Anda di halaman 1dari 88

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PRAKTIKUM HIDROPONIK

TERINTEGRASI STEAM PADA MATA KULIAH BIOTEKNOLOGI


UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
LALITA SARI
11140162000030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
i
ii
iii
ABSTRAK
Lalita Sari (NIM: 11140162000030). “Persepsi Mahasiswa terhadap
Praktikum Hidroponik Terintegrasi STEAM untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif pada Mata Kuliah
Bioteknologi”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

STEAM merupakan metode pembelajaran yang terdiri dari Science, Technology,


Engineering, Art, dan Mathematics. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk
mengetahui persepsi mahasiswa terhadap praktikum hidroponik yang
diintegrasikan dengan STEAM untuk meningkatkan penguasaan konsep dan
keterampilan berpikir kreatif. Untuk mengambil sampel menggunakan angket
yang di input ke dalam google form. Sampel diambil dengan teknik purposive
sampling pada mahasiswa Pendidikan kimia angkatan 2017 sebanyak 52 orang.
Data diambil menggunakan angket, terdiri dari 13 pertanyaan dengan skala likert
pada lima skala yang kemudian di input ke dalam google form. Hasil penelitian
pada penguasaan konsep mahasiswa memiliki rata-rata 86,2%, kategori (sangat
tinggi). Keterampilan berpikir kreatif mahasiswa, hasil rata-rata menunjukkan
persentase sebesar (82,4%), kategori (sangat tinggi). Penguasaan konsep dan
keterampilan berpikir kreatif pada hasil penelitian sama-sama menunjukkan
kategori sangat tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa memiliki
persepsi positif terhadap praktikum hidroponik terintegrasi STEAM karena dapat
menangkap stimulus, paham terhadap objek, dan dapat melakukan evaluasi
dengan baik untuk menguasai konsep dan menghasilkan ide.

Kata Kunci: Persepsi, STEAM, penguasaan konsep, dan keterampilan berpikir


kreatif.

iv
ABSTRACT
Lalita Sari (NIM: 11140162000030). "Student Perception of STEAM
Integrated Hydroponic Practicum to Improve Concept Mastery and Creative
Thinking Skills in Biotechnology Courses". Thesis, Chemistry Education Study
Program, Department of Natural Science Education, Faculty of Tarbiyah and
Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

STEAM is a learning method consisting of Science, Technology, Engineering, Art,


and Mathematics. The purpose of this study was to determine student perceptions
of hydroponic practicum integrated with STEAM to improve conceptual mastery
and creative thinking skills. To take a sample using a questionnaire that is input
into the google form. The sample was taken using a purposive sampling technique
on the chemistry education students class of 2017 as many as 52 people. The data
was taken using a questionnaire, consisting of 13 questions with a Likert scale on
five scales which were then input into the google form. The results of research on
student concept mastery have an average of 86.2%, category (very high).
Students' creative thinking skills, the average result shows a percentage of
(82.4%), category (very high). Mastery of concepts and creative thinking skills in
the research results both show very high categories, this indicates that students
have a positive perception of the STEAM integrated hydroponic practicum
because they can capture stimuli, understand objects, and can evaluate well to
master concepts and produce idea.
Keywords: Perception, STEAM, concept mastery, and creative thinking skills.

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
nikmat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Persepsi Mahasiswa Terhadap Praktikum Hidroponik Terintegrasi
STEAM untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir
Kreatif, pada Mata Kuliah Bioteknologi”. Penulis menyadari bahwa tanpa
adanya berbagai pihak yang membantu penulis untuk memberikan bimbingan,
dorongan, semangat maka skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.
Maka, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Siti Suryaningsih, M. Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, atas ilmu, motivasi, dan semangat
kepada penulis dengan penuh rasa sabar dan ikhlas hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini hingga akhir.
4. Evi Sapinatul Bahriah, S.Pd, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu untuk membimbing, ilmu, motivasi, dan semangat kepada
penulis dengan penuh rasa ikhlas hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini hingga akhir.
5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan
memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menjadi mahasiswa di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku validator ahli yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan masukan serta arahan selama proses validasi
instrumen.

vi
7. Ayahanda tercinta (Bejo Kusnanto) dan Ibunda tercinta (Sri Maryati) yang
senantiasa selalu memberikan doa, dorongan, semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
8. Adik tersayang (Uma Zulvina dan Intan Oktaviana) yang selalu menjadi
penyemangat penulis dalam menyelesaikan studi.
9. Suami tercinta (Hari Widagda) yang senantiasa memberikan dukungan
berupa semangat, waktu, materil dan mau mendengarkan segala keluh kesah
penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
10. Erna Budiyati dan Bagus Suharyanto sebagai sahabat terbaik dalam dunia
perkuliahan dan sahabat yang membantu penulis menyelesaikan skripsi.
11. Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2014 yang selalu memberikan
dukungan dan semangat satu sama lain dalam menyelesaikan skripsi.
12. Adik-adik mahasiswa Pendidikan Kimia angkatan 2017 yang telah membantu
penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian.
13. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan,
kritik, dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, Agustus 2021

Lalita Sari
NIM. 11140162000030

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................ ii
PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT .............................................................................................................v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................x

BAB I: PENDAHULUAN .....................................................................................1


A. Latar Belakang ......................................................................................4
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................4
C. Pembatasan Masalah .............................................................................4
D. Rumusan Masalah .................................................................................4
E. Tujuan Penelitian...................................................................................4
F. Manfaat Penelitian.................................................................................5

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ...............................................................................6


A. Kajian Teori...........................................................................................6
1. Persepsi............................................................................................6
2. Penguasaan Konsep dan Berpikir Kreatif ....................................12
3. STEAM .........................................................................................16
4. Bioteknologi ..................................................................................18
5. Hidroponik ....................................................................................19
6. Praktikum .....................................................................................20
B. Penelitian Relevan ...............................................................................22

viii
C. Kerangka Pikir.....................................................................................24

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ........................................................27


A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................27
B. Metode Penelitian ................................................................................27
C. Alur Penelitian.....................................................................................27
D. Populasi dan Sampel ...........................................................................29
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................30
F. Instrumen penelitian ............................................................................30
G. Uji Coba Instrumen .............................................................................35
H. Teknik Analisis Data ...........................................................................37

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................38


A. Hasil Penelitian ...................................................................................38
B. Pembahasan .........................................................................................44

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................53


A. Kesimpulan..........................................................................................53
B. Saran ....................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................54


LAMPIRAN ..........................................................................................................61

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Persentase Jumlah Sampel ....................................................................29

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Skala Likert ................................................................... 31

Tabel 3.3 Interpretasi Hasil Pengolahan Data ............................................................ 37

Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Angket pada Penguasaan Konsep ................................... 39

Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Angket pada Keterampilan Berpikir Kreatif ................. 40

Tabel 4.4 Integrasi STEAM pada Praktikum Hidroponik ........................................ 44

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Persepsi ..................................................................8


Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ..................................................................26
Gambar 3.1 Alur Bagan Prosedur Penelitian ........................................................28
Gambar 3.2 Angket di Google Form ....................................................................30

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Turnitin......................................................................................61


Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi .....................................................................62
Lampiran 3 Lembar Validasi Instrumen ................................................................64
Lampiran 4 Instrumen Penelitian ...........................................................................68
Lampiran 5 Hasil Data Angket Responden ............................................................71
Lampiran 6 Hasil Rekapitulasi Jawaban Responden ............................................74
Lampiran 7 STEAM dalam Kegiatan Praktikum ...................................................74
Lampiran 8 Lembar Hasil Uji Validitas Instrumen ...............................................74
Lampiran 9 Lembar Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ...........................................75

xii
xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Abad ke-21 merupakan abad pengetahuan, pada abad ini ilmu


pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Dimana pekerjaan dalam
bidang informasi, ekonomi, industri dan sebagainya mulai banyak
menggunakan mesin seperti mesin produksi atau mesin komputer (Redhana,
2019). Abad ini ditandai dengan adanya arus globalisasi dan informasi secara
cepat mempengaruhi perubahan sosial masyarakat dibanding abad
sebelumnya. Setiap anggota masyarakat dalam suatu negara harus siap dalam
menghadapi segala perubahan, tantangan, dan persaingan yang terjadi akibat
globaliasi dan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi pada abad ini. Untuk
menghadapi abad ini, diperlukan peran pendidikan dalam membentuk sumber
daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan membantu untuk mengembangkan potensi setiap manusia


agar tercipta sumber daya yang berkualitas. Selain itu, pendidikan juga
berperan dalam meningkatkan taraf kesejahteraan hidup manusia dan
merupakan bagian dari pembangunan nasional. Sebagaimana tujuan
Pendidikan Nasional, yang terdapat dalam Undang-undang Republik
Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 dalam Pasal satu meyebutkan bahwa :

“agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk


memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara” (UU RI No.20 Tahun 2003, hlm. 2).

Berdasarkan tujuan tersebut, dijelaskan mengenai upaya untuk


membentuk sumber daya yang cakap, yang menguasai ilmu pengetahuan,
memiliki keterampilan dalam bidang tertentu, memiliki kekuatan spiritual, dan

1
2

juga kepribadian baik sebagai upaya untuk menghadapi segala tantangan dan
mempertahankan jati diri bangsa ditengah arus globalisasi.

Ditengah ketatnya tantangan yang dihadapi, diperlukan sistem


pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, sistem
Pendidikan Indonesia memiliki kendala pada mutu sistem pembelajaran.
Misalnya saja terhadap hasil PISA Indonesia yang masih rendah. Hasil PISA
tahun 2018 pada kemampuan sains, Indonesia menempati peringkat 73 dari 79
partisipan (Hewi & Saleh, 2018). Menurut Depdiknas dalam Rahayuni (2016),
pembelajaran saat ini hanya berorientasi pada pembelajaran dengan menghafal
konsep, prinsip, teori. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran di
Indonesia kurang memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuannya secara mandiri. Pembelajaran yang dilakukan dengan
menghafal teori saja tanpa melakukan praktik membuat peserta didika menjadi
kurang kreatif serta kurang menguasai konsep pembelajaran. Oleh karena itu,
diperlukan kegiatan pembelajaran yang dapat membuat peserta didik untuk
aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Mahasiswa Program studi Pendidikan Kimia angkatan 2017


mempunyai mata kuliah Bioteknologi yang mempelajari materi Sistem
Hidroponik. Setelah peneliti melakukan wawancara kepada salah satu
mahasiswa angkatan 2017 yang sudah melakukan praktikum hidroponik,
dapat diketahui bahwa mahasiswa secara aktif mengkonstruksi
pengetahuannya secara mandiri dengan melakukan pembelajaran
menggunakan metode STEAM. Mahasiswa membuat hasil praktikum
hidroponik berupa video yang kemudian diunggah ke youtube. Menaman
hidroponik merupakan menanam dengan menggunakan media air dan larutan
nutrisi, sehingga tidak digunakan media tanam untuk menanam (Adam,
Rumengan & Tallei, 2017). Dalam mempelajari materi hidroponik lebih baik
bila dilakukan dengan metode praktikum dibanding hanya belajar teori, agar
mahasiswa lebih memahami materi karena mahasiswa terlibat secara langsung
dalam melakukan langkah kerja, pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman.
3

Kegiatan praktikum dapat mengembangkan keterampilan proses sains


mahasiswa dan juga membentuk keterampilan kognitif, afektif, serta
psikomotorik. Kegiatan praktikum meliputi merancang kegiatan yang akan
dilakukan, keterampilan menggunakan alat dan bahan, kegiatan pengamatan,
menanyakan mengenai fenomena yang terjadi, berspekulasi, menguraikan
data, serta membuat kesimpulan (Sholikah, 2020). Dengan demikian, kegiatan
praktikum memanfaatkan seluruh indera manusia dalam pelaksanaan
kegiatannya, sehingga dapat memunculkan sebuah persepsi. Persepsi timbul
karena alat indera manusia mendapatkan stimulus yang kemudian
diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat dipahami (Jafar, 2018). Aspek
persepsi yang ingin diketahui dalam penelitian ini yaitu penguasaan konsep
dan keterampilan berpikir kreatif. Penguasaan konsep berarti kemampuan
seseorang dalam memahami ilmu. Sedangkan keterampilan berpikir kreatif
merupakan gagasan baru untuk memecahkan suatu permasalahan.

STEAM adalah pembelajaran yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu


yaitu ilmu Sains, Teknologi, Teknik, Seni dan Matematika yang bergabung
menjadi satu kesatuan (Syahmani et al., 2021). Sains berkaitan dengan rasa
ingin tahu kemudian melakukan penemuan dari permasalahan yang ada,
seperti mencari tahu penyebab subur atau tidaknya pertumbuhan tanaman.
Teknologi berkaitan dengam pemanfaatan media, misalnya seperti youtube
dalam penelitian ini. Teknik berkaitan dengan metode pembelajaran
praktikum untuk memahami hidroponik. Seni dalam praktikum hidroponik
yaitu pembuatan video mengenai menanam hidroponik agar menarik. Dan
matematika untuk mengukur keberhasilan kegiatan praktikum. Demikian
melalui metode STEAM dapat meningkatkan penguasaan konsep dan berpikir
kreatif.

