10−3 Ω
d. 0,4 mA 𝑖1 1,5 𝑥 10−3
e. 0,5 mA Karena 𝑅1 = 𝑅2
Sehingga
𝑉2 2
𝐼2 = = = 0,4 𝑥 103 𝐴 = 0,4 𝑚𝐴
𝑅2 5 𝑥 10−3
Jadi besar arus dalam rangkaian tersebut adalah
0,4 𝑚𝐴
4 Memprediksi Memperkirakan Pada gambar rangkaian listrik berikut A, B, C Jawaban : A
pengaruh dari adalah lampu pijar identik. Lampu yang
rangkaian seri dan menyala paling terang adalah ... Penyelesaian
paralel terhadap Lampu yang paling terang adalah lampu yang
nyala lampu arusnya paling besar. Dari gambar terlihat
bohlam lampu A memiliki arus yang lebih besar
daripada lampu B dan C, karena rangkaian
tidak bercabang.

Jadi lampu yang menyala paling terang adalah


a. A lampu A
b. B
c. C
d. B dan C

192
e. A, B, C sama terang

5 Mengajukan Membuat dugaan Perhatikan gambar rangkaian lampu berikut Jawaban : B


Hipotesis sementara terhadap ini!
menyalanya lampu Penyelesaian
dengan besar Dalam kasus tersebut dengan besarnya nilai R
hambatan yang yang sama. Lampu yang menyala paling terang
sama pada setiap adalah pada rangkaian paralel karena daya yang
lampunya dihasilkan pada rangkaian paralel lebih besar di
bandingkan rangkaian seri.
𝑉2
𝑃=
𝑅
Dari gambar rangkaian di atas. Diketahui setiap
lampunya mempunyai besar R yang sama.
Menurut kalian rangkaian lampu mana yang
menyala lebih terang ?
a. Rangkaian seri
b. Rangkaian paralel
c. Rangkaian keduanya sama terang
d. Rangkaian keduanya sama redup
e. R tidak mempengaruhi terangnya lampu
6 Mengajukan Membuat dugaan Sejumlah resistor masing-masing mempunyai Jawaban : C
Hipotesis sementara terhadap hambatan 100 Ω disusun secara paralel. Agar
jumlah resistor dapat membawa arus 1A yang berasal dari Penyelesaian
yang dibutuhkan sumber tegangan 20 V, maka jumlah resistor Mencari hambatan pengganti pada rangkaian
pada rangkaian yang diperlukan adalah ... tersebut.

193
bedasarkan besar a. 3 buah 𝑉 20
𝑅𝑡𝑜𝑡 = = = 20 Ω
nilai arus dan b. 4 buah 𝐼 1
tegangan yang c. 5 buah
telah ditentukan d. 6 buah Mencari banyaknya jumlah resistor disusun
e. 7 buah secara paralel dengan nilai hambatan pengganti
sebesar 20 Ω.
1 1 5
=5𝑥 =
𝑅𝑝 100 100
100
𝑅𝑝 = = 20 Ω
5
Terbukti dengan jumlah 5 buah resistor
dipasang secara paralel hambatan pengganti
menjadi 20 Ω
7 Merencanakan Menentukan letak Untuk mengukur tegangan pada 𝑅2 seperti pada Jawaban : C
Percobaan alat ukur terhadap gambar di bawah ini, voltmeter dapat dipasang
sesuatu yang akan pada posisi nomor ... Penyelesaian
diukur sesuai Pemasangan voltmeter harus dipasang secara
dengan konsep paralel untuk mengetahui besar tegangan.

Jadi voltmeter yang tepat dipasang secara


paralel adalah di posisi no 3.

a. Nomor 1
b. Nomor 2

194
c. Nomor 3
d. Nomor 4
e. Nomor 5
8 Merencanakan Menentukan letak Untuk mengukur arus pada 𝑅3 seperti pada Jawaban : C
Percobaan alat ukur terhadap gambar di bawah ini, amperemeter dapat
sesuatu yang akan dipasang pada posisi nomor ... Penyelesaian
diukur sesuai Pemasangan amperemeter harus dipasang
dengan konsep secara seri untuk mengetahui besar arus.

Untuk mengukur besarnya arus pada 𝑅3 maka


amperemeter dapat dipasang pada posisi nomor
3

a. Nomor 1
b. Nomor 2
c. Nomor 3
d. Nomor 4
e. Nomor 5
9 Menerapkan Menentukan Perhatikan gambar berikut ini! Jawaban : D
Konsep besarnya daya total
pada sebuah Penyelesaian
rangkaian dengan 𝑃𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = 5𝑊
bohlam yang 𝑉𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = 10 𝑉
identik terhadap 𝑉𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 = 𝑊

195
besarnya tegangan 𝑉2
𝑃=
total 𝑅
Sehingga
(𝑉𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 )2 (10)2 100
𝑅𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 = = = = 20 Ω
𝑃𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 5 5

Hambatan total pada rangkaian


Pada sebuah rangkaian terdapat 4 bohlam 1 1 1 2
= + =
identik (5 W, 10 V) dengan sumber tegangan 𝑅𝑝 20 20 20
15 V. Jika keempat bohlam dipasang seperti 20
𝑅𝑝 = = 10 Ω
gambar, maka besar daya totalnya adalah ... 2
a. 1,5 W 𝑅𝑠 = 20 Ω + 10 Ω + 20 Ω = 50 Ω
b. 2,5 W
c. 3,5 W Daya total pada rangkaian
d. 4,5 W (𝑉𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 )2 (15)2 225
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = = =
e. 5,5 W 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 50 50
= 4,5 𝑊
Jadi daya total pada rangkaian sebesar 4,5 𝑊
10 Menerapkan Menentukan Perhatikan gambar berikut ini! Jawaban : A
Konsep besarnya kuat arus
yang mengalir Penyelesaian
dalam sebuah Arah loop searah dengan arah jarum jam.
rangkaian tertutup Beraku Hukum Kirchoff II bahwa ∑ ∆𝑉 = 0
(tanpa ∑ ∆𝑉 = 0
percabangan) ∑ 𝜖 + ∑ 𝐼𝑅 = 0
Besar kuat arus yang mengalir pada rangkaian (−12 − 12)𝑉 + 𝐼(4 Ω + 5 Ω + 3 Ω) = 0