Kegiatan praktikum terintegrasi STEAM sangat sesuai dengan


keterampilan abad-21. Sedangkan keterampilan abad-21 meliputi berpikir
kritis, berpikir kreatif, mampu memecahkan masalah, inovatif, komunikatif
dan kolaboratif (Junedi et al., 2020). STEAM memberikan proses
4

pembelajaran yang bermanfaat diantaranya menjadikan seorang individu


menjadi lebih mandiri, kreatif, inovatif, lebih baik dalam memecahkan
masalah dan menguasai teknologi (Rahmawati et al., 2020). Melalui
pembelajaran yang terintegrasi STEAM, seorang individu diharapkan dapat
menggali potensi yang ada pada dirinya secara maksimal, lebih mudah
memahami konsep dan dapat menerapkan konsep itu kedalam kehidupan
sehari-hari (Tabiin, 2020).

Metode STEAM saat ini masih jarang digunakan dalam kegiatan


pembelajaran di Indonesia. Menurut Wijaya dalam Nurhikmayati (2019),
pembelajaran STEAM merupakan terobosan baru pada dunia Pendidikan di
Indonesia. Selain itu, dalam penelitian ini ingin diketahui apakah metode
STEAM dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir
kreatif pada kegiatan praktikum hidroponik. Oleh karena itu, peneliti
bermaksud melakukan penelitian “Persepsi Mahasiswa Terhadap
Praktikum Hidroponik Terintegrasi STEAM untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif, pada Mata
Kuliah Bioteknologi”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Belum diketahui bagaimana penguasaan konsep mahasiswa pada kegiatan
praktikum hidroponik terintegrasi STEAM.
2. Belum diketahui bagaimana keterampilan berpikir kreatif mahasiswa pada
kegiatan praktikum hidroponik terintegrasi STEAM.
3. Belum diketahui pengaruh metode STEAM dalam meningkatkan
penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif.
5

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah penelitan ini yaitu:
1. Penelitian dilakukan sebatas mahasisswa Pendidikan kimia anagkatan 2017.
2. Bahan kajian terbatas pada praktikum hidroponik salah satu penerapan mata
kuliah bioteknologi

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana persepsi mahasiswa
terhadap praktikum hidroponik terintegrasi STEAM untuk meningkatkan
penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif pada mata kuliah
bioteknologi?.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa
terhadap praktikum hidroponik terintegrasi STEAM untuk meningkatkan
penguasaan konsep, dan keterampilan berpikir kreatif pada mata kuliah
bioteknologi.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu:
a. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan wawasan pengetahuan serta pengalaman
mengenai pembelajaran praktikum berbasis STEAM. Melalui penelitian
ini, peneliti dapat mengetahui persepsi mahasiswa terhadap praktikum
terintegrasi STEAM dalam meningkatkan penguasaan konsep dan
keterampilan berpikir kreatif, sehingga peneliti dapat menerapkan
pembelajaran terintegrasi STEAM di masa yang akan datang.
b. Bagi Mahasiswa
Memberikan keterampilan bagi mahasiswa agar menguasai konsep
dan berpikir kreatif, sehingga dalam jangka panjang mahasiswa dapat
berinovasi dan memiliki kreativitas dalam memecahkan masalah.
6

c. Bagi Dosen
Melalui penelitian ini, dosen dapat mengetahui hasil persepsi
mahasiswa mengenai praktikum hidroponik terintegrasi STEAM dalam
meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif.
BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, DAN


KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah suatu pesan yang ditafsirkan melalui suatu


informasi yang didapatkan melalui pengamatan terhadap objek dan
peristiwa (Rakhmat dalam Azha, Wanto & Meliza, 2020). Selanjutnya
pendapat persepsi menurut Sugihartono (dalam Arista & Jayanti, 2018)
yaitu, persepsi adalah stimulus yang diartikan oleh otak yang
sebelumnya stimulus ditangkap oleh alat indera. Sedangkan persepsi
menurut (Walgito, 2013) adalah proses pengetahuan yang bemakna dari
seseorang mengenai lingkungan yang kemudian diterjemahkan lalu
dipahami mengenai lingkungan sekitar sehingga antara satu orang
dengan yang lain memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu
objek.

Pengertian selanjutnya dikemukakan oleh Suharman (dalam


Arista & Jayanti, 2018), persepsi adalah proses menafsirkan suatu
informasi yang didapatkan dari alat indera. Kemudian Morgan (dalam
Dahlan, 2017), mengartikan persepsi sebagai segala sesuatu yang
berkaitan dengan pengalaman hidup individu. Melalui aktivitas yang
dilakukan individu, lalu didapatkan informasi sehingga menjadi sebuah
pengalaman. Selanjutnya informasi yang didapatkan kemudian
diidentifikasi dan diolah, proses ini disebut sebagai proses kognitif.
Lalu Morris (dalam Dahlan, 2017) mendefinisikan persepsi sebagai
sebuah sensasi yang diterima. Umumnya sensasi ini didapatkan melalui
sistem saraf yang bekerja untuk mengenali dan mengidentifikasi sebuah
pola kejadian yang terjadi saat ini atau masa lampau dan kemudian

7
8

diproses menjadi sebuah informasi. Dengan demikian dapat disimpulkan


mengenai pengertian persepsi yaitu, suatu penafsiran atau pemahaman
yang berbeda antara setiap orang mengenai suatu informasi yang
didapatkan mengenai suatu objek atau peristiwa ketika alat indera
mendapatkan stimulus.

b. Proses Terbentuknya Persepsi

Terbentuknya persepsi melalui suatu proses yang dapat


dijelaskan sebagai berikut:

1. Proses Fisik
Ketika objek yang dilihat menimbulkan stimulus, kemudian
stimulus mengenai reseptor (alat indera).
2. Proses Fisiologis
Stimulus yang diterima alat indera kemudian diteruskan ke otak
oleh saraf sensoris.
3. Proses Psikologis
Terjadi sebuah proses di otak sehingga individu sadar akan apa
yang dilihat, didengar, atau diraba.

4. Hasil
Individu memberikan tanggapan berupa perilaku atau sebuah
persepsi (Walgito, 2013).

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dipaparkan proses terjadinya


persepsi dimulai dari penginderaan yaitu individu yang mengamati
sebuah objek yang ditangkap alat indera, kemudian alat indera
menimbulkan rangsangan atau stimulus. Lalu stimulus diteruskan ke otak
sebagai susunan saraf pusat, hal ini disebut sebagai proses psikologis
sehingga individu menyadari dan memahami mengenai apa yang dilihat,
diraba atau didengar. Selanjutnya, individu memberikan sebuah
9

tanggapan atau persepsi mengenai objek tersebut. Proses terjadinya


persepsi dapat dijelaskan melalui gambar berikut.

Individu Terjadi Stimulus


Proses Fisik mengamati stimulus mengenai
objek alat indera

Proses Stimulus diteruskan ke


Fisiologis otak oleh saraf sensoris

Proses Terjadi proses di otak


Psikologis sebagai pusat kesadaran

Proses Fisik Terjadi sebuah


tanggapan (persepsi)

Gambar 2.1 Proses terjadinya persepsi

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Wilson (dalam Arista & Jayanti, 2018) faktor yang


mempengaruhi persepsi dibagi menjadi dua yaitu, faktor internal adalah
faktor yang berasal dari dalam individu dan faktor eksternal adalah faktor
yang berasal dari luar individu, diantaranya:

1. Faktor eksternal
a. Concreteness atau konkret. Objek yang berwujud nyata lebih
mudah dipersepsikan dibanding objek yang abstrak.
b. Novelty atau hal baru. Hal-hal baru lebih menarik perhatian untuk
dipersepsikan.
10

c. Velocity atau percepatan. Benda yang bergerak lambat kurang


menstimulus atau kurang menarik perhatian dibanding benda yang
bergerak cepat.
d. Conditioned stimuly atau stimulus yang dikondisikan. Stimulus
yang dikondisikan misalnya seperti dering telepon, bel pintu dan
lain-lain.

2. Faktor internal
a. Motivation atau motivasi. Seseorang yang mempunyai energi lebih
cenderung akan terstimulus untuk merespon, sedangkan seseorang
yang merasa lelah tidak terstimulus untuk merespon.
b. Interest atau hal menarik. Hal yang tidak menarik atau kurang
menarik biasanya kurang diperhatikan daripada hal menarik.
c. Need atau kebutuhan. Perhatian akan tertuju pada kebutuhan
tertentu.
d. Assumptions atau anggapan. Seseorang yang mendapatkan seperti
melihat, mendengar dan sebagainya akan mempengaruhi anggapan
seseorang.

d. Syarat Terjadinya Persepsi


Persepsi tidak dapat terjadi begitu saja, ada syarat yang harus
dipenuhi sehingga terjadi sebuah persepsi, yaitu:
1. Objek
Adanya objek untuk diperhatikan melalui alat indera berfungsi
untuk mengakibatkan stimulus. Kemudian stimulus diteruskan ke
saraf pusat.
2. Alat indera, saraf sensoris, dan saraf motorik
Alat indera berfungsi sebagai penerima stimulus. Lalu, saraf
sensoris juga diperlukan untuk meneruskan stimulus ke otak.
11

Kemudian syaraf motorik diperlukan untuk menyadari rangsang


sebagai suatu respon atau persepsi.
3. Perhatian
Tanpa adanya perhatian, persepsi tidak akan terjadi. Seorang
individu harus memiliki perhatian terhadap objek, sehingga individu
tersebut dapat mempersepsikan objek yang diperhatikan (Walgito,
2013).
Dengan demikian, ketiga komponen diatas berkesinambungan
sehingga terjadi persepsi. Jika salah satu komponen diatas tidak ada,
maka tidak akan terjadi persepsi. Adanya perhatian terhadap suatu objek
akan mengakibatkan timbulnya suatu rangsang melalui alat indera.
Kemudian stimulus diteruskan syaraf sensoris ke otak. Lalu syaraf
motorik berfungsi memberikan kesadaran mengenai apa yang
diinderakan sehingga timbul persepsi.

e. Indikator-Indikator Persepsi
Mengenai indikator-indikator persepsi, yaitu:
1. Penyerapan terhadap rangsang dari luar individu
Rangsang atau objek diserap kemudian diterima oleh sistem
panca indera secara sendiri atau bersama. Setelah dilakukan
penyerapan oleh sistem panca indera, terdapat gambaran didalam otak,
gambaran tersebut memberikan kesan apakah masih baru atau sudah
lama, jelas atau tidak semuanya tergantung pada bagaimana individu
mendapatkan rangsangan itu.
2. Pemahaman terhadap objek
Pemahaman terbentuk secara cepat setelah gambaran yang terjadi
didalam otak diatur, digolongkan, dibandingkan, lalu ditafsirkan.
Terbentuknya pemahaman ini didasarkan juga pada menghubungkan
gambaran yang didapatkan dengan gambaran lama yang sebelumnya
dimiliki.
12

3. Penilaian atau evaluasi terhadap objek


Terjadi penilaian yang berbeda oleh seorang individu walaupun
objek yang dipersepsikan sama. Penilaian berbeda pada setiap
individu dikarenakan penilaian tersebut bersifat subjektif, individual
sehingga penilaian yang terjadi sesuai dengan kriteria yang dimiliki
individu (Walgito, 2013)

Dengan demikian indikator tersebut menjelaskan bahwa persepsi


dimulai dari penyerapan terhadap rangsang oleh indera, hingga
akhirnya terjadi sebuah penilaian. Keduanya menjelaskan bahwa
penilaian satu individu dengan individu lainnya memiliki perbedaan.
Hal ini tergantung pada sudut pandang pada masing-masing individu
walaupun objek atau peristiwa yang dilihat sama.

f. Aspek-aspek Persepsi
Persepsi memiliki aspek sebagai berikut:
1. Komponen Kognitif
Merupakan komponen yang berhubungan mengenai
pengetahuan atau mengenai bagaimana individu memberikan
pandangan terhadap objek yang akan dipersepsi. Komponen ini akan
membentuk sebuah keyakinan mengenai obyek yang dipersepsikan.
2. Komponen Afektif
Komponen ini berkaitan mengenai emosional seorang
individu, yaitu rasa suka yang merupakan suatu hal positif ataupun
rasa tidak suka yang merupakan hal negatif mengenai suatu objek.
3. Komponen Psikomotor
Komponen ini berkaitan dengan perilaku seorang individu
mengenai objek yang akan dipersepsikan (Walgito, 2013).
13

g. Perbedaan Sudut Pandang Persepsi

Saat individu melakukan pengamatan terhadap objek, maka


kemungkinan persepsi antara satu individu dengan individu lain akan
berbeda walaupun objek yang diamati sama. Tanggapan terhadap objek
yang dipersepsikan dapat berupa tanggapan positif ataupun tanggapan
negatif (Sugihartono et al., dalam Arista & Jayanti, 2018). Terjadinya
perbedaan persepsi dikarenakan setiap individu memiliki sudut pandang
atau cara pandang yang berbeda-beda walaupun objek yang diamati
sama (Walgito, 2013).

Untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap praktikum


hidroponik terintegrasi STEAM, maka digunakan skala likert untuk
mengetahui persepsi mahasiswa. Menurut Djaali dalam Restiyawan
(2016), skala likert merupakan skala yang dapat digunakan untuk
mengukur sikap, persepsi seseorang mengenai suatu fenomena. Persepsi
mahasiswa terhadap kegiatan praktikum hidroponik terintegrasi
STEAM dapat diukur menggunakan skala likert. Pengukuran dimana
mahasiswa diminta untuk menyatakan kesetujuan (favourable) atau
tidak setuju (unfavourable) terhadap masing-masing pernyataan yang
diberikan. Oleh karena itu, mahasiswa memilih kemungkinan jawaban
yang disediakan terhadap pernyataan yang ada, yaitu sangat setuju,
setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju. Dengan demikian subyek
yang sangat positif sikapnya terhadap suatu pernyataan akan memiliki
jawaban “sangat setuju” sehingga menunjukkan persepsi positif
(Mawardi, 2019).
14

2. Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif

a. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep diartikan sebagai upaya yang dilakukan


seorang individu dalam untuk merekam serta mentransfer beberapa
pengetahuan dari materi pelajaran tertentu yang digunakan untuk
memecahkan masalah, menelaah, menafsirkan mengenai peristiwa
tertentu (Silaban dalam Gunawan, Hidayat & Taufik, 2019).
Pengertian penguasaan konsep selanjutnya dikemukakan oleh Dahar
(dalam Gunawan, Hidayat & Taufik, 2019), penguasaan konsep
adalah kemampuan individu dalam mendalami arti makna secara teori
atau yang sudah diterapkan dalam kehidupan melalui pendekatan
ilmiah. Lalu Bloom (dalam Gunawan, Hidayat & Taufik, 2019)
mengartikan penguasaan konsep sebagai kemampuan individu untuk
menangkap materi atau ilmu yang diperoleh kemudian menyajikannya
kedalam bentuk yang mudah dipahami dan mampu mengaplikasikan.
Jadi, penguasaan konsep adalah kemampuan seseorang dalam
memahami ilmu yang didapat yang kemudian ilmu itu dapat
diterapkan dalam keadaan tertentu.

Setiap individu yang mengamati fenomena pada lingkungan yang


dilihat, kemudian melalui penguasaan konsep individu tersebut dapat
menerangkan fenomena yang terjadi. Individu dapat menjelaskan dan
menyelesaikan permasalahan semakin baik yang ada jika konsep yang
dimiliki individu tersebut semakin tinggi (Gunawan, Hidayat & Taufik,
2019, hlm. 2). Penguasaan konsep semakin optimal ketika seorang
individu memberikan pendapat atau menyatakan ulang materi yang
telah dipelajarinya dengan Bahasa sendiri. Individu yang telah
memahami konsep memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Konsep yang telah dipelajari dapat dinyatakan ulang.
2. Mengelompokkan objek berdasarkan sifat tertentu.
15

3. Dapat memberikan contoh suatu konsep atau yang bukan bagian dari
konsep.
4. Dapat menjelaskan konsep dengan berbagai gagasan ide (Astuti,
2017, hlm. 42).

Penguasaan konsep memiliki indikator yang dijelaskan oleh


Bloom (dalam Arisanti, Sopandi & Widodo, 2016), sebagai berikut:
1. Mengingat
Mengingat merupakan memori jangka panjang yang
kemudian diambil kembali oleh individu untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan yang pernah dipelajari. Aspek ini mengacu pada
kemampuan seorang individu dalam mengenal dan mengingat
materi yang sudah pernah dipelajari dari yang sederhana sampai
pada hal-hal yang sulit.
2. Memahami
Individu mampu menkonstruksi makna pengetahuan yang
didapat menjadi sesuatu yang bermakna atau sesuatu yang dapat
dipahami, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh
pengajar.
3. Mengaplikasikan
Individu memiliki kemampuan dalam menyelesaikan suatu
masalah menggunakan prosedur dalam keadaan tertentu.
4. Menganalisis
Individu memiliki kemampuan dalam menjabarkan masalah
sampai ke unsurnya serta mampu memecahkan materi menjadi
bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antar
bagian sehingga menjadi keseluruhan struktur dan tujuan.
5. Mengevaluasi
Individu memiliki kemampuan mempertimbangkan dan
mengambil keputusan berdasarkan standar yang telah ditentukan.
6. Membuat/Mencipta
16

Individu mampu menyatukan atau memadukan masing-


masing bagian menjadi sesuatu yang baru atau membuat suatu
produk yang orisinal.

b. Keterampilan Berpikir Kreatif

Menurut Afifah & Asikin (2018), kemampuan berpikir kreatif


merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memberikan
sebuah ide untuk memberikan berbagai cara baru untuk memecahkan
suatu permasalahan. Lalu, menurut Marliani (2015), berpikir kreatif
adalah aktivitas mental untuk menghasilkan ide untuk memecahkan
masalah melalui pola tertentu yang saling terkait, sehingga
menghasilkan makna. Selanjutnya menurut Oktaviani, Sisworo, &
Hidayanto (2018), berpikir kreatif adalah gambaran mengenai
munculnya kreativitas dalam menyelesaikan persoalan. Menurut
beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif
adalah kemampuan individu dalam menghasilkan suatu ide baru untuk
memecahkan permasalahan yang ada sehingga menghasikan
pembelajaran yang memiliki makna (Hsm et al., 2021; Jagom et al.,
2021).

Berpikir kreatif merupakan berpikir tingkat tinggi, karena


berpikir kreatif adalah keterampilan kognitif tertinggi yang harus
dimiliki dalam kegiatan belajar. Proses berpikir kreatif merupakan
kombinasi dari proses berpikir logis dan proses berpikir divergen.
Berpikir logis lebih menekankan mengenai kemampuan menggunakan
logika untuk membuat kesimpulan berdasarkan pengetahuan yang
telah dimiliki. Sedangkan, pengetahuan divergen adalah kemampuan
untuk mencari alternatif jawaban mengenai suatu persoalan (Jagom et
al., 2021).
17

Berpikir kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kelancaran
Kelancaran merupakan kemampuan mengeluarkan banyak
ide secara jelas dan benar dan menjawab pertanyaan yang
dipermasalahkan secara benar dan lancar.
2. Keluwesan
Keluwesan merupakan kemampuan mengeluarkan ide dari
berbagai sudut pandang, ide yang dikemukakan seragam dan
tidak monoton dan keluwesan dalam memecahkan masalah, serta
memiliki berbagai alternatif jawaban atas permasalahan yang ada.
3. Keaslian
Keaslian berkaitan dengan kemampuan mengeluarkan ide
yang berbeda dengan orang lain atau ide baru yang sebelumnya
belum pernah ada. Kemampuan menyelesaikan masalah secara
mandiri dengan cara yang berbeda dengan orang lain pada
umumnya.
4. Elaborasi
Elaborasi adalah kemampuan dalam menjelaskan faktor-
faktor yang mempengaruhi, merinci jawaban yang dibuat dalam
menyelesaikan masalah dan membuat kesimpulan akhir atas
masalah (Hsm et al., 2021; Euis Ismayati, 2015; Rahmazatullaili
et al., 2017).

Keterampilan berpikir kreatif memiliki indikator-indikator


sebagai berikut:

1. Inovasi
Inovasi digunakan untuk menyatakan penemuan, karena
penemuan merupakan hasil penemuan (Kusnandi, 2017). Inovasi
berkaitan dengan menciptakan sesuatu yang sebelumnya belum
pernah ada yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
18

ada. Individu memiliki kemajuan berpikir kritis untuk


menyelesaikan masalah yang terjadi (Hsm et al., 2021).
2. Kreativitas
Kreativitas berkatan dengan menemukan ide-ide baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Ide-ide tersebut digunakan untuk
memecahkan permasalahan yang ada. Seorang individu dapat
memberikan banyak jawaban, mencari berbagai alternatif yang
berbeda, mampu mengungkapkan jawaban baru untuk
menyelesaikan masalah. Menurut Guilford, kreativitas mengacu
pada kemamampuan seorang individu menjadi kreatif (Fakhriyani,
2016).
3. Problem solving
Problem solving berkaitan dengan menyelesaikan
permasalahan pembelajaran menggunakan teknik yang sistematis
serta menemukan ide-ide kreatif (Hsm et al., 2021). Menurut
Sanjaya dalam Maulidya (2018), problem solving merupakan
proses mental dan intelektual untuk memecahkan masalah
berdasarkan data yang akurat sehingga dapat dibuat kesimpulan
yang cermat. Problem solving sangat potensial dalam melatih
seorang individu dalam menghadapi masalah, karena individu
tersebut belajar untuk mengidentifikasi penyebab permasalahan
dan berpikir secara kritis untuk mencari alternatif untuk
memecahkan permasalahan (Jauhar & Nurdin. 2017).

3. STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathemathic)

STEAM adalah pembelajaran yang terdiri dari lima disiplin ilmu


berbeda yaitu Sains, Teknologi, Teknik, Seni dan Matematika yang
digabungkan menjadi satu (Syahmani et al., 2021). Awalnya model
pembelajaran STEM digunakan di Amerika untuk mendorong inovasi
dalam segi ilmu pengetahuan dan teknologi karena pada saat itu ilmu
19

pengetahuan dan teknologi merupakan kuci kemajuan. Kemudian oleh


Georgette Yakman menambahkan kata art (seni), sehingga menjadi model
pembelajaran STEAM. Menurut Georgette Yakman, seni dapat
memberikan makna pada ilmu dan teknologi dan keseluruhan mengandung
unsur matematika (Estriyanto, 2020). Menurut Hlukhaniuk et al., dengan
memadukan seni (Art) kedalam STEM, keterampilan berpikir kritis dan
kemampuan berpikir kreatif seorang individu dapat berkembang
(Suryaningsih, 2021).
Dikarenakan pembelajaran terdiri dari disiplin ilmu sains,
teknologi, teknik, seni dan matematika. Variabel disiplin ilmu tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Science
Ilmu sains menggunakan proses berpikir sistematis dengan
menemukan masalah berdasarkan teori, hukum, dan fakta yang ada.
Proses pembelajaran dimulai dengan mengemukakan sebuah hipotesis,
kemudian dilakukan pembuktian masalah, apakah hipotesis yang
dikemukakan salah atau benar. Pembelajaran seperti ini dapat
mendorong seorang individu untuk berpikir kreatif agar dapat
memecahkan permasalahan yang ada. Pembelajaran sains bermanfaat
untuk membuat seseorang dapat mengembangkan keterampilan proses
sains, menjadi senang dalam belajar untuk mengembangkan rasa ingin
tahu kemudian melakukan penemuan dari permasalahan yang ada.
b. Technology
Proses mentransfer ilmu pengetahuan menjadi lebih cepat dan lebih
mudah dengan adanya kemajuan teknologi. Dikarenakan setiap individu
memiliki cara pembelajaran yang berbeda-beda, sehingga melalui
pembelajaran audio-visual dapat membantu setiap individu
mendapatkan pengalaman tanpa harus secara langsung mengalaminya
sendiri. Selain itu, istilah teknologi berkaitan dengan pemanfaatan
peralatan yang dapat membantu individu dalam mengembangkan
koordinasi mata dan tangan. Motoric kasar dan motorik halus dapat
20

dikembangkan seperti menulis dapat menguatkan otot tangan, game


edukatif dan sebagainya.
c. Engineering
Teknik rekayasa merupakan suatu pola pikir kreatif untuk
mengembangkan metode baru dalam memecahkan permasalahan yang
ada. Teknik rekayasa tertentu tidak dapat dipisahkan dari proses
berpikir ilmiah dan teknologi dalam penerapannya. Teknik rekayasa
seperti mengubah proses belajar menghafal menjadi proses belajar
berbasis proyek, sehingga lebih mudah dipahami karena dialami
sendiri.
d. Art
Dalam proses belajar, seseorang lebih mudah menghargai sesuatu
yang memiliki nilai estetika. Pembelajaran menggunakan media buku,
video dan sebagainya tentu akan lebih menarik jika visual media
memiliki nilai estetika yang baik.
e. Mathematics
Matematika adalah ilmu yang menggunakan logika mengenai
bagaimana suatu hal dapat diukur dan dievaluasi, sehingga dapat
digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika bisa berperan dalam mengaransemen musik, seperti
mengukur dan mengevaluasi musik (Mu’minah & Suryaningsih, 2020;
Tabiin, 2020).
Penerapan metode STEAM yang digunakan dalam praktikum
hidroponik yaitu pada Science, mahasiswa mampu menguasai materi
hidroponik secara mandiri karena sains adalah ilmu yang mempelajari
mengenai fakta dan fenomen semesta alam. Hidroponik merupakan ilmu
yang berkaitan dengan Teknik menanam sayuran, mahasiswa harus bisa
menghubungkan mengenai fakta, teori dalam menanam hidroponik.
Sehingga, dalam menerapkan menananam hidroponik mahasiswa mampu
melakukannya dengan baik.
21

Pada Technology, mahasiswa memanfaatkan berbagai macam alat


yang dapat membantu dalam menanam hidroponik. Mahasiswa
memanfaatkan teknologi yang ada untuk mencari tahu mengenai
bagaimana cara menanam hidroponik, apa saja alat dan bahan yang
dibutuhkan, sehingga mahasiswa dapat menguasai konsep dalam
menanam hidroponik. Selain itu, mahasiswa memanfaatkan teknologi
untuk membuat video praktikum hidroponik serta pemanfaatan sosial
media youtube untuk mengunggah video praktikum yang dibuat.
Pada engineering, berkaitan dengan proses berpikir ilmiah untuk
memecahkan masalah yang dihadapi yaitu bagaimana cara merancang
wadah media tanam dalam menanam hidroponik serta teknik dalam
menentukan larutan nutrisi yang digunakan sebagai pupuk agar tanaman
dapat tumbuh dengan baik. Seni berkaitan dengan pembelajaran yang
memfokuskan proses dan produk terhadap kreativitas seseorang. Seni
merupakan ukuran estetika atau keindahan. Dalam kegiatan belajar,
seseorang lebih menghargai yang bernilai estetika, pembelajaran yang
memiliki visual yang baik (Tabi’in, 2020). Dalam praktikum hidroponik,
kreativitas mahasiswa dalam melakukan praktikum yaitu dapat
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan praktikum. Selain
itu, seni dalam praktikum hidroponik dilakukan dengan membuat video
praktikum hidroponik yang informatif memiliki visual yang menarik
sehingga dapat mengasah kreativitas mahasiswa.
Matematika berkaitan dengan logika dasar mengenai bagaimana
semua hal di dunia dapat diukur, dievaluasi sehingga membantu
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Matematika dalah
ilmu universal, ilmu yang tidak dapat dipisahkan dengan pemikiran logis
sehari-hari, ilmu yang dapat diterima di seluruh dunia dalam
mengkomunikasikan suatu ilmu (Tabi’in, 2020). Matematika dalam
praktikum hidroponik yaitu, mahasiswa dapat menentukan jumlah air dan
larutan nutrisi yang digunakan untuk menanam hidroponik. Lalu
22

matematika dalam praktikum yaitu mahasiswa mengidentifikasi tinggi


dan jumlah tanaman yang tumbuh subur.