196
listrik adalah ... −24 𝑉 + 12 Ω. 𝐼 = 0
a. 2 A 12 Ω. 𝐼 = 24 𝑉
b. 4 A 24 𝑉
𝐼= =2𝐴
c. 6 A 12 Ω
d. 8 A
e. 10 A Jadi kuat arus yang mengalir pada rangkaian
sebesar 2A
11 Menerapkan Menentukan Perhatikan gambar berikut ini! Jawaban : C
Konsep besarnya arus total
yang mengalir pada Penyelesaian
sebuah rangkaian Catatan :
• Arus bernilai (+) jika searah dengan
putaran loop
• Arus bernilai (-) jika berlawanan dengan
putaran loop

Berapa arus total yang mengalir pada rangkaian


tersebut ...
a. 1,0 A
b. 1,5 A
c. 1,25 A
d. 1,15 A
e. 1,20 A

197
𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑖2 + 𝑖3 = 𝑖1 ........... ( 1 )

Loop 1
−6𝑉 + 10 𝑖3 − 3 𝑖2 = 0
10 𝑖3 − 3 𝑖2 = 6𝑉 ............ ( 2 )
Loop 2
−6𝑉 − 4𝑉 + 10 𝑖3 + 2 𝑖1 = 0
−10𝑉 + 10 𝑖3 + 2 (𝑖2 + 𝑖3 ) = 0
−10𝑉 + 2 𝑖2 + 2 𝑖3 + 10 𝑖3 = 0
−10𝑉 + 2 𝑖2 + 12 𝑖3 = 0
2 𝑖2 + 12 𝑖3 = 10𝑉 ............ ( 3)

Pers ( 2 ) dan ( 3 )

198
−3 𝑖2 + 10 𝑖3 = 6𝑉 ................... x2
2 𝑖2 + 12 𝑖3 = 10𝑉 ................... x3

−6 𝑖2 + 20 𝑖3 = 12𝑉
6 𝑖2 + 36 𝑖3 = 30𝑉
−56 𝑖3 = 42𝑉
42𝑉
𝑖3 = = 0,75 𝐴
−56Ω

Pers ( 3 )
2 𝑖2 + 12 𝑖3 = 10𝑉
2 𝑖2 + 12 (0.75) = 10𝑉
2 𝑖2 + 9𝑉 = 10𝑉
2 𝑖2 = 10𝑉 − 9𝑉
2 𝑖2 = 1𝑉
1𝑉
𝑖2 = = 0,5 𝐴
2Ω
Pers ( 1 )
𝑖2 + 𝑖3 = 𝑖1
0,5 𝐴 + 0,75 𝐴 = 1,25 𝐴
Jadi arus total pada rangkaian tersebut adalah
sebesar 1,25 A

199
12 Menerapkan Menentukan arus Perhatikan gambar berikut ini! Jawaban : E
Konsep yang mengalir pada
sebuah hambatan Penyelesaian
tertentu, besarnya Catatan :
nilai arus serta arah • Arus bernilai (+) jika searah dengan
arus. putaran loop
• Arus bernilai (-) jika berlawanan dengan
putaran loop
Besar dan arah arus pada hambatan 2Ω pada
rangkaian tersebut adalah ...
a. 1,5 A dari A ke B
b. 1,5 A dari B ke A
c. 1,0 dari A ke B
d. 2,5 dari A ke B
e. 2,5 dari B ke A
𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑖2 + 𝑖3 = 𝑖1 ........... ( 1 )

Loop 1
−2𝑉 + 6 𝑖1 = 0
−2𝑉 + 6 (𝑖2 + 𝑖3 ) = 0
−2𝑉 + 6 𝑖2 + 6 𝑖3 = 0
6 𝑖2 + 6 𝑖3 = 2𝑉 ............ ( 2 )
Loop 2
−7𝑉 + 6 𝑖1 + 2 𝑖3 = 0
−7𝑉 + 6 (𝑖2 + 𝑖3 ) + 2 𝑖3 = 0

200
−7𝑉 + 6 𝑖2 + 6 𝑖3 + 2 𝑖3 = 0
−7𝑉 + 6 𝑖2 + 8 𝑖3 = 0
6 𝑖2 + 8 𝑖3 = 7𝑉 .......... ( 3 )

Pers ( 2 ) dan ( 3 )
6 𝑖2 + 6 𝑖3 = 2𝑉
6 𝑖2 + 8 𝑖3 = 7𝑉
−2 𝑖3 = −5𝑉
−5𝑉
𝑖3 = = 2,5 𝐴
−2Ω
Arus yang mengalir pada hambatan 2Ω adalah
𝑖3 sebesar 2,5 𝐴 dari B ke A.
13 Berkomunikasi Mengubah Joni dan teman kelompoknya mendapatkan Jawaban : C
penyajian data dari hasil pengukuran dengan menggunakan
bentuk tabel ke resistor. Penyelesaian
dalam bentuk V 1,5 3 6 9 12
V 1,5 3 6 9 12
grafik mengenai I 0,15 0,3 0,6 0,9 1,2
R 10 10 10 10 10
hubungan antara R 10 10 10 10 10
hambatan dengan Jika Joni dan teman kelompoknya diminta
arus listrik. Jadi grafik yang menunjukkan nilai yang benar
menggambar grafik hubungan antara tegangan
antara antara tegangan (V) terhadap kuat arus
(V) terhadap kuat arus listrik (I), maka tentukan
listrik (I) adalah grafik C.
gambar grafik yang dihasilkan dalam
pengukuran ...

201
a.

b.

c.