4. Bioteknologi

Bioteknologi berasal dari kata: Bios: hidup; Teuchos: alat; Logos:


ilmu; sehingga bioteknologi dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang
mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-
lain) maupun produk dari makhluk hidup (protein, bioaktif, enzim,
vitamin, asam basa organik, alkohol, dan lain-lain) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa dalam meningkatkan kesejahteraan
umat manusia (Bull et al., dalam Nugroho, 2017). Selanjutnya pengertian
bioteknologi dikemukakakn oleh Hari Hartiko (dalam Kotijah &
Ventyrina, 2018), bioteknologi adalah teknologi yang memanfaatkan
mahluk hidup (agen hayati) yang telah direkayasa untuk menghasilkan
barang dan jasa guna memenuhi kesejahteraan manusia.
Kemudian menurut Strategie De La Biodiversite (dalam Kotijah &
Ventyrina, 2018), yang dikeluarkan oleh pemerintah Kanada
mendefinisikan bioteknologi sebagai penerapan secara menyeluruh ilmu
pengetahuan dan teknologi terhadap penggunaan secara langsung ataupun
tidak langsung terhadap seluruh bentuk kehidupan. Lalu EFB (European
Federation of Biotechnology) mengartikan bioteknologi sebagai integrasi
(perpaduan) dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan
untuk meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme
hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan barang dan jasa.
Definisi EFB ini berlaku untuk jenis bioteknologi yaitu: ‘tradisional’ dan
bioteknologi ‘baru atau modern’ (Nugroho, 2017, hlm.3). Jadi,
bioteknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat untuk kehidupan manusia
menggunakan organisme hidup.
23

5. Hidroponik

Hidroponik diambil dari bahasa Yunani yaitu hydro yang artinya


air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal dengan sebutan
soilless culture yang artinya budidaya tanaman tanpa tanah. Menanam
hidroponik adalah menanam menggunakan media air dalam jumlah sedikit
serta pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman yang juga dalam bentuk
larutan agar tanaman bisa tumbuh (Tallei, Rumengan & Adam, 2017).
Sejalan dengan pengertian tersebut, pengertian hidroponik selanjutnya
didefinisikan oleh Anjeliza (dalam Nirmalasari, 2018), hidroponik
merupakan teknologi bercocok tanam yang menggunakan media air,
nutrisi, dan oksigen. Sistem hidroponik yaitu penamaan tanaman tanpa
menggunakan media tanah melainkan menggunakan air yang diberi nutrisi
sebagai unsur hara atau sumber makanan bagi tanaman.

Selanjutnya, pengertian tanaman hidroponik merupakan tanaman


yang ditanam dengan memanfaatkan sirkulasi air tanpa adanya tanah
sebagai media tanam bisa diganti dengan menggunakan sekam bakar,
rockwoll dan lain lain (Abdulloh, Singgih, & Prabawati, 2019, hlm. 22).
Jadi menanam secara hidroponik adalah menanam tanpa menggunakan
media tanah, akan tetapi menggunakan media air sebagai pengganti media
tanah serta penambahan larutan nutrisi agar tanaman tumbuh subur.

6. Praktikum
a. Pengertian Praktikum

Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran kepada siswa


untuk melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sesuatu yang dipelajari Sudirman (Zahara, Wahyuni & Mahzum, 2017).
Praktikum adalah penerapan ilmu yang telah diperoleh dalam
perkuliahan yang dilakukan di laboratorium Rustaman (Sastria et al.,
2020). Jadi, praktikum adalah kegiatan yang dilakukan berupa percobaan
24

untuk membuktikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari sehingga


mendapatkan pengalaman secara nyata.

b. Manfaat Kegiatan Praktikum

Menurut Suryaningsih (dalam Efendi & Sartika, 2021), praktikum


merupakan kegiatan pembelajaran yang tidak hanya dapat meningkatkan
keterampilan fisik dan keterampilan sosial saja, akan tetapi dapat menjadi
sarana untuk melatih dalam menerapkan proses sains. Kelebihan proses
sains yaitu dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mengamati secara
langsung dengan objek alam sehingga siswa siswa menjadi paham
terhadap permasalahan yang ada, selain itu siswa menemukan konsep
yang dipelajari, melatih berpikir kritis untuk menanyakan sebuah
permasalahan, mendorong agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran,
mendorong siswa untuk menemukan konsep baru, dan memungkinkan
belajar menggunakan metode ilmiah (Mahmudah dalam Efendi &
Sartika, 2021).
Kegiatan praktikum dapat mengembangkan keterampilan
psikomotorik, kognitif, dan afektif. Dalam melakukan kegiatan
praktikum, siswa dilatih untuk mengembangkan inderanya untuk
merencanakan kegiatan praktikum, melakukan pengamatan, menafsirkan
data, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, mengajukan pertanyaan
hingga mengkomunikasikan hasil praktikum (Solikah et al., 2020, hlm.
68).

c. Jenis Kegiatan Praktikum


Kegiatan praktikum dibedakan menjadi dua yaitu praktikum
terbimbing atau terencana dan praktikum bebas. Kegiatan siswa dalam
melakukan praktikum terbimbing hanya melakukan percobaan dan
menemukan hasilnya saja, seluruh jalannya percobaan sudah dirancang
oleh guru. Sedangkan kegiatan peserta didik dalam praktikum bebas
25

lebih banyak dituntut untuk berpikir mandiri, bagaimana merangkai alat


percobaan, melakukan percobaan, dan memecahkan masalah, guru hanya
memberikan permasalahan dan objek yang harus diamati atau diteliti
(Suparno dalam Candra & Hidayati, 2020).

d. Kelebihan dan Kekurangan Praktikum


Menurut Sagala (dalam Zahara, Wahyuni dan Mahzum, 2017)
kelebihan dan kekurangan metode praktikum, yaitu:

Kelebihan metode praktikum:


1. Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaan yang dilakukan sendiri daripada hanya
menerima penjelasan dari guru atau dari buku.
2. Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
tentang sains dan teknologi.
3. Dapat menumbuhkan sikap-sikap ilmiah seperti bekerjasama, bersikap
jujur, terbuka, kritis dan bertoleransi.
4. Siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses
atau kejadian.
5. Memperkaya pengalaman siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif
dan realistis.
6. Mengembangkan sikap berpikir ilmiah.
7. Hasil belajar akan bertahan lama dan terjadi proses internalisasi.

Kekurangan metode praktikum:

1. Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu


mudah diperoleh dan murah.
2. Setiap praktikum tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karena terdapat faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan
kemampuan.
26

3. Dalam kehidupan sehari-hari tidak semua hal dapat dijadikan materi


praktikum.
4. Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan
dan bahan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai persepsi terhadap praktikum telah dilakukan lebih


dahulu oleh peneliti sebelumnya. Penelitian tersebut dapat dijadikan acuan
dalam penelitian ini, yaitu penelitian:
1. Penelitian Siti Suryaningsih et al., (2021) dalam jurnal yang berjudul
“Kontribusi STEAM Project Based Learning dalam Mengukur
Keterampilan Proses Sains dan Berpikir Kreatif Siswa”, bertujuan untuk
mengetahui persepsi keterampilan proses sains dan keterampilan berpikir
kreatif di MAN Sidoarjo melalui pembelajaran titrasi asam basa yang
terintegrasi STEAM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
berbasis STEAM dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan
keterampilan berpikir kritis siswa.
2. Penelitian Gita Ayu Wandari et al., (2021) dalam jurnal penelitian yang
berjudul “The Effect of STEAM-based Learning on Students’ Concept
Mastery and Creativity in Learning Light and Optics”. Penelitian dilakukan
untuk mengetahui pengaruh pembelajaran terintegrasi STEAM terhadap
penguasaan konsep dan kreativitas siswa berdasarkan aspek kebaruan,
resolusi, dan elaborasi di SMP Bandung Barat pada mata pelajaran cahaya
dan optik. Siswa diberikan soal tes objektif serta rubrik kreativitas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis STEAM dapat
meningkatkan penguasaan konsep dan kreativitas siswa.
3. Penelitian Yuli Rahmawati et al., (2020) dalam jurnal penelitian berjudul
“Developing Students' Critical Thinking: A STEAM Project for Chemistry
Learning”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa melalui STEAM pada pembelajaran kimia materi
27

termokimia. Indikator keterampilan berpikir yang diukur yaitu


mengidentifikasi pertanyaan masalah, pemahaman konseptual, koneksi ide,
dan inferensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
kritis tidak meningkat signifikan, yaitu pada indikator mengidentifikasi
pertanyaan masalah siswa tidak mampu mengidentifikasi dan merumuskan
pertanyaan yang dipermasalahkan.
4. Penelitian Syahmani et al., (2020) dalam jurnal yang berjudul “STEAM
Approach to Improve Environmental Education Innovation and Literacy in
Waste Management: Bibliometric Research”. Dalam mewujudkan literasi
lingkungan, siswa mengunakan pembelajaran berbasis STEAM untuk
mengelola sampah. Tujuan dilakukannya penelitian ini agar siswa berpikir
kritis mengenai bagaimana mengelola sampah. Indikator pengetahuan,
konsep, keterampilan, dan sikap mampu membantu siswa dalam
memecahkan masalah yang ada.
5. Penelitian Titania Widya Prameswari dan Anik Lestariningrum (2020)
dalam jurnal yang berjudul “STEAM Based Learning Strategies by Playing
Loose Parts for the Achievement of 4C Skills in Children 4-5 Years”. Untuk
meningkatkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis terhadap anak
PAUD, maka digunakan pembelajaran berbasis STEAM dengan media
Loose Parts. Hasil penelitian menunjukkan kreativitas dan kemampuan
berpikir anak meningkat.

b. Kerangka Berpikir

Bioteknologi merupakan cabang ilmu sains yang menerapkan teknologi


dalam pemanfaatannya. Bioteknologi memanfaatkan makhluk hidup seperti
hewan, tumbuhan mikroorganisme, dan sebagainya untuk menghasilkan suatu
barang dan jasa yang bermanfaat untuk digunakan manusia. Pada mata kuliah
bioteknologi, terdapat materi hidroponik yang dipelajari mahasiswa.
Hidroponik merupakan cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah, akan
tetapi digunakan larutan nutrisi agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Dalam mempelajari materi hidroponik, sebaiknya dilakukan secara langsung
28

atau dengan kata lain dilakukan praktikum mengenai hidroponik agar


mahasiswa mendapatkan konsep mengenai bagaimana menanam hidroponik.
Dilakukannya praktikum membuat mahasiswa memiliki pengalaman secara
langsung dan munculnya keterampilan psikomotorik, afektif dan kognitif,
seperti mahasiswa merancang kegiatan praktikum, mengemukakan pendapat,
menganalisis atas permasalahan yang terjadi.

STEAM merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu yang


membentuk satu-kesatuan yaitu, science, technology, engineering, art dan
mathematics. Metode ini memungkinkan mahasiswa untuk melakukan
praktikum hidroponik lebih kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah
praktikum, sehingga mahasiswa dapat membangun pengetahuannya sendiri.
Kegiatan praktikum dapat membentuk persepsi mahasiswa, yaitu sudut
pandang mahasiswa mengenai praktikum yang dilakukan. Aspek yang
digunakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa dalam kegiatan praktikum
hidroponik yaitu aspek penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif.
Masing-masing aspek memiliki beberapa indikator. Penguasaan konsep
berkaitan dengan keterampilan berpikir mahasiswa dalam memahami materi
serta penerapannya untuk melakukan praktikum hidroponik. Sedangkan
keterampilan berpikir kreatif berkaitan dengan mengemukakan ide untuk
memecahkan permasalah praktikum. Kegiatan praktikum dapat membentuk
kedua aspek penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif, sehingga
diketahui persepsi mahasiswa terhadap praktikum hidroponik yang dilakukan.
29

Mata kuliah bioteknologi

Pelaksanaan kegiatan praktikum hidroponik


terintegrasi STEAM

Persepsi mahasiswa

Pemahaman konsep Keterampilan berpikir kreatif

(Gunawan, Hidayat & Taufik, 2019) (Suryaningsih & Nisa, 2021)

Menghasilkan persepsi mahasiswa

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir


30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2021 bertempat di
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan data penelitian
yang sudah terkumpul, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
secara umum. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data,
dimulai dari pengumpulan data, penafsiran data, dan hasil dari data tersebut
yang diolah dalam bentuk diagram, grafik, tabel, dan sebagainya (Siyoto &
Sodik, 2015).

C. Alur Penelitian
Alur penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
a. Melakukan kajian literatur dengan teori terkait penguasaan konsep dan
keterampilan berpikir kreatif.
b. Pembuatan instrument berupa angket yang berisi indikator penguasaan
konsep dan keterampilan berpikir kreatif.
c. Instrumen yang telah dibuat selanjutnya divalidasi oleh dosen ahli.
d. Instrumen diinput ke google form setelah dinyatakan valid oleh dosen
ahli.
2. Tahap Pelaksanaan
31

a. Tautan google form disebarkan kepada mahasiswa Pendidikan kimia


angkatan 2017 yang telah melakukan kegiatan praktikum hidroponik
mata kuliah bioteknologi.
b. Mahasiswa yang mendapatkan link melakukan pengisian angket.
3. Tahap penyelesaian
a. Setelah mendapatkan data dari angket, selanjutnya angket dianalisis dan
diolah.
b. Kesimpulan mengenai persepsi mahasiswa terhadap praktikum
hidroponik terintegrasi STEAM untuk meningkatkan pemahaman konsep
dan keterampilan berpikir kreatif, pada mata kuliah bioteknologi dapat
dilakukan setelah data diolah.

Melakukan kajian Pembuatan


literatur dengan teori instrumen penelitian
terkait
Tahap
Perencanaan

Input instrumen ke Validasi instrumen


google form oleh dosen ahli

Menyebarkan
Memperoleh Pengisian
tautan google
Tahap data angket oleh
form kepada
Pelaksanaan mahasiswa
mahasiswa

Menganalisis
Tahap Membuat
Penyelesaian dan mengolah
kesimpulan
data

Gambar 3.1 Alur Bagan Prosedur Penelitian


32

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek penelitian yang memiliki
jumlah dan karakteristik tertentu. Populasi tidak hanya mengenai jumlah objek,
akan tetapi karakter atau sifat-sifat yang ingin dipelajari oleh peneliti, misalnya
seperti gaya bicara, hobi, dan sebagainya (Siyoto & Sodik, 2015). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan kimia angkatan
2017 yang telah melakukan praktikum hidroponik dengan total mahasiswa
berjumlah 52 orang.
Sedangkan sampel adalah sebagian kecil dari jumlah populasi yang akan
diteliti, sehingga sampel mewakili populasi. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel
berdasarkan kriteria tertentu (Siyoto & Sodik, 2015). Untuk sampel yang
digunakan yaitu mahasiswa Pendidikan kimia angkatan 2017 yang telah
melakukan praktikum hidroponik sebanyak 52 orang.

Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Sampel


Jumlah
Jumlah
No. Nama Kelas Sampel Sampel
Mahasiswa

30
1. Kelas A 30 30

22
2. Kelas B 22 22

52
Total Sampel

Sumber : Absensi mahasiswa Pendidikan kimia angkatan 2017


33

D. Teknik Pengumpulan Data


Angket adalah metode yang digunakan dalam mengumpulkan data berupa
pertanyaan tertulis, bertujuan untuk mendapatkan informasi dari responden
mengenai apa yang diketahuinya (Siyoto & Sodik, 2015, p. 79). Penyebaran
angket menggunakan aplikasi google form, yang kemudian tautan google form
(https://forms.gle/7WpxhxnUMEwy7uHZ9) disebarkan kepada responden
melalui whatsapp group.

Gambar 3.2 Angket yang telah dibuat di Google Form

E. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Angket yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan angket tertutup karena mahasiswa tinggal
memilih salah satu alternative jawaban yang telah disediakan peneliti (Siyoto &
Sodik, 2015). Instrumen angket disusun menggunkaan skala likert dari skala
satu sampai lima. Instrumen tes terdiri dari dua belas item yang disusun dari
34

beberapa indikator, yaitu: indikator pemahaman konsep diantaranya mengingat,


memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat
kesimpulan. Indikator keterampilan berpikir kreatif diantaranya inovasi,
kreativitas dan problem solving.

Skala likert merupakan skala penilaian untuk mengukur sikap sikap,


apakah responden menunjukkan dukungan atau menolak berdasarkan sejumlah
item yang telah dibuat dengan memilih salah satu pilihan item yang telah
ditentukan. Skala jawaban yang disediakan yaitu, sangat tidak setuju, tidak
setuju, netral, setuju, sangat setuju (Mawardi, 2019, p. 295). Penskoran
dijelaskan melalui tabel berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Skor Menggunakan Skala Likert

No. Alternatif jawaban Skor

1. Sangat tidak setuju 1


2. Tidak setuju 2
3. Netral 3
4. Setuju 4
5 Sangat setuju 5

F. Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas
Instrumen sebagai alat ukur harus memiliki validitas, agar alat ukur
berupa angket yang digunakan dapat mengukur secara akurat ketika akan
digunakan. Angket harus memiliki kestabilan dalam pengukuran. Alat
ukur yang tidak valid maka akan menghasilkan kesimpulan yang kurang
sesuai atau bias, sehingga pengukuran akan berubah dari satu pengukuran
ke pengukuran lain (Siyoto & Sodik, 2015). Kevalidan data akan
membawa hasil penelitian pada kesimpulan sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya (Arikunto dalam Yusup, 2018).
35

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas konten


atau validitas isi dan validitas analisis butir. Validitas isi adalah penilaian
instrumen oleh ahli. Kevalidan instrumen tergantung pada ahli yang
menilai apakah instrumen yang dibuat valid atau tidak. Jika instrumen
kurang sesuai menurut ahli, maka instrumen harus diperbaiki hingga
instrumen dinyatakan valid baik secara isi ataupun formatnya oleh ahi
(Fraenkel, Wallen, & Hyun dalam Yusup, 2018). Sedangkan untuk uji
analisis butir tiap soal menggunakan analisis Product Moment Karl
Pearson dengan rumus sebagai berikut:

𝑛 𝛴𝑥ᵢ𝑦ᵢ‒ (𝛴𝑥ᵢ)(Σyᵢ)
rxy =
√{𝛴𝑥ᵢ²‒ (𝛴𝑥ᵢ)}{𝑛𝛴𝑦ᵢ²‒ (𝑦ᵢ)²}

Dengan :
rxy = koefisien korelasi Product Moment
n = jumlah responden
xi = skor setiap item pada instrumen
yi = skor setiap item pada kriteria

Setelah mendapatkan r hitung dengan menggunakan program


SPSS, selanjutnya r hitung dibandingkan dengan r tabel. Item butir soal
dikatakan valid jika r hitung mempunyai hasil lebih besar dari r tabel. Jika
setiap item butir pertanyaan nilainya lebih dari 0,3, maka item soal
tersebut dinyatakan valid (Sugiyono dalam Dewi & Sudaryanto, 2020).
Dari 13 item pernyataan angket, seluruh item dinyatakan valid karena nilai
r hitung lebih dari 0,3.

2. Reliabilitas

Selain valid, instrumen juga harus reliabel. Reliabel mempunyai arti


dapat dipercaya. Artinya, instrumen harus memiliki konsistensi dalam
36

mengukur secara tetap, seberapa akurat instrumen jika diukur ulang. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach dengan
rumus sebagai berikut:

𝑘 𝛴𝜎b²
r₁₁ = ( )(1‒ )
𝑘‒ 1 𝜎t ²
Dengan :
r11 = koefisien reliabilitas Alfa Cronbach
k = jumlah item soal
∑σb 2 = jumlah varians skor tiap item
σt 2 = varians total

Item soal yang diolah menggunakan SPSS kemudian ditentukan


reliabel atau tidak. Dimana apabila item soal menunjukkan nilai Alpha
Cronbach > 0,60 maka dapat dikatakan item soal tersebut memiliki
reliabilitas terukur (Putri dalam Dewi & Sudaryanto, 2020). Hasil
menunjukkan seluruh item soal memiliki reliabilitas karena nilai Alpha
Cronbach > 0,60.

G. Teknik Analisis Data


Hasil skor dari angket digunakan untuk analisis data pemahaman konsep
dan keterampilan berpikir kreatif. Hasil skor dari pengambilan data kuosiener
kemudian dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑓
P= × 100%
𝑁
Dengan:
P = angka persentase (%)
S = skor mentah yang diperoleh
N = skor tertinggi dalam angket
Sumber : (Fatmawati dalam Suryaningsih & Nisa, 2021).
37

Kemudian data yang didpatkan lalu diolah. Data yang telah diolah dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Interpretasi Hasil Pengolahan Data


Persentase Kategori
76-100 Sangat tinggi
51-57 Tinggi
26-50 Rendah
0-25 Sangat rendah
Sumber : (Fatmawati dalam Suryaningsih & Nisa, 2021.
38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Program Studi Pendidikian Kimia,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Responden adalah Mahasiswa Pendidikan Kimia angkatan 2017 yang telah
mengambil Mata Kuliah Bioteknologi. Pada kelas A, mahasiswa berjumlah 30
orang. Sedangkan kelas B, mahasiswa berjumlah 24 orang, namun dua orang
tidak mengambil mata kuliah bioteknologi. Sehingga total responden
berjumlah 52 orang. Seluruh responden adalah mahasiswa yang telah
melakukan praktikum hidroponik terintegrasi STEAM.
Hasil penelitian menunjukkan deskripsi mengenai persepsi mahasiswa
terhadap praktikum hidroponik terintegrasi STEAM yang meliputi penguasaan
konsep dan keterampilan berpikir kreatif. Hasil penelitian data deskriptif
kuantatif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai Rata-rata Angket Mahasiswa Terhadap Penguasaan Konsep.


Persepsi mahasiswa terhadap praktikum hidroponik dapat diketahui
melalui angket yang berisi pertanyaan-pernyataan terkait praktikum yang
telah dilakukan menggunakan indikator Bloom yang teridiri dari aspek
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan
membuat kesimpulan. Pertanyaan dalam kuesioner masing-masing satu
pertanyaan pada aspek indikator, sehingga pertanyaan dalam kuesioner
berjumlah enam buah. Kuesioner tersebut diisi oleh mahasiswa angkatan
2017 melalui google form. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
angket persepsi mahasiswa terhadap praktikum hidroponik terintegrasi
STEAM untuk meningkatkan penguasaan konsep yang terdiri dari indikator
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan
membuat kesimpulan, data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.1.
39

Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Angket Persepsi Mahasiswa Terhadap


Penguasaan Konsep.
No. Indikator Rata-rata Kategori
1. Mengingat materi hidroponik 85% Sangat tinggi
2. Memahami konsep praktikum
87,3% Sangat tinggi
hidroponik
3. Mengaplikasikan materi hidroponik
84,2% Sangat tinggi
melalui praktikum
4. Menganalisis data hasil praktikum 85% Sangat tinggi
5. Mengevaluasi keberhasilan atau
88,4% Sangat tinggi
kegagalan hasil praktikum
6. Membuat Kesimpulan praktikum
87,3% Sangat tinggi
yang dilakukan
Rata-rata 86,2% Sangat tinggi

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa hasil keseluruhan dari


persepsi mahasiswa terhadap praktikum hidroponik dalam meningkatkan
penguasaan konsep pada mata kuliah bioteknologi yang terdiri dari indikator
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan
membuat kesimpulan menunjukkan total nilai rata-rata 86,2% sehingga
termasuk ke dalam kategori sangat tinggi dengan persentase tertinggi
terdapat pada indikator mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan hasil
praktikum sebesar 88,4%.

2. Nilai Rata-rata Angket Mahasiswa Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif


Pertanyaan dalam kuesioner praktikum hidroponik menggunakan
indikator inovasi, kreativitas, dan problem solving. Pertanyaan dalam
kuesioner dalam google form teridiri dari aspek inovasi terdiri dari satu
pertanyaan, kreativitas terdiri dari dua pertanyaan, indikator problem
40

solving terdiri dari tiga pertanyaan, sehingga pertanyaan dalam kuesioner


berjumlah enam buah. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket
persepsi mahasiswa terhadap praktikum hidroponik terintegrasi STEAM
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif yang terdiri dari indikator
inovasi, kreativitas, dan problem solving, data yang diperoleh dapat dilihat
pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Angket Persepsi Mahasiswa Terhadap


Keterampilan Berpikir Kreatif.
No. Indikator Rata-rata Kategori
1. Inovasi membuat wadah
86,9% Sangat tinggi
media tanam
2 Inovasi membuat pupuk
larutan nutrisi dari limbah 63% Sangat tinggi
rumah tangga
3. Kreativitas membuat video
82,6% Sangat tinggi
informatif
4. Peningkatan berpikir kreatif 84,2% Sangat tinggi
5. Keterampilan Problem
82,6% Sangat tinggi
solving mengenai kendala
6. Keterampilan Problem
88% Sangat tinggi
solving mendesain alat
7. Keterampilan problem
solving dalam penerapan
89,6% Sangat tinggi
bioteknologi hidroponik
meningkat
Rata-rata 82,4% Sangat tinggi

Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui bahwa hasil keseluruhan dari


persepsi mahasiswa terhadap praktikum hidroponik dalam meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif pada mata kuliah bioteknologi yang terdiri dari
41

indikator inovasi, kreatifitas, dan problem solving menunjukkan nilai total


rata-rata 82,4% sehingga memiliki kategori sangat tinggi dengan persentase
tertinggi terdapat pada indikator keterampilan problem solving dalam
penerapan bioteknologi hidroponik meningkat sebesar 89,6%.

B. Pembahasan

1. Penguasaan Konsep Mahasiswa

Setiap mahasiswa mempunyai cara yang berbeda-beda dalam


memahami konsep, karena setiap mahasiswa memiliki kemampuan yang
berbeda-beda, ada mahasiswa yang menyerap konsep secara cepat dan ada
yang lambat. Cara mahasiswa dalam menyerap konsep mempengaruhi
mahasiswa mengenai bagaimana cara untuk mengkaji, mengevaluasi,
terhadap suatu masalah (Purbaningrum dalam Novitasari & Pujiastuti,
2020). Penguasaan konsep termasuk Menurut Bloom, penguasaan konsep
berkaitan dengan menyederhanakan materi pelajaran yang ditangkap
sehingga lebih mudah dipahami, kemudian menafsirkan dan
mengaplikasikan materi yang didapat (Astuti, 2017).