202
d.

e.
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒐𝒂𝒍 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒙𝟏𝟎𝟎
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒐𝒂𝒍

203
Lampiran 9 : HASIL VALIDASI INSTRUMEN TES

204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
Lampiran 10 : HASIL UJI INSTRUMEN TES
Aspek Bahasa

Validator Bahasa
Rata-
No Anugrah Azhar, Saipudin, Ryan Rizaldy, Devi Solehat, Yanuar Anas B, Nilai CVR
Rata Kategori
Soal M.Si M.Si M.Si M.Pd M.Pd
CVR
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0,6 1 1 0,86 Valid
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0,6 1 1 0,86 Valid
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0,6 1 1 0,86 Valid
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
Jumlah CVR 12,6
CVI 0,97
Kategori Sangat Sesuai

214
Aspek Materi dan Konsep
Validator Materi dan Konsep
Rata-
No Anugrah Azhar, Saipudin, Ryan Rizaldy, Devi Solehat, Yanuar Anas B, Nilai CVR
Rata Kategori
Soal M.Si M.Si M.Si M.Pd M.Pd
CVR
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0,6 0,86 Valid
3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0,6 0,6 0,73 Valid
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0,6 0,86 Valid
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
Jumlah CVR 12,45
CVI 0,96
Kategori Sangat Sesuai

215
Aspek Kontruk
Validator Konstruk
Rata-
No Anugrah Azhar, Saipudin, Ryan Rizaldy, Devi Solehat, Yanuar Anas B, Nilai CVR
Rata Kategori
Soal M.Si M.Si M.Si M.Pd M.Pd
CVR
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Valid
Jumlah CVR 1
CVI 1
Kategori Sangat Sesuai

216
Lampiran 11 : RUBRIK OBSERVASI KPS
No Indikator KPS Aspek yang dinilai Skor Kriteria Skor
1 Mengajukan Peserta didik dapat memberikan Peserta didik dapat memberikan hipotesis dengan tepat dan
3
Hipotesis hipotesis mengenai hubungan benar menggunakan kalimat yang mudah dipahami.
antara hambatan, tegangan dan Peserta didik dapat memberikan hipotesis dengan tepat dan
2
arus listrik pada sebuah rangkaian benar tetapi kalimat kurang mudah dipahami.
Peserta didik dapat memberikan hipotesis tetapi kurang tepat
1
dan kurang benar.
0 Peserta didik belum dapat memberikan hipotesis.
Peserta didik dapat memberikan Peserta didik dapat memberikan hipotesis dengan tepat dan
3
hipotesis mengenai hubungan benar menggunakan kalimat yang mudah dipahami.
antara hambatan terhadap Peserta didik dapat memberikan hipotesis dengan tepat dan
2
terangnya lampu yang menyala benar tetapi kalimat kurang mudah dipahami.
Peserta didik dapat memberikan hipotesis tetapi kurang tepat
1
dan kurang benar.
0 Peserta didik belum dapat memberikan hipotesis.
Peserta didik dapat memberikan Peserta didik dapat memberikan hipotesis dengan tepat dan
3
hipotesis mengenai hubungan benar menggunakan kalimat yang mudah dipahami.
antara daya total terhadap Peserta didik dapat memberikan hipotesis dengan tepat dan
2
terangnya lampu benar tetapi kalimat kurang mudah dipahami.
Peserta didik dapat memberikan hipotesis tetapi kurang tepat
1
dan kurang benar.
0 Peserta didik belum dapat memberikan hipotesis.
Peserta didik dapat memberikan 3 Peserta didik dapat memberikan hipotesis dengan tepat dan

217
hipotesis mengenai faktor yang benar menggunakan kalimat yang mudah dipahami.
menyebabkan perubahan nilai arus Peserta didik dapat memberikan hipotesis dengan tepat dan
serta arah arus terhadap sebuah 2
benar tetapi kalimat kurang mudah dipahami.
rangkaian Kirchoff
Peserta didik dapat memberikan hipotesis tetapi kurang tepat
1
dan kurang benar.
0 Peserta didik belum dapat memberikan hipotesis.
2 Menggunakan Peserta didik menggunakan alat Peserta didik mengetahui cara merangkai rangkaian dan
Alat dan Bahan dengan benar dan tepat sesuai 3 mengetahui fungsi dari masing-masing komponen dengan
dengan pentujuk pada Lembar benar.
Kerja Peserta Didik (LKPD)
2 Peserta didik mengetahui cara merangkai rangkaian.
Peserta didik mengetahui fungsi dari masing-masing
1
komponen dengan benar.
Peserta didik tidak mengetahui cara merangkai rangkaian dan
0 mengetahui fungsi dari masing-masing komponen dengan
benar.
3 Melaksanakan Peserta didik dapat memeperoleh Peserta didik dapat memperoleh data pada semua percobaan
Percobaan data yang telah di tentukan pada 3 (resistor seri paralel, daya lampu, Hukum Kirchoff) dengan
Lembar Kerja Peserta Didik benar.
(LKPD)
Peserta didik dapat memperoleh data pada 2 percobaan
2
dengan benar.
Peserta didik dapat memperoleh data hanya pada 1 percobaan
1
dengan benar.
0 Peserta didik tidak dapat memperoleh data pada 3 percobaan.
4 Menerapkan Peserta didik dapat menggunakan Peserta didik dapat menerapkan konsep pada data
Konsep konsep yang telah di pelajari 3 perhitungan (3 percobaan) yang terdapat di LKPD dengan
tehadap materi yang terkait tepat dan benar.

218
Peserta didik dapat menerapkan konsep pada data
2 perhitungan (2 percobaan) yang terdapat di LKPD dengan
tepat dan benar.
Peserta didik dapat menerapkan konsep pada data
1 perhitungan (1 percobaan) yang terdapat di LKPD dengan
tepat dan benar.
Peserta didik belum dapat menerapkan konsep pada data
0
perhitungan percobaan.
5 Mengajukan Peserta didik menanyakan sebuah Peserta didik menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan
Pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan 3
materi disertai dengan pemahaman awal.
materi Peserta didik menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan
2
materi tanpa disertai dengan pemahaman awal.
Peserta didik menanyakan hal-hal yang tidak berkaitan
1
dengan materi.
0 Peserta didik tidak bertanya.

219
LAMPIRAN ALAT PRAKTIKUM

220
Lampiran 12 : ANALISIS DATA PERCOBAAN

Pengaruh Hambatan Pada Susunan Seri

No 𝑽𝒐𝒍𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑹𝟏 (Ω) 𝑹𝟐 (Ω) 𝒊𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝒎𝑨) 𝒊𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 (𝒎𝑨)


100 100 20 18
1 4V 120 120 16 15,6

150 150 13 13,4

Persentase Kesalahan:
𝑹 = 𝟏𝟎𝟎 Ω 𝑹 = 𝟏𝟐𝟎 Ω 𝑹 = 𝟏𝟓𝟎 Ω
𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
=| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %| = | 𝑥100 %|
𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
18 − 20 15,6 − 16 13,4 − 13
=| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %| %=| 𝑥100 %|
20 16 13
= 10 % = 2,5 % % = 3,1 %

Pengaruh Hambatan Pada Susunan Paralel


No 𝑽𝒐𝒍𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑹𝟏 (Ω) 𝑹𝟐 (Ω) 𝒊𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝒎𝑨) 𝒊𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 (𝒎𝑨)

100 100 80 73
1 4V 120 120 66 64

150 150 53 51

Persentase Kesalahan:
𝑹 = 𝟏𝟎𝟎 Ω 𝑹 = 𝟏𝟐𝟎 Ω 𝑹 = 𝟏𝟓𝟎 Ω
𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
=| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %| = | 𝑥100 %|
𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
73 − 80 64 − 66 51 − 53
=| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %|
80 16 15
= 8,9 % =3% = 3,7 %

221
Pengaruh Hambatan Pada Susunan Seri-Paralel
No 𝑽𝒐𝒍𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑹𝟏 (Ω) 𝑹𝟐 (Ω) 𝑹𝟑 (Ω) 𝒊𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝒎𝑨) 𝒊𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 (𝒎𝑨)
100 100 100 26 23,5
1 4V 120 120 120 22 20,4
150 150 150 17 17,7

Persentase Kesalahan:
𝑹 = 𝟏𝟎𝟎 Ω 𝑹 = 𝟏𝟐𝟎 Ω 𝑹 = 𝟏𝟓𝟎 Ω
𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
=| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %| = | 𝑥100 %|
𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
23,5 − 26 20,4 − 22 17,7 − 17
=| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %|
26 22 17
= 9,6 % = 7,2 % = 4,1 %

Pengaruh Daya Terhadap Nyala Lampu Pada Susunan Seri dan Paralel
Rangkaian Seri Rangkaian Paralel
𝑅1 = 1,3 Ω 𝑉1 = 1,3 𝑉 𝑅1 = 1,3 Ω 𝑉1 = 1,02 𝑉
𝑅2 = 0,6 Ω 𝑉2 = 1,05 𝑉 𝑅2 = 0,6 Ω 𝑉2 = 1,02 𝑉
𝑅𝑡𝑜𝑡 = 1,3 Ω + 0,6 Ω = 1,9 Ω 1 1 1 0,6 + 1,3 1,9
= + = =
𝑉𝑡𝑜𝑡 = 1,3 𝑉 + 1,05 𝑉 = 2,35 𝑉 𝑅𝑡𝑜𝑡 1,3 0,6 0,78 0,78
0,78
𝑉 2 (2,35)2 𝑅𝑡𝑜𝑡 = = 0,41 Ω
𝑃= = = 2,91 𝑊𝑎𝑡𝑡 1,9
𝑅 1,9
𝑉𝑡𝑜𝑡 = 𝑉1 = 𝑉2 = 1,02 𝑉
𝑉 2 (1,02)2
𝑃= = = 2,53 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑅 0,41
Kesimpulan : Pada alat saya dihasilkan cahaya lebih terang pada susunan seri
dikarenakan hambatan tiap lampu berbeda maka dihasilkan daya yang berbeda pula
sehingga mempengaruhi terang redupnya lampu.
NB : Dalam teori mengatakan bahwa cahaya lampu terang dihasilkan pada susunan
paralel dengan syarat mempunyai hambatan R yang sama.

222
Pengaruh Letak Polarisasi Terhadap Nilai Arus

No Gambar 𝒊𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝒎𝑨) 𝒊𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 (𝒎𝑨)

𝑖 (6𝑉 ) = + 10 𝑖 (6𝑉 ) = + 8,3

𝑖 (4𝑉 ) = − 10 𝑖 (4𝑉 ) = − 8,3

𝑖 (6𝑉 ) = + 50 𝑖 (6𝑉 ) = + 47

𝑖 (4𝑉 ) = + 50 𝑖 (4𝑉 ) = + 47

Persentase Kesalahan:
Gambar 1 Gambar 2
𝑅1 = 100 Ω 𝑉1 = 4 𝑉 𝑅1 = 100 Ω 𝑉1 = 4 𝑉
𝑅2 = 100 Ω 𝑉2 = 6 𝑉 𝑅2 = 100 Ω 𝑉2 = 6 𝑉
∑ 𝑉 (𝑉1 + 𝑉2 ) ∑ 𝑉 (𝑉1 + 𝑉2 )
𝑖= = 𝑖= =
∑ 𝑅 (𝑅1 + 𝑅2 ) ∑ 𝑅 (𝑅1 + 𝑅2 )
6−4 2 6+4 10
= = = 0,01 𝐴 = 10 𝑚𝐴 = = = 0,05 𝐴 = 50 𝑚𝐴
200 200 200 200
Persentase Kesalahan: Persentase Kesalahan:
𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
%=| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %|
𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
8,3 − 10 47 − 50
%=| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %|
10 50
% = 17 % =6%

223
Mengetahui 𝒊𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌 = 𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓 Serta Menentukan Arah Arus

No Gambar 𝒊𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝑨) 𝒊𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 (𝑨)