Berdasarkan hasil analisis data, penguasaan kosep pada indikator


mengingat, memahami, dan mengaplikasikan materi hidroponik ke dalam
kegiatan praktikum hidroponik berturut-turut memiliki persentase 85%,
87,3%, dan 84,2%. Berdasarkan persentase tersebut, mahasiswa memiliki
persepsi positif untuk mengingat, memahami, serta mengaplikasikan materi
hidroponik ke dalam sebuah kegiatan praktikum. Agar dapat melakukan
kegiatan praktikum hidroponik, mahasiswa perlu mengingat materi yang
pernah dipelajari dan mengaitkannya dengan materi yang dipelajari
sekarang. Melalui mengingat materi hidroponik, mahasiswa dapat
membangun pemahaman mengenai cara, langkah-langkah, alat, media, dan
bahan apa saja dalam menanam hidroponik.

Dalam memahami konsep, diperlukan kecermatan dalam memahami


makna dari materi yang dipelajari, sehingga mahasiswa lebih mudah untuk
42

mengaplikasikan materi yang telah dipahami ke dalam suatu kegiatan


praktikum hidroponik. Dapat dikatakan bahwa proses kegiatan praktikum
yang dilakukan mahasiswa berjalan dengan sangat baik karena sebagian
besar mahasiswa memahami konsep materi hidroponik. Mahasiswa tidak
akan dapat melakukan kegiatan praktikum hidroponik dengan baik dan
benar jika tidak memahami konsep mengenai bagaimana menanam
hidroponik. seseorang yang sudah menguasai konsep dapat menjelaskan
suatu fenomena dengan menggunakan kalimat sendiri sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki tanpa merubah makna yang ada di dalamnya.
Seseorang yang lebih menguasai konsep dapat menjelaskan dan
menyelesaikan permasalahan lebih baim disbanding seseorang kurang
menguasai konsep (Astuti, 2017; Hidayah et al., 2019).

Hasil analisis data angket reponden penguasaan konsep mahasiswa


dalam menganalisis data hasil praktikum medapatkan persentase sebesar
85%. Hal ini menunjukkan mahasiswa memiliki persepsi positif pada
kemampuan menganalisis data hasil kegiatan praktikum. Berpikir analitis
merupakan kemampuan berpikir kompleks dan abstrak. Mahasiswa yang
memiliki kemampuan analitis memiliki kemampuan untuk
mengelompokkan hasil praktikum, kemudian mampu mencari keterkaitan
terhadap hasil-hasil praktikum, menguraikan dan memisahkan masalah yang
tidak terkait dalam fenomena yang ada, mampu lalu mengubungkan data
hasil praktikum terhadap fenomena-fenomena yang ada (Fitriani, 2021).
dalam hal ini, mahasiswa mampu berpikir analistis untuk mengelompokkan
data hasil prakikum hidroponik, dan dapat mencari tahu keterkaitan data
hasil praktikum dengan materi hidroponik.

Untuk penguasaan konsep mengevaluasi dalam menilai keberhasilan


atau kegagalan praktikum yang dilakukan mendapatkan persentase sebesar
88,4%, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki persepsi positif
dalam melakukan evaluasi terhadap praktikum yang dilakukan, dan
persentase tersebut memiliki kategori sangat tinggi. Evaluasi merupakan
43

kemampuan untuk mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai mahasiswa


dalam melakukan praktikum hidroponik (Idrus, 2019). Evaluasi merupakan
kegiatan sistematis untuk menilai dan mengukur sesuatu dengan
membandingkan berdasarkan kriteria tertentu, sehingga dapat diketahui
keberhasilan yang telah dicapai (Idrus, 2019). Sehingga, mahasiswa yang
dapat melakukan evaluasi terhadap praktikum yang dilakukan dapat
mengetahui keberhasilan atau kegagalan dalam praktikum. Melalui kegiatan
evaluasi, mahasiswa dapat mengetahui hasil praktikum yang dilakukan
memperoleh hasil yang baik atau tidak. Selain itu, melalui evaluasi
mahasiswa dapat memperbaiki kegagalan yang terjadi.

Penguasaan konsep mahasiswa dalam membuat kesimpulan mengenai


bagaimana cara menanam hidroponik dengan baik dan benar memperoleh
persentase sebesar 87,3%. Berdasarkan hasil tersebut, mahasiswa juga
memiliki persepsi positif terhadap kemampuan dalam membuat kesimpulan
dalam praktikum hidroponik. mahasiswa setelah melakukan praktikum
tentunya dapat membuat kesimpulan terhadap praktikum yang dilakukan
terhadap fakta yang ada. Kemampuan membuat kesimpulan merupakan
kemampuan untuk membuat gagasan yang terorganisir serta logis (Santoso,
Suwatno & Wayudi, 2020). Mahasiswa dapat membuat kesimpulan pada
praktikum yang dilakukan merupakan kemampuan untuk mengambil inti
atau makna pembelajaran yang dilakukan.

Pembelajaran praktikum hidroponik yang diintegrasikan dengan


STEAM dapat memberikan mahasiswa kesempatan untuk menghubungkan
teori yang telah dipelajari dengan praktik di kehidupan nyata. Mahasiswa
dapat mengeksplorasi secara ilmiah dan menganalisis data yang didapatkan
dalam praktik, mahasiswa diarahkan untuk mengintegrasikan STEAM
dengan aplikasi praktik sehingga mahasiswa dapat mengembangkan
keterampilan tingkat tinggi sehingga mahasiswa dapat mengembangkan
konsep dalam berpikir (Chung et al., 2020). Mahasiswa secara keseluruhan
44

pada penguasaan konsep memiliki persepsi positif dengan persentase secara


signifikan menunjukkan kategori sangat tinggi.

3. Keterampilan Berpikir Kreatif

Keterampilan berpikir diperlukan agar dapat menemukan solusi atas


kesulitan yang sedang dihadapi. Salah satu keterampilan yang diperlukan
untuk menemukan solusi dalam memecahkan permasalahan yang ada yaitu
dengan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif perlu dikembangkan
dalam diri mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mengembangkan
kemampuan kognitif yang menjadikan mahasiswa dapat memunculkan
kreativitas dan ide-ide yang inovatif. Metode pembelajaran terintegrasi
STEAM sangat cocok diterapkan dalam kegiatan praktikum hidroponik
karena secara efektif membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan
berpikir kreatif untuk memecahkan masalah (Larmer & Mergendoller dalam
Afrizal & Ramadhani, 2020). Selain itu, inovasi praktikum terintegrasi
STEAM menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif siswa menjadi
meningkat (Suryaningsih & Nisa, 2021).

Hasil perolehan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa untuk


berinovasi menciptakan wadah media tanam hidroponik mendapatkan
persentase sebesar 86,9%, termasuk dalam kategori tinggi. Mahasiswa
sebagian besar secara kreatif memanfaatkan limbah yang sudah tidak
digunakan seperti botol bekas untuk digunakan sebagai wadah media tanam
hidroponik. Melalui praktikum terintegrasi STEAM, mahasiswa dapat
mengeksplorasi agar mahasiswa dapat berpikir kreatif untuk memanfaatkan
barang-barang yang sudah tidak digunakan sebagai wadah media tanam
hidroponik. Inovasi dalam praktikum berupa menyumbangkan ide kreatif
yang berguna, yang dapat diterapkan seperti memanfaatkan lmbah botol
sebagai wadah media tanam. Kemampuan berpikir kreatif berkaitan dengan
menciptakan ide atau gagasan yang orisinil, sehingga dapat menciptakan
hasil atau produk yang orisinil (Patmawati et al, 2019). Kemampuan
45

mahasiswa dalam mencipakan wadah media tanam yang berasal dari limbah
merupakan hasil dari ide mahasiswa yang orisinil.

Kreativitas mahasiswa dalam membuat video praktikum hidroponik


yang informatif, yang kemudian video yang telah dibuat kemudian di upload
ke youtube medapatkan hasil persentase sebesar 82,6%. Mahasiswa merasa
dengan dilakukannya praktikum terintegrasi STEAM dapat meningkatkan
kreativitas, dengan perolehan persentase sebesar 84,2%. Tujuan dosen
memberikan tugas untuk membuat video terhadap praktikum hidroponik
yang telah dilakukan agar mahasiswa terstimulus dalam mengembangkan
ide-ide agar video yang dibuat menjadi informatif dan mudah dipahami.
Kreativitas berkaitan dengan kemampuan mahasiswa dalam
menghubungkan suatu subjek dengan pendapat yang berbeda serta
menciptakan atau memadukan konsep yang ada di dalam pikiran (Maulana
dalam Pratiwi et al., 2021).

Kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah atau problem


solving terhadap kendala yang dihadapi dalam kegiatan praktikum
hidroponik memperoleh hasil persentase sebesar 82,6%. Keterampilan
problem solving mahasiswa dalam medesain alat praktikum hidroponik
memperoleh persentase sebesar 88%. Mahasiswa merasa melalui kegiatan
praktikum hidroponik terintegrasi STEAM dapat meningkatkan problem
solving, dengan perolehan persentase sebesar 89,6%. Kemampuan berpikir
kreatif dapat membantu mahasiswa dalam menciptakan ide atau gagasan
yang bisa digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Tidak hanya itu
saja, berpikir kreatif memunculkan ide mengenai cara lain dalam
menyelesaikan suatu masalah (Arifah & Asikin, 2018 dalam Asikin et al.,
2021). Secara keseluruhan, kemampuan mahasiswa memiliki persepsi
positif terhadap kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi pada
praktikum.

Kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan berpikir


tingkat tinggi. Kemampuan memecahkan masalah merupakan usaha
46

sesorang untuk menemukan solusi menggunakan pengetahuan dan


keterampilannya (Krulik & Rudnick dalam Tisnawati & Vitasari, 2017).
Melalui metode STEAM, mahasiswa di fasilitasi untuk memecahkan
masalah secara kreatif dengan menganalisa terhadap masalah yang ada
(Henrkisen dalam Nurwulan, 2020). Pemecahan masalah dalam praktikum
hidroponik mengenai bagaimana cara merancang alat untuk menanam
hidroponik, serta pemecahan masalah terhadap kendala yang dihadapi.
Mahasiswa juga memiliki persepsi bahwa melalui praktikum hidroponik
terintegrasi STEAM dapat membuat mahasiswa memiliki kemampuan
memecahkan masalah dengan sangat baik.

Pembelajaran STEAM merupakan pembelajaran yang dapat


meningkatkan rasa ingin tahu terhadap fenomena-fenomena yang terjadi si
sekitar, sehingga dapat meningkatkan rasa ingin belajar memahami
mengenai apa yang terjadi, penyebab, dampak, dan berusaha mengatasi
terhadap masalah yang ada. Metode STEAM dapat menghasilkan kegiatan
pembelajaran yang bermakna melalui integrasi pengetahuan dan
keterampilan. Praktikum terintegrasi STEAM membuat siswa menjadi
kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah menjadi lebih baik (Sartono
et al, 2020).
47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa hasil praktikum


hidroponik terintegrasi STEAM untuk meningkatkan penguasaan konsep
secara signifikan mendapatkan kategori (sangat tinggi), dengan total hasil rata-
rata indikator penguasaan konsep sebesar 86,2%. Untuk praktikum hidroponik
terintegrasi STEAM untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif juga
mendapatkan kategori (sangat tinggi) dengan skor rata-rata 82,4%. Maka, dapat
disimpulkan bahwa praktikum hidroponik terintegrasi STEAM dapat
meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif.
Mahasiswa dapat menangkap stimulus dengan baik sehingga dapat menguasai
dan menerapkan teori menanam hidroponik ke dalam sebuah kegiatan
praktikum menanam hidroponik. Sebagian besar mahasiswa dapat
mengevaluasi hasil praktikum hidroponik. Selain itu, mahasiswa dapat
memikirkan ide-ide dalam menghasilkan kreativitas, dapat berinovasi dan
mempu memecahkan masalah akibat dari stimulus yang didapatkan dari
kegiatan praktikum.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan


saran agar menerapkan pembelajaran menggunakan metode STEAM (Science,
Technology, Engineering, Art, and Mathematics). Karena pembelajaran
menggunakan metode STEAM dapat membuat mahasiswa berperan aktif
dalam membangun pengetahuan secara mandiri, dapat berpikir secara kreatif
dalam mengemukakan ide untuk memecahkan masalah, sehingga mahasiswa
mendapatkan pengetahuan yang bermakna.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, L. S. (2017). Penguasaan Konsep IPA Ditinjau dari Konsep Diri dan Minat
Belajar Siswa. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 7(1).
Diambil dari https://journal.lppmunindra.ac.id

Arifah, N., & Asikin, M. (2019, January). Kemampuan Berpikir Kreatif


Matematis Dalam Setting Pembelajaran Creative Problem Solving
Dengan Pendekatan Open-Ended (Sebuah Kajian Teoritik).
In Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (Vol. 6).
Diambil dari http://seminar.uad.ac.id