𝑖 (100Ω) = 2,67 𝑚𝐴 𝑖 (100Ω) = 3,1 𝑚𝐴

𝑖 (120Ω) = 35,6 𝑚𝐴 𝑖 (120Ω) = 32,5 𝑚𝐴


1
𝑖 (150Ω) = 38,2 𝑚𝐴 𝑖 (150Ω) = 35,6 𝑚𝐴

𝑖 (100Ω) = 44 𝑚𝐴 𝑖 (100Ω) = 39,9 𝑚𝐴

𝑖 (120Ω) = 46,67 𝑚𝐴 𝑖 (120Ω) = 42,41 𝑚𝐴


2
𝑖 (150Ω) = 2,67 𝑚𝐴 𝑖 (150Ω) = 2,51 𝑚𝐴

Persentase Kesalahan:

Gambar 1 Gambar 1 Gambar 1


𝒊(𝟏𝟎𝟎 Ω) 𝒊(𝟏𝟐𝟎 Ω) 𝒊(𝟏𝟓𝟎 Ω)
𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
=| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %|
𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
3,1 − 2,67 32,5 − 35,6 35,6 − 38,2
=| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %|
2,67 35,6 38,2
= 16,1 % = 8,7 % = 6,8 %
Gambar 2 Gambar 2 Gambar 2
𝒊(𝟏𝟎𝟎 Ω) 𝒊(𝟏𝟐𝟎 Ω) 𝒊(𝟏𝟓𝟎 Ω)
𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
=| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %|
𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
39,9 − 44 42,41 − 46,7 2,51 − 2,67
=| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %| =| 𝑥100 %|
44 46,7 2,67
= 9,3 % = 9,1 % = 5,9 %

224
Pengukuran Nilai Adaptor
Adaptor 4 V Adaptor 6 V Adaptor 13 V Adaptor 14 V
Multimeter A 4,96 V 6,42 V 13,81 V 14,42 V
Multimeter B 4,97 V 6,43 V 13,86 V 14,52 V
Multimeter C 5,01 V 6,48 V 13,97 V 14,52 V
Multimeter D 4,91 V 6,33 V 13,77 V 14,21 V
Multimeter saya 1 4,90 V 6,32 V 13,73 V 14,18 V
Multimeter saya 2 4,92 V 6, 35 V 13, 80 V 14, 23 V
Multimeter saya 3 4,92 V 6,37 V 13, 79 V 14, 25 V

225
Lampiran 13 : LKPD

Mata Pelajaran : Fisika


Materi : Rangkaian Arus Searah
Kelas/ Semester : ………………………………………………..........
Anggota Kelompok :
1 …………………………………………………......
2 …………………………………………………......
3 …………………………………………………......
4 …………………………………………………......
5 …………………………………………………......
6 …………………………………………………......

A. TUJUAN
1. Peserta didik dapat menganalisis rangkaian susunan seri paralel.
2. Peserta didik dapat menentukan hubungan antara tegangan, arus dan
hambatan listrik.
3. Peserta didik dapat menyelidiki pengaruh daya terhadap nyala lampu.
4. Peserta didik dapat meyelidiki arus masuk dan arus keluar serta arah arus dari
suatu percabangan.

B. DASAR TEORI
1. Arus Listrik
Arus listrik dapat mengalir karena adanya perbedaan potensial listrik yang
mendorong muatan positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Arus listrik mengalir secara spontan dari potensial tinggi ke potensial rendah
melalui konduktor, tetapi tidak dalam arah sebaliknya. Aliran muatan ini dapat
dianalogikan dengan aliran air dari tempat (potensial gravitasi) tinggi ke tempat
(potensial gravitasi) rendah. (Saripudin, 2009)

226
Arus listrik pada kawat didefinisikan sebagai jumlah total muatan yang
melewatinya per satuan waktu pada suatu titik. Dengan demikian :
∆𝑄
𝐼=
∆𝑡
dimana ∆𝑄 adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu lokasi
selama jangka waktu ∆𝑡. Arus listrik diukur coulomb per detik. Satuan ini diberi
nama khusus, ampere (disingkat amp atau A), dari nama fisikawan Perancis
Andre Ampere (1775-1836). (Giancoli, 2011)

2. Hukum Ohm
Semakin besar beda potensial listrik yang diberikan, semakin besar arus
listrik yang dihasilkan. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil beda potensial
yang diberikan, semakin kecil arus listrik yang dihasilkan. Ohm mendefinisikan
bahwa hasil perbandingan antara beda potensial/tegangan listrik dan arus listrik
disebut hambatan listrik. Secara matematis ditulis sebagai berikut.
𝑉
𝑅= atau 𝑉 = 𝐼𝑅
𝐼
Dengan :
𝑅 = hambatan listrik (ohm; Ω)
I = kuat arus listrik (ampere; A)
V = beda potensial atau tegangan listrik (volt; V)
Resistor digunakan untuk mengendalikan arus pada berbagai bagian
rangkaian. Resistor mempunyai hambatan mulai kurang dari satu ohm sampai
jutaan ohm yang disebut sebagai resistor warna. (Giancoli, 2011)

Pita 1 Pita 2 Pita 3 Pita 4


Warna
(Digit Pertama) (Digit Kedua) (Pengali) (Toleransi)
Hitam 0 0 1
Coklat 1 1 101

227
Merah 2 2 102
Oranye 3 3 103 2%
Kuning 4 4 104
Hijau 5 5 105
Biru 6 6 106
Ungu 7 7 107
Abu 8 8 108
Putih 9 9 109
Emas 10-1 5%
Perak 10-2 10%
Tidak Berwarna 20%

3. Susunan Hambatan (Resistor)


Beberapa resistor dirangkai untuk tujuan tertentu seperti untuk membagi
arus (memperkecil arus) ataupun membagi tegangan atau untuk memperoleh nilai
hamabatan tertentu yang tidak dapat diperoleh langsung.
Susunan Seri Susunan Paralel
Untuk sebuah rangkaian susunan seri Sebuah percabangan adalah suatu titik
yang terdiri atas tiga resistor, arusnya dalam sebuah rangkaian susunan di
sama besar pada kedua resistor mana arus dapat terpecah. Perpecahan
tersebut karena jumlah muatan yang ini menghasilkan arus pada masing-
melewati R1 pasti juga melewati R2 masing resistor yang lebih kecil
dan R3 dalam selang waktu yang sama. daripada arus yang keluar dari baterai.
∆𝑉 = 𝐼𝑅1 + 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑅3 ∆𝑉 1 1
= ∆𝑉 ( + )
= 𝐼(𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 ) 𝑅𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑅1 𝑅2