Arisanti, W. O. L., Sopandi, W., & Widodo, A. (2016). Analisis penguasaan


konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa SD melalui Project
Based Learning. EduHumaniora| Jurnal Pendidikan Dasar Kampus
Cibiru, 8(1), 82-95.Candra, R., & Hidayati, D. (2020). Penerapan
Praktikum dalam Meningkatkan Keterampilan Proses dan Kerja
Peserta Didik di Laboratorium IPA. Edugama: Jurnal Kependidikan
dan Sosial Keagamaan, 6(1), 26-37. Diambil dari https://core.ac.uk

Chung, C. C., Huang, S. L., Cheng, Y. M., & Lou, S. J. (2020). Using an iSTEAM
project-based learning model for technology senior high school
students: Design, development, and evaluation. International Journal
of Technology and Design Education, 1-37. Diambil dari
https://link.springer.com

Dahlan, R. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Nazhir Terhadap


Wakaf Uang. ZISWAF: Jurnal Zakat dan Wakaf, 4(1), 1-24. Diambil
dari https://journal.iainkudus.ac.id

Dewi, S. K., & Sudaryanto, A. (2020). Validitas dan Reliabilitas Kuisioner


Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan Demam Berdarah.
Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta 2020. Diambil dari
https://publikasiilmiah.ums.ac.id

Efendi, N., & Sartika, S. B. (2021). The Effect of Distance Learning Practicum
based on PhET Interactive Simulations on Science Process Skills of
Secondary School Students. Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 9(1), 91-
96. Diambil dari https://jurnal.unimus.ac.id

Estriyanto, Y. (2020). MENANAMKAN KONSEP PEMBELAJARAN


BERBASIS STEAM (SCIENCE, TECHOLOGY, ENGINEERING,
ART, AND MATHEMATHICS) PADA GURU-GURU SEKOLAH
DASAR DI PACITAN. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan
Kejuruan, 13(2), 68-74. Diambil dari https://jurnal.uns.ac.id

48
49

Fitriani, F., Fadly, W., & Faizah, U. N. (2021). Analisis Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa pada Tema Pewarisan Sifat. Jurnal Tadris IPA
Indonesia, 1(1), 55-67. Diambil dari
https://ejournal.iainponorogo.ac.id

Hewi, L., & Shaleh, M. (2020). Refleksi Hasil PISA (The Programme For
International Student Assesment): Upaya Perbaikan Bertumpu Pada
Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age, 4(01), 30-41.
Diambil dari https://doi.org/10.29408/jga.v4i01.2018

Hidayat, W., Taufik, M., & Gunawan, G. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
Inquiry Training Berbantuan Multimedia Terhadap Penguasaan
Konsep Fisika Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Fisika dan
Teknologi, 5(1), 1-6. Diambil dari https://jurnalfkip.unram.ac.id

Hsm, S. A. A. P., Asikin, M., Waluya, B., & Zaenuri, Z. (2021). Kemampuan
Berpikir Kreatif Ditinjau dari Self Regulated Learning dengan
Pendekatan Open-Ended Pada Model Pembelajaran Creative Problem
Solving. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 13(1),
11-22. Diambil dari https://ejournal.insuriponorogo.ac.id

Idrus, L. (2019). Evaluasi dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Manajemen


Pendidikan Islam, 9(2), 1. Diambil dari https://jurnal.iain-bone.ac.id

Jafar, W. A. (2018). Persepsi Masyarakat Kota Bengkulu Terhadap Paham Islam


Moderat. JURNAL ILMIAH MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi, dan
Keagamaan, 5(1), 75-92. Diambil dari
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id

Jagom, Y. O., et al., (2021). Proses Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam
Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Gaya
Belajar. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1), 682-
691. Diambil dari https://j-cup.org

Jayanti, F., & Arista, N. T. (2018). Persepsi Mahasiswa Terhadap Pelayanan


Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura. Competence: Journal of
Management Studies, 12(2). Diambil dari
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id

Junedi, B., Mahuda, I., & Kusuma, J. W. (2020). Optimalisasi keterampilan


pembelajaran abad 21 dalam proses pembelajaran pada Guru MTs
Massaratul Mut’allimin Banten. Transformasi: Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 16(1), 63-72. Diambil dari
https://journal.uinmataram.ac.id

Kotijah, S., & Ventryana, I. (2018). Pengaturan Baku Mutu Bioteknologi.


50

Marliani, N. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa


Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project
(MMP). Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 5(1). Diambil dari
https://journal.lppmunindra.ac.id

Mawardi, M. (2019). Rambu-rambu Penyusunan Skala Sikap Model Likert untuk


Mengukur Sikap Siswa. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 9(3), 292-304. Diambil dari
https://doi.org/10.24246/j.js.2019.v9.i3.p292-304

Meliza, M., Wanto, D., & Asha, L. (2020). Persepsi Masyarakat Sukaraja, Rejang
Lebong Terhadap Edaran Menteri Agama Nomor: SE. 6. Tahun 2020
Mengenai Tata Cara beribadah Saat Pandemi. Manhaj: Jurnal
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, 9(1), 1-17. Diambil dari
https://journal.uinmataram.ac.id

Mu’minah, I. H., & Suryaningsih, Y. (2020). Implementasi Steam (Science,


Technology, Engineering, Art and Mathematics) Dalam Pembelajaran
Abad 21. BIO Educ.(The J. Sci. Biol. Educ., 5(1), 65-73.
http://jurnal.unma.ac.id › article › view

Nirmalasari, R. (2018). Comparison of Hydoponic System Between Wick Design


With NFT Design on Kangkung Growth Ipomoea aquatica. Jurnal
Ilmu Alam dan Lingkungan, 9(2). Diambil dari
https://journal.unhas.ac.id

Nugroho, E. D., & Rahayu, D. A. (2018). Penuntun Praktikum Bioteknologi.


Deepublish. Nurlaela, L., & Ismayati, E. (2015). Strategi belajar
berpikir kreatif. Yogyakarta: Ombak.

Nurhikmayati, I. (2019). Implementasi STEAM dalam Pembelajaran


Matematika. Jurnal Didactical Mathematics, 1(2), 41-50.Nurwulan,
N. R. (2020). Pengenalan Metode Pembelajaran STEAM Kepada Para
Siswa Tingkat Sekolah Dasar Kelas 1 Sampai 3. Madaniya, 1(3), 140-
146. Diambil https://madaniya.pustaka.my.id › view
Oktaviani, M. A., Sisworo, S., & Hidayanto, E. (2018). Proses Berpikir Kreatif
Siswa Berkemampuan Spasial Tinggi dalam Menyelesaikan Soal
Open-ended Berdasarkan Tahapan Wallas. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan, 3(7), 935-944. Diambil dari
http://journal.um.ac.id

Patmawati, K., Puspitasari, N., Mutmainah, S. N., & Prayitno, B. E. (2019).


Profil Kemampuan Berfikir Kreatif Ditinjau Dari Kemampuan
Akademik Mahasiswa. Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains dan
Matematika, 7(2), 11-18. Diambil dari http://e-journal.iain-
palangkaraya.ac.id
51

Prameswari, T. W., & Lestariningrum, A. (2020). STEAM Based Learning


Strategies By Playing Loose Parts For the Achievement of 4c Skills in
Children 4-5 Years. Jurnal EFEKTOR, 7(1), 24-34. Diambil dari
https://ojs.unpkediri.ac.id

Pratiwi, N. L. P. A., Arini, N. W., & Widiana, I. W. (2014). pengaruh model


pembelajaran problem solving dan reasoning berbasis brainstorming
terhadap kemampuan berpikir kreatif pada mata pelajaran IPA bagi
siswa kelas V di Gugus I kecamatan Tejakula, Kabupaten
Buleleng. MIMBAR PGSD Undiksha, 2(1). Diambil dari
https://ejournal.undiksha.ac.id

Rahayuni, G. (2016). Hubungan keterampilan berpikir kritis dan literasi sains


pada pembelajaran IPA terpadu dengan model PBM dan STM. Jurnal
penelitian dan Pembelajaran IPA, 2(2), 131-146. Rahmawati. (2020).
Pengembangan keterampilan mahasiswa kimia abad 21 melalui
proyek STEAM pada larutan elektrolit dan non elektrolit
Pengembangan keterampilan mahasiswa kimia abad 21 melalui
proyek STEAM pada larutan elektrolit dan non elektrolit. Jurnal
Fisika: Seri Konferensi vol 1402 pp 1–7. Diambil dari https://yuli-
elearning.com › mod › resource › view

Rahmawati, Y., & Ramadhani, S. F. (2020). Afrizal,“Developing students' critical


thinking: A STEAM project for chemistry learning. Universal Journal
of Educational Research, 8(1), 72-82. Diambil dari
https://doi.org/10.13189/ujer.2020.080108

Rahmazatullaili, R., Zubainur, C. M., & Munzir, S. (2017). Kemampuan berpikir


kreatif dan pemecahan masalah siswa melalui penerapan model
project based learning. Beta: Jurnal Tadris Matematika, 10(2), 166-
183. Diambil dari
https://www.jurnalbeta.ac.id

Redhana, I. W. (2019). Mengembangkan keterampilan abad ke-21 dalam


pembelajaran kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 13(1). Diambil
dari https://journal.unnes.ac.id

Restiyawan, A. A., Sujana, I. N., & Tripalupi, L. E. (2016). Persepsi Mahasiswa


Pendidikan Ekonomi Terhadap Keberadaan Bank Mini di Program
Studi Pendidikan Ekonomi Undiksha. Jurnal Pendidikan Ekonomi
Undiksha, 7(2).Rofi'ah, S. (2017). Persepsi Pendidik PAI tentang
Pembelajaran Multikultural di Madrasah Ibtidaiyah Berbasis
Pesantren. Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 2(2), 28-40.
Diambil dari https://ojs.uniska-bjm.ac.id

Sartono, N., Suryanda, A., Ahmad, T. L. S., Zubaidah, Z., & Yulisnaeni, Y.
(2020). Implemetasi STEAM dalam Pembelajaran Biologi: Upaya
52

Pemberdayaan Guru Biologi Madrasah Aliyah DKI


Jakarta. BAKTIMAS: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 2(1), 7-
14. Diambil dari
https://ojs.serambimekkah.ac.id › article › download
Sastria, E., Susanti, T., Novallyan, D., & Alfatwa, P. A. (2020). Persepsi
Mahasiswa Terhadap Praktikum Biologi Umum Jurusan Tadris
Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN
Kerinci. Symbiotic: Journal of Biological Education and
Science, 1(1), 42-52. Diambil dari http://ftik.iainkerinci.ac.id

Sholikah, Ta’imul et al., (2020). Studi Eksplorasi Kegiatan Praktikum Sains saat
Pandemi Covid-19. Indonesian Journal of Science Learning, 1(2), 67–
75. Diambil dari http://jurnalftk.uinsby.ac.id/index.php/IJSL

Singgih, M., Prabawati, K., & Abdulloh, D. (2019). BERCOCOK TANAM


MUDAH DENGAN SISTEM HIDROPONIK NFT. Jurnal
Abdikarya: Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa, 3(1).
Diambil dari http://jurnal.untag-sby.ac.id

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. Literasi Media
Publishing. Diambil dari
https://books.google.co.id

Suryaningsih, S., & Nisa, F. A. (2021). Kontribusi STEAM Project Based


Learning dalam Mengukur Keterampilan Proses Sains dan Berpikir
Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(6), 1097-1111.
Diambil dari
http://japendi.publikasiindonesia.id

Syahmani, S., Hafizah, E., Sauqina, S., Adnan, M. B., & Ibrahim, M. H. (2021).
STEAM Approach to Improve Environmental Education Innovation
and Literacy in Waste Management: Bibliometric
Research. Indonesian Journal on Learning and Advanced Education
(IJOLAE), 3(2), 130-141. Diambil dari
https://doi.org/10.23917/ijolae.v3i2.12782

Tabiin, A. (2020). Implementation of STEAM Method (Science, Technology,


Engineering, Arts And Mathematics) for Early Childhood Developing
in Kindergarten Mutiara Paradise Pekalongan. Early Childhood
Research Journal (ECRJ), 2(2), 36-49. Diambil dari
https://doi.org/10.23917/ecrj.v2i2.9903

Tallei, T. E., Rumengan, I. F., & Adam, A. A. (2017). Hidroponik untuk


pemula. Manado: LPPM Unsrat. Diambil dari
https://www.researchgate.net
53

Undang-Undang, R. I. (2003). No. 20 Tahun 2003. Tentang sistem pendidikan


nasional, 9. Diambil dari https://pusdiklat.perpusnas.go.id

Vitasari, N., & Trisniawati, T. (2017). Peningkatan Kemampuan Pemecahan


Masalah Mahasiswa PGSD Universitas Sarjanawiyata Taman siswa
melalui Problem Posing. Taman Cendekia, 1(2), 78-86. Walgito, B.
(2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. h. 101.
Diambil dari https://difarepositories.uin-suka.ac.id

Wandari G A, Fany A, Wijaya C and Agustin R R 2018 Pengaruh Pembelajaran


Berbasis STEAM pada Penguasaan Konsep dan Kreativitas Siswa
dalam Pembelajaran Cahaya dan Optik J. Sci. Learn. 2 1–7. Diambil
dari
https://iopscience.iop.org › 1 › meta

Wayudi, M., Suwatno, S., & Santoso, B. (2020). Kajian Analisis Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran (JPManper), 5(1), 67-82. Diambil dari
https://ejournal.upi.edu

Yusup, Febrinawati. "Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian


kuantitatif." Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan 7, no. 1 (2018).
Diambil dari https://jurnal.uin-antasari.ac.id

Zahara, R., Wahyuni, A., & Mahzum, E. (2017). Perbandingan Pembelajaran


Metode Praktikum Berbasis Keterampilan Proses dan Metode
Praktikum Biasa terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Fisika, 2(1), 170-174. Diambil dari
http://jim.unsyiah.ac.id
54

LAMPIRAN
55

Lampiran 1 Hasil Turnitin


56

Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi Pembimbing I dan Pembimbing II


57
58
59

Lampiran 3 Lembar Validasi Instrumen

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PRAKTIKUM HIDROPONIK


TERINTEGRASI STEAM UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR
KREATIF

Jenis Instrumen : Angket


Jumlah Pertanyaan : 13 butir
Tanggal validasi : Rabu, 28 Juli 2021
Aspek Kesesuaian
Indikator Pernyataan
Persepsi Ya Tidak
Mengingat materi hidroponik untuk 1. Saya dapat mengingat kembali pengetahuan

melakukan praktikum. praktikum hidroponik yang pernah dipelajari.