228
𝑅𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯ 1 1 1 1
= + + +⋯
𝑅𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑅1 𝑅2 𝑅3

4. Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff I Hukum Kirchoff II
(Aturan Percabangan) (Aturan Loop)
Jumlah arus yang memasuki setiap Jumlah beda potensial pada semua
percabangan dalam sebuah rangkaian elemen di sekeliling loop rangkaian
harus sama dengan jumlah arus yang tertutup harus nol.
keluar dari percabangan tersebut: ∑ ∆𝑉 =0
∑ 𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = ∑ 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
∑ 𝜖 + ∑ 𝐼𝑅 = 0
𝐼1 + 𝐼2 = 𝐼3 + 𝐼4

5. Daya Listrik
Daya yang diubah oleh peralatan listrik mengingatkan bahwa energi yang
diubah bila muatan Q bergerak melintasi beda potensial sebesar V adalah QV.
Maka daya merupakan kecepatan perubahan energi. Memenuhi persamaan:
𝑄𝑉
𝑃= = 𝐼𝑉
𝑡
Satuan SI daya listrik untuk semua jenis daya lainnya yaitu watt (1 W = 1
J/s). Kecepatan energi pada hambatan R dapat dituliskan dengan menggunakan
Hukum Ohm dalam dua cara:
𝑃 = 𝐼𝑉 = 𝐼 (𝐼𝑅) = 𝐼 2 𝑅
𝑉 𝑉2
𝑃 = 𝐼𝑉 = ( ) 𝑉 =
𝑅 𝑅

229
C. ALAT DAN BAHAN
1 set Alat peraga Hukum Kirchoff terdiri dari:
1. Papan triplek
2. Jack Banana (male)
3. Socket Banana (female)
4. Kabel penghubung dan capit buaya
5. Resistor (100 Ω, 120 Ω dan 150 Ω)
6. 2 buah adaptor
7. Socket adaptor
8. 3 buah Multimeter

D. KEGIATAN PERCOBAAN
MENGAMATI
Guru mengoperasikan alat dan mendemonstrasikan percobaan Hukum Ohm dan
Hukum Kirchoff :
1. Guru menyusun resistor secara seri dan paralel. Siswa diminta untuk
mengamati nilai arus yang keluar di multimeter dan diminta untuk
menjelaskan perbedaan arus pada susunan seri dan paralel.
2. Guru memasang lampu bohlam secara paralel. Siswa diminta untuk
menjelaskan apa yang terjadi pada lampu bohlam yang dipasang secara
paralel.
3. Guru merangkai rangkaian secara seri dan paralel pada penerapan Hukum
Kirchoff. Siswa diminta untuk mengamati nilai arus yang keluar dari suatu
percabangan pada multimeter.

MENGAJUKAN HIPOTESIS
Tulislah kesimpulan sementara sebelum melakukan praktikum.
1. Dengan menggunakan resistor yang sama. Jika nilai tegangan diperbesar.
Bagaimanakah nilai arus yang keluar di mulimeter ? (Katikan dengan teori)
______________________________________________________________
______________________________________________________________

230
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
2. Terdapat lampu identik (hambatan R tiap lampu sama besar ). Manakah yang
lebih terang ? Lampu disusun secara seri atau paralel ? (Katikan dengan
teori)
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
3. Apakah daya mempengaruhi terang redupnya lampu yang menyala ? (Katikan
dengan teori)
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
4. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai arus percabangan listrik !
(Katikan dengan teori)
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________

231
MERENCANAKAN PERCOBAAN
Percobaan 1 : Hukum Ohm
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Lakukan pengecekan nilai terhadap setiap komponen (resistor dan adaptor)
dengan menggunakan multimeter agar mengetahui nilai komponen
sebenarnya.
3. Rangkaialah rangkaian seperti pada gambar berikut ini!

4. Pastikan rangkaian terbhubung dengan benar.


5. Tekan tombol ON pada terminal.
6. Amati perbedaan nilai arus yang tertera pada multimeter pada rangkaian
resistor yang disusun secara seri dan paralel.

232
7. Amati perbedaan nyala lampu pada lampu bohlam yang disusun secara seri
maupun paralel dan catat hasil pengamatan.

Percobaan 2 : Hukum Kirchoff


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Lakukan pengecekan nilai terhadap setiap komponen (resistor dan adaptor)
dengan menggunakan multimeter agar mengetahui nilai komponen
sebenarnya.
3. Rangkaialah rangkaian seperti pada gambar berikut ini!

SusunanKirchoff 1 loop SusunanKirchoff 2 loop

4. Pastikan rangkaian terhubung dengan benar.


5. Tekan tombol ON pada terminal.
6. Amati perbedaan nilai arus yang tertera pada setiap multimeter dan tentukan
nilai arus masuk dan arus keluar beserta tentukan arah arus pada setiap
rangkaian.
7. Catat hasil pengamatan.

233
MELAKSANAKAN PERCOBAAN
1. Percobaan 1 (Pengaruh hambatan terhadap nilai arus total)
Susunan Seri
No 𝑽𝒐𝒍𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑹𝟏 (Ω) 𝑹𝟐 (Ω) 𝒊𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝒎𝑨) 𝒊𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 (𝒎𝑨)
100 100
1 4V 120 120
150 150

Susunan Paralel
No 𝑽𝒐𝒍𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑹𝟏 (Ω) 𝑹𝟐 (Ω) 𝒊𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝒎𝑨) 𝒊𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 (𝒎𝑨)
100 100
1 4V 120 120
150 150

Susunan Seri Paralel (Campuran)


No 𝑽𝒐𝒍𝒕𝒂𝒔𝒆 𝑹𝟏 (Ω) 𝑹𝟐 (Ω) 𝑹𝟑 (Ω) 𝒊𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝒎𝑨) 𝒊𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 (𝒎𝑨)
100 100 100
1 4V 120 120 120
150 150 150