Menginterpretasikan konsep praktikum 1. Saya dapat menginterpretasikan mengenai


Penguasaan
hidroponik yang diberikan dosen. konsep praktikum hidroponik yang diberikan √
Konsep
dosen menjadi sesuatu yang bermakna.
Mengaplikasikan praktikum hidroponik 1. Saya dapat mempraktikan praktikum

kedalam kehidupan sehari-hari. hidroponik ke dalam kehidupan sehari-hari.
60

Menganalisis hasil praktikum 1. Saya dapat mengolah dan menganalisis data



hidroponik yang telah dilakukan. hasil pengamatan praktikum hidroponik.
Mengevaluasi keberhasilan atau 1. Saya mampu menilai keberhasilan/kegagalan
kegagalan mengenai praktikum yang selama praktikum hidroponik. √
telah dilakukan.
Membuat kesimpulan mengenai 1. Saya mampu membuat kesimpulan bagaimana
bagaimana menanam hidroponik menanam tanaman secara hidroponik yang √
dengan baik dan benar. baik dan benar.
Melakukan inovasi dalam pemanfaatan 1. Saya berinovasi menciptakan wadah media
limbah untuk wadah media tanam tanam dengan memanfaatkan limbah (botol
praktikum hidroponik. bekas) sehingga bermanfaat dalam praktikum √
Keterampilan hidroponik.
berpikir
kreatif Melakukan inovasi dalam pemanfaatan 2. Saya berinovasi menciptakan larutan nutrisi
limbah untuk larutan nutrisi praktikum dengan memanfaatkan limbah rumah tangga

hidroponik. (sisa sayuran) sehingga bermanfaat dalam
praktikum hidroponik.
61

Kemampuan dalam meningkatkan 1. Kreativitas saya meningkat setelah membuat


berpikir kreatif dengan membuat video video informatif terkait praktikum hidroponik

informatif mengenai praktikum yang di upload di youtube.
hidroponik.
Perasaan mengenai keterampilan 2. Keterampilan berpikir kreatif saya meningkat
berpikir kreatif meningkat setelah setelah melakukan praktikum hidroponik yang √
melakukan praktikum. diberikan dosen.
Kemampuan memecahkan masalah 1. Saya mampu mencari tahu penyebab tanaman
mengenai kendala dalam menanam yang ditanam secara hidroponik dapat tumbuh √
hidroponik. dengan subur atau tidak.
Memecahkan masalah mengenai alat 2. Saya mampu mendesain/merancang alat dan
dan bahan yang harus digunakan untuk bahan untuk praktikum hidroponik. √
praktikum.
Kemampuan dalam memecahkan 3. Praktikum hidroponik merupakan salah satu
masalah meningkat karena melakukan penerapan bioteknologi dengan melakukannya

praktikum. menjadikan Keterampilan problem solving
saya terlatih.

Kesimpulan hasil validasi (diterima/diterima dengan perbaikan/tidak diterima)


62

Diterima dan dapat digunakan untuk pengambilan data

Validator Ahli,

Burhanudin Milama, M.Pd


NIP. 1977 0201 200801 1 011
63

Lampiran 4 Instrumen Penelitian

Lembar Pernyataan Kuesioner

Ket: Skor STS =1


Skor TS =2
Skor N =3
Skor S =4
Skor SS =5
Alternatif Jawaban
No. Pernyataan
STS TS N S SS
1. Saya dapat mengingat kembali
pengetahuan praktikum
hidroponik yang pernah
dipelajari.
2. Saya dapat menginterpretasikan
mengenai konsep praktikum
hidroponik yang diberikan dosen
menjadi sesuatu yang bermakna.
3. Saya dapat mempraktikan
praktikum hidroponik ke dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Saya dapat mengolah dan
menganalisis data hasil
pengamatan praktikum
hidroponik.
5. Saya mampu menilai
keberhasilan/kegagalan selama
praktikum hidroponik.
64

6. Saya mampu membuat


kesimpulan bagaimana
menanam tanaman secara
hidroponik yang baik dan benar.
7. Saya berinovasi menciptakan
wadah media tanam dengan
memanfaatkan limbah (botol
bekas) sehingga bermanfaat
dalam praktikum hidroponik.
8. Saya berinovasi menciptakan
larutan nutrisi dengan
memanfaatkan limbah rumah
tangga (sisa sayuran) sehingga
bermanfaat dalam praktikum
hidroponik.
9. Kreativitas saya meningkat
setelah membuat video
informatif terkait praktikum
hidroponik yang di upload di
youtube.
10. Keterampilan berpikir kreatif
saya meningkat setelah
melakukan praktikum
hidroponik yang diberikan
dosen.
11. Saya mampu mencari tahu
penyebab tanaman yang ditanam
secara hidroponik dapat tumbuh
dengan subur atau tidak.
65

12. Saya mampu


mendesain/merancang alat dan
bahan untuk praktikum
hidroponik.
13. Praktikum hidroponik
merupakan salah satu penerapan
bioteknologi dengan
melakukannya menjadikan
Keterampilan problem solving
saya terlatih.
66

Lampiran 5 Hasil Data Angket Respon Mahasiswa


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
R1 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5
R2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5
R5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5
R6 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 4 5 5
R7 4 3 2 4 4 5 1 1 3 4 4 4 4
R8 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5
R9 4 4 5 4 4 4 5 3 3 4 4 5 4
R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
R11 4 5 3 5 4 4 2 2 4 4 5 5 5
R12 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
R13 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5
R14 3 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4
R15 5 5 3 5 4 5 5 3 4 4 3 5 5
R16 4 4 3 5 5 5 4 2 4 4 4 4 4
R17 4 4 5 4 4 5 5 3 5 4 5 5 5
R18 5 4 4 3 5 4 5 2 4 4 3 4 4
R19 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5
R20 5 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3
R21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R22 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R23 4 5 5 4 5 5 4 2 5 4 4 4 4
R24 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R25 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 5
67

R26 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5
R27 2 3 4 2 5 5 4 3 5 4 3 4 5
R28 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
R29 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
R30 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5
R31 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3
R32 5 5 3 5 5 5 4 3 3 5 5 5 5
R33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R34 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5
R35 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4
R36 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
R37 4 4 5 4 4 5 5 3 5 5 3 5 5
R38 5 4 3 4 4 4 5 2 3 3 2 4 3
R39 5 5 5 3 5 3 5 2 3 3 3 3 5
R40 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4
R41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R42 4 4 5 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4
R43 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 5
R44 4 4 5 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3
R45 4 4 4 4 5 5 4 3 5 5 5 4 5
R46 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5
R47 4 5 5 4 4 4 5 2 4 4 5 4 5
R48 3 4 4 4 5 5 5 2 4 5 5 4 4
R49 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5
R50 4 4 4 5 5 4 4 3 4 5 5 5 5
R51 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
R52 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5
JUMLAH 221 227 219 221 230 227 226 164 215 219 215 229 233
68

SKOR MAX 260 260 260 260 260 260 260 260 260 260 260 260 260
% 85 87,307692 84,230769 85 88,46154 87,30769 86,92308 63,07692 82,69231 84,23077 82,69231 88,07692 89,61538
Rata-rata 86,21794872 82,47252747
69

Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Jawaban Mahasiswa

Aspek Persentase Jawaban %


No. Pernyataan
indikator STS TS N S SS
Saya dapat mengingat
kembali pengetahuan
1. praktikum hidroponik 0 3,8 5,7 50,9 39,6
yang pernah
dipelajari.
Saya dapat
menginterpretasikan
mengenai konsep
2. praktikum hidroponik 0 0 7,5 49,1 43,4
yang diberikan dosen
menjadi sesuatu yang
bermakna.
Penguasaan
Saya dapat
konsep
mempraktikan
3. praktikum hidroponik 0 9,4 17 39,6 41,5
ke dalam kehidupan
sehari-hari.
Saya dapat mengolah
dan menganalisis data
4. 0 1,9 9,4 50,9 37,7
hasil pengamatan
praktikum hidroponik.
Saya mampu menilai
keberhasilan/kegagala
5. 0 0 1,9 54,7 43,4
n selama praktikum
hidroponik.
70

Saya mampu
membuat kesimpulan
bagaimana menanam
6. 0 0 5,7 50,9 43,4
tanaman secara
hidroponik yang baik
dan benar.
Saya berinovasi
menciptakan larutan
nutrisi dengan
memanfaatkan limbah
1,9 1,9 5,7 39,6 50,9
rumah tangga (sisa
sayuran) sehingga
bermanfaat dalam
praktikum hidroponik.
1.
Saya berinovasi
menciptakan larutan
nutrisi dengan
Keterampil
memanfaatkan limbah
an Berpikir 1,9 22,2 42,6 20,4 13
rumah tangga (sisa
Kreatif
sayuran) sehingga
bermanfaat dalam
praktikum hidroponik.
Kreativitas saya
meningkat setelah
membuat video
2. informatif terkait 1,9 22,6 43,4 20,8 11,3
praktikum hidroponik
yang di upload di
youtube.
3. Keterampilan berpikir 0 0 5,7 56,6 56,6
71

kreatif saya
meningkat setelah
melakukan praktikum
hidroponik yang
diberikan dosen.
Saya mampu mencari
tahu penyebab
tanaman yang
4. ditanam secara 0 1,9 15,1 50,9 32,1
hidroponik dapat
tumbuh dengan subur
atau tidak.
Saya mampu
mendesain/merancang
5. 0 0 5,7 49,1 45,3
alat dan bahan untuk
praktikum hidroponik.
Praktikum hidroponik
merupakan salah satu
penerapan
bioteknologi dengan
6. melakukannya 0 0 9,6 34,6 55,8
menjadikan
Keterampilan
problem solving saya
terlatih.
72

Lampiran 7 STEAM dalam Praktikum Hidroponik

Aspek STEAM Integrasi STEAM


Science Penguasaan konsep menanam hidroponik

Pemanfaatan teknologi untuk mencari tahu lebih


lanjut mengenai hidroponik

Technology Pemanfaatan teknologi membuat video praktikum.

Pemanfaatan media sosial youtube untuk mengupload


video praktikum hidroponik yang telah dilakukan.

Keterampilan dalam mendesain alat untuk menanam


hidroponik.
Engineering
Keterampilan dalam menentukan larutan nutrisi
sebagai pupuk dalam menanam hidroponik
Berpikir kreatif untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam praktikum.
Art
Berkreasi membuat video praktikum hidroponik yang
informatif dan menarik.
Menentukan jumlah air dan larutan nutrisi yang harus
digunakan dalam menanam hidroponik.
Mathematics
Mengidentifikasi tinggi dan jumlah tanaman yang
tumbuh subur.
73

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas

Nomor r tabel r hitung Tingkat error Signifikan Keterangan

1 0,2306 0,472 0,05 0,000 Valid

2 0,2306 0,727 0,05 0,000 Valid

3 0,2306 0,575 0,05 0,000 Valid

4 0,2306 0,710 0,05 0,000 Valid

5 0,2306 0,611 0,05 0,000 Valid

6 0,2306 0,593 0,05 0,000 Valid

7 0,2306 0,567 0,05 0,000 Valid

8 0,2306 0,574 0,05 0,000 Valid

9 0,2306 0,669 0,05 0,000 Valid

10 0,2306 0,737 0,05 0,000 Valid

11 0,2306 0,648 0,05 0,000 Valid

12 0,2306 0,742 0,05 0,000 Valid

13 0,2306 0,730 0,05 0,000 Valid

Keterangan:
1. Membandingkan nilai tabel r (0,2306) dengan r hitung;
Jika r tabel < r hitung, maka pernyataan valid.
Jika r tabel > r hitung, maka pernyataan tidak valid.
2. Membandingkan nilai signifikan dengan tingkat error (5% = 0,05);
Jika sig < 0,05, maka peryataan valid.
Jika sig > 0,05, maka pernyataan tidak valid.
74

Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas

Nomor r tabel Cronbach’s Alpha Keterangan

1 0,2306 0,874 Reliabel

2 0,2306 0,858 Reliabel

3 0,2306 0,869 Reliabel

4 0,2306 0,859 Reliabel

5 0,2306 0,865 Reliabel

6 0,2306 0,866 Reliabel

7 0,2306 0,870 Reliabel

8 0,2306 0,874 Reliabel

9 0,2306 0,862 Reliabel

10 0,2306 0,857 Reliabel

11 0,2306 0,863 Reliabel

12 0,2306 0,858 Reliabel

13 0,2306 0,858 Reliabel

Keterangan:
Membandingkan nilai tabel r (0,2306) dengan Cronbach’s Alpha;
Jika r tabel < Cronbach’s Alpha, maka pernyataan reliabel.
Jika r tabel > Cronbach’s Alpha, maka pernyataan tidak reliabel

Anda mungkin juga menyukai