2. Percobaan 2 (Pengaruh daya listrik terhadap nyala lampu bohlam)


Daya Lampu
No 𝑽𝒐𝒍𝒕𝒂𝒔𝒆
𝑹𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 (Ω) 𝑽𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 (𝒗𝒐𝒍𝒕) 𝑷𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 (𝑾𝒂𝒕𝒕)
Susunan Seri
1
4 volt
Susunan Paralel
2
4 volt
Susunan Seri Paralel (Campuran)
3
4 volt

234
3. Percobaan 3 (Hukum Kirchoff I & II)
Pengaruh Polarisasi Terhadap Nilai Arus

No Gambar 𝒊𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝒎𝑨) 𝒊𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 (𝒎𝑨)

Mengetahui 𝒊𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌 = 𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓 serta menentukan arah arus pada Hukum


Kirchoff II

No Gambar 𝒊𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (𝒎𝑨) 𝒊𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏 (𝒎𝑨)

𝒊 (𝟏𝟎𝟎Ω) = .......... mA 𝒊 (𝟏𝟎𝟎Ω) = ......... mA

𝒊 (𝟏𝟐𝟎Ω) = .......... mA 𝒊 (𝟏𝟐𝟎Ω) =.......... mA


1

𝒊 (𝟏𝟓𝟎Ω) = .......... mA 𝒊 (𝟏𝟓𝟎Ω) = ......... mA


𝒊𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌 = 𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓 𝒊𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌 = 𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓
................ = ............... ............... = .............

235
𝒊 (𝟏𝟎𝟎Ω) = .......... mA 𝒊 (𝟏𝟎𝟎Ω) = ......... mA

𝒊 (𝟏𝟐𝟎Ω) = .......... mA 𝒊 (𝟏𝟐𝟎Ω) = ......... mA


2

𝒊 (𝟏𝟓𝟎Ω) = .......... mA 𝒊 (𝟏𝟓𝟎Ω) = ......... mA


𝒊𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌 = 𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓 𝒊𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌 = 𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓
................ = ............... ............... = .............

MENYIMPULKAN
Bedasarkan penelitian yang dilakukan pada konsep Hukum Ohm dan Hukum
Kirchoff, dapat disimpulkan :
__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

236
Lampiran 14 : Buku Panduan Alat

Buku Panduan Penggunaan Alat


(Alat Peraga Hukum Kirchoff)

Rangkaian Arus Searah

Program Studi Pendidikan Fisika


Univesitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
Panduan Penggunaan Alat
(Alat Peraga Hukum Kirchoff)

Penyusun :
Fani Rosdiyanti
11150163000049

Program Studi Pendidikan Fisika


Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga buku panduan penggunaan alat peraga ini dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran kepada umatnya.
Buku panduan penggunaan Alat Peraga Hukum Kirchoff disusun sebagai
panduan bagi peserta didik dan guru dalam menggunakan alat peraga. Buku ini secara
umum berisikan tentang penjelasan alat, bagian-bagian alat, alat dan bahan yang
digunakan dalam percobaan, serta cara penggunaan alat pada percobaan Hukum Ohm
dan Hukum Kirchoff. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar alat peraga.
Buku ini juga dikemas secara komunikatif sehingga peserta didik dan guru dapat
dengan mudah memahami isi buku panduan Alat Peraga Hukum Kirchoff.
Demikian saya persembahkan buku ini. Semoga buku panduan Alat Peraga
Hukum Kirchoff ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran senantiasa diharapkan agar
Buku Panduan Alat Peraga Hukum Kirchoff dapat ditingkatkan.

Tangerang Selatan, 03 Desember 2019

Penyusun
Alat Peraga
Hukum Kirchoff
Alat peraga Hukum Kirchoff merupakan alat yang digunakan sebagai peraga
fisika pada konsep Rangkaian Arus Searah yang dapat membantu guru untuk
menjelaskan konsep listrik secara lebih nyata sehingga peserta didik tidak hanya
merasa tersampaikan dengan sebuah teori saja melainkan mereka dapat melihat
implementasi teori secara langsung dengan berbantuan alat peraga.
Alat peraga Hukum Kirchoff dapat menggambarkan dan mewakili konsep
dasar listrik. Pada alat peraga ini terdapat percobaan diantaranya adalah pengaruh
hambatan terhadap arus total pada rangkaian susunan seri-paralel, pengaruh nilai daya
terhadap nyala lampu, pengaruh polarisasi terhadap nilai arus pada masing-masing
tegangan serta mengetahui nilai 𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 serta menentukan arah arus pada
Hukum Kirchoff II.
Alat peraga Hukum Kirchoff dibuat sesuai dengan Kompetensi Dasar pada
Konsep Rangkaian Arus Searah kelas XII pada Kurikulum 2013.

Gambar 1. Alat Peraga Hukum Kirchoff


Bagian-Bagian Alat

Gambar 2. Bagian – Bagian Alat Peraga Hukum Kirchoff

No Nama Fungsi
1 Papan triplek Sebagai project board
2 Socket DC (female) Sebagai penghubung jack banana
3 Jack Banana (male) Sebagai tempat pengait resistor dan bohlam
4 Multimeter Sebagai alat ukur
Sebagai penghubung arus listrik dari 1 komponen ke
5 Kabel penghubung
komponen yang lain
6 Adaptor Sebagai sumber arus
7 Socket adaptor Sebagai pemisah polaritas (+) dan (-) adaptor
8 Terminal Sebagai tempat pengubung arus listrik
9 Resistor Sebagai penghambat arus listrik
10 Capit buaya Sebagai penghubung socket adaptor ke rangkaian
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan Rangkaian Arus Searah, yaitu
sebagai berikut :
No Nama Alat dan Bahan Gambar

Satu set Alat Peraga Hukum


1
Kirchoff

Papan triplek yang sudah diberi


2 lubang
(40 cm x 40 cm)

Socket DC (Female)
3
(32 pasang)

Jack Banana (Male)


4
(32 pasang)
Kabel penghubung
5
(secukupnya)

Resistor
6
(6 buah)

Lampu bohlam dengan


7 dudukan
(5 buah)

Socket Adaptor
8
(2 buah)
Adaptor
9
(2 buah)

Multimeter
10
(3 buah)

11 Terminal
Cara Penggunaan Alat
Hukum Ohm
1. Percobaan 1
Pengaruh Hambatan terhadap Arus Total pada Rangkaian Resistor Seri
dan Paralel
Percobaan rangkaian resistor yang disusun seri dan paralel bertujuan untuk
mengetahui nilai arus total dengan hambatan yang berbeda pada suatu rangkaian
susunan seri, paralel maupun seri paralel (campuran).
Percobaan dilakukan dengan menggunakan 3 resistor dengan nilai yang
sama dan menggunakan adaptor yang berfungsi sebagai masukan yang dimana
besarnya voltase dapat digeser dan terdapat 2 pilihan nilai tegangan.
Hasil perhitungan arus manual kemudian dibandingkan dengan hasil arus
percobaan yang tertera pada multimeter. Percobaan rangkaian resistor yang
disusun seri dan paralel dapat dilihar pada gambar berikut.

Gambar 3. Susunan Seri Gambar 4. Susunan Paralel

Gambar 5. Susunan Seri Paralel


Langkah Percobaan :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Mengecek terlebih dahulu nilai setiap komponen (resistor dan adaptor) yang
digunakan dengan menggunakan multimeter agar mengetahui nilai sebenarnya
3. Rangkaialah rangkaian seperti pada gambar berikut ini

Susunan Seri Resistor Susunan Paralel Resistor

Susunan Seri - Paralel Resistor

4. Pasang multimeter secara seri untuk mengetahui nilai arus


5. Putar multimeter digital ke arah arus DC
6. Pencet tombol ON pada terminal
7. Lihat nilai arus yang tertera pada multimeter
8. Catat hasil percobaan
9. Lakukan percobaan sebanyak 5x
2. Percobaan 2
Pengaruh Daya Listrik Terhadap Nyala Lampu Bohlam
Percobaan rangkaian lampu bohlam seri dan paralel bertujuan untuk nilai
daya listrik terhadap nyala lampu bohlam pada rangkaian susunan seri, paralel
dan seri paralel.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan 2 lampu bohlam pada rangkaian
susunan seri dan paralel serta 3 lampu bohlam pada rangkaian susunan seri-
paralel, menggunakan adaptor yang berfungsi sebagai masukan yang dimana
besarnya voltase dapat digeser dan terdapat 2 pilihan nilai tegangan.
Hasil pengamatan lampu bohlam pada setiap rangkaian dapat diamati beserta
pengaruh dari nilai voltase yang digunakan. Percobaan rangkaian resistor seri dan
paralel dapat dilihar pada gambar berikut.

Gambar 6. Susunan Seri Gambar 7. Susunan Paralel

Gambar 8. Susunan Seri - Paralel


Langkah Percobaan :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkailah rangkaian seperti pada gambar berikut ini

Susunan Seri Lampu Susunan Paralel Lampu

Susunan Seri – Paralel Lampu

3. Pilih tegangan yang paling kecil terlebih dahulu


4. Tekan tombol ON pada terminal
5. Amati nyala lampu pada bohlam
6. Catat hasil pengamatan
7. Dengan menggunakan rangkaian yang sama geser tegangan ke nilai voltase yang
lebih besar
8. Amati perubahan nyala lampu
9. Catat hasil pengamatan
Hukum Kirchoff I & Hukum Kirchoff II
3. Percobaan 3
Mengetahui ∑ ∆𝑽 = 𝟎 dan nilai 𝒊𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌 = 𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓 serta menentukan arah
arus
Percobaan Hukum Kirchoff I bertujuan untuk mengetahui nilai 𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 =
𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 dan dapat menentukan arah arus yang mengalir pada suatu rangkaian.
Percobaan Hukum Kirchoff II bertujuan untuk mengetahui bahwa jumlah
tegangan pada sebuah loop (lintasan tertutup) sama dengan nol.
Pada percobaan rangkaian Hukum Kirchoff ini hanya menggunakan 2 loop
saja. Diharuskan ketelitian dalam merangkai satu komponen ke komponen yang
lain dikarenakan dalam 1 loop resistor saling berkaitan.
Pada percobaan ini menggunakan 3 buah resistor dengan nilai yang berbeda,
3 multimeter untuk mengukur nilai arus yang mengalir pada setiap resistor, dan 2
buah adaptor dengan pilihan polaritas positif (+) dan negatif (-) yang berfungsi
sebagai masukan yang dimana besarnya voltase dapat digeser dan terdapat 2
pilihan nilai tegangan.

Gambar 9. Hukum Kirchoff


Langkah Percobaan :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Mengecek terlebih dahulu nilai setiap komponen (resistor dan adaptor) yang
digunakan dengan menggunakan multimeter agar mengetahui nilai sebenarnya
dengan menggunakan multimeter
3. Rangkailah rangkaian seperti pada gambar berikut ini

Hukum Kirchoff II Hukum Kirchoff I

4. Pastikan rangkaian terpasang dengan benar


5. Tekan tombol ON pada terminal
6. Amati nilai arus yang tertera pada setiap multimeter
7. Tentukan 𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 beserta arah arusnya
8. Catat hasil percobaan dan pengamatan
LAMPIRAN SURAT-SURAT PENELITIAN
Lampiran 15 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 16 : Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

FANI ROSDIYANTI. Anak pertama dari tiga bersaudara


pasangan Bapak Hartono dan Ibu Islachah. Lahir di Sidoarjo
pada tanggal 3 Desember 1996 dan bertempat tinggal di Gg.
Sejahtera No. 86 RT 02 RW 02, Kelurahan Pondok Kacang
Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah
ditempuh penulis diantaranya, SDN Pondok Pucung 01 lulus
pada tahun 2009, SMPN 14 Kota Tangerang Selatan lulus
pada tahun 2012, SMAN 5 Kota Tangerang Selatan lulus pada tahun 2015. Dan penulis
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi pada tahun 2015 di Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi
Pendidikan Fisika melalui jalur SPMB Mandiri.

Email : fannirosdiyanti@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai